BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu pembelajaran aktif akan mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehuidupan nyata (Hisyam Zaini, 2002: xvi). Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Hartono, 2008: 20). Melvin L. Silberman (2010: 9) menggambarkan saat belajar aktif, para peserta didik melakukan banyak kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan
baik,
harus
mendengar,
melihat,
menjawab
pertanyaan
dan
mendiskusikannya dengan orang lain. Semua itu diperlukan oleh peserta didik untuk
melakukan
kegiatan
menggambarkannya
sendiri,
mencontohkan,
mencobakan keterampilan dan melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
1
Sementara itu terdapat pengertian lain yaitu mengenai Cara Belajar Siswa Aktif. Cara Belajar Siswa Aktif adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan peserta didik, yang merupakan inti dari kegiatan belajar (Oemar Hamalik, 2005: 137). Saiful Sagala (2006: 201) berpendapat bahwa Cara Belajar Siswa Aktif dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektualemosional peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik peserta didik apabila diperlukan. Cara Belajar Siswa Aktif atau Student Active Learning merupakan suatu proses kegiatan belajar megajar di mana anak terutama mengalami keterlibatan intelektual emosional di samping proses belajar mengajar. Konsep ini bersumber dari teori kurikulum yang berpusat pada anak yang kita kenal dengan istilah Child Centered Curriculum (Lalu Muhammad Azhar, 1993: 38-39). Peserta didik dituntut untuk terlibat maupun berperan dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya sekedar mengikuti dan mendengarkan pembelajaran, namun peserta didik melihat, melakukan, mencobakan dan mengatasi permasalahan yang muncul sehingga harapannya peserta didik lebih dapat menguasai tentang apa yang mereka pelajari. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process).
2
Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya. Melalui saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima oleh si penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan. Komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feed back dan noise /barier. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komunikan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feed back yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif menunjukan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise dan barier atau hambatan dan gangguan, noise ini dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan, pada pesan juga pada channel. Guru tidak antusias, tidak bergairah dalam mengajar sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya
3
karena guru teresebut sedang ada masalah keluarga, hal ini gangguan pada komunikator. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru
harus
memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Mengajar adalah membimbing belajar siswa sehingga ia mampu belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajarmengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif.
4
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24). Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2). Proses pembelajaran dengan metode Guided Note Taking akan mengarahkan konsentrasi peserta didik dalam mengambil point-point penting dari bahan ajar yang mereka dengarkan. Agus Supriono (2011:105) menyatakan bahwa pembelajaran aktif dengan metode Guided Note Taking merupakan metode belajar berupa catatan terbimbing yangdikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian peserta didik. Hisyam Zaini dkk (2010: 32) menyatakan bahwa metode Guided Note Taking merupakan metode di mana guru menyiapkan bagan atau skema atau yang lain yang dapat membantu peserta didik dalam membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Sementara itu Melvin L. Silberman (2010: 123) menyatakan bahwa Guided Note Taking merupakan metode di mana guru menyediakan formulir atau lembar yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar.
5
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami
Sistem
Pemerintahan
Republik
Indonesia
Melalui
Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking pada siswa Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep tahun pelajaran 2017/2018? 2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking terhadap motivasi belajar Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia pada siswa Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep tahun pelajaran 2017/2018? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking pada siswa Kelas VI di SDN Essang IIITalango Sumenep tahun pelajaran 2017/2018.
6
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking pada siswa Kelas VI di SDN Essang IIITalango Sumenep tahun pelajaran 2017/2018. 3. Memberikan gambaran tentang metode pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadikan siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI di SDN Essang III Talango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018” yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: "Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep tahun pelajaran 2017/2018, menggunakan metode GUIDED NOTE TAKING dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya". D. Manfaat Penelitian Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
7
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Kewarganegaran dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Kewarganegaran. 2. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Kewarganegaran dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Kewarganegaran. 3. Proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaran tidak lagi monoton. 4. Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat, tidak konvesional tetapi variatif. 5. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok meningkat. 6. Menjadikan bahan ajar lebih menarik, sehingga proses pembelajaran sesuai dengan tujuan dan prestasi akademik siswa semakin meningkat. E. Penjelasan Istilah Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap tujuan ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran kooperatif adalah : Suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkkan siswa ke dalam kelompok – kelompok kecil untuk bekerja sama dalam pemechan masalah dengan kemampuan siswa dalam setiap kelompok yang heterogen. 2. Motivasi belajar adalah : Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
8
kesiapan dalan diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 3. Prtestasi belajar adalah : Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. F. Batasan Masalah Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi : 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VI di SDN Essang IIITalango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018. 2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2016 semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. 3. Materi yang disampaikan adalah Standar Kompetensi Dasar : Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Menarik Minat dan Perhatian Siswa Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya, seorang anak menaruh minat dalam bidang kesenian,
maka ia akan berusaha
untuk
mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya. Mengingat pentingnya minat dalam belajar, Ovide Declory (18711932) mendasarkan sistem pendidikan pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap orang yaitu minat terhadap makanan, perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap macammacam bahaya dan musuh, bekerja sama dalam olah raga (dalam. Mursela dan Usman, M. Uzer, 2005:27). Mursell dalam bukunya Succesfull Teaching (dalam Uzer, M. Usman, 2005:29), meberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang
10
diantaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakekatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat terhadap belajar. B. Membangkitkan motivasi siswa Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya dalam melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. (Uzer. M. Usman, 2005:28-29). Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Motivasi intrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar, tanpa ada suruhan dari orang lain. 2. Motivasi ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
11
kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya. Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik. a) Kompetisi (persaingan): Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain. b) Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat) : Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa mengenai indikator yang akan dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai indikator tersebut. c) Tujuan yang jelas : Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan. d) Kesempurnaan untuk sukses : Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru. e) Minat yang besar : Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
12
f) Mengadakan penilaian atau tes : Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik, jadi angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. C. Definisi Pembelajaran Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebisaaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lainlain. (Soetomo, 1993: 120). Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
13
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu. D. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994: 2). Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda. Sependapat
dengan
pernyataan
tersebut
Setyaningsih
(2001:
8)
mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktifitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran. Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa
ke
dalam
kelompok-kelompok
kecil
untuk
bekerjasama
dalam
memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah hiterogen. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secaraa maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan metode alernatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan
14
tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri. Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996:
4). Dalam pembelajaran
kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan kerjasama. Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut : 1. Para siswa harus memiliki persepsi bahawa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2. Para
siswa
memiliki
tanggung
jawab
terhadap
siswa
lain
dalam
sekelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok. 5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluuh anggota kelompok. 6. Para
siswa
berbagi
kepemimpinan
keterampilan bekerja sama selama belajar.
15
sementara
mereka
memperoleh
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secaraa individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (199: 2) menambahkan unsurunsur alam pembelajran kooperatif sebagai berikut : 1. Ketergantungan Positif. Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya, maka setiap anggota harus menerima konsekuensinya. 2. Kemampuan Individual. Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggungjawab melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari. 3. Promosi tatap muka interaktif . Meskipun beberapa kelompok kerja dibagibagikan dan dilakukan tiap-tiap individu, beberapa diantaranya harus dilakukan secaraa interaktif, anggota kelompok saling memberikan timbal balik. 4. Manfaat dari penggabungan keahlian yang tepat. Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan pembangunan
kepercayaan,
kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi dan koflik manajemen keahlian. 5. Kelompok Proses. Anggota kelompok mengatur kelompok, secaraa periodik menilai apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidenifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu selanjutnya.
16
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 1. Menetukan objek pembelajaran. 2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai. 3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa. 4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas. 5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara mendiskusikan cara kerjasama. E. Keterampilan-keterampilan kooperatif Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir. 1. Keterampilan kooperatif tingkat awal Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Menggunakan kesepakatan. Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama. b. Menghargai
kontribusi.
Maksud
dari
menghargai
kontribusi
yaitu
memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja
17
tidak menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak terhadap pelaku. c. Menggunakan suara pelan. Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan. d. Mengambil giliran dan berbagi tugas. Setiap anggota kelompok harus bias menggantikan seseorang yang mengemban tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok. e. Berada dalam kelompok. Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok. f. Setiap
anggota
kelompok
harus
meneruskan
tugas
yang
menjadi
tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktu. g. Mendorong partisipasi. Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok, karena jika satu atau dua anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kerang imajinatif. h. Mengundang orang lain untuk berbicara. Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.
18
i. Menyelesaikan tugas tepat waktunya. Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi. j. Menyebutkan nama dan memandang bicara. Memanggil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak mata akan memberikan bahwa mereka telah memberikan kontribusi penting kelompok. k. Mengatasi gangguan. Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan.
Gangguan
dapat
membuat
suatu
kelompok
tidak
dapat
menyelesaikan tugas belajar yang diberikan. l. Menolong tanpa memberi jawaban. Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep dalam memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara pemecahannya. m. Menghormati perbedaan individu. Bersikap menghormati perbedaan terhadap budaya unik, pengalaman hidup serta suku bangsa / ras dari semua siswa dapat menghindari permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing individu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan toleransi.
19
2. Keterampilan koooperatif menengah Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi: a. Menunjukkan penghargaan dan simpati. Menunjukkan
rasa
hormat,
pengertian dan rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain. b. Menggunakan pesan “saya”. Dalam berbicara perlu menggunakan kata “saya” agar orang lain tidak merasa terancam atau merasa bersalah, sehingga permusuhan dapat dihindari. c. Menggunakan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima. Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus dengan cara yang sopan dan sikap yang baik, karena jika mengkritik seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir yang negatif dalam kelompok. d. Mendengarkan dengan aktif. Mendengarkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik dan lisan dalam memperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui bahwa pendengar secaraa giat sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi. e. Bertanya. Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep, seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan serta.
20
f. Membuat ringkasan. Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan. g. Menafsirkan. Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi penekanan. h. Mengatur dan mengorganisir. Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secaraa efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir tugas-tugas yang diberikan akan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien. i. Memeriksa ketepatan. Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang. j. Menerima tanggungjawab. Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul tanggungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. k. Menggunakan kesabaran. Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesagesa. l. Tetap tenang / mengurangi ketegangan. Maksud dari tetap tenang/ mengurangi ketegangan adalah menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening dalam kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.
