7081-23488-1-pb.docx

  • Uploaded by: serfasius malo muda
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 7081-23488-1-pb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,050
  • Pages: 14
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA BERBASIS MULTIMEDIA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KETENAGALISTRIKAN Waloyo, H.Aunnurrahman, H. Wahyudi Program Magister Teknologi Pendidikan, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: [email protected] Abstrak: Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran elektronika berbasis multimedia. Penelitian ini dilatar belakangi adanya pengunaan multimedia dalam pembelajaran elektronika di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang, yang memerlukan analisis mendalam tentang strategi implementasinya di sekolah. Faktor-foktor yang mempengaruhi Implementasi pembelajaran elektronika berbasis multimedia, meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal yaitu guru dan siswa faktor eksternal yaitu fasilitas. Implementasi pembelajaran elektronika berbasis multimedia di lakukan dengan prosedur yang komperhensif yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan menggunakan model evaluasi pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi dalam bentuk unjuk kerja dan produk pada diri siswa terhadap pengusaan elektronika. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa pembelajaran elektronika menggunakan multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan belajar dengan melakukan pengulangan-pengulangan dan pembelajaran individual memang sangat efektif untuk mata pelajaran elektronika, hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan yang signifikan pada aspek kemampuan siswa dalam membaca gambar atau symbol Kata Kunci

: Implementasi, Pembelajaran Elektronika, Multimedia

Abstract: Problem discusses in this study is the implementation of multimediabased learning on electronic subject. The background is the use of multimedia in learning electronics subject at SMK Negeri (Public Vocational High School) 1 Sintang, which requires a thorough analysis for strategy implementation in schools. Affecting factors on implementation of multimedia-based electronic learning, including internal factors and external factors. Internal factors is teachers and students while external factors such as facility. Implementation of multimediabased electronic learning is done with a comprehensive procedures including: planning, implementation, and the use of learning evaluation model which oriented to achievement of competence in work performance and product on students to procurement of electronic. From the results of the analysis can be seen that electronic learning using multimedia can improve student learning outcomes. Learning activities with repetitions and the individual learning is highly effective for electronics subjects. It is characterized by the occurrence of a significant increase in the aspect of students' ability to read pictures or symbols. Keywords: Implementation, Learning Electronics, Multimedia 1

P

emanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan memang menuntut sejumlah persyaratan yang cukup berat. Antara lain, diperlukannya biaya investasi yang cukup besar dan tenaga yang terampil dan mahir dalam mengelola dan mengembangkannya yang cukup banyak. Miarso (2011:679) mengemukakan bahwa pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan akan terwujud dengan tersedianya berbagai sumber belajar dalam berbagai bentuk dan jenis (multimedia resources for learning). Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video (Darmawan, 2012: 32). Dalam buku yang berjudul ”Interactive Multimedia in Education and Training (Oleh Mishra dan Sharma)”, Rob Philip (1997: 7) menjelaskan : ”The term ‘multimedia’ is a catch-all phrase to describe the new wave of computer software that primarily deals with the provisions of information. The ’multimedia’ component is characterized by the presence of text, picture, sound, animation and video; some or all wich are organized into some coherence program. The ‘interactive’ component refers to the process of empowering the user to control the environment usually by a computer.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan dari beberapa elemen informasi yang dapat berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video dan program multimedia biasanya bersifat interaktif. Pelaksanaan pembelajaran yang terjadi pada SMK merupakan titik awal pembentukan minat dan kreaktivitas siswa dalam mempelajari mata pelajaran Elektronika sehingga penyajian pembelajaran yang sangat menarik harus terus dilakukan melalui media. Pembelajaran Elektronika merupakan suatu pembelajaran yang sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada jenjang SMK karena merupakan titik awal penentuan karir peserta didik tersebut untuk melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja. Divinisi teknologi pendidikan (AECT, 2008) : “Educational technology is the study and athical practice of facilitation learning and improving performance by creating, using and managing appropriate technology processes and resources” teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dalam cara menciptakan, memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat guna. Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, maka perlu ada upaya untuk memanfaatkan segenap sumber belajar yang tersedia. Menurut Seels dan Richey (1994: 50), pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Dalam proses pemanfaatannya, terdapat konsep mengenai 2

