KERANGKA TEORITIS ERIC ERIKSON 1. Kebingungan Identitas Seperti pada contoh kasus dari hasil observasi Erikson pada orang Indian Sioux di South Dakota, California ia menemukan beberapa gejala psikologis yang muncul yaitu berhubungan dengan keterasingan dari tradisi budaya dan ketidakjelasan citra diri atau identitas diri. Erikson menyebutnya dengan kebingungan identitas. Erikson juga menemukan hal serupa dari hasil observasinya terhadap beberapa orang veteran Perang Dunia II yang mengalami gangguan emosional. Menurutnya, penderitaan mereka disebabkan oleh konflik yang di-repress, tetapi karena mengalami kebingungan yang disebabkan oleh pengalaman perang yang traumatik. Para veteran mengalami kebingungan dengan identitas diri. 2. Tahapan Psikososial dalam Perkembangan kepribadian Pada hal ini, erikson menekankan pada hubungan psikososial. Berbeda dengan Freud yang menekankan perkembangan kepribadian pada faktor biologis. Erikson menyatakan bahwa proses perkembangan diatur oleh prinsip Epigenetik atau prinsip 8 tahap perkembangan. a) Kepercayaan dasar vs Kecurigaan dasar (oral) (0-1 tahun) dalam fase ini membicarakan tentang perkembangan psikososial anak terhadap ibunya. Dimana ibu menjadi sumber kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anak. Jika fase ini berhasil, anak akan mengembangkan kepercayaan pada dirinya dan orang lain, belajar menerima
dan
mengembangkan
memberi,
namun
ketakutan,
apabila
sebaliknya
kecemasan,
anak
kecurigaan,
ketidakpercayaan terhadap diri dan lingkungan. Kekuatan dasar dari fase ini adalah kepercayaan dari hasrat yang harus dipuaskan. b) Otonomi vs Rasa malu dan Ragu-ragu (Anal) (2-4 tahun) di fase ini, anak mulai mengembangkan fisik dan mental mereka dan mampu melakukan berbagai hal untuk keperluan sendiri (otonomi), seperti belajar berkomunikasi, belajar berjalan, memanjat, dll. Contoh yang bisa dikaitkan dengan fase ini yaitu seperti toilet training dimana anak akan berpikir untuk menahan atau
membuang kotoran pada waktu dan tempat yang tepat. Apabila orang tua merintangi anak melakukan hal ini, anak akan mengalami frustrasi dalam melatih kemandirian, sehingga anak akan ragu dan merasa malu. Kekuatan dasar dari fase otonomi ini yaitu kemandirian. c) Inisiatif vs Rasa bersalah (phalik) (3-5 tahun) fase ini mengantarkan mereka mampu melakukan eksplorasi lingkungan, memahami
informasi
dengan
bahasa,
berimajinasi,
dan
mengembangkan pemahaman terhadap identitas seksual. Apabila fase ini berhasil, ia akan mengembangkan inisiatif, memiliki daya imajinasi yang berkembang, dan memiliki keinginan untuk selalu menguji
kenyataan.
Sebaliknya,
jika
gagal,
anak
akan
mengembangkan rasa bersalah, tidak memiliki spontanitas, iri, curiga, menghindar, dan sulit mendapatkan peranan dalam lingkungan sosialnya. Kekuatan dasar fase ini adalah tujuan yang muncul dari inisiatif meliputi keberanian untuk melihat dan mengejar tujuan. d) Ketekunan vs Rendah diri (latensi) (6-11 tahun) Pada fase ini, anak mengembangkan pengetahuan keterampilan, berusaha mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosial, dan upaya mencapai prestasi. Apabila fase ini berhasil, anak akan memiliki kemampuan sosial, memiliki motivasi berkarya dan berprestasi, dan melaksanakan tugas dengan baik. Sebaliknya, jika gagal mereka akan mengembangkan perasaan inferior dan tidak mampu, rendah diri, menghindari persaingan, tidak termotivasi untuk berprestasi, dan dia seakan menjadi budak dalam pekerjaannya. Kekuatan dasar dari fase ini yaitu kompetensi, penggunaan kecerdasan untuk menyelesaikan tugas. e) Ikatan Identitas vs Kebimbangan peran: Krisis identitas (12-18 tahun) fase ini, setiap orang akan mengalami transisi dari anakanak menuju dewasa. Pembentukan dan penerimaan identitas diri merupakan proses yang sulit, bahkan terkadang akan menciptakan
kecemasan. Jika dilakukan dengan baik, akan terbentuk gambaran diri yang sesuai dan konsisten dan memiliki keyakinan diri. Sebaliknya, jika gagal, remaja akan mengalami krisis identitas yang ditunjukkan dengan kebimbangan peran. Kekuatan utamanya yaitu kesetiaan (fidelity) yang meliputi ketulusan, kejujuran, dan tanggung jawab. f) Keakraban vs Keterasingan (18-35 tahun) individu membangun hubungan yang lebih mandiri dengan orang tua dan institusi quasiparental (lembaga yang mirip dengan orang tua) seperti kampus yang berfungsi sebagai orang matang dan bertanggung jawab. Jika berhasil, mereka akan tumbuh dengan rasa persatuan dan kasih sayang dan mampu berhubungan dengan orang lain. Sebaliknya jika gagal, individu akan cenderung menghindari keakraban, suka berganti pasangan dan menyendiri. Kekuatan dasar fase ini yaitu cinta. g) Generativitas vs Stagnasi (35-55 tahun) fase ini merupakan tahap kematangan dan bagaimana individu membuka diri pada masyarakat. Jika fase ini berhasil individu akan mengembangkan kepuasan hidup, memandang kehidupan sebagai suatu yang berharga, produktif dan kreatif. Kekuatan dasar fase ini yaitu kepedulian (care). h) Integritas ego vs Keputusasaan (55 tahun lebih) Sikap yang muncul dalam fase ini cenderung dikuasai oleh bagaimana cara kita mengevaluasi perjalanan hidup. Individu akan memeriksa dan merefleksi seluruh kehidupan dan melakukan evaluasi akhir. Jika mereka
memandang
secara
positif,
akan
menciptakan
keharmonisan eksistensi diri, memiliki integritas dan bijaksana. Sebaliknya, jika negatif mereka akan merasa gagal, frustrasi, marah dan menyesali kesalahan masa lalu, putus asa dan takut. Kekuatan dasar dari fase ini yaitu kebijaksanaan yang muncul dari integritas ego.
