(6) Bab Ii Pembahasan Fix-1.docx

  • Uploaded by: Nur Wilia Septiarini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View (6) Bab Ii Pembahasan Fix-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,796
  • Pages: 20
BAB II PEMBAHASAN

2.1

Model Konseptual & Teori Dalam Keperawatan Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006). Sedangkan teori dan konsep mencerminkan philosofi, nilai, dan keyakinan tentang manusia. Ada tiga komponen dasar dari praktik yaitu: 1) Keyakinan dan nilai sebuah model praktik merupakan dasar dari seluruh model-model yang akan dibangun dan akan mempengaruhi praktik. 2) Tujuan praktik yaitu tujuan praktisi apa yang ingin dicapai untuk memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan klien. 3) Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang praktisi untuk mengembangkan upaya pencapaian tujuan.

2.2

Model Konseptual & Teori Dalam Keperawatan Komunitas Salah dua model keperawatan kesehatan komunitas yang akan kami bahas diantaranya Nightingale's Theory of Environment (Florence Nightingale), dan Self-Care Model (Dorothea Elizabeth Orem) dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.

2.2.1 Nightingale's Theory of Environment (Florence Nightingale)

Sesosok wanita yang selalu di kenang dalam sejarah Dunia. Wanita yang pemberani, rendah hati, cantik, anggun, anak dari orang kaya raya dan

3

intelektual, bahkan menjadi rebutan para lelaki. Mempunyai sebutan Lady With Lamp dan Ibu (Wonder Woman) para perawat di Dunia. Teori dan konsepnya yang berumur lebih dari 150 tahun hingga saat ini masih berlaku. Menganggap bahwa pekerjaan sebagai perawat itu adalah suatu panggilan dari Ilahi (Tuhan). Tanpa Nightingale, kemungkinan tidak akan ada nama seorang perawat.  Model konsep Florence Nightingale di Konsep Dasar Keperawatan Model konsep Florence Nightingale di Konsep Dasar Keperawatan Modern Nursing yaitu berfokus pada lingkungan. Lingkungan mempunyai 3 aspek utama, antara lain: a. Fisik Hal apapun yang dapat mempengarui proses penyembuhan dan kesehatan pasien. b. Psikologis Hal apapun yang dapat mempengaruhi stress maupun emosi pasien. c. Sosial Hal yang terdapat di keseluruhan komuniti pasien. Komponen

yang difokuskan

adalah

Ventilasi,

kehangatan,

pencahayaan, diet & nutrisi, kebersihan, serta kebisingan.  Model Konsep Florence Nightingale di Keperawatan Komunitas Model Konsep itu adalah struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka kerja/ kerangka pikir, untuk bagaimana cara melihat keperawatan/ gambaran tentang lingkup keperawatan. Florence Nightingale terkenal dengan teorinya Environmental Model yang mana nantinya perawat komunitas mampu memberikan udara yang bersih & segar, penerangan yang tepat, kenyamanan lingkungan, mengatur kebersihan, keamanan & keselamatan, hingga nutrisi yang adekuat. Ilmu lingkungan adalah penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia yang dapat berupa suatu pendekatan. Seperti:

4

a. Pendekatan Holistik Pendekatan seutuhnya berupa proses analitik dan reduksionistik pada lingkungan (Odum dan Boyden). b. Pendekatan Evolusioner Pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual, populasi maupun komunitas. c. Pendekatan Interaktif Price, et al, (1983), mengkaji suatu kehidupan haruslah dilihat dari hubungan-hubungan interaktif antar komponen penyusun dan merupakan pendekatan dari buttom up untuk mengenal ekosistem atau lingkungan hidup dengan lebih baik. d. Pendekatan Situasional Jarvie, Papper dan Vayda, menganjurkan suatu pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul. e. Pendekatan Sosiosistem & Ekosistem Pendekatan dengan memisahkan lingkungan hidup kedalam suatu sistem sosial dan sistem alami serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi dan informasi dari keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi. f. Pendekatan Peranan & Perilaku Manusia Mempelajari peranan manusia dalam program MAB (Man And Biosphere) atau pendekatan azas pemanfaatan oleh manusia (UNESCO, 1974). g. Pendekatan Kualitas Lingkungan Pendekatan interdisipliner dan ditelusuri secara progresif, sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. h. Pendekatan Kontektualisasi Progresif Merupakan kelanjutan pendekatan kontektualisasi progesif dan kemudian akan dikembangkan dalam penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).

