8 Dampak Negatif Film Kartun Bagi Anak.docx

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 8 Dampak Negatif Film Kartun Bagi Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,119
  • Pages: 21
8 Dampak negatif film kartun bagi anak-anak 1. Membuat anak berimajinasi belebihan Dampak negative film kartun yang pertama adalah membuat anak sulit membedakan kondisi dunia nyata dan dunia imajinasi/fiktif, anak-anak akan menganggap bahwa apa yang mereka tonton dalam tanyangan film kartun merupakan hal yang konkret dan ada dalam kehidupan yang nyata padahal hal tersebut tidak benar adanya. Kondisi tersebut terkadang membuat anak mengekspresikan apa yang ditonton dalam bentuk perilaku, tutur kata, adegan-adegan yang biasa ditonton diperagakan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut karena anak belum mampu membedakan hal yang benar-benar ada (real) dan yang bersifat imjinasi, perasaan yang seperti ini cenderung menimpa anak-anak yang masih sangat belia. 2. Anak akan mengalami gangguan psikologis Pernah saya menemukan anak yang berbicara sendiri dan mengekspresikan perilaku tokoh kartun kartun yang pernah ditontonnya, bukan hanya berbicara bahkan ada anak yang melakukan gerakan-gerakan yang aneh, hal tersebut kemungkinan dari adegan di film yang dia tonton sehingga mempengaruhi pola pikirnya. 3. Mensugesti pikiran anak sehingga terbiasa dengan adegan k*k*rasan Tidak sedikit film kartun yang menyajikan adegan-adegan k*k*rasan, p*p*rangan dan p*mbun..han (maaf tulisannya sengaja saya sensor). Kondisi dimana anak terbiasa menonton adegan yang kurang baik bisa membuat anak menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang lazim. Sehingga dalam interaksi dengan sesama anak-anak/teman-temannya mereka tidak merasa asing lagi untuk melakukan b*lly kepada teman-temannya, semua hal tersebut terjadi akibat sugesti pikiran dari tayangan film kartun yang dia tonton. 4. Bahaya p*rn*grafi Sebagian film kartun juga menampilkan tayangan yang cukup dewasa/adegan dewasa dan hal tersebut belum layak ditonton untuk anak. Alhasil kita sering menemukan pel*cehan s*ksual dikalangan anak-anak yang pelakuanya merupakan anak-anak juga. 5. Kecanduan menonton film kartun Dampak negatif selanjutnya dari menonton film kartun adalah bahaya kecanduan dari kebiasaan menonton film kartun, anak bisa duduk berjam-jam untuk menonton film kartun kesukaannya, efek dari kecanduan ini bisa berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Padahal anak-anak mestinya melakukan banyak aktivitas fisik untuk merangsang aktivitas motoric dan sensorik anak. 6. Menganggu daya penglihatan anak Usia anak-anak cukup rentang dengan berbagai hal karena daya tahan tubuh pada usia anak masih belum terlalu kuat. Dampak keseringan menonton film kartun adalah menganggu daya penglihatan anak. 7. Sikap social anak akan melemah

Jika anak terlalu sering menghabiskan waktu untuk menonton film kartun maka akan membuat kemampuan bersosialisasi anak menjadi lemah. Akhirnya anak menjadi individualis (catatan: hal ini bisa terjadi jika intensitas menonton anak sangat tinggi sehingga jarang bersosialisasi). 8. Prestasi anak akan menurun Menonton film kartun juga berakibat menurunnya prestasi anak di sekolah, sebaiknya anda membatasi waktu menonton anak, sehingga ada balance antara belajar dan menonton film kartun. Nagh itulah delapan dampak negative yang isa muncul dari kebiasaan menonton film kartun bagi anak-anak, selain dampak negatif ada juga dampak positif menonton film kartun bagi anak. Berikut ulasannya Dampak positif film kartun bagi anak-anak 1. Menjadi hiburan bagi anak-anak Anak-anak pada dasarnya suka dengan hal-hal yang menyenangkan, dan kegiatan yang menyenangkan tersebut bisa anak dapatkan melalui tayangan film kartun. Tidak bisa dipungkiri bahwa tayangan kartun sangat menghibur, bukan hanya bagi anak-anak tapi bagi orang dewasa juga.

