4.patofisiologi Sistem Hematologi.docx

  • Uploaded by: Tika
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4.patofisiologi Sistem Hematologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,791
  • Pages: 18
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ungaran, 13 Maret 2018

Penyusun

Page 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................1 DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2 PENDAHIULUAN................................................................................................................. 3 A. Latar Belakang....................................................................................................... 3 B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 3 C. Tujuan.................................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................4 A. B. C. D. E. F.

Review Fungsi Darah dan Perkembangan Darah....................................................4 Mekanisme Penyakit Hematologi............................................................................8 Review Fungsi Imun..............................................................................................10 Review Imunitas Natural dan Adaptif...................................................................11 Mekanisme Infeksi.................................................................................................13 Gangguan Sistem Imun..........................................................................................15

BAB III PENUTUP.................................................................................................................17 A. Kesimpulan.............................................................................................................17 B. Saran.......................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

Page 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah dan jaringan yang membentuk darah. Darah yaitu cairan dalm tubuh yang berfungsi mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di dalam tubuh. Darah juga berfungsi sebagai: zat pengangkut, mengangkut oksigen, sisstem kekebalan tubuh, dan yang lainnya. Perkembangan darah juga dibagi berdasarkan jenis darah seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Gangguan atau mekanisme penyakit pada sistem hematologi jug bergantung pada sel darah merah, sel darah utih, keping darah. Sistem imun disebut juga sistem kekebalan tubuh yang merupakan suatu sistem perlindungan secara biologis yang ada di dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk menangkal radikal bebas yang menyerang sehingga seorang individu akan terhindar dari penyakit. Sistem imun berfungsi sebagai: sistem pertahanan, keseimbangan homeostatis, perbaikan jaringan. Sistem imun secara umum dibagi menjadi dua yaitu: sistem imun natural atau disebut jjuga sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Mekanisme sistem imunitas kebanyakan disebabkan oleh adanya infeksi. Di dalam infeksi juga tidak hanya menyerah salah satu kekebalan di dalam tubuh saja. Infeksi pada sistem kekebalan juga tergantung pada pembagian, macam-macam, dan stadium dari infeksi. Setelah adanya infeksi, terjadi tahap sakit kemudian dilanjutkan tahap penyembuhan yang biasanya tergantung oleh sifat dari sakit yang diderita. Gangguan atau mekanisme penyakit pada sistem ini tergantung pada daerah atau sistem kekebalan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana review fungsi darah dan perkembangan darah? 2. Bagaimana mekanisme penyakit hematologi? 3. Bagaimana review fungsi imun? 4. Bagaimana review imunitas natural dan adaptif? 5. Bagaimana mekanisme infeksi? 6. Apa saja gangguan respon imun? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui review fungsi darah dan perkembangan darah. 2. Untuk mengetahui mekanisme penyakit Hematologi. 3. Untuk mengetahui review fungsi imun. 4. Untuk mengetahui review imunitas natural dan adaptif. 5. Untuk mengetahui mekanisme infeksi. 6. Untuk mengetahui apa aja gangguan respon imun.

Page 3

BAB II PEMBAHASAN 1. Review Fungsi Darah dan Perkembangan Darah Hematologi adalah ilmu tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah yaitu cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. 1. Fungsi darah untuk tubuh: a. Sebagai Zat Pengangkut Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. b. Mengangkut Oksigen Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. c. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. d. Mengangkat karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru. e. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh. f. Penutup luka melalui keping-keping darah. g. Dapat memelihara keseimbangan asam basa dalam tubuh. h. Terkandung bahan penyusun sistem imun dengan tujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. i. Sebagai pengedar hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) oleh plasma darah. j. Sebagai penyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi. 2. Perkembangan darah a. Perkembangan sel darah merah Eritrosit bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya, terbungkus dalam membran sel dengan permeabelitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehinnga memungkinkan eritrosit menembus kapiler (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi,memiliki daya gabung

