BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Lensa Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Jaringan lensa berasal dari lapisan ektoderm permukaan yang bening. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa ini akan membentuk serat terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral ini merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa.1 Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar. 1
6
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu yaitu kenyal atau lentur karena memegang peran penting dalam akomodasi untuk menjadi cembung, jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan dan terletak ditempatnya. Pada keadaan patologik, lensa tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia, keruh atau apa yang disebut katarak, tidak berada ditempat atau subluksasi dan dislokasi. 1
Gambar 2.1. Anatomi Mata7
Gambar 2.2. Anatomi Lensa7
7
2.2. Katarak 2.2.1. Definisi Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrahakies, Inggris Catarct, dan Latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.1 Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi didapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.1 2.2.2. Epidemiologi Katarak dapat menyebabkan terjadinya kebutaan, sekitar 50% kasus kebutaan diseluruh dunia disebabkan oleh katarak. Menurut World Health Organization (WHO), katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan didunia. Asia tenggara terdapat 28% penderita katarak dari total populasi dan Indonesia menempati urutan tertinggi di Asia Tenggara.3,5 Survey pada tahun 1996, prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% dari jumlah penduduk. Berdasarkan angka kejadian
8
tersebut, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia dengan presentase sebesar 0,78%. Katarak umumnya adalah penyakit usia lanjut, namun 16-20% penyakit katarak telah dialami oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54 tahun. Secara Nasional, 10 Kabupaten/Kota dengan prevalensi katarak pada umur ≥ 30 tahun tertinggi adalah propinsi Sulawesi Utara (3,7%), Jambi (2,8%), Bali (2,7%), Aceh (2,8%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,4%), Papua (2,4%), Jawa Tengah (2,4%), Riau (2,3%), dan Maluku Utara (2,3%). Untuk di Sulawesi Tenggara sendiri prevalensi katarak pada umur ≥ 30 tahun mencapai (1,8%).4 The Beaver Dam Eye Study juga mendapati bahwa sekitar 38,8% laki-laki dan 45,9 % perempuan yang berusia lebih dari 74 tahun menderita katarak. Prevalensi katarak hasil pemeriksaan petugas enumerator dalam Riskesdas 2013 adalah sebesar 1,8%, tertinggi di provinsi Sulawesi Utara, dan terendah di DKI Jakarta. Dengan Prevalensi berdasarkan Umur ditemukan terbanyak pada umur diatas 50 tahun dan berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada perempuan.4 2.2.3. Etiologi Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokular lainnya. Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan
9
katarak adalah diabetes melitus, galaktosemia dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik atau kelainan kongenital. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya katarak lebih cepat yaitu usia, wanita lebih banyak menderita katarak dibandingkan dengan pria karena penurunan estrogen, diabetes mellitus, radang mata (seperti uveitis), trauma mata, riwayat keluarga dengan katarak, pemakaian steroid lama (oral) atau tertentu lainnya, merokok, pembedahan mata lainnya, terpajan banyak sinar ultra violet (matahari), stress, alkohol, obesitas, malnutrisi, genetik, dan defisiensi vitamin C.1,10,12,16 Keterkaitan pasien katarak dengan paparan sinar UV juga banyak diteliti dengan menghubungkan pekerjaan di luar gedung dan pekerjaan di dalam gedung dengan kejadian katarak. Menurut WHO Expert dan Wong TY, et al melaporkan pajanan sinar matahari merupakan salah satu faktor resiko katarak. Prevalensi katarak pada pekerjaan di luar ruangan lebih tinggi 1,3 kali dibandingkan pekerjaan di dalam ruangan. Berdasarkan riskesdas 2013 beberapa pekerjaan yang cukup beresiko untuk terjadinya katarak diantaranya adalah petani, buruh dan nelayan. Responden kebanyakan memiliki pekerjaan sebagai petani, buruh, pedagang keliling, jenis pekerjaan yang berada diluar gedung dikaitkan dengan paparan sinar ultraviolet langsung.4,21
10
2.2.4. Patomekanisme Patomekanisme katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregatagregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansinya.