2. Media belajar berkomunikasi bagi anak Film kartun juga memiliki dampak baik bagi anak, yakni dengan menonton film kartun anak akan belajar banyak kosakata dan belajar bagaimana cara berkomunikasi, tapi hal tersebut tergantung dengan film kartun yang ditonton anak, jadi usahakan sajikan film kartun yang memiliki konten positif agar tidak berdampak negatif bagi anak

3. Belajar nilai-nilai positif melalui film kartun Tidak sedikit film kartun yang mengajarkan tentang nasehat-nasehat, bagaimana berkelakuan yang baik dan amanah. Sebut saja film kartun yang tayang di MNC TV yakni judulnya “pada zaman dahulu kala”. Film kartun ini memiliki banyak pelajaran dan pengajaran bagi anak yang menontonnya

4. Meningkatkan daya imajinasi anak Imajinasi anak bisa berpotensi kearah positif dan negatif tergantung dari apa yang sering dia lihat, tayangan film kartun sebenarnya bisa meningkatkan daya imajinasi anak sehingga memicu anak menjadi sosok yang kreatif. Tapi yang mesti anda sadari bahwa ada beberapa film kartun yang justru bisa mengarahkan daya imajinasi anak ke sisi negatif. Jadi sebagai orangtua anda mesti pintar-pintar dalam memilikin film kartun yang akan ditonton anak anda. Daftar film kartun yang kurang baik ditonton oleh anak 1. Crayon Sinchan Kartun ini memang lucu dan sering membuat ketawa namun kelucuan itu kadang muncul akibat kenakalan anak yang bernama Sinchan tersebut, walaupun tidak semua kelakuan tokoh

utamanya (Sinchan) dalam bentuk kenakalan tapi beberapa perilakunya kurang baik untuk ditonton anak. 2. Naruto Anime yang satu ini cukup terkenal dan sering tayang di televisi-televisi namun beberapa adegannya mengandung unsur-unsur k*k*rasan, walau tidak sedikit juga kalimat-kalimat motivasi yang muncul dalam film kartu tersebut tapi bagi anak-anak film kartun ini agaknya kurang baik. 3. Spongebob Film kartun ini sudah lazim kita lihat tayang ditelevisi, dari segi manfaat sendiri film kartun ini tidak banyak mengajarkan hal posotif bagi anak sebaliknya ada banyak kelakuan konyol yang kadang ditayangkan. 4. Tom anda Jerry Film kartun ini mengisahkan antara kucing dan tikus yang saling berseteru, namun kadang juga saling bekerjasama. Menurut penulis sendiri film kartun ini kurang layak ditonton oleh anak Daftar film kartun yang baik ditonton oleh anak 1. Kisah si kancil Kartun ini mengandung banyak pesan-pesan moral, kerjasama sehingga memiliki sisi baik jika dinonton oleh anak-anak 2. Pada zaman dahulu kala Seperti halnya kisah si kancil, film kartun ini juga memiliki banyak hal baik jika ditonton oleh anak-anak. 3. Upin-Ipin Film kartun ini juga masuk kategori layak untuk ditonton oleh anak-anak, ada banyak pembelajaran yang baik dalam film ini Demikianlah Dampak positif dan negatif film kartun bagi anak-anak, jadi setelah anda membaca artikel ini semoga bisa memberi informasi yang informative bagi anda saudara pembaca. Intinya bimbingan/pengawasan orangtua ketika anak menonton film kartun sangat penting agar anak bisa dihindarkan dari bahaya film kartun, pendampingan orangtua saat anak menonton film kartun akan meminimalisir hal yang tidak dinginkan.

Lembar-lembar Harapan MAKALAH PENGARUH FILM ANIMASI BAGI ANAK-ANAK November 04, 2016 Pengaruh Film Animasi Bagi Anak-Anak

Guru Pembimbing: Nurhayati S.Pd Disusun Oleh: Khoirotun Layyinah (07) Khozainun Niam (09) Miftahul Arifin (12) Miftahul Mufarrohah (13) Rofidah Salsabila (17)

Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan

Tahun Pelajaran 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh Film Animasi Bagi Anak-Anak” ini dengan baik meskipun masih jauh dari kata sempurna. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini khususnya kepada guru pembimbing kami yaitu Ibu Nurhayati, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia di MAN BANGKALAN Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengaruh film animasi terhadap anak-anak, dan bagaimana dampak positif dan negatif serta bagaimana peran orang tua dalam mengawasi anak menonton film. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bangkalan, 21 Oktober 2016 Penulis

DAFTAR ISI

a. b. c.

1. 2. 3.

1. 2.

KATA PENGATAR............................................................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang ......................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1 Tujuan ...................................................................................................................... BAB II : PEMBAHASAN Perkembangan Film Animasi di Indonesia............................................................... 2 Dampak Film Animasi Bagi Anakanak................................................................... 3 Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak nya Menonton Film Animasi............ 6 BAB III : PENUTUP Simpulan................................................................................................................... 8 Saran ......................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

ii

1

8 9

BAB I PENDAHULUAN a.