strategi pemanfaatan sumber belajar. Hal itu ditempuh pula melalui prosedur dan landasan yang valid, sehingga sumber belajar yang digunakan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Terdapat empat cakupan utama dalam kawasan pemanfaatan, meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi, serta kebijakan dan regulasi (Seels dan Richey, 1994: 46). Berikut merupakan penjelasan mengenai definisi, karakteristik, dan pola pengembangan dari keempat cakupan utama kawasan pemanfaatan:1). Pemanfaatan Media :Pemanfaatan media yaitu penggunaan secara sistematis dari sumber belajar. (Warsita 2008: 39), dengan menyesuaikannya terlebih dahulu dengan desain pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, sehingga antara penggunaan media dengan tujuan pembelajaran yang dicapai, keduanya memiliki korelasi. 2). Difusi Inovasi : Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi (Seels dan Richey, 1994: 46). Suatu produk yang siap pakai, masih perlu ada tindak lanjut dalam hal penyebarannya, hingga pada tahap produk tersebut dapat diterima oleh segmen masyarakat yang menjadi sasaran difusi. 3). Implementasi dan Institusionalisasi : mplementasi adalah pengejawantahan atas konsep di tahapan perencanaan kedalam keadaan sesungguhnya. Tahapan implementasi merupakan upaya untuk memastikan penggunaan dari sebuah inovasi dilakukan secara benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan institusionalisasi, adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi (Seels dan Richey, 1994: 47). Tahapan institusionalisasi merupakan upaya untuk meng-integrasikan sebuah inovasi kedalam struktur organisasi, sehingga digunakan secara baku oleh seluruh individu dalam organisasi tersebut. 4). Kebijakan dan Regulasi : Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi penyebaran dan pemanfaatan teknologi pembelajaran (Seels dan Richey, 1994: 47). Kebijakan dan regulasi berkaitan aturan perundang-undangan dalam suatu negara. Aturan tersebut secara umum berkaitan dengan hak cipta atas sebuah inovasi, standarisasi inovasi agar layak guna, dan standarisasi proses pendidikan. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu secara fisik yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar dan merangsang siswa untuk belajar. Penggolongan media merupakan salah satu usaha mempermudah pengkategorian dari beragam jenis media. Menurut Haney dan Ullmer dalam Miarso (2011: 462) ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran itu. Pertama, media yang mampu menyajikan informasi, karena itu disebut sebagai media penyaji. Kedua media yang mengandung informasi disebut media objek, dan ketiga media yang memungkinkan untuk berinteraksi disebut sebagai media interaktif. 3

Kerangka pencapaian pengetahuan melalui media yang diperoleh seseorang dalam belajar dapat digambarkan dalam sebuah kerucut pengalaman, semakin bawah menunjukan pemahaman yang diperoleh semakin besar dan semakin tinggi pemahaman yang diperoleh semakin kecil. Verbal Symbol

Abstrak

Visual Symbol Radio Recordings Still pictures Motion Pictures Exhibits Field Trips Demontrasi Partisipasi Observasi Pengalaman Langsung

Kongkret Gambar 1.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Seels and Richey 1994: 14)

Fungsi media menurut Sujana dalam Djamarah dan Zain (2006:134) dibagi dalam enam kategori yaitu: 1) penggunaan media dalam pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, 2) penggunaan media pembelajaran merupakan bagian yang intergral dari keseluruhan situasi pembelajaran, 3) media pembelajaran penggunaanya intergral dengan tujuan dari isi pelajaran, 4) penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, 5) penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses ppembelajaran dan membentu siswa dalam menangkap pengertian materi pelajaran, 6) penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu pembelajaran. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Media pembelajaran sangat bermanfaat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga pembelajaran pun akan lebih bervariasi dan tidak monoton, dengan begitu motivasi belajar pada siswa akan semakin bertambah, selain itu media pembelajaran pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sadiman mengungkapkan beberapa kedudukan media dalam sistem pembelajaran yakni sebagai alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan

4

(reinforcement), dan juga dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teiliti, jelas, dan menarik. Pengembangan dan penggunaan media perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan pembelajaran yang bermanfaat. Guru seringkali mengabaikan prosedur perencanaan yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, atau jika media sudah dijual di pasar, maka media tersebut dapat digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal, ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru sebelum sampai pada kesimpulan bahwa media sudah dapat digunakan dengan baik, serta media yang digunakan memang baik. Menurut Arsyad (2011: 69-70) sebelum seorang guru menggunakan media dalam aktivitas belajar mengajar, secara umum terdapat faktor-faktor yang dipertimbangkan: jumlah siswa, homogenitas (menyangkut) kelas, sasaran/tujuan pembelajaran, sumber daya tersedia, ruang yang tersedia, waktu yang tersedia. Bila Seorang guru akan meggunakan program media pembelajaran, diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Bentuk aktivitas pembelajaran terkait erat dengan tujuan pembelajaran dan topik mata pelajaran (materi) yang disampaikan. sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Tabel berikut ini dapat membantu untuk merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan materi yang disajikan. Tabel 1 Kaitan Hakikat Materi dan Kegiatan Penyajian No.

Hakikat Materi

1. Informatif (data, fakta)

Ragam Aktivitas Penyajian Informasi Aktivitas Naratif, deskriptif Diskusi kelompok (LKS), tanya jawab (in text question), membaca tabel, diagram, peta, gambar, dll.

2. Konseptual (teori, dalil, prinsip, dll).

Deduktif atau induktif

3. Prosedural

Deskriptif, eksplanatory

4. Keterampilan

Deskriptif, eksplanatory (modelling) Deskriptif, argumeniatif

5. Nilai/sikap

Diskusi kelompok (LKS), contohcontoh tertulis, contoh gambar, contoh video, simulasi. Latihan, peragaan, contoh video, simulasi, praktek (LKS) Peragaan, latihan, contoh video, simulasi, praktek (LKS) Peragaan, contoh video, simulasi, praktek (LKS)

(Diadaptasi dari Wardani dalam Kustandi 2011:214)

Jika ragam aktivitas telah ditentukan untuk bahan ajar kita, jangan lupa memperhatikan kapan, di mana, dan berapa banyak umpan balik perlu diberikan kepada siswa. Melalui umpan balik, siswa dapat mengerti tentang pencapaian hasil belajar mereka, tentang keberhasilan dan kegagalannya dalam belajar. Umpan balik korektif dapat meningkatkan usaha siswa untuk memperbaiki kesalahannya, dan

5

mengulang kembali perilakunya yang baik. Umpan balik sebaiknya diberikan secara langsung dan dengan sungguh-sungguh, sehingga bermakna bagi siswa. Umpan balik yang diberikan terlambat dan tidak dengan sungguh-sungguh akan tidak terlalu bermakna bagi siswa, sehingga tidak mempengaruhi upaya siswa dalam belajar. Penggunaan Multimedia Pada Mata Pelajaran Produktif Multimedia termasuk kedalam katergori motion picture, Video pembelajaran dalam format disk dioperasikan dengan menggunakan VCD player yang dijalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilkan melalui monitor televisi atau LCD atau dapat di putar langsung melalui PC komputer. Media jenis ini juga dapat digunakan untuk menyajikan bagian-bagian dari suatu proses dan prosedur secara utuh sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan langkah-langkah suatu prosedur yang harus dipelajari. Dengan menggunakan media jenis ini siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang benar. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat perhatian siswa selama mata pelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Multi media digunakan sebagai upaya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dengan melihat fungsinya diharapkan penggunaan media ini dalam proses belajar mengajar akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa. Bila kita memperhatikan kompetensi yang begitu luas menyangkut berbagai aspek, jelas kiranya tidak ada satu pun metode belajar yang dapat digunakan untuk mencapai semua tujuan tersebut. Demikian pula dengan penggunaan multimedia yang tidak mungkin digunakan untuk mencapai semua kompetensi. Tujuan lebih memungkinkan digunakan media ini dalam pembelajaran adalah kompetensi kejuruan pada pembelajaran dasar kompetensi keahlian. Kompetensi kejuruan erat kaitannya dengan kemampuan psikomotor siswa, terutama pembelajaran yang berbasis produksi. Hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima perangkat yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Kemampuan imitasi adalah kemampuan-kemampuan melakukan kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperlihatkan sebelumnya, pada pembelajaran menggunakan medai video kegiatan ini diperlihatkan dengan kegiatan siswa yang urutan kegiatan sama persis seperti yang telah dicontohkan pada video. Kemampuan manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja Kemampuan presisi adalah melakukan kegiatan akurat sehingga dapat menghasilkan produk kerja yang presisi misalnya kemampuan yang dapat menghasilkan bahan atau desain produk baut pada kompetensi keahlian pemesianan sesuai dengan yang ditargetkan. Kemampuan tingkat artikulasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh, misalnya melakukan modifikasi terhadap produk motor yang telah dibuat agar hasil yang diperoleh menjadi lebih baik, atau menggunakan tools lain untuk memperoleh produk yang sama. 6