Perubahan
protein
lainnya
akan
mengakibatkan
perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang. 2 Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan fisik dan kimiawi dari lensa. Perubahan fisik yang terjadi berupa penurunan daya akomodasi lensa, dimana lensa kekurangan elastisitasnya untuk memfokuskan benda sehingga mengaburkan penglihatan. Sedangkan perubahan kimiawi yang dapat
terjadi
berupa
kurangnya
transparansi
lensa
akibat
dari
meningkatnya radikal bebas dalam tubuh. Hal ini karena kurangnya produksi antioksidan akibat penurunan fungsi mitokondria dalam sel sehingga terjadi kerusakan oksidatif pada lensa. Kerusakan oksidatif ini dapat menganggu aktivitas metabolisme pada lensa. Protein akan mengalami modifikasi membentuk zat reaktif dan memberikan perubahan warna pada nukleus lensa.2,17Terkait masalah usia, wanita yang telah menopause, mengalami penurunan estrogen juga rentan terkena katarak karena estrogen dapat melindungi lensa dari stress oksidatif.18
11
Perubahan kimia dari protein lensa juga dapat disebabkan oleh paparan sinar UV yang dapat menyebabkan pemutusan ikatan struktur protein sehingga terjadi denaturasi dan penggumpalan protein di dalam lensa. Penggumpalan protein ini menganggu lensa untuk menfokuskan cahaya ke retina sehingga pandangan menjadi kabur.10 Pada penderita diabetes, hiperglikemik menyebabkan glukosa dapat menyebar ke serat lensa, glukosa akan melalui jalur sorbitol. Glukosa akan diubah oleh enzim aldose reduktase menjadi sorbitol. Karena membran sel bersifat impermiabel terhadap sorbitol olehnya terjadi akumulasi sorbitol di serat lensa. Peningkatan jumlah sorbitol ini menyebabkan tekanan osmotik meningkat dan menarik air ke serat lensa sehingga lensa akan membengkak dan dapat ruptur. Akumulasi air dalam lensa dapat menganggu kerja lensa memfokuskan cahaya.12,14 2.2.5. Klasifikasi 2.2.5.1. Berdasarkan etiologi8 1. Katarak kongenital dan katarak developmental Katarak kongenital adalah katarak yang terjadi sebelum lahir dan terlahir dengan kekeruhan pada lensa. Sedangkan katarak developmental adalah katarak yang terjadi pada bayi hingga remaja. Etiologi pasti dari penyakit ini masih belum diketahui.
Namun,
terdapat
beberapa
faktor
dapat
12
dihubungkan dengan beberapa jenis dari katarak yang dijelaskan dibawah ini : 1) Herediter : katarak yang ditentukan secara genetik disebabkan oleh karena terdapatnya anomali pada pola kromosom dari seseorang. 2) Faktor maternal : malnutrisi selama kehamilan, infeksi maternal seperti infeksi rubella, toksoplasmosis dan sitomegalo – inklusi, kemudian penggunaan obat – obatan selama kehamilan (seperti obat – obatan thalidomide, kortikosteroid) dan paparan radiasi selama kehamilan. 3) Faktor fetus atau infantile : defisiensi oksigenasi (anoksia) yang disebabkan oleh karena terjadinya perdarahan plasenta. Gangguan metabolik pada fetus atau bayi seperti
galaktosemia,
defisiensi
galaktokinase,
dan
hipoglikemia neonatus. Katarak yang terkait dengan anomali kongenital lainnya seperti yang terlihat pada Lowe’s
syndrome,
distrofika
miotonia
dan
iktiosis
kongenital. Trauma lahir dan Malnutrisi pada masa awal kelahiran
bayi
juga
mungkin
dapat
menyebabkan
terbentuknya katarak developmental. 4) Idiopatik : Sekitar 50 % dari kasus ini bersifat sporadik dan tidak diketahui etiologinya.
13
Tipe dari katarak kongenital dan developmental terdiri atas: 1) Katarak Kapsuler Kongenital a. Katarak kapsuler anterior merupakan suatu katarak nonaksial, stasioner dan secara visual tidak begitu bermakna. b. Katarak kapsuler posterior merupakan kondisi yang jarang ditemukan dan dapat dihubungkan dengan sisa – sisa dari arteri hialoid persisten. 2) Katarak Polar a. Katarak polus anterior merupakan katarak bagian dari kapsula anterior dan bagian paling superfisial dari korteks. Katarak ini mungkin dapat terjadi melalui dua cara, yaitu akibat lambatnya perkembangan bilik mata depan dan karena perforasi kornea. b. Katarak polus posterior merupakan suatu kondisi katarak yang sangat sering ditemukan pada anomali lensa. Katarak polus posterior dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk stasioner dan bentuk progresif yang mana kondisi ini akan mulai berkembang setelah kelahiran.