LATAR BELAKANG Film adalah fenomena sosial, psikologi, dan estetika yang kompleks yang merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata dan musik. Sehingga film merupakan produksi yang multi dimensional dan kompleks. Kehadiran film di tengah kehidupan manusia dewasa ini semakin penting dan setara dengan media lain. Keberadaannya praktis, hampir dapat disamakan dengan kebutuhan akan sandang pangan. Dapat dikatakan hampir tidak ada kehidupan sehari – hari manusia berbudaya maju yang tidak tersentuh dengan media ini. Tumbuh dan berkembangnya film sangat bergantung pada tekhnologi dan paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas. Berdasarkan sifatnya film dapat dibagi atas antara lain Film cerita, Film berita, Film documenter, dan film animasi. Film animasi merupakan suatu proses menggambar dengan memodifikasi gambar dari tiap-tiap frame yang diekspos pada tenggang waktu tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi gambar bergerak Arti animasi intinya adalah membuat gambar lebih kelihatan hidup, sehingga bisa mempengaruhi emosi penonton, turut menjadi sedih, ikut menangis, jatuh cinta, kesal, gembira, bahkan tertawa. Kita ketahui maraknya film animasi di kalangan masyarakat saat ini yang membuat kami tertarik mengakat judul “Pengaruh Film Animasi Terhadap Anak-Anak” seperti yang kita ketahui banyak beredar film atau sinema bahkan sinetron yang dapat mempengaruhi mental dan karakter anak.

b. 1. 2. 3.

RUMUSAN MASALAH Bagaimana perkembangan film animasi di era modern saat ini? Apakah dampak positif dan negatif film animasi terhadap psikologi anak dibawah umur? Bagaimana peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menonton film animasi?

c. 1. 2.

TUJUAN Untuk mengetahui perkembangan film animasi di era modern saat ini. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif film animasi terhadap psikologi anak dibawah umur. 3. Untuk mengatahui peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menonton film animasi.

BAB II PEMBAHASAN 1. Perkembangan Film Animasi di Indonesia Pada awal kemunculan televisi di kalangan masyarakat sangat mendukung industri perfilman dimanca negara. Film animasi sudah bermuculan sejak televisi yang tampilannya masih sangat sederhana dan tidak berwarna. Film animasi merupakan salah satu jenis dari beberapa jenis film yang berkembang di dunia film. Animasi boleh dibilang menjadi salah satu tambang emas di dunia hiburan. Film jenis ini selalu mampu meraih jumlah penonton yang besar sekaligus menyedot keuntungan yang tak sedikit. Film animasi yang bermunculan saat itu kebanyakan buatan dari Amerika. Meski demikian, bukan berarti gaung film animasi di Asia tidak membahana. Jepang, misalnya, telah mengembangkan film animasi sejak tahun 1913. Dalam perkembangan selanjutnya, Amerika dan Jepang banyak bersaing dalam pembuatan film animasi.Perkembangan film memiliki sejarah yang sangat panjang. Sedangkan di Indonesia perkembangan film animasi sangatlah lambat karena sulitnya ruang lingkup promosi bagi para animator Indonesia. Begitupula dengan perkembangan film yang berjenis animasifilm animasi di Indonesia sendiri mulai muncul pada tahun 1955 Indonesia sudah mampu membuat film animasi seiring dengan munculnya film berjudul “Si Doel Memilih” karya Dukut Hendronoto. Namun, saat itu animasi hanya dipergunakan untuk kepentingan politik saja. Film animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini. Awal 70-an, terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang, Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Saat itu banyak sekali film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. Di sana terdapat beberapa film animasi seperti Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden “Animator Indonesia Pertama”. Akan tetapi, minat masyarakat di Indonesia terhadap film animasi saat itu masih sangat rendah dikarenakan padaitu televisi baru beredar dan masih sangat jarang dikarenakan harga yang begitu tinggi untuk kalangan masyarakat Indonesia. Tetapi perfilaman indonesia terus berkembang khususnya film animasi.Era 80-an ini anggap sebagai kebangkitan animasi Indonesia. Hal ini terbukti dengan maraknya film animasi diantaranya rimba si anak angkasa, yang disutradarai Wagiono

