42001-8-393563365159

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 42001-8-393563365159 as PDF for free.

More details

  • Words: 4,336
  • Pages: 20
PERTEMUAN KE 8 & 9 POKOK BAHASAN:

LANGKAH STRATEGIS PR/HUMAS Dra. Diah Wardhani,M.Si

DESKRIPSI: Kegiatan PR/Humas selalu diawali dan diakhiri dengan penelitian. Hal itu menunjukkan bahwa komunikasi PR bersifat dua arah. Sebelum dirancang program komunikasi, maka praktisi PR harus memahami dulu kondisi komunikasi organisasi dengan publiknya,. Setelah itu, baru direncanakan program dan seterusnya. Setelah setelah program, PR perlu untuk memperoleh umpan baliknya, berhasil atau tidakkah program tersebut. TUJUAN INSTRUKSIONAL: Mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan memiliki kemampuan untuk menjelaskan kembali proses kegiatan PR dan apa saja yang harus dilakukan sebagai praktisi. A. Proses Kegiatan humas Proses kegiatan PR/Humas selalu di awali dan diakhiri dengan penelitian atau riset. Hal ini dikarenakan pelaksanakan komunikasi PR/Humas, tidak hanya sekadar melakukan komunikasi yang tanpa arah dan tujuan, melainkan mempunyai tujuan yang jelas dan pasti . Selain itu program komunikasi Humas juga perlu mempunyai ukuran hasil untuk mengetahui efektif atau tidaknya program tersebut atau tercapai atau tidaknya pesan bagi khalayak yang dituju . Pesan yang disampaikan juga diharapkan mempunyai efek tertentu yang diharapkan oleh Humas, sehingga perlu diketahui apakah efeknya sudah sesuai dengan keinginan dengan melakukan penelitian dan evaluasi umpan balik. Proses kegiatan PR/Humas diawali dengan: 

Fact Finding (pengumpulan fakta) melalui riset atau penelitian.



Perumusan masalah



Perencanaan program

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

1



Aksi dan komunikasi



Evaluasi (riset/penelitian)

Ad. 1. Fact Finding Dalam pengumpulan data, akan dicari data pendukung antara lain: 

Permasalahan komunikasi di dalam lembaga atau organisasi.



Melakukan analisis SWOT ( Strengths/Kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang

dan Threats/ancaman) Kekuatan dan kelemahan

dikaji dari unsur-unsur yang ada di dalam organisasi (prospek atau masa depan perusahaan yang ditekuni, citra perusahaan, kultur perusahaan dan sebagainya .Sedangkan peluang dan tantangan dilihat dari eksternal perusahaan yang berkaitan dengan peraturan pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat, perubahan struktur kependudukan, perubahan sikap dan pandangan masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik, tekanan lingkungan lainnya. 

Potensi yang bisa dimanfaatkan di dalam organisasi untuk mengatasi permasalahan tersebut ( potensi sumberdaya, keuangan, sarana dan prasarana dan lainnya )



Potensi eksternal yang bisa dimanfaatkan

Ad.2. Perumusan Masalah meliputi: 

Identifikasi masalah dan pengkategorisasian masalah



Publik yang terlibat aktif dan pasif dalam permasalahan

Ad.3. Perencanaan meliputi: 

Tujuan/sasaran atau hasil akhir dari program



Khalayak sasarannya



Media komunikasi yang digunakan



Strategi/Tactic/Tehnik Komunikasi



Sumberdaya yang digunakan



Anggaran



Jadwal atau waktu pelaksanaan



Monitoring dan sistem evaluasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

2

Ad.4. Aksi dan Komunikasi: Melaksanakan perencanaan sebagaimana di atas termasuk di dalamnya melakukan monitoring dan evaluasi dengan periode tertentu untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program dan upaya untuk mengatasinya. Ad.5. Evaluasi Seluruh program yang ditetapkan dievaluasi apakah sesuai dengan yang diharapkan. Caranya dengan melakukan penelitian mengenai: 

Program yang sudah dijalankan apakah sesuai dengan perencanaan



Kelemahan atau hambatan-hambatan pelaksanaan program



Mengetahui opini atau sikap dari khalayak, apakah sudah sesuai dengan

yang diharapkan ? 

