483617_preformulasi Bahan Tambahan Sabun Padat Transparant.docx

  • Uploaded by: adit rahman
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 483617_preformulasi Bahan Tambahan Sabun Padat Transparant.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,527
  • Pages: 12
Preformulasi Bahan Tambahan Asam Stearat Nama Senyawa

Asam Stearat. (Raymond C, 2009)

Struktur Kimia C18H36O2 BM 284.47 (Raymond C, 2009) Padat, putih atau agak kekuningan, mengkilap, kristalin atau Pemerian

serbuk putih kekuningan. Agak berbau dan rasa seperti lemak. (Raymond C, 2009) Sangat mudahlarutdalam benzene, karbon tetraklorida,

Kelarutan

kloroform, dan eter; larut dalam etanol 95%, heksana, dan propilenglikol; praktis tidak larut air. (Raymond C, 2009)

Suhu leleh

69-70ºC. (Raymond C, 2009) Asam stearate merupakan material stabil dan dapat ditambahkan

Stabilitas

dengan antioksidan. (Raymond C, 2009) Inkompatibel dengan logam hidroksida dan juga dengan basa,

Inkompatibilitas

agen pereduksi dana gen pengoksidasi. (Raymond C, 2009)

Fungsi

Konsentrasi

Emulsifying agent, Solubilizing agent. (Raymond C, 2009) Salep dan Krim : 1-20% . (Raymond C, 2009)

Minyak Kelapa Namasenyawa

BP: Minyak Kelapa JP: Minyak Kelapa PhEur: Minyak Kelapa, Dimurnikan USP-NF: Minyak Kelapa

pemerian

Kelarutan

Titik lebur Titik leleh stabilitas

(Raymond c rowe, 2009) Minyak kelapa umumnya terjadi sebagai massa putih hingga kuning muda atau Minyak bening tidak berwarna atau kuning muda, dengan sedikit karakteristik bau kelapa dan rasanya yang ringan. Minyak kelapa olahan berwarna putih atau hampir massa putih tidak berbahaya. Bentuk minyak kelapa tergantung pada suhu; terjadi sebagai kuning pucat untuk cairan tidak berwarna antara 280C dan 300C, sebagai semi-padat pada 200C, dan sebagai padatan Kristal keras rapuh di bawah 150C. (Raymond c rowe, 2009). Praktis tidak larut dalam air; bebas larut dalam diklorometana dan dalam minyak bumi ringan (bp: 65–700C); larut dalam eter, Karbon disulfida, dan kloroform; larutpada 600Cdalam 2 bagian etanol (95%) tetapi kurang larut pada suhu yang lebih rendah.(Raymond c rowe, 2009) >4500C. (Raymond c rowe, 2009) 23 – 260C. (Raymond c rowe, 2009) Minyak kelapa tetap bisa dimakan, dan berasa ringan serta tidak enak, untuk beberapa orang tahun dalam kondisi penyimpanan biasa. Namun, pada paparan udara, minyak mudah teroksidasi dan menjadi tengik, memperoleh bau tidak enak dan rasa asam kuat. Simpan dalam wadah yang sempit dan terisi penuh, terlindung dari cahaya disuhu tidak melebihi 250C. Minyak kelapa mungkin mudah terbakar pada suhu tinggi, dan dapat secara spontan panas dan

terbakar

jika

disimpan

dalam

kondisi

panas

dan

basah.(Raymond c rowe, 2009) Inkompatibilitas Fungsi

Minyak kelapa bereaksi dengan zat pengoksidasi, asam dan alkali. Polietilen mudah ditembus minyak kelapa.(Raymond c rowe, 2009) Emollient dan dasar salep. Konsentrasi penggunaan -

Sabun padat: 4 – 20%

-

Sabun: 60 – 75%

(Raymond c rowe, 2009)

