55915_edelweis Ken 1 (1).docx

  • Uploaded by: rosa
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 55915_edelweis Ken 1 (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,463
  • Pages: 44
Skenario 1 Kenapa dengan Melati ? Melati, seorang anak perempuan yang berusia 9 bulan dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena berat badan sulit naik. Ibu menunjukkan buku KIA dan hasil penimbangan di posyandu di dapatkan BB saat usia 6 bulan 6,2 kg, dan usia 8 bulan 6,6 kg . Anak lahir dari ibu G3P2AO, 30 tahun, hamil cukup bulan, riwayat sakit dan perdarahan selama hamil di sangkal. Lahir secara spontan, ditolong bidan, berat lahir 2900 gram, PB 49 cm. Anak mendapatkan ASI hanya sampai usia 1 bulan, kemudian diberikan selang seling ASI dan susu formula karena ibu bekerja. Anak mulai di berikan bubur saat usia 5 bulan. Anak sering sakit batuk pilek dan diare. Dokter kemudian menanyakan riwayat perkembangan. Saat ini anak sudah dapat duduk sendiri. Namun belum bisa menyangga tubuhnya bila di berdirikan. Sudah dapat meraih mainan yang berada didalam jangkauan, namun bila mainan jatuh atau berada diluar jangkauan anak tidak berusaha mencari atau mengambilnya. Anak sudah mendapatkan imunisasi hepatitis B dan polio saat lahir BCG usia 1 bulan, DPT-HiBHepatitis B dan polio usia 2,4, dan 5 bulan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, BB 6,7 kg, PB 69 cm, LK 44 cm, tanda vital nadi : 120 x/menit, isi dan tegangan cukup, RR : 32x/menit, suhu : 370C. Pemerikasaan lain dalam batas normal. Dokter kemudian melakukan tata laksana dan konseling yang sesuai pada bayi tersebut. STEP 1 1. Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6 tahun) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. 2. Vaksinasi disebut juga imunisasi : pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut.

3. Vaksin DPT-HB-HIB : diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib. 4. Bacille Calmette-Guérin (BCG) : vaksin untuk tuberkulosis yang dibuat dari baksil tuberkulosis (Mycobacterium bovis) yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. 5. Vaksin polio : vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio. Terdapat dua jenis vaksinpolio, yaitu vaksin yang berisi virus polio yang tidak aktif yang disuntikkan ke dalam tubuh atau vaksin berisi virus polio yang sudah dilemahkan yang diberikan lewat mulut. STEP 2 1. Apa penyebab berat badan anak susah naik ? 2. Dampak ASI tidak eksklusif ? 3. Apa hubungan MPASI saat 5 bulan dengan keluhan pada kasus ? 4. Bagaimana perkembangan anak pada usia 9 bulan ? 5. Bagaimana cara pemberian nutrisi pada bayi 6. Macam macam imunisasi 7. Apa diagnosis sementara paa kasus STEP 3 1. Berat badan bayi yang sulit naik dapat disebabkan oleh beberapa faktor/kondisi, salah satunya adalah pemberian ASI yang tidak memadai, misalnya kurang sering disusui, kurang lama ketika menyusu, dan perlekatan yang salah ketika menyusu. Salah penakaran saat penyiapan susu juga dapat mengakibatkan kurangnya kalori yang diberikan. Bayi yang sudah mulai diberikan MPASI juga harus dibuatkan jadwal makan yang teratur.

Selain faktor nutrisi, kegagalan pertumbuhan bayi juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti mual/muntah daan diare berlebihan, atau kondisi-kondisi dimana bayi menjadi enggan menyusu misalnya refluks asam lambung, infeksi pada mulut/tenggorokan, dan sebagainya. 2. Dampak pemberian ASI tidak eksklusif a.

Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu) Dengan menyusui, dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi premature dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.

b. Biaya kesehatan untuk pengobatan Dengan mendukung ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta USD atau 3 triliun tiap tahunnya. c. Kerugian kognitif - hilangnya pendapatan bagi individual ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik karena memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal. Tahukah anda dengan peningkatan IQ dan pendapatan per kapita, negara dapat menghemat 16,9 triliun rupiah? d. Biaya susu formula Di Indonesia, hampir 14% dari penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Dengan ASI eksklusif, penghasilan orangtua dapat dihemat sebesar 14%. 3. Kuman mudah masuk sehingga peluang sakit lebih besar. Pada usia di bawah 6 bulan, daya imunitas bayi belum sempurna. Dengan memberikan makanan

sebelum usia 6 bulan, berarti membuka kesempatan bagi kuman-kuman untuk masuk ke dalam tubuh anak. Apalagi bila makanan yang diberikan tidak terjamin kebersihannya. Begitu pun dengan alat-alat makan yang digunakan, bila tidak disterilisasi dengan benar akan menimbulkan gangguan kesehatan pada bayi. Berbagai penelitian menunjukkan, bayi yang mendapatkan makanan sebelum usianya 6 bulan ternyata banyak mengalami diare, batuk-pilek, sembelit, demam, ketimbang bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Sebaliknya, ASI yang diberikan hingga usia 6 bulan justru memberikan perlindungan bagi si kecil terhadap penyakit, mulai penyakit yang disebutkan di atas sampai penyakit infeksi telinga dan sebagainya. Dengan ASI eksklusif, imunitas atau kekebalan tubuh bayi meningkat, otomatis dapat melindungi si kecil dari berbagai penyakit. Selain itu, bayi yang diberi ASI eksklusif, kemungkinannya mengalami penyakit pernapasan akan lebih rendah. ASI eksklusif dapat menghindari anak terkena dari anemia akibat kekurangan zat besi. Ini karena, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, dalam tubuhnya menunjukkan kecukupan hemoglobin dan zat besi. 4. Perkembangan anak usia 9 bulan 

Dapat mengeluarkan benda dari dalam kotak mainannya. Dia akan senang memindahkan mainan aneka warnanya dari satu tempat ke tempat lain.



