6130018016-darah-1.docx

  • Uploaded by: tiok widodo
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 6130018016-darah-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,055
  • Pages: 29
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KEDOKTERAN ‘Darah dan Imunitas - Hitung Sel Darah Merah, Hemoglobin, dan Mengangkut Oksigen’

Nama: MUHAMMAD SETIO WIDODO NIM: 6130018016 Program Studi: S1 Pendidikan Dokter

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2019

JUDUL : Darah dan Imunitas - Hitung Sel Darah Merah, Hemoglobin, dan Mengangkut Oksigen’ PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen penting dalam penilaian kondisi fisiologis tubuh (Mitruka dan Rawnsley, 1981). Darah terdiri dari plasma dan sel darah. Sel darah meliputi eritrosit, leukosit, dan trombosit. Komponen darah tersebut dapat diamati setelah dilakukan sentrifugasi sehingga membentuk beberapa lapisan (Gambar 1). Plasma darah merupakan carian penyusun darah yang mengandung sejumlah protein yang berperan sangat penting untuk menghasilkan osmotik plasma (Isnaeni, 2006). Darah berfungsi untuk mengedarkan substansi yang masuk ke dalam tubuh maupun yang dihasilkan tubuh dari proses-proses metabolisme (Ihedioha dkk., 2012), sebagai pertahanan terhadap antigen, dan mengatur stabilitas suhu tubuh (Sumardjo, 2008).

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi

Fungsi hemoglobin dalam sel darah merah sangat penting dan sangat vital bagi tubuh manusia. Karena jika tubuh kekurangan hemoglobin akan membuat tubuh menjadi lebih lemas karena tidak mendapatkan okigen sedangkan jika terdapat kelebihan hemoglobin akan membuat penyumbatan pada pembuluh darah sehingga bisa menyebabkan penyakit stroke. Menurut kementerian kesehatan republik Indonesia, manfaat hemoglobin adalah sebagai berikut: a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida pada seluruh jaringan yang ada di dalam tubuh. b. Hemoglobin yang ada di sel darah merah juga berfungsi sebagai pengambil oksigen dari paru-paru dan membawanya ke seluruh bagian tubuh untuk memberikan energi kepada tubuh.

c. Membawa zat karbondioksida yang terdapat dalam jaringan tubuh untuk kemudian dibuang ke udara bebas melalui paru-paru juga. d. Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal. (Kresno, 1988)

B. Tujuan Praktikum 1. Jelaskan komposisi darah. 2. Jelaskan komposisi hemoglobin dan jelaskan bagaimana hemoglobin berperan dalam oksigen mengangkut. 3. Tunjukkan prosedur untuk mengambil warna merah jumlah sel darah dan hemoglobin dan hematokrit pengukuran, dan daftar nilai normal untuk pengukuran ini. 4. Jelaskan bagaimana pengukuran kapasitas oksi darah dapat digunakan untuk mendiagnosis anemia dan polisitemia.

METODOLOGI PRAKTIKUM A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Hari/Tanggal

: Kamis, 14 Maret 2019

Pukul

: Pukul 13.00 - selesai

Tempat

: Laboratorium Fisiologi Lantai II, Fakultas

Kedokteran UNUSA

B. Alat dan Bahan Alat

:



Haemometer sahli



Pipet sahli



Pipet tetes



Batang pengaduk Hb sahli



Aspirator



Tissue

Bahan : 

HCl 0,1 N



Darah



Aquades

C. Cara Kerja 1. Masukkan HCl 0.1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda 2 2. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 μl 3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet 4. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat waktu /saat darah dicampurkan ke dalam HCl. 5. Isap kembali isi tabung ke dalam pipet kemudian tiupkan kembali isi pipet ke dalam tabung, lakukan hal ini 2 sampai 3 kali agar sisa-sisa darah terbilas ke dalam tabung. 6. Tambahkan aquadest, tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung sampai diperoleh warna isi tabung sama dengan warna standar yang ada di

komparator. Tepat 3 menit setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan dibaca pada jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari, warna larutan disamakan dengan warna gelas standar. Tinggi larutan sesuai dengan skala yang menunjukkan kadar Hb dalam gr% (lihat pada dasar meniskus). Laporkan nilainya dalam gr% (=gr/100 ml = gr/dl).