5

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan antara manusia/ masyarakat yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan selanjutnya mempelajari cara penanggulangannya dan pencegahannya. Lingkungan hidup manusia terbagi menjadi 2, yaitu: internal (dalam) dan eksternal (luar). 1. Internal (dalam) merupakan suatu keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut dengan homeostatis. 2. Eksternal (luar) a. Lingkungan Fisik Bersifat abiotik/ benda mati seperti: udara, air, makanan, rumah, dan radiasi. b. Lingkungan Biologis Bersifat biotik/ benda hidup seperti: tumbuh-tumbuhan, hewan, jamur, parasit, serangga, dan lain sebagainya. c. Lingkungan Sosial

6

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dibagi menjadi 2, yaitu: umum dan khusus. 1. Umum a. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman. b. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumbersumber lingkungan. c. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintahan serta lembaga non pemerintah. 2. Khusus a. Penyediaan air bersih b. Makanan dan Minuman yang di konsumsi dalam skala besar c. Pencemaran Udara d. Limbah cair dan padat e. Mengontrol arthoropoda dan rodent f. Perumahan dan bangunan yang layak g. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja h. Survei santilasi untuk perencanaan, pemantulan, dan evaluasi Faktor yang dapat menimbulkan kesakitan dan kematian bisa disebut juga sebagai ecological (organisme-organisme yang saling ketergantungan di lingkungan tersebut) / epidemiological triad (menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit). Ketiga faktor utama tersebut, antara lain: 1. Agen Penyakit a. Agen Biologis: virus, fungi, bakteri, & protozoa b. Agen Nutrien: protein, lemak, & karbohidart c. Agen Fisik: panas, radiasi, & cahaya d. Agen Kimia: asidosis, gas, & zat kimia e. Agen Gesekan: benturan, gesekan, & pukulan 2. Manusia (host) a. Usia

7

b. Jenis Kelamin c. Genetik d. Status Kesehatan e. Pekerjaan, ras, adat-istiadat, & gaya hidup 3. Lingkungan a. Lingkungan Fisik b. Lingkungan Biologis c. Lingkungan Sosial Proses terjadinya suatu penyakit disebabkan oleh gangguan keseimbangan antara agen penyakit, manusia (host), dan lingkungan. Ada 2 fase proses terjadinya penyakit, yaitu: 1. Fase Prepatagenesis: kejadian dimana kondisi lingkungan lebih menguntungkan untuk agen penyakit tapi merugikan untuk manusia (host). 2. Fase Patogenesis: kejadian dimana si agen penyakit berlangsung terusmenerus di lingkungan tersebut sehingga manusia dapat mengalami tanda gejala klinis.

8

2.2.2 Self-Care Model (Dorothea E. Orem)

 Konsep Self Care Dorothea Orem Selama tahm 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan, dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan: “Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanan keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri". Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya "Self care". Pada tahun 1959 konsep keperawatan Orem ini pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk menbentuk suatu Komite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk Orem meIanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan dlsiplin keperawatan. Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatawa “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory

9

Keperawatan dan pada ednsi keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat. Orem mengembangkan teori Self care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu: 1). Self care, 2). Self care deficit dan 3). Nursing system. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu: self care, self care agency, kebutuhan self care terapeutik, self care deficit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (Faktor kondisi dasar). Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya. 1. Self care Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, self care agency, basic conditioring factor dan kebutuhan self care terapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status perkenbangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola kehidlpan, lingkungan serta ketersediaan sumber. Kebutuhan self care terapeutik (Therapeutic self care demand) adalah merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.