Sunarto, “Si Huma” yang merupakan animasi untuk serial TV, dan animasi PetEra.Berlanjut ke tahun ’90-an, di tahun ini bertaburan dengan berbagai film animasi di Indonesia. Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil. Di era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari jepang. Di tahun-tahun berikutnya animasi di Indonesia berkembang lebih pesat yaitu dengan adanya film animasi buatan yang memenangkan penghargaan. Dan pada tahun 2008 indonesia sendiri sudah berhasil membuat film animasi 3D pertama yang ditayangkan di layar lebar dan juga berhasil untuk Go internasional. 2. Dampak Film Animasi Bagi Anak-anak. Tayangan televisi untuk anak-anak tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan film animasi di- dalamnya. Hal tersebut terjadi karena film animasi merupakan salah satu jenis tayangan yang sangat populer dikalangan anak- anak bahkan tidak sedikit orang dewasa yang menyukai film animasi. Biasanya cerita yang diangkat dalam animasi bertema kehidupan sehari-hari ini dan pengalamananak-anak di lingkungannya, bisa berupa kecurangan dalam permainan, peristiwa di sekolah, kejadian di seputar rumah sang tokoh, atau kehidupan semua tokohnya dalam pergaulan sosial di lingkungannya. Peristiwa pembunuhan, namun di era ini kita sering melihatpada film animasi yang bercerita tentang penganiayaan bahkan kekerasan tertentu yang dapat berpengaruh terhadap anak. Industri film Indonesia telah memproduksi beberapa film animasi sendiri seperti Adit dan Sopo Jarwo, Keluarga Somat, Kiko, Kisah Teladan Nabi, Syamil dan Dodo, Diva The Series. Akan tetapi berbagai tayangan animasi yang hadir di layar kaca di Indonesia masih didominasi oleh film yang berasal dari luar negri. Beberapa di antaranya adalah Batman, Superman, Tom and Jerry, Sponge Bob, Doraemon, Finding Nemo, Finding Dory dan lain sebagainya. Dengan tayang nya film animasi di Indonesia, sedikit banyak telah membawa pengaruh bagi anak-anak dan juga akan berpengaruh bagi karakter anak. Banyak hikmah yang dapat diambil dari cerita film animasi, akan tetapi juga ada beberapa pengaruh negatif adanya film animasi bagi anak-anak. a. Dampak positif 1.

2.

Sebagai hiburan bagi anak-anak Bagi anak-anak yang kurang perhatian film animasi sangat dibutuhkan sebagai hiburan bagi anak-anak dan juga orang dewasa karena Alur cerita nya yang sederhana namun tidak membosankan.Akan tetapi, orang tua harus mendapingi anak-anak nya saat menonton film animasi dan film lainnya. Melatih daya tangkap anak.

Film animasi yang sederhana ini dimaksudkan agar anak-anak mudah mencerna dan mengerti jalan cerita kartun tersebut. Bila mereka tertawa pada saat yang lucu, itu menunjukkan bahwa daya tangkap mereka mulai berkembang. Otak anak dirangsang dengan melihat warna-warna cerah dari kartun tersebut dan tentu saja musik atau soundtrack yang mendukung. Seperti kita tahu, musik berpengaruh merangsang otak. 3.

Menanamkan nilai-nilai baik yang dapat diambil dari cerita film animasi. Tentu dalam setiap cerita, ada nilai buruk dan nilai baik yang ditanamkan. Tapi tentu, ini memerlukan peran orang tua untuk memberi tahu mana yang baik, dan mana yang tidak. Sambil menonton, anak tidak akan merasa dinasehati. Sebaliknya mereka senang mendengar penjelasan. Banyak nilai yang bisa disampaikan. Antara lain persahabatan, nilai sosial kehidupan sehari-hari, dan masih banyak lagi.

4.

Melatih kreativitas anak. Anak akan mulai mengkhayal akan kebenaran kartun yang mereka saksikan. Mereka menganggap itu nyata dan mulai berakting menjadi tokoh idola mereka dalam kartun tersebut. Anak-anak akan sering menggambar kartun favorit kita.

b. Dampak Negatif 1. Perkembangan Kemampuan Bahasa Sebagian besar kartun tidak menggunakan kosakata yang tepat dan jarang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya, hal ini akan ditiru oleh anak-anak. Alih-alih mencoba untuk berbicara, mereka hanya akan mengucapkan kata-kata seperti karakter dalam kartun favorit mereka. Inilah salah satu dampak negatif kartun terhadap anak-anak 2.

Masalah Penglihatan Paparan cahaya terang dari TV, komputer atau tablet secara terus menerus tidak baik untuk kesehatan mata anak-anak. Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar ini akan mempengaruhi penglihatan buah hati Anda dan pada akhirnya mereka akan mengalami masalah penglihatan seperti rabun jauh di kemudian hari.

3.

Kegiatan Fisik yang Berkurang Kecanduan film animasi akan membuat mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam ruangan. Mereka tidak akan pernah tahu bagaimana asyiknya bermain di lapangan bersama teman-temannya. Bermain di luar ruangan akan membantu mereka mengenal alam dan juga akan membuat mereka aktif dan energik.

4.

Perilaku Bermasalah

Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar TV untuk menonton film animasi merupakan salah satu akar penyebab mengapa anak-anak dikucilkan oleh rekanrekannya. Selain itu, mereka juga akan lemah dalam pergaulan. Jika sudah demikian, anak yang kecanduan kartun tidak akan lagi memperdulikan lingkungan sekitarnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi perilaku sosial mereka bahkan bisa dibawa hingga dewasa. 5.

Kehidupan Sosial yang Lemah Kecanduan film animasi akan mempengaruhi kehidupan sosial anak-anak. Mereka tidak akan tertarik untuk bermain dan bercengkrama dengan anak-anak lain. Pada akhirnya, hal itu akan membuat mereka terisolasi dari kehidupan sosial. Mereka juga akan menghadapi masalah di masa depan ketika mereka harus berbaur dengan masyarakat.

