ANALISIS KETIMPANGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TIMUR Wahyuni Aprilia Sudarti Syamsul Hadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Muhammadiyah Malang Email:
[email protected] ABSTRACT This study aims to analyze existence of inequality of employment absorption and determine the effect of the minimum salary, the number of manufacturing industry, and output of manufacturing industry towards inequality of employment absorption of manufacturing industry in regencies/cities of East Java in 20082012. The data collection method uses documentation method. Then, The writer uses the Index Entropy Theil (IET) to measure inequality of employment absorption as dependent variable. Meanwhile, to determine the effect of independent variable toward the dependent variable uses method regression analysis panel data with model common effect approach. The results of this study shows that there are inequality of employment absorption of manufacturing industry in East Java province of the Year 2008-2012. Minimum salary, the number of manufacturing industry, and theoutput of manufacturing industry effect positive and significant effect on inequalityof employment absorption ofmanufacturing industry in regions/cities in East Java. Keywords: Inequality of Employment Absorption. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terdapat adanya ketimpangan penyerapan tenaga kerja dan mengetahui pengaruh dari upah minimum, jumlah industri pengolahandan output industri pengolahan terhadap ketimpangan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di Kabupaten/kota Jawa Timur tahun 2008-2012. Metode untuk pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.Ketimpangan penyerapan tenaga kerja sebagai variabel terikat yang diukur dengan menggunakan Indeks Entropi Theil (IET). Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan metode analisis regresi data panel dengan pendekatan model common effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan penyerapan tenaga keraja industri pengolahan di Provinsi Jawa Timur dari Tahun 2008-2012.Upah minimum, jumlah industri pengolahan dan output industri pengolahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan di Kabupaten/kotaJawaTimur. Kata kunci :Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja. PENDAHULUAN Sektor industri
produktivitas yang tinggi, sehingga dipandang
sebagai sektor yang memiliki tingkat
dengan keunggulan sektor industri akan
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
didapat nilai tambah yang tinggi, yang
nasional dengan sektor pertanian dan
pada akhirnya tujuan menciptakan
industri pengolahan sebagai pendorong
kesejahteraan
utama pengggerak perekonomian di
ekonomi
masyarakat
lebih
cepat
secara terwujud.
Jawa
Timur.
Dengan
dukungan
Kenyataannya tidak semua negara
ketersediaan sumber daya manusia
berhasil
yang
industrinya
mengembangkan yang
disebabkan
sektor oleh
berkualiatas
dan
potensi
sumberdaya fiskal yang tersedia, baik
kebijakan yang tidak tepat dan tidak
ditingkat
konsisten,
mempengaruhi
Kabupaten/Kota, Jawa Timur memiliki
kinerja sektor industri itu sendiri
peluang besar dalam meningkatkan
(Suharto,2002).
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
sehingga
Subsektor industri pengolahan,
provinsi
maupun
pembangunan yang merata.
yang meliputi juga industri tenaga
Indikator berkembangnya sebuah
(penyediaan air dan listrik), peranannya
industri dapat dilihat dari jumlah output
dalam menciptakan produksi sektor
yang dihasilkan di 29 Kabupaten dan 9
industri dan menampung tenaga kerja
Kota di Jawa Timur. Di Jawa Timur
pada umumnya menjadi bertambah
hanya ada beberapa daerah saja yang
besar apabila tingkat pembangunan
bisa menghasilkan output tinggi. Hanya
ekonomi menjadi bertambah tinggi.
daerah-daerah inti saja yang dapat
Sub-sektor
menghasilkan
industri
pengolahan
output
yang
tinggi
merupakan suatu sektor dalam kegiatan
karena para investor lebih memilih
ekonomi
mengalami
daerah inti yang sudah tersedia sarana
perkembangan yang pesat sekali dalam
dan fasilitas yang dapat mendukung
proses pembangunan (Sukirno, 1985).
dengan mudah bagi akses produksinya.
yang
Menurut Dinas Perindustrian dan
Sedangkan daerah pinggiran masih
Perdagangan Jawa Timur tahun 2011,
kurangnya sarana dan fasilitas dalam
Jawa Timur dikenal sebagai salah satu
menunjang
provinsi di Indonesia yang memiliki
dengan skala yang besar.
