79448_makalah Pekerjaan Lapangan 1 - Kel 2_(1)

  • Uploaded by: Andi Nur Ramadhan Alkatiri
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 79448_makalah Pekerjaan Lapangan 1 - Kel 2_(1) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,779
  • Pages: 22
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas. Istilah “proses yang sitematis” istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesional dalam melakukan audit. “Persyaratan professional” berarti kebebasan penuh dari segala bias yang akan mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias dicapai melalui independensi dan objektivitas. Objektifitas nyata muncul dari perilaku mental yang tidak memihak, dicapai tanpa memedulikan perasaan, prasangka, opini, dan kepentingan, serta tekanan dari pihak-pihak esksternal. Semua bahan bukti harus dianggap meragukan hingga keraguan tersebut bisa dihilangkan melalui verifikasi yang tidak bias. Jadi, pikiran seperti ini tidak menerima bukti sesuai apa yang kelihatan dipermukaan; tetapi mencari hal-hal yang ada di balik asersi dan angka-angka guna menemukan kebenaran. Auditor internal menguji semua sersi dengan ketidakpastian dengan pikiran tidak begitu saja percaya dan senantiasa mempertanyakan. Untuk memberikan opini professional, auditor internal harus mengumpulkan bahan bukti yang objektif. Ketidakpastian ini, juga skeptitisme ini adalah penting, tetapi harus digunakan secara bijak. Jika auditor terus ragu padahal auditor yang lain wajar dan berhati-hati bisa yakin dengan bahan bukti yang dikumpulkan, maka skeptitisme tidak lagi produktif karena sama sekali tidak mau menerima bukti sehingga bisa menghasilkan hal yang tidak bermanfaat.

1

2. Rumusan Masalah a. Apa Proses dan Tujuan Pekerjaan lapangan? b. Bagaimana pembuatan strategi untuk melakuan pekerjaan lapangan? c. Tim angaran dan pengarahan mandiri? d. Apa itu udit berhenti kemudian lanjut? e. Apa control self assessment? f. Apa saja bagian-agian pekerjaan lapangan? g. Apa itu audit smart? h. Bagaimana mengukur kinerja? i.

Bagaimana pengembangan standar?

j.

Bagaimana pengunaan tolak ukur?

k. Bagaimana mengevaluasi? l.

Bagaimana pengujiannya?

m. Bagaimana teknik pemeriksaan transaksi?

3. Tujuan Penulisan a. Mengetahui Proses dan Tujuan Pekerjaan lapangan. b. Mengetahui pembuatan strategi untuk melakuan pekerjaan lapangan. c. Mengetahui Tim angaran dan pengarahan mandiri. d. Mengetahui udit berhenti kemudian lanjut. e. Mengetahui control self assessment. f. Mengetahui bagian-agian pekerjaan lapangan. g. Mengetahui itu audit smart. h. Mengetahui mengukur kinerja. i.

Mengetahui pengembangan standar.

j.

Mengetahui pengunaan tolak ukur.

k. Mengetahui mengevaluasi. l.

Mengetahui pengujiannya.

m. Mengetahui teknik pemeriksaan transaksi.

2

BAB II PEMBAHASAN

1. Proses dan Tujuan Pekerjaan lapangan 1.1 Proses Pekerjaan Lapangan Pekerjaan

Lapangan

(field

work)

merupakan

proses

untuk

mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan: dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Istilah “proses yang sitematis” istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesonal dalam melakukan audit. Istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan professional dalam melakukan audit, serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit. “Persyaratan professional” berarti kebebasan penuh dari segala bias yang akan mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias dicapai melalui independensi dan objektivitas. Objektifitas nyata muncul dari perilaku mental yang tidak memihak, dicapai tanpa memedulikan perasaan, prasangka, opini, dan kepentingan, serta tekanan dari pihak-pihak eksternal. Semua bahan bukti harus dianggap meragukan hingga keraguan tersebut bisa dihilangkan melalui verifikasi yang tidak bias. Jadi, pikiran seperti ini tidak menerima bukti sesuai apa yang kelihatan dipermukaan; tetapi mencari hal-hal yang ada di balik asersi dan angka-angka guna menemukan kebenaran. Auditor internal menguji semua sersi dengan ketidakpastian – dengan pikiran tidak begitu saja

percaya

dan

senantiasa

mempertanyakan.

