6. Bab I - Pendahuluan - Rev 290319 (1).docx

  • Uploaded by: rendy
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 6. Bab I - Pendahuluan - Rev 290319 (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,738
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. ANTAM Tbk. UBPN (Unit Bisnis Pertambangan Nikel) Maluku Utara, selalu berupaya untuk senantiasa meningkatkan nilai tambah mineral yang dimiliki daerah. Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH), merupakan implementasi rencana strategis Antam yang akan mendukung program total kapasitas produksi feronikel tahunan menjadi sekitar 40.500-43.500 ton nikel dalam feronikel (TNi), sehingga semangat untuk mewujudkan industri dasar logam akan semakin dekat. Pabrik Feronikel Haltim akan ditunjang oleh beberapa fasilitas utama produksi yang memadai, antara lain yaitu: Rotary Dryer (berkapasitas sekitar 170 ton per jam), Rotary Klin (kapasitas sekitar 165 ton per jam), Electric Smelting Furnace (berkapasitas sekitar 60 MW), pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel (Isna, 2019) {berkapasitas sekitar 275 – 400 MW} serta peralatan dan fasilitas penunjang lainnya. Pembangunan pabrik ferronikel ini akan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Halmahera Timur

dengan

melahirkan

program-program

yang

bersentuhan

dengan

kepentingan masyarakat. P3FH merupakan salah satu proyek strategis Antam yang akan turut membantu pengembangan ekonomi masyarakat setempat di Maluku Utara. Proyek FeNi Haltim adalah sejalan dengan komitmen dari pada PT ANTAM Tbk dalam mendukung program Pemerintah RI dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011— 2025 khususnya untuk Koridor VI yang mewakili wilayah Papua dan Kepulauan Maluku, serta diharapkan mampu mendorong dan mempercepat pengembangan ekonomi Indonesia Timur. Proyek ekspansi pengolahan FeNi Haltim merupakan proyek strategis Antam yang menunjukkan kompetensi Antam untuk bergerak ke arah industri hilir yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah cadangan nikel Antam di Halmahera Timur, serta mendukung program hilirisasi pemerintah dalam rangka menghasilkan produk-produk mineral Indonesia bernilai tambah 1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2

dan meningkatkan daya saing industri nasional maupun dalam upaya untuk terus bertumbuh menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia, yang mana produk – produk Antam pada saat ini terutama diekspor ke Tiongkok, Korea Selatan dan Taiwan. Dalam rangka menunjang seluruh program yang diuraikan di atas, maka diperlukan beberapa “disposal area” yang handal dan dikelola secara bijaksana. Beberapa “disposal area” tersebut harus dipersiapkan serta dibangun dengan memanfaatkan secara optimal lubang – lubang bekas penambangan terbuka, lubang – lubang bekas kuari dan lereng – lereng penambangan. Mengingat bahwa peranan “disposal area” yang sangat penting ini dan dalam rangka memenuhi standar keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja (K2LK), maka “disposal area” harus dikelola secara bijaksana (baik, benar dan aman), yang mencakup seluruh asset perusahaan (sumberdaya manusia & peralatan) serta produktivitas FeNi yang terus tumbuh berkembang secara berkelanjutan (”sustainable”). Salah satu upaya untuk memenuhi K2LK tersebuat di atas yaitu melakukan analisis kestabilan lereng atas rencana “disposal area” yang akan dibangun dengan nilai “safety factor´(SF) atau Faktor Keselamatan (FK) minimum yang layak. Analisis kestabilan lereng memiliki tingkat kerumitan dan kompleksitas yang sangat tinggi oleh karena melibatkan banyak variable (geometri lereng, struktur geologi, karakteristik fisik & mekanik material, iklim, gaya – gaya luar, dan lain – lain), akurasi perhitungan sangat bergantung pada akurasi dan kelengkapan input data parameter terkait dengan kondisi riil di lokasi “disposal area” tersebut. Analisis kestabilan lereng memerlukan perhitungan sangat detail dengan tingkat ketidakpastian relatif besar, akan memerlukan waktu relatif sangat lama jika dilakukan perhitunga secara manual atau konvensional sehingga diperlukan metode perhitungan lebih handal. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, telah berkembang pesat pula aplikasi perangkat lunak (“software”) dalam menyelesaikan beberapa metode perhitungan yang ada yaitu metode Bishop simplified (BS), Ordinary / Fellenius (OF) dan Morgenstern Price (MP).