10

Konsep Iain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga kalagori self care requisite yaitu Universal Self care Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self care requisites (kebutuhan yeng berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien). 2. Teori Self care Deficite Self care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self care nya secara terus menerus. Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak marmu memenuhi kebutuhan keperawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya, perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menielaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam bertindak/ beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan defisit perawatan diri. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care:  Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain.  Memberikan petunjuk dan pengarahan .  Memberikan dukungan fisik dan psychologis.  Menberikan dan memelihara lingkungan

yang mendukung

pengembangan personal.  Pendidikan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:

11

 Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.  Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.  Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat.  Menjelaskan, memberikan, dan melindungi keluarga secara langsung dalam bentuk keperawatan.  Mengkoordinasikan

dan

mengintegrasi

keperawatan

dengan

kehidupan sehari-hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan: nursing agency dengan menggunakan nursing system. 3. Teori Nursing System Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care terapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan rnembantu orang Iain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency. Orem mengidentifikasl tiga klasifikasi nursing system yaitu: a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System) Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma. b. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System)

12

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka. c. Sistem Suportif dan Edukatif Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien manpu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien manpu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran. o Hubungan Teorl Orem dengan Keperawatan 1. Manusia Suatu kesatuan yang dipandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan: a. Udara Yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. b. Air c. Makanan d. Eliminasi Mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui sekresi urin (air kencing) dan feses. e. Kegiatan dan istirahat f. Interaksi sosial g. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan h. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia i. Masyarakat/ lingkungan

13

Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi (menyatu) dan interaktif (interaksi). 2. Kesehatan Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal, dan sosial. Kesejahteraan digunakan unuk menielaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha, dan sumber yang memadai. 3. Keperawatan Pelayanan

yang

membantu

manusia

dengan

tingkat

ketergantungan sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak, dan orang dewasa. Ketika mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukkan untuk menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan

kondisi

secara

manusiawi

pada

manusia

dan

lingkungannya.  Konsep Dorothea Elizabeth Orem di Keperawatan Komunitas o Pengenalan Keperawatan Kesehatan Keluarga Menurut Orem (1971), Keperawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan marusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya.

14

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur. o Keyakinan dan Nilai-Nilai Keyakinan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah: 1. Klien Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/ trauma atau coping dan efeknya. 2. Sehat Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas struktural fungsi dan perkembangan. 3. Lingkungan Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik. 4. Keperawatan Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga, dan kelompok masyarakat dalam menpertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi, dan perkembargan. Berdasarkan keyakinan empat konsep utama di atas, Orem's mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. o Tujuan Keperawatan Pada Model Orem a. Tujuan keperawatan pada model Orem's secara umum adalah:  Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.  Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.

15

 Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan

asuhan

dependen

jika

self

care

tidak

memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.  Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memeruhi kebutuhan-kebutuhan self care klien. b. Tujuan keperawatan Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga/ komunltas adalah:  Menolong kIien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secata terapeutik.  Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri.  Membantu anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten. c. Tujuan khusus keperawatan kesehatan keluarga adalah:  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam rnengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.  Meningkatkan

kemampuan

keluarga

dalam

mengambil

keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.  Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya. o Fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan pada ptaktek keperawatan keluarga/komunitas adaIah: 1. Aspek interpersonal: hubungan di dalam keluarga. 2. Aspek sosial: hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya.

16

3. Aspek prosedural: melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. 4. Aspek teknis: mengajarkan kepada keluarga tentang teknis dasar yang dilakukan di rumah misalnya melakukan tindakan kompres secara benar. o Karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah: 1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya. 2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi: pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam keluarga, kebudayaan dan gaya hidup. 3. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan. 4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga. 5. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian

keluarga,

sehingga

apabila

produktifitas

dan

kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula. o Fungsi Utama Keluarga Menurut Orem Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah: 1. Sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent care agents. 2. Pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan: 

Menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan Iingkungan.



Pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota keluarga.

17

3. Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota

keluarga

dan

ketrampilan

serta

motivasi

unuk

memenuhinya. 4. Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-masing individu anggota keluarga. 5. Memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap anggota keluarga. 6. Mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga. o Konsep Self care Orem Dalam Praklek Keperawatan Keluarga/ Komunitas a. Operasional praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan. Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan sistem self care yang adekuat, dan komunikasi antara sistem individu dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit. b. Operasional Diagnosis Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan elemen sistem keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi faktor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien? c. Dependent Care Unit (sebagai unit pelayanan) Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon anggota keluarga terhadap caregiver. Ini

18

penting untuk membedakan keluarga sebagai faktor yang merupakan kondisi sistem dependen care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga. d. Keluarga sebagai unit pelayanan Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care/ dependent care pada anggota keluarga (kriteria kondisi internal). Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi: kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumbersumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependent care agency untuk masingmasing anggota keluarga dan system searah (adekuat), dalam memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks sistem keluarga. Terdapat empat dimensi yaitu:  Individu subsistem: self care individu  Pola interaksi keluarga: dependen care system untuk memenuhi therapeutic self care demand anggota keluarga dependen dapat dilakukan dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care demand.  Karakteristik unik secara keseluruhan: pola-pola interaksi sepanjang hidup keluarga memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga.  Lingkungan: pengkajian taktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care agency: social cultural, status kesehatan,

19

elemen-elemen sistem pelayanan kesehatan dan elemen sistem keluarga. o Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Dorothea Elizabeth Orem 1. Pengkajian/ Riwayat Keperawatan Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personal keluarga yang meliputi: usia, sex, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status pemawinan, agama, dan pekerjaan keluarga. Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 kategori perawatan diri keluarga yang meliputi:  Universal self care Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi sosial.  Developmental self care Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk mempetahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung/ berbahaya, konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam

keluarga,

perkembangan

kepercayaan

dan

pola,

perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola perilaku dalam keluarga.

20

 Health deviation Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care nya baik secara permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut memerlukan bantuan orang Iain. Kebutuhan ini meliputi: a. Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga. b. Menggunakan sumber sumber eksternal untukmengatasi masalah kesehatan dalam keluarga. c. Menyadari dampak dari patologi penyakit. d. Memilih prosedur diagnostik, terapi, dan rehabilitasi yang tepat dan efektif. e. Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatamya dan mengatasi hal tersebut. f. Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis, efek pengobatan, dan diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan berfokus pada empat fungsi keluarga yang telah diidentifikasi dan dampak dalam memenuhi therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan pada struktur dan fungsi keluarga. Contoh: komunikasi antara suami istri, komunikasi pada anak, perilaku interpersonal anggota keluarga. 3. Perencanaan Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan: a. Membina dan menjaga hubungan perawat keluarga (individu, keluarga, dan kelompok) sampai keluarga pulang. b. Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh perawat.

21

c. Berespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga akan kontrak dan asistennya. d. Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan Iangsung pada keluarga. e. Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan seharihari klien, perawatan kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan pendidikan yang dibutuhkan atau yang sedang diterima. 4. Implementasi Orem memandang implemenatasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan saling melengkapi antara keluarga dan perawat, dengan kata Iain perawat betindak dalam berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan keluarga. Dalam implementasi rencana keperawatan, perawat dan keluarga Bersama-sama melakukan aktivitas dalam membantu mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga. 5. Evaluasi Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi

ia

mengemukakan

bahwa

keluarga

membutuhkan

kemandirian dalam hal mengatasi masalah kesehatan. Oleh karena itu, evaluasi difokuskan pada tingkat: a. Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self care nya. b. Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care defisitnya dan sampai sejauh mana perkembangan kemandirian keluarga. c. Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika keluarga tidak mampu. d. Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga dalam perawatan dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi/ keterlibatan keluarga dan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan.

22

Related Documents


More Documents from "Martin Harefa"