363148100-laporan-pkl-herbarium.docx

  • Uploaded by: Made Wijaya
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 363148100-laporan-pkl-herbarium.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,338
  • Pages: 74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003).

Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004). Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).

1

Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuhtumbuhan selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon. Istilah Herbarium adalah pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara.untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Koleksi specimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium. Para ahli-ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing Negara. Di Indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah Cibinong Jawa Barat. Laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan dari berbagai Negara di dunia. (Balai Diklat Kehutanan Makassar, 2011). Cyrtococcum acrescens adalah rumput tahunan menjalar yang tumbuh pada tanah yang tidak terlalu lembab, sering terdapat pada tempat-tempat ternaung, penyebarannya meliputi 0-1300 m dpl, berbunga sepanjang tahun. Merupakan gulma yang dominan, dijumpai pada areal TBM maupun TM, karena toleransinya terhadap suasana ternaung. Gulma ini dipandang tidak berbahaya

dalam

persaingan

dengan

tanaman

budidaya.Tumbuhan

ini bermanfaat sebagai pelindung permukaan tanah terutama pada lok asi yang curam (Nasution, 1986). Dasar Perlindungan Tanaman merupakan cara untuk mencegah adanya hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman sehingga menurunkan hasil dari tanaman tersebut. Perlindungan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan cara kultur teknis, Mekanis, penggunaan musuh alami atau dengan pengendalian hama terpadu (PHT) yang sedang digalakkan pemerintah. (Triharso,1996) 1.2 Tujuan PKL 1. Mengetahui tata cara pembuatan herbarium kering 2. Mengetahui tata cara penyimpanan, dan pendataan koleksi herbarium di Herbarium Bogoriense.

2

3. Menambah perbendaharaan pengetahuan melalui pengamatan secara langsung baik.

1.3 Manfaat PKL 1. Keahlian profesi yang di dapat dari praktek kerja lapangan,dapat meningkatkan rasa percaya diri ayng selanjutnya akan mendorong untukmeningkatkan keahlian professional pada tingkat yang leabih tinggi 2. Waktu tempuh untuk mencapai keahluan professional menjadi lebih singkat, stslah lulus sekolah dengan praktek kerja lapangan, tidak lagi memerlukan waku latihanlanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai 3. Melatih disiplin, tanggung jawab, kreatifitas, inisiatif, motivasi kerja,kerja sama,tingkah laku,emosi dan etika.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Dasar Teori 2.1.1 Pengertian herbarium Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang di keringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua pengertian hebarium: 1. Hebarium adalah sekumpulan contoh tumbuhan yang dikeringkan (dawetkan), diberi nama, disimpan dan diatur berdasarkan sistem klasifikasi, digunakan dalam penelitian botani 2. Kotak, kamar atau gedung untuk menyimpan kumpulan contoh tumbuhan yang dikeringkan(diawetkan), disimpan dan diklasifikasikan, digunakan dalam penelitian botani. 2.1.2. Fungsi Herbarium 1. Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut. 2. Sebagai bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasi atau tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud. 3. Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan. 4. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi,ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 5. Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain. 6. Sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran 7. Sebagai bukti adanya keanekaragaman. 2.1.3.Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas: 1. Herbarium Basah