Beberapa perangkat lunak (“software”) yang banyak digunakan dalam

analisis kestabilan lereng antara lain Program Slide v 6.0 (SLV.6) , GeoStudio UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3

Slope/W 2012 (GSW.2012) dan Phase 2 V 6.0 (Ph2V.6). Perancangan “disposal area” harus dilakukan untuk perhitungan keekonomian dan mengacu kepada seluruh ketentuan yang berlaku sehingga setiap saat “disposal area” dapat dilakukan penghijauan kembali setelah area penambangan ditutup. Faktor Keselamatan (FK) atau “safety factor” (SF) tersebut di atas diperlukan untuk mengetahui 2 (dua) tujuan utama dari pada penelitian ini yaitu:  Mengetahui stabilitas lereng lokasi in-pit disposal dalam jangka pendek dan jangka panjang;  Mengetahui kemungkinan terjadinya longsor kemantapan suatu lereng untuk mencegah bahaya longsoran di waktu-waktu yang akan datang. Hubungan antara nilai faktor keselamatan (FK) lereng dan intensitas longsoran secara umum (Bowles, 2000) yaitu: SF < 1.07; yang berarti sering terjadi longsor atau lereng relatif labil; Apabila 1.07 < FK< 1.25 ; itu artinya pernah terjadi longsor atau lereng kritis dan untuk FK > 1.25, dapat diartikan jarang terjadi longsor (lereng relatif stabil) (Bowles, 2000) ,yang artinya gaya penahan > gaya penggerak. Namun demikian mengacu pada Kep. Men. PU No. 378/ KPTS/ 1987 dan Pedoman Departemen PU No. Pd T – 09 – 2005 – B, maka peneliti menggunakan faktor keselamatan (FK) > 1.50. Kestabilan lereng pada suatu pertambangan pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor utama yaitu: 1. Faktor alam: kondisi geologi tambang site yang bersangkutan, kondisi iklim, keadaan tanah pentup, keadaan air tanah, keberadaan tanah kritis, & getaran yang mungkin ada akibat peledakan, gempa bumi, operasional mesin, ataupun suara kendaraan berat lainnya. 2. Faktor manusia: sistem drainase lereng yang tidak baik, penggundulan hutan di sekitar tambang, budidaya kolam ikan di atas lereng (yang mungkin ada), kegagalan struktur dinding penahan tanah (bilamana ada), dan pemotongan tebing pada penambangan mineral / batuan di daerah relatif terjal. Negara Indonesia merupakan negara tropis yang berada di daerah sekitar khatulistiwa, dengan iklim yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4

musim hujan. Mengingat bahwa pada umumnya, faktor air hujan dan / atau air tanah sangat berperan secara dominan di dalam peristiwa longsor, maka ketika berada dalam musim hujan harus lebih waspada karena nilai FK pada umumnya mengalami penurunan yang signifikan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami secara komprehensif 2 (dua) faktor utama tersebut di atas dengan fokus pada kestabilan lereng pada daerah disposal Suwota di PT. ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara Blok Tambang Tanjung Buli dengan melakukan observasi secara intensif atas kondisi aktual dan rencana desain tambang pada tahun 2018 yang telah dicanangkan oleh Perusahaan. Setelah penelitian ini selesai, hasilnya dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk menfinalkan desain disposal tambang terbuka yang paling layak dari sudut pandang K2LK di disposal Suwota Blok Tambang Tanjung Buli PT ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara . 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapa nilai faktor keamanan (safety factor) desain lereng disposal site yang paling layak agar kelerengannya relatif stabil dan tidak mudah mengalami longsor sehingga sumbedaya manusia, peralatan tambang dan aktivitas serta produktivitas pertambangan di PT ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara terus berkembang secara siginifikan tanpa adanya kendala peristiwa longsor. 2. Faktor-faktor utama apa saja yang berpotensi untuk menimbulkan terganggunya kestabilan lereng di lokasi Disposal Suwota PT ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara? 3. Langkah-langkah apa saja hal yang dapat dilakukan untuk merancang desain Disposal Suwota PT ANTAM

Tbk. UBPN Maluku Utara yang

optimal tanpa mengabaikan K2LK? Dengan pembatasan masalah sebagai berikut :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5