HASIL PRAKTIKUM Kadar Hemoglobin No 1 2

Nama Muhammad Sultan Nur Mashudi Ananda Putri Munfaati

Kadar Hb 16,5 g/dL 14 g/dL

Keterangan Normal Normal

PEMBAHASAN Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar ke seluruh tubuh. Darah merupakan sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Darah manusia terdiri atas : (1) plasma darah yang terdiri atas 92% air, protein plasma 7% dan zat-zat terlarut lainnya sekitar 1% dan (2) elemen-elemen darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit) dan kepingkeping darah (trombosit). Protein plasma antara lain terdiri atas : albumen 60%, globulin 35%, fibrinogen 4%, dan protein pengatur seperti enzim, proenzim, hormon yang jumlahnya kurang dari 1%.

Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merahyang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia. Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%)dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Eritrosit mengandung proteinyang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hemmembentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh. Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari

pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara. Yang banyak dipakai dalam laboratorium klinik ialah cara fotoelektrik dan kolorimetrik visual. Cara fotoelektrik yaitu dengan metode sianmethemoglobin sedangkan cara kolorimetrik visual adalah metode sahli. Beberapa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kadar

hemoglobin yaitu sebagai berikut (Sophy, 2010) : 1.

Kecukupan Besi dalam Tubuh Besi sehingga

dibutuhkan anemia

terbentuknya

sel

untuk

defisiensi darah

produksi

besi

merah

akan

yang

lebih

hemoglobin, menyebabkan kecil

dan

kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi tubuh,

mengangkutoksigen

untuk

dieksresikan

dari ke

paru-paru

dalam

udara

ke

jaringan

pernapasan,

sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. 2.

Metabolisme Besi dalam Tubuh Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin 150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.

Kadar

haemoglobin

dalam

darah

maupun

kerja

atau

fungsi

haemoglobin yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi: 1) Makanan atau gizi 2) Fungsi jantung dan paru-paru 3) Fungsi organ-organ tubuh lain 4) Merokok 5) Penyakit yang menyertai Menurut Depkes RI adapun fungsi dari hemoglobin darah antara lain sebagai berikut (Sopny, 2010) : -

Mengatur pertukaran O2 dengan CO2 di dalam jaringan-jaringan tubuh.

-

Mengambil O2 dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

-

Membawa CO2 dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia. Batas Normal Kadar Hemoglobin Setiap kelompok Umur Kelompok

Umur

Hb (gr/dL)

Anak

Dewasa

(1) 6 bulan sampai 6 tahun

13,5-19,5

(2) 6-14 tahun

12-14

(1) Laki-laki

13-16,5

(2) Wanita

11,5-15,5

(3) Wanita hamil

11-16,5

(Sumber: Sopny, 2010) Metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin darah antara lain : 1. Metode Sahli Prinsip dasar : Darah oleh larutah HCl 0,1N diubah menjadi asam hematin dan berwarna coklat. Perubahan warna yang terjadi dibaca dengan standar

hemoglobin. Alat dan bahan yang digunakan : darah, standar hemoglobin, tabung hemoglobin, anti coagulant, HCl 0,1 N (Agus, 2012) 2. Metode Cyanmethemoglobin Prinsp dasar  hemoglobin darah diubah menjadi hemoglobin sianida dalam larutan kalium ferrisianida dan kalium sianida. Absorbsi larutan 8 diukur dengan panjang gelombang 540 mikrometer dengan satuan gram/dl. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tabung reaksi, pipet Hb 20 mikrom, fotometer, Reagen Cyanmed (Agus, 2012). Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bilakurang dari 5000 disebut leukopenia ( Guyton, 2016 ). Leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa jenis. Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus dalam sitoplasmanya. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat dibedakan yaitu : 1. Granulosit, yaitu leukosit yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi. Terdapat tiga jenis leukosit granuler yaitu neutrofil, basofil,dan asidofil (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam. 2. Agranulosit yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu limfosit (sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak) Plasma adalah bagian cair darah dan sebagian besar tersusun oleh air. Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme, gas-gas, dan hormon) ( Waluyo, 2013 ). Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari

jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi. Fungsi plasma darah adalah mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan serta menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi. Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.