Page 4

terhadap oksigen itu membeentuk oksihemoglobin didalam sel darah merah. Dengan fungsi ini maka oksigen dibawa dari paruparu ke jaringan. Volume hemoglobin mencapai 1/3 volume sel. Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari sebelum menjadi rapuh dan mudah pecah . Fragmen sel darah merah yang rusak akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limfa, hati, sumsum tulang, dan jaringan tubuh lain. Globin terdegradasi menjadi amas amino, yang kemudian akan diperbaharui untuk sistesin selular. Hem (bagian yang mengandung zat besi ) diubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan menjadi bilirubin (pigmen kuning), yang dilepas kedalam plasma. Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu. Sebagian besar zat besi yang di lepas oleh hem akan di ambil untuk di perbaharui dalam proses sintesis HgA selanjutnya. 1. Pengaturan produksi sel darah merah. Produksi eritrosit diatur oleh eritroprotein, suatu hormon glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritroprotein berbangding terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang (anoksia) akan mengakibatkan peningkatan produksi eritroprotein, sehingga makin menstimulasi produksi sel darah merah. Sebagai contoh:  Kehilangan darah akibat hemoragi mengakibatkan produksi sel darah merah meningkat.  Tinggal di dataraan tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan produksi sel darah merah.  Gagal jantung, mengurangi aliran darah ke jaringan, atau penyakit paru yang mengurangi aliran darah, mengakibatkan peningkatan produksi sel darah merah. b. Perkembangan Sel darah putih (leukosit) Jumlah leukosit pada yang normal adalah7000-9000 per mm3. Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh tehadap invasi benda asing termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar leukosit berlangsung dalam jaringan bukan dalam aliran darah. Sifat-sifat sel darah putih :  Leukosit memiliki sifat diapedesisyaitu kemampuan untuk menembus pori-porimembran kapilar dan masuk kedalam jaringan.  Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid seperti amuba.

Page 5



Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit.  Leukosit memilki kemampuan kemotaksis,pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksisi positif) atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat.  Semua leukosit adalah fagositik,tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit.  Setelah diproduksi disumsum tulang,leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetapdalam jaringan selama beberapa hari,beberapa minggu,beberapa bulan,bergantung jenis leukositnya. Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah,yang dibedakan berdasarkan ukuran,bentuk nukleus,dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula plasma disebut granulosit sedangkan,sel yang tidak memiliki granula disebut agranulosit. Hampir dari jumlah sel darah putih adalah granulosit kir-kira hampir 75% mereka terbentuk dalam sumsum tulang. Granulosit terbagi menjadi neutrofil,eusisinofil,dan basofil,berdasarkan warna granula sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna darah wright. Pembagian granulosit sebagai berikut:  Neutrofil. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dala sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Fungsi neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Selsel ini sampai dijaringan terinfeksi untuk menyrang dan menghancurkan bakteri,virus,atau penyebab lainnya.  Eosinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit,tetapi akan berkurang selama sters berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi oleh sel mast dan jaringan yang cidera saat inflamansi berlangsung. Eosinofil mengandung peroksidase dan fosfatase,yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini mungkin terlibat dalam dtoksifikasi bakteri dan pemindahan kompleks antigen-antibodi, tetapi fungsi pastinya belum diketahui.  Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nikleus berbentuk S.diameternya berkisar 12-15 makrometer.. fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast. Sel ini mengandung hitamin,mungkin untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan anti koagulan heparin.mungkin

Page 6

untuk membantu penggumpalan darah intravaskular. Fungsi sebenarnya belum diketahui. Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma,yaitu :  Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit dalam tubuh ditemukan dijaringan limfatik rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung nukleus bulat beerwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Limfosit berasal dari sel sel batang sumsum tulang merah,sel ini berfungsi dalam realksi imunoglubis.  Monosit mencapai 3% sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit merupakan sel darah yang besa,diameternya sekitar 12-18 mikrometer,nukleus besarseperti telur atau seperti ginjal,yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Fungsinya sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah maka sel ini menjadi histiosit jaringan. Granulosit dan monosit berperan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme.dengan kemampuannya sebagai fagosit mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaraan darah. c. Keping darah (trombosit). Trombosit berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3. Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran trombosit mencpai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula. Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian perdarahan) dan perbaikan pembuluh darah yang robek. 1. Mekanisme pembekuan darah. a) Mekanisme ekstrinsik. Pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk trombin. Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut,menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang-benang fibrin membentuk bekuan atau jaring-jaring fibrin,yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak.

