TANATOLOGI IKF 246 Definisi
Istilah tentang mati
Kematian
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)
Thanatos (yg berhubungan dengan kematian) logos (ilmu). Bagian dari ilmu KEDFOR yg mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. 1.
Mati somatis (mati klinis) -> akibat terhentinya fungsi susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem pernapasan yg menetap (irreversible). 2. Mati suri (suspended animation, apparent death) -> terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yg ditentukan dgn alat kedokteran sederhana. Dengan alat kedokteran yg canggih masih dpt dibuktikan sistem tsb masih berfungsi. 3. Mati seluler (mati molekuler) -> kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. 4. Mati serebral -> kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversible (kecuali batang otak & serebelum), sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat. 5. Mati otak (mati batang otak) -> bila telah terjadi kerusakan seluruh isi nerolal intrakranial yg ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Secara keseluruhan tdk dapat dinyatakan hidup lagi, alat bantu dpt dihentikan. Suatu proses yg dpt dikenal secara klinis pada sesorang berupa tanda kematian -> perubahan yg terjadi pd tubuh mayat -> dapat timbul dini ( kerja jantung, peredaran darah, pernapasan berhenti, reflek cahaya dan kornea mata hilang, kulit pucat, dan relaksasi otot), setelah beberapa waktu timbul perubahan pasca mati (lebam,kaku, penurunan suhu tubuh, pembusukan, mumifikasi, dan adiposera pada mayat). Tanda kematian tidak pasti: Pernapasan dan sirkulasi berhenti, kulit pucat, tonus otot menghilang dan relaksasi (kelemasan otot sesaat setelah kematian -> relaksasi primer -> pendataran daerah-daerah yg tertekan), pembuluh darah retina mengalami segmentasi (bergerak ke arah tepi retina) beberapa menit setelah kematian. Tanda pasti kematian: Definisi: Suatu mekanisme perubahan warna kulit menjadi merah keunguan (livide) akibat akumulasi darah (eritrosit) pada bagian terbawah tubuh yang dipengaruhi gaya gravitasi. aktivitas fibrinolisin dalam darah mengakibatkan darah sukar membeku dan mudah mengalir -> darah tetap cair. Untuk mengetahui perubahan posisi mayat yg dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yg menetap Untuk memperkirakan saat kematian Mulai tampak 20-30 menit pasca mati ( < 8 JAM lebam mayat masih dpt kembali lagi jika ditekan, akibat darah belum mengalami koagulasi dan karena permebialitias pembuluh darah masih baik sehingga darah di kapiler masih dapat berpindah tempat (darah masih cukup cair). Menetap setelah 8-12 jam ( fiksasi terjadi karena sudah terjadi koagulasi dan hemolisis darah sehingga darah masuk ke jaringan), selsel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi, selain itu kekakuan otot” dd pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tsb. Lebam mayat terjadi karena kadar CO2 meningkat dalam darah -> permeabilitas kapiler menurun -> (+) fibrinolisis sehingga menghambat pembekuan darah. Untuk memperkirakan sebab kematian:
Merah terang (terjadinya karboksihemoglobin): CO, CN ; kecoklatan: keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal. Cepat lamanya lebam mayat : banyaknya darah yg mengalir, aktivitas fibrinolisisin (mencairkan darah sehingga menyebar ke seluruh tubuh), posisi Perbedaan lebam mayat dan memar (resapan darah akibat trauma (ekstravasasi)): Lebam mayat : insisi -> darah terdapat di pembuluh darah, warna merah darah akan pudar atau hilang pada penekanan, dpt terjadi pd organ dalam (paru). Memar : insisi -> darah terdapat pada jaringan, tidak menghilang pada penekanan Definisi: Cadangan glikogen dalam otot habis -> energi tidak terbentuk lagi (ATP menghilang dari otot, ATP merupakan sumber utama dari energi untuk kontraksi otot), aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kelenturan otot setelah kematian (relaksasi primer) -> karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan (pemecahan cadangan glikogen otot yg menghasilkan energi), energi -> ubah ADP jadi