Setelah belajar berdiri dengan berpegangan, dia akan belajar untuk menekuk lututnya untuk duduk dari posisi berdiri.



Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain dengan luwes.



Menunjuk benda dengan jari telunjuknya.



Merangkak dengan sangat aktif.



Memegang mainan dengan satu tangan kiri dan merangkak dengan kedua lutut dan tangan kanannya.



Merangkak naik-turun tangga dengan mudah.



Dapat beralih posisi dengan cepat, mulai dari posisi duduk, merangkak, kemudian memutar badan untuk mengambil mainan.



Dapat menjelajahi ruangan dengan berjalan kaki perlahan-lahan sambil berpegangan pada sofa atau meja di sekeliling ruangan.



Akan mencoba meraih berbagai benda dan memperhatikan cara kerja satu benda dengan benda lain.



Dapat mengangkat sesuatu dengan ibu jari tangan dan telunjuk. Juga dapat memasukkan benda ke mulut.



Dapat duduk tanpa bantuan orang lain.



Dapat mengucapkan kata bababa atau mamama

5. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI akan mencegah malnutrisi karena ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat, mudah digunakan secara efisien oleh tubuh bayi dan melindungi bayi terhadap infeksi. Kira-kira selama tahun pertama kehidupannya, sistem kekebalan bayi belum sepenuhnya berkembang dan tidak bisa melawan infeksi seperti halnya anak yang lebih besar atau orang dewasa, oleh karena itu zat kekebalan yang terkandung dalam ASI sangat berguna. Komposisi ASI tidak selalu sama, disesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. Komposisi ASI akan bervariasi tergantung usia bayi, sehingga ada yang disebut kolostrum, ASI peralihan, dan ASI matur. Komposisi ASI juga bervariasi dari awal hingga akhir menyusui. Foremilk (ASI awal) adalah ASI yang bening yang diproduksi pada awal penyusuan. Foremilk banyak mengandung laktosa dan protein.

Hindmilk (ASI akhir) adalah ASI yang lebih putih pekat, diproduksi pada akhir penyusuan. Hindmilk banyak mengandung lemak yang sangat diperlukan sebagai sumber tenaga dan pembentukan otak. Pertumbuhan bayi yang mendapat ASI berbeda dengan yang mendapatkan susu formula. Sampai saat ini masih banyak kurva(grafik) pertumbuhan yang menggunakan kurva NCHS/CDC. Kurva ini mengacu pada pertumbuhan bayi yang sebagian besar mempergunakan susu formula, sehingga bayi yang mendapat ASI seolah-olah mengalami hambatan pertumbuhan mulai usia 4-12 bulan, walaupun pada tahun kedua terjadi sedikit percepatan pertumbuhan. Pada tahun 2005 WHO mengeluarkan kurva pertumbuhan berdasarkan bayi yang mendapat ASI. Dengan kurva yang baru ini diharapkan penilaian kecukupan ASI dan pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif akan menjadi lebih obyektif. Dalam topik ini akan dibahas tentang kandungan dan komposisi ASI, volume ASI dan kecukupan ASI bagi bayi, serta menilai pertumbuhan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Dengan demikian dapat dijelaskan peran ASI dalam mencegah malnutrisi. Komposisi ASI ASI merupakan larutan kompleks yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Di dalam usus halus laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Produksi enzim laktase pada usus halus bayi kadang-kadang belum mencukupi, untungnya laktase terdapat dalam ASI. Sebagian laktosa akan masuk ke usus besar, dimana laktosa ini akan difermentasi oleh flora usus (bakteri baik pada usus) yaitu laktobasili. Bakteri ini akan menciptakan keadaan asam dalam usus yang akan menekan pertumbuhan kuman patogen (kuman yang menyebabkan penyakit) pada usus dan meningkatkan absorpsi (penyerapan) kalsium dan fosfor.

Kurang lebih 50% energi yang terkandung pada ASI berasal dari lemak, atau kurang lebih terdapat 40 gram lemak dalam 1 liter ASI (40 g/L). Lemak dalam ASI ada dalam bentuk butiran lemak yang absorpsinya ditingkatkan oleh BSSL (bile saltstimulated lipase). Asam lemak yang terkandung pada ASI kaya akan asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam alfa linolenat. Trigliserida adalah bentuk lemak utama pada ASI, dengan kandungan antara 97% - 98%. ASI sangat kaya asam lemak esensial yaitu asam lemak yang tidak bisa diproduksi tubuh tetapi sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak. Asam lemak esensial tersebut adalah asam linoleat 8-17%, asam α linolenat 0,5-1,0%, dan derivatnya yaitu asam arakidonat (AA) 0,5-0,7% dan asam dokosaheksanoat (DHA) 0,2-0,5%. Lemak pada ASI didapatkan pada hindmilk (susu akhir). Bayi mendapatkan kebutuhan energinya sebagian besar dari lemak. Karena itu penting sekali untuk membiarkan bayi menyusu pada satu payudara sampai habis dan baru dipindahkan ke payudara satunya apabila bayi masih menginginkannya. Menghentikan bayi yang sedang menyusu akan mengurangi lemak yang didapatkan, dengan demikian bayi tidak mendapat cukup energi. Selain itu menghentikan bayi yang menyusu bisa menyebabkan hipergalaktia. Kejadian hipergalaktia bisa muncul karena ibu memberikan ASI dalam waktu sebentar (5-10 menit) pada satu sisi dan kemudian pindah ke payudara lain. Akibatnya pengosongan payudara tidak optimal dan bayi mendapat sejumlah besar foremilk yang banyak mengandung laktosa dan sedikit hindmilk yang banyak mengandung lemak. Akibat lain hipergalaktia adalah timbulnya malabsorpsi (gangguan pencernaan), pembentukan gas yang berlebihan sehingga bayi kembung, dan terjadinya gagal tumbuh pada bayi karena bayi hanya mendapatkan sedikit lemak. Kandungan protein dalam ASI dalam bentuk whey 70% dan kasein 30%, dengan variasi komposisi whey : kasein adalah 90:10 pada hari ke-4 sampai 10 setelah melahirkan, 60:40 pada ASI matur (hari ke-11 sampai 240) dan 50:50 setelah