3

Untuk

memberikan

opini

professional, auditor internal harus

mengumpulkan bahan bukti yang objektif. Ketidakpastian ini, juga skeptitisme ini adalah penting, tapi harus digunakan secara bijak. Jika auditor terus ragu padahal auditor lain yang wajar dan berhati-hati bisa yakin dengan bahan bukti yang dikumpulkan, maka skeptitisme tidak lagi produktif karena sama sekali tidak mau menerima bukti sehingga bisa menghasilkan hal yang tidak bermanfaat.

1.2 Tujuan Pekerjaan Lapangan Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan

dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di

program audit, sehingga tujuan audit yang

ingin

dicapai.

Pekerjaan

lapangan merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Mereka harus memahami bahwa mereka: • Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempit. • Tidak

dapat

mengamati

sebuah

proses

dan

seenaknya

memutuskan apakah proses tersebut baik atau buruk. • Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran dan standar. Unit-unit pengukuran diturunkan dari kuantifikasi elemen-elemen terpisah yang diterapkan pada operasi tersebut – jumlah dolar, hari, derajat, orang-orang, dokumen-dokumen, mesin-mesin atau elemenelemen lainnya yang dapat dikuantifikasikan dari kualitas yang telah ditetapkan untuk mengukur operasi secara objektif. Standar-standar operasi adalah mutu kerja yang dapat diterima yang merupakan kerangka acuan yang dibandingkan dengan elemen-elemen operasi yang diukur untuk menilai tingkat kesuksesan atau kegagalan.

2. Pembuatan Strategi untuk Melakukan Pekerjaan Lapangan Bagian-bagian dari rencana strategis akan mencakup: 1. Kebutuhan pegawai 2. Kebutuhan sumber daya dari luar 4

3. Pengorganisasian staf audit 4. Wewenang dan tanggung jawab 5. Struktur pekerjaan lapangan 6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan 7. Metode pekerjaan lapangan 8. Metode pendokumentasian 9. Penyiapan laporan 10. Rencana kontinjensi Kebutuhan pegawai. Penting untuk merencanakan jumlah dan kualifikasi staf yang akan melakukan audit. Hal ini mencakup pengidentifikasian keahlian, pengalaman, dan disiplin

ilmu yang

dibutuhkan untuk melakukan audit dengan layak. Kebutuhan sumber daya dari luar. Di dapat dari sumber dari luar perusahaan. Termasuk didalamnya adalah keahlian di bidang produksi, ekonomi, kesehatan, pekerjaan social, psikologi, pendidikan, dan analisis operasi, juga kebutuhan sumber dari luar dan kemitraan. Pengorganisasian Staf audit. Sebuah diidentifikasi

rencana

organisasi

harus

sebagai rencana berbentuk ramping (dengan lapisan

supervisi yang terbatas) atau gemuk (banyak lapisan

supervisi

tergantung

kontrol

pada

kompleksitas

kerja

dan

rentang

) yang

dibutuhkan. Rencana tersebut harus mengidentifikasi bagian mana dari organisasi audit yang akan melakukan jenis audit yang berbeda, seperti audit keuangan, efisiensi, efektifitas,keamanan asset dan ketaatan serta rencana struktur audit. Wewenang dan tanggung jawab. Berkaitan erat dengan again sebelumnya dan mengidentifikasi berbagai aspek tanggung jawab seperti manajemen personalia, fungsi-fungsi teknis, aspek administrasi dan halhal yang berhubungan dengan fiscal. Struktur pekerjaan lapangan. Aktifitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja.Jadi, staf yang ditugaskan pada aktivitas tertentu

tidak

harus menunggu

5

auditor

lainnya

menyelesaikan

aktivitasnya.