Menentukan apakah program bisa diteruskan dengan tahapan berikutnya

atau kembali dilakukan dengan penyempurnaan atau dirubah sama sekali. B. Langkah Kegiatan Humas Dalam menjalankan kegiatan komunikasi, Humas memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan yang dilakukan betul-betul terarah, tepat pada sasaran, dan mencapai target yang diinginkan. Selain itu, dalam perencanaan juga ditentukan skala pengukuran pencapaian target serta evaluasi dari setiap program yang dirancang. Namun demikian keberhasilan program Humas, tidak hanya dilihat dari perencanaan yang bagik, namun juga bagaimana dalam pelaksanaannya apakah efisien atau tidak. Humas sebagai fungsi manajemen, merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan organisasi, karenanya seluruh aktivitasnya diupayakan untuk mendukung seluruh kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan lembaga. Berdasarkan hal itulah, maka setiap langkah kegiatan Humas perlu merujuk serta menyesuaikan dengan kebijakan organisasi. Di bawah ini diuraikan langkah kegiatan Humas dengan diawali oleh penentuan objective atau tujuan organisasi yang digambarkan dalam misi dan visi . Namun apabila objective organisasi sudah dibentuk, maka akan lebih memudahkan Humas dalam menentukan program kegiatan komunikasi . Organisasi juga dapat membuat objective baru yang disesuaikan dengan perkembangan, tantangan dan juga persaingan yang ada.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

3

Langkah-langkah kegiatan humas : 1. Menetapkan objective: a.

Objective perusahaan (corporate goal): - misi dan visi

b.

Objective Humas 2. Identifikasi Khalayak 3. Penentuan Strategi Humas 4. Pemilihan Media 5. Anggaran 6. Pengukuran hasil

Ad.1. Penetapan Objective Objective adalah titik spesifik yang hendak dituju. Objective perusahaan atau yang disebut sebagai corporate goal atau tujuan perusahaan ada dua macam:

a. Official Goal: biasa disebut visi dan misi perusahaan. Visi isinya bersifat umum dan idealis dan dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan. Sedangkan misi juga mencakup ruang lingkup usaha, pasar yang hendak dijangkau dan nilai-nilai yang digunakan

b. Operative Goal: penjabaran yang lebih realistis atas operasi perusahaan. Misalnya deskripsi hasil akhir yang spesifik dan dapat diukur. Contohnya: keuntungan perusahaan, harga saham per tahun dan sebagainya

c. Objective per bagian: merupakan penjabaran dari tujuan masing-masing bagian yang diarahkan untuk mendukung tujuan organisasi. Misalnya tujuan bidang keuangan mengelola keuangan yang lebih efisien dan akurat untuk mendapatkan peningkatan keuntungan perusahaan, bidang produksi, adalah menghasilkan produk yang bermutu tinggi, mempunyai daya saing tinggi dengan pengolahan yang seefisien mungkin agar cost produksi rendah. Objective Humas: Suatu pernyataan tertulis mengenai hal-hal yang perlu dicapai dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan ukuran tertentu yang masuk akal, dan konsisten dengan objective perusahaan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

4

Bagan Hubungan Objective Perusahaan dan Humas

Misi dan visi

perusahaan

Operative goal

Objective Bagian Keuangan

Objective

Objective

Bagian Sumber

Objective

Objective

Bagian

Bagian

Bagian

Produksi

Pemasara

Humas

daya

n

Manusia

Interaksi-Integrasi Persyaratan Objective Humas: a. Harus dinyatakan secara tertulis b. Harus dinyatakan secara jelas dan singkat c. Harus spesifik pada batasan tertentu d. Mencakup batasan waktu yang spesifik e. Dinyatakan dalam ukuran yang terukur (sikap, opini diukur dalam kuantitatif) f.

Konsisten dengan objective perusahaan

g. Objective harus dapat dijangkau.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

5

Dasar penentuan objetivitas Humas caranya adalah menjalankan riset atau penelitian yang berkaitan dengan: a. Dukungan perusahaan dan pimpinan b. Nilai etika yang menjadi pegangan dalam pengambilan keputusan. Ad. 2. Identifikasi Khalayak Caranya dengan mengetahui sebanyak mungkin mengenai perusahaan dan kaitannya

dengan

khalayak/publik

internal

dan

eksternalnya.

Mengenali

khalayak/publiknya seperti karakteristik, keinginan, kebutuhan, tingkat kepuasan yang diharapkan mereka. Misal karakteristik pemegang saham, demografi (usia, pendidikan, pendapatan dan lainnya), bentuk saham ( modal uang, asset, keahlian, bentuk lain). Misalnya kriteria kepuasan publik:

Khalayak/Publik

Kriteria Kepuasan

1. Pemegang Saham

Prestasi Keuangan

2. Karyawan

Kepuasan kerja, gaji, supervisi

3. Konsumen

Kualitas, pelayanan, lokasi, harga

4. Kreditor

Creditworthiness

5. Komunitas

Kontribusi Terhadap komunitas

6. Pemasok

Transaksi yang memuaskan

7. Pemerintah

Kepatuhan terhadap hukum

Ad. 3. Penetapan Strategi Humas Setelah mengenal khalayak sebagaimana ad.3, ditetapkan strategi komunikasi yang paling tepat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Misalnya program komunikasi untuk penyesuaian dengan lingkungan, maka akan digunakan strategi adaptif, sedangkan strategi inovatif digunakan untuk kondisi lingkungan yang ketat dalam persaingan, strategi defensif digunakan untuk mempertahankan diri dari “serangan” pesaing, atau strategi dinamis dengan menggunakan langkah-langkah fleksibel secara terus menerus secara konsisten dengan objective perusahaan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kombinasi data (fakta), pengalaman dan kepekaan, ilmu (analisis) dan teknologi (forecasting dan pengolahan data).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

6

Ad. 4. Pemilihan Media Menentukan media komunikasi yang akan digunakan . Misalnya media tatap muka/lisan, tulisan, verbal, non-verbal, media internal, eksternal, special event dan sebagainya. Ad. 5 Anggaran Anggaran yang dikeluarkan humas meliputi anggaran yang dikeluarkan dalam setiap langkah Humas dari mulai riset untuk mengidentifikasikan permasalahan, perencanaan dan program, aksi dan komunikasi dan riset untuk evaluasi program. Elemen Anggaran Humas: a. Penetuan objective perusahaan b. Penentuan objective Humas: c. Pengumpulan fakta: •

Riset (biaya desain riset)



Data sekunder (biaya pengumpulan data)



Content Analysis (biaya pengolahan data)



Survei (biaya turun ke lapangan)



Konsultasi (biaya konsultasi riset)



Opinion leader (biaya pertemuan, dll)



‘Buka telinga’ (biaya untuk melakukan pertemuan dengan pihak-pihak penting

untuk

mendapatkan

masukan

seperti

salesman,

pihak

distributor, pemasok, komunitas dan lainnya) d. Penyusunan strategi: •

Biaya konsultan, bila diperlukan



Biaya yang berkaitan dengan penyusunan strategi Humas

e. Kampanye: •

Internal Relations: karyawan (pertemuan dengan karyawan, rekreasi, olahraga; keluarga karyawan (bea siswa, pertemuan dengan keluarga karyawan

dll;

pemegang

saham

(biaya

pembuatan

laporaan

perusahaan, pertemuan formal dan informal dll; top manajemen (tunjangan khusus, pertemuan, dll)



Eksternal relations: konsumen(direct mail, pertemuan konsumen seperti pameran dll, sponsorship), komunitas (pertemuan, sponsor acara

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

7

kegiatan masyarakat, bea siswa, penyediaan sarana umum, open house, penghargaan tertentu), media/pers (konferensi pers, siaran pers, pers tour, resepsi dll),

pemerintah (kunjungan tetap, entertainment),

Pemimpin Opini ( kunjungan formal, sponsor, biaya seminar dll). •

Pemulihan krisis (dilihat dari kadar masalahnya)



Identitas korporat (biaya konsultan, desain, penerapannya dalam interior dan eksterior, seragam karyawan, iklan dan sebagainya).



Iklan Korporat ( frekuensi pemuatan, ukuran iklan, jumlah media, biaya desain iklan,

jinggle/back

sound-music,

separasi warna,

artis,

percetakan, media fee, dll) f.

Audit (pengukuran hasil) adalah biaya yang berkaitan dengan hasil evaluasi seluruh pekerjaan yang dilakukan Humas. Misalnya pembuatan standarisasi pengukuran hasil, survei untuk mendapatkan feedback, pengolahan hasil survei dan biaya pembuatan laporan dll.

Pada prinsipnya, kegiatan komunikasi yang dilaksanakan Humas, tidak dapat berjalan tanpa dukungan dari bagian-bagian lainnya. Selain itu kegiatan komunikasi perlu juga mendapatkan dukungan akitivitas bidang lainnya, misalnya peningkatan kualitas manajemen yang tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik, namun juga perlu diimbangi dengan penambahan fasilitas, tunjangan kesejahteraan yang didukung oleh bagian keuangan. Untuk peningkatan kualitas produk, misalnya sebagai upaya komunikasi terbaik untuk konsumen, harus dididukung oleh kinerja yang baik di bagian produksi dan seterusnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

8

Penyebaran Anggaran pada bagian-bagian lain: CITRA 1.

BENTUK

Kualitas

Manajer

2.