6.

Kekerasan Ada sejumlah film animasi yang mengandung kekerasan dan digemari oleh anak-anak. Hal ini tentu menjadi masalah yang serius karena sifat naluri anak-anak adalah meniru perilaku atau perbuatan yang mereka lihat dan saksikan.

7.

Mengakibatkan ketakutan karena cerita dibalik film animasi tersebut Ada beberapa cerita yang menyebutkan bahwa asal-usul cerita animasi yang ada di masyakat membuat anak-anak ketakutan. Misalnya dibalik cerita hello kitty yang lucu ternyata memiliki kisah yang sangat tragis dibaliknya. Bukan hanya hello kitty, tetapi juga beberapa film animasi lainnya seperti SpongeBob, Masha And The Bear dan lainnya. Oleh karena itu orang tua memang memiliki kewajiban untuk dapat mengarahkan anaknya agar dapat berlaku dengan cara yang benar dan tepat. Jika orang tua salah mendidik anak nya maka akan berakibat buruk bagi anak tersebut dan akan membentuk karakter negatif anak tersebut.

3.

Peran orang tua dalam mendampingi anaknya menonton film Tayangan televisi khusus untuk anak semakin banyak bermunculan baik yang berupa drama sinetron, quis anak, bahkan film kartun animasi anak. Tayangan televisi dengan kategori aman untuk anak bukan hanya tayangan yang menghibur, melainkan juga memberikan manfaat yang baik bagi anak. Manfaat tersebut, misalnya pendidikan, memberikan motivasi, mengembangkan sikap percaya diri anak, dan penanaman nilai-nilai positif dalam kehidupan. Sekalipun aman, orang tua dihimbau agar tetap mendampingi anakanaknya dalam menonton televisi. Namun juga perlu diperhatikan sering kali,dikarenakan tayangan film animasi saat ini yang masuk kategori berbahaya bagi anak-anak memberikan nilai hiburan serta pendidikan dan nilai positif, namun juga menyelipkan nilai-nilai yang mengandung muatan negatif seperti kekerasan, mistis, seks, dan bahasa kasar yang tidak mencolok Media televisi dapat berpengaruh besar terhadap anak dibawah umur ketika berada pada posisi pasif dan tidak kritis. Menurut Wawan Kuswandi (2008: 39).Setidaknya ada 2 dampak yang dapat ditimbulkan dari acara televisi baik itu film animasi atau tidak diantaranya diantaranya pertama dampak informatif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi dan melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.Yang kedua adalah dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tren aktual yang ditayangkan televisi. Oleh karena itu orang tua sangat penting dalam pengawasan terhadap anakanaknya.Orang tua harus tekun memilihkan acara yang layak ditonton oleh anaknya. Dengan kebijaksanaan demikian itu, potensi yang dimiliki media televisi menjadi positif karenanya, dalam arti mampu memberikan tambahan pengetahuan serta keterampilan, bukan saja kepada anak-anak tetapi juga kepada khalayak penonton pada umumnya, bahkan mereka yang buta huruf pun dapat memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk orang tua dalam memanfaatkan tayangan televisi, diantaranya: 4. Peran orang tua dalam mendampingi anaknya menonton film Tayangan televisi khusus untuk anak semakin banyak bermunculan baik yang berupa drama sinetron, quis anak, bahkan film kartun animasi anak. Tayangan televisi dengan kategori aman untuk anak bukan hanya tayangan yang menghibur, melainkan juga memberikan manfaat yang baik bagi anak. Manfaat tersebut, misalnya pendidikan,

memberikan motivasi, mengembangkan sikap percaya diri anak, dan penanaman nilai-nilai positif dalam kehidupan. Sekalipun aman, orang tua dihimbau agar tetap mendampingi anakanaknya dalam menonton televisi. Namun juga perlu diperhatikan sering kali,dikarenakan tayangan film animasi saat ini yang masuk kategori berbahaya bagi anak-anak memberikan nilai hiburan serta pendidikan dan nilai positif, namun juga menyelipkan nilai-nilai yang mengandung muatan negatif seperti kekerasan, mistis, seks, dan bahasa kasar yang tidak mencolok Media televisi dapat berpengaruh besar terhadap anak dibawah umur ketika berada pada posisi pasif dan tidak kritis. Menurut Wawan Kuswandi (2008: 39).Setidaknya ada 2 dampak yang dapat ditimbulkan dari acara televisi baik itu film animasi atau tidak diantaranya diantaranya pertama dampak informatif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi dan melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.Yang kedua adalah dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada tren aktual yang ditayangkan televisi. Oleh karena itu orang tua sangat penting dalam pengawasan terhadap anakanaknya.Orang tua harus tekun memilihkan acara yang layak ditonton oleh anaknya. Dengan kebijaksanaan demikian itu, potensi yang dimiliki media televisi menjadi positif karenanya, dalam arti mampu memberikan tambahan pengetahuan serta keterampilan, bukan saja kepada anak-anak tetapi juga kepada khalayak penonton pada umumnya, bahkan mereka yang buta huruf pun dapat memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk orang tua dalam memanfaatkan tayangan televisi, diantara nya: 1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anakanak. 2.