Aktivitas-aktivitas ini

diidentifikasi dalam sebuah diagram dengan simbol-simbol yang berhubungan untuk menunjukkan tahapan. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. Proses membuat struktur pekerjaan lapangan munculkan waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. Estimasi waktu harus mencakup kebutuhan waktu untuk aspek administratif seperti penghubung antar kelompok dan dalam kelompok, kebutuhan waktu untuk kepentingan non operasi dan pendokumentasian serta penulisan draf laporan audit berisi hasil-hasil pekerjaan lapangan. Metode pekerjaan lapangan. Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan ▪ Observasi

▪ Konfirmasi ▪ Verifikasi

▪ Investigasi ▪ Analisis ▪ Evaluasi Beberapa dari

satu

pekerjaan metode

lapangan

mungkin

membutuhkan

lebih

dan perencanaannya harus melibatkan beberapa

metode. Metode

pendokumentasian. Meskipun

selalu

dibutuhkan

kecermatan dalam proses pendokumentasian, jika terdapat kemungkinan litigasi atau tindakan hukum, bahan bukti tersebut dalam bentuk yang secara hukum bisa digunakan dan ditangani oleh metode yang dapat diterima secara hukum. Penyiapan

Laporan.

Survei

pendahuluan

sering

kali

akan

mengidentifikasi hal-hal penting yang akan menjadi arah audit. Survei juga akan memberikan beberapa indikasi mengenai hal-hal yang akan ditemukan. Struktur mikro laporan, atau metode penyajian setiap temuan audit, harus direncanakan. Tidak semua temuan akan menjadi bagian dari

6

temuan

yang

lengkap.

Laporan

harus

dirancang

dengan

mempertimbangkan pembaca dan pengguna. Rencana kontinjensi. Rencana harus menyediakan kontinjensi. Kontinjensi harus diantisipasi dan kerangka harus disiapkan untuk situasisituasi seperti: ▪

Kekurangan staf (karena sakit, ditarik dari penugasan, pindah dan lain-lain).



Tidak ada bahan-bahan yang bisa di audit.



Indikasi bahwa kondisi proyek tidak material.



Indikasi mendadak tentang adanya kecurangan atau kejahatan.



Halangan yang material dari klien (kurang berminat, menolak kerja sama, menahanbahan bukti).



Kerusakan computer atau masalah perangkat lunak.



Campur tangan manajemen puncak (dalam hal lingkup audit, akses ke materi atau kekaryawan atau metode audit).



Penarikan sumber daya audit.



Kemajuan pekerjaan yang mungkin akan melebihi anggaran.

3. Tim Audit dengan Pengarahan Mandiri Terdapat

resolusi

mengenai

tujuan-tujuan

dasar

organisasi,

independensi, pekerjaan audit yang tidak bagus dan pengambilan keputusan yang tidak memadai. Kenaikan gaji untuk jenjang karir audit yang normal tidak berlaku disini. Kenaikan gajihnya diberikan untuk kinerja audit khusus yang dilakukan seperti fungsi audit biasa berupa pembuatan program, pelaporan, penjadwalan jenis pemeriksaan audit, dan kepemimpinan. Beberapa masalah yang dihadapi sehubungan dengan adanya inovasi ini adalah: ▪

Kurangnya umpan balik positif dari manajer.



Kurangnya umpan balik korektif dari manajer.



Sulit mencapai konsensus/resolusi konflik.



Tidak ada titik focus pertanggungjawaban

7



Adanya kesulitan dalam kebijakan perekrutan, pemberhentian, dan promosi.



Keengganan mencari pedoman.



Definisi kewenangan yang tidak jelas.



Tidak ada penghubung eksternal yang resmi.



Tidak ada jalur yang jelas untuk kebutuhan pelatihan.



Tidak ada jenjang karir yang jelas.



Tidak ada sistem jaminan mutu yang jelas.

Terlepas

dari

kekurangan-kekurangan

ini,

organisasi

terus

menggunakan konsep tersebut, khususnya bila tim berukuran cukup besar (sekitar 8 anggota). Pembimbing (yang membimbing lebih dari satu tim) diberi banyak tanggung jawab administrative. Karena lebih besarnya produktivitas dan efektivitas yang dimiliki tim maka tim audit seperti ini dianggap sebagai operasional baru yang potensial. 4. Audit Berhenti Kemudian Lanjut Teknik “audit berhenti-kemudian-lanjut” membantu

menghilangkan

audit dengan pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar di balik pendekatan berhenti-kemudianlanjut

