Laporan praktikum ke-6 m.k Dasar-Dasar Akuakultur
Hari/tanggal : Selasa/22-30 Mei 2018 Kelompok/Kelas : 5/Praktikum 2 Dosen : Dr. Ir. Irzal Effendi, MSi Andri Iskandar M.Si Giri Maruto Darmawangsa, S.Pi. Asisten : Alstonya Gita A.Md Radin Wicaksono A.Md
BEDA PADAT TEBAR
Disusun oleh: Afrizal Rizki J3H117050
PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2018
I.PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Praktikum dilakukan untuk mengamati pengaruh beda padat tebar terhadup kelangsungan hidup bibit benih ikan.
II. METODOLOGI 2.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tangga 22 Mei 2018 sampai 30 Juni 2018. Bertempat di Bak Perikanan IPB Cilibende pada pukul 13.00-17.00 WIB. 2.2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah akuarium, aerasi, baskom, serokan, timbangan digital, sendok sayur, dan toples kecil. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan patin, air, dan pakan. 2.3. Prosedur Kerja Persiapan wadah dan media penelitian Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu akuarium kaca sebanyak 5 unit. Akuarium sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu sampai wadah bersih dan kering. Setelah akuarium bersih dan kering, barulah isi akuarium dengan air sesuai kebutuhan. Peletakan wadah penelitian diletakkan secara acak, kemudian pada masing-masing wadah diberi padat tebar ikan yang berbeda. Pada akuarium 1 diberi padat tebar ikan sebanyak 100 ekor, akuarium 2 dan 3 diberi padat tebar ikan sebanyak 200 ekor perakuarium, dan akuarium 4 dan 5 diberi padat tebar ikan sebanyak 300 ekor. Dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan ikan pada setiap wilayah. Persiapan ikan dan pakan uji Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin sebanyak 100 ekor untuk akuarium 1, 200 ekor perakuarium untuk akuarium 2 dan 3, serta 300 ekor untuk akuarium 4 dan 5. Sebelum dilakukannya penelitian, ikan yang akan diberi perlakuan harus dihitung sebanyak padat tebar yang telah ditentukan, dihitung Biomassa Awal (Bo), dan Panjang rata-rata untuk 10 ekor. Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet HI-PRO-VITE 781-1. Pemeliharaan benih dan Pemberian pakan Benih terlebih dahulu ditimbang bobot dan diukur panjang tubuhnya, setiap wadah diisi dengan ikan uji dengan padat tebar 100 ekor/akuarium untuk akuarium 1, 200 ekor/akuarium untuk akuarium 2 dan 3, dan 300 ekor untuk akuarium 4 dan 5. Ikan uji diberikan pakan dengan frekuensi tiga kali sehari yaitu pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00 WIB selama tujuh hari, dan penyamplingan untuk mengukur pertumbuhan dilakukan di hari ketujuh.
Pengelolaan kualitas air Sisa-sisa pakan dan kotoran dalam wadah pemeliharaan dibersihkan dengan cara penyiponan dan air yang terbuang diukur serta digantikan dengan air yang baru sesuai jumlah air yang terbuang. Pengukuran kualitas air dilakukan dua hari sekali. Pengamatan Perlakuan Perlakuan pada pengamatan ini adalah dengan pemberian padat tebar ikan yang berbeda perakuarium, yaitu 100 ekor/akuarium untuk akuarium 1, 200 ekor/akuarium untuk akuarium 2 dan 3, serta 300 ekor/akuarium untuk akuarium 4 dan 5. Berapa bobot dan ukuran ikan yang mati setiap hari (jika ada) akan diukur setiap harinya. Dan Pertambahan panjang dan bobot ikan akan diukur pada akhir pemeliharaan atau hari ke 7. Parameter Uji Tingkat Kelangsungan Hidup Parameter yang diukur adalah kelangsungan hidup (SR) yaitu persentase jumlah benih ikan kerapu tikus yang masih hidup, setelah diberi pakan. Penghitungan SR dilakukan pada akhir penelitian. Penghitungan kelangsungan hidup dirumuskan oleh (Mudjiman, 2004 dalam Sari 2006) sebagai berikut : SR = Nt x 100% No Keterangan : S = Kelangsungan hidup (%) Nt = Jumlah biota pada saat panen (ekor) No = Jumlah biota pada saat penebaran (ekor)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berikut ini merupakan tabel dari beda padat tebar Tabel 1. Hasil perhitungan beda padat tebar . Banyak Wt Bt Kel Wo Bo ikan 1 0.08 8 0.138 13.6 100 2 0.1335 26.7 0.1495 29.9 200 3 0.095 200 19 0.147 28 4 0.13 300 41.35 0.197 59.91 5 0.11 300 34.87 0.13 39.59 Keterangan: Kel= Kelompok Wo= Bobon rata-rata awal Bo= Bobot awal Wt= Bobo rata-rata akhir Bt= Bobot akhir SGR= survival Grow rate
SGR
SR
8.10 1.62 6.36 6.11 2.41
98 100 95 98 97.33
SR= survival rate Interpretasi: b. Pembahasan Bakteri adalah kelompok mikroorganime yang dapat tumbuh dimana saja, tetapi tetep ada faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor lingkungan. Dalam praktikum ini, dapat dilihat pertumbuhan bakteri dengan perbedaan faktor lingkungan yang diberikan, yaitu suhu dan salinitas. Pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri dapat diketahui dengan ditumbuhkannya bakteri pada media dengan perbedaan perlakuan yang diberikan. Pertumbuhan bakteri saat erat hubungannya dengan reaksi-reaksi kimiawi. Reaksi-reaksi tersebut dipengaruhi oleh suhu (Pleczar 2007 dalam Sari dkk 2009). VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil yang didapat, diketahui bahwa faktor suhu dan salinitas dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Bakteri Aeromonas hidrophyla mampu tumbuh pada suhu 4 sampai 37 oC dan pada kisaran salinitas 0 sampai 3%. Bacillus sp juga mampu tumbuh pada suhu 4 sampai 37 oC dan pada kisaran salinitas 0 sampai 3%.
DAFTAR PUSTAKA