4_6037388167382828260.docx

  • Uploaded by: Hania Amien
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4_6037388167382828260.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,059
  • Pages: 7
kulgram 27/02/2019 kali ini mas @dewaprayoga akan bahas tentang β€œPERSONAL BRANDING CANVAS” Pastikan simak sampai akhir ya.. 😊 Saya termasuk orang yang berkeyakinan bahwa personal brand itu penting. Disaat ada beberapa orang yang menganggap sebaliknya, Saya justru kekeuh dengan keyakinan tersebut. Beberapa yang tidak setuju dengan pentingnya personal brand beranggapan bahwa yang terpenting bagi mereka adalah brand perusahaan, bukan personal. Ada juga diantara mereka menganggap bahwa yang terpenting produk yang ngangenin, bukan personalnya. Itulah alasannya... Apapun alasannya, Saya tetap berkeyakinan bahwa personal brand itu penting. Sangat penting. Kenapa? Yuk kita bahas alasan kuatnya... Pertama, MENAIKKAN KREDIBILITAS & OTORITAS. Disadari atau tidak... Orang yang memiliki kredibilitas dan otoritas cenderung lebih didengar ketimbang orang biasa-biasa saja. Saking pentingnya, Jack Ma sampe-sampe punya quote khusus, bunyinya: "Ketika kamu miskin, belum sukses, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti kentut. Tapi ketika kamu kaya dan sukses, kentutmu terdengar sangat bijak dan menginspirasi". Hahaha 😊 Perkataan tersebut sejalan dengan cerita Tukul Arwana yang dulu pernah diwawancara sama Mario Teguh salah satu program acaranya: "Dulu pas Saya gak terkenal, ngomong bener gak ada yang bener. Sekarang pas Saya udah terkenal, ngomong salah aja banyak yang denger". Hehehe... Paham kan maksudnya? Itulah pentingnya personal brand, menaikkan kredibilitas dan otoritas. Saya pun turut merasakan... Dulu pas Saya masih hutang 7,7 miliar, banyak orang yang nyibir dan nyinyir ke Saya, "Halah, bangkrut kok ngajar". Tapi pas udah bangkit dan hutangnya lunas, hampir semua orang yang nyibir sekarang malah justru jadi fans. Cieee... Kok tahu? Ya iyalah tahu, wong mereka sering belanja buku-buku Saya. He Ya, ini bicara terkait kredibilitas. Siapa yang punya kredibilitas lebih tinggi, dialah yang akan lebih dipercaya. Ngomong pun didenger, karena gak cuma OMDO (omong doang). Termasuk perihal otoritas (authority). Siapa yang punya otoritas lebih tinggi, dialah yang akan lebih didengar. Buktinya? Soal kesehatan, omongan dokter lebih didengar ketimbang omongan montir. Soal mesin, omongan montir lebih didengar ketimbang omongan pengacara.

Soal hukum, omongan pengacara lebih didengar ketimbang omongan dokter. ...dan seterusnya. Kenapa begitu? Karena punya otoritas. Kompetensinya jelas. Personal brandnya pun jelas. Kedua, MENDATANGKAN FOLLOWERS. Seseorang dengan personal brand yang kuat akan mendatangkan followers yang banyak. Gak percaya? Lihatlah artis. Personal brand mereka rata-rata kuat, buktinya kita kenal mereka. Itulah kenapa, followersnya banyak. Efeknya ya begitu. Dan pastinya kita tahu... Makin banyak followersnya, makin banyak marketnya. Itu artinya, makin kuat personal brandnya, makin banyak followersnya, dan makin besar potensi marketnya. Kebayang? Jangan heran, fenomena endorse artis dan selebgram merajalela di Instagram. Kenapa? Karena mereka memiliki jumlah followers sangat banyak. "Ih hebat ya dia mah followersnya banyak..." Jangan iri sama mereka, karena mereka membangun personal brandnya gak sebentar, alias lama. Kalau mau kaya mereka, ya bangun personal brand juga. "Pantes lah dia mah jualannya laris mulu, wong followersnya banyak..." Lha kalau followers banyak bisa membuat jualan kita laris mulu, kenapa situ gak punya followers banyak? Dasar tukang komen. Iri. Hasut. Dengki. PLAK!!! 😊😊😊😊 Ketiga, MENINGGALKAN LEGACY. Maksudnya, meninggalkan warisan kepada orang-orang dan membuat mereka sadar bahwa kita itu ADA. Jangan sampai, mati dan hidupnya kita, benar-benar gak guna. Hidup, gak manfaat. Mati, yowis. Gak ngefek. JLEB! Teringat perkataan Pak @Subiakto , Praktisi Brand di Indonesia, beliau pernah bilang: "Personal branding itu penting, agar saat 'pulang', ada yang 'dikenang'...". #JLEBbanget Artinya, jangan sampai kita hidup ini cuma numpang lewat doang. Permisiiiii... Udah weh! Ey. Teu lucu. Makanya, harus ninggalin jejak. Ninggalin warisan kebaikan... Dengan personal brand yang kuat, secara tidak disadari akan memudahkan kita dalam meninggalkan jejak di kehidupan. Ngomong baik, didenger. Ngajarin, orang ngerti. Sharing, banyak yang ngeshare. ...dan masih banyak kebaikan lainnya. "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya" Jadi, bangun personal brand jangan cuma kepentingan bisnis mulu, tapi pikirin tuh hidupmu juga. Ini bukan tentang kenal gak dikenal, tapi tentang ninggalin jejak di kehidupan.