hari ke-240. Pada susu sapi perbandingan whey : kasein adalah 18:82. Protein whey tahan terhadap suasana asam dan lebih mudah diserap sehingga akan mempercepat pengosongan lambung. Selain itu protein whey mempunyai fraksi asam amino fenilalanin, tirosin, dan metionin dalam jumlah lebih rendah dibanding kasein, tetapi dengan kadar taurin lebih tinggi. Komponen utama protein whey ASI adalah alfalaktalbumin, sedangkan protein whey pada susu sapi adalah beta-laktoglobulin. Laktoferin, lisozim, dan sIgA adalah merupakan bagian dari protein whey yang berperan dalam pertahanan tubuh. Kandungan zat aktif lain dalam ASI yang terutama bekerja untuk fungsi kekebalan tubuh adalah komponen protein (α-laktalbumin, β-laktoglobulin, kasein, enzim, faktor pertumbuhan, hormon, laktoferin, lisozim, sIgA, dan imunoglobulin lain), nitrogen non protein (α-amino nitrogen, keratin, kreatinin, glukosamin, asam nukleat, nukleotida, poliamin, urea, asam urat), karbohidrat (laktosa, oligosakarida, glikopeptida, faktor bifidus), lemak (vitamin larut dalam lemak - A, D, E, K-, karotenoid, asam lemak, fosfolipid, sterol dan hidrokarbon, trigliserida), vitamin yang larut dalam air (biotin, kolin, folat, inositol, niasin, asam pantotenat, riboflavin, thiamin, vitamin B12, vitamin B6, vitamin C), mineral dan ion (bikarbonat, kalsium, khlorida, sitrat, magnesium, fosfat, kalium, natrium, sulfat), trace mineral (kromium, kobalt, copper, fluorid, iodine, mangaan, molybdenum, nickel, selenium dan seng), serta sel (sel epithelial, leukosit, limfosit, makrofag, dan neutrofil). Sehingga dapat dimengerti dengan mendapatkan ASI, bayi mendapatkan kekebalan terhadap berbagai penyakit seperti radang paru-paru, radang telinga, diare, dan juga mengurangi risiko alergi. 6.

Di Indonesia ada 5 jenis imunisasi wajib untuk bayi, dan ini diberikan secara

gratis di Posyandu. Jenis imunisasi ini adalah: A. Hepatitis B

Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan sebelum waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran. B. Polio Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksin ini bisa diberikan pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah lumpuh layu. C. BCG BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya sebelum bayi berusia 3 bulan. Paling baik diberikan saat bayi berusia 2 bulan. Vaksin BCG ini berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru dan selaput otak, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. D.Campak Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang otak. E. Pentavalen (DPT-HB-HiB) Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB (Hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus,

hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan. Vaksinasi tambahan yang juga bisa diberikan pada anak Semua jenis imuniasi wajib di atas harus diberikan secara lengkap sebelum anak berusia 1 tahun. Selain itu, juga terdapat jenis vaksin tambahan lain yang dapat diberikan kepada anak, yaitu:  Pneumokokus

(PCV), dapat diberikan pada anak usia 7-12 bulan sebanyak 2

kali dengan interval 2 bulan. Bila diberikan pada anak usia di atas 2 tahun, PCV cukup diberikan sebanyak 1 kali. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi

tubuh

dari

bakteri

pneumokokus

yang

dapat

menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.  Varisela,

diberikan setelah anak berusia 12 bulan, paling baik diberikan

sebelum anak masuk sekolah dasar. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari cacar air.  Influenza,

diberikan pada anak minimal usia 6 bulan, dan diulang setiap

tahun.  Hepatitis

A, dapat mulai diberikan saat anak berusia 2 tahun. Berikan

sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan.  HPV

(human papiloma virus), dapat mulai diberikan saat anak sudah berusia

10 tahun. Vaksin ini melindungi tubuh dari human papiloma virus yang dapat menyebabkan kanker mulut rahim. 7. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis sementara adalah gangguan tumbuh kembang

STEP 4

Anamnesis riwayat pertumbuhan dan perkembangan Peran dokter keluarga terhadap kasus

Faktor resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan (prenatal, ante natal dan post natal)

Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Cara pengisisan dan interpretasi KMS