Kualitas

produk 3. Inovasi

PENANGGUNGJAWAB/PEMBEBASAN



Pelopor strategi



ANGGARAN Pemimpin Puncak





Pengembangan Manajemen



Karya-karya manajemen (buku, seminar, ceramah, award) Iformasi pasar



Pemasaran

• •

Teknologi Komunikasi



Produk



Pengembangan

• •

Humas dan Periklanan Litbang, personalia.

organisasi •

Pemimpin

Puncak

Budaya perusahaan Kualitas



Keuangan

manajemen



Humas



Mengendalikan peredaran saham Rekruitmen



Personalia, Produksi, Keuangan

mempertahankan

• •

Sistem balas jasa Suasana kerja

manajer berbakat 6.Tanggungjawab



Pengolahan



Produksi

limbah dan filter



Umum dan Humas

Fasilitas sosial Sponsor kegiatan



Pemimpin Puncak

4.Nilai

Investasi



jangka panjang • 5.Kemampuan menarik

dan

Sosial 7. Kepedulian thd

• •

masyarakat

nasional • • •

Bea siswa Sumbangansumbangan sosial Pelatihanpelatihan kepada masyarakat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

9

Ad. 6 Pengukuran hasil Pengukuran hasil merupakan proses akhir dari kampanye Humas. Kegiatan ini ditujukan untuk memeriksa seberapa jauh kegiatan Humas dapat berjalan dengan baik, serta apakah telah mencapai target yang diinginkan. Caranya dengan melakukan audit kegiatan Humas untuk mengetahui efektivitas kegiatan Humas. Audit sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga untuk memperoleh hasil yang jernih dan obyektif. Salah satu model rancangan strategis yang banyak dilakukan adalah proses perubahan perilaku (Process of Behavior Change-PBC) yakni kerangka kerja yang telah berhasil digunakan dalam bidang komunikasi kesehatan selama bertahun-tahun. Kerangka kerja ini adalah menjalankan proses komunikasi dengan pesan yang berbeda dalam setiap langkah dan menggunakan media serta pendekatan yang berbeda pula. Proses perubahan perilaku melalui beberapa tahapan yakni: 1. Belum tahu – tidak sadar akan adanya masalah atau resiko pribadi bagi mereka 2. Tahu – sadar akan adanya masalah, dan mengetahui perilaku yang diinginkan 3. Setuju – setuju dengan perilaku yang diinginkan

4. Berminat – bermaksud secara pribadi melakukan tindakan yang diinginkan 5. Praktik – melakukan perilaku yang diinginkan

6. Mengadvokasi – mempraktikkan perilaku yang diinginkan sekaligus memberitahukannya kepada orang lain( Panduan Lapangan Merancang strategi Komunikasi Kesehatan: Sumber Informasi bagi Profesional Komunikasi Kesehatan: 2005:edisi bahasa Indonesia: Jakarta) Kerangka kerja di atas menggunakan pendekatan pelaksanaan Proses dan Prinsip Komunikasi Kesehatan- P-Process yang dikembangkan tahun 1983 oleh Piotrow dan kawan-kawan. Langkah-langkah P-Process sebagai berikut: 1.

Analisa – Memahami karakteristik masalah kesehatan serta

hambatan terhadap perubahan: mendengarkan khalayak sasaran yang potensial; menilai kebijakan, sumberdaya, kekuatan serta kelemahan program yang sudah ada, dan menganalisasi sumberdaya komunikasi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

10

2.

Rancangan Strategis – menentukan tujuan, mengidentifikasikan

segmen

khalayak

sasaran,

memposisikan

konsep

bagi

khalayak

sasaran,

mengklarifikasi model perubahan perilaku yang akan digunakan, memilih saluran komunikasi, merencanakan diskusi antarpribadi, menyusun rencana tindakan dan rancangan evaluasi. 3.

Pengembangan, pengujian awal, perbaikan dan produksi –

mengembangkan konep pesan, mengujinya melalui anggota khalayak sasaran dan pihak penanggungjawab, memperbaiki dan memproduksi pesan serta materi, serta menguji kembali materi baru dan materi yang sudah ada. 4.

Manajemen, pelaksanaaan, dan pemantauan – menggerakkan

organisasi kunci: menciptakan lingkungan organisasi yang positif, mewujudkan rencana tindakan dan memantau penyebarluasan informasi, pengiriman dan penerimaan hasil-hasil program. 5.

Evaluasi dampak – mengukur dampaknya pada khalayak

sasaran dan menentukan cara meningkatkan proyek yang akan datang. 6.