Lakukan pendampingan pada saat anak menonton televise. Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton.

3.

4.

Letakkah televisi di ruang tengah, hindari menyediakan televisi di kamar anak. Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi Fasilitasi anak dengan menanyakan acara apa yang menjadi favorit mereka. Acara favorit mereka dan bantu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif

5.

Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya, siraturahim ke rumah saudara atau tetangga dan hal lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.

6.

Sediakan alternative lain sebagai sumber pengetahuan yang lain untuk anak. Sumber informasi lain selain televisi adalah mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik, atau bahkan buku cerita untuk anak-anak. Upaya lain yang bisa dilakukan yaitu dengan melayangkan tanggapan bahkan protes terhadap stasiun televisi yang menayangkan acara-acara yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.Upaya-upaya diatas hanya beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua.Tetapi hal terpenting adalah kesadaran para orang tua dalam mengawasi anak-anaknya dalam menonton televisi,dikarenakan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta perkembangan otak dan mental anak.Bagaimanapun anak-anak adalah generasi emas yang akan menggantikan kita kelak.

BAB III PENUTUP 1. 

Simpulan Perkembangan film animasi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dengan adanya telivisi memudahkan untuk orang dewasa maupun anak-anak untuk mennton film animasi. Namun, layar kaca Indonesia lebih banyak di dominasi oleh film animasi luar negeri walaupun Indonesia telah memproduksi beberapa film animasi sendiri.  Pengaruh film animasi bagi anak-anak sangat besar. Baik berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dengan menonton film animasi anak-anak dapat mengambil hikmah dari kisah yang tersaji dalam film animasi tersebut. Namun seiring perkembangan zaman banyak film animasi yang mengangkat cerita tentang penganiayaan bahkan kekerasan. Hal tersebut dapat mempengaruhi karakter anak.  Peran orang tua dalam mendampingi anaknya menonton film animasi sangat besar karena ada beberapa film animasiyang mengandung kekerasan. Hal ini tentu menjadi masalah yang serius karena sifat naluri anak-anak adalah meniru perilaku atau perbuatan yang mereka lihat dan mereka dengar. Jika orang tua salah mendidik anak maka anak tersebut akan berperilaku yang tidak diinginkan hingga ia dewasa. 2. Saran

Menurut kami sebaiknya KPI (komisi Perfilman Indonesia) lebih selektif dalam menayang beberapa film animasi bagi anak bangsa dan bagi orang tua agar lebih waspada dalam mengawasi anak-anak nya saat menonton televisi baik itu berupa film animasi ataupun film lainnya. Karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dilindungi dan dididik dengan baik dan benar.

3 sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telahdijabarkan dari indikator (Sugiyono,2013:182). Menurut Sugiyono (2010:125)untuk menguji validitas konstruksi, dapatdigunakan pendapat dari ahli ( judgementexpert ). Kisi-kisi instrumen yang telahdisusun oleh peneliti, kemudiandikonsultasikan dengan dosen ahli yaitukepada Ibu Ruqqayah Fitri S.Ag M.Pd. yangmerupakan dosen program studi pendidikananak usia dini.Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah Observasi dan dokumentasi.Observasi merupakan teknik pengumpulandata mempunyai ciri yang spesifik biladibandingkan dengan teknik yang lain. Pada penelitian ini, proses pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukanmenggunakan jenis observasi partisipandimana peneliti ikut terlibat secara lansung.Observasi dalam penelitian ini merupakanmetode pengumpulan data untuk mengetahui perkembangan berbicara anak melaluikegiatan melihat film animasi. Dokumentasimerupakan sebuah catatan peristiwa yang berbentuk tulisan maupun gambar. Pada penelitian ini dokumentasi berupa foto sertadat a-data mengenai sekolah serta pendidik.Data serta foto digunakan sebagai pelengkapinformasi atau bukti bahwa kegiatan yangtelah direncanakan didalam penelitian benar- benar telah dilakukan.Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini yaitu menggunakan Mann-Whitney U Test (Uji U) yang digunakanuntuk menguji hipotesis komparatif duasampel independen bila data berbentukordinal. Untuk keperluan pengujian, makadata yang diperoleh dimasukkan ke dalamtabel penolong untuk pengujian U-Test .Produk dari kelompok I dan II kemudiandirangking (diperingkat). Analisis data MannWitney U-Test digunakan untuk mengujihipotesis komparatif dengan data berbentukordinal. Langkah awal dalam melakukananalisis yaitu menentukan taraf signifikansebesa r α=0,05. Langkah selanjutnya yaitu menentukan U hitung kemudian membandingkandengan U tabel . HASIL Penelitian ini dilakukan pada anak RAAr-Rohmah mulai tanggal 9 – 17 Maret 2015.Kegiatan observasi sebelum perlakuan (pre-test) dilakukan pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol dilaksanakan tanggal 9Maret 2015, selanjutnya treatment berlansung pada tanggal 10 – 16 Maret 2015, sedangkanobservasi sesudah diberikan perlakuan

