IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan Adapun data pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Peta Topografi Area Panasbumi Gunung Lawu B. Pembahasan Secara global ketersediaan energi panas bumi di Indonesia berasosiasi dengan daerah magmatik dan vulkanik sebagai sumber panasnya. Kepulauan Indonesia yang terletak di jalur gunungapi merupakan daerah berpotensi bagi terbentuknya energi panas bumi. Seiring meningkatnya kebutuhan energi listrik, memanfaatkan energi panasbumi merupakan salah satu cara menghasilkan energi listrik yang cukup ramah lingkungan dan memiliki sumber yang banyak di Indonesia. Namun sebelum melakukan pemanfaatan energi panasbumi tentunya diperlukan survei terlebih dahulu dimana letak reservoirnya. Oleh karena itu dibutuhkan seorang ahli geologi, geokimia, dan geofisika. Dalam eksplorasi geothermal seorang geologist memiliki peran untuk memnentukan struktur geologi daerah tersebut. Seorang geologi harus malakukan pengumpulan data untuk mengetahui struktur geologinya. Pengumpulan data bisa dengan memperhatikan studi literature berupa geologi regional, peta topografi, foto udara/citra pengindraan jauh, geografi, hasil survei terdahulu lainnya kenampakan batuan, umur batuan, letak manifestasi, dan gejala struktur geologi. Pengamatan geologi menggunakan lintasan peta
6
secara random, dengan memakai GPS/Global Positioning System. Data dan sampel batuan representatif dianalisis untuk menghasilkan simpulan. Sedangkan umur batuan selain diambil dari referensi Pusat Survei Geologi, dilakukan juga dating jejak belah (fission track dating). Dari hasil pengamatan tersebut maka seorang ahli geologi akan bisa menentukan struktur geologinya berupa patahan, kelurusan, dan kekar. Perlu diketahui bahwa timbulnya suatu manifestasi panasbumi dipermukaan erat dengan struktur rekahan dan kaldera didaerah vulkanik tersebut. Hal ini dikarenakan proses pelolosan fluida panasbumi membutuhkan permeabilitas yang tinggi. Permeabilitas tersebut dapat meloloskan fluida dari bawah menuju ke permukaan. Dalam Eksplorasi Geothermal seorang ahli geokimia memiliki peran untuk lebih meneliti kandungan unsur kimia pada manifestasi panasbumi tersebut. Survei geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi fisis dan kimia dari tiga unsur utama yaitu air, gas, dan tanah. Kegiatan ini terdiri atas studi literature dan survei lapangan. Cara seorang ahli geokimia salah satunya adalah mengambil sampel air panas dan batuan disekitar manifestasi yang bertujuan untuk menganalisis unsur kimia dari kandungan air dan batuan tersebut. Pengamatan manifestasi yang dilakukan adalah untuk meneliti jenis manifestasi, jenis endapan pada manifestasi, serta sifat fisikanya berupa rasa, bau dan warna. Kemudian dilakukan juga pengukuran terhadap temperatur manifestasi dan udara disekitarnya, pH air, debit air panas atau dingin, Daya hantar listrik (DHL) air panas / dingin, koordinat dan lokasi pengambilan contoh, kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap air, fumarol dan solfatara, dan Luas manifestasi. Seorang Ahli Geokimia juga perlu melakukan analisa terhadap tanah dan udara daerah panasbumi tersebut. Dalam panas bumi dikenal 3 jenis struktur geologi yang dijumpai pada batuan sebagai produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: (1). Kekar (fractures) dan Rekahan (cracks); (2). Patahan (Fault); dan (3). Kelurusan (Lineameants). Ketiga jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur struktur, yaitu: 1. Kekar (Fractures) Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:
7
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat tertutup. 2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka. 3. Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka. 2. Patahan Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar; b). Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretanmata air; d). Sumber air panas; e). Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan. 3. Kelurusan Kelurusan geologi (lineaments) adalah cerminan morfologi yang teramati dipermukaan bumi sebagai hasil dari aktifitas gaya geologi dari dalam bumi. Batasan kelurusan geologi disini adalah sebuah bentukan alamiah yang direpresentasikan oleh keunikan geomorfologi seperti; kelurusan punggungan, kelurusan lembah,kelurusan sungai, kelurusan yang disebabkan oleh sesar – sesar baik itu sesar normal, naik, maupun mendatar. Kelurusan geologi bisa diasumsikan berupa unsur struktur geologi yang belum mengalami pergerakan (displacement), yang sudah mengalami pergerakan dinamakan sesar. Dapat dilihat pada lampiran bahwa hasil analisi dari peta kontur topografi yang tergambar pada kalkir, bahwa terdapat beberapa struktur geologi di Gunung Lawu. Setelah dikorelasikan dengan peta geologi area penelitian, diketahui terdapat beberapa sesar dengan kedudukan yang hampir sama dengan hasil interpretasi penulis. Terdapat sesar aktif dan kelurusan pada Gunung Lawu. Sepanjang jalur sesar inilah yang kemudian diinterpretasikan sebagai zona outflow geothermal area penelitian.