14
3) Katarak nuklear a. Katarak nukleus embrionik: memiliki ikatan genetik dominan
dan
disebabkan
karena
inhibisi
dari
perkembangan lensa pada saat tahapan awal. b. Katarak nuklear total: biasanya melibatkan nukleus embrionik dan fetus dan biasanya nukleus infantile juga dapat terkena. 4) Katarak lamellar Katarak jenis ini merupakan tipe yang paling sering ditemukan
terjadi
bersama
dengan
gangguan
penglihatan. Katarak jenis ini biasanya akibat genetik atau berasal dari lingkungan pasien itu sendiri. Biasanya, katarak jenis ini terjadi pada zona nukleus fetalis yang mengelilingi nukleus embrional. Biasanya tampak dua cincin opasitas, massa utama dari lensa internal dan eksternal dari katarak biasanya jernih, kecuali terdapatnya suatu opasitas linier berukuran kecil menyerupai jari-jari roda yang mungkin dapat terlihat mengarah ke ekuator. Katarak jenis ini biasanya terjadi bilateral dan sangat sering menyebabkan defek penglihatan yang berat. 5) Katarak sutural dan aksial Katarak sutural merupakan jenis katarak yang sangat sering terjadi dan katarak jenis ini biasanya tersusun atas
15
kekeruhan punctate yang menyebar disekitar bagian anterior dan posterior. Katarak ini bersifat statis, bilateral dan tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap penglihatan. Katarak ini sangat beragam ukuran dan bentuknya dan mungkin memiliki pola yang berbeda dan oleh karena itu dinamakan berdasarkan bentuknya sesuai dengan bentuknya : a. Katarak floriformis, biasanya memiliki bentuk seperti kelopak bunga. b. Katarak kolatiformis, biasanya teratur seperti bentuk terumbu karang. c. Katarak berbentuk tombak, opasitas lentikuler yang berbentuk seperti tumpukan jarum kristalin tersebar yang bersinar. d. Katarak embrionik aksial anterior yang memiliki bentuk seperti titik-titik halus yang berada didekat bagian anterior Y-suture. 6) Katarak generalisata a. Katarak koronarius, katarak jenis ini sangat sering ditemukan dan merupakan bentuk yang paling banyak ditemukan dari katarak developmental yang terjadi pada masa pubertas; katarak ini melibatkan lapisan nukleus lensa yang muda atau lapisan korteks yang
16
dalam. Oleh karena opasitasnya berada dibagian perifer, maka
penglihatan biasanya
tidak akan
terganggu. b. Katarak Blue dot, katarak jenis ini juga biasanya disebut dengan cataracta-punctata-caerulea. Katarak jenis ini biasanya terbentuk pada dua dekade pertama kehidupan. Katarak ini berbentuk stasioner dan tidak mempengaruhi penglihatan. c. Katarak kongenital total, merupakan suatu variasi katarak yang sering ditemukan dan dapat bersifat unilateral atau bilateral. Pada banyak kasus mungkin juga bisa terdapat suatu karakter herediter. Salah satu penyebab penting lainnya dari katarak ini adalah infeksi rubella maternal, yang terjadi selama trimester pertama kehamilan. Biasanya, anak – anak akan lahir dengan katarak nuklear berwarna putih. Katarak jenis ini merupakan tipe yang bersifat progresif. d. Katarak
membranosa
kongenital,
kadang-kadang
terjadi partial atau total. Pasien tersebut mungkin akan diduga diagnosis menderita afakia kongenital. Kondisi ini dapat dihubungkan dengan Sindrom HallermannStreiff-Francois.