PERTANYAAN DAN DISKUSI Darah: Transportasi Gas, Kekebalan, dan Pembekuan Fungsi Pertanyaan

1. Satu molekul hemoglobin mengandung 4 kelompok heme; setiap kelompok heme biasanya digabung dengan satu molekul O2 2. Hormon eritropoeitin merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah; ini hormon dikeluarkan oleh ginjal 3. Sel darah merah tua dihancurkan oleh retikulum endotelium sistem, yang meliputi yang berikut ini tiga organ: (a) limfe (b) hati (c) sumsum tulang belakang 4. Heme yang berasal dari hemoglobin, minus zat besi, diubah menjadi pigmen yang berbeda, yang dikenal sebagai bilirubin ; akumulasi pigmen ini dapat menyebabkan warna menguning dikenal sebagai jaundice 5. Definisikan istilah hematokrit jumlah sel darah merah dalam darah 6. Molekul yang dibentuk oleh pengikatan oksigen ke deoxyhemoglobin hemoglobin

7. Molekul hemoglobin yang mengandung besi teroksidasi (Fe3 ) disebut heme 8. Molekul terbentuk dari kombinasi hemoglobin dan karbonmonoksida adalah carboxyhemoglobin 9. Istilah umum untuk jumlah sel darah merah rendah normal atau hemoglobin konsentrasi jumlah sel darah merah rendah= pria: <13, wanita:<12. Jumlah sel darah merah tinggi= pria: >18, wanita:>16 10. Penyebab paling umum dari kondisi yang dijelaskan dalam pertanyaan 9 adalah jumlah sel darah merah rendah= kekurangan zat besi, kelebihan sel darah merah= polisitemi (kelainan pada sumsum tulang belakang) Diskusi

11. Jelaskan beberapa penyebab anemia. Mengapa anemia berbahaya? Jawab : Penyebab anemia dapat dibedakan menurut umur, yaitu : A. Bayi di bawah umur 1 tahun -

Persediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar.

B. Anak berumur 1-2 tahun -

Masukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat makanan tambahan (hanya minum susu)

-

Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun

-

Malabsorbsi

-

Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.

C. Anak berumur 2-5 tahun -

Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe-heme

-

Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun.

-

Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.

D. Anak berumur 5 tahun – masa remaja -

Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan poliposis.

E. Usia remaja – dewasa -

Pada wanita antara lain karena menstruasi berlebihan.

Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi antara lain berupa gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang yang terlambat, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku. 12. Bayi yang baru lahir, terutama yang prematur, sering memiliki tingkat kerusakan sel darah merah yang cepat dan miliki penyakit kuning. Apa hubungan antara kedua kondisi ini? Jawab : Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. Ada banyak resiko yang dapat dialami bayi prematur. Resiko tersebut timbul karena belum matangnya organ-organ tubuh bayi, termasuk dengan komponen darah. Oleh karena itu, tak jarang ditemukan kasus kerusakan sel darah merah yang bisa berujung anemia. Selain resiko anemia pada bayi prematur, juga tak jarang ditemukan kasus penyakit kuning pada bayi yang lahir prematur. Penyakit kuning pada bayi prematur bukan lah disebabkan gagal hati, melainkkan karena kadar bilirubin yang berlebih atau tinggi dalam darah dan hati tidak dapat mensekresi zat tersebut dikarenakan belum matangnya organ hati pada bayi prematur. Kerusakan sel darah merah dengan penyakit kuning juga memiliki hubungan. Rusaknya sel darah merah karena belum matangnya komponen darah dapat menyebabkan tingginya produksi bilirubin. Karena bilirubin diproduksi karena hancurnya hemoglobin dalam darah.

13. Uji Kemampuan Anda untuk Menganalisis dan Menerapkan Pengetahuan Anda Bisakah seseorang memiliki hematokrit rendah namun memiliki jumlah sel darah merah yang normal? Jelaskan apa yang menyebabkan ini kondisi.

Jawab : Tidak bisa, karena hematokrit merupakan kadar yang menunjukkan jumlah sel darah merah dalam darah. Jika hematokrit (Ht) seseorang rendah, maka kadar eritrosit dalam darah juga rendah. Rendahnya hematokrit juga diikuti dengan rendahnya jumlah hemoglobin dalam darah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal,seperti kehamilan, anemia,

kegagalan

eritropoeisis, kekurangan eritropoeitin, pendarahan dan hal lain yang dapat menyebabkan kadar eritrosit rendah.

