6. Geografi Pertanian 1.ppt

  • Uploaded by: TrijondroPurwanto
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 6. Geografi Pertanian 1.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 2,057
  • Pages: 37
GEOGRAFI LINGKUNGAN DAN PERMASALAHAN PANGAN By: HIMMATUL AMANAH

PENGERTIAN PERTANIAN • DEFINISI GEOGRAFI PERTANIAN Pertanian merupakan suatu aktivitas manusia yang disengaja langkah yang perlu dilakukan sehubungan dengan behavior environment atau pemberdayaan masyarakat antara lain melalui revitalisasi sektor pertanian dengan menggunakan lahan sesuai daya dukungnya.

DEFINISI PERTANIAN Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produkagroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapanikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri). Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.

PENGERTIAN GEOGRAFI PERTANIAN Etimologis istilah "geografi pertanian" memiliki akar Yunani dan Latin. Kata 'geografi' berasal dari kata Yunani 'Geographia' yang berasal dari dua kata, nama! Y. 'geografis' yang berarti bumi dan 'Graphia' makna untuk menjelaskan. Kata "pertanian" berasal dari istilah Latin 'Agercultura' yang mempunyai asal dalam kata-kata 'mengubah' yang berarti ladang dan 'culturd' makna budaya atau memupuk.

PENGERTIAN GEOGRAFI PERTANIAN Geografi Pertanian adalah cabang geografi yang berhubungan dengan bidang budidaya tanah dan pengaruh budidaya seperti pada lanskap fisik.Geografi pertanian Studi pola spasial dalam kegiatan pertanian. tema utama termasuk variasi dalam kegiatan pertanian dalam biomes utama, penetapan batas wilayah pertanian, studi pertanian sebagai suatu sistem, dan klasifikasi sistem pertanian, biasanya dengan mengacu pada istilah: intensif / ekstensif; komersial / subsisten; pergeseran / menetap dan pastoral / subur / campuran. Beberapa ahli geografi pertanian prihatin dengan cara di mana perubahan sistem pertanian dengan tingkat perkembangan.

SEJARAH PERTANIAN Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.

SEJARAH PERTANIAN • Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia. • Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktortraktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang.

SEJARAH PERTANIAN • Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan, merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang berkiblat pada kuilkuil, imam, lumbung, dan jutu tulis-juru tulis. • Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia – Sumeria, Babilonia, Asiria, Cahldea – mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.

RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN Pengkajian dalam Geografi Pertanian ialah mengkaji aktivitas pertanian dalam konteks ruangan. • lokasi secara keseluruhan • kandungan aktivitas-aktivitas • Tanaman dan Ternakan > Benih, ladang , buruh, jentera, dll. • Pola ruangan • fenomena atau hubungan manusia dan alam sekitar fisikal. Tugas utama dari setiap penyelidikan dalam geografi pertanian adalah: • untuk mengukur karakteristik pertanian (untuk menjalin hubungan melalui metode statistik), dan • untuk memetakan distribusi spasial mereka, yaitu, tingkat konsentrasi dan diversifikasi.

RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN Geografi pertanian meliputi cakupan kegiatan pertanian dan variasi dalam waktu dan ruang. Perhatian utama Geografi pertanian adalah dengan variasi spasial dalam distribusi entitas pertanian dan penyebab variasi. Dengan kata lain, perhatian utamanya adalah untuk menunjukkan distribusi penyebab, efek distribusi, dan distribusi hubungan sebab-akibat.

PENGEMBANGAN GEOGRAFI PERTANIAN • Perkembangan setiap masyarakat secara sinambungan bersendi ketersediaan suatu sumber pangan yang cukup. Pada masyarakat primitif yang bersendi pada pengumpulan pangan atau pemburuan, setiap individu harus terlibat secara total dengan urgensi kepastian sumber pangan. Pertanian secara relatif merupakan inovasi yang belum lama berselang bila dibandingkan dengan sejarah manusia, karena manusia semula dalam masa yang lama hanya bertindak sebagai pengumpulan makanan.

PENGEMBANGAN GEOGRAFI PERTANIAN Perkembangan pertanian secara lambat laun membawa keberuntungan dan surplus pangan yang meyakinkan. Keadaan surplus demikian dapat membebaskan beberapa orang yang terampil dengan keahlian lain dari tugas memproduksi pangan. Perkembangan keahlian baru hanyalah mungkin bila kenaikan keefisienan pertanian mengijinkan penggunaan waktu-waktu senggang yang baru diperoleh. Contoh: 1. Primitif masih dengan sistem berburu dengan mengumpulkan hasil hutan. 2. Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya didapatkannya api berpengaruh terhadap perkembangan pertanian. 3. Setelah mengenal manajemen sederhana, juga berpengaruh dalam usaha peningkatan kualitas tanaman dan hewan, dimulai dari penjinakan, seleksi dan sampai ke adaptasi.