17
2. Katarak didapat8 1) Katarak senil Katarak jenis ini juga disebut sebagai “katarak terkait usia”, dimana katarak ini merupakan jenis yang paling banyak ditemukan setelah mencapai usia 70 tahun sekitar 90%. Kondisi ini biasanya terjadi secara bilateral, tetapi biasanya ditemukan salah satu mata mengalami gejala yang lebih berat dan lebih cepat dibandingkan dengan mata lainnya. Secara morfologis, katarak senilis memiliki dua bentuk, yaitu kortikal dan nuklear. Katarak senil merupakan suatu
katarak proses
penuaan. Meskipun etiopatogenesis pasti dari kondisi ini masih belum jelas, terdapat berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi usia onset, jenis dan maturasi dari katarak senil: a. Herediter, faktor ini memainkan peran yang sangat penting dari insidensi katarak, onset usia dan maturasi dari katarak senilis ditemukan pada keluarga yang berbeda. b. Paparan radiasi UV dari sinar matahari juga sudah pernah diperlihatkan dapat mempercepat onset dan maturasi dari katarak senil diberbagai penelitain epidemiologis.
18
c. Defisiensi diet dari beberapa protein tertentu, asam amino, vitamin, (riboflavin, vitamin E, Vitamin C) dan unsur-unsur penting juga dianggap berganggung jawab cepatnya onset dan maturasi dari katarak senilis. d. Krisis dehidrasi, suatu hubungan antara episode krisis dehidrasi berat (disebabkan oleh diare, kolera, dan lain-lain) dan usia onset dan maturasi dari katarak juga pernah dijelaskan. e. Merokok juga pernah dilaporkan memiliki beberapa efek terhadap usia onset dari katarak senilis. Merokok dapat menyebabkan terjadinya akumulasi molekulmolekul berpigmen-3 hidroksikinurinin dan kromopor, yang menyebabkan katarak berwarna kuning. Sianat pada rokok juga menyebabkan karbamilasi dan denaturasi protein. Tahap – tahap maturasi terdiri atas dua stadium yaitu: a. Stadium separasi lamellar, perubahan yang paling awal terjadi pada katarak adalah terjadinya demarkasi pada serabut-serabut kortikal yang disebabkan karena pemisahan akibat cairan. Fenomena separasi lamellar tersebut hanya dapat diperlihatkan oleh pemeriksaan slit lamp saja. Perubahan ini masih bersifat reversibel. 19
b. Stadium katarak insipient, pada stadium ini akan ditemukan suatu kekeruhan awal yang sudah bisa terdeteksi dengan daerah-daerah yang masih jernih diantara kekeruhan tersebut. Terdapat dua jenis katarak kortikal yang dapat dikenali pada stadium ini, yaitu : kortikal seniles cuneiformis dan cupuliformis. 2) Katarak metabolik Katarak ini terjadi karena gangguan endokrin dan kelainan biokimia. Beberapa tipe umum katarak metabolisme dijelaskan di sini. a. Katarak diabetes Diabetes dikaitkan dengan dua jenis katarak: (1) Katarak senilis pada penderita diabetes muncul pada saat awal dan berlangsung cepat. (2) True diabetic cataract. Hal ini juga disebut ‘snow flake cataract’ atau ‘snow storm cataract’. Ini adalah kondisi yang jarang, biasanya terjadi pada dewasa muda karena osmotik overhidrasi lensa. Awalnya sejumlah besar cairan vakuola muncul dibawah kapsul anterior dan posterior, yang
segera
diikuti
oleh
munculnya
kekeruhan
bilateral putih seperti salju di korteks.
20
b. Katarak galaktosemia Hal
ini
terkait
dengan
kesalahan
metabolisme
galaktosa bawaan. Galaktosemia terjadi dalam dua bentuk:
(1)
kekurangan (GPUT);
Galaktosemia galaktosa-1
dan
(2)
klasik fosfat
Gangguan
terjadi
karena
uridyl-transferase terkait
dengan
kekurangan galactokinase (GK). Galaktosemia sering dikaitkan dengan perkembangan katarak bilateral (oildropletcentral lens opacities). Perubahan lensa mungkin reversibel dan terjadinya katarak dapat dicegah, jika susu dan produk susu dieliminasi dari diet ketika didiagnosis pada tahap awal. c. Katarak Hypocalcaemic Perubahan cataractous mungkin berhubungan dengan paratiroid tetanus, yang mungkin terjadi karena atrofi atau pengeluaran secara tidak disengaja (selama tiroidektomi) dari kelenjar paratiroid. Kristal berbagai warna
atau
bintik-bintik
kekeruhan
putih
kecil
terbentuk di korteks yang kadang matang. d. Katarak karena kegagalan metabolisme dari tembaga Katarak karena kegagalan metabolisme tembaga bawaan pada (degenerasi hepatolentikular).