Jangan ke-PD-an bakal hidup lama. Kita semua tahu, mati itu misteri. Kecuali Anda ngerasa yakin bakal hidup selamanya (dan berbisnis selamanya), gak akan mati, ya gak usah bangun personal brand. Bangun aja tuh brand produk & perusahaanmu terus.... Moga paham maksudnya ya... Rada spiritual soalnya... Lantas, apa itu Personal Branding? Mengutip perkataan Jezz Bezos, Founder Amazon, salah seorang terkaya di dunia saat ini, "Personal brand adalah apa yang dikatakan orang lain tentang kita saat kita tidak ada dalam ruangan....". Jadi, apa yang kamu katakan, apa yang kamu pakai, apa yang kamu lakukan, secara tidak sadar akan membentuk personal brand Anda. Sayang seribu sayang... Saat ini banyak orang salah kaprah. Mereka mengira personal brand adalah personal promotion. Alhasil, mereka gila-gilaan mempromosikan siapa dirinya, "Ini lho aku!" atau "Aku tuh begini lho...". Aih, Preeet!!! Itu namanya personal promotion, bukan personal branding. #Miskonsepsi Cara gampang ngetes seberapa kuat personal brand Anda di era after Google saat ini adalah dengan mengetik nama Anda di mesin pencarian Google. Nongol gak tuh namanya. Atau, ketik nama Anda di Youtube, muncul gak tuh namanya. Atau paling gampang, tulis aja status di Facebook, isinya begini: "Apa yang terlintas spontan dalam benak Anda ketika mendengar nama (Nama Anda)?" Ayo coba praktek langsung, buat status di Facebook... Ayo.. Jangan ditunda2. Kalau jawabannya banyak dan sama, artinya personal brand Anda sudah sangat kuat. Kalau jawabannya banyak tapi gak sama, artinya personal brand Anda belum cukup kuat. Kalau jawabannya sedikit dan sama, artinya personal brand Anda cukup kuat. Kalau jawabannya sedikit dan gak sama, artinya Anda gak punya personal brand. Hehe 😊 Jangan baper. Mikir! Evaluasi diri... Bahkan, untuk ngetes seberapa berpengaruh Anda terhadap teman-teman Facebook Anda, cobalah buat status begini: "Lagi bersih-bersih Friendlist nih. Yang gak mau diunfriend, please komen ya!" Kalau yang komen banyak, artinya Anda punya pengaruh terhadap mereka. Kalau yang komen dikit, artinya Anda gak punya pengaruh terhadap mereka. Bahkan, kalau lebih berani lagi, Anda ikuti cara Saya, untuk ngetes seberapa bernilai Anda di mata teman-teman Anda. Cobalah buat status begini: "Kalau komen status ini gak tembus 1000 komen, Saya akan puasa Facebook selama 3 bulan". Kalau yang komen banyak, artinya keberadaan Anda di Facebook dinantikan banyak orang. Kalau yang komen dikit, jangan-jangan ada gak adanya Anda di Facebook gak ngefek. Moga kelak pas meninggal gak gitu. Aaamiin... Muncul pertanyaan... Bagaimana cara membangun personal brand yang kuat? Itu dia, kita akan gunakan Personal Brand Canvas

