LAPORAN PRAKTIKUM SPPK PENGEMASAN SELANG PEMADAM KEBAKARAN
KELOMPOK
:5
NAMA
: Genggam Jodie Salsabila
NRP
: 0517040006
KELAS
: K3-4A
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Memeriksa seluruh peralatan pemadam merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemadam kebakaran. Mulai dari ketersediaan alat pemadam api, baju pemadam api hingga kelengkapan lainnya seperti selang pemadam. Selang pemadam merupakan kunci penting dalam upaya pemadaman api dalam peristiwa kebakaran. Sama halnya dengan alat lainnya, selang pemadampun butuh perawatan yang memadai gar ketika digunakan dapat bekerja secara maksimal. Salah satu cara perawatannya yaitu dengan melakukan penggulungan sesuai dengan beberapa prosedur. Teknik menggulung selang pemadam yang benar, mudah tapi tidak semudah yang banyak orang pikirkan, karena penggunaan alat pemadam tidak bisa ditangani sendiri harus melibatkan tim yang telah terbentuk sebelumnya. Terpenting adalah hose man sebutan personil fire brigade yang tugasnya mengurus selang minimal 2 orang dalam 1 tim fire brigade dan teknik ini harus benar-benar dipahami oleh semua personil pemadam kebakaran (fire brigade) terutama hose man. Tujuan menggulung selang yang benar adalah untuk memudahkan fire brigade dalam mengoperasikan ketika terjadi bencana kebakaran, kesalahan dalam menggulung selang dapat berakibat fatal karena waktu yang dibutuhkan akan lebih banyak digunakan untuk membenarkan selang, mengakibatkan selang (fire hose) mudah rusak atau sobek.
1.2
Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori perawatan peralatan pemadam kebakaran. 2. Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran.
1.3
Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara mengaplikasikan teori perawatan peralatan pemadam kebakaran? 2. Bagaimana prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran?
BAB II DASAR TEORI 2.1
Selang Pemadam (Fire Hose) Selang pemadam (fire hose) adalah selang yang digunakan dalam upaya memadamkan kebakaran yang terjadi. Panjang selang pemadam api umumnya mencapai 30 meter. Dengan bermacam-macam ukuran yang bisa digunakan. Untuk penempatan proteksi pemadam kebakaran dalam ruangan (indoor) biasanya menggunakan ukuran selang 1,5 inch. Sedangkan untuk selang pemadam api luar ruangan menggunakan ukuran yang lebih besar yaitu 2,5 inch. Selang pemadam api mengalirkan air bertekanan baik dari jaringan instalasi fire hydrant maupun mobil pemadam kebakaran. Untuk itu selang pemadam api didesain khusus agar tidak mudah rusak dalam memadamkan api. Proses pemadaman dapat menjadi lebih cepat karena posisi selang bisa digulung dan ditarik mendekat ke lokasi titik kebakaran. Setelah digunakan untuk memadamkan kebakaran, selang pemadam biasanya digantung hingga kering karena genangan air yang tertinggal di selang dalam waktu yang lama dapat merusak materi dan membuatnya tidak dapat digunakan lagi dengan baik. Oleh karena itu, stasiun pemadam kebakaran memiliki struktur yang tinggi untuk mengakomodasi panjang selang dalam perawatan preventif pada selang pemadam.
2.2
Jenis Selang Pemadam Berdasarkan materi pembentuknya, selang pemadam dibagi menjadi 3 jenis, antara lain: 1. Selang kanvas Selang pemadam api ini menggunakan bahan kanvas berkualitas tinggi agar tidak mudah rusak dan bocor saat digunakan. Selang kanvas memiliki ketahanan air hingga mencapai tekanan 13 bar, sangat memungkinkan digunakan untuk hydrant pillar yang secara umum hanya berada di tekanan 10 bar atau kurang. Selang pemadam api kanvas juga sangat cocok untuk kondisi siklus cuaca yang tidak menentu seperti di
Indonesia. Ukuran panjang selang kanvas antara 20 – 30 meter dengan berbagai ukuran 1,5 inch; 2,5 inch; dan 3 inch.