ATP. (selama ada ATP, maka serabut aktin dan miosin tetap lentur). SUMBER ATP BERASAL: KREATININ PHOSPHAT : hanya untuk 8 detik, terbentuk dlm keadaan istirahat. GLIKOLISIS ANAEROB : menghasilkan 2 ATP + asam laktat 30 sampai 60 detik, krn tdk terdapat O2 FOSFORILASI OKSIDATIF : menghasilkan 38 ATP, CO2, H20, waktu tak hinggga, terdapat O2 Periksa di otot-otot kecil dahulu (rahang, wajah, ekstremitas atas-bawah, leher, ke otot besar), periksa persendian untuk mengetahui mudah dilawan atau tidak Mulai tampak 2 jam setelah kematian Setelah 12 jam kaku mayat menjadi lengkap Hilang : mulai timbul dekomposisi (36 jam- 6 hari) Faktor yg mempercepat: aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yg tinggi, bentuk tubuh yg kurus, otot” kecil, suhu lingkungan tinggi. Cadaveric spasm Kaku mayat yg timbul dgn intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yg bersifat setempat pd saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yg hebat sesaat sebelum meninggal. Heat stiffening Kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas. (pada korban mati terbakar), serabut otot memendek (pugilistic attitude) membentuk sikap petinju. Cold stiffening Kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin pembekuan cairan tubuh, cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot. Karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yg lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi,evaporasi dan konveksi. f/ Untuk perkiraan saat kematian, waktu antara saat mati dgn saat pemeriksaan Meningkatnya suhu tubuh : olahraga, ifeksi, paparan panas Menurunnya suhu tubuh : paparan dingin, perdarahan intraserebral- perlukaan otak (akibat sistem termoregulasi di batang otak tdk berfungsi sehingga suhu turun) Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi : suhu keliling, aliran, dan kelembapan udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Lebih cepat pada saat : suhu keliling yg rendah, kurus, terlentang, tidak berpakaian atau tipis, orang tua dan anak kecil.
KAKU MAYAT (RIGOR MOORTIS)
PENURUNAN SUHU TUBUH (ALGOR MORTIS)
Caranya 4-5x penentuan suhu rektal dgn interval waktu yg sama minimal 15 menit), suhu lingkungan diukur dan dianggap konstan karena faktor” lingkungan dibuat menetap dan suhu mati dianggap 37o C (bila tdk ada penyakit demam). Perubahan suhu lingkungan kurang dari 2o C tdk mengakibatkan perubahan bermakna. 37 oC – suhu rektal (c) + 3 (waktu sejak kematian) atau 98,6 Of – suhu rektal (F) dibagi 1,5
PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION)
Definisi: proses degradasi jaringan yg terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Autolisis -> pelunakan&pencairan yg terjadi dalam keadaan steril. Timbul akibat kerja digestif oleh enzim yg dilepaskan sel pasca mati dan hanya dpt dicegah dgn pembekuan jaringan. Putrefaction : penyebaran bakteri dalam tubuh setelah mati Meninggal FN (dari usus, clostridium welchii) masuk ke jaringan bakteri tumbuh pada darah (berkembang biak) Pembusukan tampak kira” 24 jam pasca mati Warna kehijauan (krn terbentuknya sulf-met-hemoglobin, bakteri menghasilkan AL dan gas pembusuk (H2S, HCN, AA) H2S berikatan dgn Hb sulf-met-hemoglobin warna hijau kehitaman ) pd perut kanan bawah (daerah sekum yg isinya lebih cair dan penuh dgn bakteri serta terletak dekat dd.perut). Warna kehijauan akan menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busukpun mulai tercium. P.Darah bawah kulit melebar (dilatasi) dan berwarna hijau kehitaman kulit ari terkelupas membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk. (bula terbentuk pada kulit, pecah jika tekanan dalam bula meningkat akibat gas yg makin bertambah). Bula terbentuk akibat gas diantara epi-derm yg akan terisi cairan berwarna kemerahan dan berbau busuk. Gas dalam tubuh dalam lambung dan usus tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung. Gas pd jaringan dd. tubuh -> teraba krepitasi. Gas pembengkakan tubuh yg menyeluruh, ketegangan terbesar pd jaringan longgar (skrotum, payudara). Gas pada rongga sendi, tungkai lengan dlm