Vol. 4, No. 3, 2006
KHASIAT DAN PRODUK OLAHAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) • Pendahuluan • Komposisi Kimia • Jambu Biji Sebagai Obat • Produk Olahan Jambu Biji dan Daun Jambu Biji • Kesimpulan
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
1
INFO RISTEK Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol. 4 No. 3, 2006 Diterbitkan oleh: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Alamat: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710 - Indonesia Telepon : 021-5733465 ext 406, 407 Fax : 021-5733467 E-mail :
[email protected];
[email protected] Website : http//www.pdii.lipi.go.id Dewan redaksi: Penanggung jawab Anggota
Distribusi
: Kepala PDII – LIPI : Sri Hartinah Mahmudi Ambar Yoganingrum Budi Nugroho Ira Maryati : Sumirah Ariyanti Inne Fathulaini M. Djaenudin
ISSN 1693-184X INFO RISTEK adalah media informasi riset-riset terbaru dari berbagai kajian dan disiplin ilmu, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Untuk informasi substansi lebih lanjut, peminat disarankan menghubungi peneliti bersangkutan atau melalui dokumen sumber. INFO RISTEK terbit setiap 2 bulan dan dapat dilanggan melalui permohonan lewat e-mail, telepon, fax atau surat ke alamat redaksi. 2
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
I. Pendahuluan Jambu biji (Psidium guajava L.) juga dikenal dengan nama Glima Breueh (Aceh), Masiambu (Nias), Jambu Biawas,Jambu Biji, Jambu Pertukal, Jambu Susu, (Ind.), Jambu Klutuk (Sunda), (Heyne, 1987). Jambu biji dalam bahasa inggris sering disebut Lambo Guava, Common Guava, Yellow Guava, atau Apple Guava (Dweck, Anthony C., 2001 ). Selama ini orang hanya mengenal jambu biji sebagai buah untuk dikonsumsi sebagai sumber vitamin C. Namun belum banyak yang mengetahui bahwa selain sebagai sumber vitamin C, jambu biji juga merupakan obat cukup ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes melitus, demam berdarah, dan diare. Penelitian mengenai kemampuan jambu biji sebagai obat telah banyak dilakukan, diantaranya oleh E.A. Conde Garcia, V.T. Nascimento dan A.B. Santiago Santos (2003), Rosangela de Oliveira Teixeira, et.al. (2003), I Ketut Adnyana (2004), Aulia Ajizah (2004), Vieira (2001), Qian et al. (2004), Belemtougri et al. (2006), dan Masonari Sunagawa; et.al. (2004). Potensi jambu biji di Indonesia untuk dijadikan obat alternatif terhadap berbagai penyakit sangat besar. Hal ini disebabkan karena jambu biji mudah ditemukan di Indonesia, dan harganya relatif terjangkau. Mengapa tanaman ini mudah ditemukan di Indonesia? Sebenarnya tanaman jambu biji berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand dan kemudian ke negara Asia seperti Indonesia. Jambu biji yang berkembang di Indonesia terdiri dari beberapa varietas diantaranya yaitu: Jambu sukun (jambu tanpa biji, tumbuh secara partenokarpi dan bila
tumbuh dekat dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali), jambu bangkok (buahnya besar, dagingnya tebal dan sedikit bijinya, rasanya agak hambar), setelah diadakan percampuran dengan jambu susu rasanya berubah asam-asam manis, jambu merah, jambu pasar minggu, jambu sari, jambu apel, jambu palembang, dan jambu merah getas (Kemal Prihatman, 2000). Meskipun jambu biji terdiri dari beberapa jenis, tetapi pada umumnya tanaman jambu biji merupakan tanaman buah jenis perdu, dengan batang yang memiliki kulit kayu bersisik coklat kehijauan. Bunganya berwarna putih dan wangi. Daunnya tumbuh menyilang dengan tangkai yang pendek, panjang daun hingga 15 cm. Buah jambu biji berbentuk bulat atau oval. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 9 meter (Kemal Prihatman, 2000). Buah jambu biji biasa dikonsumsi langsung dalam keadaan setengah matang yaitu kulit buah berwarna hijau dan dagingnya berwarna putih dan rasanya manis seperti apel, atau bisa juga dikonsumsi dalam keadaan sangat matang yaitu kulit buah berwarna kekuningan dan dagingnya berwarna putih sampai merah cerah. Selain buahnya, bagian dari tanaman ini yang sering digunakan sebagai obat yaitu daunnya. Daun jambu biji biasa digunakan sebagai minuman seperti halnya teh. (E.A. Conde Garcia, V.T. Nascimento dan A.B. Santiago Santos, 2003) II. Komposisi Kimia A. Buah Jambu Biji Menurut Anthony C. Dweck (2001) buah jambu biji dapat dijadikan sebagai obat alternatif karena mengandung berbagai zat yang Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
3
berfungsi sebagai penghambat berbagai jenis penyakit, diantaranya jenis flavonoid, minyak atsiri, dan juga terdapat saponin berkombinasi dengan asam oleanolat., Morin-3-O±-L-lyxopyranoside, dan morin-3-O-±Larabopyranoside dan flavonoid, guaijavarin (Gambar 1), dan quercetin (Gambar 2). Komposisi kimia jambu biji dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1. Guaijavarin
Gambar 2. Quercetin
Tabel 1. Komposisi Kimia Buah Jambu Biji Nutrisi Units Value per Number Std. 100 grams of Data Galat Points Proximates Water g 80.80 2 0 Energy kcal 68 0 0 Energy kj 285 0 0 Protein g 2.55 2 0 Total lipid (fat) g 0.95 2 0 Ash g 1.39 2 0 Carbohydrate, by difference g 14.32 0 0 Fiber, total dietary g 5.4 0 0 Sugars, total g 8.92 0 0 Minerals Calcium, Ca mg 18 2 0 Iron, Fe mg 0.26 2 0 Magnesium, Mg mg 22 2 0 Phosphorus, P mg 40 2 0 Potassium, K mg 417 2 0 Sodium, Na mg 2 2 0 Zinc, Zn mg 0.23 2 0 Copper, Cu mg 0.230 2 0 Manganese, Mn mg 0.150 2 0 Selenium, Se mcg 0.6 0 0 Vitamins Vitamin C, total ascorbic acid mg 228.3 2 0 4
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
Thiamin mg 0.067 2 0 Riboflavin mg 0.040 2 0 Niacin mg 1.084 2 0 Pantothenic acid mg 0.451 2 0 Vitamin B-6 mg 0.110 2 0 Folate, total mcg 49 2 0 Folic acid mcg 0 0 0 Folate, food mcg 49 2 0 Folate, DFE mcg_DFE 49 0 0 Vitamin B-12 mcg 0.00 0 0 Vitamin B-12, added mcg 0.00 0 0 Vitamin A, IU IU 624 0 0 Vitamin A, RAE mcg_RAE 31 0 0 Retinol mcg 0 0 0 Vitamin E (alpha-tocopherol) mg 0.73 0 0 Vitamin E, added mg 0.00 0 0 Vitamin K (phylloquinone) mcg 2.6 0 0 Lipids Fatty acids, total saturated g 0.272 0 0 Fatty acids, total monounsaturated g 0.087 0 0 Fatty acids, total polyunsaturated g 0.401 0 0 Cholesterol mg 0 0 0 Amino acids Tryptophan g 0.022 0 0 Threonine g 0.096 0 0 Isoleucine g 0.093 0 0 Leucine g 0.171 0 0 Lysine g 0.072 0 0 Methionine g 0.016 0 0 Phenylalanine g 0.006 0 0 Tyrosine g 0.031 0 0 Valine g 0.087 0 0 Arginine g 0.065 0 0 Histidine g 0.022 0 0 Alanine g 0.128 0 0 Aspartic acid g 0.162 0 0 Glutamic acid g 0.333 0 0 Glycine g 0.128 0 0 Proline g 0.078 0 0 Serine g 0.075 0 0 Other Alcohol, ethyl g 0.0 0 0 Caffeine mg 0 0 0 Theobromine mg 0 0 0 Carotene, beta mcg 374 21 205.562 Carotene, alpha mcg 0 2 0 Cryptoxanthin, beta mcg 0 2 0 Lycopene mcg 5204 19 106.75 Lutein + zeaxanthin mcg 0 0 0 Sumber: USDA Nutrient Database for Standard Reference, Release 14 (July 2001)
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
5
Kandungan karbohidrat yang dihasilkan 100 gram jambu biji sebesar 14,32 gram; ditetapkan berdasarkan perhitungan Carbohydrate by difference yang dilakukan dengan cara menghitung selisih pengurangan total kandungan jambu biji dikurangi kandungan total lemak,