Gambar 2.1 Selang kanvas (Sumber: www.indotrading.com)
2. Selang polyester Selang tipe polyester ini sering juga digunakan oleh petugas pemadam kebakaran Indonesia. Dengan menggunakan bahan utama polyester staple dan polyester filaments akan membuat selang ini tahan lama dan handal saat digunakan. Ketahanan dari selang jenis polyester sama dengan selang kanvas yaitu mencapai tekanan 13bar. Selang polyester dapat dipasang dengan coupling yang sesuai kebutuhan seperti machino, instantaneous, dan storz coupling.
Gambar 2.2 Selang polyester (Sumber: www.fatiha.co.id)
3. Selang red rubber Selang pemadam api red rubber memiliki ciri unik yaitu berwarna merah cerah berbeda dengan selang kanvas dan polyester yang berwarna putih. Material yang digunakan untuk membuat selang red rubber adalah karet berkualitas tinggi sehingga cocok digunakan untuk pemadam api dalam lingkungan proyek dalam sebuah perusahaan. Ukuran umum dari selang pemadam api red rubber yaitu 1,5 inch; 2,5 inch; 3 inch; dan 4 inch, sedangkan panjangnya 20 dan 30 m.
Gambar 2.3 Selang red rubber (Sumber: www.guardall.co.id)
2.3
Kerusakan Selang Pemadam Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari kerusakan selang pemadam: 1. Abrasi (gesekan) Abrasi adalah rusaknya selang akibat adanya gesekan air dengan volume yang besar saat dilakuan proses pemadaman (berkaitan dengan cara pembenahan selang). Orang harus mengingat cara meletakkan selang tanpa harus menyeretnya. 2. Mildew (lapuk) Mildew terjadi apanila selang dalam keadaan belum kering (masih setengah basah) disimpan dalam waktu yang lama dan akhirnya terjadi pelapukan.
3. Shock (kejutan) Hal ini terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang lama tiba-tiba digunakan secara langsung untuk mengalirkan air dalam volume yang besar sehingga selang menjadi shock. 4. Asam, minyak, pelumas, dan bahan bakar Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak terkena minyak pelumas maupun zat cair yang digunakan bersifat asam akan mengalami pengeroposan secara perlahan.
2.4
Prosedur Kerja Penggulungan Selang Penggulungan selang terdiri dari beberapa metode yang setiap metodenya memiliki prosedur kerja yang berbeda seperti berikut ini: 1. The Roll or Coil (digulung tunggal) Metode ini adalah selang diletakkan dilantai dan mulai digulung dari kopling female (perempuan), kopling male (laki-laki) berada di luar gulungan. Cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di Indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.
Gambar 2.4 Penggulungan selang dengan metode the roll or coil (Sumber: www.slideshare.net)
2. Digulung ganda (Dutch roll or roll on the bight) Selang digelar diatas tanah dan coupling perempuan diletakkan di bagian dalam tekukan kurang lebih 60 cm. Kemudian digulung bersamasama sehingga pada akhir gulungan, kopling perempuan tetap berada di
dalam. Cara memasangnya kopling laki-laki dipasang di hidran dan kopling perempuan dilarikan ke arah sumber api. Cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di Indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.
Gambar 2.5 Penggulungan selang dengan metode digulung ganda (Sumber: www.slideshare.net)
3. Flaking (dilipat) Pada sistem ini selang dilipat bagian belakang dan depannya, sehingga kopling laki-laki dan perempuan saling terpisah di bagian luar dan melindungi bagian tengah dari lipatan. Cara ini sangat menguntungkan karena kecepatan waktu menarik selang tergantung dari kecepatan gesekan orang.
Gambar 2.6 Penggulungan selang dengan metode flaking (Sumber: www.slideshare.net)
4. Model angka 8 (figure of eight) Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk pinggiran yang tajam. Sesuai dengan namanya, bentuknya seperti
angka 8. Hal menguntungkan untuk menghindari lekukan pada lipatan sehingga selang dapat bergerak leluasa. Lakukan kegiatan di atas sampai benar-benar mahir melaksanakannya.