1) Lokasi penelitian berada di Blok Tambang Tanjung Buli di dalam area IUP PT. ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara, dengan waktu dan anggaran biaya penelitian yang sangat terbatas. 2) Sifat-sifat material dan geometri lereng timbunan material berdasarkan data geoteknik yang sangat terbatas (secara kualitas dan kuantitas) tersedia di perusahaan. 3) Disposal yang dianalisis hanya disposal Suwota, yang merupakan salah satu dari dua disposal (yang masih aktif) di site Tanjung Buli. Disposal Suwota sudah mencapai volume optimumnya sebesar 689,026 m 3 / 1,824,881.68 ton pada bulan September 2018, dan bisa mencakup waktu 3 (tiga) bulan hingga Desember 2018, sehingga pada tahun 2019, di disposal Suwota sudah tidak ada lagi aktivitas dumping, dengan demikian lebih berfokus pada proses regrading dan reklamasi. Untuk penanganan disposal secara umum dibahas pada bagian proses dumping dan penataan disposal dalam Sub-Bab 4.2.3. 4) Tidak atau belum memasukkan pengaruh getaran dan gempa pada proses peledakan dan pembongkaran dalam analisis kestabilan lereng 5) Nilai faktor keselamatan (FK) minimum yang paling layak untuk penelitian ini yaitu FK > 1.50, sebagai nilai FK yang direkomendasikan sesuai dengan kondisi dan pertimbangan yang diuraikan di atas. 6) Evaluasi biaya untuk sementara (terutama oleh karena keterbatasan waktu & anggaran biaya) belum dipertimbangkan, maksudnya dalam analisis perhitungan kestabilan lereng ini tidak dilakukan perhitungan dari segi ekonomi dan biaya secara rinci. 7) Kriteria keruntuhan yang digunakan yaitu Kriteria Mohr-Couloumb 8) Lebih berfokus pada pada longsoran translasi dan rotasi yang paling dominan terjadi di Indonesia. 9) Metode perhitungan analisis longsoran yang digunakan yaitu Metode Bishop simplified (BS) , Ordinary/Fellenius (OF), dan MorgensternUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

Price (MP). Analisis kestabilan lereng dilengkapi oleh

aplikasi

software Slide v 6.0 (SLV.6) dan Geostudio Slope/W 2012 (GSW.2012) yang merupakan bagian dari pendekatan “Limit Equilibrium Method (LEM)” dan aplikasi software Phase 2 v 6.0 (Ph2V.6) yang merupakan bagian dari pendekatan “Finite Element Method (FEM).” 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui nilai faktor keselamatan (safety factor) desain lereng disposal tambang yang paling layak pada tahun 2018 dan seterusnya melalui pendekatan yang handal. 2. Untuk mengetahui kondisi di disposal PT. ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara terkini dari sudut pandang geoteknik pertambangan. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang memengaruhi tingkat kestabilan lereng di rencana lokasi disposal PT. ANTAM

Tbk. UBPN

Maluku Utara. 4. Untuk memperoleh desain tambang yang optimal dari suatu kondisi lereng terkini pada rencana lokasi disposal tambang di PT. ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara. 5. Untuk mengetahui langkah – langkah mitigasi dalam rangka meminimalisir resiko yang mungkin ada serta dapat melakukan upaya untuk meningkatkan nilai FK atas kondisi kelerengan yang ada di disposal Suwota PT ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara. 6. Untuk mengetahui hubungan serta penerapan ayat Al-Qur-aan terhadap analisis kestabilan lereng dan penanganannya. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada : 1. Mahasiswa dalam rangka mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah di dapat pada saat perkuliahan dan praktikum, khususnya mata kuliah Geologi Dasar, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7

Geologi Struktur, Geoteknik Pertambangan, Hidrogeologi Pertambangan, Mekanika Tanah, Mekanika Batuan, dan Perencanaan Tambang (khususnya Tambang Terbuka) sehingga nantinya para mahasiswa mendapat wawasan dan pembelajaran baru secara riil / nyata terkait dengan kondisi pertambangan terkini di Indonesia. 2. Instansi atau perusahaan dalam hal ini PT. ANTAM Tbk. UBPN Maluku Utara yang nantinya dapat mempertimbangkan masukan terkait analisa kestabilan lereng sehingga nantinya dapat didesain disposal tambang dengan faktor keamanan yang optimal, sehingga keselamatan sumberdaya manusia dan seluruh asset peralatan serta peningkatan produktivitas hasil tambang dapat dicapai. 3. Universitas dalam rangka memperluas dan memperbaiki jaringan kerjasama yang ada secara berkesinambungan dengan sangat beragam institusi sehingga UIN dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang handal dan rahmatan lil-‘aalamiin khususnya dalam bidang pertambangan sebagai bahagian dari pembangunan di Indonesia yang sangat dinamis, berkelanjutan, konsisten dan stabil.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Related Documents


More Documents from "monmon teknik"