4

Herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. 2. Herbarium Kering Herbarium kering cara pengawetannya yaitu dengan cara dikeringkan. Sebagian besar specimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan.Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. 2.2 Uraian tanaman 2.2.1 Paku sejati polypodiopsida ( Ray,J.1984 ) 2.2.1.1 Klasifikasi tanaman Regnum : plantae Subregnum : traceobionta Devisi : pteridophyta Kelas :pteridopsida Sub kelas :cyatheatae Ordo :cyatheatales Famili : cyatheaceae Paku sejati Genus : cyathea (polypodiopsida) Spesies : cyathea sp. 2.2.1.2 Deskripsi tanaman Dunia tumbuhan secara umum dibagi mejadi 5 kelompok besar dalam divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling komplek yaitu Divisio Schyzophyta yaitu tumbuhan belah; yang menjadi anggota Schizophyta adalah semua tumbuhan yang cara reproduksinya dengan membelah diri, inti sel belum berdinding dan secara umum bersifat uniseluler. Contoh dari Diviso Schizophyta adalah bakteri dan alga biru. Divisio berikutnya adalah Divisio Thallophyta, yaitu kelompok tumbuhan yang dapat multiseluler ataupun uniseluler namun sudah memiliki inti yang sesungguhnya. Contoh dari Divisio Thallophyta adalah alga dan jamur. Meningkat pada kelompok tumbuhan lain yang struktur akar dan batangnya belum ada, namun sel 5

telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi adalah kelompok Bryophyta. Pteridophyta adalah divisio yang semua anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang sudah jelas. Perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan spora. (Gembong Tjitrosoepomo.1988) Divisio tertinggi dalam dunia tumbuhan, adalah Divisio Spermatophyta; divisio ini telah memiliki biji untuk perkembangan biakan generatifnya. Divisio ada juga yang membaginya menjadi 4 saja dikarenakan Divisio Schizophyta yaitu tumbuhan belah; karena memiliki ciri inti sel belum berdinding maka 7 dikelompokkan pada kelompok tersendiri di luar kelompok tumbuhan yaitu Kingdom Monera (Ray,J.1984) 2.2.1.3 Kandungan kimia Daun paku sejati mengandung saponin, cardenolin dan flavonoida. Steroid merupakan senyawa kimia yang memiliki kerangka dasar siklopentanafenantren. Pada umumnya, gugus metil berada pada C10 dan C13. Rantai samping alkil dapat juga berada pada C17. Sterol adalah steroid yang memiliki gugus hidroksi pada C3. Triterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isopren, dimana kerangka karbonnya dibangun oleh dua atau lebih satuan C5 tersebut. Senyawa terpenoid terdapat bebas dalam jaringan tanaman, tetapi banyak diantaranya yang terdapat sebagai alkohol, aldehid (Harbone,1987), glikosida dan ester asam aromatik (Sastrohamidjojo, 1996). Pembagian triterpenoid berdasarkan jumlah cincin yang terdapat pada struktur molekulnya (Robinson, 1995), antara lain triterpenoid asiklik, triterpenoid trisiklik, triterpenoid tetrasiklik dan triterpenoid pentasiklik. 2.2.1.4 Manfaat tumbuhan Tumbuhan paku banyak ragamnya. Banyak diantaranya yang mempunyai bentuk yang menarik sehingga bagus untuk dijadikan sebagai tanaman hias. Selain sebagai tanaman hias, paku dapat pula

6

dimanfaatkan sebagai sayuran berupa pucukpucuk paku. Dari segi obatobatan tradisional, paku pun tidak luput dari kehidupan manusia. Ada jenis-jenis yang daunnya dipakai untuk ramuan obat, ada pula yang rhizomanya. Batang paku yang tumbuh baik dan yang sudah keras, diperuntukkan untuk berbagai keperluan. Tidak jarang sebagai tiang rumah, paku dipakai untuk pengganti kayu, batang paku diukir untuk dijadikan patung-patung yang dapat ditempatkan di taman. Kadang-kadang dipotong-potong untuk tempat bunga, misalnya

tanaman

anggrek

(Sastrapradja dan Afriastini, 1979). Sejak dulu tumbuhan paku telah

Amaranthus gangeticus

dimanfaatkan oleh manusia terutama sebagai bahan makanan (sayuran). Dewasa ini pemanfaatannya berkembang sebagai material baku untuk pembuatan kerajinan tangan, pupuk organik dan tumbuhan obat (Amoroso, 1990). 2.2.2Bayam merah Amaranthus gangeticus ( Saparinto dan Maya, 2014 ) 2.2.2.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Sub regnum : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Hamamelidae Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae Genus : Alternanthera Spesies : Alternanthera amoena Voss 2.2.2.2 Deskripsi tanaman Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tanaman semusim yang berasal dari daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu bayam cabut (Amaranthus tricolor) dan bayam kakap ( Amaranthus hybridus ). Bayam kakap disebut juga sebagai bayam tahun, bayam turus atau bayam bathok, dan ditanam sebagai