3. Kelemahan Dasar Dalam perkembangan yang tidak seimbang, ego berisi hanya satu sikap (adaptif atau maladaptif). Erikson menyebut hal ini yaitu maldevelopment.
ketika hanya berisi
yang positif, adaptif, dan
menekankan penampilan dalam ego, kondisi ini dikatakan maladaptif. Ketika hanya berisi penekanan negatif, kondisi ini disebut dengan malignant (sangat berbahaya). Maladaptif akan menyebabkan neurosis, sementara malignant akan menyebabkan psikosis. Erikson mengharapkan kedua kondisi tersebut akan diperbaiki melalui psikoterapi. A. PENERAPAN / APLIKASI Dalam hal penerapan pendekatan yang dapat digunakan yaitu dengan konseling. Konseling yang biasanya digunakan yaitu konseling ego yang dikembangkan sendiri oleh Erikson dimana konseling ini bertujuan untuk memperkuat ego strength atau melatih kekuatan ego klien. Dalam bidang pengukuran, Erikson mengembangkan play construction test dan Erikson Psychosocial Stage. B. EVALUASI (KELEBIHAN DAN KEKURANGAN) Kelebihan : Teori Erikson dikenal luas dikalangan profesional maupun di masyarakat umum. Popularitasnya antara lain karena dia tidak menyerang Freud, tetapi justru melengkapi teori perkembangan dari Freud. Kedudukannya dalam arus paradigma psikoanalisis agak unik. Di satu sisi dia dipuji karena melanjutkan karya Freud dalam menganalisis perkembangan manusia. Kekurangan : Erikson membangun teorinya terutama memakai prinsip-prinsip etika yang tidak selalu didukung data ilmiah. Kritik terhadap Erikson sama seperti pada teori psikoanalisis lainnya. Nilai ilmiah dalam hal metodologinya yaitu ada pada beberapa metode pengukuran yang dilakukan, observasi terhadap anak-anak, dan
analisis
kesejahteraan.
Sayangnya
data-data
yang
dikumpulkannya termasuk data observasi dekpritif secara subjektif, dan dianalisis secara subjektif pula.
KERANGKA TEORITIS KAREN D. HORNEY Karen Horney mengembangkan teori neurotik, menurutnya neurotic merupkan sesuatu yang biasa dilakukan dalam kehidupan normal. Dia mengidentifikasi sepuluh bentuk neurotik, termasuk kebutuhan kekuasaan, kebutuhan akan kasih saying, kebutuhan akan prestise sosial, dan kebutuhan akan kemerdekaan. Horney juga percaya bahwa manuasia memiliki kapasitas untuk membentuk dan mengubah kepribadian secara sadar, karena pada hakikatnya manusia itu fleksibel. Kecemasan dasar merupakan peningkatan selurug perasaan kesepian dan tidak berdaya dalam dunia permusuhan yang disembunyikan (Horney,1937). Kecemasan dasar menjadi dasar daro perkembangan neurotik. Kondisi ini berlaku pada setiap orang yang merasa kecil, tidak bermaksn, tidak berdaya, ditinggalkan, terancam dalam duniayang penuh kekerasan. Menurut Horney terdapat 4 cara melindungi diri dari kecemasan dasar yaitu meminta dan kasih, menjadi penurut, meraih kekuasaan, dan menarik diri. Empat mekanisme perlindungan diri tersebut memiliki saru tujuan, yaitu bertahan melawan kecemasan dasar. Mereka memotivasi dirinya untuk mencari keamanan dan ketentraman hati bukan mencapai kebahagiaan dan kesenangan. Mekanisme yang terjadi adalah mungkin bertujuan untuk mengurangi kecemasan, tetepi justru menyebabkan pemiskinan kepribadian. Menurut Horney, kebutuhan neurotik terhadap orang lain lebih banyak bersifat fisik. Penderita neurotik sering kali mencari keamanan lebih dari satu mekanisme pertahanan meskipun tidak kompatiabel. Horney percaya bahwa bebrapa mekanisme perlindunan diri yang ada akan permanen dan menjadi bagian dari kepribadian. Anggapan ini didasarkan pada karateristik dan dorongan atau kebutuhan yang menentukan perilaku individual. Horney telah menyusun 10 kebutuhan dan menamakannya sebagai “kebutuhan neurotik, karena merupkan solusi yang tidak rasional dalam penyelesaian masalah.