Tinjauan islam terhadap kasus

Edukasi terkait dengan keluhan utama, tumbuh kembang anak

Penilaian status pertumbuhan dan perkembangan pada kasus

STEP 5 1. Anamnesis riwayat pertumbuhan dan perkembangan 2. Faktor risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan (prenatal, antenatal dan postnatal) 3. Cara pengisian dan Intepretasi KMS 4. Penilaian status pertumbuhan dan perkembangan pada kasus 5. Edukasi terkait dengan keluhan utama, tumbuh kembang anak 6. Tinjauan Islam terhadap kasus 7. Peran dokter keluarga terhadap kasus STEP 6 Belajar Mandiri STEP 7 1. Anamnesis Riwayat Tumbuh Kembang Pada Anak Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Wawancara dilakukan kepada : 1. Langsung kepada pasien (autoanamnesis) 2. Orangtua (alloanamnesis) 3. Sumber lain wali/pengantar (alloanamnesis) Anamnesis merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan klinis, karena sebagian besar data (± 80%) yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis diperoleh dari anamnesis. Dari anamnesis diperoleh data subjektif. Berbeda dengan anamnesis pada pasien dewasa, hambatan langsung anamnesis pada anak disebabkan karena anamnesis pasien anak umumnya berupa aloanamnesis dan bukan autoanamnesis. Pertanyaan yang diajukan pemeriksaan sebaiknya jangan sugestif. Pada kasus gawat,

anamnesis biasanya terbatas pada keluhan utama dan hal-hal yang sangat penting saja, supaya anak dapat segera diatasi kedaruratannya. Pada kesempatan berikutnya baru anamnesis dilengkapi. Hal yang perlu dicatat adalah : 1. Dari siapa anamnesis diambil 2. Pengirim pasien : 

Inisiatif keluarga



Dokter, Puskesmas, Rumah Sakit dll, karena pasien kelak harus dikirim kembali kepada pengirim. Pengiriman kembali dengan disertai : a) Diagnosis akhir b) Penatalaksanaan c) Hasil pengobatan : sembuh/ meninggal, terdapat gejala sisa dsb.

Yang perlu dicatat pada anamnesis : IDENTITAS PASIEN : 

Nama



Tanggal lahir / umur



Jenis Kelamin



Nama orang tua, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat

RIWAYAT PENYAKIT :  Keluhan utama  Riwayat perjalanan penyakit sekarang (7 Butir Mutiara Anamnesis, meliputi : lokasi, onset dan kronologi, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat, faktor yang memperingan, anamnesis sistem).  Riwayat penyakit lampau yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang, seperti riwayat dirawat di RS, riwayat pembedahan, riwayat pengobatan untuk penyakit tertentu, riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu serta riwayat paparan agen tertentu (termasuk bentuk reaksi alerginya dan terapi yang didapat).  Riwayat kehamilan ibu : umur ibu saat melahirkan, paritas, penyulit kehamilan, riwayat lama kehamilan (preterm/aterm/postterm) , penyakit ibu saat hamil, riwayat pengobatan ibu sekitar masa konsepsi dan saat hamil, riwayat merokok dan minum alkohol pada ibu dan ayah.  Riwayat kelahiran : lama persalinan, proses persalinan (spontan/dengan instrumen/operasi), penyulit kelahiran (ketuban pecah dini, kelainan presentasi dll), berat lahir, skor APGAR, lama tinggal di RS setelah dilahirkan, penyakit tertentu selama fase neonatal serta intervensi medis yang didapat.  Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.  Riwayat imunisasi, termasuk jika ada reaksi akibat imunisasi.  Riwayat makanan, meliputi kualitas dan kuantitas minum ASI atau susu formula (durasi, frekuensi), kapan mulai mendapatkan makanan padat, nafsu makan, alergi terhadap jenis makanan tertentu, kesukaan/ ketidaksukaan terhadap jenis makanan tertentu, keseimbangan nutrisi, suplemen makanan yang diberikan, kecukupan asupan makanan dan cairan.  Riwayat keluarga untuk penyakit-penyakit yang herediter/familier, dilacak hingga 2 generasi sebelum pasien (kakek)  Keadaan sosial ekonomi : lokasi tempat tinggal, pendidikan dan pekerjaan orang tua, jumlah anggota keluarga di rumah, higiene lingkungan sekitar rumah.

Komunikasi dan dukungan emosional : Hal-hal yang perlu diingat ketika berkomunikasi dengan ibu dan keluarganya adalah: 1. Tunjukkan empati dan rasa hormat pada ibu dan keluarganya 2. Dengarkan dengan seksama kekhawatiran keluarga dan berikan dorongan agar mereka mau bertanya dan mengungkapkan perasaannya 3. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas pada saat menyampaikan informasi tentang kondisi bayi, kemajuannya seta terapinya. Berikan informasi tentang kondisi bayi sebanyak mungkin kepada ibu. Pastikan bahwa mereka paham akan hal-hal yang disampaikan. Jika terdapat hambatan bahasa, gunakan penterjemah. 4. Hormati privasi dan kerahasiaan mereka 5. Hormati keyakinan budaya, adat istiadat mereka dan penuhi kebutuhan mereka semaksimal mungkin, pastikan bahwa mereka memahami semua keterangan yang diberikan dan jika menungkinkan berikan informasi tertulis kepada anggota keluarga yang dapat membaca 6. Dapatkan informed consent atau persetujuan tertulis sebelum melakukan suatu tindakan.

