4. Belajar Berfikir Dan Ingatan.docx

  • Uploaded by: badriatulmuniroh
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Belajar Berfikir Dan Ingatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,636
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Semua manusia dibumi ini pasti diciptakan dengan dibekali akal pikiran dari sang pencipta. Diberi kemampuan untuk mengingat apa yang dilihat atau yang ditangkap melalui persepsinya. Membicarakan tentang ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai kelupaan. Karena ingatan dan kelupaan dapat diibaratkan sebagai sekeping mata uang yang bermuka dua, satu sisi dengan sisi yang lain tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara apa yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan yang terbaik. Ini berarti bahwa makin banyak yang dapat diingat, akan makin sedikit yang dilupakan, begitu sebaliknya. Selain itu, hal yang dapat membedakan antara manusia dengan makhluk lain yaitu, adanya kemampuan manusia untuk berfikir. Proses dalam pemecahan masalah itulah yang disebut dengan proses berfikir. Manusia dapat berkreasi dan berinovasi sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Orang yang berfikir kreatif akan menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight (pemahaman). Hal-hal tersebut yang akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih. Dan mampu memberikan referensi serta pengetahuan yang lebih luas dan memberikan manfaat yang positif bagi semua.

B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan belajar, berfikir dan ingatan? 2. Bagaimana proses dalam belajar, berfikir dan ingatan?

C. Tujuan penulisan makalah 1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar, berfikir dan ingatan. 2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses dalam belajar, berfikir dan ingatan.

1

BAB II PEMBAHASAN A. INGATAN (MEMORI) 1. Definisi memory Adapun definisi memory dari berbagai sumber adalah sebgai berikut :  Memory adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat di gunakan lagi dimasa yang akan datang.  Sedangkan di dalam bukunya prof. Dr bimo walgito mengatakan menurut para ahli memory ataupun ingatan dipandang sebagai hubungan antara pengalaman dan masa lampau.  Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dan masa lampau. Apa yang pernah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang tapi disimpan dalam jiwanya dan apabila diperlukan maka dapat di keluarkan kembali dalam alam kesadaran. Tetapi inipun tidak berarti bahwa semua yang telah dialami itu akan tetap tinggal tapi ada kalanya ada halhal yang tidak dapat diingat kembali atau hal yang dilupakan. 2. Jenis memori Jenis memori ada tiga yaitu a. Memori sensoris Memori sensoris yaitu proses penyimpanan memori melalui jalur syarafsyaraf sensoris yang berlangsung dalam waktu yang amat pendek. b. Memori jangka pendek Memori jangka pendek yaitu suatu peroses penyimpanan memori sementara. Disebut juga working memory, karena informasi yang di simpan hanya dipertahankan selama informasi itu masih dibutuhkan.

2

c. Memori jangka panjang Memori jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Ingatan jangka panjang terbagi menjadi ingatan subtruktur ingatan eksplisit dan ingatan implisit. Ingatan eksplisit dapat di bagi lagi menjadi ingatann episodik dan semantik. Ingatan implisit terbagi atas ingatan prosedural, pengondisian klasik dan priming. Ketiga jenis memori ini saling berhubungan dengan erat. Informasi akan selalu ditetrima ke dalam memori sensoris kemudian sejumlah tertentu akan diteruskan ke dalam memori jangka pendek dan yang lain hilang. Dari memori jangka pendek ada proses seleksi lagi untuk diteruskan ke memori jangka panjang yang tidak diteruskan juga akan dilupakan.