NO 1
KEBUTUHAN Kasih sayang dan dukungan
KECENDERUNGAN Pergerakan
menuju
orang
lain
(kepatuhan kepribadian) 2
Pasangan yang dominan
3
Kekuasaan
Pergerakan melawan orang lain (kepribadian agreseif)
4
Eksploitasi
5
Prestise
6
Kekaguman
7
Prestasi atau ambisi
8
Memenuhi kebutuhan sendiri Pergerakan menjauh dari orang lain (self sufficiency)
9
Kesempurnaan
10
Batas sempit untuk hidup
(kepribadian terlepas)
Kecenderungan neurotik berkembang dan dirinci melalui mekanisme perlindungan diri. Kecenderungan neurotik melibatkan sikap dan perilaku komplusif, yaitu orang neurotik dipaksa untuk berperilaku sesuai dengan kecenderungan neurotiknya dalam situasi apapun. Kecenderungan neurotik dapat dikelompokkan menjadi 3 arah pergerakan yaitu : a. Pergerkan menuju orang lain (kepribadian mengalah) Orang dengan kepribadian mengalah menampilakan sikap dan perilaku yang merefleksikan hasrat untuk bergerak menuju orang lain: keutuhan yang kuat dan terus – menerus untuk mendapatkan kasih saying dan dukungan, ingin sekali dicintai, diharapkan, dan dilindungi. Orang berkepribadian yang mengalah menampilkan keinginan terhadap setiap orang, meskipun biasanya memiliki keinginan untuk mendapatkan orang yang dominan, seperti taman atau pasangan yang akan mengurusi hidup mereka dan menawarkan perlindungan dan bimbingan. b. Pergerakan melawan orang lain (kepribadian agresif) Kepribadian agresif bergerak untuk melawan orang lain. Bagi mereka, setiap orang adalah musuh. Karenanya, hanya orang yang sangat memahami dan sangat licik yang dapat bertahan. Bagi mereka, hidup
seperti rimba, penuh suplemasi, kekuatan, dan kebuasan yang menjadi gunung kebaikan. c. Pergerakan Menjauhi Orang Lain (kepribadian terpisah) Orang memiliki kepribadian terpisah perilakunya diarahkan untuk bergerak menjauhi orang lain supaya dapat menjaga jarak emosional. Mereka tidak harus mencintai, membenci, bekerjasama atau terlibat dalam bentuk cara apapun dengan orang lai. Untuk mencapai keterpisahan secra total, mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka menyandarkan diri kepada sumber daya
sendiri yang harus mereka
bangun dengan baik. Orang dengan tkepribadian ini berusaha untuk menjaga privasinya, mereka memerlukan sebanyak mungkin waktu sendirian karena kebersamaan akan membuatnya terganggu.
A. Contoh Penerapan Neurosis berkembang dari konflik dasar yang biasa muncul pada masa anak – anak . Horney menerepkan terapinya dengan membantu klien secara bertahap berkembang kea rah realisasi diri, berhenti dari berfantasi diri ideal, melepaskan oencariab kemasyuran neurotik, dan mengubah benci diri menjadi menerima diri, Namun, banyak klien yang meyakini kebenaran dari pemecahan neurotik mereka, sehingga mereka enggan berhenti dari kecenderungan neurotiknya. Tugas terapis meyakinkan bahwa pemecahan yang mereka pakai justru mengekalkan dan bukan menghilangkan sumber neuroris.