21
e. Katarak pada Lowe’s syndrome Sindrom Lowe (Oculo-otak-ginjal) adalah kegagalan bawaan metabolisme asam amino langka. Tanda pada
mata
glaukoma.
termasuk Tanda
katarak
sistemik
kongenital
sindrom
ini
dan
adalah
keterbelakangan mental, dwarfisme, osteomalasia, hypotonimuskular dan frontal menonjol. 3) Katarak elektrik Hal ini diketahui terjadi setelah aliran arus listrik yang kuat melalui
tubuh.
Katarak
biasanya
dimulai
sebagai
kekeruhan subkapsular pungtata yang matang dengan cepat. Sumber arus dapat merupakan kawat listrik hidup atau kilatan petir. 4) Katarak radiasi Paparan hampir semua jenis energi radiasi diketahui dapat
menimbulkan
katarak
dengan
menyebabkan
kerusakan pada epitel lensa. Berikut beberapa jenis yang diketahui: a. Katarak infrared (panas), kontak yang terlalu lama (lebih dari beberapa tahun) terhadap sinar infra-merah dapat menyebabkan kekeruhan posterior subkapsular diskoid dan eksfoliasi dari kapsul anterior. Hal ini biasanya terlihat pada orang yang bekerja di industri
22
kaca, sehingga biasa juga disebut sebagai ‘glassblower atau glassworker’s cataract. b. Iradiasi katarak yaitu paparan sinar X, sinar-γ atau neutron dapat berhubungan dengan iradiasi katarak. Biasanya ada periode laten berkisar dari 6 bulan sampai
beberapa
perkembangan
tahun
katarak.
antara
paparan
Orang
rentan
dan untuk
mendapatkan katarak tersebut adalah teknisi yang tidak cukup terproteksi, pasien dirawat karena tumor ganas dan pekerja atomicenergyplants. c. Katarak radiasi ultraviolet, Radiasi ultraviolet telah dikaitkan
dengan
katarak
senilis
pada
banyak
penelitian. 5) Katarak akibat toxin a. Cortikosteroid-induced cataract13 Kekeruhan
subkapsular
posterior
berhubungan
dengan penggunaan topikal steroid maupun sistemik. Hubungan yang pasti antara dosis dan durasi dari terapi kortikosteroid dengan perkembangan katarak masih
belum
jelas.
Namun,
secara
umum,
penggunaan jangka panjang steroid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pembentukan katarak. Anakanak lebih rentan daripada orang dewasa. Oleh
23
karena itu, dianjurkan semua pasien dengan penyakit yang
membutuhkan
terapi
kortikosteroid
berkepanjangan harus diperiksa secara teratur pada slitlamp
oleh
dokter
mata.
Selanjutnya,
regimenintermiten lebih dipilih daripada terapi rutin dan bila memungkinkan steroid harus diganti dengan obat anti-inflamasi steroid non (NSAID). b. Miotics-induced cataract Tipe granularsubkapsular anterior katarak mungkin berhubungan dengan penggunaan jangka panjang miotikum, terutama long acting cholinesterase inhibitor seperti
echothiophate,
demecarium
bromida,
disopropylfluorofosfat (DFP). Penghapusan obat dapat menghentikan perkembangan dan kadang-kadang dapat menyebabkan kembalinya katarak. c. Katarak toksik lainnya Obat lain yang terkait dengan katarak toksik adalah amiodaron,
klorpromazin,
busulphan,
emas
dan
allopurinol. 6) Katarak sindermatotik Kekeruhan lensa yang berhubungan dengan penyakit kulit yang disebut katarak sindermatotik. Katarak tersebut bilateral dan terjadi pada usia muda. Dermatitis atopik
24
adalah penyakit kulit yang paling umum yang terkait dengan katarak (atopik katarak). Gangguan kulit lain yang terkait
meliputi
poikiloderma, atrophicus
vasculare,
skleroderma dan keratotis follicularis. 7) Katarak komplikata Hal ini mengacu pada kekeruhan lensa sekunder untuk beberapa penyakit intraokular lain. Beberapa penulis menggunakan istilah katarak sekunder untuk katarak komplikata. Banyak penulis menggunakan istilah katarak sekunder untuk menyatakan katarak. Oleh karena itu, untuk menghindari kebingungan dan kontroversi, lebih disukai, istilah katarak sekunder harus disingkirkan. Nutrisi lensa bergantung pada cairan intraokular. Oleh karena itu, kondisi di mana sirkulasi mata terganggu atau dimana
toksin
mengganggu mengakibatkan
inflamasi
nutrisi
dari
terbentuk, lensa
pembentukan
maka
akan
kristalina,
yang
katarak
komplikata.