Page 7

b) Mekanisme instriksi. Untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih sederhan daripada cara yang dijelaskan diatas. Mekanisme ini melibatkan 13 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap faktor protein berada dalam kondisi tidak aktif. Jika salah satu diaktivasi,maka aktivitas enzimnya akan mengaktivasi faktor selanjutnya dalam rangkaian,dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi untuk membentuk bekuan. 2. Penguraian pembekuan darah. Segera setelah terbentuk bekuan akan menyusut akibat kerja protein kontraktil dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik permukaan yang terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka kerja untuk memperbaiki jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu cairan yang disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen dan faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pembekuan. 3. Faktor-faktor pembekuan a) Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah . b) Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase. c) Trombin yang terbentuk dari prorombin bila ada trombokinase. d) Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping trombin. Penggumpalan darah dipercepat oleh panas yang sedikit lebih tinggi dari suhu badan,kontak dengan bahan kaasar contoh pinggiran yang kasar dari pembuluh darah yang rusak atau dengan pembalut. Penggumpalan diperlambat karena dingin,jika disimpan dalam tabung berlapis lilin disebelah dalamnya,dan dengan ditambah kalsium sitrat atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam kalsium yang dalam keadaan normal. 2. Mekanisme Penyakit Hematologi Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah, dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah. Macam-macam penyakit pada darah Hematologi secara umum dibagi atas 3 bagian kecil menurut jenis dan grup sel darah yang dipelajari. 1. Sel Darah Merah a. Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan (hemolisis) atau kekurangan pembentukan sel darah

Page 8

merah (hematopoiesis) yang tidak efektif. Seorang pasien dikatakan anemia konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/Dl atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/Dl atau Hct kurang dari 36% pada perempuan. b. Hemoglobinopati adalah suatu penyakit menurun yang disebabkan gangguan pembentukan hemoglobin. Ini merupakan salah satu jenis penyakit turunan. Hemoglobin tersusun atas empat rantai globin dan hem (kombinasi antara besi dan porfirin). Kelainan kuantitas dan kualitas rantai globin menyebabkan kelainan yang disebut hemoglobinopati. Kelainan ini dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu: a) Hemoglobinopati struktural di sini terjadi perubahan struktur hemoglobin (kualitatif) karena substitusi satu asam amino atau lebih pada salah satu rantai peptida hemoglobin. Hemoglobinopati yang penting sebagian besar merupakan varian rantai beta. Pada hemoglobinopati struktural dapat ditemukan splenomegali namun tidak dapat ditemukan hepatomegali. Contoh hemoglobinopati struktural yaitu penyakit HbC, HbE, HbS dll. b) Thalassemia adalah suatu sindrom yang ditandai oleh penurunan kecepatan sintesis atau absennya pembentukan satu atau lebih rantai globin sehingga mengurangi sintesis hemoglobin normal (kuantitatif). Sebagai akibatnya timbul ketidakseimbangan sistesis suatu rantai, salah satu rantai disintesis berlebihan sehingga mengalami presipitasi, membentuk Heinz bodies. Eritrosit yang mengandung Heinz bodies ini mengalami hemolisis intramedular sehingga terjadi eritropoesis inefektif, disertai pemendekan masa hidup eritrosit yang beredar. Sering diikuti kompensasi pembentukan rantai globin lain sehingga membentuk konfigurasi lain. 2. Sel Darah Putih a. Leukimia atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih). Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukimia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. b. Neutropeni adalah jumlah neutrofil yang sangat sedikit dalam darah. Neutrofil merupakan sistem pertahanan seluler yang utama dalam tubuh untuk melawan bakteri dan jamur. Neutrofil juga membantu penyembuhan luka dan memakan sisa-sisa benda asing. c. Kelainan mieloproliferatif adalah kelompok penyakit di mana tulang sumsum terlalu ban yak membentuk sel darah merah, sel darah putih atau trombosit.