B. Kelebihan Kekuatan teori Karen Horney ada pada deskripsi mengenai neurosis. Deskripsi yang komperhensif mengenai kepribadian neurosis member kerangka bagus untuk memahami orang yang jiwanya tidak sehat Kekurangan Teori Horney tidak dikembangkan memakai data yang spesifik, lebih banyak menggunakan spesikulasi yang sukar diuji. Namun dia cukup setia dengan kedudukannya, yakni hanya membahas neurotik, dan tidak
membuat asumsi – asumsi mengenai orang yang sehat. Dari sisi ini dengan segala kekurangan metodologisnya organisasi pengetahuan tentang neurosis dari teorinys cukup signifikan . KERANGKA TEORITIS ALFRED ADLER Teori Adler, menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan untuk membentuk kekuatan sosial yang berpengaruh pada dirinya dan menggunakannya secara kreatif untuk membangun gaya hidup yang unik. Selain itu pandangan Adler mengenai aspek manusia
bersumber dari dalam. Misalnya: potensi
terhadap minat sosial dan perjuangan untuk mencapai kesempurnaan. Bahkan pengaruh masa kanak-kanak dianggap sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama urutan kelahiran dan interaksi dengan orang tua dalam mengembangkan gaya hidup. Bagi Adler manusia bukan menjadi korban dari kejadian masa kanakkanak. Konsep utama teori Adler antara lain: 1. Prinsip Inferioritas -Perasaan Inferior Adler menganggap bahwa perasaan inferior selalu ada dan menjadi tenaga pendorong bagi tingkah laku manusia atau dengan kata lain menjadi manusia berarti merasakan dirinya inferior. Kondisi ini umumnya terjadi pada manusia bukan merupakan tanda kelemahan atau abnormal karena Adler menyatakan bahwa perasaan inferior adalah sumber dari perjuangan manusia. -Kompleks Inferioritas Individu dengan perasaan inferior memiliki kemiskinan opini tentang diri sendiri, merasa tidak berdaya dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. -Kompleks Superioritas Seseorang
yang
melakukan
kompensasi
berlebihan
akan
berkembanga menjadi kompleks superioritas. Ia akan membesar-besarkan kemampuan dan prestasi yang ia capai. 2. Prinsip Superioritas
Perasaan inferior adalah sumber dari motivasi dan perjuangan. Menurut Adler manusia bekerja untuk sesuatu yang lebih tingi, meskipun tujuan utama dalam hidup sering kali berubah setiap waktunya. Adler menggambarkan perjuangan menuju superior adalah fakta utama dalam hidup (Adler, 1930). Adler menjelaskan bahwa superior yang dimaksud adalah dorongan untuk mencapai kesempurnaan. 3. Finalisme Semu Merupakan pemikiran yang memiliki tujuan utama, status akhir dari keberadaan dan keinginan untuk bergerak ke depan. Tujuan dari yang kita perjuangan bagaimanapun potensialnya tdak aktual. Dengan kata lain kita berjuang menjadi ideal secara subjektif. 4. Gaya Hidup Cara untuk mencapai superioritas, dan untuk mencapainnya dilakukan melalui cara yang berbeda-beda dengan mengembangkan pola tingkah laku, kebiasaan dan karakteristik unik, yang oleh Adler disebut disebut dengan gaya hidup. 5. Kekuatan Diri Kreatif Menurut Adler, ia mengatakan bahwa kita lah yang mengontrol nasib kita, bukan korban dari nasib. Namun di sisi lain kita menemukan bahwa gaya hidup ditentukan oleh hubungan sosial di awal kehidupan. Adler percaya bahwa individu yang membuat gaya hidup sendiri. Atau dengan ungkapan lain, kitalah yang membuat kita, kepribadian kita dan karakter kita sendiri. Adler pun mengajukan 4 gaya hidup dasar yang berkaitan dengan masalah-masalah diatas antara lain: Tipe Dominan, Tipe Menerima, Tipe Menghindar, Tipe Berguna Secara Sosial. 6. Minat Sosial Adler percaya bahwa penerimaan terhadap orang lain adalah tugas pertama yang dijumpai dalam hidup. Meskipun manusia sangat dipengaruhi oleh kekuatan biologis dan sosial, dalam pandangan Adler potensi minat sosial datangnya dari dalam diri menjadi elemen biologis. Adler juga beranggapan bahwa ibu memainkan peran utama dalam membangun minat sosial, oleh karena itu ibu harus mengajarkan anak-
anaknya untuk dapat bekerjasama dan saling mendukung dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. 7. Urutan Kelahiran Menurut Adler, urutan kelahiran memberikan pengaruh besar terhadap masa kanak-kanak, krena saat itu kita mengembangkan gaya hidup. Meskipun memiliki orang tua yang sama dan hidup dalam satu rumah dengan saudara kandung.menjadi saudara yang lebih tua atau lebih muda serta mendapat perhatian dan sikap yang berbeda membuat kondisi masa kanak-kanak yang berbeda. Dan hal tersebut dalam menentukan kepribadian. Ada 4 situasi yang berkaitan dengan urutan kelahiran yaitu, anak pertama, anak kedua, anak paling muda, dan anak tunggal. 8. Tipe Psikologis Adler mengembangkan tipologi kepribadian, menurutnya terdapat empat tipe kepribadian yakni: tipe dominan, tipe bersandar, tipe menghindar dan tipe berguna sosial. Adler percaya bahwa setiap orang adalah individu yang yang unik dan dapat mengembangkan gaya hidup yang unik. Ide dari pengembangan konsep mengenai tipologi hanya bersifat fiksi atau tidak mutlak. A. Penerapan / pengaplikasian Terapi Adlerian yang dilakukan Adlerbertujuan untuk memulihkan perasaan klien terhadap realitas memeriksa dan mengungkapkan kesalahan dalam tujuan dan gaya hidup serta menumbuhkan minat sosial. Yang mana salah satu bentuk terapinya yakni berupa pendekatan informalserta menetapkan metode yang ketat dalam terapinya. Terapis tidak membuat keputusan mempertanggungjawabkan terhadap klien tetapi lebih bersifat membantu klien untuk memutuskan keputusannya sendiri. B. Evaluasi Teori Adler Pengaruh Adler terhadap psikologi kontemporer kecil, namun ketika teoritisi psikologi kontemporer mencari formula teori yang sesuai dengan masalah kemanusiaan kedudukan Adler meningkat. Adler secara empiris tdak memiliki dukungan yang berarti. Konsep teorinya seperti menjadi superiorita atau kompleks inferior nya t0id0ak disertai bukti
metodologis, sehingga orang lain yang mencoba mengulang apa yang dilakukan Adler akan sampai pada kesimpulan yang berbeda. Meskipun secara klinis teori Adler banyak memberi manfaat namun proporsinya belom diformulasikan secara rinci agar bisa diuji secara ilmiah
KERANGKA TEORITIS ERICH FROMM Psikoanalisis
humanistis
Fromm
menyatakan
bahwa
terpisahnya
manusia dengan orang lain dan alam menghasilkan perasaan kesendirian, perasaan-perasaan itulah yang membawa manusia pada suatu kondisi yang disebutsebagai kecemasan dasar (basic anxiety). Fromm meyakini bahwa hakikat manusia juga bersifat dualistik. Ada empat dualistik dalam diri manusia, yaitu : 1.