posisi strategis, terutama dalam aspek
didirikannya
Menurut
industri
Sudarsono
(1988)
perekonomiannya. Dalam waktu kurun
dalam Subekti (2007) nilai produksi
tahun terakhir pertumbuhan ekonomi
adalah
Jawa Timur stabil diatas rata-rata
keseluruhan
tingkat jumlah
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
produksi
atau
barang
yang
178
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
merupakan hasil akhir proses produksi
tujuan
pada suatu unit usaha yang selanjutnya
menghasilkan barang-barang yang
akan dijual atau sampai ke tangan
mereka jual. Perusahaan akan terus
konsumen. Apabila permintaan hasil
menambah jumlah pekerja selama
produksi
atau industri
pekerjaan tambahan tersebut akan
meningkat, produsen cenderung untuk
menghasilkan penjualan tambahan
menambah kapasitas produksinya.
yang melebihi upah yang dibayarkan
perusahaan
Dalam hal ini upah minimum juga
untuk
digunakan
dalam
kepadanya.
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.
Jumlah Industri di sebuah daerah
Konsep upah minimum berarti pekerja
juga mempunyai peran penting dalam
akan
penyerapan
mendapatkan
upah
sebesar
teanaga
kerja.
Industri
kebutuhan hidup minimum untuk diri
mempunyai peranan sebagai (leading
dan keluarganya. Upah minimum di sini
sector) sektor pemimpin dalam Arsyad
tidak termasuk kebutuhan-kebutuhan
(2010:442), maksudnya dengan adanya
sosial atau kebutuhan sekunder.Pada
pembangunan
awalnya upah minimum ditentukan
memacu dan mengangkat pembangunan
secara terpusat oleh Departemen Tenaga
sektor-sektor lainnya.
industri
maka
akan
Kerja untuk region atau wilayah-
Semakin banyak jumlah industri
wilayah diseluruh Indonesia. Penentuan
yang tersedia maka akan semakin
besarnya
banyak
upah
minimum
dengan
pula
penyerapan
tenaga
memperhatikan faktor-faktor seperti :
kerja. Industri berkaitan erat dengan
kemampuan
keadaan
penyerapan tenaga kerja, dengan
perekonomian daerah atau nasional,
adanya jumlah industri atau unit
tingkat pengupahan di sektor atau sub
industri yang lebih banyak maka
sektor yang sama pada wilayah atau
akan menyerap tenaga kerja yang
propinsi lain, standar kebutuhan hidup
lebih banyak juga karena suatu
pekerja dan keluarga (Haryani, 2002).
industri memerlukan tenaga kerja
Menurut
perusahaan,
Sukirno
(2000:69)
untuk menjalankan proses produksi.
bahwa permintaan keatas tenaga
Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi
kerja merupakan permintaan tidak
oleh jumlah unit usaha atau unit
langsung, maksudnya tenaga kerja
industri. Hubungan antara jumlah
dipekerjakan oleh perusahaan dengan
unit usaha atau unit industri dengan
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
179
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
jumlah tenaga kerja adalah positif.
Metode dan alat analisis yang
Semakin meningkatnya jumlah unit
digunakan
usaha atau unit industri, maka akan
pengukuran dalam penelitian ini adalah
meningkatkan
tenaga
Indeks Theil. Konsep entropi dari suatu
kerja. Sebaliknya, apabila jumlah
distribusi pada dasarnya merupakan
unit usaha atau unit industri menurun
aplikasi
maka
mengukur kesenjangan ekonomi dan
akan
penyerapan
mengurangi
jumlah
tenaga kerja.
untuk
konsep
estimasi
informasi
dan
dalam
konsentrasi industri. Studi empiris yang
Tujuan yang akan dicapai dalam
dilakukan Theil dengan menggunakan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
indeks entropi menawarkan pandangan
adanya
yang
ketimpangan
penyerapan
tajam
mengenai
pendapatan
tenaga kerja industri pengolahan di
regional perkapita dan kesenjangan
Kabupaten/Kota
Timur,
pendapatan, kesenjangan internasional,
mengetahui pengaruh upah minimum,
dan distribusi produk domestik bruto
jumlah industri pengolahan dan output
dunia.