14. Hasil tes darah yang dilakukan dalam latihan ini akan berbeda untuk anemia dan keracunan karbon monoksida, namun dalam satu hal kedua kondisi ini serupa. Jelaskan mengapa pernyataan ini benar. Jawab : Hasil spektrofotometri akan serupa pada kedua kondisi ketika mengukur konsentrasi hemoglobin [Hb] darah hemolisis. Saat mengukur [Hb], semua Hb harus dikonversi menjadi methemoglobin. Dalam kedua kasus, konsentrasi methemoglobin akan rendah. Pada anemia, methemoglobin yang rendah dikarenakan jumlah RBC yang rendah, sedangkan dalam keracunan co, co tidak terlepas dari hemoglobin, dan mengakibatkan tingkat methemoglobin rendah.

15. Orang yang tinggal di ketinggian sering memiliki jumlah sel darah merah yang tinggi, suatu kondisi yang disebut polycythemia. Menjelaskan Jawab : Polycythemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah atau kadar sel darah merah dalam darah sangatlah tinggi. Hal ini sering dialami pada individu yang tinggal di dataran tinggi. Hal tersebut dikarenakan rendahnya kadar oksigen di dataran tinggi menyebabkan produksi eritrosit berlebih untuk dapat mengikat oksigen lebih banyak yang nantinya dipergunakan untuk oksidasi jaringan tubuh lewat sel darah.

16. Penyebab polisitemia, dan kemungkinan manfaatnya. Apakah Anda pikir itu dapat memiliki efek buruk? Menjelaskan. Jawab : Polycythemia dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Polycythemia primer disebabkan karena adanya mutasi genetik pada sel darah merah. Contohnya seperti pada Polycythemia Vera (PV) dan Primary familial and congenital Polycythemia (PFCP). Sedangkan pada polycythemia sekunder disebabkan oleh peningkatan produksi eritropoeitin sebagai respon pada hypoxia kronis (tingkat oksigen darah rendah). Polycythemia dapat menguntungkan dapat pula membahayakan. Terkadang terdapat suatu kondisi tubuh membutuhkan sel darah lebih banyak sehingga terjadi peningatan eritropeitin untuk memproduksi eritrosit lebih banyak untuk dapat mengembalikan atau menyeimbangkan kondisi tubuh. Tetapi jika sel daah merah berlebih juga tidaklah baik pada tubuh. Contohnya pada Polycythemia primer yang dimana terjadi mutasi gen pada sel darah merah yang akan dapat menyebabkan kanker darah.

Hitung Sel Darah Putih, Diferensial, dan Kekebalan

Pertanyaan Identifikasi leukosit dengan uraian berikut: 1. Neutrofil (b) polimorfonuklear dengan butiran yang buruk

(a)

eosinofil 2. Limfosit (d) agranular dengan nukleus bulat, sitoplasma kecil

(b)

neutrofil 3. Eosinofil (a) butiran dengan afinitas untuk noda merah

(c)

monosit 4. Basofil (e) sel darah putih terlangka

(d)

limfosit 5. Monosit (c) agranular dan fagositosis basofil

(e)

6. Antibodi diproduksi oleh sel B limfosit; imunitas yang dimediasi sel disediakan oleh sel T limfosit. 7. Sel-sel darah meninggalkan kapiler dengan proses yang disebut diapedesis 8. Sel darah putih fagositik utama adalah neutrofil dan makrofag 9. Molekul yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh disebut antigen 10. Bedakan

antara

kekebalan

humoral

dan

yang

dimediasi

sel,

mengidentifikasi sel-sel yang terlibat, asal mereka, dan mereka fungsi. Diskusi 11. Jelaskan teori seleksi klonal dan jelaskan bagaimana teori ini menjelaskan kemampuan untuk mempertahankan diri dari yang berikutnya paparan antigen tertentu. Jawab : Teori seleksi klonal adalah teori ilmiah dalam imunologi yang menjelaskan fungsi sel (limfosit) dalam merespon antigen spesifik yang menyerang tubuh. Teori menyatakan bahwa dalam kelompok limfosit yang sudah ada sebelumnya (khususnya sel B), antigen spesifik hanya mengaktifkan (yaitu seleksi) sel counter-spesifiknya sehingga sel tertentu diinduksi untuk berkembang biak (menghasilkan klonnya) untuk produksi antibodi. Teori ini menerangkan jika sel yang berperan dalam proses imun, yaitu sel limfosit yang dimana hanya dapat mengikat satu antigen yang serupa (lebih spesifik). Bila terdapat antigen masuk ke dalam tubuh, maka antigen akan segera diikat oleh reseptor yang sesuai pada permukaan limfosit, kemudian sellimfosir akan berpoliferasi membentuk satu klon. Sebagian dari klon ini akan membentuk antibodi dan sebagian yang lain akan menyebr melalui pemuluh darah dan kelenjar limfe sebagai sel memori. Sehingga apabila terdapat antigen yang sama masuk ke dalam tubuh dapat dikenali dan ditangani dengn cepat.