7

bayam petik. Bayam cabut terdiri dari dua varietas, yang salah satunya adalah bayam merah (Saparinto dan Maya, 2014). Bayam merupakan tanaman yang berbentuk perdu dan tingginya dapat mencapai ± 1½ meter. Bayam merah memiliki ciri- ciri berdaun tunggal, ujung runcing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan berwarna putih kemerah-merahan. Bunga bayam merah ukurannya kecil mungil dari ketiak daun dan ujung batang pada rangkaian tandan. Buahnya tidak berdaging, tetapi bijinya banyak, sangat kecil, bulat, dan mudah pecah. Tanaman ini memilki akar tunggang dan berakar samping. Akar sampingnya kuat dan agak dalam (Sunarjono, 2014). Alat reproduksi bayam yaitu secara generatif (biji), dan dari setiap tandan bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Bayam merah, dipanen pada saat tanaman berumur muda, sekitar 40 hari setelah sebar, dengan tinggi sekitar 20 cm. Bayam ini dicabut bersama akarnya yang kemudian dijual dalam bentuk ikatan (Bandini, 1995) 2.2.2.3 Kandungan kimia Daun bayam merah memiliki kandungan zat aktif, diantaranya flavonoid dan tanin. Di samping itu akar bayam merah juga mengandung alkaloid, karbohidrat, flavonoid, glikosida, tanin, senyawa fenolik, protein, saponin dan asam amino (Pradana, dkk., 2016). 2.2.2.4 Manfaat tanaman Daun bayam biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, antara lain sayur bening, sayur lodeh, pecel, rempeyek bayam dan lalap (Supriati, 2014). Dibandingkan dengan bayam hijau, bayam merah kurang populer, namun, bayam merah mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan (Astawan, 2008). Bayam merah dapat menurunkan risiko terserang kanker, mengurangi kolesterol, meperlancar sistem pencernaan, dan antidiabetes. Selain itu, bayam merah dapat mencegah penyakit kuning, alergi terhadap cat, osteoporosis, sakit karena sengatan lipan atau kena gigitan ulat bulu. Batang dan daun bayam merah dapat digunakan untuk menyembuhkan luka bakar, memelihara kesehatan kulit, dan mengobati kepala pusing. Akar bayam merah bermanfaat sebagai obat disentri. Infus darurat bayam merah 30 persen per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin dan hematokrit pada penderita anemia (Astawan, 2008). 2.2.3Daun papaya Carica papaya ( (Ma’mun nurcholis, 2013 )

