4. Bab Ii.docx

  • Uploaded by: Rendi Freska
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,003
  • Pages: 12
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Kurikulum Hakikat adalah intisari atau dasar; kenyataan yang sebenarnya (KBBI: 383). Sedangkan fungsi adalah kegunaan suatu hal (KBBI: 322). Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentukbentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturanpengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Ada tiga bagian sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam hakikat kurikulum yaitu: a. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya manusia untuk ”memenusiakan manusia”. Manusia pada hakikatnya adalah mahluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran /rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya.Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Interaksi dengan lingkungan sosial menempatkan peranan,posisi, tegas, dan tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial.

4

5

b. Kurikulum

Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman Yunani kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani barasal dari kata Curir, artinya pelari dan Curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus “ditempuh” oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan di atas, kurikulum dalam pendidikan diartikan, sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijasah. c. Pengajaran

Proses belajar-mengajar atau pengajaran, adalah interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa umtuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru pada siswa, sebagai akibat dari proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku dalam pengertian luas separti dikemukakan Kingsley mencakup keterampilan dan kebiyasaan, pengetahuan, pengertian serta sikap dan citacita. 2.2 Pengertian Kurikulum Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum ditafsirkan dalam pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli. 1.

Ronald C. Doll mengartikan kurikulum sekolah adalah muatan proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pelajar untuk memperoleh

6

pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah” 2.

Hilda Taba, mengartikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh anak-anak

3.

J. Galen Saylor dan William M. Alexander, menjelaskan The curriculum is the sum total of schools effort to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas, dihalaman sekolah atau di luar sekolah.

4.

Harold B. Alberty cs. Memandang kurikulum sebagai all of the activities that the provided for the students by the school. Dengan kurikulum dimaksud segala kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar dan tidak diadakan pembatasan antara kegiatan di dalam dan di luar kelas.

5.

B. Othanel Smith cs. Mengartikan kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak, yang diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai dengan masyarakatnya

6.

J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller, kurikulum lebih luas dari pada hanya bahan pelajaran, dalam kurikulum termasuk metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi kemajuan murid dan seluruh program, perubahan dalam tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah, ruangan serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran.

7

7.

Alice Miel, kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.

8.

Depdikbud, kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi ini mencerminkan adanya : 1. Pendidikan itu adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan; 2. Di dalam kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana yang disusun/ diatur; 3. Rencana tersebut dilaksanakan di sekolah melalui cara yang telah ditetapkan.

9.

Suryosubroto menerangkan, bahwa kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

10. Menurut Nurgiantoro, bahwa kurikulum, yaitu alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. 11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Jadi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan

8

pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. 2.3 Konsep Dasar Kurikulum Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. A. Kurikulum sebagai suatu substansi

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. B. Kurikulum sebagai suatu system Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu

9

sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. C. Kurikulum sebagai suatu bidang studi Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

10

2.4 Fungsi Kurikulum Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan.Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu: 1. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) Fungsi Penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.Karena itu, siswa pun harus memiliki kemam puan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. 2. Fungsi Integrasi (the integrating function)

11

Fungsi Integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat.Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya. 3. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function) Fungsi Diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai dan dilayani dengan baik. 4. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function) Fungsi Persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya. 5. Fungsi Pemilihan (the selective function) Fungsi Pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih

12

program program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel. 6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) Fungsi Diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Jika siswa sudah mampu memahami kekuatan kekuatan dan kelemahan kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya. 2.5 Komponen Kurikulum Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu, diantaranya yaitu: A. Tujuan Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Tujuan pendidikan memiliki

13

klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu: 1) Tujuan pendidikan nasional Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. 2) Tujuan institusional Tujuan institusional merupakan tujuan antara mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan. 3) Tujuan Kurikuler Tujuan kurikuler merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidang studi matematika di SD, tujuan pelajaran IPS di SLTP, dan sebagainya. 4) Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. B. Isi (Bahan Ajar) Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya

14

tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub topik tertentu. Tiap topik atau sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Bertolak dari uraian tersebut, tujuan pembelajaran harus dapat dijembatani oleh bahan ajar yang telah diberikan kepada peserta didik. Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran. Artinya bahan ajar yang terangkum dalam mata pelajaran tersebut harus memuat pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek motorik), dan nilai-nilai yang tercermin dalam sikap dan perilaku (aspek afektif). Hal yang merupakan fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun ‘isi’ supaya tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan juga dapat disajikan kepada peserta didik dengan utuh. Intisari uraian di atas adalah bahwa ‘isi’ atau ‘bahan ajar’ merupakan materi yang diajarkan kepada siswa atau peserta didik, baik berupa pengetahuan, nilai-nilai, maupun kemampuan tertentu, dimana siswa diharapkan dapat menguasainya melalui pelaksanakan kurikulum yang diberlakukan daalm institusi pendidikan yang ditempatinya. C. Metode/Strategi

15

Metode dapat juga diartikan sebagai strategi pembelajaran. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat penting, karena berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi atau metode berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi bagaimana yang dapat digunakan sangat bergantung kepada tujuan dan materi kurikulum. D. Evaluasi Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum, dan evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang telah ditetapkan.

Related Documents

Bab 4
May 2020 52
Bab 4
December 2019 75
Bab 4
November 2019 71
Bab 4
November 2019 71
Bab 4
June 2020 34
Bab 4
October 2019 65

More Documents from ""