Jawa
industri pengolahan terhadap indeks
Keunggulan utama indeks ini
ketimpangan penyerapan tenaga kerja
adalah bahwa pada satu titik waktu,
sektor
indeks ini menyediakan ukuran derajat
industri
pengolahan
di
Kabupaten/Kota Jawa Timur.
konsentrasi ataupun dispersi distribusi spasial pada suatu daerah atau sub daerah dalam suatu negara. Barangkali
METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
data
karakteristik yang paling signifikan dari
upah
indeks entropi adalah bahwa indeks ini
minimum, jumlah industri pengolahan,
dapat membedakan kesenjangan antar
output industri pengolahan dan jumlah
daerah dan kesenjangan dalam satu
tenaga kerja industri pengolahan di
daerah. Lebih khusus lagi dalam
Kabupaten/Kota Jawa Timur hasil
konteks Jawa Timur, Indeks Theil
survey Badan Pusat Statistik (BPS).
dapat dinyatakan dalam :
Tahun yang diamati adalah dari periode 2008-2012. 1. Indeks Entropi Theil
Dimana :
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
180
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
I(y)
=
yj/Y
=
indeks
ketimpangan
=
informatif,
bervariasi, degree of freedom lebih
kabupaten/kota
besar dan lebih efisien, menghindari
untuk
seluruh Jawa Timur
masalah multikolinearitas, lebih unggul
jumlah
kerja
dalam mempelajari perubahan dinamis,
dibagi
lebih dapat mendeteksi dan mengukur
rata-rata tenaga kerja
pengaruh-pengaruh yang tidak dapat
kabupaten/kota
diobservasi pada data cross section
jumlah
murni atau time series murni, dapat
tenaga
perusahaan
kabupaten/kota
Indeks
lebih
penyerapan tenaga kerja
kabupaten/kota
xj/X
Heteregonity,
dibagi
digunakan
untuk
mempelajari
total jumlah perusahaan
behavioral model, dan meminimalisasi
kabupaten/kota
bias.
entropi
pada
Sedangkan bentuk umum dari
dasarnya merupakan aplikasi konsep
model regresi panel data dapat
teori
dirumuskan
informasi
Theil
dalam
mengukur
dengan
persamaan
ketimpangan ekonomi dan konsentrasi
sebagai berikut
industri
Yit =0+1X1it+ 2X2it + 3X3it + eit
(Kuncoro,
2002).
Indeks
Entropi Theil tidak memiliki batas atas
Dimana :
atau batas bawah, hanya apabila
i
= 1,2,3,.. ..,N (dimensi cross
semakin besar nilainya maka semakin timpang dan semakin kecil semakin
section) t
merata (Kuncoro, 2004).
=
1,2,3,.. ..,T (dimensi time series)
2. Regresi Data Panel
Yit
Dalam panel data, data cross section yang sama diobservasi menurut
= variabel dependen (ketimpangan penyerapan tenaga kerja)
waktu (Gujarati, 2004). Panel data
= konstanta dari variabel bebas pada waktu t dan unit i
merupakan gabungan antara jenis data
1X1it = variabel upah minimum
time series dan cross section sehingga
2X2it = variabel jumlah industri pengolahan
panel data merupakan data yang
3X3it = output industri pengolahan
memiliki dimensi waktu dan ruang. Beberapa
keuntungan
eit
= error
dalam
menggunakan data panel antara lain: Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
181
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
Jawa Timur,
dengan menggunakan
Indeks Theil menggunakan software Microsoft Excel. Data yang digunakan
PEMBAHASAN Ketimpangan
merupakan panel data yaitu gabungan
Penyerapan Tenaga Kerja Industri
cross-section dan time series dengan
Pengolahan menggunakan Indeks
observasi 5 tahun dari tahun 2008
Entropi Theil.
sampai dengan 2012 yang terdiri 38
Analisis
Indeks
Untuk
mengetahui
ketimpangan
tenaga
kerja
adanya
Kabupaten/Kota
sektor
di
Provinsi
Jawa
Timur.