8

2.2.3.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Filum : Tracheophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Brassicales Famili : Caricaceae Genus : Carica Spesies : Carica papaya L. (Carica papaya) 2.2.3.2 Deakripsi tanaman Pepaya (Carica papayaL.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Pepaya dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis. Tanaman pepaya oleh para pedagang Spanyol 10 disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia. Negara penghasil pepaya antara lain Costa Rica, Republik Dominika, Puerto Riko, dan lain-lain. Brazil, India, dan Indonesia merupakan penghasil pepaya yang cukup besar (Warisno, 2003). Haryoto (1998) mengatakan bahwa tanaman papaya (Carica papaya L.) baru dikenal secara umum sekitar tahun 1930 di Indonesia, khususnya dikawasan Pulau Jawa. Tanaman pepaya ini sangat mudah tumbuh di berbagai cuaca. Menurut Warisno (2003), tanaman pepaya merupakan herba menahun, dan termasuk semak yang berbentuk pohon. Batang, daun, bahkan buah pepaya bergetah, tumbuh tegak, dan tingginya dapat mencapai2,5-10 m. Batang pepaya tak berkayu, bulat, berongga, dan tangkai di bagian atas terkadang dapat bercabang (Gambar 1). Pepaya dapat hidup pada ketinggian tempat 1 m-1.000 m dari permukaan laut dan pada kisaran suhu 22°C-26°C. Dalimartha dan Hembing (1994) mengatakan bahwa pada tanaman pepaya daunnya berkumpul di ujung batang dan ujung percabangan, tangkainya bulat silindris, juga berongga, panjang 25-100 cm. Helaian daun bulat telur dengan diameter 25-75 cm, daun berbagi menjari, ujung daun runcing, pangkal berbentuk jantung, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda, tulang daun menonjol di permukaan bawah daun. Bunga jantan berkumpul dalam tandan, mahkota berbentuk terompet, warna bunganya putih kekuningan. Pepaya memiliki bermacam-macam bentuk, warna, dan rasa. Pepaya muda memiliki biji yang berwarna putih sedangkan yang sudah matang berwarna hitam. Tanaman ini dapat berbuah sepanjang tahun dimulai pada umur 6-7 bulan dan mulai berkurang setelah berumur 4 tahun. 2.2.3.3 Kandungan kimia

9

Dari beberapa kandungan yang ada pada daun pepaya tersebut yang diduga memiliki potensi sebagai larvasida adalah enzim papain, saponin, flavonoid, dan tanin (Priyono, 2007). 2.2.3.4 Manfaat tanaman Buah pepaya selain untuk konsumsi buah segar juga sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan C. Selain itu, buah pepaya juga digunakan untuk terapi memperlancar pencernaan, menghaluskan kulit, mengobati lambung (sakit mag), sariawan, sembelit dan mengurangi panas tubuh, serta membantu membuang lemak dalam tubuh. Buah pepaya berfungsi membantu mengeluarkan racun, Jambu biji membantu mengatur pendapatan asam (Psidium guajava) amino dalam tubuh, sehingga menambah kekebalan tubuh. Dalam industri makanan buah pepaya dapat dijadikan bahan baku pembuatan (pencampur) saus tomat yakni untuk penambah cita rasa, warna dan kadar vitamin. Buah yang setengah matang biasanya dibuat manisan, sedangkan buah muda disayur. Buah pepaya juga diolah menjadi asinan, selai/jam, makanan kering, jus, dan minuman ringan . Akar tanaman pepaya dapat dimanfaatkan untuk obat pembasmi cacing kremi, sakit ginjal, sakit kandung kemih, tekanan darah tinggi, digigit serangga dan encok. Daunnya yang masih muda serta bunganya dibuat urap (lalap masak) dan buntil. Tanaman yang masih berdaun 3-5 helai dan buah muda dapat diambil getahnya untuk papain. Batangnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Papain digunakan untuk penyamak kulit serta melunakkan daging dan bahan kosmetik. (Menurut Dirjen Hortikultura 2005) 2.2.4 Daun jambu biji Psidium guajava (Hapsoh, 2011) 2.2.4.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Sub regnum: Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Psidium 10

Spesies : Psidium guajava L. 2.2.4.2 Deskripsi tanaman Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun, sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 11.200 m dpl. Jambu biji berbunga sepanjang tahun (Hapsoh, 2011). Jambu biji perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, Universitas Sumatera Utara ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul di tengah, kecil-kecil. Keras, berwarna kuning kecoklatan (Hapsoh, 2011). 2.2.4.3 Kandungan kimia Daun mengandung tannin, minyak atsiri (eugenol), minyak lemak, dammar, zat samak, triterpenoid, asam malat (Dalimartha, 2004). Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagaisenyawa polipenol yang mempunyai berat molekultinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan guguslainnya (seperti karboksil) sehingga dapatmembentuk kompleks dengan protein (Danarto, dkk., 2011). Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang terkonjugasi pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya gugus (OH) sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna coklat (Wijaya, dkk., 2011). Tanin merupakan senyawa yang dapat larut dalamair, gliserol, alkohol, dan hidroalkohol, tetapi tidaklarut dalam petroleum eter, benzene dan eter(Sax dan Lewis, 1989). 2.2.4.4 Manfaat tumbuhan Tanaman jambu biji atau Psidium guajava L. Termasuk familia Myrtaceae, banyak tumbuh di daerah-daerah di tanah air kita. Penduduk terlalu mementingkan buahnya, sedangkan daun-daunnya hanya sebagian kecil saja yang memperhatikannya, padahal mempunyai nilai obat yang baik, terutama untuk menyembuhkan sakit: diare dan astringensia (Kartasapoetra, 1992).