NaOH 30%

Nama Senyawa Struktur Molekul

Berat Molekul Pemerian

Kelarutan

Titik lebur Keasamaan/Kebasaan

Sodium Hydroxide (Raymond C. 2009. Hal. 648) NaOH

(Raymond C. 2009. Hal. 648) 40.00 g/mol (Raymond C. 2009. Hal. 648) Ph. Eur. 6.2 (Sodium Hydroxide). Putih atau hampir putih, Kristal massa yang disediakan sebagai pelet, tongkat, atau lempengan. dan mudah menyerap karbon dioksida dan air . USNF 26 (Sodium Hydroxide). Putih atau massa putih, pelet kecil, serpihan, tongkat, atau bentuk lainnya. Keras dan rapuh dan menunjukkan fraktur kristalin. Saat terkena udara itu cepat menyerap kelembaban dan karbon dioksida. (Raymond C. 2009. Hal. 648) Sangat larut dalam air; bebas larut dalam alkohol. Larut 1 dalam 1 dari air; Pelarut Kelarutan pada 200C kecuali dinyatakan lain : Etanol : 1 dalam 7.2 Eter : Praktis tidak larut Gliserin : Larut Metanol : 1 dalam 4.2 Air : 1 dalam 0,9 1 dalam 0,3 pada 1000C (Raymond C. 2009. Hal. 648) 3180C (Raymond C. 2009. Hal. 648) Keasaman / alkalinitas pH 12 (0,05% b / b larutan encer); pH 13 (0,5% b / b larutan encer); pH 14 (5% b / b larutan encer). (Raymond C. 2009. Hal. 648)

Stabilitas

Inkompatibilitas

Fungsi

Kondisi Stabilitas dan Penyimpanan Natrium hidroksida harus disimpan dalam kedap udara bukan logam wadah di tempat yang sejuk dan kering. Saat terpapar udara, natrium hidroksida dengan cepat menyerap kelembapan dan cairan, tetapi selanjutnya menjadi padat kembali karena penyerapan karbon dioksida dan pembentukan natrium karbonat. (Raymond C. 2009. Hal. 648) Sodium hidroksida adalah basa kuat dan tidak cocok dengan apa pun senyawa yang mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi. Itu akan bereaksi dengan asam, ester, dan eter, terutama dalam larutan air. (Raymond C. 2009. Hal. 648) Alkalizing agent; buffering agent (Raymond C. 2009. Hal. 648)

Etanol 96%

Nama Senyawa Struktur Molekul

BP: Ethanol (96%) (Raymond C. 2009. Hal 46 & Pubchem.Etanol) C2H6O

(Raymond C. 2009. Hal 46 & Pubchem.Etanol) 46.07 g/mol (Raymond C. 2009. Hal 46) Pemerian alkohol 'digunakan untuk etanol 95% v / v atau etanol 96% v / v. Alkohol adalah cairan bening, tidak berwarna, mudah bergerak, dan mudah menguap dengan sedikit bau khas dan rasa terbakar. (Raymond C. 2009. Hal 46) Kelarutan Kelarutan Larut dengan kloroform, eter, gliserin, dan air(dengan kenaikan suhu dan kontraksi volume). (Raymond C. 2009. Hal 46) Titik didih / Titik leleh Titik didih 78.150C / Titik lebur -1120C (Raymond C. 2009. Hal 46) Keasamaan/Kebasaan pH 7 (Raymond C. 2009. Hal 46) Stabilitas Larutan etanol berair dapat disterilkan dengan cara autoklaf atau dengan filtrasi dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang dingin (Raymond C. 2009. Hal 46) Inkompatibilitas Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan kuat bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat berwarna lebih gelap karena reaksi dengan jumlah residu aldehida. Garam atau akasia organik dapat diendapkan dari larutan berair atau dispersi. Larutan etanol juga tidak sesuai dengan aluminium wadah dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat. (Raymond C. 2009. Hal 46) Fungsi Pengawet antimikroba; desinfektan; penetran kulit; pelarut. Berat Molekul

Pengawet antimikroba > 10 v/v Desinfektan 60–90 v/v

Mengekstraksi pelarut dalam pembuatan galenik > 85 v/v Pelarut dalam produk topikal 60–90 v/v (Raymond C. 2009. Hal 46)

Sukrosa Nama Senyawa

Sukrosa. (Raymond C, 2009)

Struktur Kimia

C12H22O11

BM = 342.30

(Raymond C, 2009) Kristalin tidak berwarna atau sebagai serbuk kristal putih, tidak Pemerian

berbau, bentuk butiran cenderung seperti kotak, dan memiliki rasa manis. (Raymond C, 2009)

Kelarutan



Tidak larut kloroform



Air (1 dalam 0.5)



Etanol (1 dalam 400) (Raymond C, 2009)

pKa

12.62. (Raymond C, 2009)

Titik leleh

160-186°C. (Raymond C, 2009) Sukrosa memiliki kestabilan yang baik pada suhu kamar dan kelembaban menengah. Sukrosa mampu menyerap uap air sebanyak 1% dimana akan dilepaskan jika dipanaskan pada suhu