Merencanakan kesinambungan – menyesuaikan dengan kondisi

yang terus berubah dan merencanakan kesinambungan serta kemandirian. Agar komunikasi dapat strategis, maka sebaiknya: 1. Berorientasi pada hasil 2. Berdasarkan ilmu pengetahuan yakni data ilmiah dan akurat serta berdasar pada

teori-teori

perubahan

seperti

tahapan

teori

perubahan/penyebaran/difusi, teori kognitif, teori tanggapan emosinal, proses sosial dan teori yang mempengaruhi, teori media massa. 3. Berfokuspada klien : pemahaman pada klien, kebutuhan klien. 4. Partisipatif : mengikutsertakan semua stakeholder yang terlibat dalam proses pengambilan keputussan mulai tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi 5. Berorientasi pada manfaat bagi klien 6. Berkaitan dengan pelayanan 7. Berbagai saluran : komunikasi interpesonal, saluran berbasis masyarakat, dan menggunakan berbagai media massa. 8. Berkualitas tinggi secara teknis 9. Berkaitan dengan advokasi: di tingkat pribadi/sosial dan kebijakan/program

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

11

10. Diperluas ke skala yang lebih tinggi: misal dari desa ke kabupaten dan seterusnya. 11. Bisa menjadi program berkesinambungan 12. Hemat biaya Contoh : Program Komunikasi untuk Kesetaraan Gender 1. Analisa Situasi:

a) Mengidentifikasi masalah & memahami masalah: Gender atau peran sosial perempuan dan laki-laki dalam masyarakat Indonesia belum setara. Wanita sering diposisikan sebagai warganegara kelas dua, diperlakukan tidak adil, dan tidak dipenuhi hak-haknya. Hal ini dikarenakan adanya budaya patrilineal (laki-laki yang dominan), penafsiran aturan agama yang tidak pas dan berdasar pada persepsi laki-laki, serta tingkat pendidikan perempuan yang rendah serta kurang memperoleh akses informasi yang benar. Data yang terkait untuk menunjukkan parahnya masalah tersebut adalah jumlah perempuan dan laki-laki di Indonesia berdasarkan pendidikan, tingkat kematian, jumlah perempuan di pemerintahan, legislatif dan yudikatif serta sektor swasta yang menduduki posisi pengambil keputusan, jumlah wanita di lapangan kerja formal lainnya dibanding yang tidak bekerja. Selain itu jumlah korban perempuan dibanding laki-laki pada kasus kekerasan rumah tangga, pelecehan, TKI dll.

b) Menentukan khalayak sasaran potensial : •

Melihat data geografis (wilayah, tipe kota, kepadatan populasi,

iklim):misal pasangan suami istri di Indramayu, Jawa Barat . •

Demografi (usia, jenis kelamin, status pernikahan, penghasilan,

pendidikan, pekerjaan): Wanita dan laki-laki usia 18 tahun s.d 40 tahun dengan status menikah, penghasilan antara Rp 500.000s.d Rp 2.000.000,- per bulan : pendidikan SD s.d SMU: pekerjaaan sector informal. •

Psikografis (motivasi/terbatas, diatur, terlindungi; persepsi/positif,

negatif,

tidak

tahu;

keterlibatan/rendah,

sedang,

tinggi

perilaku/positif/negatif;gaya hidup/ konservatif,mencari status, inovator).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

12

Misal: perempuan ibu rumah tangga juga berkebun/bertani. Suami petani/supir angkutan umum,tukang beca. •

Sosial budaya: bahasa/budaya;agama;suku;kelas sosial/kasta;gaya

hidup keluarga (lajang, menikah): bahasa sunda atau suku sunda, agama Islam, gaya hidup sederhana dan kurang religius ( Islam abangan)

c) Mengidentifikasikan sumberdaya komunikasi yang potensial: melihat lingkungan komunikasi dan memahaminya serta menggunakan saluran potensial seperti personal, interpersonal, masyarakat, media massa. Misalnya :kepala desa/lurah dan tokoh agama, tokoh adat ; lingkungan keluarga yang masih kuat, tetangga dan kerabat . Penggunaan media massa, melalui pertemuan kampung, acara atau perhelatan, serta televise dan radio cukup banyak digunakan oleh masyarakat.

d) Menilai Lingkungan: Terkait dengan ketersediaan pelayanan untuk perempuan . Misalnya pelayanan kesehatan yang membuat perempuan lebih sehat dan kuat serta terjaga kehamilannya dengan baik, saat mengandung.

Pelayanan

informasi

baik

melalui

tokoh

masyarakat

( kelompok Ibu PKK) yang memberikan kesadaran dan wawasan perempuan terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai istri serta ibu . Apakah akses tersebut dapat mudah dijangkau ?. murahkah biayanya ?. Penerimaan social terhadap pelayanan bagi kaum perempuan. Banyak daerah yang justru tidak mendukung adanya pelayanan kesehatan khusus bagi perempuan. Bila perempuan sakit, dan pada waktu yang sama laki-laki sakit juga, maka bila biayanya terbatas, maka kaum lelaki yang didahulukan berobat dengan alas an, laki-laki kepala keluarga dan penopang ekonomi utama keluarga. Selain itu, kondisi social, ekonomi dan politik yang ada kurang memberikan dukungan utama bagi perempuan.