total protein, air, dan mineral. Dari 14.32 gram karbohidrat dihasilkan 285 kj kalori. Selain itu buah jambu biji juga mengandung beberapa jenis minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri yang paling banyak dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Minyak Atsiri Buah Jambu Biji Jenis Minyak Atsiri Jumlah (%) hexanal 65.9% γ-butyrolactone (7.6%) (E)-2-hexenal (7.4%) (E)-2-hexenal (7.4%) (E,E)-2,4-hexadienal (2.2%) (Z)-3-hexenal (2%) (Z)-2-hexenal (1%) (Z)-3-hexenyl acetate (1.3%) phenol (1.6%) β-caryophyllene (24.1%) nerolidol (17.3%) 3-phenylpropyl acetate (5.3%) caryophyllene oxide (5.1%) Sumber : [Paniandy et al, 2000]. B. Daun Jambu Biji Daun jambu biji mengandung total minyak 6% dan minyak atsiri 0,365% [Burkill, 1997], 3,15% resin, 8,5% tannin, dan lain-lain. Komposisi utama minyak atsiri yaitu ±-pinene (Gambar 3.), ²-pinene limonene, menthol, terpenyl acetate, isopropyl alcohol, longicyclene, caryophyllene, ²bisabolene, caryophyllene oxide, ²copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and curcumene [Zakaria, 1994]. Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung nerolidiol, ²-sitosterol, ursolic, crategolic, dan guayavolic acids. Selain itu juga mengandung minyak atsiri 6
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
yang kaya akan cineol dan empat triterpenic acids sebaik ketiga jenis flavonoid yaitu; quercetin, 3-L-4-4arabinofuranoside (avicularin) (Gambar 4.) dan 3-L-4-pyranoside dengan aktivitas anti bakteri yang tinggi [Oliver-Bever, 1986]. Gambar 3. µ Pinene
Gambar 4. avicularin
III. Jambu biji sebagai obat Mengobati diabetes melitus Ekstrak buah dan daun jambu biji mengandung guava polyphenol yang bersifat anti oksidan. Hasil penelitian Masanori Sunagawa; dkk (2004) menyebutkan bahwa konsumsi ekstrak jambu biji tidak menurunkan kandungan glukosa dalam darah pada jangka waktu cepat setelah pemberian glukosa. Tetapi kandungan glukosa dalam darah menurun dalam jangka waktu lama setelah pemberian ekstrak jambu biji. Penurunan kandungan glukosa dalam darah disebabkan karena adanya stimulasi sekresi insulin setelah mengkonsumsi ekstrak buah jambu biji dalam jangka waktu lama. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kandungan insulin dalam darah setelah pemberian ekstrak jambu biji. Grafik perubahan kandungan glukosa dalam darah dan konsentrasi plasma insulin dalam darah dapat dilihat pada Gambar 5.
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
7
Gambar 5. Perubahan Kandungan Glukosa dan Plasma Insulin dalam Darah Setelah Pemberian Ekstrak Buah Jambu Biji.
Dalam penelitian tersebut digunakan jus jambu biji yang dilarutkan dalam air konsentrasi 25% yang dikonsumsi selama 32 minggu.
8
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
Mengobati diare Bagian dari jambu biji yang digunakan untuk mengobati diare pada umumnya adalah bagian daun. Daun jambu biji mengandung tanin dan zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Vieira; dkk. (2001) melalui penelitiannya telah membuktikan bahwa ekstrak daun jambu biji dalam etanol, aseton, dan air dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare yaitu Staphylococcus aureus dan E. Coli. Daya hambat ekstrak jambu biji terhadap beberapa jenis bakteri pada penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Efek Mikrobisidal dari Ekstrak Jambu Biji Terhadap Sifat Toksin Isolat Strain aureus dan E. coli dari Ikan dan Kulit Udang.
S.