Personal Brand Canvas ini bukan buatan Saya, berbeda dengan Extreme Funneling Canvas, Product Launch Canvas, dan Supersonic Copywriting Canvas, yang megang sengaja Saya desain untuk membantu para peserta yang hadir di workshop-workshop yang diselenggarakan oleh Billionaire Coach. Lantas, buatan siapa? Personal Brand Canvas dibuat oleh Luigi Centenaro, founder Bigname, asal Italia. Sama seperti Saya, dia terinspirasi dari Business Model Canvas yang didesain oleh Alexander Osterwalder dari Strategyzer. Karena memang adanya Canvas ini ngebantu banget... Yuk ah, kita mulai masuk ke Canvasnya... Silakan save gambar Canvasnya. Bila perlu, print di ukuran A3, tempel di dinding tempat kerja Anda, supaya bisa ngelihat tiap hari. Kalau kawan-kawan perhatikan, ada 10 blok yang ada dalam Personal Brand Canvas. Kesemua blok tersebut akan membantu kita yang bener-bener serius ingin bangun Personal Brand yang kuat. Saya sudah membuatnya, sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, mempraktikkannya dalam bisnis dan kehidupan, serta terus berusaha konsisten (istiqomah) dengan desain Personal Brand yang dibuat. Alhamdulillah... Saya bahas maksud dan penjelasan dari setiap blok di canvasnya ya. Runut... Pertama, SKILLS. Apa yang bisa kamu lakukan? Keterampilan apa yang kamu miliki? Kemampuan apa yang kamu kuasai? Ingat, personal brand yang bagus dan benar dibangun atas dasar KOMPETENSI, bukan PENCITRAAN Artinya, harus berbasis skill Kemampuan dan bakat apa yang Anda punya? Kembangkan... Keterampilan teknis apa yang Anda miliki? Latih terus-terusan... Keahlian apa yang Ada punya? Pertahankan... Anda harus nemu jawabannya... Setelah Anda menemukan jawabannya, isi di bagian kolom SKILLS. β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya di bagian SKILLS: Selling, Marketing, Copywriting, Digital Marketing, Advertising, Story Telling, Covert Selling, Email Marketing, FB Ads, List Building, Public Speaking, Writing, Hypnosis, Coaching, Mentoring, dan Training Pertanyaannya, apa yang akan Anda isikan di kolom SKILLS? Silakan pikirkan Kedua, PROFESSION. Apa yang kamu lakukan? Apa pekerjaanmu? Apa profesimu? Intinya, dengan skills yang Anda miliki tersebut, akhirnya membuat Anda AHLI di PROFESI yang Anda jalankan Ingat, harus sampai AHLI, gak cuma sekadar BISA, apalagi cuma TAHU. Kebanyakan orang, mereka punya profesi yang setengah-setengah. Cuma sekadar bisa doang, ahli mah kagak! β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya di bagian PROFESSION: Business Owner, Internet Marketer, Best Selling Author, Affiliate Marketer, Trainer, Business Coach

Alhamdulillah, semuanya bisa fokus, karena core kompetensi Saya: SELLING Sebagai Business Owner, cuma bangun perusahaan yang fokus distribusi, bukan produksi Sebagai Internet Marketer dan Affiliate Marketer, udah jelas banget. Tugasnya jualan Sebagai Best Selling Author, Saya nulis buku-buku tentang Penjualan Sebagi Trainer, di workshop ExtremeFunneling.com, di ProductLaunchDynamite.com, di SupersonicCopywriting.com, goal besarnya adalah jualan dan naikin omset Sebagai Business Coach, fokusnya pun bagian yang naikin omset, bukan operasional Kebayang ya? Ketiga, REASON TO BELIEVE Kenapa kamu dipercaya? Kenapa kamu mesti dipercaya? Apa yang membuatmu sangat dipercaya oleh audience? Selain atas dasar KOMPETENSI, personal brand yang kuat juga dibangun dengan PRESTASI & REPUTASI. Inilah yang dimaksud Reason to Believe Pengalaman profesionalnya gimana... Portofolionya gimana... Opini orang terhadapmu gimana... Endorsement orang padamu gimana... Ijazah/gelarmu apa... Sertifikasimu apa aja... Reward yang kamu dapat apa aja... ...dan sejenisnya Intinya, yang berhubungan dengan REPUTASI & PRESTASI. β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya si bagian REASON TO BELIEVE: - 23x Menang Kontes Affiliate Marketing di Indonesia - 12x Launching Buku Best Seller - Punya 8 Unit Bisnis sekaligus - License Master Practitioner of NLP - Founder Jago Jualan - Alumni dan Menteenya Tembus Miliaran per Bulan ...dan masih banyak lagi Keempat, IDENTITY Apa yang membuat Anda unik? Apa yang membuatmu spesial di mata audience? Usianya berapa... Karakter dan kepribadiannya gimana... Kenalan dan jaringannya gimana... Minat dan hasratnya (passionnya) apa... Visi dan misinya apa... Value yang diperjuangkan apa... Gaya Pakaiannya seperti apa.. ...dan sejenisnya β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊

Ini adalah isian canvas Saya di bagian IDENTITY: Humble, Songong, Blak-Blakan, Muda, Menginspirasi, Memotivasi, Ngomporin, Spiritualis, Tukang Jualan, Kaosan, dll Kelima, PROMISE Apa untungnya buat mereka? Apa janji yang bisa kamu berikan? Ketika market Anda kenal kamu, mereka jadi gimana? Apa mimpi yang kamu jual ke mereka? β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya di bagian PROMISE: Omset Naik Signifikan. Jago Jualan. Keenam, AUDIENCE. Siapa yang perlu tahu kamu? Siapa yang harus kenal kamu? Siapa yang ingin kamu pengaruhi? Gampangnya, marketmu siapa? Udah clear lah ya, udah sering dibahas Behaviournya.. Demografisnya... Geografisnya... Psikografisnya... Ini kalau di kelasnya Mas @Dodi_Neyma_Identity_Brand, detail banget jelasinnya. Saran Saya, ikut aja kelasnya: http://brandmasterclass.id β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya di bagian AUDIENCE: Usia 21-35 tahun. Tinggal di Kota. Punya Akses Internet. Minat di dunia Bisnis. Profesinya:Pengusaha, Internet Marketer, Pebisnis Online, Pedagang Online, Business Owner, Reseller, Agen, Distributor Ketujuh, COMMUNICATION Bagaimana mereka mengenalmu? Bagaimana mereka bisa tahu kamu? Kalau di Business Model Canvas, ini serupa dengan Channel Intinya, gimana cara kamu nyentuh Audiencemu itu Pake media apa? Pakai cara apa? β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya di bagian COMMUNICATION: Facebook, Instagram, Telegram, Youtube, Event, Seminar, Workshop, Webinar, Buku Kedelapan, POSITIONING.

Siapa kamu? Apa titelmu? Apa yang nempel di audience? Positioning itu tentang apa yang NEMPEL DI BENAK AUDIENCE Ini jelasinnya panjang banget. Lagi-lagi, Saya rekomendasiin kelas brandmasterclass.id nya Mas @Dodi_Neyma_Identity_Brand. Ikut aja sana. Gak ada ruginya β€œKang, kasih contoh, dong...” 😊 Ini adalah isian canvas Saya di bagian POSITIONING: Dewa Selling (Jago Jualan) Kesembilan, RESULTS. Apa yang kamu dapatkan lewat Personal Branding? Ini lebih ke strong why kalian bangun personal brand. Hasil yang didapat apa. Selain 3 poin awal yang Saya jelaskan, inilah alasan lainnya: 1. Diketahui: orang tahu tentang Anda dan / atau mengenali Anda 2. Dipahami: orang mengerti apa yang Anda lakukan 3. Dinilai: orang mengerti apa yang Anda lakukan 4. Dianggap: orang menganggap Anda sebagai seseorang yang bernilai 5. Disukai: orang menyukai Anda 6. Dipilih: orang memilih Anda daripada orang lain 7. Direkomendasikan: orang merekomendasikan Anda kepada orang lain dan menyebarkan berita tentang Anda secara positif Kebayang ya? Kesepuluh, INVESTMENTS Apa yang kamu butuhkan? Apa yang mesti kamu pelajari? Investasi leher ke atas berupa apa yang harus Anda keluarkan untuk menyukseskan dan meguatkan personal brand Anda tersebut? Baca buku.... Ikut Workshop... Join ecourse Saya melakukannya tiap bulan Kalau Anda bingung baca buku apa, sering-sering kunjungi http://billionaireatore.co.id aja. Hehe 😊 Kalau Anda mau ikut workshop, pantau terus info-info workshop dari Saya Terdekat supersoniccopywriting.com, setelah brandmasterclass.id nya Mas @Dodi_Neyma_Identity_Brand Kalau ecourse, japri aja @Didit4ditia atau @Tonialbarokah . Butuh ilmu apa, tinggal bilang. Nanti direkomendasikan. Tamat

More Documents from "Hania Amien"