Page 9

d. Sindrom mielodisplasia atau MDS merupakan suatu kumpulan kelainan dari sel punca (stem cell) darah yang ditandai denga terganggunya proliferasi dan pendewasaan sel hematopoiesis. Sebagian besar sindrom ini mengenai penderita berumur lebih dari 50 tahun. e. Limfoma dan penyakit limfoproliteratif adalah salah satu jenis kanker darah yang terjadi ketika limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang menjaga daya tahan tubuh, menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau hidup lebih lama dari biasanya. Limfoma dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti nodus limfa, limpa, sumsum tulang, darah, atau organ lainnya, yang pada akhirnya akan membentuk tumor, yang tumbuh dan mengambil ruang jaringan dan organ di sekitarnya, sehingga menghentikan asupan oksigen dan nutrien untuk jaringan atau organ tersebut. f. Multimieloma adalah tipe dari kanker. Kanker adalah kelompok dari banyak penyakit-penyakit yang berhubungan. Mieloma adalah kaker yang muncul pada sel-sel plasma, tipe dari sel darah putih. Ia adalah tipe yang paling umum dari kanker sel plasma. 3. Plasma Darah dan Pembekuan Darah a. Pendarahan atau hemoragi merupakan istilah kedoketran yang digunakan untuk menjelaskan ekstravasasi atau keluarnya darah dari tempatnya semula. Pendarahan dapat terjadi hanya di dalam tubuh, misalnya saat terjadi peradangan dan darah keluar dari dalam pembuluh darah atau organ tubuh dan membentuk hematoma; atau terjadi hingga keluar tubuh, seperti mengalirnya darah dari vagina, mulut, retum atau saat kulit terluka dan mimisan. b. Trombosis adalah proses koagulasi dalam pembuluh darah yang berlebihan sehingga menghambat aliran darah, atau bahkan mengehentikan aliran tersebut. c. Trombositopenia dan trombositosis adalah berkurangnya jumlah sel-sel keping darah (trombosit) di dalam tubuh (darah) karena suatu hal. Biasanya disebabkan oleh kanker dll. 3. Review Fungsi Imun Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh merupakan suatu sistem perlindungan secara biologis yang ada di dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk menangkal radikal bebas yang menyerang sehingga seorang individu aka terhindar dari penyakit. a. Fungsi Sistem Imun Suatu sistem dalam tubuh tentu memiliki fungsi masing-masing, sama halnya dengan sistem hormon pada manusia. Dan berikut adalah fungsi dari sistem imunitas tersebut.  Sistem Pertahanan Fungsi utama dari sistem ini adalah sebagai sistem pertahanan tubuh, baik itu penyakit yang dapat menular atau yang disebabkan oleh virus dan bakteri.  Keseimbangan Homeostatis

