4.3 Modul 1 Olahraga.docx

  • Uploaded by: Ferlina Fitrah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4.3 Modul 1 Olahraga.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,365
  • Pages: 4
Terminologi 1. Pekan olahraga daerah: merupakan perhelatan besar yang melibatkan banyak cabang olahraga daerah tingkat Provinsi yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. 2. Olahraga: suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. 3. Kedokteran olahraga: salah satu cabang ilmu kedokteran yang mengkhususkan pembahasan pada penggunaan olahraga sebagai media atau sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 4. Olahraga prestasi: olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. 5. Senam massal: Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam masal adalah Senam yang dilakukan peserta dalam jumlah yang banyak dan gerakannya berdasarkan kode atau isyarat 6. Cedera: kerusakan pada sistem integumen, otot dan rangka dan semua sistem atau organ lain yang memengaruhinya sehingga menimbulkan gangguan fungsi sistem tersebut. 7. Persiapan pre-partisipasi: serangkaian pemeriksaan fisis yang dilakukan secara sistematis dan menyeluruh melalui proses anamnesis, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada orang yang akan mengikuti kegiatan olahraga/ latihan.

Hipotesis 1. Bagaimanakah peran ilmu kedokteran olahraga? Ilmu kedokteran olahraga merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mengkhususkan pembahasan pada penggunaan olahraga sebagai media atau sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Ilmu kesehatan olahraga membahas mengenai pengkajian pelaksanaan olahraga pada orang sehat dan sakit. Adapun peran ilmu kedokteran olahraga saat ini adalah: a. Promotif: Sosialisasi kepada masyarakat bahwa latihan fisik teratur dapat meningkatkan derajat kesehatan tentunya dengan kaidah-kaidah olahraga yang dianjurkan. b. Preventif: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit atau keadaan yang tidak nyaman. Seperti pencegahan jantung koroner, pencegahan penyakit gangguan metabolisme. c. Kuratif: Bentuk penatalaksanaan penyakit yang diderita seseorang melalui latihan fisik. Contoh: latihan untuk pengendalian kadar gula darah pada diabetes melitus. d. Rehabilitatif: Pengembalian kondisi seseorang pada keadaan sebelum sakit pada orang yang baru mengidap penyakit dengan latihan fisik. Contohnya latihan rehabilitasi post-stroke. 2. Bagaimana perbedaan olahraga prestasi dengan olahraga lainnya? Berdasarkan undang-undang sistem keolahragaan No. 25 Tahun 2005, olahraga dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga rekreasi. - Olahraga Pendidikan, diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan, yang dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler. Olahraga pendidikan dimulai pada usia dini, yang dibimbing oleh guru/dosen olahraga dan dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan yang disiapkan.

-

-

Olahraga rekreasi, dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga. Olahraga rekreasi bertujuan: a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan, b. membangun hubungan sosial; dan/atau, c.melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional. Olahraga prestasi, dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Olahraga prestasi dilakukan oleh setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan, dan potensi untuk mencapai prestasi, dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

3. Bagaimana peran tim medis dalam olahraga prestasi? Tim medis disini berperan dalam ; a) Menjaga kesehatan atlet b) Evaluasi kesehatan atlet sebelum sesi latihan c) Conditioning d) Pendidikan kesehatan e) Pencegahan cedera, pengobatan f) Rehabilitasi medik. Peran tim medis dibagi dalam tiga fase, yaitu : - Fase prakompetisi; terdiri dari pemeriksaan pre-partisipasi dan pemeriksaan kesehatan tahunan. Idealnya pemeriksaan kesehatan awal dilakukan enam minggu sebelum masuk sesi pertandingan agar bila terdapat masalah medis, maka masih ada waktu bagi tenaga medis untuk memperbaikinya. - Fase kompetisi; mendiagnosa dan mempersiapkan tatalaksana jika terjadi cedera saat bertanding. - Fase post kompetisi; mempercepat pemulihan cedera baru dan cedera lama. 4. Bagaimana pemeriksaan pre-partisipasi dilakukan? Tujuan Pemeriksaan prapartisipasi adalah untuk mengetahui kondisi keseluruhan masalah kesehatan yang mungkin dialami. Selain itu dilakukan untuk kepentingan medikolegal serta jaminan asuransi kesehatan. Pemeriksaan ini dilakukan pada waktu atlit partama kali akan masuk kedalam tim. Macam-macam kegiatan yang dilakukan dalam Pemeriksaan pre-partisipasi antara lain: a. Pemeriksaan umum, terdiri dari anamnesis (identitas, riwayat penyakit sekarang dan dahulu, serta tentang tujuan dan motivasi berolahraga), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (darah rutin, urin, dan feses), rontgen thorax, dan EKG. b. Pemeriksaan dengan KuisionerPrapartisipasi (Physical Activity Readiness Quetionaire (Par-Q)) Par-Q adalah metode pemeriksaan pre-partisipasi yang dianjurkan untuk digunakan yang berupa kuisioner untuk mengidentifikasi kondisi atau faktor risiko kesehatan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut sebelum memulai latihan. Namun kuisioner ini tidak terlalu berguna bagi individu yang memiliki penyakit kronik, karena dibutuhkan profil kesehatan yang lebih mendalam. c. Pemeriksaan kebugaran jasmani, merupakan serangkaian kegiatan pemeriksaan yang dilakukan terhadap seseorang untuk menilai tingkat kebugaran jasmani yang dimilikinya. Jenis pemeriksaannya : 1. Pemeriksaan komposisi tubuh (IMT dan pengukuran tebal lemak bawah kulit), 2. Pemeriksaan fleksibikitas dengan tes sit and reach, 3. Pemeriksaan kekuatan otot dengan alat dinamometer, 4. Pemeriksaan daya tahan otot dengan tes sit-up dan push-up selama satu menit, 5. Pemeriksaan daya tahan jantung paru bisa dilakuakan dengan treadmill atau ergocycle.