3. Proses terjadinya ingatan Proses terjadinya ingatan meliputi tiga tahap antara lain:  Memasukkan (learning)  Menyimpan (retention)  Mengeluarkan kembali (remembering) Istilah lain yang juga sering digunakan untuk memasukkan (encoding), menyimpan (storage) dan untuk menimbulkan kembali (rerieval). Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut:

Encoding

Penyimpanan

Retrieval

Memasukkan informasi kedalam ingatan

Menyimpan ingatan seiring berjalannya waktu

Mengambil informasi dari penyimpanan

Semua bentuk informasi yang diterima melalui indera akan dirubah sedemikian rupa sehingga mudah diterima oleh otak untuk disimpan, hal inilah yang disebut dengan encoding. Sebagai contoh ketika kuliah, menonton film,berbincang dengan teman dan lain-lain. Sebagian informasi akan masuk secara otomatis, akan 3

tetapi encoding sebagian informasi membutuhkan usaha. Jadi, encoding merupakan sebuah proses mengubah sifat suatu informasi kedalam bentuk yang sesuai dengan sifat memori. Proses ini mempengaruhi lamanya memori akan disimpan  Proses Encoding Adalah suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. a. Encoding dalam memori sensoris Pada saat mata kita melihat sesuatu atau telinga mendengar sesuatu , informasi dari indra-indra itu akan diubah dalam bentuk implus-implus neural dan di hantar kebagian tertentu di otak. Proses ini berlangsung dalam waktu sepersekian detik. Sinar yang mengenai retina diterima oleh reseptor yang ada kemudian sinar itu ditransformasi ke dalam implus-implus neural dan dikirim ke otak. b. Encoding dalam memori jangka pendek Informasi yang telah diterima oleh otak kemudia dikenai oleh suatu proses yang disebut control processes yaitu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi. Dan informasi yang di simpan dalam memori sensoris dianggap sebagai bahan mentah yang jumlahnya sangat banyak. Kemudian memori tersebut diseleksi menurut beberapa cara dalam control processes. c. Encoding dalam memori jangka panjang Setelah memulai dari memori sensoris kemudian melalui memori jangka pendek dan untuk masuk kedalam memori jangka panjang perlu dilakukan proses lain lagi yang disebut semantic atau imagery coding. Selain itu juga ada beberapa peroses yang mendukung terjadinya encoding ingatan yaitu sebagai berikut: a.

Atensi Untuk memulai proses encoding ingatan atensi berperan penting dalam persepsi sebuah informasi. atensi bersifat selektip dan pokus pada 4

aspek tertentu dan mengabaikan yang lain karena sumber daya otak terbatas. Divided atention (atensi terbagi) juga mempengaruhi encoding ingatan yakni dimana seseorang harus memperhatikan beberapa hal secara bersamaan. b. Tingkat pemerosesan Konsep tingkat pemerosesan (level of processing) bahwa pengodean terjadi pada sebuah rangkaian dari dangkal ke dalam dengan pemerosesan yang lebih dalam menghasilkan ingatan yang lebih baik. c. Elaborasi Elaborasi

yaitu

keluasan

pemerosesan

pada

setiap

tingkat.

dibandingkan dengan hanya mengingat definisi dan konsep ingatan akan lebih baik menyabutkan

contoh-contoh bagaimana informasi masuk

tersimpan dan mengingat kembali. Alasan mengapa elaborasi menghasilkan ingatan yang baik adalah karena kekhasan pada kode ingatan. Jadi jika kita berusaha mengingat dan mencari informasi tertentu, semakin khas pengalaman tersebut, semakin mudah kita menemukannya pada gudang mental kita. Proses pencarian akan lebih mudah jika kode ingatan bersifat unik.

d. Imajinasi Salah satu cara yang paling baik untuk membuat ingatan khas adalah dengan menggunakan imajinasi mental (Murray, 2007 Quinn and Mc Connel, 2006). Imajinasi sangat berguna dalam encoding. Penelitian klasik oleh Allan paivio (1971,1986,2007) mendokumentasikan bagaimana imajinasi dapat meningkatkan ingatan. Paivio berpendapat bahwa ingatan disimpan dengan satu dari dua cara: sebagai kode perbal (kata atau label) dan kode gambar. Paivio berpendapat bahwa kede gambar yang sangat detail dan khas menghasilkan ingatan yang lebih baik. Hipotesis kode gandanya (dual code hypothesis) mengatakan bahwa ingatan terhadap gambar lebih baik dibandingkan dengan ingatan kata. Karena gambar setidaknya yang bisa di beri nama di simpan sebagai kode gambar dan kode verbal. Oleh karena itu kita memiliki dua bagian untuk mengambil kembali informasi.  Proses penyimpanan informasi resensi atau storage