21
3. Keterampilan koooperatif tingkat mahir Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut : a) Mengelaborasi. Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang lebih tinggi. b) Memeriksa secara cermat. Berbicara dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam untuk mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat menjamin bahwa jawabannya benar. c) Menanyakan kebenaran. Menayakan kebenaran maksudnya membuktikan bahawa jawaban yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap ketepatan jawaban tersebut. d) Menganjurkan
suatu
posisi.
Menganjurkan
suatu
posisi
maksudnya
menunjukkan posisi kelompok terhadap suatu masalah tertentu. e) Menetapkan tujuan. Menetapkan tujuan maksudnya menetukan prioritasprioritas. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien jika tujuannya jelas. f) Berkompromi. Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi. g) Menghadapi masalah khusus. Menghadapi masalah khusus
maksudnya
menunjukkan masalah dengan pemakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak
22
menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang. Semuanya itu bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah. Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan, sensitivitas dan toleran akan meningkat. F. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Secara etimologis, Guided Note Taking berasal dari kata berbahasa Inggris yang secara umum bermakna pengambilan
catatan terbimbing. Metode
pembelajaran Guided Note Taking adalah metode yang menekankan pada peningkatan kemampuan dalam menangkap point-point penting dari teks lisan yang didengar, dengan cara memberikan panduan yang berbentuk kisi-kisi yang berupa pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Proses pembelajaran dengan metode Guided Note Taking akan mengarahkan konsentrasi peserta didik dalam mengambil point-point penting dari bahan ajar yang mereka dengarkan. Agus Supriono (2011:105) menyatakan bahwa pembelajaran aktif dengan metode Guided Note Taking merupakan metode belajar berupa catatan terbimbing yangdikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian peserta didik. Hisyam Zaini dkk (2010: 32) menyatakan bahwa metode Guided Note Taking merupakan metode di mana guru menyiapkan bagan atau skema atau yang lain yang dapat membantu peserta didik dalam membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Sementara itu Melvin L. Silberman (2010: 123) menyatakan bahwa Guided Note
23
Taking merupakan metode di mana guru menyediakan formulir atau lembar yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar. Dalam Bahasa Inggris strategi catatan terbimbing diterjemahkan menjadi strategi Guided Note Taking (Silberman 2009: 108). Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang berasal dari active learning. D’Silva (2010: 77) mendefinisikan pengertian active learning, dengan menyatakan: Active learning refers to models of instruction that focus the responsibility of learning on students by allowing students to engage in learning that promotes higher-order thinking. Strategically designed active learning is critical for the overall development of graduate students towards life-long learning. Maksud dari pernyataan tersebut bahwa, pembelajaran aktif mengacu pada model instruksi yang memusatkan tanggung jawab belajar pada peserta didik dengan membiarkan peserta didik terlibat dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan daya pikir. Pembelajaran aktif secara strategis dirancang untuk seluruh pengembangan peserta didik lulusan ke arah pembelajaran sepanjang hayat. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian peserta didik. Panduan berupa kisi-kisi ini disebut dengan handout note taking, yaitu handout yang isinya berupa kisi-kisi atau poin-poin penting berupa titik-titik yang harus diisi peserta didik
24
selama proses pembelajaran. Silberman (2009: 108) menyatakan bahwa catatan terbimbing merupakan strategi di mana guru menyediakan formulir atau lembar (handout) yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar. Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode Guided Note Takingmerupakan merupakan metode yang menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian peserta didik. Panduan berupa kisikisi ini disebut dengan handout Guided Note Taking, yaitu handout yang isinya berupa kisi-kisi atau poin-poin penting berupa titik-titik yang harus diisi peserta didik selama proses pembelajaran. Seperti yang biasa terjadi, pada proses pembelajaran dengan metode ceramah, peserta didik merasa bosan dan mengantuk karena peserta didik hanya mendengarkan saja. Terlebih lagi pada peserta didik yang duduk di belakang, karena suara guru kurang terdengar dengan jelas. Dengan metode Guided Note Taking, peserta didik tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan dari guru, namun peserta didik melakukan aktivitas mengisi titik-titik pada handout Guided Note Taking. Peserta didik melakukan kegiatan menulis, sehingga peserta didik tidak lagi bosan dan memberikan perhatiannya terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Dengan
metode Guided
Note
Taking peserta
didik
mengetahui materi yang sedang dibahas dalam pembelajaran sehingga diharapkan peserta didik akan lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya.
25
Menulis dan mencatat merupakan kegiatan yang tidak dipisahkan dari aktifitas belajar. Setiap orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran karena menusia memiliki kemampuan dan pengetahuan yang berbeda sehingga berbeda pula dalam menilai dan memilih bahan pelajaran yang akan dicatat. Syaiful Bahri Djamarah (2002: 82) dalam bukunya rahasia sukses belajar mengatakan bahwa menulis atau mencatat adalah kegiatan yang berupaya untuk memadatkan isi dengan landasan kerangka dasarnya dan menghilangkan pikiran jabaran-jabaran. Mencatat tidak sekedar mencatat tetapi mencatat yang mendukung pencapaian tujuan belajar, karena mencatat peserta didik akan dapat menampung sejumlah informasi yang mendukung. Membuat catatan memerlukan pemikiran, jadi tidak sama dengan menyalin. Catatan itu harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi gambaran tentang tentang garis-garis besar dari pelajaran itu gunanya ialah membantu kita mengingat pelajaran (Slameto, 2003: 82). Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat disipulkan bahwa menulis sangat penting selama proses pembelajaran. Dengan menulis peserta didik akan menampung sejumlah informasi dan memerlukan pemikiran. Handout Guided Note Taking merupakan handout yang yang berupa ringkasan atau poin-poin penting yang berupa titik-titik kosong yang harus diisi oleh peserta didik selama pembelajaran. Dengan handout Guided Note Takingproses menulis menjadi lebih efektif sehingga pembelajaran akan menjadi lebih mudah. Peserta didik pun mengetahui materi apa yang diberikan selama pertemuan tersebut berlangsung
26
sehingga harapannya peserta didik menjadi aktif selama pembelajaran dan keaktifan peserta didik meningkat. 1. Tujuan Metode Guided Note Taking Tujuan pembelajaran Guided Note Taking adalah sebagai berikut. a. Mengfokuskan perhatian peserta didik pada point-point penting. b. Menciptakan kerja sama antaranggota dalam kelompok, ketika metode ini dilakukan secara kelompok. c. Menciptakan interaksi persepsi antar anggota kelompok dalam menangkap point-point dalam teks lisan yang mereka simak atau dengarkan. Dari tujuan metode Guided Note Taking tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa memfokuskan perhatian peserta didik pada poin-poin penting maksudnya adalah karena handout ini berupa poin-poin penting, maka pembelajaran pun juga terfokus pada poin-poin penting materi. Dengan adanya aktivitas menulis pada handout, maka perhatian peserta didik lebih terpusat pada menulis handout, peserta didik pun tidak melakukan aktivitas. Metode Guided Note Taking yang dilakukan secara kelompok dapat menciptakan kerjasama antar anggota kelompok. Hal ini secara tidak langsung dapat membentuk karakter kerjasama dalam diri peserta didik, serta hubungan yang harmonis pada kelompok tersebut. Ketika metode Guided Note Taking dilakukan dengan memperdengarkan kaset yang diputar guru, maka peserta didik pun akan mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai apa yang mereka dengar. Sehingga peserta didik berinteraksi untuk membahasnya dalam kelompok. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode ini bertujuan untuk memfokuskan pembelajaran pada
27
poin-poin penting, menciptakan kerjasama dalam kelompok serta menciptakan interaksi perbedaan persepsi pada kelompok tersebut. 2. Ciri-ciri Pembelajaran Catatan Terbimbing Adapun ciri-ciri pembelajaran dengan strategi pembelajaran Guided Note Taking, secara umum sebagai berikut. a. Adanya teks lisan yang harus disimak oleh peserta didik. b. Adanya kisi-kisi yang berupa pernyataan – pertanyaan atau pernyataan – pernyataan yang belum sempurna yang diberikan kepada peserta didik sebagai fokus konsentrasi mereka dalam menyimak teks. c. Adanya produk yang berupa resume dari teks yang disimak. Dari ciri-ciri metode Guided Note Taking di atas dapat dijelaskan bahwa ketika metode Guided Note Taking dilakukan dengan mendengarkan kaset atau guru, maka terdapat teks lisan yang disimak peserta didik yang disebut dengan handout Guided Note Taking. Handout ini berupa kisi-kisi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna berupa titik-titik kosong, sehingga selama proses pembelajaran peserta didik mengisi titik-titik kosong tersebut. Produk resume atau ringkasan yaitu handout Guided Note Taking. Handout ini berupa ringkasan dari materi pelajaran, sehingga peserta didik lebih fokus terhadap materi yang diajarkan. Selain itu materi yang singkat juga dapat menghemat waktu pembelajaran menjadi lebih efektif. Dari uraian ciri-ciri metode Guided Note Taking di atas dapat disimpulkan bahwa metode ini adalah metode yang di dalamnya terdapat produk berupa ringkasan atau poin-poin penting yang masih berupa titik-titik kosong yang diisi
28
peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Ringkasan ini disebut dengan handout Guided Note Taking. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Guided Note Taking Berikut ini adalah keunggulan-keunggulan metode Guided Note Taking yaitu: a. Metode ini cocok untuk kelas besar maupun kecil b. Metode ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung, atau sesuai kegiatan pembelajaran c. Metode ini cukup berguna untuk materi pengantar d. Metode ini sangat cocok untuk materi-materi yang mengandung fakta, silasila, rukun-rukun, atau prinsip-prinsip, dan definisi-definisi e. Metode ini mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif f. Metode ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagian pemikiran yang lebih luas g. Metode ini dapat digunakan beberapa kali untuk merangkum bab-bab yang berbeda h. Metode ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang i. Metode ini dapat digunakan untuk menilai kecenderungan seseorang pada suatu informasi tertentu
29
j. Metode ini memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri. Berdasar keunggulan metode Guided Note Taking di atas metode ini pun cocok digunakan pada kelas besar. Metode ini juga dapat digunakan sebagai pengantar pembelajaran. Karena peserta didik mengisi handout Guided Note Taking kemudian guru membahas dan mengevaluasi bersama-sama dengan peserta didik mengenai materi dalam handout Guided Note Taking. Metode ini cocok diterapkan di awal pembelajaran karena peserta didik akan memiliki pemikiran yang mendasar dari materi yang akan diajarkan. Sehingga seiring berjalannya pembelajaran, peserta didik akan lebih memahami materi pelajaran. Metode Guided Note Taking dapat digunakan sebagai variasi metode yang dipakai oleh guru agar peserta didik tidak bosan dengan metode ceramah yang biasa dilakukan oleh guru. Metode ini dapat digunakan berberapa kali terutama untuk merangkum bab-bab menjadi kisi-kisi. Tulisan naratif yang panjang biasanya akan membuat peserta didik cepat bosan selama proses pembelajaran. Karena peserta didik mendengarkan naratif yang panjang dari guru atau membaca pengertian yang panjang. Dengan metode Guided Note Taking, naratif yang panjang dapat diringkas menjadi kisikisi yang singkat namun jelas. Kecenderungan peserta didik terhadap informasi tertentu dapat dilihat pada tulisan peserta didik pada handout Guided Note Taking. Hal ini karena
30
peserta didik dapat menulis mengenai apa yang ada dalam pikirannya, terutama jika
tulisan
tersebut
berupa
opini.