Diameter halos (mm) Ekstrak
Konsentrasi
Strains S. aureus2
S. aureus1
Etanol
Aseton
Air
E. Coli1
E. Coli2
20%
*
*
18
20
50%
20
20
18
20
60%
28
30
32
30
80%
20
25
21
20
20%
*
*
15
15
50%
15
15
20
20
60%
26
30
30
29
80%
27
27
26
20
-
26
28
31
27
20
20
20 20 * = tes tidak dilakukan pada konsentrasi tersebut Strain 1 isolat dari ikan; Strain 2 dari isolat dari udang Sumber : Vieira; et. Al. 2001. Ket:
Menurut Adnyana (2004) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100 mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs 70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ ml). Dalam penelitian tersebut
efektivitas ekstrak daun jambu biji daging buah putih dibandingkan dengan yang berwarna merah sebagai antidiare berdasarkan aktivitas antimikroba, konsistensi feses, berat feses, waktu diare, dan uji waktu lintas usus. Aktivitas ekstrak daun jambu biji terhadap pertumbuhan berbagai jenis bakteri penyebab diare dapat dilihat pada Tabel 4.
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
9
Tabel 4
Aktivitas ekstrak terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae, Shigella flexneri, S. typhi, E. coli. Konsentrasi Kelompok Pertumbuhan bakteri (mg/ ml) Shigella Shigella S. typhi E. Coli dysentriae flexneri 10 + + + + 20 + + + + 30 + + + 40 + Ekstrak 50 + etanol jambu biji daging 60 buah putih 70 80 90 100 10 + + + + 20 + + + + 30 + + + + 40 + + + + Ekstrak 50 + + + + etanol jambu biji daging 60 + + buah merah 70 + 80 + 90 + 100 + Keterangan : n = 5, + = ada pertumbuhan, - = tidak ada pertumbuhan Sumber : I Ketut Adnyana; dkk. (2004).
Mengobati demam berdarah Seperti diketahui, demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler. Sampai saat ini obat demam berdarah memang belum ditemukan. Tak heran bila pola pengobatannya pun hanya bersifat pendukung semata (Sampurno, 2004). Namun penelitian terbaru mengungkapkan bahwa virus penyebab demam berdarah dapat dihambat pertumbuhannya. Hasil penelitian kerja sama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan Fakultas Kedokteran Univer 10
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
sitas Airlangga Surabaya menunjukkan ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Pada penelitian tersebut digunakan hewan model mencit dengan pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan juga bahwa ekstrak daun jambu biji terbukti dapat meningkatkan jumlah sel hemopoetik terutama megakriosit pada preparat dan kultur sumsum tulang mencit. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan
hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi. Pada uji keamanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis tidak toksik (Fu et. Al., 1992. Pengujian lebih lanjut dilakukan tim peneliti dipimpin oleh Prof. DR. Dr. Sugeng Sugijanto DSA dan dr M. Nasrudin untuk pasien DBD anak, Prof. dr. Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD dewasa (2004) pada penelitian tersebut diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat dijadikan obat antivirus dengue berupa suplemen yang dipasarkan ke masyarakat. Di antaranya dalam bentuk kapsul buat orang dewasa dan sirup untuk anak-anak. Daun jambu biji tua dapat menghambat pertumbuhan virus penyebab demam berdarah karena ternyata mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat, diantaranya kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin. Quersetin dan rutin merupakan senyawa-senyawa flavonoid yang biasa ditemukan dalam kelas Angiosermae. ( Yanti Maryanty. 2005). Quersetin adalah senyawa golongan flavonoid jenis flavonol dan flavon, senyawa ini banyak terdapat pada tanaman famili myrtaceae dan solanacea. Telah dikenal sejumlah glikosida flavonol yaitu turunan dari quersetin , diantaranya adalah quersetin –3-Lrhamonoside atau quersitrin yang digunakan untuk pewarna tekstil, quersetin–3-rutinoside yang biasa disebut rutin dan quersetin 3 glukoside atau isoquersitrin yang berkhasiat diantaranya untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia. Senyawa rutin terdapat dalam tanaman tembakau dari famili Solanaceae dan Eucalyptus macrorynh
dari familia Myrtaceae (Harborne, 1987). dalam (Sri Yuliani,Laba Udarno, dan Eni Hayani, 2003). Quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yaitu enzim yang diperlukan oleh virus untuk mereplikasi diri (Daniel Irawan, 2006). Berarti Quersetin dapat menghambat pertumbuhan virus berinti RNA. Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavovirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang.. Variasi genetik berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 2,6 - 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 1,3 - 7,7 % untuk tingkat protein (Fu et al, 1992. IV. Produk Olahan Jambu Biji dan Daun Jambu Biji Karena jambu biji memiliki banyak khasiat seperti telah disebutkan sebelumnya, maka ada baiknya jambu biji dijadikan konsumsi sehari-hari. Ada berbagai variasi pengolahan jambu biji; selain agar produknya lebih awet, juga untuk menghindari adanya rasa bosan dalam mengkonsumsi jambu biji. Produk olahan jambu biji diantaranya: 1. Bubur Jambu Biji Bubur (Puree) merupakan produk Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
11
antara dari pengolahan buah-buahan dan merupakan bahan baku industri jus, sirup serta industri pangan lainnya. Produk berbentuk bubur akan memudahkan dalam transportasi, mutu produk lebih konsisten dan daya simpan lebih lama sehingga kontinuitas bahan baku untuk industri lanjutan dapat terjamin (http:// www.agribisnis.deptan.go.id/ index.php?files=Berita_Detail&id=52105k). 2.