Beberapa kondisi mata penting yang dapat menimbulkan katarak komplikata tercantum di sini. a. Kondisi inflamasi. Hal ini termasuk inflamasi uvea (seperti iridosiklitis, parsplanitis, koroiditis), ulkus kornea hypopion dan endoftalmitis.
25
b. Kondisi degeneratif seperti retinitis pigmentosa dan retinitis
pigmentosadistrofi
lain,
dan
degenerasi
korioretinalmyop. c. Retinal detachment. Katarak komplikata dapat timbul pada kasus-kasus lama. d. Glaukoma (primer atau sekunder) kadang-kadang dapat menyebabkan katarak komplikata. Penyebab yang mendasari kemungkinan karna penyempitan sirkulasi intraokular, konsekuensi untuk tekanan yang meningkat. e. Tumor
intraokular
seperti
retinoblastoma
atau
melanoma dapat menimbulkan katarak komplikata dalam tahap akhir. Biasanya katarak komplikata dimulai dari katarak kortikal posterior, dimana perubahan lensa biasanya muncul di depan kapsul posterior. Tepi kekeruhan tidak teratur dan kepadatan berbeda. Pada pemeriksaan slitlampkekeruhan berbentuk seperti ‘breadcrumb’. Sebuah tanda yang sangat khas adalah munculnya partikel berwarna warni yang disebut ‘polychromaticlustre’ merah, hijau dan biru. Kabut kuning berbaur tampak pada korteks sebelah. Kekeruhan perlahan menyebar di seluruh korteks, dan akhirnya seluruh lensa menjadi buram, memberikan
26
tampilan putih kapur. Deposisi kalsium umum terjadi pada tahap lanjut. 2.2.5.2 Berdasarkan morfologi8 1. Katarak kapsular merupakan katarak yang melibatkan kapsul baik itu kapsul anterior dan kapsul posterior. 2. Katarak subkapsular merupakan katarak yang melibatkan bagian
yang
tepat
dibawah
kapsul
yang
terdiri
atas
subkapsular anterior dan subkapsular posterior. 3. Katarak kortikal merupakan katarak yang melibatkan bagian utama korteks. 4. Katarak supranuklear merupakan katarak yang melibatkan bagian dalam dari korteks atau tepat di bagian luar nukleus. 5. Katarak nuklear merupakan katarak yang melibatkan inti dari lensa. 6. Katarak polar merupakan katarak yang melibatkan kapsul dan superfisial dari korteks di bagian polus, terdiri atas polar anterior dan polar posterior. Katarak polus anterior bola mata biasanya
akibat
kelainan
kornea,
iridosiklitis,
kelainan
neoplasma dan glaukoma. Katarak polus posterior bola mata terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina dan miopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca. Biasanya kelainan ini berjalan aksial
27
yang biasanya tidak berjalan cepat di dalam nukleus, sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih.1 2.2.6. Penatalaksanaan Terapi katarak pada dasarnya terdiri dari operasi pengangkatan lensa yang keruh. Namun, tindakan non-bedah tertentu mungkin bisa membantu sampai operasi ditentukan.8 2.2.6.1. Terapi Non-bedah Pada katarak didapat, investigasi menyeluruh harus dilakukan untuk mengetahui penyebab katarak. Terapi penyakit penyebab, seringkali mungkin menghentikan perkembangan dan kadangkadang pada tahap awal dapat menyebabkan regresi perubahan cataractous dan dengan demikian menunda terapi pembedahan. Beberapa contoh umum meliputi: 1. Kontrol adekuat ketika ditemukan diabetes mellitus. 2. Menghindari
obat
kataraktogenic
seperti
kortikosteroid,
phenothiazenes dan miotikum kuat, dapat menunda atau mencegah kataraktogenesis. 3. Menghindari iradiasi (inframerah atau sinar-X) juga dapat menunda atau mencegah pembentukan katarak. 4. Pengobatan awal yang memadai terhadap penyakit mata seperti uveitis dapat mencegah terjadinya katarak komplikata.
