MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENANTI KELAHIRAN ANAK PERTAMA (CHILD BEARING)
Dosen Pembimbing Sylvia Dwi Wahyuni, S. Kep. Ns., M.Kep. Disusun Oleh : Eliesa Rachma Putri
(131611133001)
Locita Artika Isti
(131611133008)
Dita Fajrianti
(131611133014)
Ayu Saadatul Karimah
(131611133020)
Putri Aulia K
(131611133030)
Erva Yulinda M.
(131611133033)
Hanum Amalia Zulfa
(131611133040)
Septin Sri Mentari
(131611133046)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA FEBRUARI, 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Keluarga yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Menanti Kelahiran Anak Pertama (Child Bearing)”. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Keluarga, Sylvia Dwi Wahyuni S. Kep.Ns., M.Kep. yang telah membimbing kami selama perkuliahan Keperawatan Keluarga hingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Makalah ini masih jauh dari kata sempuna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terimakasih.
Surabaya, 23 Februari 2019
Penyusun,
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3
Tujuan............................................................................................................................
1.4
Manfaat..........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 2.1
Definisi Keluarga Childbearing ....................................................................................
2.2
Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahapan .......................................................... 2.2.1
Tahap Perkembangan Keluarga Childbearing .......................................................
2.2.2
Tugas Perkembangan dengan Keluarga Childbearing ...........................................
2.3
Masalah yang Lazim Terjadi pada Keluarga Childbearing ...........................................
2.4
Intervensi Sesuai Tahapan ............................................................................................ 2.4.1
Fungsi Perawat Childbearing .................................................................................
2.4.2
Peran Perawat Keluarga .........................................................................................
BAB III KASUS .......................................................................................................................... BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................................... BAB V PENUTUP ...................................................................................................................... 3.1
Kesimpulan....................................................................................................................
3.2
Saran ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan kehidupan anak belajar dan bersosialisai. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan,
adopsi,
kelahiran
yang
bertujuan
menciptakan
dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008). Ketika sekelompok orang dalam ikatan keluarga mengalami beberapa tahap perkembangan. Delapan tahap perkembangan antara lain keluarga baru (Berganning Family), keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Childbearing), keluarga dengan anak pra sekolah, keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak pertama meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (Midlle Age Family), dan keluarga lanjut usia (Duval,1985 dalam Setiadi 2008). Perkawinan dari sepasang dua insan menjadi awal tahap perkembangan awal keluarga baru. Tahapan keluarga dimulai saat ibu hamil, menantikan kelahiran anak pertama, dan berlanjut sampai anak berusia 30 bulan (2,5 tahun) disuebut tahapan Chilbearing (Kelahiran Anak Pertama). Tahap perkembangaan keluarga childbearing merupakan masa transisi menjadi orang tua. Studi klasik Le Master (1957) dalam Friedman (2002) menyatakan bahwa dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah dan selebihnya bermasalah dalam hal hubungan suami istri, peningkatan perselisihan dan argument, dan menurunnya hubungan sosial. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh sepasang suami istri melalui tugas perkembangan yang penting. Kelahiran anak pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perubahan peran menjadi orang tua. Kehadiran bayi dalam keluarga merubah interaksi dalam keluarga. Pada keluarga dengan tahapan ibi muncul masalah kesehatan seperto lesulitan seksual periode pasca pos partum akibat faktor peran baru yang dijalanka ibu. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan mereka diabaikan karena focus perhatian kedua pasngan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi bapak atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu (Mubarak dan Santosa, 2014). 1
Keluarga dengan permasalahan yang terjadi ketika tahap perkembangan Childbearing mempengaruhi peran dan tugas anggota keluarga. Berdasarkan permasalahan diatas, kelompok kami menyusun makalah mengenai “Asuhan Keperawatan keluarga yang menanti kelahiran anak pertama (child bearing)” Diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai asuhan keperawatan keluarga yang menanti kelahiran anak pertama. 1.2 Rumusan Masalah a. Apakah yang dimaksud dengan keluarga childbearing? b. Bagaimana tugas perkembangan keluarga sesuai tahapan? c. Apa masalah yang lazim terjadi pada keluarga childbearing? d. Bagaimana intervensi perawat terhadap keluarga childbearing? 1.3 Tujuan a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan keluarga childbearing b. Menjelaskan tugas perkembangan keluarga sesuai tahapan c. Menjelaskan masalah yang lazim terjadi pada keluarga childbearing d. Menjelaskan intervensi perawat terhadap keluarga childbearing 1.4 Manfaat a. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksudkan keluarga childbearing b. Mahasiswa dapat mengetahui tugas perkembangan keluarga sesuai tahapan c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah yang lazim terjadi pada keluarga childbearing d. Mahasiswa dapat mengetahui intervensi perawat terhadap keluarga childbearing