Pasta Pasta jambu biji atau keju jambu biji yang terkenal di Hindia Barat dibuat dengan cara menguapkan daging buah dicampur gula, yang dimakan sebagai kue manis. (http:// www.agribisnis.deptan.go.id/ index.php?files=Berita_Detail&id=52105k). 3. Pengalengan dalam bentuk irisan Sebuah perusahaan di Filipina, mendehidrasi irisan-irisan bagian luar buah tanpa biji untuk dijadikan produk yang dikalengkan. Buah jambu biji dikupas, dibelah dua dan direbus dalam sirup encer, kemudian dikalengkan, serta sari buah dan nektar juga diawetkan secara demikian. (http://www.agribisnis.deptan.go.id/ index.php?files=Berita_Detail&id=52105k). 4. Teh Daun Jambu Biji Daun jambu biji mengandung banyak phenolic phytokimia yang dapat menghambat reaksi peroksidasi di dalam tubuh sehingga dapat mencegah dari berbagai penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan 12
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
jantung. Qian He dan Nihorimbere Venant (2004) telah melakukan penelitian mengenai kemampuan antioksidatif dari daun jambu biji. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak teh daun jambu biji dapat menghambat aktifitas radikal bebas, sehingga teh daun jambu biji dapat dijadikan suplemen minuman kesehatan. 5. Tepung Jambu Biji Tepung jarnbu biji merupakan sumber yang baik untuk vitamin C dan pektin.Tepung jambu biji dapat digunakan untuk membuat minuman instan, suplemen dalam makanan bayi, dan berbagai produk lainnya. Tepung jambu biji diperoleh dengan cara mengeringkan bubur jambu biji. Chopda, Chetan A.; dan Barrett, Diane (na) telah melakukan penelitian untuk membuat tepung jambu biji. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh cara pembuatan tepung jambu biji melalui berbagai metode pengeringan yaitu : a. Freeze drying Mengeringkan jambu biji dengan metode freeze drying (pengeringan beku) dapat menggunakan bubur jambu, ekstrak jus, atau konsentrat ekstrak jus. Alat yang digunakan yaitu pengering beku VIRTIS Model 50 SRC 5 (Gardiner, NY). Bahan tersebut diratakan dalam sebuah nampan dengan ketebalan 1,5 cm, kemudian dibekukan semalaman pada suhu 25°C. Setelah itu dikeringkan, suhu pelat pemanas diseting 46°C dan kondisi vakum diatur pada 55 mTorr. Pengeringan dilakukan selama 48 jam. Hasil pengeringan berupa blok dihaluskan dengan cara ditumbuk sehingga diperoleh tepung jambu biji. Freeze drying atau pengeringan beku merupakan cara pengeringan
yang paling baik, tetapi memerlukan biaya yang paling mahal. b. Spray drying Mengeringkan jambu biji dengan metoda spray drying (pengeringan semprot) dapat dilakukan dengan cara membuat konsentrat jus jambu. Kemudian konsentrat jus tersebut dikeringkan dengan menggunakan alat APV Anhydro A/S laboratory ukuran no.1 spray dryer (Attleboro, MA). A Bosch 1210 type atomizer (Scintilla SA, Switzerland) dengan atomizer speed regulator 220 volts. Suhu tempat memasukkan bahan diseting 160°C dengan menyetel power supply elemen pemanas 5 kW Suhu keluaran (produk) diseting 80°C dengan cara mengatur kecepatan pemompaan bahan. Serbuk jambu biji dipisahkan dari udara panas oleh cyclone separator dan disimpan pada suhu ruang. Tiga jenis produk maltodextrin yaitu Maltrin 100®, Maltrin 500® and Maltrin 580® dapat ditambahkan pada bahan sebagai carrier sebelum dimasukkan pada spray drier.