2. Faktor risiko yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Perkembangan merupakan hasil interaksi dari potensi genetik (nature) dan lingkungan (nurture). Berdasarkan periodenya, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dapat dibagi menjadi faktor prenatal, natal, dan postnatal. 1) Faktor Prenatal a) Faktor nutrisi ibu Nutrisi

pada

masa

kehamilan

dapat

berpengaruh

terhadap

perkembangan anak. Nutrisi yang buruk pada kehamilan dapat menyebabkan

bayi berat lahir rendah (BBLR), lahir mati, menghambat perkembangan otak, dan kelainan kongenital. b) Faktor penyakit metabolik/hormonal ibu Salah satu penyakit metabolik adalah diabetes melitus (DM). Anak dari ibu dengan DM akan mengalami hambatan dalam perkembangan otak. Skor Intelligence Quotione (IQ) anak menggunakan tes Wechsler Intelligence Scale for Children Revised (WISC-R) berkorelasi negatif dengan metabolisme glukosa ibu hamil pada trisemester kedua dan ketiga. Kadar glukosa ibu yang terganggu dapat mempengaruhi memori bayi dan kemudian mempengaruhi kemampuan kognitif bayi. c) Faktor bahan kimia, radiasi, mekanik Konsumsi bahan kimia tertentu pada masa kehamilan dapat menimbulkan efek yang buruk terhadap janin dan kehidupannya selanjutnya. Beberapa obatobatan seperti thalidomide, dapat menyebabkan kelainan kongenital. Konsumsi alkohol pada masa kehamilan dapat menyebabkan anomali kongenital, penurunan skor IQ, retardasi psikomotor, dan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). d) Faktor penyakit infeksi Infeksi yang sering menyebabkan kelainan kongenital adalah toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simpleks.41 Infeksi Toxoplasma gondii menyebabkan chorioretinitis. Bayi dari ibu dengan toxoplasmosis laten mengalami keterlambatan perkembangan motorik. Infeksi rubella dapat menyebabkan sindroma infeksi rubella yang terdiri dari gangguan pendengaran, kelainan mata dan jantung, dan disabilitas sepanjang hayat lainnya seperti autisme, DM, dan disfungsi tiroid. Rubella merupakan faktor

risiko

bagi

keterlambatan

perkembangan

anak.45

Infeksi

cytomegalovirus (CMV) dan virus herpes mempengaruhi fungsi kognitif dan menyebabkan perkembangan yang terlambat.Anak yang terinfeksi Human Influenzae Virus (HIV) pada masa kehamilan memiliki skor mororik dan

kognitif rata-rata 1 sampai 2 standar deviasi (SD) lebih rendah dibandingkan anak yang tidak terinfeksi HIV. e) Faktor gangguan imunitas Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah ibu dan janin sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin. Antibodi masuk ke peredaran darah janin yang menyebabkan hemolisis. Hemolisis menyebabkan hiperbilirubinemia dan Kern ikterus yang kemudian menyebabkan kerusakan jaringan otak. f) Faktor stress/psikologis Ibu hamil dapat mengalami tekanan psikologis. Kehamilan yang tidak diinginkan, depresi prenatal, dan dukungan sosial berhubungan dengan BBLR. Kecemasan ibu pada masa kehamilan berasosiasi dengan lebih buruknya kognisi secara keseluruhan. Gejala depresif yang membaik selama prepartum dan postpartum berasosiasi dengan kemampuan motorik halus yang lebih baik. g) Hipertensi kehamilan/Preeklamsia Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah ibu (sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥110 mmHg) pada usia kehamilan ≥20 minggu.49 Preeklamsia dapat menyebabkan masalah pada plasenta.

2) Faktor Natal a) Faktor umur kehamilan Anak lahir preterm atau prematur didefinisikan sebagai anak yang lahir pada <37 minggu usia kehamilan. Anak preterm memiliki risiko untuk mengalami gangguan motorik lebih besar daripada anak normal. Anak lahir posterm atau serotinous adalah kelahiran anak ≥42 minggu kehamilan. Anak yang lahir ≥42 minggu kehamilan memiliki lebih banyak masalah pada pemberian makan, tidur, dan memiliki skor yang lebih rendah pada pemeriksaan DDST.

b) Berat lahir Bayi berat lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir <2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir <1500 gram. Menurut hasil penelitian, bayi dengan berat lahir sangat rendah (BBLSR) memiliki perkembangan yang normal, namun rata-rata perkembangannya rendah. c) Asfiksia Riwayat asfiksia dapat diketahui dari riwayat lahir tidak langsung bernafas/mengap-mengap, kulit asianosis atau pucat, denyut jantung <100, dan tonus otot yang melemah.56Asfiksia perinatal (antepartum, intrapartum, atau postpartum) berhubungan dengan ensefalopati neonatus sedangkan ensefalopati neonatus berhubungan dengan fungsi kognitif dan retardasi motor. d) Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia pada neonatus atau ikterus neonatorum ditandai dengan pewarnaan kuning pada kulit, mukosa, dan sklera. Sebanyak 60-70% bayi aterm mengalami hiperbilirubinemia. Hanya sedikit hiperbilirubinemia yang bersifat patologis yang mengancam hidup. Hiperbilirubinemia neonatus berhubungan dengan autisme. e) Kelainan metabolik/hormonal Kelainan hipotiroidism neonatus dapat menyebabkan kesulitan belajar dan terhambatnya perkembangan. Defisiensi hormon pertumbuhan pada awal kehidupan dapat mengganggu pertumbuhan anak. f) Sepsis neonatorum Sepsis didefinisikan sebagai didapatkannnya hasil positif pada satu atau lebih kultur bakteri atau jamur yang didapat dari spesimen darah atau cairan serebrospinal pada bayi dengan tanda klinis infeksi (instabilitas suhu tubuh, iritabilitas, kesulitan pemberian makan, apathia, pengisian kembali kapiler yang memanjang, apnea, takikardi, dan takipneu).