Stabilitas

90°C.Sukrosa akan berubah menjadi karamel ketika dipanaskan pada suhu 160°C.Larutan sukrosa cenderung dapat terfermentasi oleh mikroorganisme namun tidak terdekomposisi apabila dalam konsentrasi tinggi.Larutan sukrosa dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. (Raymond C, 2009)

Inkompatibilitas

Sukrosa bubuk dapat terkontaminasi oleh logam berat, yang menyebabkan inkompatibilitas dengan bahan aktif, seperti

contohnya asam askorbat.Sukrosa juga dapat terkontaminasi dengan

sulfit

yang

diperoleh

dari

proses

pemurnian

sukrosa.Dengan kandungan sulfit yang tinggi, warna dapat berubah pada tablet salut gula.Jika bertemu asam, sukrosa akan terhidrolisis atau terinversi menjadi dekstrosa dan fruktosa (gula invert). (Raymond C, 2009) Fungsi

Pemanis, diluent, peningkat viskositas. (Raymond C, 2009)

Gliserin Nama Senyawa

Gliserin. (Raymond C, 2009)

Struktur Kimia C3H8O3

BM = 92.09

(Raymond C, 2009) Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis; hanya Pemerian

boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus. (Depkes RI, FI V, 2014) Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam

Kelarutan

kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap. (Depkes RI, FI V, 2014)

Titik leleh

17.8° C. (Raymond C, 2009) Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak teroksidasi dalam

Stabilitas

kondisi

penyimpanan.

Gliserin murni tidak mudah mengalami oksidasi atmosfer di bawah kondisi penyimpanan biasa, tapi terurai pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun.Campuran dari gliserin dengan air, ethanol (95%) dan PPG stabil secara kimiawi.

(Raymond C, 2009) Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidasi agent seperti

chromium

trioxide,

kalium

klorat

atau

kalium

permanganate. Dalam larutan encer, reaksi lebih lambat dengan pembentukan Inkompatibilitas

produk

oksidasi.

Perubahan

warna

hitam

padagliserin terjadi dengan adanya cahaya, atau kontak dengan seng oksidaatau bismut nitrat dasar.Kontaminan dengan besi pada gliserin dapat menyebabkan penggelapan pada campuran warna mengandung fenol,salisilat dan tannin. Glicerin terdiri dari asam boric kompleks, asam gliseroboric, dimana lebih asam dari asam boric. (Raymond C, 2009)

Fungsi

Konsentrasi

Antimicrobial preservative, kosolven, emollient, humektan. (Raymond C, 2009) 

Antimicrobial preservatives < 20%



Emollient ≤ 30%



Humektan ≤ 30%

(Raymond C, 2009)

Na2EDTA Nama senyawa Struktur molekul

disodium EDTA (Raymond C, 2009)

(Raymond C, 2009) Rumus molekul

Berat molekul

C10H14N2Na2O8 (for anhydrous) C10H18N2Na2O10 (for dihydrate) (Raymond C, 2009) 336.2 (for anhydrous) 372.2 (for dihydrate) (Raymond C, 2009)

Pemerian Kelarutan

Titik leleh Keasaman Stabilitas

Inkompatibilitas Fungsi

Kristal putih, tidak berbau, sedikit rasa asam, higroskopik (Raymond C, 2009) praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol 95%, larut dalam 11 bagian air (Raymond C, 2009) 252oC(for dihydrate) (Raymond C, 2009) pH: 4.3-4.7 dalam 1% larutan w/w (Raymond C, 2009) garam EDTA lebih stabil dari bentuk aslinya yaitu asam EDTA. Walaupun begitu, disodium EDTA akan kehilangan air pada proses kristalisasi pada pemnanasan hingga 120oC. disodium EDTA higroskopik dan menjadi tidak stabil ketika lingkungan lembab. Harus disimpan pada wadah tertutup ditempat yang sejuk dan kering (Raymond C, 2009) zat pengoksidasi kuat, basa buat, metal ionan metal campuran (Raymond C, 2009) chelating agent (0.005-0.1%) (Raymond C, 2009)

Dapus National Center for Biotechnology Information. PubChem. Ethanol, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/702 (accessed on Mar. 21, 2019)

CID=702,

Rowe, Raymond C, dkk. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed. Pharmaceutical Press, USA. Hal: 648. Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London. National Center for Biotechnology Information. PubChem. Sodium hydroxide, CID=14798, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/14798 (accessed on Mar. 21, 2019)

Related Documents


More Documents from "Diemas Alfian"