e) Merangkum kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia, teknologi dan keuangan, peluang, ancaman komunikasi. Misalnya: kekuatan yang dimiliki :masyarakat masih

saling tolong menolong serta masih sering

berinteraksi satu sama lainnya. Kelemahannya adalah tingkat pendidikan yang rendah serta akses informasi yang baik untuk kehidupan yang setara antara peranan suami dan istri belum banyak mereka ketahui. Pengaruh norma social yang patrilineal masih sangat kuat, sehingga kesetaraan masih menjadi utopia bagi kaum perempuan, budaya patrilineal ini juga menguasai

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

13

tokoh

agama

yang

sebagian

besar

adalah

kaum

pria

dan

mengintepretasikan ajaran agama sesuai dengan kacamata laki-laki dan dominasi

laki-laki

menjadi

sangat

kuat.

Peluangnya

adalah

kaum

perempuan sangat produktif dengan membantu di bidang pertanian, berdagang warung atau keliling dan memiliki kemauan untuk maju. Dengan demikian memungkinkan perempuan untuk bisa lebih mandiri dan memiliki kepercayaan diri. Ancaman nya adalah laki-laki sangat kuat pengaruhnya dan tokoh agama yang kurang bisa memahami kesetaraan perempuan. Mereka menganggap kesetaraan perempuan hanyalah upaya feminisme dari Negara-negara yang bukan Islam dan faham yang bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka menganggap kesetaraan gender membuat perempuan menjadi tidak patuh pada kaum suami dan sangat berdosa. 2. Segmentasi khalayak

a) Menentukan segmen khalayak:Misalnya perempuan dan laki-laki yang tidak berpendidikan dan yang berpendidikan SD.

b) Menentukan prioritas segmen khalayak: Bila sumberdaya yang ada terbatas dibandingkan dengan jumlah khalayaknya, maka diperlukan upaya bertahap dengan menentukan prioritas-prioritas khalayak. Misalnya tahap awal kampanye kesadaran gender kepada kaum perempuan yang tidak berpendidikan, baru kemudian yang berpendidikan. Atau memberikan penyadaran kepada kaum lelaki sebelum ke perempuan, agar proses penerimaannya lebih baik dan memperoleh dukungan yang kuat. Misalnya mencoba melakukan pendekatan terlebih dahulu ke tokoh masyarakat dengan pendekatan persuasive mengenai konsep kesetaraan gender. Ketika mereka sudah memahami dan menyadari pentingnya kesetaraan gender untuk lebih meningkatkan kesejahteraan semua, maka diharapkan mereka akan mengadvokasi kepada masyarakat di wilayahnya tersebut.

c) Mengidentifikasikan khalayak yang berpengaruh: melihat kelompokkelompok khalayak lain yang berpengaruh dalam prilaku masyarakat. Misalnya pengaruh orang tua/keluarga, tetangga, kerabat dekat.

d) Menggambarkan protret khalayak utama: melakukan pendekatan kepada kaum perempuan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku mereka keseharian terkait dengan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender. Perlakuan pasangan hidup, keluarga dan tetangga terhadap kaum

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

14

perempuan pada umumnya. Harapan dan keinginan perempuan terkait dengan kesadaran gender. Selain itu gambaran pendidikan, status sosial ekonomi, aktivitas keseharian, jumlah anak dan lainnya yang memberikan gambaran utuh mengenai khalayak utama. 3. Tujuan Perubahan Perilaku

a) Menyatakan perubahan perilaku: Pasangan suami istri di Indramayu sudah bisa saling bekerjasama dalam mendidik serta memutuskan yang terbaik bagi masa depan anak-anaknya; dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga; dalam memikirkan dan mencari cara terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dll.

b) Menyatakan berapa banyak perubahan perilaku: masyarakat perlu diberi pandangan bahwa dengan kemitraan, kesejajaran peran perempuan dan laki-laki akan lebih meningkatkan kesejahteraan keluarga.

c) Kerangka waktu untuk merubah perilaku: Misalnya dalam satu tahun atau dua tahun kampanye, akan terjadi perubahan perilaku.

d) Menghubungkan tujuan perubahan perilaku dengan tujuan program: perempuan yang memiliki kesadaran kesetaraan gender akan berusaha memposisikan sama dengan laki-laki dalam rumahtangga dan bidang lainnya. Begitu juga dengan laki-laki yang memiliki kesadaran kesetaraan, akan selalu mengikutsertakan perempuan dalam mengambil keputusan, menghargai perempuan dan memperhatikan kepentingan-kepentingan perempuan.