c Tunnel drying. Bubur jambu biji yang sudah dicampur dengan maltrin dan gula ditempatkan secara merata pada sebuah nampan. Maltrin berfungsi sebagai carrier yang melapisi zat-zat yang terkandung dalam jambu biji sehingga tidak ikut menguap pada saat pengeringan, sedangkan gula berfungsi untuk memperbaiki warna dan aroma produk. (Askar et al,. 1992 dalam Chopda, Chetan A.; dan Barrett, Diane, na) Kemudian campuran bahan tersebut dikeringkan dalam pengering berbentuk terowongan. Pengering tersebut merupakan tipe batch dan suhu udara diatur dengan sistem pemanas terkontrol. Suhu udara pada 2 jam pertama pengeringan diatur 70°C, setelah itu diturunkan hingga 60°C selama 12 jam. Metode pengeringan ini merupakan metode yang paling murah, dengan hasil yang baik dari segi penerimaan konsumen. Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan Tepung Jambu Biji
G a m b a r 6 . D ia g ra m a lir p r o s e s p e m b u a ta n T e p u n g J a m b u B iji
B u b u r ja m b u b iji P e rla k u a n e n z im
D e h id ra s i
S e n trip u g a s i
U ltra f iltr a si
T u n n e l d r y in g
P e n g e rin g a n b e k u
P e n g e rin g a n s e m p r o t
P e n y a r in g a n J u s ja m b u je r n ih
P a s te u ris a s i
P e n g e r in g a n b e k u
k o n se n tr a t
P e n g e rin g a n b e k u
P e n g e r in g a n s e m p ro t
T e p u n g ja m b u b iji
S u m b e r : C h o p d a , C h e t a n A .; d a n B a r r e t t , D i a n e . ( n a ) .
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
13
V. Kesimpulan Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, jambu biji dan ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit diantaranya diabetes melitus, diare, dan demam berdarah. Hal ini disebabkan karena jus jambu biji mengandung guava polyphenol yang dapat meningkatkan konsentrasi plasma insulin dalam darah sehingga dapat menurunkan kandungan gula darah. Daun jambu biji mengandung tanin dan zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Zat-zat tersebut menyebabkan daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti diare. Selain itu kelompok senyawa tanin dan flavonoid dalam jambu biji dapat menghambat pertumbuhan virus penyebab penyakit demam berdarah dangue (DBD). Sehingga jambu biji berpotensi sangat besar untuk dijadikan sebagai obat alternatif. DAFTAR PUSTAKA 1. Abreu P.R.C. et.al. 2006. Guava extract (Psidium guajava) alters the labelling of blood constituents with technetium-99m. Journal of Zhejiang University SCIENCE B, 7(6):429-435 2. Anonimus. 2007. Jambu Biawas. (http:// www.agribisnis.deptan.go.id/ index.php?files=Berita_Detail&id=52105k). Diakses Tanggal: 5 Maret 2007 3. Anthony C. Dweck. 2001. A review of Guava (Psidium guajava). http:/ /www.dweckdata.com/ P u b l i s h e d _ p a p e r s / 14
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006
Psidium_guajava.pdf Diakses tanggal : 19 Juni 2006 4. Bassols, F; Demole, EP. (1994) The occurrence of pentane-2-thiol in guava fruit. Journal of Essential Oil Research 6(5): 481-483 5. Burkill, H.M. 1997. The useful plants of West Tropical Africa. Edition 2. Vol. 4. Families M-R. Royal Botanic Gardens Kew. 6. Chopda, Chetan A.; and Barrett, Diane. na. Optimization of guava juice and powder production. California: Department of Food Science and Technology University of California Davis. 7. Conde Garcia, E.A.; Nascimento, V.T.; dan Santiago Santos, A.B. 2003. Inotropic effects of extracts of Psidium guajava L. (guava) leaves on the guinea pig atrium. Brazilian Journal of Medical and Biological Research 36: 661-668 8. BMI. 2005.Ekstrak Daun Jambu Biji Bisa Mengatasi DBD http://www.infeksi.com/hiv/mobile/ articles.php?lng=in&pg=53 Diakses tanggal : 7 Maret 2007 9. Harborne. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun cara modern menganalisi tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Penerbit ITB. Bandung. hal 85-93. 10. Heyne, K.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. p.15061507. 11. I Ketut Adnyana; dkk. 2004. Efek ekstrak daun jambu biji daging