(post-test) dilakukan pada tanggal 17 Maret 2015.Pelaksanaan Observasi sebelumdiberikan perlakuan (pre-test) dilaksanakan pada kegiatan reading time yang ada di RAAr-Rohmah dan berlansung kurang lebih 30menit. Kegiatan ini diawali dengan gurumenjelaskan kepada anak-anak bahwa hari iniakan membacakan sebuah cerita untuk anak-anak, dan anak-anak meresponnya dengansangat antusias. Anak-anak diajak dudukmelingkar didepan kelas, 15 menit pertamadigunakan oleh pendidik untuk membacakan cerita yang berjudul “Andai Mau Berbagi”. Setelah membacakan cerita usai anakdiminta oleh guru untuk menceritakankembali apa yang didengarnya saat gurumembacakan cerita serta menyebutkan tokoh-tokoh yang ada didalam cerita. Anak majusatu per satu untuk menceritakan kembali,sambil menunggu giliran, anak diperbolehkanuntuk bermain sendiri dengan menggunakanAPE yang ada di kelas. Demikian gambaranobservasi sebelum diberikan perlakuan yangdilakukan pada tanggal 9 Maret 2015 baikdikelompok eksperimen maupun kelompokkontrol. Sedangkan pemberian treatment dengan menggunakan media film animasidilakukan sebanyak empat kali pertemuanyang berupa kegiatan melihat film animasisecara bersama-sama yaitu dilakukan padatanggal 10, 11, 12, 16 maret 2015.Pelaksanaan kegiatan post test sama dengan pelaksanaan pre-test menggunakan instrumenyang sama. Untuk keperluan perhitungan pengujian, maka data dimasukkan ke dalamtabel penolong, selanjutnya data dirangking

4 (diperingkat) dari produk kelompok I dan II.Adapun tabel penolong Mann Whitney U-test : Tabel 1 Tabel Penolong Untuk Pengujian Mann Witney U-test No Kelompok Eksperimen (X) No Kelompok Kontrol (Y) Nama Beda (X) Peringkat

Nama Beda (X) Peringkat1. AF 6 20,5 13 ND 3 62. BG 6 20,5 14 KY 3 63. TS 5 15,5 15 CC 3 64. AZ 5 15,5 16 PT 4 11,55. IC 6 20,5 17 ZH 2 26. AR 6 20,5 18 FN 1 17. HI 4 15,5 19 FT 4 11,58. LS 6 20,5 20 NB 3 69. IL 5 15,5 21 AD 3 610. TY 4 15,5 22 AY 3 611. PT 7 24 23 RM 4 11,512. YH 6 20,5 24 ZK 3 6R1 220,5 R2 79,5 (Sumber: Hasil Uji Mann WitneyU-test) Selanjutnya dimasukkan pada rumusuntuk mengetahui harga U. Ternyata harga U 1 dari kelompok eksperimen berjumlah1,5 lebihkecil dari pada U 2 dari kelompok kontrol berjumlah 142,5. Dengan demikian yangdigunakan untuk membandingkan harga Utabel dan U hitung adalah U 1 yang nilainya1,5. Berdasarkan tab el pada lampiran α = 0,05 (pengujian dua pihak) adalah U tabel = 37dengan n = 12, Sehingga diperoleh 1,5 < 37,maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehinggadapat disimpulkan bahwa film animasi berpengaruh signifikan terhadap perkembang an bahasa anak kelompok B diRA Ar-Rohmah Mojokerto. PEMBAHASAN Perkembangan berbicara merupakan salahsatu aspek perkembangan yang memiliki peranan yang cukup penting bagi kehidupananak yang akan datang. Menurut pendapatOwens (2012: 6) menjelaskan perkembangan berbicara merupakan cara verbal dalam berkomunikasi.Berdasarkan data peng ukuranawal yang diperoleh di lapanganmenunjukkan, perkembangan berbicara anakkelompok B di RA Ar-Rohmah Mojokertomasih perlu ditingkatkan. Sebagian anakmasih kurang mampu mengungkapkan pendapatnya.Film animasi termasuk media audio-visual. Film dianggap efektif untuk digunakansebagai alat bantu pembelajaran, film yangdiputar