e) Identifikasi indikator kemajuan: berkurangnya angka kematian ibu (akibat menomorduakan pelayanan kesehatan bagi perempuan); meningkatnya tingkat pendidikan perempuan (anak lelaki dan perempuan mempunyai peluang sama untuk mendapat pendidikan ); meningkatnya aktivitas perempuan di luar sektor domestik (kegiatan rumahtangga) misalnya dalam kegiatan ekonomi, sosial, dan politik. 4. Pendekatan Strategis:

a) mengkaji masalah kunci, segmen khalayak, tujuan: Ketidaksetaraan gender adalah masalah budaya. Karena itu, perlu penyampaian pesan yang terus menerus dengan membuka orientasi berpikir pada hal-hal yang positif mengenai kesetaraan . Misalnya membuat keluarga lebih sejahtera karena

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

15

perempuan juga bekerja mencari uang, perempuan lebih pintar dan mampu mendidik anak-anak lebih baik dan masa depan lebih baik.

b) Menentukan identitas jangka panjang dan positioning strategi perilaku: identitas jangka panjang adalah prilaku yang akan menjadi budaya positif. Misalnya metode KB bila terus menerus digunakan, maka masyarakat juga akan lebih sejahtera. Pada kesetaraan gender, maka prilaku menghargai, menghormati dan memberikan peluang yang sama bagi kaum perempuan akan memperkuat suatu bangsa, karena kesempatan bagi perempuan untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini, akan memberikan nilai tambah bila

dibandingkan

perempuan

tidak

untuk

adanya

berpartisipasi

atau dalam

kurangnya

kesempatan

pembangunan.

bagi

Positioning:

menyajikan suatu isu, pelayanan atau produk dengan cara tertentu sehingga bisa diterima dan bertahan dalan pikiran khalayak sasaran. Dalam konteks kesetaraan gender adalah dengan memberikan gambaran fisik, perempuan yang percaya diri, smart dan mandiri. Kalimat yang bisa didengungkan adalah “Perempuan Indonesia : percaya diri, smart dan mandiri (Confidence, smart & Independent)

c) Mengeksplorasi alternatif-alternatif strategis; mengembangkan alternatif strategis dengan membandingkan perempuan Indonesia dengan perempuan barat; keuntungan perempuan yang Confidence, smart & Independent; perbandingan perempuan yang berpikiran maju dan setara dengan perempuan yang berpikiran kuno dan tradisional; keuntungan pria bila perempuan lebih Confidence, smart & Independent)

d) Menentukan pendekatan dan dasar pemikiran strategis: alasan penentuan strategis. Pendekatan strategis ke perempuan melalui pertemuan PKK, arisan, pengajian, program kursus atau pelatihan pemberdayaan perempuan, kunjungan ke rumah-rumah. Pendekatan strategis ke laki-laki dengan rembug desa, pertemuan adat, ngobrol di warung kopi (khusus daerah yang mempunyai kebiasaan para lelaki menghabiskan waktu luangnya di warung/kedai kopi ). 5. Penyusunan Pesan:

a) Mengidentifikasikan fakta penting, yang dapat mengarahkan pada perubahan perilaku: perempuan yang bodoh ( tidak berpendidikan) akan mudah dibohongi/ditipu dan bila bekerja mendapat upah rendah. Tingginya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

16

angka kekerasan dalam rumah tangga. Tingginya angka kematian perempuan. Rendahnya jumlah perempuan yang ada dalam posisi kunci/strategis. Keseluruhan karena ketidaksetaraan gender.

b) Mengidentifikasikan janji kepada khalayak yang akan memotivasi mereka untuk mengadopsi atau menyesuaikan perilaku: perempuan berpendidikan akan lebih sejahtera, sehat dan bahagia serta lebih dihargai/dihormati oleh kaum lelaki.

c) Menentukan dukungan atas janji yang merangkum alasan tentang mengapa khalayak harus mempercayai janji tersebut : menyediakan sarana pendidikan yang terjangkau untuk semua khususnya perempuan; menyediakan advokasi bagi korban perempuan; menyediakan sarana pembinaan usaha pemberdayaan perempuan.

d) Menggambarkan persaingan pesan; pesan dengan gambar/ilustrasi perbandingan perempuan tidak berpendidikan dan berpendidikan; ibu rumahtangga yang berpendidikan dan yang tidak;

e) Mengembangkan pernyataan utama berkesan menarik dan bertahan lama yang diharapkan akan ditangkap khalayak usai mendengar atau menyaksikan pesan : perempuan Indonesia percaya diri, cerdas dan mandiri.

f) Menjabarkan profil pengguna yang diinginkan: bagaimana khalayak menangkap kesan seorang yang menggunakan produk atau layanan yang tengah dipromosikan: profil perempuan yang diperlakukan tidak setara dengan profil perempuan yang diperlakukan dengan setara (lebih confidence, smart dan independent.