12. Imunisasi aktif melibatkan pemaparan seseorang terhadap patogen yang virulensinya (kemampuan untuk menyebabkan penyakit) telah berkurang

tanpa mengubah antigenisitasnya (sifat antigennya). Menurut Anda bagaimana ini dapat dicapai? Apa manfaat dan bahaya dari prosedur ini? Jawab : Virulensi, atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit, dari suatu organisme tergantung pada kemampuan agen untuk menyerang dan mereproduksi di dalam inang. Metode apa pun yang akan membunuh organisme patogen atau mencegahnya berkembang biak akan berhasil. Mengekspos organisme patogen terhadap radiasi pengion atau larutan hipertonik adalah contoh metode yang dapat digunakan untuk membunuh organisme patogen. Integritas molekul protein antigen spesifik yang ada di dalam membran organisme, bagaimanapun, harus dipertahankan secara utuh. Kami telah belajar bahwa paparan patogen dengan virulensi yang berkurang atau tidak sama sekali memiliki antigenisitas yang sama dengan patogen yang sepenuhnya virulen dan dengan demikian memungkinkan sistem kekebalan yang terpapar menjadi peka terhadap antigen-antigen tersebut. Antigen-antigen ini, ketika dimasukkan ke dalam inang kemudian dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan memberikan pertahanan yang kuat terhadap setiap paparan berikutnya terhadap patogen itu. Bahaya prosedur ini terletak pada kenyataan bahwa tidak semua patogen yang diobati akan mati dan bahwa pemberian pada individu sebagai imunisasi dapat menyebabkan patogen hidup, yang menyebabkan penyakit.

13. Imunisasi pasif melibatkan penyuntikan seseorang yang telah terpapar patogen yang mengandung serum antibodi, yang disebut antiserum atau antitoksin. Antiserum dikembangkan dengan menyuntikkan hewan dengan patogen. Apa terjadi pada hewan itu? Apa manfaat dan kekurangan imunisasi pasif dibandingkan dengan aktif imunisasi? Jawab : Imunitas pasif mengacu pada proses pemberian antibodi IgG untuk melindungi dari infeksi; itu memberikan perlindungan segera, tetapi berumur pendek selama beberapa minggu hingga 3 atau 4 bulan paling

banyak. Kekebalan pasif biasanya diklasifikasikan sebagai alami atau didapat. Pemindahan antibodi tetanus ibu (terutama IgG) melintasi plasenta memberikan kekebalan pasif alami untuk bayi yang baru lahir selama beberapa minggu / bulan sampai antibodi tersebut rusak dan hilang. Sebaliknya, kekebalan pasif yang didapat mengacu pada proses memperoleh serum dari individu imun, mengumpulkan ini, memusatkan fraksi imunoglobulin dan kemudian menyuntikkannya untuk melindungi orang yang rentan. Produk darah ini disiapkan dan disaring untuk pengumpulan antiserum yang akhirnya diberikan kepada orang yang tidak diimunisasi untuk menghasilkan kekebalan pasif. Antibodi yang mengandung antiserum ini sebagian besar memiliki efek jangka pendek pada penyakit menular tetapi memberantas infeksi secara efektif dibandingkan dengan imunisasi aktif di mana diperlukan jangka waktu yang lama untuk melawan antigenisitas agen infeksi yang mematikan. Kerugian utama dari imunisasi pasif adalah mengerahkan reaksi alergi pada orang yang diimunisasi karena antibodi dengan antiserum adalah produk hewani.