Kemampuan tingkat naturalisasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan secara refleks yaitu kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektifitas kerja tinggi. Misalnya saja siswa diminta utuk membuatkan sebuah gambar instalasi sederhana. Pembelajaran dengan meggunakan multi media ini diharapkan mampu memberikan dampak terhadap kemampuan siswa untuk mata pelajaran kompetensi kejuruan terutama pada aspek psikomotor sehingga mampu bersaing dan diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kompetensi keahliannya. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penggunaan metode penelitian didasari atas tujuan pokok penelitian ini yaitu berusaha untuk mendeskripsikan serta menganalisis tentang implementasi pembelajaran elektronika berbasis multimedia program keahlian ketenagalistrikan kelas X di SMK Negeri 1 Sintang. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang gejala, fenomena, peristiwa ataupun kejadian dan hasil yang dialami dalam pelaksana pembelajaran elektronika dengan menggunakan multimedia kelas X program ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Sintang Merujuk pada pendapat Sukmadinata (2011:72) yang mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditunjukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menguraikan secara sistematis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengimplementasian multimedia dalam meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran elektronika, dan menguraikan secara sistimatis fakta dan karakteristik dari populasi yang ditentukan, hal tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1994:27). Dengan karakteristik ini yaitu : (1) data diambil langsung dari natural setting (alamiah), (2) penentuan sampel secara purposip, (3) peneliti sendiri sebagai instrumen utama atau pokok, (4) peneliti lebih menekankan pada proses dari pada hasil, sehingga bersipat deskriptif, (5) analisis data secara induktif atau interpretasi data bersipat idegrafik, dan (6) mengutamakan makna (meaning) dibalik data. Berdasarkan tujuan sebagai rujukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai suatu dasar atau acuan bagi penelitian ini. Dalam melaksanakan penelitian kualitatif di lapangan diperlukan pemahaman dan arahan yang akan ditempuh sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif itu sendiri. Bersumber dari pendapat Sukmadinata (2011: 94), penelitian kualitatif ditujikan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsi. Penelitian kualitatif ini berusaha mengamati objek manusia yang dinamis sesuai konteksnya sebagai makhluk sosial, sehingga dalam penelitian kualitatif sesuai dengan karakteristik pembelajaran elektronika dalam penggunaan multimedia, memberikan makna bahwa peneliti sendiri sebagai penggali data langsung dari sumber tanpa melalui perantara seperti halnya alat pengumpul data pada penelitian-penelitian kuantitatif. Tujuan pendekatan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara langsung 7