3) Faktor Postnatal a) Faktor kelainan genetik/kongenital Beberapa kelainan genetik seperti sindroma down, fragile-X syndrome, sindroma Angelman, dan sindroma lainnya dapat menyebabkan gangguan perkembangan. b) Kelainan neurologis Salah satu kelainan neural adalah cerebral palsy (CP). CP didefinisikan sebagai kelaianan postur dan gerakan motorik yang persisten tetapi tidak progresif. CP berasosiasi dengan keterbatasan aktivitas fungsional, kognisi, dan masalah komunikasi, epilepsi, dan masalah muskuloskeletal. Anak dengan CP akan mengalami hambatan perkembangan motorik, dan dapat mengalami retardasi mental. c) Nutrisi Nutrisi merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembang anak. Kebutuhan

nutrisi

meliputi

karbohidrat,

protein,

lemak,

vitamin,

mikronutrien, dan air. Air susu ibu (ASI) mengandung asam amino Omega-3 dan Omega-6 yang beperan penting dalam perkembangan otak dan perkembangan motorik. d) Status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Status gizi dapat ditentukan

menggunakan

anamnesis,

pengukuran

antopometri,

dan

pengukuran biokimia. Prinsip penentuan status gizi secara antopometri adalah dengan mengukur proporsi berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). Grafik acuan untuk penentuan status gizi adalah Center of Disease Control 2000 dan WHO 2006. Presentil BB menurut umur dan TB menurut umur juga dapat digunakan untuk skrining malnutrisi. Presentil BB menurut

umur digunakan dalam pemantauan pertumbuhan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). e) Infeksi kronis Anak yang menderita sakit kronis seperti HIV, hepatitis B, dapat terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya. Anak dapat mengalami stres yang berkepanjangan akibat infeksi kronik. Anak yang terinfeksi HIV pada kehidupan awalnya memiliki skor rata-rata motorik dan kognisi 1 sampai 2 SD lebih rendah dibanding anak yang tidak mengalami infeksi kronis. f) Emosi/stress (psikososial) Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang tertekan akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. Kekerasan fisik, emosional, dan seksual pada anak dapat mengaktifkan glukokortikoid, neuroardenergik dan sistem oksitosin-vasopresin sebagai respon pertahanan dapat menyebabkan kerusakan otak. g) Sosial ekonomi Sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan keluarga untuk mencukupi

kebutuhan

hidup.

Kemiskinan selalu berkaitan dengan

ketidakmampuan membeli makanan, sanitasi yang buruk, dan ketidaktahuan yang dapat menghambat tumbuh kembang anak. h) Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga yang damai dan kasih sayang dalam keluarga penting untuk tumbuh kembang anak. Beberapa faktor yang mempunyai dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun salah satu anggota keluarga, dan adanya gangguan jiwa dari salah satu anggota keluarga. Selain faktor-faktor di atas, anak juga memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar perkembangannya optimal. Kebutuhan dasar tersebut adalah sebagai berikut:



Kebutuhan fisis biomedis (ASUH) yang berupa pangan, perawatan kesehatan dasar, hiegiene, sanitasi, kesegaran jasmani, rekreasi, dan sebagainya.



Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH) yang berupa ikatan erat, mesra, dan selaras antara ibu dan anak.



Kebutuhan akan stimulus mental (ASAH) merupakan cikal bakal proses pembelajaran (pendidikan dan pelatihan).

3. Langkah-langkah pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) 1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin KMS anak laki-laki untuk anak laki-laki dan KMS anak perempuan untuk anak perempuan 2. Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS

3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak a. Tulis bulan lahir anak pada kolom umur 0 bulan b. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan

c. Apabila anak tidak diketahui kelahirannya, tanyakan perkiraan umur anak tersebut d. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya

e. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan

4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak a. Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan

b. Hubungkan titik berat badan hasil penimbangan

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak

6. Menentukan status pertumbuhan anak

7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi

8. Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A

9. Isi kolom pemberian ASI Eksklusif

Grafik tumbuh kembang anak dalam KMS

1.Dibawah garis merah menunjukkan anak Anda mengalami kurang gizi sedang hingga berat. Jika anak Anda berada di zona ini, maka segera bawa anak Anda ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. 2.Terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah), hal ini menunjukkan anak tersebut mengalami kurang gizi ringan. Anda tidak perlu panik. Yang perlu Anda lakukan adalah mengevaluasi pemberian makanan pada anak Anda. 3.Dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita kuning, menunjukkan anak Anda memiliki berat badan cukup atau status gizi baik atau normal. Meski begitu, berat badan anak tetap perlu ditimbang dan diawasi agar senantiasa sesuai dengan umurnya. 4.Empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda ditambah 2 pita warna kuning), menunjukkan anak Anda memiliki berat badan yang lebih di atas normal. Jika anak Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih tepat. Perlu diingat, bahwa anak yang kelebihan berat badan mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau serangan jantung. Di samping itu, anda juga perlu melihat perkembangan titiknya setiap bulan, apakah naik-turun, semakin menanjak, atau malah menurun. Masing-masing perkembangan ini ada artinya. 1.Bila titik pada grafik lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, tandanya berat badan anak Anda naik. 2.Bila titik pada grafik sejajar dengan bulan sebelumnya, maka berat badan anak Anda sama dengan bulan sebelumnya. Anda harus meningkatkan pemberian makan, baik mutu dan waktu pemberiannya.