Page 10

Homeostatis adalah keseimbangan yang ideal dalam tubuh yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan cara berinteraksi dengan seluruh sistem yang terdapat dalam tubuh. Sehingga imunitas ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan homeostatis agar bekerja dengan baik.  Perbaikan Jaringan Fungsi ketiga ini adalah untuk memperbaiki jaringan dengan cara mengeliminasi jaringan sel yang sudah mati atau rusak dalam tubuh. Selain itu juga untuk mengeliminasi sel yang tidak normal. 4. Review Imunitas Natural dan Adaptif Sistem imunitas secara umum dibagi menjadi dua, yaitu imunitas natural dan imunitas adatif : a. Respon imun natural Respon imun natural disebut juga respon imun bawaan adalah respon nonspesifik, yang berarti itu diaktifkan hanya dengan kehadiran patogen. Sel-sel dari sistem bawaan menanggapi patogen dengan cara yang umum yang sangat umum. Tanggapan mereka tidak berubah, terlepas dari jenis patogen yang terlibat. Ciri kunci lain dari respon imun bawaan adalah bahwa ia tidak memiliki memori, dan tidak dapat memicu perkembangan memori. Respon bawaan adalah, dalam istilah evolusioner, sistem pertahanan jauh lebih tua dari respon adaptif – tumbuhan, jamur, serangga, dan organisme multiseluler lebih primitif miliki sistem pertahanan kekebalan tubuh bawaan. Dalam vertebrata (termasuk manusia), respon bawaan memiliki beberapa fungsi:  Perekrutan sel imun bawaan dan adaptif terhadap situs infeksi dan peradangan  Aktivasi komplemen, serangkaian reaksi yang mendorong pembu.nuhan bakteri yang masuk  Penghapusan benda asing dalam organ, jaringan, darah, dan getah bening  Aktivasi respon imun adaptif ini yang paling awal dari respon bawaan terhadap infeksi peradangan (yang merupakan respon umum untuk setiap rangsangan yang berbahaya, apakah ada atau tidak patogen yang terlibat). Ketika sel-sel yang terluka, mereka melepaskan faktor kimia yang menarik sel imun bawaan ke lokasi, di mana mereka mulai melaksanakan fungsinya – menelan puing-puing selular, membu.nuh sel yang terinfeksi, dan menyajikan antigen. Sel yang terlibat dalam respon bawaan termasuk sel pembu.nuh alami, serta fagosit, granulosit, dan sel-sel penyajian antigen. Menyajikan antigen ini bisa dibilang fungsi yang paling penting dari respon imun bawaan, karena presentasi antigen yang memicu aktivasi dari respon adaptif. Sistem imun bawaan terdapat sejak kita lahir dan merupakan pertahanan pertama tubuh terhadap masuknya zat-zat asing yang mengancam tubuh kita dimana sistem imun alamiah ini terentang luar mulai dari air mata, air liur, keringan, bulu hidung, kulit, selaput lendir, laktoferin dan asalm neuraminik (pada air susu ibu), sampai asam lambung.

Page 11

Di dalam cairan tubuh seperti air mata atau darah terdapat komponen sistem imun bawaan antara lain terdiri atas fasa cair seperti IgA (immunoglobulin A), Interferon, Komplemen, Lisozim, atau juga CRP (C-Reactive Protein). Selain itu, fasa selular terdiri atas sel-sel pemangsa (fagosit) seperti sel darah putih (PMN-Polimorfonuklear), sel-sel mononuklear (monosit dan makrofag) sel pembunuh alamiah (natural killer), dan sel-sel dendritik. b. Respon imun adaptif Reson imun adaptif ditandai oleh dua hal utama: spesifisitas, dan memori. Kedua fitur dari respon adaptif adalah apa yang membuat sistem kekebalan tubuh sehingga kuat dalam hal memberikan perlindungan jangka panjang. Respon imun adaptif dipicu ketika sel T mengenali antigen yang telah disajikan pada sel antigen-penyajian. Ini bagian dari proses bergantung pada konsep imunologi disebut spesifisitas, yang merupakan kunci penting dari respon adaptif. Kekhususan biasanya mengacu pada fakta bahwa sel-sel T sistem kekebalan yaitu adaptif dan sel-B sangat spesifik dalam setiap sel hanya mengenal satu jenis antigen. Sel-sel ini diaktifkan hanya ketika mereka mengenali antigen khusus mereka, dan hanya ketika telah disampaikan kepada mereka oleh sel antigenpenyajian. Respon imun adaptif lebih kuat dan lebih efektif daripada respon bawaan, karena keterlibatan sel T dan sel B. Sel T helper menghasilkan sitokin yang mengarahkan dan mengendalikan respon, sedangkan sel T sitotoksik menghancurkan sel-sel inang yang telah terinfeksi patogen intraseluler. Sel B memproduksi antibodi, yang sangat efektif dalam menargetkan sel-sel bakteri untuk kehancuran. Respon adaptif juga cenderung lebih sangat spesifik dalam hal menghasilkan respon dirancang untuk menghancurkan patogen tertentu yang terlibat dalam infeksi. Dalam kasus infeksi virus, misalnya, respon sitotoksik lebih kuat dari respon antibodi (pada kenyataannya, respon antibodi mungkin tidak ada), sebagai yang pertama lebih efektif dalam memerangi infeksi intraseluler. Imunitas Adaptif Menghasilkan Memori imunologis Akhirnya, ada konsep memori imunologi, yang dapat berkembang hanya ketika respon imun adaptif telah dipicu. Ini juga bergantung pada kekhususan sel T dan sel B. Ketika sel-sel ini diaktifkan oleh patogen dan memasang respon imun, beberapa akan menjadi sel memori. Sel-sel memori merupakan bagian dari ‘database’ sel yang dapat mengenali patogen yang sistem kekebalan tubuh yang telah menghadapi. Sel-sel tertinggal lama setelah infeksi awal telah ditangani – sering, untuk seumur hidup. Setiap sel memori khusus mengenali antigen-bagian tunggal dari patogen-dan ketika itu mengenali antigen itu lagi, sel dengan cepat menjadi aktif. Ini memori imunologi adalah alasan mengapa infeksi kedua dan selanjutnya dengan hasil patogen yang sama dalam suatu respon imun yang lebih kuat, dan lebih cepat diaktifkan, daripada respon awal. Ada pengecualian, tentu saja, yang paling umum diantaranya adalah virus yang menyebabkan pilek dan flu. Alasan untuk ini adalah bahwa virus ini telah berevolusi mekanisme yang mereka dapat menghindari respon imun adaptif:

Page 12

mereka bermutasi sangat cepat. Dari satu tahun ke depan, antigen yang diekspresikan oleh virus ini jarang sama – jadi meskipun Anda mungkin memiliki memori imunologi terhadap flu tahun lalu, itu tidak menjamin Anda kebalan terhadap jenis flu yang akan berada di sekitar di musim dingin mendatang. Sistem imun adaptif (spesific immunity) terdapat sistem dan struktur fungsi yang lebih kompleks dan beragam. Sistem imun adaptif terdiri atas sub-sistem seluler, yaitu keluarga sel limfosit T (T helper dan T sitotoksik) dan keluarga sel mononuklear. Sub-sistem kedua yaitu sub-sistem humoral yang terdiri dari kelompok protein globulin terlarut (fasa cair), yaitu Immunoglobulin G, A, M, D, dan E. Immunoglobulin dihasilkan oleh sel limfosit B melalui proses aktivasi khusus yang bergantung pada karakteristik antigen yang dihadapi. Secara berkesinambungan dalam jalinan koordinasi yang harmonis, sistem imun, baik yang alamiah maupun adaptif, senantiasa bahu-membahu menjaga keselarasan interaksi antara sistem tubuh manusia dan media hidupnya (ekosistem). 5. Mekanisme Infeksi. Infeksi adalah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala-gejala penyakit dan juga merupakan keadaan jaringan tubuh yang terpapar mikroorganisme baik oleh bakteri, virus, jamur maupun parasit. Sama seperti radang, infeksi dapat terjadi baik di permukaan luar tubuh maupun di permukaan rongga dalam tubuh. Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuksemacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikoorganisme dapat dibatasi. Pada proses inflamasi juga terjadi phagositosis, mula-mula phagosit membungkus mikoorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan ph menjadi asam. Selanjutnya akan keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofag mononuklear besar akan tiba di lokasi infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi lokal. a. Pembagian Infeksi : 1 Primer Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan mikrooganisme sendiri. 2 Sekunder Terjadi oleh sesuatu sebab, misalnya : kelemahan tubuh, kelaparan, kelelahan, luka dan sebagainya. b. Macam-macam infeksi lainnya 1. Reinfeksi Penyakit yang mula-mula sudah sembuh tapi kemudian muncul lagi. Disebut juga “Residif”. 2. Super Infeksi Proses penyakit belum sembuh akan tetapi sudah disusul oleh infeksi yang lain. Disebut juga “Infeksi Ganda”. 3. Infeksious