Gambar 2.7 Penggulungan selang dengan metode figure of eight (Sumber: www.slideshare.net)
2.5
Prinsip Menggelar Selang Dalam menggelar selang harus dilakukan dengan cepat agar tidak membuang waktu terlalu banyak dan dapat segera melakukan pemadaman. Adapun prinsip dari menggelar selang, antara lain: 1. Arah lemparan dari sumber api ke arah api. 2. Gelaran selang tidak boleh terpelintir. 3. Selang tidak boleh ditarik atau diseret sepanjang permukaan tanah. 4. Untuk gulungan, dapat dilemparkan ke bawah. 5. Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous). 6. Untuk lipatan, ujungnya langsng dibawa ke arah api.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1
Alat dan Bahan 1. Selang pemadam 2. Nozzle
3.2
Prosedur Kerja 1. The Roll or Coil (digulung tunggal) START
Selang diletakkan di lantai
Digulung dari kop female (perempuan)
Kop male (laki-laki) di luar gulungan
END
2. Digulung ganda (Dutch roll or roll on the bight) START
Selang diletakkan di lantai
Kop female (perempuan) diletakkan di bagian dalam tekukan ± 60 cm
Digulung bersama-sama sehingga di akhir gulungan kop female (perempuan) berada di dalam
END 3. Flaking (dilipat) START
Selang dilipat di bagian belakang dan depan
Kop male (laki-laki) dan kop female (perempuan) saling terpisah di bagian luar dan melindungi bagian tengah lipatan
END
4. Model angka 8 (figure of eight) START
Selang diletakkan di lantai
Lakukan lekukan pada selang menyerupai angka 8
Hal ini untuk menghindari lekukan pada lipatan
Lakukan kegiatan tersebut hingga benar-benar selesai
END
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisa Pada praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran kali ini, selang yang digunakan adalah selang kanvas dengan panjang sekitar 30 meter. Sebelum mulai melakukan praktikum, dilakukan pemberian informasi mengenai prosedur kerja terlebih dahulu. Pemberian informasi ini disampaikan secara langsung oleh dosen pembimbing mata kuliah SPPK. Diharapkan para praktikan mampu mengemas selang dengan berbagai metode, kurang lebih seperti apa yang telah disampaikan oleh dosen pembimbing di awal. Selanjutnya dosen pembimbing akan membagi mahasiswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang. Setiap kelompok memiliki tugas pengemasan selang yang berbeda dengan batas pengerjaan selama 5 menit, pada kesempatan kali ini praktikan mendapatkan metode double donut. Berikut adalah prosedur pengemasan selang pemadam kebakaran dengan metode double donut yang telah dilakukan oleh praktikan: 1. Menggelar selang di atas lantai dengan bagian male coupling dibawa lari oleh salah satu praktikan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Menggelar selang di atas lantai
2. Membawa bagian male coupling untuk disejajarkan dengan female coupling (lihat Gambar 4.2) lalu rapikan. Pastikan posisi bagian selang dengan garis biru berada di atas.
Gambar 4.2 Membawa bagian male coupling untuk disejajarkan dengan female coupling 3. Mulai menggulung selang dengan membuat bentuk segitiga terlebih dahulu pada sisi di seberang coupling. Langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Mulai menggulung selang dengan bentuk segitiga 4. Disaat salah satu praktikan mengerjakan proses penggulungan, praktikan yang lain dapat membantu dengan cara merapatkan kedua sisi selang
yang bersejajar agar selang dapat tergulung dengan rapi dan tidak ada jarak antar sisi. 5. Menggulung selang hingga menuju coupling, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4 Menggulung selang hingga menuju coupling Dikarenakan kualitas gambar yang dilampirkan tidak terlalu jelas, maka proses praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran dengan metode double donut yang telah dilakukan oleh praktikan dapat diakses di laman berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=H4usnA7jXOE
4.2
Pembahasan Menurut video praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran dengan metode double donut yang telah dilampirkan oleh praktikan, terdapat kesalahan pada proses merapikan selang. Seharusnya posisi bagian selang dengan garis biru berada di atas. Bahkan pada proses penggulungan selang juga memakan waktu yang cukup lama hingga melebihi batas yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing, yaitu 5 menit. Hal tersebut dikarenakan kedua praktikan melakukan beberapa kali penggulungan ulang untuk memastikan kerapian gulungan tersebut. Sehingga penggulungan selang baru selesai dengan waktu 7 menit. Selain itu terdapat beberapa resiko bahaya yang ditimbulkan dalam praktikum kali ini, yaitu:
1. Terjatuh karena tersandung selang saat membawa lari bagian male coupling pada proses menggelar selang. 2. Nyeri di bagian betis dan lutut akibat terlalu lama berjongkok pada proses menggulung selang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat beberapa metode dalam pengemasan selang, yaitu: single roll, double roll, double donut, model angka 8, dll. 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengemasan selang pemadam kebakaran dengan metode double donut, yaitu: a. Male coupling dan female coupling harus benar-benar berada pada posisi sejajar. b. Pastikan posisi bagian selang dengan garis biru berada di atas. c. Pastikan tidak ada jarak antar kedua sisi selang. d. Kecepatan dan ketepatan waktu saat menggulung selang. 3. Beberapa resiko bahaya yang ditimbulkan dalam praktikum kali ini, yaitu: a. Terjatuh karena tersandung selang saat membawa lari bagian male coupling pada proses menggelar selang. b. Nyeri di bagian betis dan lutut akibat terlalu lama berjongkok pada proses menggulung selang.
