6

  • Uploaded by: Raka eki f
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 6 as PDF for free.

More details

  • Words: 711
  • Pages: 3
13

 Keperluan untuk tempat tinggal ( sewa atau cicilan rumah)  Keperluan untuk air, penerangan dan bahan bakar  Keperluan untuk pendidikan anak-anak  Keperluan untuk kesehatan dan pengobatan  Keperluan untuk transportasi utnuk ke pekerjaan dan sekolah, dan lain-lain. Kekurangan dan kelebihan zat gizi yang diterima tubuh seseorang akan sama mempunyai dampai yang negatif, perbaikan konsumsi pangan dan peningkatan status gizi sesuai atau seimbang dengan yang diperlukan tubuh jelas merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia, sehat, kreatif, dan produktif.

BAB III IMPLEMENTASI

3.1 Umum Energi dalam tubuh manusia dapat timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak, denga demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula kedalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah baik daya kegiatan, pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya dapat menghasilkan energi.

Menurut Suhardjo, Clara M.Kusharto (1988) dalam Prinsip-

Prinsip Ilmu Gizi seseorang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecualai jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi. Seorang anak dipacu oleh orang tuanya agar rajin bekerja, rajin belajar agar kelak menjadi orang yang berguna, akan tetapi kurang diperhatikan makannya yang bergizi, maka harapan orang tua tersebut besar kemungkinan tidak akan tercapai, bahkan anak tersebut selain pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya akan terganggu juga akan menjadi anak yang lemah, tidak periang dan tidak bergairah. Demikian pula seorang dewasa telah bekerja, ia bekerja keras tanpa diimbangi dengan makanan yang bergizi yang dimakannnya setiap hari maka dalam waktu dekat ia akan menderita kekurangan tenaga, lemas, dan tidak bergairah untuk melakukan pekerjaan sebagai semula. Contohcontoh tersebut hendaknya diperhatikan oleh orang tua dan pengusaha dimana orang dewasa tadi bekerja. Mengapa anak dan orang dewasa tadi menjadi lesu,lemah, dan kurang berdaya untuk melakukan segala sesuatu kegiatan ? masalahnya hanya terletak pada kekurangan gizi, khususnya kekurangan energi tubuh. Bagi orang dewasa yang bekerja melebihi dari kewajaran umumnya ia menggunakan cadangan energi dalam tubuhnya, akibat penggunaan tersebut dan tidak adanya pergantian energi dan energi cadangan sehubungan dengan kurangnnyapemasukan zat makanan kedalam tubuh, tentulah dari pekerja/orang dewasa yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya produktivitas kerja yang dikehendaki. Pada masa sekarang para pengusaha telah memikirkan akan masalahyangh dihadapi oleh para karyawannya. Karena itu bagi para

14

15

karyawan yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja atau menjalankan pekerjaan yang dianggap berat. Selalu disediakan jaminan makan dan makanan tambahan. Pembatasan waktu kerja, pemebrian jaminan makan setiap hari kerja, merupakan suatu kebijakan pengusaha untuk mempertahankan produktivitas kerja yang dikehendaki perusahaan dari para karyawannya. Dalam pengertian makanan sebagai sumber energi ternyata enenrgi makan dalam proses yang terjadi dalam tubuh hanya sebagian saja yang diubah menjadi tenaga, sedang lainnya diubah menjadi panas. Tentang hal ini perhatikan saja pada tubuh kita., setelah kita melakukan pekerjaan fisik yang cukup berat atau cukup lama akan terasa badan kita menjaldi panas. Dalam keadaan kita hanya sedikit melakukan kerja fisik, sebagian besar energi di ubah menjadi panas, dan dakam kita melakukan pekerjaan fisik maka relatif seluruh energi diubah menjadi panas dan selanjutnya panas akan ke luar tubuh. Macam-macam makanan tidak sama banyak dalam menghasilkan energi, padahal manusia harus mendapatkan sejumlah makanan tertentu setiap harinya yang menghasilkan energi, terutama untuk mempertahankan proses kerja tubuhnya dan menjalankan kegiatan-kegiatan fisik. Karena itu, maka kita sendiri harus dapat mengetahui atau menentukan banyaknya energi dari makanan yang akan dimakan. Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energi yang dihasilakan makanan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 3.1.1 Cara langsung Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut bomb calorimeter. Dengan menggunakan alat tersebut akan dapat menentukan/mengukur sejumlah kalori yang dihasilakan zat makanan yang akan kita konsumsi. Satu kalori menyatakan banyaknya panas yang digunakan untuk menaikan temperatur 1 liter air setinggi 1°C. Dalam bomb calorimeter, oksidasi 1 gram karbohidrat mengasilkan 4.1 kalori, 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9.45 kalori, 1 gram protein mengasilkan sekitar 5.56 kalori. Dengan hasil pengukuran/penetuan ini diterapkan dengan keadaan yang sebenarnya dalam tubuh dan karena dalam tubuh diseluruhnya karbohidrat, lemak, protein dapat dibakar maka Atwater dan Byant menyarankan agar untuk karbohidrat direduksi sebanyak 2%, untuk lemak direduksi sebanyak 5%, dan untuk protein direduksi sebanyak 29.2%. dengan demikian dikenallah “ Penentuan Atwater” yaitu angka

Related Documents

0 ( 6 6 $ * ( 6
June 2020 63
6-6
May 2020 60
6
November 2019 8
6
October 2019 16
6
October 2019 18
6
November 2019 14

More Documents from ""

6
August 2019 33
Air Limbah Industri.docx
November 2019 27
3. Tatib Mubes.docx
November 2019 13