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Keluarga Childbearing Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2002), keluarga childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II. Menurut Rodgers dalam Friedman (1998), keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan 2.2 Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahapan 2.2.1 Tahap Perkembangan Keluarga Childbearing Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dalam Friedman (2002) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah dan selebihnya bermasalah dalam hal suami merasa diabaikan, peningkatan persilisihan dan argumen, interupsi dalam jadwal kontinu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun. Menurut Duvall & Miller (1985) dan Charter & McGoldrick (1988) dalam Friedman (2002), tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah : a) Membentuk
keluarga
muda
sebagai
sebuah
unit
yang
mantap
(mengintregasikan bayi baru ke keluarga) b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga c) Mempertahankan
hubungan
perkawinan
yang
memuaskan
dengan
pasangan d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua dan kakek nenek dalam pengasuhan Menurut Spradley tugas perkembangan keluarga childbearing adalah: persiapan untuk bayi, penataan role masing-masing dan tanggung jawab 3
persiapan biaya, adaptasi dengan pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua. Terhadap perhatian
pelayanan
kesehatan dimulai dari persiapan menjadi orang tua, antara lain adalah: a) Persiapan untuk melahirkan b) Transisi menjadi orang tua c) Perawatan bayi d) Perawatan bayi yang sehat e) Mengenali secara dini dan menangani masalah-masalah kesehatan fisik anak dengan tepat f) Imunisasi g) Pertumbuhan dan perkembangan yang normal h) Tindakan untuk keamanan i) Keluarga berencana j) Interaksi keluarga k) Praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi dan olahraga) 2.2.2 Tugas Perkembangan dengan Keluarga Childbearing Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu: 1. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi 2. Membagi peran dan tanggung jawab 3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan 4. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing 5. Memfasilitasi role learning anggota keluarga. 6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita 7. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin 8. Beradaptasi pada pola hubunga seksual 9. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masingmasing pasangan. Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1988 tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
4
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga). 2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga . 3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. 4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran- peran orang tua, kakek, dan nenek. 2.3 Masalah yang Lazim Terjadi pada Keluarga Childbearing Tahap ini dimulai dengan kehamilan dan kelahiran anak pertama danberlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga, dan sistem permanen dalam keluarga mulai terbentuk. Masa menjadi orang tua ini bagi sebagian orang merupakan masa transisi kehidupan yang penuh stress, periode ketidakseimbangan, memerlukan perubahan
yang
dapat
menyebabkan
banyak
krisis keluarga, perasaan tidak memadai
jadi orang tua, dan menyebabkan gangguan hubungan pernikahan. Stressor yang paling sering adalah kehilangan kebebasan personal akibat tanggung jawab menjadi orang tua, kurangnya waktu dan hubungan persahabatan dalam pernikahan sering teridentifikasi. Penyesuaian menjadi orang tua menjadi hal penting karena kehadiran bayi sebagai anggota baru membutuhkan perubahan yang tiba – tiba sampai menuntut peran yang tidak henti – hentinya. Perasaan tidak memadai, kurangnya bantuan dari keluarga dan teman, saran yang bertentangan dan professional pelayanan kesehatan. Ibu biasanya sangat kelelahan baik secara fisik maupun psikologis dan terbebani dengan tugas rumah tangga dan mungkin oleh tanggung jawab pekerjaan. Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang anak, pola hubungan antar pasangan dan sebagai orang tua menunjukkanpola transaksional yang berubah drastisFriedman, (2002) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicarasatu sama lain, sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan kualitas pernikahan menurun sehingga pada tahap ini kebahagiaan pernikahan lebih rendah. Penyesuaian dengan keluarga besar dan teman - teman juga terjadi, akses terhadap jaringan kerja dan sistem dukungan sosial untuk menerima kepuasan dan memiliki perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda jugaperlu mengetahui kapan mereka membutuhkan bantuan dan dari mana mereka mendapatkannya serta kapan mereka harus bergantung pada sumber - sumber dan 5
kekuatan dari dalam diri mereka sendiri. Hubungan
pernikahan yang
kuat dan
aktif turut berperan dalam kestabilan dan moralitas keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan kekuatan dan energi pada pasangan untuk diberikan kepada bayinya. Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2006), masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup). Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan keluarga ini adalah inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja, hubungan akanorangtua,masalah-masalah mengasuh anak termasuk penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran orang tua. Masalah yang sering terjadi berupa kesulitan dalam perawatan anak, suami merasa diabaikan, terdapat peningkatan perelisihan, interupsi dalam jadwal yang terus menerus, kehidupan sosial & seksual terngganggu. Sedangkan faktor yang menyulitkan yaitu banyaknya wanita yang bekerja, naiknya angka perceraian & masalah perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi & aborsi yg sudah lazim, meningkatnya biaya perawatan anak. (Bradt, 1988)