industri pengolahan di Kabupaten/Kota Tabel 1. Ketimpangan Indeks Entropi Theil 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
1,67
1,67
1,69
1,69
1,68
Sumber: Data diolah menggunakan Indeks Entropi Theil, 2016 Dimana pada tahun 2008 terdapat Berdasarkan data yang sudah indeks theil yaitu sebesar 1,67 dan
diolah di atas menunjukkan bahwa
pada tahun 2009 memiliki indeks
pada tahun 2008 sampai pada tahun
theil
2012
yang
sama
pada
tahun
terdapat
ketimpangan
sebelumnya yaitu sebesar 1,67. Pada
penyerapan tenaga kerja di provinsi
tahun 2010 terdapat peningkatan
Jawa Timur. Indeks entropi Theil
keimpangan penyerapan tenaga kerja
pada dasarnya merupakan aplikasi
sektor
konsep
industri
pengolahan
di
teori
informasi
dalam
Kabupaten/Kota Jawa Timur yaitu
mengukur ketimpangan ekonomi dan
sebesar 1,69 dan pada tahun 2011
konsentrasi industri (Kuncoro, 2002).
mempunyai ketimpangan 1,69 yang
Indeks Entropi Theil tidak memiliki
sama
tahun
batas atas atau batas bawah, hanya
sebelumnya. Sementara pada tahun
apabila semakin besar nilainya maka
2012 ketimpangan penyerapan tenaga
semakin timpang dan semakin kecil
kerja sector industri pengolahan di
semakin merata (Kuncoro, 2004).
kabupaten/Kota
Timur
Analisis Regresi Linier Berganda
tahun
Dengan Menggunakan Data Panel
nilainya
mengalami
dengan
Jawa
penurunan
dari
sebelumnya yaitu sebesar 1,68.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
182
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
Untuk upah
mengetahui
minimum,
pengaruh
Timur total observasi sebanyak 190 dan
jumlah
industri
hal
output
industri
dilakukan
pengolahan,
dan
pengolahan
terhadap
ini
memenuhi
syarat
untuk
analisis
regresi
linier
ketimpangan
berganda. Dari hasil pengolahan data,
penyerapan tenaga kerja sektor industri
model yang baik digunakan yaitu
pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa
common effect.
Timur dengan menggunakan analisis
a. Interpretasi Model
regresi linier berganda menggunakan
Berdasarkan pengujian model,
bantuan software Eviews 6. Data yang
model common effect merupakan yang
digunakan merupakan panel data yaitu
paling baik digunakan dalam penelitian
gabungan cross-section dan time series
ini. Dengan menggunakan bantuan
dengan observasi 5 tahun dari tahun
software eviews 6, diperoleh hasil
2008 sampai dengan 2012 yang terdiri
output regresi panel data dengan
dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi
metode common effect sebagai berikut:
Tabel 2. Output Regresi dengan Metode Common Effect Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -26.39723 6.231576 -4.236044 0.0000 X1? 2.998944 0.990516 3.027658 0.0028 X2? 2.680185 0.190240 14.08845 0.0000 X3? 0.589090 0.212350 2.774147 0.0061 Sumber: Data diolah menggunakan eviews 6, 2016. Maka diperoleh estimasi persamaan regresi sebagai berikut: Y=-βo +
+
+e
Y=-26.39723+2.998944X1+ 2.680185 X2+0.589090 X3+e
Konstanta atau intersep Menunjukkan
bahwa
apabila
Dimana :
terdapat faktor upah minimum (X1),
Y= Indeks Ketimpangan Penyerapan
jumlah industri pengolahan (X2) dan
Tenaga Kerja Sektor Industri
output industri pengolahan (X3) maka
Pengolahan
ketimpangan penyerapan tenaga kerja
X1= Upah Minimum
sektor industri pengolahan sebesar -
X2= Jumlah Industri Pengolahan
26.39723 dengan asumsi yang lain
X3= Output Industri Pengolahan
adalah
e = eror
indeks ketimpangan naik sebesar 1%
konstan.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
Artinya
apabila
183
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
maka upah minimum, jumlah industri
dinaikkan
pengolahan
ketimpangan penyerapan tenaga kerja
dan
output
industri
sebesar
maka
pengolahan juga naik sebesar -
sektor
26.39723.
Kabupaten/Kota Jawa Timur akan
Pengaruh Upah Minimum Terhadap
mengalami kenaikan sebesar 2.680185
Indeks Ketimpangan Penyerapan
atau 3% dengan asumsi variabel bebas
Tenaga
lainnya adalah konstan.