adalah

untuk

memberdayakan

auditor

lapangan

untuk

menghentikan audit selama survei pendahuluan, atau pada waktu-waktu lainnya, jika tidak ada indikasi adanya risiko-risiko yang sustansial atau tidak ada temuan-temuan penyimpangan potensial. Misalnya, jika seorang auditor dengan 1.800 jam yang tersedia setiap tahun diminta melakukan 10 Audit, setiap audit berlangsung 180 jam, maka ia hanya akan melakukan 10 audit berdasarkan pendekatan audit tradisional yang menyatakan bahwa dibutuhkan 180 jam untuk setiap audit. Namun jika teknik audit berhenti-kemudian-lanjut diterapkan, auditor mungkin rata-rata hanya menggunakan 40 jam untuk 3 atau 4 audit jika aktivitasaktivitas usaha yang ditelaah tidak menunjukkan risiko tinggi atau tidak ada temuan penyimpangan yang potensial, sehingga masih tersedia 360 hingga 480 jam audit per tahun. Hasil penerapan audit berhentikemudian-lanjut adalah peningkatan efisiensi audit dan bisa melakukan

8

13 atau 14 audit setiap tahun dan bukan 10 seperti yang direncanakan semula. • Memaksa tujuan ativitas dayanya

pada

audit

untuk memuaskan sumber

hal-hal berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari

perusahaan • Memungkinkan fleksibilitas auditor untuk berhenti-kemudianlanjut,

guna mengurangi atau meningkatkan lingkup audit, dan

memotivasi auditor untuk fokus pada aktivitas-aktivitas perusahaan • Meningkatkan jumlah audit di atas cakupan audit minimum, karena auditor melakukan lebih banyak audit dengan jangka waktu yang lebih pendek setiap tahun.

5. Control Self Assessment Control Self Assessment atau disingkat CSA adalah salah satu teknik ‘risk assessment’ yang dapat

digunakan

oleh

berbagai

perusahaan

dengan beberapa keunggulan dalam penerapannya, terutama dalam membangun ‘risk

culture’ yang

sehat

dan mendorong pendekatan

‘bottom-up’ dalam pelaksanaan manajemen risiko operasional suatu organisasi. Kadang beberapa literatur menyebut teknik ini juga dengan nama lain misalnya RCSA atau “Risk and Control Self Assessment” merupakan salah satu jenis audit partisipasif. Audit partisipasif adalah sebuah proses yang menerapkan berbagai tingkat kemitraan dengan audit internal, audit ini terbukti effektif dan meberi effiensi dan effectifitas yang lebih besar dalam mencapai tujuan audit.

6. Bagian-bagian Pekerjaan Lapangan Tujuan-Tujuan audit Tujuan audit berbeda dari tujuan-tujuan operasi, sebagaimana prosedur-prosedur audit juga berbeda dari prosedur-prosedur operasi. • Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki maksud yangberbeda 9

• Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen.Tujuan-tujuan audit ditetapkan oleh auditor. • Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan auditor untuk memenuhi tujuan-tujuan auditnya

Hubungan antara tujuan tujuan dan prosedur –prosedur operasi dalam kegiatan pembelian, pemrosesan klaim dan penerimaan, hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tujuan-