5

Adalah suatu proses yang mengendapkan informasi yang diterima dalam suatu tempat tertentu. a. Penyimpanan informasi dalam memori sensoris Memori sensoris mempunyai kapasitas penyimpanan yang amat besar tapi informasi yang di simpan tersebut cepat sekali menghilang. Menurut penelitian informasi yang disimpan dalam memori sensoris akan mulai menghilang setelah sepersepuluh detik dan hilang sama sekali setelah satu detik b. Penyimpanan informasi dalam memori jangka pendek Kapasitas dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas ini bisa dilihat dengan percobaan yang di sebut memory-span task. c.

Penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang Penyimpanan informasi pada tahap ini berlangsung secara permanen dan kapasitas memori jangka panjang juga amat besar. Ini memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh organisme. Meskipun demikian memiri masih bekerja secara efisien yaitu dengan jalan mereorganisasi informasi yang diterima dari memori jangka pendek.

 Proses mengingat kembali (retieval) Merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali jika dibutuhkan. Hilgard, dkk menyebutkan bahwa ada tiga jenis proses mengingat yaitu: 1. Recall yaitu proses mengingat informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme 2. Recognition yaitu proses mengingat informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. 3. Radintegrative proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep cerita yang cukup kompleks. Adapun ingatan seseorang tergantung pada keadaan tubuh, umur, penyakit, kelelahan dan kebingungan dapat mempengaruhi daya ingat. Umur yang paling baik untuk daya ingatan mekanis (menghapal) adalah antara 10 tahun sampai dengan 15 tahun sedangkan setelah umur 50 tahun kekuatan daya ingat seseorang akan relatif berkurang. Berikut ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan: 1. Adanya kesan yang mendalam 6

2. Waktu yang belum lama 3. Perhatian yang kuat 4. Karena pengalaman pertama 5. Situasi-situasi yang berarti

B. BELAJAR A. PENGERTIAN BELAJAR Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sehingga sudah cukup banyak definisi mengenai belajar yang telah di kemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. 2. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. B. BELAJAR SEBAGAI SUATU PROSES Dari bermacam-macam definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa pada umumnya para ahli melihat belajar itu sebagai suatu proses. Prosesnya sendiri tidak menampak, yang tampak adalah hasil dari proses. Karena belajar merupakan proses, maka dalam belajar adanya masukan, yaitu yang akan diproses dan adanya hasil dari proses tersebut. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan karena latihan atau pengalaman, dan hal ini menimbulkan perubahan dalam prilaku. Ini berarti bahwa proses belajar merupakan intervening variable yang merupakan penghubung atau pengkait antara independent variable dengan dependent variable. Dengan demikian akan jelas bahwa proses belajar itu sendiri terdapat dalam diri individu yang belajar, yang kemudian menghasilkan perubahan individu. C. BELAJAR SEBAGAI SUATU SISTEM Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Masukan apabila dianalisis lebih lanjut, akan didapati beberapa jenis masukan, yaitu masukan mentah (raw input), masukan instrumental (instrumental input) dan masukan lingkungan 7

(environmental input).

Semua ini berinteraksi dalam proses belajar, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila salah satu faktor terganggu, maka proses akan terganggu dan hasilnya juga akan terganggu. Masing-masing faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lain, karenanya belajar itu merupakan suatu sistem. Apabila masukan instrumental terganggu, maka prosesnya akan terganggu, hasil akan terganggu. Masukan mentah adalah individu atau organisme yang akan belajar. Misalnya siswa, mahasiswa, atau anak yang akan belajar.

Masukan instrumental adalah

masuakan yang berkaitan dengan alat-alat atau instrumental yang digunakan dalam proses belajar.

Misalnya rumah, kamar, gedung, peraturn-peraturan.