Manusia sebagai binatang dan manusia, artinya baik sebagai binatang atau manusia, manusia itu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Manusia sebagai binatang memiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi, seperti makan, minum, dan kebutuhan seksual. Manusia sebagai manusia memiliki kebutuhan akan kesadaran diri, berpikir, berimajinasi, dan lain-lain;
2.
Hidup dan mati, artinya manusia meyakini akan mengalami kematian, tetapi ada perasaan menolak kematian tersebut;
3.
Ketidaksempurnaan dan kesempurnaan, artinya manusia meyakini bahwa dalam dirinya terdapat kesempurnaan dan ketidaksempurnaan;
4.
Kesendirian dan kebersamaan, artinya manusia menyadari dirinya sebagai individu yang terpisah, namun juga menyadari bahwa kebahagiaan bergantung dari kebersamaan dengan orang lain.
Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan
1.
Relatedness, yaitu kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain,
2.
Rootedness, yaitu kebutuhan untuk memiliki ikatan dalam kehidupan. Misalnya, membangun persaudaraan di masyarakat, atau di lingkungan kerja.
3.
Transcendency, yaitu kebutuhan untuk mengatasi peranan pasif sebagai ciptaan, dan kemudian menjadi aktif, menjadi manusia yang bertujuan dan bebas,
hingga
menjadi
makhluk
yang
dapat
menciptakan
atau
menghancurkan sesuatu. 4.
Identity, yaitu kebutuhan untuk menyadari bahwa dirinya terpisah dari orang lain. Orang yang memiliki kebutuhan ini mampu mengendalikan diri sendiri, mampu membuat keputusan, dan merasa bahwa hidupnya adalah miliknya sendiri.
Menurut Fromm, ciri orang normal atau yang sehat mental adalah orang yang mampu bekerja produktif sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya, sekaligus mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Normal berarti keadaan optimal dalam pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan (kebersamaan) dari seseorang individu. Ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam kehidupan, yaitu : 1. Pendekatan Humanistik, yaitu usaha menyatu dengan orang lain untuk mencapai kebebasan positif, dengan tidak mengorbankan kebebasan atau integritas, melalui cinta, atau ekspresi perasaan yang tulus. 2. Pendekatan Mekanisme Pelarian, yaitu usaha menyatu dengan orang lain, dengan cara meninggalkan kebebasan dan integritas diri kepada seseorang yang dapat memberikan rasa aman. Ada tiga mekanisme pelarian, seperti : (a) Otoritarianisme, kecenderungan menyerahkan kemandirian diri dan menggabungkannya dengan orang lain, untuk memperoleh kekuatan yang tidak dimiliki.; (b) Destruktif, kecenderungan untuk membangun hubungan dengan orang lain, melalui usaha untuk merusak kekuatan orang lain ; (c) Konformitas, kecenderungan berinteraksi dengan orang lain, dengan cara menyesuaikan diri dengan kemauan orang lain. Orang yang menggunakan cara ini tidak pernah mengekspresikan pendapatnya, dan cenderung tampil diam.
A. Penerapan Fromm mengembangkan sistem terapi sendiri, yang dinamakannya psikoanalisis humanistik. Dibanding dengan psikoanalisa Freud, Fromm lebih peduli dengan aspek interpersonal. Tujuan terapi Fromm adalah agar klien memahami diri sendiri terlebih dahulu, sehingga pada akhirnya dapat memahami orang lain. Fromm juga yakin bahwa klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari kebutuhan dasar kemanusiaannya, yakni Relatedness, Rootedness, Transcendency, Identity. Oleh karena itu, terapi harus dibangun melalui hubungan yang baik antara terapis dengan klien. Hubungan yang baik itu dapat tercipta melalui komunikasi yang tepat dan perasaan keterlibatan.
B. Kelebihan dan Kelemahan Teori Fromm memungkinkan untuk mengorganisir dan menjelaskan banyak hal yang dikenal sebagai kepribadian manusia. Sudut pandang sosial politik dan sejarah, Fromm memberikan cakupan yang luas dan kedalaman untuk memahami kondisi manusia namun teorinya yang kurang ketepatan menyebabkan sulitnya prediksi dan pembenaran. KERANGKA TEORITIS PSIKOANALISIS KLASIK ( SIGMUND FREUD 1856 – 1939 ) 1.
