BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kondisi dasar laut yang sangat beragam, karena Indonesia berada pada pertemuan empat lempeng litosfer yaitu lempeng Eurasia, HindiaAustralia, Pasifik, dan Filipina. Lempeng-lempeng tersebut bergerak relatif terhadap lempeng lainnya. Apabila dua lempeng berbenturan, maka salah satunya akan tertekan ke bawah lempeng lainnya hingga pada zona benturan tersebut terbentuklah palung laut dalam. Pada lempeng lawan terjadi sebaliknya yaitu penonjolan ke atas dimana energi panas berupa magma dilepas dan membentuk gunung-gunung api. Karena hal tersebut, maka Indonesia berada pada jalur gempa dan jalur vulkanik yang aktif (Nontji 1993). Gempa tektonik dan gunung api aktif ini berpotensi menyebabkan tsunami yang sangat berbahaya. Oleh sebab itu diperlukan suatu mitigasi bencana tsunami sedini mungkin jauh sebelum bencana tsunami terjadi. Mitigasi bencana dini dapat berupa peta bencana tsunami, peta ini dibuat dengan pengelolaan data spasial menggunakan perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG). Handayani et al. (2005) menyatakan bahwa karakteristik utama sistem informasi geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti overlay yang disebut analisa spasial. Analisa overlay merupakan proses integrasi data dari kriteria-kriteria terkait bencana tsunami. Pada penelitian ini untuk membuat peta bencana tsunami analisa yang dilakukan adalah analisa overlay, dimana beberapa peta yang menjadi parameter atau kriteria yang berpengaruh terhadap bencana tsunami di overlay yang kemudian menghasilkan peta baru hasil analisis berupa peta bencana tsunami. Dalam kasus kali ini tim menggambil lokasi studi pada wilayah Kabupaten Pandeglang. Kabupaten pandeglang memiliki lokasi yang dinilai cukup rawan bencana alam, hal tersebut dikarenakan kabupaten pandeglang memiliki fisik lingkungan yang cukup berpotensi menimbulkan bencana alam. Bencana alam yang berpotensi dapat terjadi pada Kabupaten Pandeglang salah satunya bencana
1
tsunami yang berpotensi berasal dari pantai laut barat dan selatan. Diharapkan dengan melakukan analisis dengan metode SIG ini dapat memberikan peringatan sedini mungkin mengenai bencana tsunami jauh sebelum terjadinya bencana. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1
Tujuan Untuk mengetahui daerah rawan bencana tsunami di Kabupaten Pandeglang, dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG).
1.2.2
Sasaran 1. Mengidentifikasi kriteria-kriteria yang berpengaruh terhadap bencana tsunami di Kabupaten Pandeglang. 2. Mengidentifikasi daerah rawan bencana tsunami berdasarkan kriteria-kriteria di Kabupaten Pandeglang. 3. Melakukan pemetaan bencana tsunami dengan metode Sistem Informasi Geografis (SIG).
1.3 Ruang Lingkup 1.3.1
Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dari studi ini berada pada Kabupaten Pandeglang, Banten. Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 kecamatan dengan 13 Kelurahan dan 322 desa. Kabupaten Pandeglang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara
: Kabupaten Serang
Selatan
: Samudra Hindia
Barat
: Selat Sunda
Timur
: Kabupaten Lebak
Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Banten. Letaknya di ujung barat Pulau Jawa dengan luas wilayah 2.747m2 dan memiliki panjang garis pantai 230 km, Jarak dari Ibu kota Kabupaten Ke Ibukota Negara (Jakarta) 111 km, ke Ibukota Provinsi (Serang) 23 km dan ke Ibukota Kabupaten Lebak (Rangkas Bitung) 18 km. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.1 Peta Administrasi berikut.
2
1.3.2
Ruang Lingkup Substansi Ruang lingkup substansi dari studi ini mencangkup identifikasi kerawanan bencana alam pada Kabupaten Pandeglanga, yang meliputi. 1. Penentuan skor kriteria-kriteria yang berpengaruh terhadap bencana tsunami di Kabupaten Pandeglang. 2. Penentuan daerah potensi rawan bencana Tsunami berdasarkan kriteriakriteria yang ada di Kabupaten Pandeglang. 3. Penggunaan metode SIG dalam melakukan pemetaan kerawanan bencana di Kabupaten Pandeglang.
3
4
1.4 Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai urgensi yang melatarbelakangi kegiatan studi, mencakup latarbelakang, tujuan dari kegiatan studi, sasaran apa yang ingin di capai, ruang lingkup wilayah, dan ruang lingkup substansi. BAB II TINJAUAN TEORI DAN METODOLOGI Bab ini memuat mengenai teori-teori yang menjadi rujukan atau patokan studi, di dalamnya memuat mengenai teori-teori tentang bencana alam dan bagaimana menanggulanginya. Selain itu bab ini juga menjelaskan metode penelitian, kerangka berpikir,kerangka proses GIS, kebutuhan data, dan peralatan (software & hardware) yang diperlukan dalam studi ini. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini akan menjelaskan secara umum seperti apa gambaran lokasi studi yang di pilih dimana akan berisi profil wilayah yang akan disertakan dengan peta dan tabel statistik. BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan bagaimana proses penyimpanan data, pra analisis, dan hasil analisis spasial/modeling yang akan berbentuk deskripsi dan peta. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan berisi kesimpulan serta rekomendasi dari hasil studi yang dilakukan.
5