didepan anak harus merupakan bagianintegral dari kegiatana pembelajaran. MenurutElisabeth Hurlock (Ismail, 2009: 72)menjelaskan bahwa film mampumenyenangkan anak dengan membawamereka kedunia baru manusia dan hewan,serta melakukan hal-hal yang tidak dapatdilakukannya.Tujuan penelitian ini yaitu untukmengetahui pengaruh film animasi terhadap perkembangan berbicara anak kelompok B diRA Ar-rohmah Mojokerto. Sehingga dalam penelitian ini pemberian perlakuan (treatment) menggunakan film animasi diberikansebanyak 4 kali pertemuan. Setelah pemberian perlakuan (treatment) peneliti melakukan pengukuran akhir (post-test) denganmenggunakan instrumen yang sama seperti pengukuran awal (pre-test) di RA Ar-RohmahMojokerto.Penemuan hasil penelitian berikut inidijelaskan oleh peneliti berdasarkan analisisdata yang telah dilakukan terhadap kelompokeksperimen dan kelompok kontrol di RA AR-Rohmah Mojokerto. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa penggunaan film animasidalam proses pembelajaran berlansung dapatmempengaruhi perkembangan berbicara anak.Berdasarkan data yang diperoleh, pada pengukuran awal ( pretest ) diperoleh hasil perkembangan berbicara anak masih perlu

5 ditingkatkan, rata-rata yang diperoleh anakadalah bintang 2 pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol. Setelah mengetahuidata hasil observasi awal, kemudian penelitimemberikan perlakuan (treatment) berupafilm animasi untuk meningkatkan perkembangan berbicara anak kelompok B diRA Ar-Rohmah Mojokerto. Langkah terakhirdari penelitian ini adalah pengukuran akhirsetelah diberikan perlakuan. Media yangdigunakan pada tahap pengukuran akhir samadengan media yang digunakan pada tahap pengukuran awal yaitu buku cerita. Dari hasil pengukuran akhir pada kelompok eksperimendiperoleh 6 anak dengan perkembangan berbicara sangat baik, 4 anak dengan perkembangan berbicara baik dan 2 anak dengan perkembangan berbicara pada tahapcukup baik. Sedangkan pada kelompokkontrol diperoleh 4 anak dengan perkembangan berbicara sangat baik, 3 anakdengan perkembangan berbicara baik dan 5anak dengan perkembangan berbicara padatahap cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa film animasi berpengaruh terhadap perkembangan berbicara anak kelomp ok B diRA Ar-Rohmah Mojokerto. Hal inidikarenakan penggunaan media film animasididukung dengan adanya tokoh-tokoh kartunyang menjadi pemeran utama di dalam filmyang memungkinkan anak lebih menaruh perhatian dan menimbulkan sebuah kesanketika proses pembelajaran berlansung sertamenimbulkan sebuah imajinasi yang luar biasa, sehingga anak lebih mudah memahamiapa yang telah dilihatnya.Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Elisabeth Hurlock (dalam Ismail,2009: 72) yang menjelaskan bahwa filmmampu menyenangkan anak denganmembawa mereka kedunia baru manusia danhewan, serta melakukan hal-hal yang tidakdapat dilakukannya. Digunakannya mediafilm animasi dalam proses pembelajarandikarenakan film animasi sangat menarik

danmenyenangkan sehingga anak dengan mudahmenerima pengetahuan yang diperolehnya.Sejalan juga dengan pendapat Richard dalam penjelasan karakteristik anak usia dini bahwadongeng atau cerita merupakan kegiatan yang banyak digemari oleh anak sekaligus dapatmelatih mengembangkan imajinasi dankemampuan bahasa anak khususnya dalam hal berbicara. SIMPULAN DAN SARANSimpulan Berdasarkan analisis hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan dapat diketahuihasil yang menunjukkan bahwa nilai U hitung= 1,5 lebih kecil dari U tabel= 37 dengan taraf signifikan sebesar α= 0,05, sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa hipotesis yangmenyatakan ada pengaruh penggunaan filmanimasi terhadap perkembangan berbicaraanak kelompok B di RA ArRohmahMojokerto diterima. Saran Berdasarkan hasil penelitian sertasimpulan, maka ada beberapa saran agar penelitian ini lebih bermanfaat lagi dalammengoptimalkan perkembangan berbicaraanak yaitu, pertama diperlukan sebuah usahamaksimal yang dilakukan oleh guru termasuksalah satunya yaitu media pembelajaran.Media yang digunakan harus disesuaikandengan kebutuhan dan menarik minat anakuntuk belajar, kedua inovasi guru mengenaimedia pembelajaran perlu ditingkatkansehingga tidak hanya mengaju pada penggunaan LKA, dan ketiga bagi penelitiselanjutnya semoga dapat mengembangkandilm animasi sesuai dengan kebutuhan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT Rineka CiptaGuntur, Henry Taringan. 1989. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: AngkasaMansur. 2005. Pendampingan Anak Usia Dini Dalam Islam. Jakarta: Pustaka PelajarOwens, Robert. 2012. Language Development An Introduction.

Related Documents