PENDEKATAN GEOGRAFI PERTANIAN Pendekatan Spasial (Keruangan) Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspekaspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.

PENDEKATAN ASPEK KOMODITAS Salah satu pendekatan yang biasa digunakan untuk menganalisis kinerja pasar produk pertanian adalah pendekatan komoditas (comodity oriented) dengan fokus kajian pada fungsi pemasaran yang berlangsung saat itu (marketing function oriented). Melalui pendekatan komoditi, beberapa elemen tataniaga seperti karakteristik produk, situasi penawaran dan permintaan produk (baik domestik maupun internasional), respon konsumen terhadap spesifikasi produk dan tingkat harga, dapat dikaji secara mendalam. Pendekatan ini sering digunakan untuk meneliti tata niaga komoditas pertanian penting, seperti beras, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Pendekatan komoditi, dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh sistem tata niaga komoditas pertanian yang bersangkutan. Keunggulan pendekatan ini memungkinkan peneliti fokus pada satu jenis komoditi pertanian, sehingga kompleksitas realitas sistem tataniaga dan aliran produknya dari produsen hingga ke konsumen dapat disederhanakan dan diilustrasikan dengan lebih jelas.

PENDEKATAN ASPEK KOMODITAS Berbagai komoditi yang di produksikan oleh petani dapat mempunyai hubungan fisik yang berbeda. Komoditi-komoditi itu dapat merupakan: • Komoditi gabungan (joint product) • Komoditi yang bebas bersaing (competitive independent products substitutes) • Komoditi komplementer, atau • Komoditi suplementer (tambahan)

PENDEKATAN ASPEK KOMODITAS • Komoditi gabungan Kalau dua atau lebih komoditi merupakan komoditi gabungan berarti komoditi-komoditi tersebut bersama-sama keluar dari satu proses produksi. Misalnya dedak atau katul dari penggilingan padi yang keluar bersama beras.

PENDEKATAN ASPEK KOMODITAS • Komoditi yang bebas bersaing (substitute) Dalam hal ini maka komoditi-komoditi yang bersangkutan berdiri sendiri dan bahkan saling bersaing. Ini berartri bahwa kalau sudah di putuskan menghasilkan komoditi yang pertama maka komoditi yang kedua tidak dapat lagi di hasilkan, atau dapat pula dikatakan bahwa kenaikan jumlah produksi barang yang satu berarti penurunan jumlah produksi barang kedua. Kalu petani sudah memutuskan menyewakan tanahnya kepada pabrik gula untuk di Tanami tebu maka ia tidak lagi dapat menanaminya dengan padi. Disamping ada faktor-faktor non-ekonomi yang menyebabkan petani memutuskan salah satu tanaman misalnya karena peraturan rayoneering atau peraturan lain yang tidak dapat dielakkan petani, tetapi pada umumnya faktor-faktor ekonomi memegang peranan yang penting.

PENDEKATAN ASPEK KOMODITAS • Komoditi komplementer Bentuk hubungan yang ketiga antar komoditi adalah hubungan komplementer. Dalam hal yang demikian maka kenaikan produksi satu komoditi tidak menurunkan melainkan menaikan produksi lainnya. Dalam pertanian hal demikian biasanya terjadi tidak sekaligus dalam waktu yang sama tetapi dalam beberapa waktu (musim) dalam satu tahun.

PENDEKATAN ASPEK KOMODITAS • Komoditi suplementer Sifat hubungan yangh suplementer berada di antara sifat hubungan yang bersaingan dan komplementer. Ini berarti bahwa produksi satu komoditib dapat di tambah tanpa mempunyai pengaruh mengurangi atau menambah produksi komoditi lainnya. Juga dalam hal ini kejadiannya biasanya dalam beberapa waktu yang berbeda. Dua istilah teknis yang menggambarkan hubungan antara beberapa komoditi tersebut diatas yaitu opportunity cost dan elasticity of substitution. Opportunity cost adalah biaya yang harus di tanggung petani karena telah tidak menggunakan kesempatan terbaik (opportunity) yang dapat di pilih baik untuk menanam maupun untuk mengerjakan sesuatu. Penertian elasticity of substitution yaitu persentase perubahan produksi barang yang satu di bagi dengan persentase perubahan produksi barang lainnya.

PENDEKATAN ASPEK EKONOMI • Pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Pemanfaatan sumberdaya yang efisien pada tahaptahap awal proses pembangunan menciptakan surplus ekonomi melalui sediaan tenagakerja dan formasi kapital yang selanjutnya dapat digunakan untuk membangun sektor industri. • Pertanian atau usahatani hakekatnya merupakan proses produksi di mana input alamiah berupa lahan dan unsur hara yang terkandung di dalamnya, sinar matahari serta faktor klimatologis (suhu, kelembaban udara, curah hujan, topografi dsb) berinteraksi melalui proses tumbuh kembang tanaman dan ternak untuk menghasilkan output primer yaitu bahan pangan dan serat alam.

