4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1 Tabel MPN
Dari hasil percobaan dari setiap kelompok didapat hasil Indeks MPN 240/100 ml. 95% batas kepercayaan terendah 36 dan tertinggi 1300 4.1.2 Perhitungan Cawan Dalam praktikum didapat hasil TSUD yaitu didapat 9 koloni sehingga bersifat TSUD (Terlalu Sedikit Untuk Dihitung)
4.2
Pembahasan
4.2.1 MPN Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap yaitu, uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk sampel berbentuk padat. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidakberspora. Untuk metode MPN (Most Probable Number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya berupa terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Sedangkan untuk kekeruhan sendiri merupakan hal yang umum terjadi pada pertumbuhan bakteri yang bukan coliform, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai indeks positif pada metode MPN. Pada metode perhitungan MPN ini dapat digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1 (10x), 10-2 (100x), dan 10-3 (1000x). Dalam Praktikum ini sampel yang digunakan adalah yhogurt dimana sebelum melakukan proses kerja tangan di sterilkan dengan alkohol 70%, guna mencegah terjadinya kontaminan bakteri. Langkah selanjutnya dilakukan pengenceran 5x pada sampel yhogurt, dengan perbandingan suspensi : larutan NB 1 : 9. Pada uji penduga menggunakan ragam 3 3 0 dengan sampel air narmada, sampel disiapkan untuk kemudian dibuat 3 seri larutan perlakuan. Untuk larutan seri pertama, sampel dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi berisi medium NB 10 mL yang telah diisi dengan tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua, sampel dipipet sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi medium NB 10 mL yang didalamnya juga terdapat tabung durham. Larutan seri ketiga dibuat dengan mencampur 0,1 mL sampel dalam 10 mL NB di dalam tabung reaksi berisi tabung durham. Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1X24 jam. Setelah masa inkubasi selesai, diamati tabung
yang membentuk gelembung gas pada durham. Adanya gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif, pada uji penduga tabung semuanya menunjukkan hasil positif. 4.2.2 Perhitungan Cawan Hasil dari metode hitungan cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC). Standar tersebut adalah cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumllah koloni antara 30-300, beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar yang jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, dan satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Waluyo 2007). Plate count agar (PCA) adalah mikrobiologi medium pertumbuhan umum digunakan untuk menilai atau memonitor "total" atau layak pertumbuhan bakteri dari sampel. PCA adalah bukan media selektif. Komposisi agar-agar pelat menghitung dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung (b/v) yaitu 0,5% pepton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agar-agar, dan pH disesuaikan (Atlas 2004). Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran maka jumlah koloni bakteri semakin sedikit. Hal ini dapat dilihat pada pengenceran 10−3 memiliki jumlah koloni yang terbanyak dan pengenceran 10−5 memiliki jumlah koloni paling sedikit dan tidak memenuhi SPC. Jumlah koloni yang berkurang seiring dengan peningkatan pengenceran disebabkan karena jumlah bakteri yang terkandung dalam tiap 0,1mL volume inokulan yang dipindahkan semakin berkurang akibat pengenceran yang dilakukan. Dalam praktikum didapat hasil TSUD dikarenakan sedikitnya jumlah koloni yang terbentuk, yaitu <30. Hal ini disebabkan karena adanya ketiak telitian dalam melakukan praktikum, misalnya lamanya sampel dalam pengovenan sehingga koloni-koloni sudah menyatu dan saling terhubung.
5
KESIMPULAN
Dalam melakukan perhitungan mikroba bisa menggunakan metode MPN yang mana didapat hasil percobaan dari setiap kelompok didapat hasil Indeks MPN 240/100 ml. 95% batas kepercayaan terendah 36 dan tertinggi 1300
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pengenceran semakin rendah jumlah koloni bakteri. Dengan kata lain, tingkat pengenceran berbanding terbalik dengan jumlah koloni bakteri. Melalui praktikum ini praktikan dapat mengetahui teknik perhitungan bakteri dengan metode hitungan cawan serta mengetahui teknik pengenceran serial.
DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/28982994/Perhitungan_Bakteri_Metode_MPN.docx Atlas, RM. 2004. Buku Pegangan Media Mikrobiologi. Jakarta: CRC Press. Capuccino, J.G & Sherman, N. 1992. Microbiology a Laboratory Mannual. USA: The Benjamin/Cummings Publish. Hal 458. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hidayat, Nur. Masdiana C. Padaga, Sri Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.Yogyakarta: Andi Offset. Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.