dan nyata tentang fenomena objek yang diteliti yakni pelaksanaan pembelajaran elektronika menggunakan multimedia. Penyesuaian diri dengan lingkungan peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang mempunyai makna tersendiri terhadap responden. Artinya komunikasi antara peneliti dengan responden terpelihara dengan baik, maka responden merasa terpanggil secara wajar dalam memberi data dan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau apa adanya, sehingga kesahihan data yang terjaring cukup terkendalikan sebagai hasil temuan peneliti. Karakteristik pembelajaran elektronika berbasis multimedia yang lainnya memberikan makna bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata dari pada bentuk angka-angka, demikian juga berupa analisisnya berupa uraian yang bersifat menaingfull. Namun demikian bukan berarti bebas dari angkaangka. Implementasi pembelajaran elektronika difokuskan pada prosedur atau langkah-langkah pokok implementasi pembelajaran khususnya langkah-langkah dalam pembelajaran elektronika berbasis multimedia. Prosedur pembelajaran elektronika tersebut meliputi : tahap persiapan atau perencanaan, tahap pelaksanaan tahap evaluasi dan daya dukung. Perencanaan merupakan tahap yang penting dalam implemenasi pembelajaran sebab tahap ini merupakan pijakan awal untuk melaksanakan berikutnya, hal tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi para implementator pembelajaran termasuk di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang dalam mengimplementasikan pembelajaran elektronika berbasis multimedia. Pada tahap perencanaan dilakukan beberapa kegiatan, meliputi pengadaan fasilitas belajar, identifikasi sumber daya, pembuatan silabus, rencana pelakasanaan pembelajaran, dan pengadaan bahan ajar. Setiap langkah dalam pembelajaran pasti mempunyai tujuan, demikian pula dengan pemenfaatan multimedia dalam pembelajaran elektronika ini juga mempunyai tujuan. Menurut hasil wawancara yang dilakukan kepada guru matapelajar mengenai media yang digunakan adalah multimedia, komponen elektronika dan modul praktek sedangkan tujuan penggunaan multimedia diharapkan siswa mudah memahami materi sehingga hasil akhirnya bagus. Media yang digunakan oleh guru matapelajaran tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti CD interaktif dan internet. Multimedia yang cocok untuk pembelajaran elektronika adalah multimedia dengan program macromedia flas karena dalam multimedia tersebut dapat ditampilkan bagaimana arus mengalir, bagaimana komponen bekerja. Apabila tidak menggunakan multimedia maka pergerakan arus listrik tidak akan terlihat dan bagaimana komponen bekerja tidak terlihat. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan pada setiap akhir pokok bahasan. Tujuannya adalah untuk melihat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran, serta dijadikan pertimbangan dalam menentukan nilai raport. Evaluasi atau penilaian juga bertujuan mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Selain itu penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, mendiaknosis kualitas belajar siswa, mengetahui hasil belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa untuk belajar, dan mendorong guru untuk

8

mengajar lebih baik. Tujuan penggunaan multimedia dalam pembelajran elektronika diharapkan siswa mudah memahami materi sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Implementasi pembelajaran berbasis multimedia khsusnya untuk mata pelajaran elektronika dipengaruhi oleh banyak faktor, dengan banyaknya faktor tersebut untuk memudahkan penulis membagi faktor yang mempengaruhi implementasi ini menjadi dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan di atas kegiatan awal dari implementasi pembelajaran elektronika berbasis multimedia adalah perencanaan. Kegiatan perencanaan pada dasarnya kegiatan desain atau perancangan pembelajaran dengan merujuk pada kurikulum dan bahan serta peralatan yang dibutuhkan untuk pembelajaran elektronika. Secara konseptual desain pembelajaran dapat dijelaskan dalam tiga fungsi yaitu : a) Desain pembelajaran sebagai proses, adalah desain pembelajaran yang mengembangkan pembelajaran khusus yang bersifat sistematis dengan menggunakan pendekatan pelajaran dan teori pembelajaran untuk menghasilkan mutu pembelajaran. Hal tersebut merupakan keseluruhan proses analisa terhadap kebutuhan pembelajar dan tujuan pengembangan sistem pembelajaran yang meliputi pengembangan bahan pembelajaran, aktivitas, percobaan dan evaluasi pembelajaran. b) Instruksional desain sebagai sebuah disiplin, dalam hal ini, desain pembelajaran cabang pengetahuan yang berhubungan dengan riset dan teori tentang strategi pembelajaran dan proses untuk mengembangkan dan menerapkan strategi. c) Desain pembelajaran sebagai ilmu pengetahuan, hal ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan situasi yang memudahkan siswa untuk belajar. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang, sudah menyadari pentingnya perencanaan pembelajaran, hal tersebut ditandai dengan adanya aspek perencanaan. Namun demikian aspek-aspek perencanaan belum sepenuhnya terakomodasi disebabkan karena kurangnya pemahaman yang mendalam dan kemampuan teknis dalam merumuskan perencanaan pembelajaran dengan perspektif yang lebih luas. Aspek sumber daya, sekolah, masyarakat dan pemerintah belum terakomudasi dengan sepenuhnya sehingga pembelajaran elektronika berbasis multimedia berjalan seadanya sesuai dengan kemampuan sekolah. Komponen-komponen perencanaan pada mata pelajaran elektronika Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang meliputi pengadaan fasilitas belajar, identifikasi sumber daya, penyiapan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, serta penyiapan bahan ajar. Multimedia yang terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software), maka fasilitas berupa ruang komputer multi media, ruang workshop perlu dikelola terutama pengadaan dan pemeliharaan. Fasilitas yang dibutuhkan untuk pembelajaran berbasis multimedia setidaknya meliputi perangkat keras (hardware), jaringan (connectivity), perangkat lunak (software), pendukung teknis (technical support) serta bahan pembelajaran digital (digital resource materials). 9