PENDEKATAN ASPEK EKONOMI Ada beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu: • Pertanian ekstraktif, yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi sektor perikanan dan ekstraksi hasil hutan. • Jenis pertanian kedua adalah pertanian generatifyaitu corak pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan agronomis lainnya. Berdasarkan tahapan perkembangannya pertanian generatif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

PENDEKATAN ASPEK EKONOMI • Perladangan berpindah (shifting cultivation), merupakan salah satu corak usahatani primitif di mana hutan ditebang-bakar kemudian ditanami tanpa melalui proses pengolahan tanah. Corak usahatani ini umumnya muncul wilayah-wilayah yang memiliki kawasan hutan cukup luas di daerah tropik. Sistem perladangan berpindah dilakukan sebelum orang mengenal cara mengolah tanah. • Pertanian menetap (settled agricultured) yaitu corak usahatani yang pada awalnya dilakukan di kawasan yang memiliki kesuburan tanah cukup tinggi sehingga dapat ditanami terus menerus dengan memberakan secara periodik.

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTANIAN 1. FAKTOR FISIK 2. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI, DAN TEKNOLOGI

FAKTOR FISIK 1. Iklim dan Zona Agroklimat 2. Topografi dan Kemiringan Lereng 3. Jenis Tanah

Iklim dan Zona Agroklimat • Iklim Iklim mempunyai beberapa unsur atau parameter, yang tentunya juga bisa diukur. Lihat saja sawah tadah hujan yang tergantung dari ada tidaknya hujan, dalam arti yang luas yaitu ketersediaan air. Berikut ini salah satu contoh klasifikasi ketersediaan air berdasarkan zona agroklimat menurut Oldeman.

Zona Agroklimat Menurut Oldeman (1975)

Topografi dan Kemiringan Lereng (Kondisi Medan) • Kondisi medan di sini berbeda dengan tanah. Menurut van Zuidam, medan adalah suatu bidang lahan yang berhubungan dengan sifatsifat fisik permukaan dan dekat permukaan yang kompleks dan penting bagi manusia. Jadi, kondisi medan lebih memandang bagaimana konfigursi permukaan Bumi yang ditentukan oleh kemiringan lereng, ada tidaknya singkapan batuan, serta keadaan batuan atau bahan kasar di permukaan Bumi.

Topografi dan Kemiringan Lereng (Kondisi Medan) • Selain itu, medan memengaruhi kondisi kestabilan lahan untuk bangunan. Meskipun kestabilan lahan tidak banyak berperan dalam memengaruhi keberadaan lokasi pertanian, namun perlu juga dipertimbangkan karena menyangkut kelangsungan lahan pertanian itu sendiri. Berikut ini criteria dan klasifikasi medan yang bisa digunakan sebagai pedoman penilaian kelayakan lahan untuk pertanian.

Klasifikasi Medan Berdasarkan Kemiringan Lereng, Persentase Bahan Kasar, dan Singkapan Batuan

Jenis Tanah Tanah merupakan faktor penting dalam pertanian, karena tanah sampai saat ini merupakan media utama yang digunakan untuk media pertanian. Meskipun akhir-akhir ini berkembang pertanian tanpa menggunakan media tanah, perkembangan itu juga layak kamu ikuti, siapa tahu bermanfaat bagimu. Komponen tanah yang dipertimbangkan terutama kesuburan tanah, tetapi kita harus ingat bahwa kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyangkut sifat kimia, fisik, dan biologi tanah.

Jenis Tanah Beberapa sifat kimia di antaranya kadar N (nitrogen), P (fosfor), dan K (potasium). Fungsi nitrogen dalam tanah terutama untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan pembentukan protein. Fosfor membantu dalam pembentukan sel, bunga, buah, dan biji, mempercepat pematangan, memperkuat batang dan ketahanan terhadap penyakit. Sementara potassium mempercepat akar. Berikut ini klasifikasi kadar N, P, dan K untuk pertumbuhan tanaman.

Klasifikasi N, P, dan K untuk Pertumbuhan Tanaman

Jenis Tanah • Sementara itu, sifat fisik tanah yang banyak dipertimbangkan, yaitu drainase tanah, tekstur tanah, serta kedalaman efektif tanah. Drainase menggambarkan sifat kecepatan perpindahan air dari suatu bidang. Tekstur tanah menunjukkan ukuran butir tanah. Sifat tekstur berpengaruh pada kemudahan pertumbuhan akar tanaman dan pengolahannya.

Klasifikasi dan Kriteria Tekstur Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman

Klasifikasi dan Kriteria Drainase Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman

Klasifikasi dan Kriteria Kedalaman Tanah Efektif untuk Pertumbuhan Tanaman

Related Documents

Pertanian
June 2020 31
Geografi
May 2020 49
Geografi
April 2020 61
Geografi
May 2020 49

More Documents from ""