Pengisian handout
Guided
Note
Taking memungkinkan peserta didik belajar lebih aktif. Dengan membaca berbagai macam buku, ataupun mencari pada literatur lain akan menambah wawasan peserta didik. Peserta didik pun akan menjadi lebih mandiri. Kemudian ketika membahas dengan guru, peserta didik dapat menyampaikan pendapat ataupun bertanya di dalam kelas. Di samping memiliki kelebihan, metode Guided Note Taking juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: a. Jika Guided Note Taking digunakan sebagai metode pembelajaran pada setiap materi pelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik b. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan c. Kadang-kadang sulit dalam pelaksanaan karena guru harus mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, dengan memilah bagian atau materi mana yang harus dikosongkan dan pertimbangan kesesuaian materi dengan kesiapan peserta didik untuk belajar dengan metode tersebut d. Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan metode lama sulit beradaptasi pada metode baru e. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang telah ditetapkan
31
f. Biaya untuk penggandaan handout bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang ekonomis Kelemahan metode Guided Note Taking adalah guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik karena metode ini biasanya dilakukan dengan mendengarkan penjelasan isi handout Guided Note Taking dari guru, mendengarkan kaset, serta mengisi secara bersama-sama dalam kelompok. Dalam mempersiapkan handout Guided Note Taking, guru memerlukan waktu yang cukup lama karena guru harus meluangkan waktu untuk menyiapkan materi, mengetik, mencetak serta menggandakannya sejumlah siwa dalam kelas. Guru harus memikirkan bagian-bagian mana yang dimunculkan dan bagian yang dihilangkan dalam handout Guided Note Taking. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah, metode ini murah dan mudah, tanpa memerlukan persiapan yang rumit. Biasanya guru akan kesulitan beradaptasi untuk menyiapkan metode ini. Pada metode Guided Note Taking peserta didik akan membaca buku ataupun literatur lain. Biasanya peserta didik akan menemui sesuatu yang belum mereka pahami tentang apa yang telah mereka baca. Peserta didik yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi pasti akan menanyakan hal tersebut kepada guru. Sehingga guru dituntut untuk menguasai materi lebih luas lagi. Metode Guided Note Taking dirasa kurang ekonomis karena harus menggandakan handout sejumlah peserta didik dalam kelas. Untuk mengatasi kekurangan tersebut di atas, maka guru harus lebih meluangkan waktu untuk mempersiapkan materi pelajaran. Guru harus
32
mempelajari dan menguasai materi secara luas. Karena metode ini membutuhkan dana dalam menggandakannya, maka sebaiknya metode ini tidak sering diterapkan jika guru dan peserta didik merasa keberatan. 4. Sintaks Pembelajaran Catatan Terbimbing Menurut Suprijono (2009:105), metode pembelajaran lain yang dapat dikembangkan untuk membangun stock of knowledge peserta didik adalah metode catatan terbimbing. Metode catatan terbimbing dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian peserta didik. Tujuan penerapan strategi catatan terbimbing secara umum yaitu: (1) mengfokuskan perhatian peserta didik pada poin-poin penting, (2) menciptakan kerjasama antar anggota dalam kelompok ketika metode tersebut dilakukan secara kelompok, (3) menciptakan interaksi persepsi antar anggota kelompok dalam menangkap poin-poin dalam teks lisan yang mereka simak atau dengarkan. Langkah-langkah
strategi
catatan
terbimbing
menurut
Silberman
(2009:108) dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, sebagai berikut. a. Persiapkan sebuah handout yang menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah materi yang disampaikan melalui ceramah. b. Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut. c. Salah satu cara untuk mengosongkan poin-poin penting yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek. Contoh:
33
Pada sataat ini, para manajer sering menghadapi berbagai persoalan seperti hukum …, tingginya …, dan … kualitas pelayanan. Solusi manajemen tradisional seringkali cenderung seperti … untuk menghasilkan … persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan. d. Bagikan handout yang anda buat kepada peserta didik. Jelaskan bahwa anda sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan agar peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan anda sampaikan. e. Setelah selesai menyampaikan materi, guru dapat meminta peserta didik untuk membacakan hasil catatannya. f. Berikan klarifikasi. Apabila guru menerapkan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, selain dapat memfokuskan perhatian peserta didik pada saat guru menjelaskan materi, melalui strategi ini guru juga dapat membantu mengembangkan kemampuan menyimak peserta didik yang secara tidak langsung membantu perkembangan bahasa peserta didik. Sesuai dengan karakteristik peserta didik Sekolah Dasar terutama peserta didik kelas tinggi yang menurut Kurnia (2007: 21), bahwa pada usia ini peserta didik mengalami perkembangan bahasa terutama kemampuan berbicara dan penguasaan kosa kata yang mengalami peningkatan secara pesat. Strategi ini memfokuskan pada kemampuan menyimak peserta didik. Apabila kemampuan menyimak peserta didik baik maka pemahaman peserta didik terhadap bahasa
34
akan baik pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan kosa kata dan akan berdampak pada kelancaran peserta didik dalam berbicara. Ahli lain mengatakan bahwa angkah-langkah yang digunakan dalam menggunakan model catatan terbimbing (Guided Note Taking) adalah sebagai berikut. a. Beri peserta didik panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran yang akan disampaikan dengan strategi ceramah. b. Kosongkan sebagian dari poin-poin yang dianggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut. c. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah: 1) Berikan suatu istilah dengan pengertiannya; kosongkan istilah atau definisinya, seperti;
…adalah bentuk bidang yang mempunyai lima sisi.
Octagon adalah…. 2) Kosongkan beberapa pernyataan jika poin-poin utamanya terdiri atas beberapa pernyataan. 3) Menghilangkan beberapa kata kunci dari sebuah paragraf, seperti; Beberapa tokoh islam kemudian mendirikan yayasan yang diketuai Muhammad Hatta dan sekretaris…pada tanggal 8 Juli 1945 (27 Rajab 1364 H) yayasan mendirikan … yang berkedudukan di Jakarta dengan pimpinannya…. 4) Dapat juga dibuat bahan ajar(handout) yang tercantum didalamnya subtopik dari materi pelajaran. Beri tempat kosong yang cukup sehingga peserta didik dapat membuat catatan didalamnya.
35
d. Bagikan bahan ajar (handout) yang dibuat kepada peserta didik. Jelaskan bahwa guru sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan agar peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan disampaikan. e. Setelah selesai menyampaikan materi, mintalah peserta didik untuk membacakan hasil catatannya f. Berikan klarifikasi. (Zaini, 2008:32). Pembelajaran diawali dengan memberikan bahan ajar misalnya berupa handout kepada peserta didik. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah mengosongkan istilah atau definisi dan menghilangkan beberapa kata kunci. Peserta didik diberikan penjelasan bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Selama ceramah berlangung, peserta didik diminta mengisi bagian-bagian yang kosong tersebut.Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, peserta didik diminta membacakan hasil isiannya tadi (Suprijono 2009:105). Zaini (2008: 33) menyatakan strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menggunakan panduan (handout) yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran, yang sebagian poin-poin penting tersebut dikosongkan untuk diisi oleh peserta didik ketika guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Strategi pembelajaran catatan terbimbing dapat memfokuskan
36
perhatian peserta didik dan membuat catatan peserta didik lebih teratur dan akuarat. Catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam menangkap isi dari materi pembelajaran. Peserta didik harus aktif menanggapi ceramah yang diberikan oleh guru dengan mendengarkan, melihat, memikirkan dan menulis. Penerapan pada proses pembelajaran diawali dengan guru membagikan handout yang
telah
dipersiapkan
kepada
peserta
didik. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru dengan mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh peserta didik. Peserta didik dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru agar dapat mengisi bagian yang telah dikosongkan dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa model catatan terbimbing (Guided Note Taking) yaitu suatu model pembelajaran yang digunakan guru untuk mengimbangi ceramah
supaya
tetap
menjadi
perhatian
peserta
didik.