2.4 Intervensi Sesuai Tahapan 2.4.1 Fungsi Perawat Child Bearing Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing sebagai perawat keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga.Fungsi perawat menurut (Mubarak, dkk : 88) dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi mengenai : 1. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi 2. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya 3. Imunisasi yang dibutuhkan anak 4. Tumbuh kembang anak yang baik 5. Interaksi keluarga 6. Keluarga berencana 7. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja 6
Perhatian
pelayanan
kesehatan
yang
menjadi
fokus
utama
asuhan
keperawatan pada keluarga childbearing menurut Friedman (2002), adalah: a) Persiapan untuk pengalaman melahirkan Kehamilan terjadi adaptasi maternal yang merupakan proses sosial dan kognitif yang kompleks bukan hanya berdasarkan naluri tetapi dipelajari. Awal kehamilan istri biasanya banyak tidur dan mempunyai keinginan untuk berhenti
dari
aktivitas
rutinitas. Trimester
ke
sehari II
–
mulai
hari
yang
penuh
mengalihkan
tuntutan
perhatian
ke
dan dalam
kandungannya. Trimester III perlambatan aktivitas dan waktu terasa cepat berlalu sehingga aktivitas dibatasi. Istri mulai mengubah konsep dirinya menjadi siap menjadi orang tua. b) Transisi menjadi orang tua Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat, sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua tercapai. Ibu dan Ayah kadang – kadang secara tiba – tiba berselisih dengan semua peran yang mengasyikan yang telah dipercayakan. c) Perawatan bayi yang sehat Ibu yang pertama kali mempunyai anak akan banyak meminta bantuan di dalam proses perawatan bayinya. Banyaknya nasehat dari orang tua, tetangga, teman dan lingkungan terkadang membuat ibu baru merasa kebingungan. Kelelahan secara fisik dan emosional dapat membuat ibu baru mengalami post partum blues dan perasaan tidak berdaya. d) Mengenali secara dini dan menangani masalah kesehatan fisik anak dengan tepat Keluarga baru belum mempunyai pengalaman mengenai proses pengasuhan dan perawatan anak terutama mengenai tanda dan gejala suatu kondisi sakit. Mereka
banyak
membutuhkan
bantuan
untuk
melakukan
tindakan
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kebanyakan belajar dan mendapatkan pengetahuan dari orang tua atau teman yang telah lebih dulu mempunyai anak. e) Imunisasi Keluarga baru banyak yang sudah memahami pentingnya mengimunisasikan bayinya. melakukan
Tetapi
pada
tindakan
ini
sebagian
budaya
dikarenakan 7
yang
kepercayaan
menolak imunisasi
untuk akan
menimbulkan sakit. Penyuluhan dan bantuan layanan kesehatan juga dibutuhkan oleh keluarga. f) Pertumbuhan dan perkembangan yang normal Pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi perhatian yang penting. Pada masa ini anak sedang berada pada proses interaksi dan adaptasi dengan lingkungan
baru.
Keluarga
perlu
diberitahukan
untuk
melakukan
pengawasan terhadap tumbuh kembang anak dengan secara teratur membawa anak ke pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas atau petugas kesehatan terdekat. Sehingga dapat teridentifikasi kondisi gangguan dari tumbuh kembang anak. 2.4.2 Peran Perawat Keluarga a. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga b. Koordinator Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan. c. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit d. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga. e. Konsultan
8
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya f. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal g. Fasilitator Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan). h. Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah. i. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
9
BAB III KASUS
10
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA CHILD BEARING
11
BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Keluarga childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Keluarga dengan bayi baru lahir perlu memahami tugas perkembangan
yang
harus
dilakukan
sehingga
tidak
terjadi
berbagai
permasalahan pada keluarga tersebut seperti suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal kontinu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun. Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini dengan memberikan perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya, imunisasi yang dibutuhkan anak, tumbuh kembang anak yang baik, interaksi keluarga, keluarga berencana, pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja. 4.2 Saran Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan keluarga sengga keluarga diharapkan mampu memahami tentang masalah yang sedang dialami/terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada anggota keluarganya, menerapkan apa yang telah disampaikan perawat melalui pendidikan kesehatan guna mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri, ikut serta mempertahankan dan mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada dan mencegah terjadinya penyakit sebaiknya keluarga sedini mungkin memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas yang terdekat serta keluarga sebaiknya melakukan modifikasi lingkungan yang sehat di sekitar lingkungan keluarga seperti menjaga kebersihan lingkungan rumah sekitar, dan mampu menjaga pola hidup sehat
12
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Jakarta : EGC. Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek. Edisi Kelima, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Notoatmodjo, S., (2005), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta Utami, Sri. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Perkembangan Childbearing dengan Kurang Pengetahuan Tentang Pemilihan Alat kontrasepsi di Desa Sidayu Kecamatan Gombong. Gombong
13