g) Mengidentifikasikan poin-poin pesan utama yang akan disertakan dalam semua pesan komunikasi yang disampaikan oleh para mitra pelaksana strategi: 1) Kesetaraan gender menjadi kunci keberhasilan perempuan Indonesia menjadi percaya diri, cerdas dan mandiri; 2) sikap saling menghormati dan menghargai serta saling mendukung antara perempuan dan laki-laki; 3) pelayanan kesehatan serta penyediaan fasilitas bagi pemberdayaan perempuan menjadi prioritas.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

17

6. Saluran dan Alat Bantu:

a) Memilih saluran yang terjangkau khalayak sasaran: Saluran komunikasi interpersonal: petugas penyuluh dalam kunjungan ke rumah-rumah; petugas penyuluh dalam kunjungan ke keluarga inti dan tetangga; saluran komunitas komunikasi ke komunitas etnis, kegiatan sosial. Dll.Saluran media massa: selebaran, iklan layanan sosial di radio dan tv, papan pengumuman, bill board,

b) Menentukan alat bantu: hiburan rakyat yang bisa dijadikan media penyampai informasi.

c) Memadukan pesan, saluran, dan alat bantu: Pesan yang berkaitan dengan kesetaraan gender disampaikan melalui saluran interpersonal berupa kunjungan ke rumah, kampanye, dan pertemuan dengan komunitas . Selain itu bisa juga menggunakan alat bantu berupa hiburan kesenian rakyat seperti wayang, musik dan sebagainya. 7. Rencana Manajemen

a) Identifikasi organisasi utama dan mitra-mitra kerjasama: Organisasi utama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dengan mitra Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi dan pemerintah daerah

b) Menetapkan

peran

dan

tanggungjawab

mitra:

Kementerian

pemberdayaan perempuan sebagai donatur, serta koordinator pelaksana teknis. LSM membantu dalam melakukan program kampanye, pelaksana teknis. Pemerintah Daerah koordinasi dan juga pelaksana teknis di lapangan.

c) Membuat garis besar kerjasama para mitra: Kementerian Pemberdayaan Perempuan membuat konsep, mengambil keputusan, serta menyandang dana,

LSM

memperoleh

dana

dan

melaksana

kerjasama

serta

mempertanggungjawabkan tugas serta penggunaan dana. Pemerintah Daerah, membantu dalam koordinasi lapangan.

d) Menyusun kerangka waktu pelaksanaan strategi: Pelaksanaan program kampanye Bulan Januari s.d Desember 2008 e) Menyusun anggaran

f) Perencanaan

untuk

memantau

kegiatan:

Masing-masing

mitra

memperoleh tanggungjawab dan ukuran keberhasilan pekerjaan yang akan menjadi alat pemantauan, bahwa program tersebut berhasil atau tidak.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

18

8. Rencana Evaluasi:

a) Indetifikasi lingkup dan jenis evaluasi: memastikan rencana kegiatan betul-betul dilaksanakan dan apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai ?. Mengukur indeks kesehatan, pndapatan, pendidikan.

b) Merencanakan pemantauan dan penilaian dampak: apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan frekuensi, intensitas dan waktu yang telah ditentukan. Apakah kualitas atau mutu, kuantitas ( besaran) dan distribusi hasil komunikasi sesuai dengan tujuan. Pemantauan hasilnya apakah sesuai dengan tujuan. Penilaian dampak dengan mengetahui apakah strategi komunikasi sudah sesuai dengan tujuan ?. Ukurannya adalah jumlah khalayak yang mengubah perilaku sudah sesuai tujuan?.Penelitian dampak bisa dengan berbagai metode penelitian baik yang kualitatif dan kuantitatif.

c) Identifikasi rancangan evaluasi dan sumber data: apakah evaluasi berdasarkan jumlah populasi perempuan yang berubah ? Atau program penyuluhannya ?

d) Menyesuaikan evaluasi untuk situasi tertentu : evaluasi yang berguna adalah evaluasi yang disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Tujuan komunikasinya adalah membentuk kesadaran, sikap dan perilaku yang setara gender, maka evaluasinya adalah Dampak Program Komunikasi terhadap Perubahan Perilaku perempuan dan laki-laki yang sesuai dengan kesetaraan gender.

e) Memutuskan pelaksana evaluasi: Menteri Pemberdayaan Perempuan yang menjadi pelaksana evaluasi

f) Merencanakan dokumentasi dan penyebarluasan hasil-hasil evaluasi : menyaipakan dokumentasi dan laporan kegiatan serta penyebarluasan hasilhasilnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

19

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dra. Diah Wardhani M.Si.

PENGANTAR PUBLIC RELATIONS

20