Peraturan

merupakan masukan instrumental yang lunak, sedangkan kamar, rumah, gedung merupakan masukan instrumental keras. Masukan lingkungan merupakan masukan dari yang belajar, dapat merupakn masukan lingkungan fisik maupun non-fisik. Misalnya tempat belajar yang gaduh atau ramai merupakan hal yang kuruang menguntungkan proses belajar.

D. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT BELAJAR Faktor Pendorong Belajar Biasanya faktor pendorong siswa belajar ada dua hal yaitu : 1.

Faktor internsik Yang mana faktor intern ini muncul dari dirinya sendiri berkat motivasi dirinya dengan berkeinginan untuk belajar tanpa ada suruhan atau motivasi dari orang lain, tetapi motivasi itu muncul sendiri dari diri pribadi sendiri. Sebab-sebab faktor intern pendorong belajar ialah : 

Motivasi



Minat



Bakat



Keinginan sendiri untuk lebih maju

8

Dengan sebab-sebab itulah faktor pendorong belajar muncul dari faktor intern (dari dalam). Dengan faktor intern inilah siswa itu dalam belajarnya aman dan cepat mengerti, karena sifat berkeinginan belajar itu muncul dari diri sendiri tidak dari orang lain. 2.

Faktor eksternsik Faktor ekstern ini ialah yang mana faktor pendorong siswa dalam belajar ini muncul dari bimbingan oang lain atau motivasi muncul dari orang lain, tidak dari diri sendiri. Yang mana faktor pendorong siwa ekstern ini muncul dari berbagai pihak yaitu : a. Keluarga Yang mana faktor keluarga yang banyak memberi motivasi kedalam diri anak tesebut selagi keluarga itu keluaga yang peduli kepada pendidikan dan segala macam nya terhadap anak. b. Lingkungan masyarakat Faktor lingkungan masyarakat ini juga bisa memberikan sifat yang buruk dan baik, tetapi kalau lingkungan masyarakat yang baik, bisa mempengaruhi faktor pendorong siswa iru untuk lebih giat lagi belajanya. c. Teman sebaya Teman sebaya bisa mempengaruhi siswa itu untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk dalam motivasi belajar, karena berkat teman di sekolah lah yang banyak mempengaruhi siswa untuk lebih baik dan buruk. Apabila seseoang mendapat teman sebaya yang baik, maka motivasi belajar anak itu akan lebih baik karena motivasi teman yang baik, begitu pula sebaliknya.

Faktor Penghambat Belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang

9

mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar. 1. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

2. Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat. 3. Faktor Eksternal Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial (Syah, 2003): a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Lingkungan sosial dibagi manjadi tiga, yaitu: 1. Lingkungan sosial sekolah Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan sekitar. 10

b. Lingkungan sosial masyarakat Kondisi

lingkungan

masyarakat

tempat

tinggal

siswa

juga

mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran belajar bagi siswa. c. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan belajar anak adalah: o Pola asuh orang tua o Hubungan orang tua dan anak o Keadaan ekonomi keluarga o Keharmonisan keluarga o Kondisi rumah

d. Teman sebaya Teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar anak, baik teman sebaya dalam lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat. Pada usia anak-anak dan remaja, jiwa yang dimiliki masih labil, emosional, pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal. C. BERPIKIR 1. Definisi Berikut ini beberapa definisi berfikir menurut beberapa ahli: a) Berfikir ialah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara pengetahuan-pengetahuan kita

11

b) Berfikir adalah suatu aktivitas pribadi yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah hingga menemukan hubungan-hubungan dan menentukan sangkut pautnya. c) Berpikir merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon d) Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu menimbang-nimbang dalam ingatan. Dari beberapa definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa berfikir itu merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan akal dan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki.