Dengan
memberikan handout atau materi pembelajaran yang sudah dirumpangkan untuk diisi sehingga menjadi jelas dan lengkap. Sementara itu Zainal Muttaqien menjelaskan model yang sederhana dalam metode Guided Note Taking di antaranya: a. Memberi bahan ajar berupa handout kepada peserta didik b. Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah. c. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan
37
adalah dengan mengosongkan istilah atau definisi atau bisa dengan cara menghilangkan beberapa kata kunci. d. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout tersebut memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. e. Selama ceramah berlangsung peserta didik diminta untuk mengisi bagianbagian yang kosong tersebut. f. Setelah penyampaian materi dengan metode ceramah selesai, guru meminta peserta didik untuk membacakan handoutnya. Dalam kesempatan ini, metode Guided Note Taking dilaksanakan dengan diskusi dalam kelompok. Sehingga prosedur yang digunakan adalah membagi kelas dalam 6 kelompok. Guru memberi bahan ajar handout Guided Note Taking kepada peserta didik. Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Guided Note Taking adalah diskusi dalam kelompok. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout tersebut memang sengaja dibuat. Hal itu agar mereka membaca buku ataupun literatur lain serta berdiskusi dalam mengisi titik-titik kosong tersebut. Di samping itu handout dibuat dengan tujuan agar peserta didik lebih menguasai materi yang telah diringkas berupa kisi-kisi atau poin-poin penting. Selama pembelajaran berlangsung, peserta didik mengisi handout bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah peserta didik selesai mengerjakan, guru memintab
38
setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk membacakan hasilnya. Kemudian guru membahasnya bersama dengan peserta didik. Strategi catatan terbimbing merupakan salah satu dari strategi dalam pembelajaran aktif. Alasan memilih strategi ini karena strategi ini cocok diterapkan pada kelas besar maupun kelas kecil. Strategi ini cocok diterapkan pada materi yang berupa fakta-fakta, uraian-uraian, penjelasan, maupun langkahlangkah.
Strategi
catatan
terbimbing
merupakan
strategi
dengan
menggunakan handout note taking. Handout note taking adalah handout yang berisi poin-poin penting yang berupa titik-titik kosong. Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik mengisi titik-titik pada handout note taking yang telah dipersiapkan oleh guru. Handout tersebut berfungsi sebagai alat bantu agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah, cepat, dan perhatian peserta didik tetap fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain penggunaan strategi catatan terbimbing lebih efisien dalam penggunaan alokasi waktu, diyakini dengan penerapan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik Sekolah Dasar pada pembelajaran menyimak materi unsur cerita.
39
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya. Menurtut Oja dan Wahyuni yang sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002 : 55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada : (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antar proyek dengan sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalm proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini perananya tidak dominan dan sangat kecil.
40
Penelitian
ini
mengacu
pada
perbaikan
pembelajaran
yang
berkesinambungan. Kemmis dan Tagart (1988 :14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Essang IIITalango Sumenep Kelas VI tahun pelajaran 2017/2018. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Oktober semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 18 siswa pada Kompetensi Dasar : Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia. B. Rancangan Penelitian Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang halhal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi.2002: 82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya 41
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan teersebut dapat mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut : 1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benarbenar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. 2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukn tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. 3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien 4. Metodologi yang harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas, sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. 5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan setiap waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002: 82-83). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
42
action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Putaran 1 Rencana awal/rancangan
Refleksi
Putaran 2
Tindakan/ Observasi Rencana yang direvisi
Refleksi Tindakan/ Observasi
Putaran 3
Rencana yang direvisi
Refleksi Tindakan/ Observasi
Gambar 3.1. Alur PTK Penjelasan alur diatas adalah : 1. Rancangan/ rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
43
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam 3 putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. C. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharismi, 2002: 19). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secaraa individual maupun secaraa klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK
44
yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. D. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui kefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis dekriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisi tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisi ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu : 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan : X=
x
Dengan
:X ∑X ∑N
= Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa 45
2. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secaraa klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2004 (Depdikbud, 2004), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar baik dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70%. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P=
Siswa. yang.tuntas.belajar x 100% Siswa
3. Untuk lembar observasi a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif Guided Note Taking. Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking digunakan rumus sebagai berikut : P1 P 2 2 Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2
X=
b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut : x x 100 % dengan x Jumah.hasil . pengama tan P1 P 2 X= = 2 Jumlah. pengama tan
%=
Dimana : % = Presentase pengamatan ∑ x = Jumlah rata-rata P2 = Pengamat 2
X P1
46
= Rata-rata = Pengamat 1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif
Model Guided Note Taking, dan lembar observasi
aktifitas guru dan siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilakasanakan pada tanggal 17 September 2016 di Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep dengan jumlah siswa 18 siswa. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking melalui tahapan sebagai berikut: a. Memberi bahan ajar berupa handout tentang proses Pemilu dan Pilkada kepada peserta didik b. Materi ajar disampaikan tentang proses Pemilu dan Pilkada dengan metode ceramah. c. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout proses Pemilu dan Pilkada.
47
d. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout proses Pemilu dan Pilkada memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. e. Selama ceramah tentang proses Pemilu dan Pilkada berlangsung peserta didik diminta untuk mengisi bagian-bagian yang kosong tersebut. f. Setelah penyampaian materi proses Pemilu dan Pilkada dengan metode ceramah selesai, guru meminta peserta didik untuk membacakan handoutnya. g. Membagi kelas dalam 6 kelompok. Guru memberi bahan ajar handout Guided Note Taking kepada peserta didik. Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Guided Note Taking adalah diskusi dalam kelompok. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout tersebut memang sengaja dibuat. Hal itu agar mereka membaca buku ataupun literatur lain serta berdiskusi dalam mengisi titik-titik kosong tersebut. h. Selama pembelajaran berlangsung, peserta didik mengisi handout bersamasama dalam kelompoknya. Setelah peserta didik selesai mengerjakan, guru meminta setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk membacakan hasilnya. Kemudian guru membahasnya bersama dengan peserta didik. Dalam
hal
ini
peneliti
bertindak
sebagai
pengajar
Pendidian
Kewarganegaraan, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah guru Kelas VI. Adapun proses belajr mengajar mengacu pda rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
pelaksanaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
48
bersamaan
dengan
c. Tahap Pengamatan Pada akhir proses belajar mengjaar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagi berikut: 1) Aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. 2) Aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %. 3) Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh
49
siswa. Berikutnya dalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
67,22
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentase ketuntasan belajar
10 55,56 %
Dari tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,22 dan ketuntasan belajar mencapai 55,56 % atau ada 10 siswa dari 18 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 55,56 % lebih kecil dari presentase ketuntasan yangt dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking. d. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
50
3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung e. Analisis data penelitian siklus I 1) Ranah Psikomotor a) Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 8 orang (44,44) b) Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 7 (38,89%) c) Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 (16,67%) d) Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 10 siswa (55,56 %), secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. 2) Ranah Afektif a. Siswa mendapat nilai C sebanyak 8 (44,44%) b. Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 7 (38,89%) c. Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 3 (16,67%) Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 10 siswa (55,56%), secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. f. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
51
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dan lembar observasi guru dan siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2016 di Kelas VI dengan jumlah siswa 18 siswa. Pelaksanan metode pembelajaran kooperatif model Guided Note Taking melalui tahapan sebagai berikut; 1) Memberi bahan ajar berupa handout tentang Mendeskripsikan lembagalembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. 2) Materi ajar disampaikan tentang Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen dengan metode ceramah dan diskusi. 3) Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. 4) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout Mendeskripsikan
lembaga-lembaga
52
negara
sesuai
UUD
1945
hasil
amandemen memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. 5) Selama ceramah tentang mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen berlangsung peserta didik diminta untuk mengisi bagian-bagian yang kosong tersebut. 6) Setelah penyampaian materi mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen dengan metode ceramah dan diskusi selesai, guru meminta peserta didik untuk membacakan handoutnya. 7) Membagi kelas dalam 6 kelompok. Guru memberi bahan ajar handout Guided Note Taking kepada peserta didik. Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Guided Note Taking adalah diskusi dalam kelompok. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout tersebut memang sengaja dibuat. Hal itu agar mereka membaca buku ataupun literatur lain serta berdiskusi dalam mengisi titik-titik kosong tentang mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. 8) Selama pembelajaran berlangsung, peserta didik mengisi handout bersamasama dalam kelompoknya. Setelah peserta didik selesai mengerjakan, guru meminta setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk membacakan hasilnya. Kemudian guru membahasnya bersama dengan peserta didik. Dalam hal ini peneliti adalah pengajar Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah seorang guru Kelas VI. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
53
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. c. Tahap Pengamatan Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagi berikut : 1) Aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Dengan penyempurnaan aspekaspek I atas alam penerapan metode pembelajarn kooperatif Model Guided Note Taking diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan. 2) Aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang
54
mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%). 3) Aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan. Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%). Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.2. Rekapiltulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata tes formatif
71,67
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentase ketuntasan belajar
12 66,67
Dari tabel 4.2 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71,67 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 12 siswa dari 18 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus
55
I.
Adanya
peningkatan
hasil
belajar
siswa
ini
karena
setelah
guru
menginformasikan bahaw setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking. d. Analisis data penelitian Siklus II 1) Ranah Psikomotor a) Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 6 (33,33%) b) Siswa yang mendapat niali 70 sebanyak 5 (27,78%) c) Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 (27,78%) d) Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 (11,11%) Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 66,67%, secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. 2) Ranah Afektif a) Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (33,33%) b) Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 5 (27,78%) c) Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (38,89%) Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 66,67%, secara klasikal termasuk kategori belum tuntas. e. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
56
1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu f. Revisi Rancangan Pelaksanan kegiatan belajar pada Siklus II ini masih terdapat kekurangankekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain : a) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. b) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. c) Guru
harus
lebih
sabar
dalam
membimbing
siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep. d) Guru harus mendistribusikan waktu secaraa baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. e) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan meberi soal-soalsoal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode
57
pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa. b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2016 di Kelas VI dengan jumlah siswa 18 siswa. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking melalui tahapan sebagai berikut: 1) Memberi bahan ajar berupa handout tentang mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. 2) Materi ajar disampaikan tentang mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah dengan metode ceramah dan diskusi. 3) Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. 4) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. 5) Selama ceramah tentang mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah berlangsung peserta didik diminta untuk mengisi bagianbagian yang kosong tersebut. 6) Setelah penyampaian materi mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah dengan metode ceramah dan diskusi selesai, guru meminta peserta didik untuk membacakan handoutnya.