Kerja
Sektor
Industri
Pengolahan (X1) Menunjukkan bahwa faktor upah
industri
1%
pengolahan
Pengaruh
Output
Pengolahan
Terhadap
di
Industri Indeks
minimum (X1) berpengaruh positif dan
Ketimpangan Penyerapan Tenaga
signifikan terhadap indeks ketimpangan
Kerja Sektor Industri Pengolahan
penyerapan tenaga kerja sektor industri
(X3)
pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa
Menunjukkan
bahwa
output
Timur dengan koefisien regresi sebesar
industri pengolahan (X3) berpengaruh
2.998944,
signifikan
artinya
apabila
upah
dan
positif
terhadap
minimum dinaikkan sebesar 1% maka
ketimpangan penyerapan tenaga kerja
akan
sektor industri pengolahan dengan
menyebabkan
ketimpangan
penyerapan tenaga kerja sektor industri
koefisien
sebesar
0.589090
pengolahan di Kabupaten/Kota Jawa
diartikan
apabila
output
Timur
pengolahan
mengalami
kenaikan
pula
dinaikkan
dapat industri
1%
maka
sebesar 3%.
ketimpangan penyerapan tenaga kerja
Pengaruh Jumlah Industri Pengolahan
sektor
Terhadap
Ketimpangan
Kabupaten/Kota Jawa Timur akan
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
mengalami kenaikan sebesar 0.589090
Industri Pengolahan (X2)
atau 1% dengan asumsi variabel bebas
Indeks
Menunjukkan
bahwa
jumlah
industri pengolahan(X2) berpengaruh signifikan
dan
positif
industri
pengolahan
di
lainnya adalah konstan. b. Uji Statistik dan Pengujian
terhadap
Hipotesis
ketimpangan penyerapan tenaga kerja
Uji T Variabel Upah Minimum (X1)
sektor industri pengolahan dengan
Hipotesis:
koefisien regresi sebesar 2.680185,
H0
: β1 = β2 = 0
artinya
H1
: β1 ≠ β2 ≠ 0
apabila
jumlah
industri
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
184
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
Keriteria pengujian:
diantara -1,653 sampai 1,653 yang
H0 diterima jika Thitung< Ttabel
merupakan daerah H0 diterima, artinya
H1 diterima jika Thitung>Ttabel
bahwa
Thitung = 3.027658
Pengolahan (X2) signifikan dan positif
Ttabel = 1.65304
mempengaruhi Indeks Ketimpangan
Berdasarkan
hasil
pengamatan
variabel
Penyerapan
Jumlah
Tenaga
Industri
Kerja
Sektor
diketahui bahwa Thitung (3,027) > Ttabel
Industri pengolahan (Y) pada tingkat
(1,653) dengan demikian H1 diterima
kepercayaan 95 %.
karena Thitung tidak berada diantara -
Uji T Variabel Output Industri
1,653 sampai 1,653yang merupakan
Pengolahan (X3)
daerah H0 diterima, artinya bahwa
Hipotesis:
variabel
(X1)
H0
: β1 = β2 = 0
signifikan dan positif mempengaruhi
H1
: β1 ≠ β2 ≠ 0
Indeks
Keriteria pengujian:
Upah
Minimum
Ketimpangan
Tenaga
Kerja
pengolahan
Penyerapan
Sektor
Industri
H0 diterima jika Thitung< Ttabel
pada
tingkat
H1 diterima jika Thitung>Ttabel
(Y)
kepercayaan 95 %.
Thitung = 2.774147
Uji T Variabel Jumlah Industri
Ttabel = 1.65304
Pengolahan (X2)
Berdasarkan hasil pengamatan data
Hipotesis:
diatas diketahui bahwa Thitung (2,774) >
H0
: β1 = β2 = 0
Ttabel (1,653) dengan demikian H1
H1
: β1 ≠ β2 ≠ 0
diterima karena Thitung tidak berada
Keriteria pengujian:
diantara -1,653 sampai 1,653 yang
H0 diterima jika Thitung< Ttabel
merupakan daerah H0 diterima, artinya
H1 diterima jika Thitung>Ttabel
bahwa
Thitung = 14.08845
Pengolahan (X3) signifikan dan positif
Ttabel = 1.65304
mempengaruhi Indeks Ketimpangan
Berdasarkan hasil pengamatan data
variabel
Penyerapan
Output
Tenaga
Kerja
Industri
Sektor
diatas diketahui bahwa Thitung (14,088) >
Industri pengolahan (Y) pada tingkat
Ttabel (1,653) dengan demikian H1
kepercayaan
95
%.
diterima karena Thitung tidak berada
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
185
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
c.