Page 13

Penyakit infeksi yang mudah menular dari seseorang kepada orang lain. Disebut juga “Infeksiosa”. 4. Epidemi Penyakit infeksi yang bersifat menular, kadang-kadang dapat menyerang orang banyak dalam waktu singkat. 5. Pandemi Merupakan epidemi yang menyebar ke negara lain. 6. Endemi Suatu penyakit yang terus-menerus secara menetap terdapat dalam daerah tertentu. c. Stadium-stadium Infeksi 1. Tahap Rentan Pada tahap ini individu masih dalam kondisi relatif sehat, namun peka atau labil, disertai faktor predisposisi yang mempermudah terkena penyakit, seperti umur, keadaan fisik, perilaku/kebiasaan hidup, sosial ekonomi,dll. Faktor-faktor predisposisi tersebut mempercepat masuknya agen penyebab penyakit (mikroba patogen) untuk berinteraksi dengan pejamu. 2. Tahap Inkubasi Inkubasi disebut juga masa tunas, masa dari mulai masuknya kuman ke dalam tubuh (waktu kena tular) sampai pada waktu penyakit timbul. Setiap penyakit berlainan masa inkubasinya. Penularan penyakit dapat terjadi selama masa inkubasi. Lamanya masa inkubasi dipengaruhi oleh: 1. Jenis mikroorganisme 2. Virulensi atau ganasnya mikroorganisme dan jumlah mikroorganisme 3. Kecepatan berkembangbiaknya mikroorganisme dan kecepatan pembentukan toksin dari mikroorganisme 4. Porte de’entre (pintu masuk dari mikroorganisme) 5. Endogen (daya tahan host atau tuan rumah) 3. Tahap Sakit Penderita dalam keadaan sakit merupakan tahap terganggunya fungsi organ yang dapat memunculkan tanda dan gejala (signs and symptoms) penyakit. Dalam perjalanannya penyakit akan berjalan bertahap. Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita masih mampu melakukan aktivitas harian dan masih dapat diatasi dengan berobat jalan. Pada tahap lanjut, penyakit tidak dapat diatasi dengan berobat jalan, karena penyakit bertambah parah, baik secara obyektif maupun subyektif. Pada tahap ini penderita tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari dan jika berobat umumnya membutuhkan perawatan. Penularan mikroorganisme melalui hidung, mulut, telinga, mata, urin, feses, sekret dari ulkus, luka, kulit, organorgan dalam. 4. Tahap Penyembuhan

Page 14

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif: 1. Sembuh sempurna Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh kembali seperti sediakala. 2. Sembuh dengan cacat Penderita sembuh dari sakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial. 3. Pembawa (carier) Perjalanana penyakit seolah-olah berhenti, ditandai dengan menghilangnya tanda dan gejala penyakit. Pada kondisi ini agen penyebab masih ada dan masih potensial sebagai sumber penularan. 4. Kronis Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak berubah. 5. Meninggal dunia Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan fungsi-fungsi organ 6. Gangguan Respon Imun a. Etiologi Gangguan Sistem Imun 1) Sistem kekebalan tubuh kurang aktif bisa menyebabkan : a) Immune deficiency conditions adalah kelompok besar penyakit sistem kekebalantubuh yang terdiri dari berbagai macam penyakit yang menekan sistem imun.Seringkali penyebab immune deficiency conditions didasari oleh penyakit kronis.Gejala-gejala dari immune deficiency conditions adalah sama dengan penyakityang mendasarinya. b) SCID (Severe Combined Immunodeficiency) adalah gangguan sistem imun yangditurunkan. Penyebab SCID adalah serangkaian kelainan genetik, terutama darikromosom X. Beberapa jenis infeksi yang berulang umum terjadi pada orang yangmenderita SCID. Selain itu, penderita juga rentan terhadap meningitis, pneumonia,campak, cacar air. Penyakit sistem imun SCID pada anak akan mulai terlihatdalam 3 bulan pertama kelahiran. c) HIV/AIDS adalah masalah kegagalan sistem imun yang serius. Merupakan penyebab terbanyak kematian. AIDS akan terjadi pada tahap akhir dari perkembangan HIV. Kesehatan klien akan memburuk secraa perlahan. AIDS akanmembuat penderita rentan pilek dan flu dan yang serius seperti pneumonia dankanker. 2) Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif bisa menyebabkan a) Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan serangga atauzat tertentu) bisa didefinisikan sebagai respon sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya. Ada banyak alergen.Dalam banyak kasus, ada lebih dari satu alergen