Prosedur-

Tujuan-Tujuan

Prosedur-

Tujuan

prosedur

Audit

prosedur

Operasi

Operasi

Operasi

Pembelian

Departemen

Memastikan

Pengambilan

Untuk

Pengguna,

apakah

sampling surat

mendapatkan

menyiapakan

barang yang

order

barang yang

surat

dibeli

pemesanan

tepat

permintaan

sesuai

yang telah

barang

kebutuhan

disetujui dan

sesuai

dan sesuai

cocokan

kebutuhan

dengan

dengan

yang telah

yang disetujui

fatur

disetujui

pembelian

manager

dan penerimaan barang

Untuk

Buka

Untuk

Cek

mendapatkan

penawaran

memastikan

penawaran

barang dengan

harga yang

apakah harga

harga dan

harga

kompetitif

penawaran

cocokan

10

untuk

benar

dengan

semua

benar sudah

dengan bukti

pembelian

sudah

bukti yang ada

kompetitif jauh dari mark up

Proses klaim

Buat Register

Untuk

Lakukan cross

dengan

klaim,

memastikan

cek terhapap

segera

lakukan

di register

dokumen

pengawasan

semua,

klaim dengan

proses klaim

dan pastikan

register

terhidar dari penyalahgunaan klaim

Proses klain

Cek validasi

Memastikan

Cek klaim

dengan

keabsahan

apakah

pastikan sudah

benar

dokumen

klaim sudah

tercatat dan

klaim, pastikan diterima sesuai

diproses

sesuai dengan

dengan jumlah

sesuai

kebijakan

klaim

waktu yang telah ditentukan

Penerimaan

Lakukan

Untuk

Cek kembali

barang

perhitungan

memastikan

surat

hanya

atas barang

apakan barang

pemesanan

menerima

yang

yang

barang, cek

barang barang

diterima atas

dipesan sesuai

register

yang

pesanan yang

dengan pesanan

penerimaan

11

dipesan

telah

barang dan

dipesan dan

kartu

tanda

stok

tangani bukti penerimaan

Penerimaan

Managemen

Untuk

Sampel yang

barang

membuat

memastikan

diambil adalah

hanya yang

spesifikasi

bahwa barang

barang barang

memenuhi

atas barang



yang selalu

spesifikasi

barang

barang yang

tersisa, apakah

yang akan di

diterima dan

barang barang

order

di

yang tersisa

sebagai standart

pesan benar

dan

dan

benar

yang ada

catat

benar sesuai

sudah

perubahannya

dengan

sesuai dengan

jika terjadi

spesifikasi yang spesifikasi

perubahan

telah ditentukan

manegemen

oleh managene

7. Audit SMART Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and Light, salah satu perusahaan publik terbesar di Ameriksa Serikat. SMART merupakan singkatan dari Selective Moni and Assessment of Risks and Trends (Pengawasan dan Penentuan 10 Selektif atas Risiko dan Tren) Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan auditor untuk dengan mengidentifikasi masalah-masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal. Metode ini

12

efektivitas sistem kontrol internal dan memungkinkan auditor untuk dengan sesera mengidentifikasi masalah-masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal. Metode ini menggunakan "indikator-indikator kunci" sebagai elemen

dasar proses

audit. Terdapat empat tahap yaitu: ▪

Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan.



Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan.



Implementasi.



Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART

Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada kriteriaberikut ini: ▪

Risiko-risiko yang dihadapi organisasi.



Lingkungan kontrol (lemah).



Perubahan atau inisiatif-inisiatif.



Bidang-bidang masalah yang diketahui.



Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif dari segibiaya.



Mutu informasi.



Likuiditas aset/potensi kecurangan.



Kontrak-kontrak utama.



Manajemen (kekuatan dan fokus).



Pengawasan aktivitas oleh yang lain.

Indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan akan fokus pada sistem, proses, organisasi, atau kontrol kunci atas bidang keuangan, operasional,

manajerial,

dan

teknologi

informasi.

Karakteristik-

karakteristiknya adalah: •

Penuh makna.



Tepat waktu.

13



Sensitivitas.



Keandalan.



Dapat diukur.



Praktis.

Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis seperti pengamatan periodik, analisis statistic, analisis regresi, dan lai-lain. Prosedur-prosedur yang mungkin diterapkan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio, atau persentase.Frekuensi pengukuran harus dilakukan cukup sering untuk memberikan kewaspadaan awalatas masalah yang terjadi. "Metode pengukuran dan frekuensi bervariasi tergantung padabidang audit

SMART

dan

fungsional

risiko-risiko

dari

tujuan-

tujuan

yang terlibat."Implernentasi

merupakan pelaksanaan rencana-rencana audit, termasuk penelaahan informasi dan iivitas tindak lanjut jika layak.Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART mencakup tiga elemen. ▪

Penugasan aktivitas-aktivitas audit SMART ke masing-masing anggota tim.



Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi.



Evaluasi periodik atas aktivitas audit



Pertimbangan penggunaannya selama proses perencanaan audit tahunan.

Carolina Power and Light mengemukakan hasil dari inovasi ini berupa efektivitas biaya yang mendukung proses audit internal tradisional. Berikut ini manfaat-manfaat utamanya: ▪

Meningkatkan penggunaan metode-metode audit terbatas,



Meningkatkan upaya audit,



Memperbanyak audit yang efektif,



Identifikasi masalah secara tepat waktu,



Meningkatkan deteksi kecurangan,



Meningkatkan perencanaan audit tahunan.