3 Bila titik pada grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya, maka berat badan anak Anda mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi terutama bila anak mulai memasuki usia 6 bulan di mana gigi sudah mulai tumbuh. Biasanya bila gigi akan tumbuh, anak akan mengalami demam ringan dan nafsu makan akan sedikit menurun. Jika anak tidak mengalami sakit, tetapi berat badannya tetap berkurang, maka ibu harus segera membawanya ke bidan atau dokter. 4..Bila titik berat badan pada grafik KMS terputus-putus, ini artinya Anda kurang rajin menimbang anak. Alangkah baiknya jika penimbangan dilakukan setiap bulan. Penjelasan istilah naik atau tidak naik pada berat badan anak dilambangkan dengan huruf N untuk berat badan naik dan T untuk berat badan tidak naik. Berat badan naik (N) artinya grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan minimal (KBM) atau lebih. Berat badan tidak naik (T) artinya grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM. 4. Penilaian Tumbuh Kembang

1. Perkembangan Anak Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Disini

menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental

sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain. Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah: 1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh). 2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll). 3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan). 4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya). a. Jenis – jenis Perkembangan 1) Perkembangan Fisik Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

2) Perkembangan Motorik Kasar a) Perkembangan Motorik Kasar Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009). Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. b) Perkembangan Motorik Halus Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. c) Tahap Perkembangan Motorik Berikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010): Usia 1-2 tahun Motorik Kasar

Motorik Halus

• merangkak • berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong bendabenda berat • melempar bola

• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk • membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang

d) Fungsi Perkembangan Motorik Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut (Perdani, 2009): 1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. 2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau

usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris. 4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan). 5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan selfconcept atau kepribadian anak. e) Uji Perkembangan Motorik Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu: 1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan untuk anak umur neonatus 2. Uzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur 02 tahun. 3. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4 minggu-3,5/6 tahun. 4. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir perkembangan motorik dan sosial, digunakan pada usia 8 minggu – 2,5 tahun. 5. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada usia 1 bulan – 6 tahun.

6. Yale

Revised

Development

Test,

berfungsi

menaksir

perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku sosial dan bahasa, diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun 7. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual.

8. Motor Milestone Development Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan Depkes dan dokter anak. Kurva perkembangan anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang merupakan hasil perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi perkembangan anak di luar

negeri.

Secara

perkembangannya

alamiah

memiliki

setiap

variasi

anak

dalam

kemampuan

gerak

(motorik milestone) pada umur yang dicapai. Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor

pada

pertengahan

tahun

2003; telah

me1akukan

penelitian studi motorik· milestone untuk pembuatan KMS perkembangan anak. Penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban milestone

karena

menurut kronologis

serta variasinya menurut

kemampuan motorik umur anak,

sehingga

mendapatkan suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai dan relevan dengan program nasional gizi dan kesehatan. Hasil

penelitiannya

menghasilkan

sutau Irurva

perkembangan anak yang merupakan cikal bakal untuk kurva perkembangan

anak.

Kurva perkembangan

anak

yang

terbentuk ini merupakan gambaran dari perkembangan anak

sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone Perkembangan Motori : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik yang dikembangkan oleh Depkes. Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik

3) Perkembangan Kognitif Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar (Administrator, 2010). Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera,

karena

membedakan apa

ia

mulai

mempunyai

kemampuan

untuk

yang tampak oleh mata dengan kenyataan

sesungguhnya (Administrator, 2010). b. Ciri – Ciri Perkembangan Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut: 1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati. 2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda. 4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya. 5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. 2. Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsusmsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, gizi kurang dan gizi lebih. Dr. Minarto mengatakan bahwa, selain gizi kurang dan gizi buruk, masih banyak masalah yang terkait dengan gizi yang perlu perhatian lebih. Keadaan

gizi

seseorang

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangannya, serta ketahanan tubuh terhadap penyakit. Penilaian gizi adalah

proses

yang

digunakan

untuk

mengevaluasi

status

gizi,

mengidentifikasi malnutrisi, dan menentukan individu mana yang sangat membutuhkan bantuan gizi (Moore, 1997). Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu : antropometri, klinis, biokimia dan biofisik (Rahmah, 2010). a. Pengukuran Anthropometri Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul dalam “Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai, pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran

tubuh manusia pada tingkat usia dan derajad nutrisi yang berbeda (Narendra, 2010). 1) Jenis parameter Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan dan tinggi badan. a) Umur Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2004). b) Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Narendra, 2010). c) Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (Tinggi Badan menurut Umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. (Depkes RI, 2004). 2) Syarat Pengukuran Antropometri (Narendra, 2010): a) Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala misalnya berat badan anak diukur tanpa baju, mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang pemeriksa pada papan pengukur (infantometer), tinggi badan anak diatas 2 tahun dengan berdiri diukur dengan stadiometer. b) Baku yang dianjurkan adalah buku NCHS secara Internasional untuk anak usia 0-18 tahun yang dibedakan menurut jender laki-laki dan wanita. c) Tebal kulit di ukur dengan alat Skinfold caliper pada kulit lengan, subskapula dan daerah pinggul., penting untuk menilai kegemukan. Memerlukan latihan karena sukar melakukannya dan alatnyapun mahal (Harpenden Caliper). Penggunaan dan interpretasinya yang terlebih penting. d) Body Mass Index (BMI) adalah Quetelet’s index, yang telah dipakai secara luas, yaitu berat badan(kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2). BMI mulai disosialisasikan untuk penilaian obesitas pada anak dalam kurva persentil juga.