Berdasarkan pengamatan di atas, pengembangan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah sebaiknya dirancang secara khusus sehingga terjadi satu proses dimana interaksi siswa terjadi tidak hanya secara tatap muka melainkan interaksi yang dibantu perangkat jaringan komputer, hal ini cukup penting untuk efisiensi proses belajar dan menumbuhkan kemandirian dalam belajar. Daya dukung fasilitas di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang belum optimal dan masih jauh pada taraf yang ideal, hal ini disebabkan kemampuan sekolah yang masih terbatas dan belum adanya kerjasama dengan pihak luar, hal ini sangat mempengaruhi terhadap aktivitas pembelajaran dan target kompetensi yang harus dicapai. Pembelajaran elektronika berbasis multimedia secara ideal membutuhkan cukup fasilitas belajar seperti software, hadware, beberapa aplikasi multimedia dan networking tools. Fasilitas tersebut harus dikelola dan diwadahi dalam sebuah laboratorium yang multi fungsi. Keberadaan fasilitas tersebut mendukung pencapaian kompetensi siswa terhadap penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai dengan tuntutan kurikulum. Sumber daya yang dimaksud dalam pemanfaatan multimedia di sekolah adalah orang-orang yang memiliki fungsi dan tanggung jawab sebagai implementator pembelajaran khususnya mata pelajaran elektronika. Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas perlu dilakukan suatu proses identifikasi sumber daya dengan merujuk pada tuntutan kompetensi yang dipersyaratan oleh kurikulum. Guru yang dibutuhkan untuk mengajar elektronika berbasis multimedia diharuskan memiliki dua kompetensi utama, yaitu kompetensi dalam penguasaan materi elektronika dengan berbasis teknologi informasi dan memiliki kompetensi pedagogis sebagai suatu syarat profesionalisme yang melekat pada guru. Untuk penentuan guru yang mengajarkan elektronika didasarkan atas dua penilaian pokok yakni kompetensi apa yang dibutuhkan serta karakteristik materi pelajaran dengan membandingkan kemampuan yang dimiliki oleh guru, apakah telah sesuai atau belum. Selain penilaian guru dilakukan secara bertahap meliputi penilaian formatif terhadap kemampuannya dalam mngembangkan kompetensi. Dengan demikian diperlukan sumber daya manusia yang mendukung terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran menggunakan multimedia sebab ternyata tugas dan tanggung jawab sebagai guru elektronika cukup berat, tidak hanya kebutuhan guru sebagai spesialis dalam pengusaan materi pembelajaran tetapi juga seorang pendidik yang memahami strategi pembelajaran, teori pembelajaran sehingga dapat mengajar dengan baik. Kegiatan belajar mengajar adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan ini dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan pengajaran. Dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran memperkirakan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran mengkoordinasi unsur-unsur pembelajaran, maka perencanaan pelaksanaan pembelajaran berisi komponen pembelajaran yang meliputi : tujuan atau kompotensi yang akan dicapai, bahan atau isi, metode, alat serta evaluasi pembelajaran. Kurikulum pada mata pelajaran elektronika berisi bukan saja