14

8. Pengukuran Kinerja Sebuah contoh pemeriksaan rutin berikut ini mengilustrasikan konsep pengukuran audit. Anggaplah auditor ingin mengevaluasi kecepatan penerimaan dan inspeksi bahan baku yang dibeli. Kecepatan Derarti bahwa untuk pengukuran adalah berupa jam atau hari. Tingkat standar per unit waktu bisa jadi (1) apa yang dipandang layak diterima oleh manajemen, seperti

yang

dinyatakan

dalam

instruksi-instruksi

operasi; (2) kebutuhan departemen produksi seperti yang dinyatakan dalam jadwal produksi; atau (3) beberapa kreteria logis lainnya yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

9. Pengembangan Standar Standar memiliki arti bagi pengukuran. Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien. Satu contoh pendekatan ini melibatkan audit atas sistem control keselamatan suatu organisasi. Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti, auditor mencari unit pengukuran dan kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksi pekerjaan,

arahan

organisasi, anggaran, spesifikasi produk,

praktik industri, dll. Oleh karena itu, dengan membandingkan temuan mereka dengan standar, mereka bisa membuat kesimpulan yang objektif. Bila tidak ada standar, maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian, untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar danrelevan, mereka meminta wakillocal dari Dewan Keamanan Masional (National Safety Council) untuk menelaah standar tersebut. Standar yang sudah divalidasi dibahas dengan manajemen klien dan diterima. Auditor kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untuk dibandingkan dengan yang

dapat

hasil

diterapkan

pengukuran

mereka.

Metode

lainnya

adalah bekerjasama dengan klien untuk

mengembangkan standar kontrol keselamatan.

15

10. Penggunaan Tolak Ukur Tolak ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh sebuah organisasi–organisasi lainnya atau oleh bagian bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk membantu dalam pencapaian

tujuan.

Dalam

Studi

Praktik-praktik

Global

terbaik,

mengidentifikasi 11 (sebelas) tindakan yangtepat untuk menentukan aktivitas aktivitas yang dapat meningkatkan organisasi, dengan pembagian aktivitas dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: 1. Analisa proses-proses audit •

Identifikasi dan buat pemetaan atas proses auidt internal



Bangun hubungan dengan unit-unit audit internal lainnya yang dikenal kualitas dan kemajuannya



Melakukan penelitian documenter



Menghidari

konferensi

yang

membahas

perkembangan-

perkembangan terbaru. 2. Merencanakan Studi •

Definisikan

lingkup

studi

tolok

ukur;

Identifikasikan

penggunaan yang harus tercakup •

Identifikasi mitra yang akan dijadikan tolak ukur; minta izin untuk

melakukan

kunjungan.

Buat

metodologi

untuk

mendapatkan data-data terbaru. 3. Laksanakan Study •

Identifikasi, pahami, dan analisa praktik-praktik terbaik



Identifikasi dan analisa kesenjangan antara kinerja yang ada dengan potensial dikembangkan.

4. Dapatkan pemahaman •

Organisasi, terapkan dan gabungkan praktik-praktik terbaik.



Kalibrasi ulang dan tingkatkan proses.

16

11. Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis, dan untuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Evaluasi jarang digunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi lebih pada menemukan hal-hal sejenis dalam istilah-istilah yang lebih dikenal-seperti 'ketepatan waktu pemrosesan faktur, atau akurasi matematisnya, atau akurasi dalam pemeriksaan penerimaan. perbandingan

Namun, ukuran

evaluasi dengan

melibatkan standar.

Hal

lebih ini

dari

sekadar

membutuhkan

pertimbangan baik pada standar maupun pada hasil-hasil perbandingan. Hal ini juga membutuhkan penerapan konsep yang kongruen dalam standar dan proses pengukuran.

Aspek-aspek operasi Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal.

12. Pengujian Tujuan Umum Pengujian Bagi auditor internal, pengujian berarti pengukuran hal-hal yang representatif

dan

perbandingan

hasilnya

dengan

standar atau

kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk memberi auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian audit biasanya mencakup evaluasi transaksi, catatan, aktivitas, fungsi, dan asersi dengan memeriksa semua atau sebagiannya. Teknik audit berbantuan komputer dalam kondisi-kondisi tertentu dapat menguji keseluruhan populasi. Perangkat lunak tersebut melakukan pengujian dan pengecualian berdasarkan

kriteria yang

telah

ditetapkan

sebelumnya

guna

pemeriksaan audit. Tujuan Khusus Pengujian Tujuan khusus proses pengujian adalah untuk menentukan: •

Validitas, yaitu kelayakan, keaslian, kewajaran. 17



Akurasi, yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi.



Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku, dan lain-lain.



Kompetensi kontrol, yaitu tingkat kenetralan risiko.

Merencanakan Pengujian Rencana tersebut harus diformalkan dengan

dokumentasi dan

harus mencakup: •

Pendefinisian tujuan pengujian.



Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan.



Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup: keahlian dan disiplin ilmuyang dimiliki, kualifikasi pengalaman, dan jumlah.



Penentuan urutan proses pengujian.



Pendefinisian standar atau kriteria.



Pendefinisian populasi pengujian.



Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan.



Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih.

Pendefinisian Standar Kinerja atau Kriteria Standar kinerja atau kriteria bisa berbentuk eksplisit dan implisit. Berbentuk eksplisitbila dinyatakan secara jelas dalam arahan, instruksi pekerjaan, spesifikasi, atau hukum.Standar bersifat implisit bila manajemen mungkin telah menetapkan tujuan dan sasaran, atau sedang mengupayakan penetapannya, tetapi tidak menyatakan secara eksplisit bagaimana mencapainya. Pendefinisian Populasi Pengujian Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya adalah opini atas transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi mencerminkan populasi. Jika tujuannya adalah memberi opini atas kecukupan, efektivitas, dan efisiensi sistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin lebih terbatas.

18

Metodologi Pengambilan Sampel yang Akan Dilakukan Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit: baik melalui pertimbangan maupun menggunakan metode statistik. Pemilihan yang palingandal dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari catatan transaksi itu sendiri.

13. Teknik-Teknik Pemeriksaan Transaksi 1. Mengamati. Mengamati berarti melihat, memerhatikan, tidak melewatkan

hal-hal

yang

dianggap

penting.

Hal

ini

mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barangbarang. Halini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar, dan suatu pandangan yang evaluatif. 2. Mengajukan pertanyaan. Mengajukan pertanyaan mungkin rnerupakan teknik yang paling pervasif bagi auditor yang menelaah operasi. Pertanyaan diajukan selama audit dan bisa secara lisan ataupun tertulis. 3. Menganalisis, berarti memeriksa secara rinci. Artinya kita memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau sekelompok transaksi dan menetukan hubungannya masing- masing. 4. Memverifikasi, berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas sesuatu. Cara ini paling sering digunakan untuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu akun atau laporan. Hal ini mengimplikasikan upaya yang disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan atau tulisan dengan mengujinya, seperti membandingkannya dengan fakta yang diketahui, dengan data asli, atau dengan suatu standar. 5. Menginvestigasi,

merupakan istilah yang secara umum

diterapkan pada pelaksanaantanya jawab untuk menemukan 19

fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan auditor bisa ditemukan atau perlu diketahui. Cara ini mencakup, tapi tidak terbataspada, penyidikan-investigasi yang menyelidiki lebih dalam dan ekstensif dengan maksud mendeteksi kesalahan. 6. Mengevaluasi. Mengevaluasi berhubungan dengan melibatkan estimasi nilai. Dalamaudit, hal ini berarti menuju suatu pertimbangan. Artinya menimbang apa yang telahdianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya. Hal inimerupakan langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opiniaudit di sisi yang lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditorberdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan.

20

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Pekerjaan

Lapangan

(field

work)

merupakan

proses

untuk

mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan: dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Tujuannya yaitu untuk

membantu

pemberian

keyakinan

dengan melaksanakan

prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sehingga tujuan audityang

ingin

dicapai. Adapun metode pekerjaan lapangan yang

biasanya digunakan dalam pekerjaan lapangan sebagai berikut: •

Observasi



Konfirmasi



Verifikasi



Investigasi



Analisis



Evaluasi

21

DAFTAR PUSTAKA

Lawrence, S. B. (2009). Audit Internal, Pekerjaan Lapangan. (I. Permatasari, Ed.) Jakarta: Edward Tanujaya, Salemba Empat.

22

Related Documents

Pekerjaan
April 2020 27
Lamaran Pekerjaan 1.pdf
April 2020 26
Kel 1
June 2020 27
Kordinator Lapangan
June 2020 23
Catatan Lapangan
November 2019 44

More Documents from "putra tama"