58
7) Membagi kelas dalam 6 kelompok. Guru memberi bahan ajar handout Guided Note Taking kepada peserta didik. Guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Guided Note Taking adalah diskusi dalam kelompok. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout tersebut memang sengaja dibuat. Hal itu agar mereka membaca buku ataupun literatur lain serta berdiskusi dalam mengisi titik-titik kosong tentang mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. 8) Selama pembelajaran berlangsung, peserta didik mengisi handout bersamasama dalam kelompoknya. Setelah peserta didik selesai mengerjakan, guru meminta setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk membacakan hasilnya. Kemudian guru membahasnya bersama dengan peserta didik. Dalam hal ini peneliti adalah pengajar Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah seorang guru Kelas VI. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. c. Tahap Pengamatan Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
59
mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut : 1) Aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu. Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. 2) Aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%), menyampaikan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%). 3) Aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.
60
Berikutnya adalah rekapitukasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata tes formatif
81,11
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentase ketuntasan belajar
16 88,89
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,11 dan dari 18 siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,89% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini di pengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Guided Note Taking sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. d. Analisis data penelitian Siklus III 1) Ranah Psikomotor a) Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 (11,11%) b) Siswa yang mendapat niali 70 sebanyak 3 (16,67%) c) Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 6 (33,33%) d) Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 (27,78%) e) Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 (11,11%)
61
Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 88,89%, secaraa klasikal termasuk kategori tuntas. 2) Ranah Afektif f) Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 2 (11,11%) g) Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 3 (16,67%) h) Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 13 (72,22%) Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 88,89%, secara klasikal termasuk kategori tuntas. e. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut : 1) Selama proses belajar mengajar guru telah mekasanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspk yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebeelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa paa siklus III mencapai ketuntasan.
62
d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemebelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dengan baik dan dilihat dari kativitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak , tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan 1. Ketuntasan hasil belajar siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahawa metode pembelajran kooperatif Model Guided Note Taking memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 55,56%, 66,67% dan 88,89%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan mennerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
63
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terusa menglami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisi data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kompetensi dasar sistem pemerintahan Republik Indonesia dengan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antar siswa /antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahawa aktifitas siswa dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul, diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
64
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang tela dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (55,56 %), siklus II (66,67%), siklus III (88,89%). 3. Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan. 4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok. 5. Penerapan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelum agar proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan lebih efektif dan lebih
65
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dalam pross belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantiny dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas VI, SDN Essang III Talango Sumenep tahun pelajaran 2017/2018. 4. Untuk peneltian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon . Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secaraa Manusiawi. Jakarata: Rineksa Cipta Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional. Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu. Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra. Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. psikologi belajar. Rineksa Putra. Felder, Richad M. 1994. Cooperative Learning In The Technical Corse, (online), (Pcll\d\My% Document\Coop % 20 Report. Hadi, Sutrisno. 1982. metodologi research, jilid I.yogayakarta: yp. Fak. Psikologi UGM. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Hasibuan, JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universiats Press. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Rosdakarya.
Bandung: PT. Remaja
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Srabaya.
67
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya University Negeri. Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru–Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rustiyah, N.K.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Bina Aksara. Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto. Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAI, Universitas Terbuka. Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional. Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendekia. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Surakhamad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
68
SURAT KETERANGAN IJIN PENELITIAN Nomor: 420/07/435.101.117.17/2016
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Essang IIIKecamatan Talango Sumenep Kabupaten Sumenep memberikan ijin kepada:
untuk
Nama
: MUARSO, S.Pd.SD.
NIP
: 19690609 199202 1 003
Pangkat/Gol.Ruang
: Penata, III/c
Jabatan
: Guru Kelas VI
Unit Kerja
: SDN Essang IIIKecamatan Talango Sumenep
melakukan Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul
:
“Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018 “.pada bulan September 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016. Demikian surat keterangan ijin penelitian ini dibuat dengan sebenarnya dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sumenep, 13 September 2016 Kepala Sekolah
RAFI’I, S.Pd.I NIP. 19650315 198504 1 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
69
SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Gapurana IV Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VI (Enam) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : 4x 35 menit (2 pertemuan). Standar Kompetensi 2. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia. Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada. A. Indikator Menceritakan proses Pemilu di Indonesia. Menyebutkan arti dan asas Pemilihan Umum di Indonesia. Menyebutkan tahun-tahun pemilihan umum di Indonesia. Menyebutkan tiga tahapan dalam pemilu tahun 2004. Menyebutkan persyaratan calon presiden dan wakil presiden. Menyebutkan daftar presiden RI. Menyebutkan tugas dan wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mengetahui larangan-larangan pada pelaksanaan kampanye. Menyebutkan aturan-aturan pemilihan Kepala Daerah. Menyebutkan aturan Peraturan Pemerintah (PP). B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menceritakan proses pemilu di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan arti san asas pemilihan umum di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan tahun-tahun pemilihan umum di Indonesia. Siswa mampu menyebutkan tiga tahapan dalam pemilu tahun 2004. Siswa mampu menyebutkan persyaratan calon Presiden dan Wakil Presiden. Siswa mampu menyebutkan daftar Presiden RI. Siswa mampu menyebutkan tugas dan wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Siswa mampu menyebutkan larangan-larangan pada pelaksanaan kampanye. Siswa mampu menyebutkan aturan-aturan pemilihan Kepala Daerah. Siswa mampu menyebutkan aturan Peraturan Pemerintah (PP).
Karakter siswa yang diharapkan : 70
Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship ) C. Materi Ajar Arti dan asas Pemilu Pelaksanaan Pemilu Proses Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pemilihan Kepala Daerah D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan kontekstual. Pendekatan Cooperatif Learning. Diskusi dengan teman sebangku. Tanya jawab. Penugasan. E. Langkah-langkah Kegiatan Langkah Kegiatan
Pengorganisasian Kelas Waktu Penilaian
Kegiatan Awal Apersepsi : – Mengajak semua siswa Kelompok berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran. motivasi : – Mengajak siswa bertanya Kelompok 5 menit jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah. – Dilanjutkan dengan Kelompok 10 menit bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa hidup.
71
Pengenda lian Diri
Religius
Disiplin
Kreatif
Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada, secara Dapat dipercaya ( Trustworthines), dan perhatian ( respect ), Guru bercerita tentang bacaan dalam buku. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; secara Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan memiliki nilai Kewarganegaraan ( citizenship ) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada. Mengajak siswa menyimak “Saya Tambah Pandai” untuk menambah wawasan. Mengajak siswa untuk berdiskusi melalui “Pertanyaan Pemahaman”. Menugaskan siswa untuk memberikan laporan hasil
Kelompok Kelompok
Tertulis
Gemar membaca
Tertulis
Rasa ingin tahu
Kelompok Kelompok
Inovatif
Kemitraa n
Kreatif Kelompok
Kreatif Kelompok Gemar membaca
Individu Kelompok
Peduli sosial
Kelompok 25 menit
Individu
Tertulis
Tanggung jawab Disiplin Gemar membaca
Tanggung jawab
Kreatif 72 Ulet
F. Sumber/Bahan Belajar Gambar/foto Pemilu. Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas 6, terbitan narasumber umum) Surat Kabar, dst. G. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Menceritakan proses Tugas Penilaian Pemilu di Indonesia. Individu lisan. Menyebutkan arti dan Tugas Penilaian asas Pemilihan Umum berpasang tulisan di Indonesia. an Menyebutkan tahuntahun pemilihan umum di Indonesia. Menyebutkan tiga tahapan dalam pemilu tahun 2004. Menyebutkan persyaratan calon presiden dan wakil presiden. Menyebutkan daftar presiden RI. Menyebutkan tugas dan wewenang KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mengetahui laranganlarangan pada pelaksanaan kampanye. Menyebutkan aturanaturan pemilihan Kepala Daerah. Menyebutkan aturan Peraturan Pemerintah (PP).
73
Instrumen/ Soal Menjelas-kan mengapa di negara kita diadakan pemilihan umum. Mengapa pelaksanaan kampanye harus diatur sedemikian rupa? Buatlah laporan proses pemilihan ketua kelas di sekolahmu
Format Kriteria Penilaian Produk ( hasil diskusi ) No. 1.
Aspek
Kriteria
Konsep
* semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
Skor 4 3 2 1
PERFORMANSI No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Pengetahuan
* Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan
4 2 1
2.
Sikap
* Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap
4 2 1
Mengetahui Kepala SDN Gapurana IV
Sumenep, 17 September 2016 Guru Kelas VI
RAFI’I, S.Pd.I NIP. 19650315 198504 1 002
MUARSO, S.Pd.SD. NIP.19690609 199202 1 003
74
LEMBAR TES SIKLUS I Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1.
Lembaga negara yang berwenang memberhentikan presiden dan wakil presiden adalah ….
2.
Para menteri diangkat oleh ….
3.
Suatu badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman dan memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum adalah ….
4.
Suatu lembaga yang bertugas memeriksa tanggungjawab tentang keuangan negara adalah ….
5.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 2 ayat 2, MPR melaksanakan sidang sedikitnya ….
6.
Peraturan Pemerintah itu harus mendapatkan persetujuan DPR, jika tidak mendapat persetujuan DPR, maka ….
7.
Sesuai dengan pasal 5 ayat 1, Presiden melaksanakan tugas eksekutif yaitu ….
8.
Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004 adalah ….
9.
DPR mempunyai tugas membentuk undang-undang menurut pasal … ayat …
10.
Lembaga negara yang terdiri atas anggota DPR dan DPD adalah ….
KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
MPR Presiden MA BPK 1 kali Peraturan tersebut harus tetap dijalankan Membentuk undang-undang Komisi Yudisial 20 ayat 1 MPR
75
Daftar Nilai Tes Siklus I Ketuntasan No.