10

tentang pengetahuan tetapi juga kemampuan yang harus diajarkan yang diuraikan secara lengkap. Pembelajaran akan berlangsung secara efektif bila guru mengetahui karakteristik siswa, dan sehingga berpengaruh terhadap lingkup dan urutan materi yang diberikan, dan pemeliharaan strategi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa, dalam prosedur kegiatan KBM diperlukan analisis terhadap karakteristik siswa. Mengindentifikasi karakteristik siswa diperlukan untuk keberhasilan siswa dalam penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Analisis siswa berkenaan dengan keadaan kapasitas (kemampuan potensial) siswa secara memadai dalam hubungan dengan tujuan dan keadaan pengetahuan dan keteranpilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh siswa sebelum memperoleh pengetahuan yang baru. Diperlukan strategi untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Data yang diperlukan sebagai input dalam pembelajaran elektronika dari siswa, meliputi kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektive. informasi ini diperlukan untuk mengetahui gaya belajar (learning style)”. Beberapa gaya belajar yang dapat diidentifikasi dari para siswa adalah: (1) Tactile, para siswa memperoleh hasil belajar optimal apabila disibukkan dengan suatu aktivitas. Mereka tidak ingin hanya membaca tetapi ikut terlibat langsung melakukan sendiri. (2) Visual, para siswa memperoleh hasil belajar optimal dengan penglihatan. Demonstrasi dengan menggunakan papan tulis, diagram, grafik dan tabel adalah semua alat yang berharga untuk mereka. (3) Auditory, siswa menyuakai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil belajar diperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil bagian pada diskusi kelompok. (4) Aktif versus Refleksi aktif, pelajar cendrung mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik apa dengan melakukan sesuatu secara aktip dengan mendiskusikan atau menerapkannya dan menjelaskan pada orang lain. (5) Rerfleksi, siswa suka memikirkan sesuatu dengan tenang. (6) Seqwential versus Global Seqwential, para siswa menyukai untuk berproses step-by-step, terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna. (7) Global, pelajar menyukai suatu ikhtisar atau gambaran besar dari apa yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks. Menentukan metode pembelajaran mengacu kepada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah : (1) tujuan, (2) materi, (3) karakteristik siswa, (4) alokasi waktu yang digunakan, (5) media dan ketersedian fasilitas dan sumber belajar yang mendukung dan (6) kemampuan guru untuk menggunakan metode tersebut sesuai dengan konsep dan prosedur metode yang dipilihnya. Kaitannya penggunaan metode dengan memperhatikan media menjadi hal penting dalam pembelajaran elektronika berbasis multimedia, hal tersebut dilihat dari karakteristik multimedia yang membutuhkan perangkat media sebagai alat bantu bagi guru dan fasilitas sebagai bagian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ketersedian fasilitas seperti insprastruktur jaringan lokal di laboratorium akan mempengaruhi terhadap metode pembelajaran. Untuk pembelajaran elektronika berbasis multimedia, selain metode konvesional seperti ceramah untuk materi-materi kognitif juga untuk kegiatan praktek guru hendak menggunakan fasilitas multimedia untuk membantu penyampaian materi, penugasan materi bagi siswa di luar kelas dengan memberikan materi interaktif berupa file multimedia pembelajaran elektronika. 11

Sesuai dengan sejarah pertumbuhan teknologi instruksional, media dan sumber belajar, maka pola-pola instruksional mengalami perubahan seperti tampak pada bagan berikut. Bagan ini memperlihatkan pola-pola pembelajaran dalam kaitannya dengan perkembangan alat peraga hingga media instruksional. Pola pembelajaran berkaitan dengan perkembangan alat peraga KURIKULUM

2

1

3

PERAGA

MEDIA GURU

GURU

4

MEDIA

GURU

PESERTA DIDIK Sumber : Sartono ( 2008:18)

Keterangan : Nomor 1 pola pembelajaran dimana guru sebagai satu-satunya sumber belajar, berdasarkan kurikulum yang ditetapkan. Pola ke 2 sudah ada komponen alat peraga yang tersedia, yang penggunaanya tergantung dari guru. Pola ke 3, telah masuk komponen media pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan pertimbangan tujuan pembelajaran, materi dan strategi penggunaannya. Dewasa ini di sekolah telah memulai memanfaatkan media seperti pola ke 3. Pada pola ke 4, media pembelajaran telah diprogramkan dengan melibatkan guru, ahli media dan fihak terkait lainnya, sehingga peserta didik dapat langsung memanfaatkan media sebagai sumber belajar yang dirancang dengan bimbingan tutor. Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk menjelaskan pesan yang disampaikan sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Beberapa media yang dapat digunakan dalam inplementasi Teknlogi Informasi dan Komunikasi di sekolah meliputi:1) Penggunaan multimedia presentasi, digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifat teoritis, digunakan dalam konteks pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animinasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomudasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. 2). CD Multimedia Interaktif. Penggunaan CD interaktif terbukti cukup efektif dalam membelajarkan elektronika. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi 12