GOLONGAN DARAH Pertanyaan

 DATA DARI LATIHAN 6.3 1. Apakah darah Anda menggumpal dengan serum anti-Rh? Apakah Anda positif atau negatif? Negatif

2. Tunjukkan di bawah ini (dengan ya atau tidak) apakah darah Anda diaglutinasi dengan serum anti-A dan anti-B. -

Anti-A: tidak

-

Anti-B: ya

-

Apa golongan darah Anda? B

 KEGIATAN ULASAN UNTUK LATIHAN 6.3 1. Beri nama antigen yang ada dan tidak ada di permukaan sel darah merah jika orang tersebut: a. tipe A negatif Anti A iya Anti B Tidak Anti Rh Tidak b. tipe O positif Anti A Tidak Anti B Tidak Anti Rh Iya c. tipe AB negatif Anti A iya Anti B Iya Anti Rh Tidak 2. Jika seseorang memiliki golongan darah A, genotipe yang mungkin dimiliki orang tersebut adalah A dan O 3. Jika seseorang yang bergolongan darah O menikahi seseorang yang bergolongan darah A, apa saja golongan darah yang mungkin dimiliki anakanak mereka? A atau O 4. Donor darah universal adalah golongan darah O negatif 5. Golongan darah yang paling langka adalah golongan darah AB negatif 6. Jenis Rh yang paling umum adalah ... Di asia rh yang psling umum adalah rh + 7. Orang yang paling berisiko memiliki anak yang menderita eritroblastosis fetalis adalah wanita yang memiliki darah resus negatif ketik ketika suaminya memiliki golongan darah resus positif Diskusi

8. Apa bahaya memberi seseorang transfusi ketika golongan darah tidak cocok? Jawab : Dalam transfusi darah, jika golongan darah donor dan resipien nggak cocok, maka sistem kekebalan tubuh penerima akan menyerang darah yang ditransfusi karena jelas-jelas memiliki antigen yang berlawanan. Akibatnya, sel darah merah dari darah yang disumbangkan akan menggumpal (aglutinasi). Gumpalan darah ini bisa menyumbat pembuluh darah dan menghentikan sirkulasi darah ke bagian lain tubuh sehingga bisa berakibat fatal bagi pasien. Diungkapkan oleh Direktur Unit Donor Darah Pusat Palang Merah Indonesia, Dr.dr. Yuyun Soedarmono, MSc, seperti dilansir Health Detik,

kalau selaput plasma dalam darah yang ditrasnfusi rusak atau larut karena berbeda tekanan dengan cairan dalam tubuh, akibatnya sel darah bisa pecah (lisis). Gejalanya seperti mual, menggigil, demam, dada dan di bagian punggung bawah terasa nyeri, urine juga berwarna gelap karena kerja ginjal jadi berat. Sehingga untuk mengatasinya ya harus cuci darah secara berkala. Tahu kan risikonya orang yang cuci darah itu seperti apa? Bukannya sembuh malah makin sakit jadinya. 9. Jelaskan bagaimana penyakit hemolitik pada bayi baru lahir dihasilkan. Bagaimana penyakit ini bisa dicegah? Jawab : Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir ini dapat terjadi, apabila : a) Janin mempunyai antigen dari sistem golongan darah, misalnya antigen D+ (Rh positif) yang diturunkan ayahnya dan ibu tidak mempunyai antigen tersebut (Rh negatif). b) Darah ibu mengandung imun antibodi Imunoglobulin G yang dapat bereaksi dengan antigen janin dan menghancurkannya dalam waktu singkat. c) Imun antibodi berhasil melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin.Untungnya, HDN adalah penyakit yang sangat bisa dicegah. Karena kemajuan dalam perawatan prenatal, hampir semua wanita dengan Rh darah negatif diidentifikasi pada awal kehamilan dengan tes darah. Jika seorang ibu Rh negatif dan belum peka, dia biasanya diberikan obat yang disebut immunoglobulin Rh (RhIg). RhIg ini merupakan produk darah yang khusus dikembangkan yang dapat mencegah antibodi ibu Rh negatif ini untuk dapat bereaksi terhadap sel Rh positif. Suntikan Imunoglobulin anti-D harus diberikan pada ibu Rh negatif yang telah melahirkan bayi Rh positif selambat-lambatnya 72 jam setelah melahirkan. Standar dosis pemberian anti-D adal 300 ug. Sebanyak 20 ug anti-D dapat mengeliminasi kira-kira 1 ml eritrosit-konsentrat Rhesus positif atau 2

ml whole blood atau 30 ml darah janin. Suntikan anti-D prophylaxis diberikan pada ibu hamil dengan Rh negatif pada kehamilan 28-30 minggu jika pada minggu ke 24-27 belum terjadi sensitasi dengan Rh positif janin. Pemeriksaan skrining allo antibodi ibu sebaiknya dilakukan pada kehamilan 20, 24, 28, 32 minggu dan untuk selanjutnya pemeriksaan dilakukan setiap minggu sampai melahirkan. 10. Dapatkah golongan darah digunakan dalam kasus ayah untuk membuktikan atau menyangkal kemungkinan menjadi ayah? Berikan contoh untuk mendukung Anda menjawab. Jawab : Tidak,karena Penggolongan darah manusia terdiri atas 4 yaitu A, B, O, dan AB. Golongan darah A dan B, bersifat homozigot dan heterozigot.