28
Langkah-langkah
untuk
menunda
perkembangan
katarak.
Persiapan yang tersedia secara komersial termasuk garam iodida kalsium dan kalium diresepkan dalam jumlah besar di tahap awal katarak (terutama di katarak senilis) dalam upaya untuk menunda perkembangannya. Namun, sampai saat ini tidak ada hasil yang konklusif tentang peran mereka yang tersedia. Peran vitamin E dan aspirin dalam menunda proses cataractogenesis juga disebutkan. Langkah-langkah untuk memperbaiki penglihatan pada katarak intumesens dan imatur dapat menyenangkan pasien, seperti: 1. Refraksi, yang sering berubah dengan kecepatan cukup, harus dikoreksi pada interval yang sering. 2. Pengaturan pencahayaan, pasien dengan kekeruhan perifer (daerah pupil masih bersih), dapat digunakan pencahayaan terang. Sebaliknya, dengan adanya kekeruhan sentral, lampu redup ditempatkan di samping dan sedikit di belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik. 3. Penggunaan kacamata gelap pada pasien dengan kekeruhan sentral memiliki nilai yang besar dan kenyamanan saat dikenakan di luar ruangan. 4. Mydriatikum, pasien dengan katarak aksial kecil, biasanya dapat
mengambil
memungkinkan
manfaat
lensa
dari
paraksial
pupil
dilatasi.
yang
jernih
Hal
ini
untuk 29
berpartisipasi dalam transmisi cahaya, pembentukan gambar dan fokus. Mydriatikum seperti 5 persen phenylephrine atau 1 persen tropikamid; 1 tetes b.i.d. pada mata yang terkena mungkin mempertajam visus. 2.2.6.2. Terapi bedah 1. Indikasi 1) Perbaikan visual Hal ini adalah indikasi yang paling umum. Ketika operasi disarankan untuk perbaikan visual berbeda pada setiap orang, tergantung pada kebutuhan visual individu. Jadi, seorang individu harus dioperasikan untuk katarak, ketika gangguan visual menjadi hal yang signifikan untuk memelihara gaya hidup. 2) Indikasi medis Kadang-kadang pasien mungkin nyaman dari titik visual (karena visus yang berguna dari mata lainnya atau sebaliknya) tapi dapat disarankan operasi katarak karena alasan medis seperti : a. Lens-induced glaukoma, b. Phacoanaphylacticendophthalmitis dan c. Penyakit
retina
retinaldetachment,
seperti
retinopatidiabetik
pengobatan
yang
atau
terhambat
dengan adanya kekeruhan lensa. 30
3) Indikasi Kosmetik Terkadang pasien dengan katarak matur bersikeras untuk ekstraksi katarak (bahkan tanpa harapan mendapatkan visi yang berguna), dengan tujuan untuk mendapatkan pupil hitam. 2. Teknik operasi katarak 1) Intrakapsular katarak ekstraksi 2) Extrakapsular katarak ekstraksi 3) Phekoemulsifikasi
31
2.3. Kerangka Teori Faktor Resiko
Usia
Fisik
Daya Akomodasi menurun
Jenis Kelamin
Kimia
Wanita
Penurunan antioksidan
Penurunan estrogen
Pekerjaan
Terpapar Radiasi
Sinar Ultra Violet
Radikal bebas meningkat
Terputusnya struktur protein lensa
Kerusakan oksidatif
Denaturasi dan penggumpalan protein
Modifikasi ikatan protein lensa
Kekeruhan Lensa
Fokus cahaya ke retina terhambat Keterangan: : Berhubungan : Mengakibatkan
Penurunan tajam penglihatan
Bagan 2.1. Kerangka teori tentang karakteristik penderita katarak
32
2.4. Kerangka Konsep
Usia
Pekerjaan
Jenis kelamin
Katarak
Keterangan: : Variabel independent : Variabel dependent : Mempengaruhi
Bagan 2.2. Kerangka konsep tentang karakteristik penderita katarak
33