2. Proses befikir Dalam suatu proses berpikir selalu menggunakan symbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala di lingkungan luar, maupun yang ada pada diri kita sendiri, dalam alam pikiran kita. Salah satu symbol yang biasa digunakan oleh manusia yaitu kata-kata. Makin banyak hal yang perlu diwakili dalam otak kita, makin banyak pula kosakata yang harus disimpan dalam otak kita. Disamping kata-kata, bentuk-bentuk symbol yang digunakan manusia antara lain adalah angka-angka, symbol-simbol matematis, tanda-tanda lalu lintas, not music, mata uang, dan lain sebagainya. Makna simbol-simbol itu bisa dalam sekali dan tidak terbatas. Berbeda dari tanda yang penggunaannya terbatas pada situasi tertentu saja. Selanjutnya, sebelum kita membahas bagaimana proses berpikir itu berlangsung dalam diri seseorang, terlebih dahulu kita akan jelaskan mengenai jenisjenis proses berpikir. Proses berpikir dapat kita golongkan ke dalam 2 jenis, yaitu berpikir asosiatif dan berpikir terarah. A. Berpikir asosiatif proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif ini tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya. Jadi ide-ide itu timbul atau terasosiasi (terkaitkan) dengan ide sebelumnya secara spontan. Jenis berpikir ini disebut juga jenis berpikir divergen (menyebar) atau kreatif, umumnya para pencipta, penemu, penggagas, dan sebagainya dalam bidang ilmu, seni, pemasaran, dan lain sebagainya. 12

Dalam berpikir asosiatif ini ada beberapa tingkatan, yaitu a. Persiapan (Preparation), yaitu tingkatan ketika seseorang itu memformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dinilai berguna untuk memperoleh pemecahan yang baru. Ada kemungkinan apa yang dipikirkan itu tidak segera memperoleh pemecahannya, tetapi persoalan itu tidak akan hilang begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam diri individu yang bersangkutan. Hal ini menyangkut fase kedua yaitu fase inkubasi. b. Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa seseorang, karena individu tidak segera memperoleh pemecahan masalah. c. Tingkat pemecahan atau illuminasi, yaitu tingkat mendapatkan pemecahan masalah. d. Tingkat

evaluasi,

yaitu

mengecek

apakah

pemecahan

yang

diperolehpada tingkat illuminasi itu cocok atau tidak. Jika cocok, lalu akan meningkat pada tingkatan selanjutnya yaitu e. Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan masalah yang diperolehnya. B. Berpikir terarah Ini adalah jenis berpikir yang lain, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Jenis berpikir seperti ini disebut juga berpikir konvergen. Seorang montir misalnya, ketika ia sedang membetulkan kerusakan mesin, ia mengerahkan semua pengetahuannya tentang mesin itu, ditambah lagi dengan membaca manual mesin itu, dan kalau perlu, dia akan mencari informasi lebih lanjut di internet tentang mesin tersebut. Semua informasi itu ditujukan pada satu titik, yaitu mencari dimana letak kesalahan mesin ini. Sedangkan untuk proses atau tahapan dalam berpikir terarah yaitu sebagai berikut: 1) Mengenal masalah 2) Persiapan 3) Pemecahan masalah 4) Evaluasi

13

3. Cara Penarikan Kesimpulan Ketika seseorang itu sedang berpikir, maka setelah berpikir dia tidak akan terlepas dari proses pembentukan atau penarikan kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan, kita dapat menempuh dengan bermacam-macam cara, yaitu. a) Kesimpulan analogi (kesimpulan yang sama) Yaitu, kesimpulan yang ditarik dengan jalan membandingkan situasi yang satu dengan situasi yang lain yang sama yang telah dialami sebelumnya. Dilihat dari jalannya berpikir, maka kesimpulan ini ditarik dari khusus ke khusus. Sebagai contoh: seorang anak melihat banyak kulit durian di tempat sampah di halaman rumahnya dan setelah ia masuk ke dalam rumah, ternyata pamannya yang berasal dari desa datang. Satu bulan kemudian, hal seperti itu terulang kembali, ia melihat banyak kulit durian di halaman rumahnya, dan ternyata pamannya datang lagi. Dari kejadian-kejadian itu kemudian si anak mengambil kesimpulan bahwa jika ia melihat banyak kulit durian di halaman rumahnya, ia mengambil kesimpulan bahwa pamannya datang. Kesimpulan ini ditarik karena adanya kesamaan atau adanya analog dari satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. b) Kesimpulan induksi Yaitu kesimpulan yang ditarik dari suatu peristiwa-peristiwa yang khsuus menuju ke peristiwa-peristiwa yang bersifat umum, atau dengan kata lain menarik kesimpulan dari khusus menuju umum. Misalnya, besi dipanasi mengembang, seng dipanasi mengembang. Berdasar pada beberapa peristiwa tersebut ditariklah kesimpulan yang umum, yaitu bahwa semua benda logam apabila dipanaskan akan mengembang.