Nama Siswa
Nilai Ya
Tidak
1
ROFIL
70
√
-
2
AMELATUL QAMARIAH
60
-
√
3
ACH. MALIQ AL-FANSAH
80
√
-
4
ACH. FAWAIDIL ASROR
60
-
√
5
AFDIL FADLAN H
70
√
-
6
AFLA NUR AINI
60
-
√
7
ARIFATUL ROMDANIA
70
√
-
8
EGA DUWI SAPUTRA
60
-
√
9
KARINA
70
√
-
10
MAMLUATUL HIKMAH
70
√
-
11
MOHAMMAT IGAL S
60
-
√
12
RAHMANIYA
80
√
-
13
RISKI AWAN AFANDI
60
-
√
14
SARIF HIDAYATULLAH
70
√
-
15
SILFATUS SHOLEHA
60
-
√
16
SUCI MAULANI
70
√
-
17
SUYUF ALFAQIH RA’IS
60
-
√
18
NADIFATUL AS’ADIYAH JUMLAH RATA-RATA % KETUNTASAN
80 1210 66,67 -
√ 10 55,56
8 44,44
76
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I No
Nama Guru – Siswa) AMIRUDIN Rata-rata Prosentase
1
ROFIL
2
AMELATUL QAMARIAH
3
ACH. MALIQ ALFANSAH
4
ACH. FAWAIDIL ASROR
5
AFDIL FADLAN H
6
AFLA NUR AINI
7
ARIFATUL ROMDANIA
8
EGA DUWI SAPUTRA
9
KARINA
10
MAMLUATUL HIKMAH
11
MOHAMMAT IGAL S
12
RAHMANIYA
13
RISKI AWAN AFANDI
14
SARIF HIDAYATULLAH
15
SILFATUS SHOLEHA
16
SUCI MAULANI
17
SUYUF ALFAQIH RA’IS
18
NADIFATUL AS’ADIYAH Jumlah Rata-rata Prosentase rata-rata
P P1 P2 X % P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 X %
1 2 2 2 6,67 2 2 4 5 6 7 3 4 6 7 6 8 5 5 4 6 2 2 4 5 6 7 3 4 6 7 6 8 5 5 4 6 2 2 4 5 36 44 40 16,67
2 2 1 1,5 5 2 2 5 5 2 2 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 2 2 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 29 29 29 12,08
3 2 2 2 6,67 5 5 6 7 5 6 4 6 6 3 6 3 6 4 5 6 5 5 6 7 5 6 4 6 6 3 6 3 6 4 5 6 5 5 6 7 43 40 41,5 166,67
77
RP I (90 menit) 4 5 6 1 6 4 1 4 5 1 5 4,5 3,3 16,67 15 6 2 4 5 0 8 3 1 3 3 1 2 5 1 4 4 1 3 5 1 4 4 1 3 4 1 1 5 2 3 4 0 2 5 0 2 3 2 3 5 3 2 4 2 4 4 2 3 6 2 4 5 0 8 3 1 3 3 1 2 5 1 4 4 1 3 5 1 4 4 1 3 4 1 1 5 2 3 4 0 2 5 0 2 3 2 3 5 3 2 4 2 4 4 2 3 6 2 4 5 0 8 3 1 3 3 1 2 34 10 25 35 10 26 34,5 10 25,5 14,38 4,16 10,63
Jumlah 7 2 4 3 10 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 2 4 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 2 4 2 3 2 3 3 2 2 3 21 24 22,5 9,38
8 6 7 6,5 21,67 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 19 15 17 7,08
9 5 4 4,5 15 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 3 1 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 3 1 4 4 3 2 23 17 20 8,33
30 30 30 100 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 240 240 240 100
Dokumentasi Pembelajaran Siklus I
78
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu
: : : : :
SDN Gapurana IV Pendidikan Kewarganegaraan VI (Enam) I (Satu) 2x 35 menit (1 pertemuan).
Standar Kompetensi 2. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia. Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. A. Indikator Menyebut-kan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. Menyebutkan wewenang MPR. Menyebutkan tugas, fungsi, dan hak-hak DPR. Menyebutkan tugas-tugas DPD. Menyebutkan tugas-tugas legislatif Presiden bersama DPR. B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menyebutkan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen. Siswa mampu menyebutkan wewenang MPR. Siswa mampu menyebutkan tugas, fungsi, dan hak-hak DPR. Siswa mampu menyebutkan tugas-tugas DPD. Siswa mampu menyebutkan tugas-tugas legislatif Presiden bersama DPR. Siswa mampu menyebutkan tugas BPK. Siswa mampu menyebutkan tugas-tugas Mahkamah Agung (MA). Siswa mampu menyebutkan kewenangan MK. Siswa mampu menyebutkan fungsi Komisi Yudisial. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun (diligence), Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan (citizenship ) C. Materi Ajar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 80
Presiden. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kekuasaan Kehakiman. D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan kontekstual. Pendekatan Cooperatif Learning. Diskusi dengan teman sebangku. Tanya jawab. Penugasan. E. Langkah-langkah Kegiatan Langkah Kegiatan
Pengorganisasian Kelas
Waktu
Pengen dalian Diri
Penilaian
Kegiatan Awal Apersepsi : – Mengajak semua siswa Kelompok berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
5 menit Religius
motivasi : – Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa Kelompok saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.
10 menit Disiplin
– Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa hidup.
Kelompok
Kegiatan Inti
Eksplorasi Dalam kegiatan guru:
eksplorasi, Kelompok
Kreatif
Mendeskripsikan lembagalembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen, secara Dapat dipercaya ( Gemar 81
Trustworthines), dan perhatian ( respect ), Guru bercerita tentang bacaan dalam buku. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; secara Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan memiliki nilai Kewarganegaraan ( citizenship melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Mendeskripsikan lembagalembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen.
Kelompok
membaca
Tertulis Kelompok
Rasa ingin tahu
Kelompok
Inovatif
Kemitraan Tertulis Kelompok
Kreatif Inovatif
Kelompok 25 menit Kelo,mpok Kelo
Kreatif kelompok
Gemar membaca
Individu Peduli sosial
Kelompok
82
Tanggung jawab
Mengajak siswa menyimak “Saya Tambah Pandai” untuk menambah wawasan. Mengajak siswa untuk berdiskusi melalui “Pertanyaan Pemahaman”. Menugaskan siswa untuk memberikan laporan hasil pengamatan tentang materi yang dibahas
Kelompok Disiplin Kelompok Gemar membaca
Individu
Tertulis
Mengajak siswa untuk Kelompok mengerjakan soal-soal yang ada dalam buku kerja/buku paket bse
Tertulis Kreatif
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; memfasilitasi peserta didik Individu melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru Kelompok baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
Observasi Ulet
20 menit Observasi Kreatif
Individu Peduli sosial
Individu
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
Tanggung jawab
Individu
83
Menghargai akan prestasi
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
Komonikatif Individu Tertulis
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
Kreatif
Individu
Tertulis
Individu
Rasa ingin tahu Observasi
Individu
10 menit Kreatif
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
Tanggung Observasi jawab
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
Peduli sosial
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: Kreatif
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
Disiplin
84
bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Kreatif
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan rencana 85
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. F. Sumber/Bahan Belajar Gambar/foto lembaga-lembaga negara. Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas 6, terbitan narasumber umum) Surat Kabar, dst. G. Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/ Soal Kompetensi Penilaian Instrumen Menyebutkan lembaga- Tugas Penilaian Menjelaskan lembaga negara sesuai Individu tulisan. mengapa dalam suatu UUD 1945 hasil negara diperlukan amandemen. lembaga-lembaga negara (eksekutif, Menyebutkan legislatif, dan wewenang MPR. yudikatif). Menyebutkan tugas, fungsi, dan hak-hak DPR. Menyebutkan tugastugas DPD. Menyebutkan tugastugas legislatif Presiden bersama DPR.
Mengetahui Kepala SDN Gapurana IV
Sumenep, 01 Oktober 2016 Guru Kelas VI
RAFI’I, S.Pd.I NIP. 19650315 198504 1 002
MUARSO, S.Pd.SD. NIP.19690609 199202 1 003
86
LEMBAR TES SIKLUS II Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 2 ayat 2, MPR melaksanakan sidang sedikitnya ….
2.
Peraturan Pemerintah itu harus mendapatkan persetujuan DPR, jika tidak mendapat persetujuan DPR, maka ….
3.
Sesuai dengan pasal 5 ayat 1, Presiden melaksanakan tugas eksekutif yaitu ….
4.
Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004 adalah ….
5.
DPR mempunyai tugas membentuk undang-undang menurut pasal … ayat …
6.
Lembaga negara yang terdiri atas anggota DPR dan DPD adalah ….
7.
Lembaga negara yang berwenang memberhentikan presiden dan wakil presiden adalah ….
8.
Para menteri diangkat oleh ….
9.
Suatu badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman dan memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum adalah ….
10.
Suatu lembaga yang bertugas memeriksa tanggungjawab tentang keuangan negara adalah ….
KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
1 kali Peraturan tersebut harus tetap dijalankan Membentuk undang-undang Komisi Yudisial 20 ayat 1 MPR MPR Presiden MA BPK
87
Daftar Nilai Tes Siklus II Ketuntasan No.