3) Indeks Antropometri Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku HARVARD. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan dan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). a) Berat Badan menurut Umur Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan maka indeks berat badan/umur digunakan sebagai salah satu cara mengukur status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka berat badan/umur lebih menggambarkan status gizi seseorang. BB/U dapat dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. BB sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga (Supariasa, 2002). b) Tinggi Badan menurut Umur

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh definisi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama (Supariasa, 2002). c) Berat Badan menurut Tinggi Badan Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecapatan tertentu. indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). 5. Edukasi 

Mendapatkan gizi yang baik



Stimulasi yang memadai



Memberikan penyuluhan dan cara stimulasi kepada ibu balita sesuai dengan kelompok umur anak



Memantau tumbuh kembang anak melalui ibu balita pertemuan dengan mengunakan sarana yang ada ( kartu kembang anak, kartu menuju sehat)

6. Peran dokter keluarga 1. Memberikan penyuluhan dan cara stimulasi kepada ibu balita sesuai dengan kelompok umur anak. 2. Memantau tumbuh kembang anak melalui ibu balita setiap pertemuan dengan menggunakan sarana yang ada (Kartu Kembang Anak, Kartu Menuju Sehat)

3. Memantau dan mendeteksi dini setiap balita yang berkunjung (melakukan pemeriksaan antropometri dan mencatat pada grafik,mempelajari utmbuh kembangnya dalam KMS) 4. Memberikan informasi dan nasehat kepada ibu balita terkait pembinaan makanan seimbang. 5. Dokter merujuk pasien kasus-kasus penyimpangan tumbuh kembang yang tidak dapat ditangani lebih lanjut. 7. Agama Islam dan Kemuhammadiyah an QS. Al-Baqarah ayat 233: ُ‫ضا َعةَ َو َعلَىُ ْال َم ْولو ُِدُلَهُُ ِر ْزقهنُُ َو ِكس َْوتهنُُبِ ْال َم‬ ُْ ‫ْنُ ِل َم‬ ُِ ‫َاملَي‬ ُِ ‫ض ْعنَُُأ َ ْوالَدَهنُُ َح ْولَي‬ ِ ‫ْنُك‬ َ ‫نُأ َ َرا ُدَُأَنُيتِمُُالر‬ ِ ‫َو ْال َوا ِلدَاتُُي ْر‬ ُِ ‫الَُ َم ْولُودُلهُُبِ َولَ ِد ُِهُ َو َعلَىُ ْال َو ِار‬ ُ ‫ضآرُُ َوا ِلدَةُُبِ َولَ ِدهَاُ َو‬ ُ ‫الَُتكَلفُُنَ ْفسُُإِالُُو ْسعَ َها‬ ُ ُ‫وف‬ ُِ ‫عْر‬ ِ‫ثُ ِمثْلُُذَ ِلكَُُ َفإِ ْنأ َ َرادَاُُف‬ َ ‫الَُت‬ ُ‫سل ْمتم‬ َُ ‫لَُجنَا‬ ُ َ‫ضعواُأَ ْوالَدَك ُْمُف‬ ُْ ‫حُ َعلَ ْي ِه َماُ َو ِإ‬ َُ ‫لَُجنَا‬ ُ َ‫الاُ َعنُت ََراضُُ ِم ْنه َماُ َوتَشَاورُُف‬ ُ ‫صا‬ َ ُ‫حُ َعلَيْك ُْمُ ِإذَا‬ ِ ‫نُأ َ َردْت ُْمُأَنت َ ْست َْر‬ َ ُُ‫صير‬ ُ ُُ‫للاَُ َوا ْعلَمواُأَن‬ ُ ُ‫مآ َءاتَيْتمُ ِب ْال َم ُْعروفِ َواتقوا‬ ِ َ‫للاَُ ِب َماُتَ ْع َملونَُُب‬ Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Al-Mu’min ayat 67 sebagai berikut :

ْ ‫نُن‬ ُ‫نُ َعلَقَةُُثمُُي ْخ ِرجك ْم ِط ْفلُثمُُ ِلتَبْلغواُأَشدك ُْمُثمُُ ِلت َكونواُشيو اخاُ َو ِم ْنك ُْم‬ ُْ ‫طفَةُُثمُُ ِم‬ ُْ ‫نُت َرابُُثمُُ ِم‬ ُْ ‫ه َُوُالذِيُ َخلَقَك ُْمُ ِم‬ ُ )٦٧(َُُ‫نُيت ََوفىُ ِم ْنقَبْلُُ َو ِلتَبْلغواُأ َ َجلُم َس ًّمىُ َولَعَلك ُْمُتَ ْع ِقلون‬ ُْ ‫َم‬ Artinya: Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

DAFTAR PUSTAKA

Gustian, Agus. 2011, Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta: Liberty

Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini Usia. Dalam Prosiding Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta, IDAI

Hurlock, E. B. 2005, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Ed. 5). Jakarta: Erlangga

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita. Jakarta: Bina Husada; 2010.

Related Documents

-ken
June 2020 18
Ken Global Check 1
May 2020 10
Ken Dram 1
November 2019 12
Ken Tut
November 2019 50
Ken Martin
December 2019 23

More Documents from "Angus Davis"

Cuestionario Filtro
May 2020 30
Plantilla Alumnes
April 2020 22
May 2020 21
May 2020 25
Huevofrito
December 2019 45