Uji F (F-test) Tabel 3 Uji F (F-test) R-squared 0.592906 Adjusted R-squared 0.586340 S.E. of regression 1.378091 Sum squared resid 353.2391 Log likelihood -328.5098 F-statistic 90.29908 Prob(F-statistic) 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.691153 2.142675 3.500103 3.568462 3.527794 0.145570
Sumber: Data diolah menggunakan eviews 6, 2006. Fhitung = 90.29908
(Indeks
Ketimpangan
Ftabel= 3,04
Tenaga
Kerja
Berdasarkan hasil pengamatan data diatas diketahui bahwa Fhitung (90,29)
>Ftabel
(3,04)
dengan
Penyerapan
Sektor
Industri
Pengolahan). Sesuai
pengamatan
dan
perhitungan yang terdapat pada tabel
demikian H1 diterima karena Fhitung
maka dapat
lebih besar dari nilai Ftabel, artinya
0,586340 yang berarti bahwa 58,63%
bahwa
Minimum
Indeks
(X1), Jumlah Industri Pengolahan
Tenaga
(X2), Ouput Industri Pengolahan
Pengolahan dapat menjelaskan secara
secara
signifikan
bersama-sama oleh Upah Minimum,
mempengaruhi Indeks Ketimpangan
Jumlah Industri Pengolahan dan Output
penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Industri Pengolahan, sisanya 42,37%
Industri Pengolahan (Y) pada tingkat
dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar
kepercayaan 95 %.
model.
variabel
Upah
bersama-sama
diperoleh nilai
Ketimpangan Kerja
=
Penyerapan
Sektor
Industri
d. Uji Koefesien Determinasi R2 Uji
koefisien
determinasi
R2
dilakukan untuk mengetahui seberapa
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
jauh variabel bebas ( Upah Minimum,
perhitungan
Jumlah Industri dan Ouput Industri)
sebagai berikut :
diambil
kesimpulan
mampu menjelaskan variabel terikat
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
186
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
Indeks Entropi Theil pada tahun 2008-2012
terdapat
ketimpangan
Dinas Perindustrian Perdagangan. 2011. Jawa Timur
Dan Provinsi
penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Kabupaten/kota Jawa Timur. Pada tahun 2008 ketimpangan yang terjadi sebesar 1,67 dan pada tahun 2009 yaitu 1,67. Dan pada tahun 2010 dan 2011 memiliki ketimpangan yang
sama
Sedangkan
yaitu pada
sebesar
1,69.
tahun
2012
mengalami penurunan yaitu sebesar 1,68. Dari
hasil
pengujian
bahwa
variabel lupah minimum (X1), jumlah industri pengolahan (X2) dan output industri pengolahan (X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap
indeks
ketimpangan
penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan di kabupaten/kota Jawa Timur cocok menggunakan analisis data panel dengan model common effect. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN Badan Pusat Statistik. 2003. Provinsi Jawa Timur
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Kependudukan. 2013. Jawa Timur Gudjarati D. 2004.Ekonometrika Dasar. Zain Sumarno dan Zein [penerjemah]. Jakarta: Erlangga. Haryani, Sri. 2002. Hubungan Industrial Di Indonesia.Yogyakarta : AMP YKPN Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta Subekti, Mohamad A. 2007. Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap PenyerapanTenaga Kerja pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten Banjarnegara. Skripsi.Fakultas Ekonomi: Universitas Negeri Semarang. Sukirno, Sadono .1985, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, Bima Grafika Sukirno, Sadono. Ekonomi Perkembangan Klasik Hingga Jakarta: PT. Persada.
2000. Makro Modern : Pemikiran dari Keynesian Baru. Raja Grafindo
Suharto. 2002. Disparitas Dan Pola Spesialisasi Tenaga Kerja
Badan Pusat Statistik. Provinsi Jawa Timur dalam angka 2009-2013.
Industri Regional 1993–1996 Dan Prospek Pelaksanaan Otonomi.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
187
Analisis Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja...........(Wahyuni Aprilia)
Jurnal Ekonomi Pembangunan hal
33– 44
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember 2016
188