Nama Siswa
Nilai Ya
Tidak
1
ROFIL
80
√
-
2
AMELATUL QAMARIAH
60
-
√
3
ACH. MALIQ AL-FANSAH
90
√
-
4
ACH. FAWAIDIL ASROR
70
√
-
5
AFDIL FADLAN H
70
√
-
6
AFLA NUR AINI
60
-
√
7
ARIFATUL ROMDANIA
80
√
-
8
EGA DUWI SAPUTRA
70
√
-
9
KARINA
80
√
-
10
MAMLUATUL HIKMAH
70
√
-
11
MOHAMMAT IGAL S
60
-
√
12
RAHMANIYA
80
√
-
13
RISKI AWAN AFANDI
60
-
√
14
SARIF HIDAYATULLAH
70
√
-
15
SILFATUS SHOLEHA
60
-
√
16
SUCI MAULANI
80
√
-
17
SUYUF ALFAQIH RA’IS
60
-
√
18
NADIFATUL AS’ADIYAH JUMLAH RATA-RATA % KETUNTASAN
90 1290 71,67 -
√ 12 66,67
6 33,33
88
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II No
Nama (Guru – Siswa) AMIRUDIN Rata-rata Prosentase
1
ROFIL
2
AMELATUL QAMARIAH
3
ACH. MALIQ ALFANSAH
4
ACH. FAWAIDIL ASROR
5
AFDIL FADLAN H
6
AFLA NUR AINI
7
ARIFATUL ROMDANIA
8
EGA DUWI SAPUTRA
9
KARINA
10
MAMLUATUL HIKMAH
11
MOHAMMAT IGAL S
12
RAHMANIYA
13
RISKI AWAN AFANDI
14
SARIF HIDAYATULLAH
15
SILFATUS SHOLEHA
16
SUCI MAULANI
17
SUYUF ALFAQIH RA’IS
18
NADIFATUL AS’ADIYAH Jumlah Rata-rata Prosentase rata-rata
P P1 P2 X % P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 X %
1 1 3 2 6,67 4 6 4 7 4 5 6 5 5 8 5 6 6 4 4 7 4 6 4 7 4 5 6 5 5 8 5 6 6 4 4 7 4 6 4 7 36 44 40 16,67
2 3 3 3 10 4 3 4 3 4 4 6 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 6 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 29 29 29 12,08
3 2 1 1,5 5 6 5 7 5 6 7 6 7 6 6 7 7 6 9 6 5 6 5 7 5 6 7 6 7 6 6 7 7 6 9 6 5 6 5 7 5 43 40 41,5 166,67
89
RP I (90 menit) 4 5 6 1 6 5 2 4 4 5 4,5 3 16,67 5 15 4 2 2 5 1 3 5 1 2 4 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 2 4 1 1 4 2 2 4 1 2 6 0 1 6 0 1 2 2 2 4 1 0 4 2 2 4 2 1 4 2 2 5 1 3 5 1 2 4 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 2 4 1 1 4 2 2 4 1 2 6 0 1 6 0 1 2 2 2 4 1 0 4 2 2 4 2 1 4 2 2 5 1 3 5 1 2 4 2 2 34 10 25 35 10 26 34,5 10 25,5 14,38 4,16 10,63
Jumlah 7 3 3 7,5 10 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 21 24 22,5 9,38
8 7 8 2 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 15 17 7,08
9 2 2 2 6,67 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 4 3 4 3 3 3 23 17 20 8,33
30 30 30 100 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 240 240 240 100
Dokumentasi Pembelajaran Siklus II
90
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu
: : : : :
SDN Gapurana IV Pendidikan Kewarganegaraan VI (Enam) I (Satu) 4x 35 menit (2 pertemuan).
Standar Kompetensi** 2. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia. Kompetensi Dasar 2.3 Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. A. Indikator Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah pusat. Menyebutkan tugas masing-masing antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Menyebutkan perangkat daerah Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai Pemilihan Umum di Indonesia, proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada, lembaga-lembaga negara serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menyebutkan tugas dan fungsi pemerintahan pusat. Siswa mampu menyebutkan tugas masing-masing antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Siswa mampu menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Siswa mampu menyebutkan perangkat daerah. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship ) C. Materi Ajar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Presiden. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kekuasaan Kehakiman.
92
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan kontekstual. Pendekatan Cooperatif Learning. Diskusi dengan teman sebangku. Tanya jawab. Penugasan. E. Langkah-langkah Kegiatan Pegorganisasian Langkah Kegiatan Kelas Waktu Penilaian Kegiatan Awal Apersepsi : – Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan Kelompok agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran. Kelompok motivasi : 5 – Mengajak siswa bertanya menit jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah. Kelompok – Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa Kelompok hidup. Tertulis Kegiatan Inti 10 Eksplorasi menit Dalam kegiatan eksplorasi, Kelompok guru: Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah, secara Dapat Kelompok dipercaya ( Trustworthines), dan Tertulis perhatian ( respect ), Kelompok Guru bercerita tentang bacaan dalam buku. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang Kelompok akan dipelajari dengan
93
Pengendalian Diri
Religius
Disiplin
Kreatif
Gemar membaca
Rasa ingin tahu
Inovatif
Kemitraan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; secara Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan memiliki nilai Kewarganegaraan ( citizenship ) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. Mengajak siswa menyimak “Saya Tambah Pandai” untuk menambah wawasan. Mengajak siswa untuk berdiskusi melalui “Pertanyaan Pemahaman”. Menugaskan siswa untuk memberikan laporan hasil pengamatan tentang materi yang dibahas Mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam buku kerja/buku paket bse membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
Kelompok Kreatif Kelompok
Inovatif
Kelompok
kelompok Kreatif Individu Gemar membaca Kelompok Peduli sosial Kelompok
25 menit
Tertulis
Kelompok
Tanggung jawab Disiplin
Tertulis Gemar membaca
Individu Kelompok
Observasi Tanggung jawab
Kreatif Observasi Individu Ulet Kelompok Individu Kreatif
94
beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
Peduli sosial Individu
Individu Menghargai akan prestasi Individu Komonikatif
20 menit
Tertulis Kreatif
Individu
Individu Rasa ingin tahu Individu
Tertulis
Kreatif
Tanggung Observasi jawab Peduli sosial
Kreatif Observasi
Disiplin 95
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik
10 menit Kreatif
96
terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. F. Sumber/Bahan Belajar Bagan pemerintah pusat dan daerah. Foto/gambar aparat penegak hukum. Buku paket (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas 6, terbitan narasumber umum) Surat Kabar, dst. G. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah pusat. Menyebutkan tugas masing-masing antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Menyebutkan perangkat daerah Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai Pemilihan Umum di Indonesia, proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada, lembaga-lembaga
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tugas Penilaian Kelompok tulisan
Ulangan harian.
Pilihan ganda. Penilaian lisan atau tertulis (uraian).
Instrumen/ Soal Menceritakan pengalaman tentang kampanye pemilu atau pilkada di daerah masing-masing. Kekuasaan tertinggi negara berada di tangan ... a. DPR b. MPR c. Presiden d. menteri Apa yang dimaksud dengan pemilihan umum?
97
negara serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah Format Kriteria Penilaian Produk ( hasil diskusi ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
Skor 4 3 2 1
Performansi No.
Aspek
1.
Pengetahuan
2.
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan * kadang-kadang Pengetahuan * tidak Pengetahuan * Sikap * kadang-kadang Sikap * tidak Sikap
Mengetahui Kepala SDN Gapurana IV
Sumenep, 08 Oktober 2016 Guru Kelas VI
RAFI’I, S.Pd.I NIP. 19650315 198504 1 002
MUARSO, S.Pd.SD. NIP.19690609 199202 1 003
98
4 2 1 4 2 1
LEMBAR TES SIKLUS III Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1.
Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004 adalah ….
2.
DPR mempunyai tugas membentuk undang-undang menurut pasal … ayat …
3.
Lembaga negara yang terdiri atas anggota DPR dan DPD adalah ….
4.
Lembaga negara yang berwenang memberhentikan presiden dan wakil presiden adalah ….
5.
Para menteri diangkat oleh ….
6.
Suatu badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman dan memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum adalah ….
7.
Suatu lembaga yang bertugas memeriksa tanggungjawab tentang keuangan negara adalah ….
8.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 2 ayat 2, MPR melaksanakan sidang sedikitnya ….
9.
Peraturan Pemerintah itu harus mendapatkan persetujuan DPR, jika tidak mendapat persetujuan DPR, maka ….
10.
Sesuai dengan pasal 5 ayat 1, Presiden melaksanakan tugas eksekutif yaitu ….
KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Komisi Yudisial 20 ayat 1 MPR MPR Presiden MA BPK 1 kali Peraturan tersebut harus tetap dijalankan Membentuk undang-undang
99
Daftar Nilai Tes Siklus III Ketuntasan No.
Nama Siswa
Nilai Ya
Tidak
1
ROFIL
90
√
-
2
AMELATUL QAMARIAH
70
√
-
3
ACH. MALIQ AL-FANSAH
90
√
-
4
ACH. FAWAIDIL ASROR
80
√
-
5
AFDIL FADLAN H
90
√
-
6
AFLA NUR AINI
80
√
-
7
ARIFATUL ROMDANIA
100
√
-
8
EGA DUWI SAPUTRA
80
√
-
9
KARINA
90
√
-
10
MAMLUATUL HIKMAH
80
√
-
11
MOHAMMAT IGAL S
70
√
-
12
RAHMANIYA
100
√
-
13
RISKI AWAN AFANDI
60
-
√
14
SARIF HIDAYATULLAH
80
√
-
15
SILFATUS SHOLEHA
60
-
√
16
SUCI MAULANI
80
√
-
17
SUYUF ALFAQIH RA’IS
70
√
-
18
NADIFATUL AS’ADIYAH JUMLAH RATA-RATA % KETUNTASAN
90 1460 81,11 -
√ 16 88,89
2 11,11
100
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III No
Nama (Guru – Siswa) AMIRUDIN Rata-rata Prosentase
1
ROFIL
2
AMELATUL QAMARIAH
3
ACH. MALIQ AL-FANSAH
4
ACH. FAWAIDIL ASROR
5
AFDIL FADLAN H
6
AFLA NUR AINI
7
ARIFATUL ROMDANIA
8
EGA DUWI SAPUTRA
9
KARINA
10
MAMLUATUL HIKMAH
11
MOHAMMAT IGAL S
12
RAHMANIYA
13
RISKI AWAN AFANDI
14
SARIF HIDAYATULLAH
15
SILFATUS SHOLEHA
16
SUCI MAULANI
17
SUYUF ALFAQIH RA’IS
18
NADIFATUL AS’ADIYAH Jumlah Rata-rata Prosentase rata-rata
P P1 P2 X % P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 X %
1 2 2 2 6,7 5 6 6 6 5 5 6 8 7 9 6 8 4 7 5 7 5 6 6 6 5 5 6 8 7 9 6 8 4 7 5 7 2 2 4 5 44 56 50 20,8
2 2 2 2 6,7 2 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 3 5 3 5 4 2 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 3 5 3 5 4 2 2 5 5 33 30 31,5 13,1
3 4 2 3 10 7 6 6 4 10 6 6 4 7 7 8 7 7 6 7 8 7 6 6 4 10 6 6 4 7 7 8 7 7 6 7 8 5 5 6 7 58 48 53 22,1
101
RP III (90 menit) 4 5 6 4 2 7 4 4 6 4 3 6,5 13,3 10 22,6 5 2 2 5 1 1 4 2 1 7 1 0 2 0 3 6 1 3 5 1 2 6 0 2 4 1 0 4 0 1 4 1 1 4 0 0 3 2 2 6 0 0 2 1 2 4 1 0 5 2 2 5 1 1 4 2 1 7 1 0 2 0 3 6 1 3 5 1 2 6 0 2 4 1 0 4 0 1 4 1 1 4 0 0 3 2 2 6 0 0 2 1 2 4 1 0 6 2 4 5 0 8 3 1 3 3 1 2 29 10 13 43 4 7 36 7 10 15 2,9 4,2
Jumlah 7 2 4 3 10 2 3 2 2 1 1 1 1 2 0 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 0 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 14 15 14,5 6,1
8 4 3 3,5 11,7 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 16 19 17,5 7,3
9 3 3 3 10 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 4 4 3 2 23 18 20,5 8,5
30 30 30 100 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 240 240 240 100
Dokumentasi Pembelajaran Siklus III
102
103
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN Nomor: 420/10/435.101.117.17/2016
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Essang IIIKecamatan Talango Sumenep Kabupaten Sumenep menerangkan bahwa: Nama
: MUARSO, S.Pd.SD.