Insting Insting adalah elemen dasar dari kepribadian, kekuatan yang memotivasi atau drive yang menentukan arah dari sebuah perilaku. Insting juga biasanya di anggap sebagai kebutuhan tubuh atau fisiologis yang menuntut akan kepuasaan. Pada prosesnya, pikiran akan mentransformasi energi jasmaniah menjadi
sebuah
keinginan.
Sebuah
keinginan
kemudian
menjadi
representasi mental dan kebutuhan fisiologis, atau merupakan insting atau dorongan yang dapat memotivasi orang untuk berperilaku untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Ketika tubuh menyatakan kebutuhan, seorang akan mengalami perasaaan tertekan dan merasakan ketegangan, dan insting akan memuaskan
kebutuhan itu untuk menurunkan ketegangan itu. Pada poin ini teori Freud biasanya disebut dengan pendekatan homeostatis, karna insting akan memberikan
motivasi
individu
untuk
memulihkan
dan
menjaga
keseimbangan fisiologi dan juga menjaga tubuh untuk terbebas dari ketegangan. Freud percaya bahwa manusia akan selalu mengalami ketegangan yang secara terus menerus dan mengharuskan untuk diturunkan. Menuritnya, sangat tidak mugkin manusia menghindari kebutuhan fisiologis karna insting yang miliki manusia selalu mempengaruhi perilaku pada menusia itu sendiri. Menurut Freud, energi psikis yang tidak mendapatkan pemenuhan akan dipindahkan pada suatu yang disebut pengganti. Pengganti ini merupakan faktor penting dalam menentukan perkembangan kepribadian individu. Meskipun pada diri individu terdapat sumber energi eksklusif dalam perilaku manusia, kemudian energi tersebut dapat menghasilkan berbagai kegiatan. Kondisi ini dapat membedakan perilaku pada manusia. Berbagai minat, keinginan, dan sikap kita tampilkan sebagai orang dewasa dapat memuaskan kebutuhan instingtif. a. Jenis-jenis insting
Insting hidup, insting hidup disediakan agar individu ataupun spesies dapat bertahan hidup dengan cara tertentu untuk memuaskan insting makan, udara, dan seks. Bagian terpenting dari insting hidup bagi suatu kepribadian adalah seks. Seks disini tidak dikategorikan sebagai unsur yang bersifat erotik, melainkan diartikan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Pada dasarnya manusia dipenuhi oleh kebutuhan mencari kesenangan, karenanya banyak teori kepribadian yang berpusat pada keingina untuk menghambat
atau
menekan
kebutuhan
seks.
Freud
juga
mengatakan bahwa seks adalah motivasi dalam hidup manusia. Kemudian, seks yang erotis dapat muncul dari zona erogeneous tubuh; mulut, anus, dan organ seks.
Insting mati, menurut Freud insting mai bersumber dari biologi dan menjadi bukti nyata keseluruhan bahwa kehidupan adalah kematian, kembali ke asal menjadi benda mati. Secara tak sadarmanusia menginginkan sebuah kematian salah satu yang menjadi dorongan dari kematian adalah dorongan agresif. Freud menggambarkan agresif sebagai keinginan untuk mati dengan melawan objek lain dari luar dirinya. Agresif merupakan hal yang sangat memaksa dari aspek manusiawi sama dengan seks. Sesuatu dapat memaksa kita untuk merusak, mengalahkan dan membunuh objek lain.
2.
Tingkatan Kepribadian a. Kesadaran (conscious) Kesadaran memiliki makna yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari termasuk sensasi dan pengalaman. Kesadaran merupakan salah satu dari kehidupan mental seseorang atau kehidupan jiwa. Melalui kesadaran, individu tahu siapa dia, dimana dia, apa yan terjadi di sekitarnya dan bagaimana cara dia untuk dapat memenuhi yang ia inginkan. Freud menggambarkan untuk masuk ke alamsadar terdapat dua pintu, pintu pertama melalui sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan menjadi perantara antara persepsi kita dengan dunia luar. Pintu kedua datang dari struktur mental dan mencakup gagasangagasan yang tidak mengancam yang datang dari alam bawa sadar maupun, gambaran-gambaran yang membuat cemas tetapi terselubung dengan rapi dari alam tidak sadar. b. Prasadar (preconscious) Prasadar merupakan lapisan jiwa di bawah kesadaran, dan berada di tengahtengah sadar dan ketidaksadaran. Prasadar sebagai penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara cepat, dan dapat diingat kembali dengan usaha dari manusia. Pikiran yang keluar masuk anatar ala m sadar dan alam tidak sadar umumnya adalah pikiran yang terbebas dari kecemasan. Antara dorongan dari sadar dan tidak nyaris hampis sama satu dengan lainnya. Beberapa dari gambaran ini tak pernah kita sadari, karna
begitu kita menyadari gambaran-gambaran itu datang dari alam tidak sadar, kemudian kita akan merasa semakin cemas dan sensor akhir pun bekerja untuk menekan gambaran yang memicu cemas itu ke alam tidak sadar kembali. Sedangkan bentuk-bentuk alam prasadar lainnya yang bisa masuk ke alam sadar biasanya lewat mimpi yang dialami saat tidur. c. Ketidak sadaran (unconscious) Ketidak sadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman – pengalaman traumatik yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar. Alam tak sdar kadang bisa saja bersifat tidak rasional.menurut freud, alam tak sadar hanya bisa dibuktikan langsung dengan pejelasasn dari mimpi, kesalaahn ucap (slip of tounge), dan dikenal sebagi lupa represi (repression). 3.