buah putih dan jambu biji daging buah merah sebagai antidiare. Acta Pharmaceutica Indonesia XXIX (1) :19-27 12. Irawan, Daniel. 2006. Bakteri Yoghurt Untuk Terapi Terbaru HIV. http://www.waspada.co.id/ serba_serbi/kesehatan/ artikel.php?article_id=79556 Diakses tanggal: 4 September 2006 13. Kemal Prihatman. 2000. TTG Budidaya Pertanian Jambu Biji/ Jambu Batu. Jakarta : Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 14. LOK. 2004. Ekstrak Daun Jambu Biji Berpotensi Sembuhkan Demam Berdarah. Dalam: http:// www.kompas.com/kompas-cetak/ 0403/11/humaniora/906798.htm Diakses tanggal: 23 Maret 2007 15. Lucas, E.; Olorunnisola, A.; and Adewole, N. 2006. Preliminary Evaluation of Guava (Psidium guajava L.) Tree Branches for Truss Fabrication in Nigeria. The CIGR Ejournal. Manuscript BC 05 010. VIII. (May): 1 - 10 16. Marcello M. Almeida; 2004. Drying of cubic guava pieces in spouted bed-part 1: fluid dynamic study. Proceedings of the 14th International Drying Symposium (IDS 2004)São Paulo, Brazil, 22-25 August 2004, vol. C, pp. 1784-1791 17. Oliver-Bever. 1986. Bep: Medicinal Plants in tropical West Africa. Cambridge: Cambridge University Press. 18.
Paniandy, J. C.; Chane-Ming,
J.; Pieribattesti, J. C. 2000. Chemical composition of the essential oil and headspace solid-phase microextraction of the guava fruit (Psidium guajava L.). Journal of Essential Oil Research, 12(2),153-158. 19. Qian He dan Nihorimbere Venant. 2004. Antioksidant power of phytochemicals from Psidium guajava leaf. J Zhejiang Univ SCI, 5(6):676-683 20. Robert E. Paull dan Ching Cheng Chen.na. Guava. Honolulu: Department of Tropical Plant and Soil Sciences University of Hawaii at Manoa 21. Rosangela de Oliveira Teixeira1, et. Al. 2003. Assessment of two medicinal plants, Psidium guajavaL. and Achillea millefoliumL., in in vitro and in vivo assays. Genetics and Molecular Biology, 26 (4): 551-555 22. Sunagawa, Masonari; et.al. 2004. Plasma insulin concentration was increased by long-term ingestion of guava juice in spontaneous non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) rats. Journal of Health Science, 50(6): 674 – 678 23. USDA. 2001. USDA Nutrient Database for Standard Reference. Dalam http://www.nal.usda.gov/ fnic/foodcomp/search/ Diakses tanggal : 20 Nopember 200617 24. Vieira; et. Al. 2001. Microbicidal Effect of Medicinal Plant Extract ( Psidium guajava L. and Carica papaya L.) upon Bacteria Isolated from Fish Muscle and Known to Induce Diarrhea in Children. Revista do Instituto de Medicina Tropical de Sao Paulo, MayInfo Ristek Vol. 4 No. 3/2006
15
Jun 2001, 43(3): 145-148 25. Widyastuti Y.E., Paimin F.B. 1993. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. 26. Yanti Maryanty. 2005. Isolasi Senyawa Flavonoid dari Daun Jati Emas Tectona Grandis Dengan Metode Fermentasi. http:// library.gunadarma.ac.id/ print.php?id=jbptitbpp-gdl-s2-2005yantimarya-1841 Diakses tanggal: 17 Januari 2007 27. Yuliani,Sri; Udarno, Laba; dan Hayani, Eni. 2003. Kadar tanin dan Quersetin Tiga Tipe Daun Jambu Biji (Psidium guajava). Buletin TRO XIV (1) : 17 - 24 28. Zakaria, Muhamad bin & Mohd, Mustafa Ali. 1994. Traditional Malay Medicinal Plants. Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd.
16
Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006