NIP
: 19690609 199202 1 003
Pangkat/Gol.Ruang
: Penata, III/c
Jabatan
: Guru Kelas VI
Unit Kerja
: SDN Essang IIIKecamatan Talango Sumenep
telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018 “.pada bulan September 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016. Demikian surat keterangan melaksanakan penelitian ini dibuat dengan sebenarnya dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sumenep, 10 Oktober 2016 Kepala Sekolah
RAFI’I, S.Pd.I NIP. 19650315 198504 1 002
DAFTAR HADIR SEMINAR PENDIDIKAN 104
“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018” Hari, tanggal : Sabtu, 5 Nopember 2016 Pukul : 10.00 WIB s/d selesai Tempat : SDN Gapurana IV Penyaji : MUARSO, S.Pd.SD. (Guru SDN Gapurana IVI) No.
Nama
Unit Kerja
Tanda Tangan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19.
19.
20
105
No.
Nama
Unit Kerja
Tanda Tangan
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40 Mengetahui Ketua Panitia Seminar
Sumenep, 5 Nopember 2016 Sekretaris
................................................. NIP.
........................................... NIP.
106
NOTULA SEMINAR PENDIDIKAN “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang IIITalango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018” Hari, tanggal : Sabtu, 5 Nopember 2016 Pukul : 10.00 WIB s/d selesai Tempat : SDN Gapurana IV Penyaji : MUARSO, S.Pd.SD. (Guru SDN Gapurana IV) Acara sebagai berikut: 1. Pembukaan .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 2. Prakata Ketua Panitia .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 3. Presentasi Pemakalah: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
107
.............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 4. Tanya Jawab .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 5. Penutup .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. Mengetahui Ketua Panitia Seminar
Sumenep, 5 Nopember 2016 Sekretaris
................................................. NIP.
........................................... NIP. 108
Dokumentasi Seminar Pendidikan
109
110
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GUIDED NOTE TAKING PADA SISWA KELAS VI SDN ESSANG IIITALANGO SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2017/2018
OLEH :
MUARSO, S.Pd.SD. NIP. 19690609 199202 1 003 Guru Kelas VI
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PENDIDIKAN
SDN GAPURANA IV 2016 111 i
Penelitian Tindakan Kelas
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GUIDED NOTE TAKING PADA SISWA KELAS VI SDN ESSANG III TALANGO SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Diajukan sebagai hasil pengembangan profesi dalam rangka meningkatan profesi guru serta sebagai salah satu syarat Kenaikan Pangkat Golongan Ruang III/d
OLEH :
MUARSO, S.Pd.SD. NIP. 19690609 199202 1 003 Guru Kelas VI
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PENDIDIKAN
SDN GAPURANA IV 2016 ii 112
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GUIDED NOTE TAKING PADA SISWA KELAS VI SDN ESSANG III TALANGO SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DISUSUN OLEH : N A M A N I P Unit Kerja SUMENEP
: : :
MUARSO, S.Pd.SD. 19690609 199202 1 003 SDN ESSANG IIIKEC.TALANGO DINAS PENDIDIKAN KAB.SUMENEP
KARYA TULIS ILMIAH / MAKALAH DISAHKAN PADA TANGGAL ………………………… 2016
Pengawas TK/SD Kecamatan Talango Sumenep
Kepala SDN Gapurana IV Kecamatan Talango Sumenep
FAJAR SANTOSO, S.Pd.M.Si., MM. NIP. 19690421 199601 1 001
RAFI’I, S.Pd.I NIP. 19650315 198504 1 002
113
HALAMAN PUBLIKASI iii
DISERAHKAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN DI PERPUSTAKAAN SDN GAPURANA IV KECAMATAN TALANGO SUMENEP KABUPATEN SUMENEP
NOMOR REGISTER TANGGAL
: :
……………………………… ………………………… 2016
SUMENEP, ……………………2016 PENGELOLA PERPUSTAKAAN
MUARSO, S.Pd.SD. NIP. 19690609 199202 1 003
114 iv
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Pemberi Kenikmatan, yang telah menganugerahkan-Nya sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul
“Upaya
Meningkatkan
Prestasi
Belajar
Memahami
yang sistem
pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018” selesai disusun. Ini semua berkat anugerah dan karunia-Nya. Laporan ini ditulis sebagai bentuk peningkatan profesionlaisme guru bidang pendidikan, khususnya sebagai wujud nyata peningkatan proses dan hasil belajar di sekolah dasar. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini hingga terselesaikannya penyusunan laopran ini. Penulis mengharapkan adanya saran serta kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan laopran ini selanjutnya. Harapan penulis, semoga tulisan yang kemungkinan besar bisa mengantisipasi proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah akan memberikan manfaat kepada para guru, terutama kepada para mitra pendidikan. Sumenep, 10 Nopember 2016 Penulis
MUARSO, S.Pd.SD. NIP. 19690609 199202 1 003 115 v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ... .........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ... .........................................................................
iii
HALAMAN PUBLIKASI .............................................................................
iv
KATA PENGANTAR ... .................................................................................
v
DAFTAR ISI ... ................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ... ........................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ................................................................................
ix
ABSTRAK .....................................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... ................................................................
1
B. Rumusan Masalah ... .........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian... ...........................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan ..........................................................................
7
E. Manfaat Penelitian... .........................................................................
7
F. Penjelasan Istilah ...............................................................................
8
G. Batasan Masalah ..............................................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menarik Minat dan Perhatian Siswa ... .............................................
10
B. Membangkitkan Motivasi Siswa... ....................................................
11
C. Definisi Pembelajaran ... ...................................................................
13
D. Pembelajaran Kooperatif ... ...............................................................
14
E. Keterampilan-keterampilan Kooperatif ... ........................................
17
F. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking ........
23
116 vi
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ... ........................................
27
B. Rancangan Penelitian ... ....................................................................
27
C. Alat Pengumpul Data ... ....................................................................
30
D. Teknik Analisis Data .......................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian ... ...............................................................
34
1. Siklus I … ...................................................................................
34
2. Siklus II … ..................................................................................
40
3. Siklus III ....................................................................................
47
B. Pembahasan... ....................................................................................
53
BAB V PENUTUP A. Simpulan …. .....................................................................................
55
B. Saran dan Tindak Lanjut ... ...............................................................
55
DAFTAR PUSTAKA ... ..................................................................................
57
LAMPIRAN -LAMPIRAN
117 vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I …...............................
36
2. Tabel 4.2 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I …...............................
37
3. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus I …. .............................
38
4. Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II … .............................
42
5. Tabel 4.5 Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus II … ..............................
43
6. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus II… ..............................
44
7. Tabel 4.7 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III … ............................
48
8. Tabel 4.8 Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III … .............................
49
9. Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus III … ............................
50
118 viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat Keterangan Ijin Penelitian ......................................
59
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................
60
Lampiran 3
: Lembar Tes Siswa Siklus I ..............................................
65
Lampiran 4
: Daftar Nilai Tes Siklus I ..................................................
66
Lampiran 5
: Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I .....
67
Lampiran 6
: Dokumentasi Pembelajaran Siklus I ................................
68
Lampiran 7
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................
70
Lampiran 8
: Lembar Tes Siswa Siklus II .............................................
77
Lampiran 9
: Daftar Nilai Tes Siklus II ................................................
78
Lampiran 10
: Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ....
79
Lampiran 11
: Dokumentasi Pembelajaran Siklus II ..............................
80
Lampiran 12
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ................
82
Lampiran 13
: Lembar Tes Siswa Siklus III ...........................................
89
Lampiran 14
: Daftar Nilai Tes Siklus III ...............................................
90
Lampiran 15
: Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ...
91
Lampiran 16
: Dokumentasi Pembelajaran Siklus III .............................
92
Lampiran 17
: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ....................
94
Lampiran 18
: Daftar Hadir Seminar Pendidikan ...................................
95
Lampiran 19
: Notula Seminar Pendidikan .............................................
97
Lampiran 20
: Dokumentasi Seminar Pendidikan ..................................
99
ix 119
ABSTRAK Amirudin. 2016. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018. Kata Kunci : sistem pemerintahan, pembelajaran kooperatif, Guided Note Taking Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Penelitian ini berdasarkan permasalahan : (Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Guided Note Taking Pada Siswa Kelas VI SDN Essang III Talango Sumenep Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran . setiap putaran terdiri dari empat tahap, yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Essang III tahun pelajaran 2017/2018 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang tela dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (2) Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (55,56 %), siklus II (66,67%), siklus III (88,89%), (3) Metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan, (4) Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok, dan (5) Penerapan metode pembelajaran kooperatif Model Guided Note Taking mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
120 x