5.2
Saran Adapun saran yang dapat diberikan selama melakukan praktikum ini adalah: 1. Memperbanyak latihan untuk memperoleh hasil yang maksimal. 2. Menggunakan APD yang telah ditentukan. 3. Tetap berhati-hati agar terhindar dari resiko bahaya.
DAFTAR PUSTAKA Handoko, Lukman. 2013. Modul Praktikum: Sistem Penanggulangan Kebakaran. Surabaya: PPNS.
Pencegahan
dan
Bromindo. 2015. Selang Pemadam Api. https://www.bromindo.com/selangpemadam-api/ (diakses pada 26 April 2018) Bromindo. 2015. Teknik Menggulung Selang Pemadam yang Benar. https://www.bromindo.com/teknik-menggulung-selang-pemadam-yangbenar/ (diakses pada 26 April 2018)
TUGAS PENDAHULUAN 1. Sebutkan jenis-jenis selang pemadam kebakaran! a. Selang kanvas Selang pemadam api ini menggunakan bahan kanvas berkualitas tinggi agar tidak mudah rusak dan bocor saat digunakan. Selang kanvas memiliki ketahanan air hingga mencapai tekanan 13 bar, sangat memungkinkan digunakan untuk hydrant pillar yang secara umum hanya berada di tekanan 10 bar atau kurang. Selang pemadam api kanvas juga sangat cocok untuk kondisi siklus cuaca yang tidak menentu seperti di Indonesia. Ukuran panjang selang kanvas antara 20 – 30 meter dengan berbagai ukuran 1,5 inch; 2,5 inch; dan 3 inch.
b. Selang polyester Selang tipe polyester ini sering juga digunakan oleh petugas pemadam kebakaran Indonesia. Dengan menggunakan bahan utama polyester staple dan polyester filaments akan membuat selang ini tahan lama dan handal saat digunakan. Ketahanan dari selang jenis polyester sama dengan selang kanvas yaitu mencapai tekanan 13bar. Selang polyester dapat dipasang dengan coupling yang sesuai kebutuhan seperti machino, instantaneous, dan storz coupling.
c. Selang red rubber Selang pemadam api red rubber memiliki ciri unik yaitu berwarna merah cerah berbeda dengan selang kanvas dan polyester yang berwarna putih. Material yang digunakan untuk membuat selang red rubber adalah karet berkualitas tinggi sehingga cocok digunakan untuk pemadam api dalam lingkungan proyek dalam sebuah perusahaan. Ukuran umum dari selang pemadam api red rubber yaitu 1,5 inch; 2,5 inch; 3 inch; dan 4 inch, sedangkan panjangnya 20 dan 30 m.
2. Apa yang dimaksud dengan hoserell? Hoserell adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pada bagian ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara permanen dengan sumber air bertekanan. 3. Sebutkan perlengkapan selang pemadam kebakaran dan jelaskan masingmasing!
a. Coupling (penyambung selang) Coupling merupakan kelengkapan dari setiap selang yang berfungsi untuk menghubungkan atau menyambung dari satu selang ke selang lain.
b. Nozzle Nozzle digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadaman api kimia lainnya.
c. Branch coupling (cabang) Branch coupling yaitu alat yang digunakan untuk penghubung selang yang berbentuk cabang.