Struktur Kepribadian a. Id Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls, dan drives. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yaitu : berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Proses membentuk gambaran obyek yang dapat mengurangi tegangan disebut pemenuhan hasrat misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi psikotik. Id juga merupakan komponen kepribadian yang instingtif dan primitif yang berguna sebagai pencapaian kepuasaan segera dari dorongan. Id juga energi psikis yang menggerakkan kegiatan psikis manusia, karna berisi instinginsting, baik insting hidup (eros) yang menngerakkan manusia untuk mencapai pemenuhan kebutuhan biologis. b. Ego Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita, usaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan obyek yang nyata – nyata dapat memuaskan kebutuhan. Dari cara kerjanya dapat dipahami sebagian besar daerah operasi ego berada di kesadaran, namun ada sebagian kecil ego beroperasi di daerah
prasadar dan daerah tak sadar. Selain itu, ego juga membuat keputusan mengenai insting-insting mana yang akan dipuaskan dan bagaimana cara memuaskannya. Ego merupakan sistim palin rasional di dalam kepribadian yang berorientasi pada prinsip realitas. Ketika ego memiliki keinginan untuk pencapaian kepuasaan, kemudian dilakukan proses berpikir yang realistis dan rasional berdasarkan persepsi, memori, dan belajar. c. Super Ego Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian yang beroperasi memakai prinsip idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik dari ego. Kata hati dan ego ideal adalah komponen yang membentuk superego dalam struktuktur kepribadian. Kata hati juga berfungsi sebagai hakim dalam diri individu. 4.
Kecemasan Dalam menefinisikan (Freud, 1933/1964) menekankan bahwa kecemasan adalah kecemasan afektif yang dirasa tidak menyenangkan disertai dengan sensi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang segera datang. Perasaan yang tidak menyenangkan tersebut seringkali samar-samar dan sulit dipastikan namun sulit terasa. Hanya ego yang dapat menghasilkan/merasakan kecemasaan, namun id super ego dan dunia luar masing-masing masih terkait dengan salah satu dari 3 jenis kecemasan – neurosis , moral, dan realistis. Ketergantungan ego pada id menyebabkan munculnya neurosis; sedangkan ketergantungan ego pada super ego menghasilkan kecemasan; dan ketergantungan ego pada dunia luar membawa kecemasan relistis. Kecemasan bertindak sebagai mekanisme yang mengamankan ego karna hal itu menandakan kepada kita bahwa segera datang (Freud, 1933/1964). Sinyal adanya bahaya yang menjelang mendorong kita untuk bersiaga melawan atau melindungi diri. Kecemasan juga mengatur dirinya sendiri(selfregulating) karena dapat memicu refresi yang kemudian mengurangi rasa sakit akibat kecemasan tadi (Freud, 1933/1964). a. Mekanisme pertahanan Melawan Kecemasan (Defense mecahnism)
1. Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidaksadaran. 2. Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif das es yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima, dan bahkandihargai oleh masyarakat. 3. Proyeksi, adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain. 4. Displacement,
adalah
pengungkapan
dorongan
yang
menimbulkan
kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula. 5. Rasionalisasi,
menunjuk
kepada
upaya
individu
memutarbalikkan
kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengamcam ego, melalui dalih tertentu yang seakan-akan masuk akal. Rasionalissasi sering dibedakan menjadi dua: sour grape technique dan sweet orange technique. 6. Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan karena insdividu memiliki dorongan yang bertentangan dengan norma, dengan cara berbuat sebaliknya. 7. Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah laku yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya. 5.
Perkembangan Kepribadian a.
Fase Oral
Oral phase atau fase Oral adalah masa dimana menurut Freud bayi mulai merasa senang dengan mulut. Maka dari itu, mulut adalah menjadi organ pertama yang memberi kesenangan pada bayi. Bayi memerlukan zat-zat nutrisi yang digunakan untuk perkembangannya melalui aktivitas oral, tetapi selain itu, mereka juga mendapatkan kesenangan dari perilaku mengisap itu. Tujuan seksual dari aktivitas oral awal ini adalah untuk mengambil atau menerima objek pilihan –puting susu- kedalam tubuh bayi. Pada masa reseptif oral bayi mempunyai niai yang jelas terhadap objek yang
memberikannya kesenangan, dan kebutuhan mereka terpenuhi atau terpuaskan tanpa adanya perasaan di ganggu oleh rasa frustasi maupun kecemasan. b.