5. Apa cedera yang sering terjadi saat olahraga? Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot dan rangka yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera olahraga disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kesalahan metode latihan, kelainan struktural maupun kelemahan fisiologis fungsi jaringan penyokong dan otot. Cedera olahraga yang terjadi pada atlet olahraga prestasi selain mengganggu kesehatan juga dapat mengurangi kesempatan atlet tersebut untuk berprestasi secara maksimal. Jenis Cedera Olahraga yang sering terjadi: 1. Strain. - Kerusakan yang terjadi mengenai otot dan tendon akibat proses peregangan yang berlebihan atau trauma benda tumpul. - Strain dibagi menjadi 3: Derajat 1: robekan terbatas di tendon atau otot saja, Derajat 2: robekan mengenai otot dan tendon Derajat 3: otot terlepas dari tempat perlekatannya di tulang 2. Sprain - Cedera yang mengenai ligamen yang dapat ditimbulkan oleh peregangan yang berlebihan terhadap ligamen tersebut. - Sprain dibagi menjadi : Derajat 1: robekan di bagian kecil ligamen Derajat 2: robekan di hampir separuh ligamen Derajat 3: robekan yang mengenai seluruh ligamen Derajat 4: terlepasnya ligamen yang diikuti dengan fraktur tulang 3. Konstusio dan hematoma - Memar adalah keadaan cedera yang terjadi pada jaringan ikat dibawah kulit. Memar biasanya diakibatkan oleh benturan atau pukulan pada kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya. Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit - Hematoma ditandai dengan terjadinya robekan pembuluh darah sehingga darah menumpuk di sekitar cedera. - Cedera ini terjadi pada olahraga full body contact: tinju, karate, taekwondo dsb. 4. Dislokasi - Pergeseran letak sendi, cedera ini dapat bersifat total atau parsial. - Banyak terjadi pada olahraga gulat, kempo, judo dsb. 5. Fraktur - Patah tulang ditandai dengan adanya diskontinuitas jaringan tulang. Fraktur dibedakan fraktur terbuka dan fraktur tertutup 6. Kram Otot - Kram otot adalah kontraksi yang terus menerus tanpa disadari yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan rasa nyeri. penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan, adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju ke otot sehingga menimbulkan kejang - Terjadi pada olahraga sepakbola, maraton, renang, dsb. 7. Heat Exhaustion (kelelahan akibat panas) - Timbulnya kelelahan akibat panas yang tinggi saat berolahraga.

- Beberapa faktor yang berperan antara lain: suhu lingkungan yang tinggi, kelembaban udara yang tinggi, dan kurangnya cairan. 6. Bagaimana pertolongan jika terjadi cedera selama kegiatan olahraga? Prinsip dasar penanggulangan cedera olahraga adalah: - Minimalisir perluasan cedera - Atasi nyeri dan proses inflamasi - Tingkatkan proses penyembuhan - Memelihara tingkat kebugaran jasmani selama perawatan - Mempercepat pengembangan fungsi tubuh - Mencari dan mengoreksi faktor-faktor penyebab timbulnya cedera Pertolongan pertama pada cedera akut dengan kondisi tertutup dapat dilakukan metode PRICE: Protection, melindungi bagian cedera dengan pemberian alat tertentu dengan tujuan meminimalkan perluasan cedera dan mengindari komplikasi. Rest, mengistirahatkan bagian cedera akan membantu proses pemulihan serta meminimalisasi cedera. Ice, penurunan suhu dengan pemberian es atau kloretil pada daerah cedera akan mengurangi rasa sakit, mengurangi proses perdarahan, dan mengurangi edema. Pemberian es dilakukan selama 10-15 menit setiap 1 sampai 2 jam dalam kurun waktu 24 jam timbulnya cedera. Compression, pembalutan dengan perban elastis dapat mengurangi perdarahan dan mengurangi edema di bagian cedera. Elevation, Peletakkan bagian tubuh yang mengalami cedera di posisi yang lebih tinggi dari letak jantung akan mengurangi aliran darah ke tempat tersebut untuk meminimalkan perdarahan.

Related Documents

43[1]
November 2019 1
1-43
June 2020 4
43
May 2020 28
43
June 2020 25
43
November 2019 28
43
July 2020 22

More Documents from ""