media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animinasi, video, teks dan grafiks. Pada umumnya type penyajian yang banyak digunakan adalah tutorial. 3). Video Pembelajaran, selain CD intaraktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk mengajarkan elektronika. Video ini bersifat interaktiftutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Evaluasi yang dilakukan oleh guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintang meliputi formtif dan sumatif juga evaluasi dalam bentuk tes objektif dan performence tes (tes unjuk kerja). Evaluasi yang dilakukan tersebut dilihat dari fungsinya dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu, evaluasi formatif, sumatif, diagnostik dan evaluasi penepatan. Evaluasi formatif manekankan pada upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap implementasi pembelajaran elektronika berbasis multimedia secara ringkas tampak pada bagan berikut ini: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pembelajaran Elektronika Berbasis Multimedia Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Elektronika Berbasis Multimedia

Faktor Internal:

Faktor Eksternal:

1. Guru: motivasi, pengusaan materi Elektronika, penguasaan TIK 2. Siswa; minat, potensi,latar belakanga sosial, ekonomoi budaya 3. Fasilitas

1. Dukungan lembaga (sekolah) 2. Dukungan masyarakat 3. Dukungan pemerintah

SIMPULAN 1. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sering kali melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa RPP, sehingga pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung dan berpusat pada guru atau dapat dikatakan teacher center, meskipun tidak keluar dari target pembelajaran tetapi urutan pemberian materinya kurang beraturan. 2. Disain pembelajaran dengan menggunakan multimedia untuk meningkatkan memiliki 3 tahapan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi. Tahap perencanaan sangat diperlukan supaya pembelajaran yang akan dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia dimulai dari kegiatan persiapan alat dan bahan. Setelah dilakukan persiapan dilanjutkan dengan kegiatan pendahuluan, apersepsi. Setelah dilakukan apersepsi pembelajaran mulai masuk ke dalam kegiatan inti yaitu penggunaan

13

multimedia dengan klasikal, pengulangan, dan penguatan kembali dengan menggunakan multimedia ini secara individual sesuai kebutuhan siswa. 4. Pengunaan multimedia dalam pembelajaran elektronika dapat meningkatkan kompetensi siswa. Siswa juga mampu menganalisis suatu pekerjaan dan mengurutkan pekerjaan dengan baik. 5. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia memang tidak terlepas dari faktor lain, baik yang mendukung ataupun yang tidak. Beberapa faktor yang dapat dikategorikan manjadi pendukung ataupun kendala dalam pembelajaran dengan menggunakan multimedia ini antara lain : Kebijakan, Guru, Siswa, dan Sarana dan prasarana,

DAFTAR PUSTAKA Arcaro, Jerome S. (2007). Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta Hamalik, Oemar (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara Miles, Matthew B; Huberman Michael A.(2007). Qualitative Data Analysis A sourcebook of New Methods. Edisi Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi (Analisa Data Kualitatif Buku Sember Tentang Metode-metode Baru), Jakarta: Universitas Indonesia Press Miarso, Yusufhadi, (2011), Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Penerbit Pustekom-Diknas Mishra, Sanjaya dan Ramesh C. Sharma, (2005). Interactive Multimedia in Education and Training, Singapore: Penerbit Idea Group Publishing. Pribadi, Benny A. (2011). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Rusman (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, Bandung: Penerbit Alfabeta Sartono, FR. Sri, (2008), Pemanfaatan Media Dalam Pembelajara, Semarang: Penerbit Universitas Negeri Semarang(UNES) Seels, Barbara B. & Rita C Richey (1994). Instructional technology, The definition and domains of the field, Washington DC: Association for Educational Communications and Technologi (AECT) Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit PT.Remaja-Rosdakarya. Sumiati dan Asra (2007). Metode Pembelajaran, Bandung : Penerbit CV Wacana Prima Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Penerbit Alfabeta. Suparman, M.Atwi (2012). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga

14

More Documents from "serfasius malo muda"