c) Kesimpulan deduksi Yaitu kesimpulan yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang bersifat khusus. Biasanya penarikan kesimpulan dengan cara deduksi ini banyak digunakan dalam lapangan hukum. Salah satu bentuk penarikan kesimpulan secara deduktif ialah dengan silogisme. Penarikan kesimpulan dengan silogisme merupakan penarikan kesimpulan yang tidak langsung, artinya menggunakan perantara. Dalam silogisme, yang dijadikan perantaraan adalah term tengah. Pendapat yang satu

14

dibandingkan dengan pendapat yang lain dengan perantaraan pendapat tengah atau term tengah. Misalnya: a- Manusia suatu saat pasti akan mati, b- Amat adalah manusia. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Amat suatu saat pasti akan mati. Dengan contoh ini, dapat dikemukakan bahwa dalam silogisme terdapat tiga pendapat, yaitu: 1- pendapat pertama yang mengandung pengertian umum yang disebut premis mayor, 2- pendapat kedua yang mengandung pengertian khusus yang disebut premis minor, 3- pendapat ketiga yang merupakan kesimpulan. Oleh karena itu, dalam silogisme, apabila premisnya salah maka kesimpulannya juga akan salah. Silogisme yang tidak dapat memebrikan kesimpulan yang benar disebut silogisme semu. Kesalahan dalam silogisme dapat kesalahan formal, yaitu kesalahan dalam bentuknya, dalam segi urut-urutannya, dalam segi konstruksinya, serta kesalahan material, yaitu kesalahan mengenai isi atau materinya. 4. Hambatan-Hambatan dalam Proses Berpikir Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung begitu mudah. Sering orang menghadapi hambatan-hambatan dalam proses berpikirnya. Sederhana atau tidaknya dalam memecahkan masalah bergantung pada masalah yang dihadapinya. Hambatanhambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara lain karena (1) data yang kurang sempurna dan kurang valid, sehingga masih banyak data yang harus diperoleh, (2) data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.

15

BAB III PENUTUP Dari sekian banyak penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa: 1. Ingatan adalah proses dimana kita mengodekan, menyimpan dan menarik kembali informasi baik berupa pengalaman maupun pengetahuan yang berkenaan dengan masa lampau. Belajar ialah proses atau aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam rangka memperoleh informasi hingga akhirnya akan menimbulkan suatu perubahan. Sedangkan berpikir merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan akal dan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki. 2. Jenis-jenis Ingatan (memori) ada 3 yaitu: (1) Memori sensoris, (2) Memori jangka pendek, (3) Memori jangka panjang. 3. Proses terjadinya ingatan meliputi tiga tahap antara lain: a. Memasukkan (learning) b. Menyimpan (retention) c. Mengeluarkan kembali (remembering) 4. Proses berpikir terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu: 1. Berpikir asosiatif 2. Berpikir terarah. 5. Beberapa cara penarikan kesimpulan dalam setelah melalui proses berpikir : a. Kesimpulan analogi b. Kesimpulan induksi c. Kesimpulan deduksi 6. Faktor pendorong dan penghambat belajar : a. Factor internal 7. Faktor eksternal 8. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara lain karena: (1) data yang kurang sempurna dan kurang valid, (2) data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain.

16

Daftar Pustaka

http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-psikologi-umum-ingatan-kelupaan.html https://leylamikintha.files.wordpress.com/2014/04/peristiwa2-kejiwaan-ingatan-belajar-berpikir.docx.

17

Related Documents


More Documents from "Berin D. Salome"