Fase Anal
Dorongan agresif yang ada pada tahun pertama kehidupan terwujud dalam bentuk sadisme oral. Periode ini ditandai dengan kepuasan yang diperoleh melalui perilaku agresif dan aktivitas-aktivitas pembuangan atau ekskresi, Freud (193/1964) menyebut peride ini sebagai fase anal sadistis (saditic-anal phase), atau singkatnya fase anal. Periode anal awal, anak-anak memperoleh kepuasan dari merusak atau menghilangkan objek. Pada masa ini, anak-anak lebih cenderung membuat orang tua merasa frustasi dengan bertindak agresif saat melakukan toilet training. Periode anal akhir, anak terkadang memiliki rasa ketertarikan pada feses atau kotoran, ketertarikan ini berasal dari kesenangan erotis yang didapat dari perilaku buang air besar. Kesenangan narsistis dan juga masokis ini menjadi fondasi dari karakter anal, yaitu orang-orang terus memperoleh kepuasan erotis dengan menyimpan dan memiliki berbagai objek, serta menatanya dengan sangat rapi dan teratur. c.
Fase Falik
Masa Falik adalah masa dimana ketika area genital menjadi zona erogen utama yang terjadi pada usia 3 sampai tahun. Tahap ini ditandai pertama kalinya lewat dikotomi antara perkembangan pria dan wanita, perbedaan yang diyakini oleh Freud (1925/1961) disebabkan oleh perbedaan anatomi antara kedua jenis kelamin tersebut. Masturbasi, yang muncul selama fase oral, kini memasuki fase kedua yang lebih penting. Selama fase falik, masturbasi terjadi hampir pada semua anak, tetapi karena orang tua umumnya menekan aktivitas tersebut, anak-anak pun cenderung menekan keinginan sadar mereka untuk masturbasi pada saat fase falik hampir berakhir. d. Periode Laten
Freud meyakini bahwa tahun ke-4 dan ke-5 sampai masa puber, baik anak laki-laki maupun perempuan lazimnya, tetapi tidak selalu, melalui periode perkembangan psikoseksual yang nonaktif. Fase laten ini sebagian dimunculkan oleh upaya orang tua menghukum atau mencegah aktivitas seksual. e. Periode Genital Masa puber menandai peyadaran kembali atas tujuan seksual dan mulainya periode genital. Selama masa puber, kehidupan seksual seseorang (yang terbagi kedalam dua fase) memasuki fase keduanya yang mempunyai sederetan perbedaan mendasar dari periode infantil (Freud, 1993/1961b). Pertama, remaja remaja mengarahkan energi seksualnya kepada orang lain dan tidak pada diri mereka sendiri. Kedua, pada masa ini reproduksi dapat dilakukan. Ketiga, anak laki-laki melihat oragan perempuan sebagai objek yang mereka cari dan bukan sebagai sumber trauma, sama seperti pada anak perempuan. Keempat, seluruh dorongan seksual mengalami organisasi yang lebih utuh dan komponen dorongan yang semula beroprasi secara terpisahpisah diawal periode infantil kini mengalami sintesis selama masa remaja. Mulut, anus, dan wilayah yang memberikan rasa menyenangkan kini melengkapi genital yang berkembang menjadi zona erogen yang paling penting. Contohnya; mulut yang menguasai kebanyakan aktivitas semasa bayi, orang dapat saja tidak terus mengisap ibu jari, tetapi mereka mungkin menggantinya dengan merokok atau menciumi pasangannya. A. CONTOH PENERAPAN
Kecemasan merupakan fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Dalam pendidikan, konsep kecemasan pada tiap individu dapat diolah dan dikembangkan oleh para pengajar/konselor demi kebaikan peserta didik.
Agresivitas dalam ilmu psikologi merupakan wahana bagi siswa untuk memuaskan
keinginannya
yang
cenderung
ke
arah
merusak,
mengganggu, atau menyakiti orang lain. Dengan kata lain agresivitas
merupakan ungkapan perasaan frustasi yang tidak tepat. Dalam hal ini, penyebab munculnya tindakan agresivitas dapat berupa penilaian negatif atau kata-kata yang menyakitkan. B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
kelebihan psikoanalis a)
freud membuat jelas bahwa manusia sering berpikir dan berprilaku dengan dorongan yang tidak mereka akui.
b)
Freud
berani
dan
tanggap
melakukan
observasi
yang
membuahkan teori kepribadian pertama dan teknik psikoterapi pertama yang efektif. c)
Freud mengidentifikasikan pengaruh dini bentuk perkembangan kepribadian yang berimplikasi pada perkembangan anak
d)
Freud mengembngkan model wawancara sebagai konseling.
e)
Psikoanalisis adalah sebuah system yang memiliki kesesuaian yang tinggi antara teori dan teknik.
f)
Teori psikoanalisis dalam menjelaskan kepribadian manusia secara komprehensif dan kompleks.
Kekuarangan psikonalisis a)
Freud menjelaskan bahwa perilaku seseorang hanya disebabkan oleh dorongan- dorongan seksual.
b)
Istilah super ego, id dan ego, alam sadar, alam bawah sadar, alam tidak sadar, tahap oral, tahap alat sadistis dan tahap falik, mimpi analis, dan sebagainya tak punya definisi operasional : artinya mereka tidak dijabarkan dalam operasi atau perilaku yang spesifik. Peneliti harus menyusun sendiri definisi untuk sederetan istilah psikoanalisis.
c)
Banyak teori freud yang tidak bisa dreka ulang.
Sumber Artikel: https://www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertiandefence-mechanism-mekanisme-pertahanan-diri.html