A homozigot terdiri dari gen IAIA, sedangkan A heterozigot terdiri dari gen IAIO B homozigot terdiri dari gen IBIB, sedangkan B heterozigot terdiri dari gen IBIO Golongan darah AB, bersifat heterozigot dengan gen IAIB Golongan darah O, bersifat homozigot dengan gen IOIO

Perbedaan genetik inilah yang bisa menyebabkan golongan darah anak berbeda dengan orang tua. Jika orang tua bergolongan darah A (homozigot) dan B (homozigot) maka anak akan bergolongan darah AB. Jika salah satu orang tua bergolongan darah A (homozigot) yang lainnya bergolongan darah B (heterozigot) maka kemungkinan anak akan bergolongan darah A atau AB.

11. Misalkan seseorang yang memiliki darah tipe A menerima sejumlah besar seluruh darah dari seseorang yang memiliki darah universal golongan darah donor. Apakah itu aman? Menjelaskan. Jawab :

Aman dikarenakan Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun

SISTEM PEMBEKUAN DARAH Pertanyaan

1. Faktor yang memulai jalur pembekuan ekstrinsik: faktor VII, X serta Ca2+ dan menghasilkan factor Xa 2. Jalur pembekuan mana yang lebih cepat? Jalur ekstriksik 3. Faktor yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin adalah trombin 4. Nama faktor dalam pertanyaan 3 berasal dari faktor Respirator 5. Vitamin apa yang dibutuhkan untuk pembentukan beberapa faktor pembekuan? Vitamin K

6. Asam sitrat (sitrat) adalah antikoagulan karena itu menghilangkan ca2+ (kofaktor dari active factor) dari plasma 7. Tes PT (Prothombine Time) digunakan untuk mendeteksi cacat pada pembekuan ekstrinsik sistem, sedangkan uji APTT (Activated Partial Thromboplastine Time) digunakan untuk mendeteksi cacat pada intrinsik sistem pembekuan darah. 8. Dalam pembentukan sumbat trombosit, rilis trombosit von willebrand factor yang membuat trombosit lainnya lengket. 9. Kategori umum gangguan di mana waktu pembekuan seseorang tidak normal lama (hemofilia) Diskusi

10. Empat faktor manakah yang umum untuk jalur pembekuan intrinsik dan ekstrinsik? Tes pembekuan mana yang akan melakukannya diperpanjang secara tidak normal jika seseorang memiliki kekurangan pada faktor VII? Menjelaskan. Jawab :

Faktor-faktor yang umum dalam jalur pembekuan intrinsik dan ekstrinsik berasal dari faktor X aktif. Jalur ekstrinsik dan intrinsik bertemu ketika mereka mengaktifkan faktor X. Faktor X mengubah Prothrombin menjadi Thrombin, yang mengubah Fibrinogen menjadi Fibrin. Tes pembekuan yang akan lama secara tidak normal jika ada kekurangan pada faktor VIII adalah APTT yang menunjukkan kekurangan dalam sistem pembekuan intrinsik. Seseorang dengan hemofilia dengan faktor VIII yang rusak memiliki waktu protrombin yang normal.

11. Faktor mana yang akan rusak jika seseorang memiliki waktu protrombin yang lama tetapi parsial normal waktu tromboplastin (APTT)? Menjelaskan. Jawab : Jika seseorang memiliki waktu protrombin yang lama tetapi APTT yang normal menunjukkan defisiensi dalam sistem pembekuan ekstrinsik. Faktor-faktor yang kami perkirakan cacat adalah faktor VII. Ini mungkin berarti bahwa ada kekurangan vitamin K, yang merupakan kofaktor dalam sintesis banyak faktor yang diperlukan untuk pembekuan, atau karena penyakit hati karena hati adalah tempat faktor protein plasma disintesis.