keadaan fleksi pugilistic attitude (petinju) Rambut mudah dicabut, kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah bengkak & sering terjulur diatara gigi. Hewan pengerat -> merusak tubuh dalam beberapa jam pasca mati (kondisi tertentu). Gigitan berupa lubang” dangkal dengan tepi bergerigi. Larva lalat -> dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata ( kira” 36-48 jam pasca mati). Telur lalat -> dpt ditemukan beberapa jam pasca mati, di alis mata, sudut mata, lubang hidung, diantara bibir. TELUR LALAT menetas menjadi LARVA dalam waktu 24 jam. (identifikasi spesies lalat dan mengukur panjang larva) -> usia larva -> memperkirakan saat mati. TELUR 1-2 HARI, LARVA 6-10 HARI, DEWASA 12-18 HARI. Alat dlm tubuh mengalami pembusukan dgn kecepatan yg berbeda: Lambung (fundus,usus) ungu kecoklatan
ADIPOSERA (lilin mayat)
Mumifikasi
Perubahan pada mata
Perubahan dalam lambung
Mukosa saluran nafas kemerahan , endokardium dan intima o.darah kemerahan (akibat hemolisis darah) Difusi empedu coklat kehijauan Otak melunak, hati berongga spt spons, limpa melunak dan mudah robek, alat dalam mengerut. Prostat dan uterus non gravid paling lama bertahan thd perubahan pembusukan. Pembusukan lebih cepat : suhu keliling optimal, kelembaban dan udara cukup, banyak bakteri pembusuk, tubuh gemuk, menderita penyakit infeksi dan sepsis. Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yg berada dlm tanah : air : udara adalah 1:2:8. Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera (karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah). Lemak segar mengandung 0,5% asam lemak bebas, 4 minggu pasca mati 20%, setelah 12 mgg 70% atau lebih. Definisi: terbentuknya bahan yg berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik yg terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. (sapponifikasi) Asam lemak tak jenuh yg terbentuk oleh hidrolisis lemak hidrogenisasi asam lemak jenuh pasca mati yg bercampur dgn sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yg termumifikasi dan kristal” sferis dgn gambaran radial. TERBENTUK DARI LEMAK SUPERFICIAL DAHULU Yg mempermudah terbentuknya : kelembapan, lemak tubuh yg cukup, suhu yg hangat, invasi bakteri endogen ke dalam jaringan pasca mati. Yg menghambat : air yg mengalir yg membuang elektrolit, udara dingin Definisi: Proses penguapan cairanan atau dehidrasi jaringan yg cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yg selanjutnya dapat menghentikan pembusukan ( karena kuman tdk dpt berkembang pd lingkungan yg kering). Mumifikasi : pd suhu hangat, kelembapan rendah,aliran udara baik, tubuh dehidrasi pd waktu yg lama (12-14 minggu). Perkiraan saat mati Bila mata terbuka pd atmosfer yg kering, sklera di kiri-kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam berbentuk segitiga dgn dasar di tepi kornea (taches noires sclerotiques). KORNEA Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis. Kekuruhan yg menetap terjadi kira” 6 jam pasca mati.rr Keadaan mata terbuka dan tertutup kornea keruh seluruhnya kira” 10-12 jam pasca mati Cloudy = 24 jam (mata menutup) PUPIIL distorsi pd penekanan akibat aqueous humor – RETINA 30 menit : makula keruh, discus memucat 1 jam : makula pucat tdk terlihat tepi 2 jam : diskus menguning VITREUS Kadar kalium meningkat Keadaan lambung dan isisnya
Perubahan rambut
Kecepatan tumbuh rambut rata” 0,4 mm/hari
Pertumbuhan kuku
Pertumbuhan kuku diperkirakanm0,1 mm per hari (bila dik terakhir memotong kuku)
Perubahan dlm cairan serebrospinal Cairan vitreus
Kadar nitrogen asam amino < 14 mmg% kemtian blm lewat 10 jam Kadar nitrogen non protein kurang dari 80mg% kematian belum 24 jam Kadar kreatin ,5mg% dan 10 mg% blm mencapai 10 jam dan 30 jam Peningkatan kadar kalium untuk memperkirakan saat kematian antara 24 jam hingga 100 jam pasca mati.
Note : uji pada mayat yg masih segar, misal rangsang listrik Menimbulkan kontrasksi otot mayat hingga 90-120 menit pasca mati Sekresi keringat sampai 60-90 menit pasca mati Trauma masih dpt menimbulkan perdarahan bawah kulit -> 1 jam pasca mati.