Page 15

yang merangsang reaksi alergi.Gejala alergi yang sering merupakan masalah ringan. b) Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Alergen dari makanan,obat-obatan atau gigitan serangga, bisa memicu dan menyebabkan serangkaian gejala fisik yang tidak menyenangkan. Ruam gatal, tenggorokan bengkak dan penurunan tekanan darah merupakan gejala umum anafilaksis. c) Asma adalah gangguan paru-paru kronis yang disebabkan peradangan pada saliranudara. Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas fisik dapat memicu peradangan. Gejala asma meliputi mengi, batuk, sesak napas, sesak dada. d) Penyakit autoimun adalah sekelompok gangguan sistem imun. Selsel sistem imunsalah menafsirkan sinyal. Dan mulai menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. 3) Gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya : a) Chediak Higashi Syndrome. b) Common Immunodeficiency Variable. c) Hay Fever. d) Hives. e) HTLV (Human T-lymphotropic Virus Type 1). f) Hyper-IgE Syndrome (Hyperimmunoglobulin E Syndrome). g) Hyper-IgM Syndrome (Hyperimunoglobulin M Syndrome). h) Primary Immune Deficiency. i) Selective IgA Defisiensi (Selective Immunoglobulin A Defisiensi). j) Alergi Kulit. k) XLA (X-Linked Agammaglobulinemia)

Page 16

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hematologi adalah ilmu tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah yaitu cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Fungsi darah sebagai zat pengangkut, mengangkut oksigen, menjagga sisttemm kekebalan tubuh, menyebarkan panas ke seluruh tubuh, penutup luka melalui keping-keping darah. Penyakit hematologi seperti anema, hemoglobinopati, hemoragi, limfoma, trombosis. Sistem imun dibagi menjadi dua yaitu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Fngsi sistem imun yaitu sebagai sistem pertahanan, keseimbangan homeostatis, perbaikan jaringan. Penyakit atau gangguan sistem imun seperti SCID, HIV/AIDS, HTLV, asma, dan alergi. B. Saran Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Page 17

DAFTAR PUSTAKA http://www.sridianti.com/perbedaan-sistem-imunitas-bawaan-dan-adaptif.html https://arrheeva.wordpress.com/2009/06/06/info-kesehatan-sistem-kekebalan-tubuhsistem-imun/ https://id.pdfcoke.com/document/367590788/Makalah-Dan-Askep-Gangguan-SistemImun-Dan-Hematologi-1 https://fatimahrkd.blogspot.co.id/2014/01/perkembangan-sel-darah-dan-sistem.html http://dosenbiologi.com/manusia/sistem-imun http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-umum-darah-fungsidarah-manusia.html?m=1 http://www.ilmukeperawatan.info/2016/06/radang-dan-mekanisme-prosesinfeksi.html?m=1 http://googleweblight.com/i?u=http://hematologicdiseases.blogspot.com/2014/05/mac am-macam-penyakit-pada-darah_27.html?m%3D1&hl=id-ID

Page 18

Related Documents

Sistem
April 2020 52
Sistem
November 2019 71
Sistem Imun/ Sistem Pertahanan
December 2019 102
Sistem Urinari
June 2020 6
Sistem Koloid
June 2020 17

More Documents from ""

Sap 13.docx
December 2019 56
Sap 10.docx
December 2019 26
Soal Gita.docx
December 2019 10