12. Heparin adalah mucopolysaccharide yang diekstrak dari paru-paru dan hati sapi yang menghambat kerja trombin. Apa efek trombin terhadap waktu protrombin dan APTT? Mengapa asam sitrat atau asam oksalat digunakan sebagai antikoagulan bukan heparin dalam tes ini? Jawab : Heparin menghambat kerja trombin. Karena trombin dihambat, waktu protrombin akan abnormal dan berkepanjangan, demikian juga APTT karena pembentukan fibrin akan terganggu. asam sitrat atau asam oksalat digunakan sebagai antikoagulan alih-alih heparin dalam tes ini karena dengan menghilangkan Kalsium Ion dari plasma, suatu kofaktor yang diperlukan untuk pembentukan faktor pembekuan, ia bertindak sebagai

antikoagulan. Dengan cara ini, ia tidak akan menghambat trombin, dan dapat dibalik hanya dengan menambahkan kalsium.

13. Mengapa seseorang dengan waktu pembekuan lambat yang tidak normal dapat diberikan vitamin K? Akankah pengobatan dengan vitamin K segera meningkatkan waktu pembekuan? Menjelaskan. Jawab : Tidak,pengidap Hemofilia memiliki gangguan dalam produksi protein dalam darah sehingga jumlah yang dihasilkan kurang.

Vitamin K dan Kalsium di sini bertugas untuk mengubah protrombin. Protrombin di sini semulanya dapat terbentuk karena protein-protein dalam darah. Maka dari itu, jika protein kurang, maka protrombin yang terdapat dalam darah pun juga sedikit. Percuma memiliki vitamin K dan Kalsium yang banyak, jika protrombin yang diubah olehnya hanya ada sedikit, tetap saja pembekuan darah berlangsung lama. Perlu diingat bahwa pengidap Hemofilia mengalami proses pembekuan yang sangat lama dikarenakan produksi bahan pembekunya (faktor-faktor pembekuan) sangat sedikit. Penambahan konsumsi vitamin K dan Kalsium tidak akan mempengaruhi jumlah faktor-faktor pembekuan yang ada, hanya mempercepat proses pengubahan protrombin menjadi trombin 14. Anda mungkin berharap bahwa hampir semua orang dengan hemofilia karena defisiensi faktor VIII atau IX adalah pria, sedangkan mereka yang menderita hemofilia karena defisiensi faktor XI atau XII akan sama seperti laki-laki atau perempuan. Menjelaskan. Jawab : Faktor VIII dan IX hemofilia adalah kelainan genetik terkait seks resesif pada kromosom X. Dengan demikian, pria lebih banyak terkena daripada wanita. Faktor XI dan XII adalah cacat autosomal sehingga pria dan wanita sama-sama terpengaruh.

DAFTAR PUSTAKA Agus. 2012. Hemoglobin darah. Online. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/ 107/jtptunimus-gdl-fajarmardh-5335-1-bab1.pdf. Diakses pada 11 Desember 2017. Fox, S. I. 2011. Human Physiology, 12th ed. McGraw-Hill Guyton and Hall. 2016. Buku ajar Fisiologi Kedokteran ed. 12. Jakarta: EGC Isnaeni, Wiwi, Fisiologi Hewan, Yogyakarta: Kanisius, 2006 Ihedioha, Silas A. 2014. Students’ Ability and Achievement In Recognizing Multiple Representations in Algebra. Asian Journal of Education and eLearning. Vol. 02, Issue. 01, ISSN: 2321 – 2454. Kimball, John.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 2 . Jakarta : Erlangga Sherwood, Lauralee. 2008. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta Sopny. 2010. Kadar Hemoglobin Darah. Online. http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/20481/4/Chapter%20II.pdf. diakses pada 11 Desember 2017. Sumardjo, D.D. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC Siti Boedina Kresno, R Ganda Subrata, J Latu, dkk, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.Edisi 9. EGC. Jakarta 1999 : 156-160,129-30. Waluyo, Joko dkk. 2013 . Petunjuk Praktikum Biologi Dasar .Jember : unej Yatim,Wildan. 1987.biologi. Bandung : Tarsito Mitruka, B.M. dan Rawnsley, H.M. 1981. Clinical Biochemical and Hematological Reference values in Normal Experimental Animal and Normal Humans. 2nd Ed. Year Book Medical Publisher Inc., Chicago. Pp. 81-83.

LAMPIRAN

More Documents from "tiok widodo"

Sumpah Pemuda.docx
December 2019 42
Analisis Hari Efektif.xlsx
October 2019 30
Qoul Ashabi.docx
October 2019 35