1. Ciri-ciri bioma hutan bakau yaitu: kadar garam air dan tanahnya tinggi, kadar O2 air dan tanahnya rendah, saat air pasang lingkungannya banjir, saat air surutr lingkungannya becek dan berlumpur mengapa bisa demikian, bisa dijelaskan ????? Jawab: a. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi Tumbuhan mangroove dapat digolongkan menjadi tumbuhan yang halofit atau “menyenangi garam” meskipun sebenarnya mereka mampu untuk hidup ditanah yang kurang mengandung garam. Untuk mengatasi kadar garam yang tinggi, secara fisiologis pohon-pohon mangroove, seperti Avicennia. Aegialites, dan Aegiceras mempunyai kelenjar yang mampu menyerap garam yang terdapat dalam air atau tanah. Garam tersebut kemudian dikeluarkan kembali sehingga konsentrasi garam dalam cairan sel tetap dapat dikendalikan Spesies-spesies lain seperti Rhizophora, Sonneratia, dan Lumitzera mampu mengatsi kadar garam yang tinggi karena : 1. Akarnya dapat menyaring NaCl dan air. 2. Memiliki sel-sel khusus didalam daun yang berfungsi menyimpan garam, daun tersebut kemudian digugurkan. 3. Memiliki sel penyimpan air. Tumbuhan menyimpan air pada saat pasokan air tawar cukup banyak, kemudian menyimpannya pada sel-sel tersebut. Air simpanan ini dipergunakan untuk mengencerkan ciran sel yang kadar garamnya lebih tinggi. 4. Bersifat sukulentis, yaitu berdaun tebal dan banyak mengandung air. 5. Daunnya mempunyai struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan. b. Adaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah di dalam tanah Untuk mengambil oksigen dari udara, beberapa spesies tumbuhan mangroove memilki akar nafas (pneumatofor) yang menjulang keatas dan batang yang mempunyai jaringan kulit batang pecah-pecah (berlentisel). Alat-alat ini dapat langsung mengambil oksigen dari udara dan kemudian mengirimkannya ke akar dan bagian tubuh kain yang memerlukannya. Penumatofor merupakan bagian akar yang tumbuh mencuat vertikal yang berfungsi sebagai snorkel bagi seorang penyelam, yaitu mengambil keperluan oksigen dari udara terbuka. Akar nafas ini terdapat pada spesies tertentu seperti Avicennia spp, Xylocarpus spp, dan Sonneratia spp. c. Adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut air Untuk mengatasi substrat yang kurang stabil, beberapa spesies mangroove mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horizontal yang lebar. Disamping memperkokoh tubuhnya, akar tersebut berfungsi untuk mempermudah tumbuhan dalam menangkap unsur hara dan menahan sedimen. Hutan mangroove secara khusu menarik dari segi ilmiah karena pengkhususan struktur dan fisiologinya yang tersesuaikan pada berbagai
faktor haitatnya. Hutan mangroove penting dari segi ekonomi karena peranannya dalam mendukung pengadaan bahan baku untuk bangunan dan industri. Pohon mangroove dipaka sebagai kayu bakar dibanyak negara, digunakan juga sebagai bahan bangunan, merupakan sumber pepagan penyamak karena mengandung bahan tanin (zat penyamak), beberapa spesies kayunya digunakan sebagai bahan arang industri baterai, dan sebagai bubur kayu yang berkualitas. Karena berhubungan dengan laut, habitat mangroove merupakan tempat berpijah beberapa spesies ikan laut, sehingga pemusnahan hutan mangroove akan berdampak yang sangat laus bagi kehidupan ikan. Habitat ini juga merupakan daerah yang sangat baik untuk penanaman padi. Hutan mangroove dikenal mempunyai produktifitas tinggi. Karena semua alasan tersebut, sangat dianjurkan agar habitat mangroove dilestarikan, atau jika habitat dimanfaatkan maka pemanfaatanya harus dengan sangat hati-hati agar tidak sampai rusak. Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.