11

Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain buahnya dapat dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan sariawan. Selain buahnya, bagian tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar maupun akarnya, dan buahnya yang masih muda juga berkhasiat obat untuk menyembuhkan penyakit disentri, keputihan, sariawan, kurap, diare, pingsan, radang lambung, gusi bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar matahari (Cahyono B, 2010). 2.2.5 Daun sirsak Annona muricata L ( Bilqisti, 2013 ) 2.2.5.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Sub regnum : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Magnoliales Famili : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata L.

2.2.5.2 Deskripsi tanaman Sirsak atau yang dikenal juga dengan sebutan nangka belanda atau durian belanda merupakan tanaman buah tropis yang diperkirakan berasal dari wilayah karibia , Amerika Tengah, dan Amerika selatan. Tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh pemerintah kolonial belanda sekitar abat ke-19. Kecocokan iklim menjadikan tanaman sirsak tumbuh subur di hampir seluruh wilayah Indonesia. Nama sirsak sendiri diambil dari bahasa belanda Zuurzak yg berarti kantung yang asam. Buah sirsak umumnya akan muncul pada bagian batang, cabang, maupun bagian ranting dari pohon, Adapun ciri buah sirsak yang sudah matang yaitu jarak antara daun renggang, tangkai (Annona muricata L) buah menguning. (widyastuti dan paimin, 1993). 12

Sirsak merupakan jenis tanaman yang paling mudah tumbuh diantara jenisjenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembab (Arief, 2012). Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1200 m dari permukaan laut. Tanaman sirsak akan tumbuh sangat baik pada keadaan iklim bersuhu 22-28oC, dengan kelembaban dan curah hujan berkisar antara 1500- 2500mm per tahun (Bilqisti, 2013). 2.2.5.3 Kandungan kimia Didalam buah sirsak terkandung sejumlah vitamin dan serat, Komposisi buah sirsak yaitu 67,5 % daging buah yg dapat dimakan, 20 % kulit buah, 8.5% biji, dan 4% hati atau empelur. Selain mengandung vitamin A, B, dan C, buah sirsak juga mengandung sukrosa 2.54%, dekstrosa 5.05 % dan levulosa 0.04% (Radi, 1997). Daun sirsak mengandung tanin, alkaloid, dan sejumlah kandungan kimia lainnya seperti acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, gentisic acid caclourine, linoleic acid, gigantetronin dan muricapentocin. Kandungan senyawa kimia tersebut merupakan senyawa yang dapat memberikan 5 manfaat untuk tubuh, baik sebagai obat ataupun meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Daun sirsak mengandung berbagai zat aktif yang berkhasiat untuk pengobatan atau penyembuhan beragam penyakit. Daun sirsak memiliki lebar 3-7 cm dan panjang antara 6-18 cm. Daun yang tua berwarna hijau tua dan yang muda berwarna hijau kekuningan. (Radi, 1997). 2.2.5.4 Manfaat tanaman Daun sirsak digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit. Cara penggunaannya bisa secara sederhana yaitu merebus daun sirsak atau secara modern dengan mengambil ekstak dari daun. Tubuh akan mendapatkan manfaat dari air rebusan / ektrak daun sirsak ini bila dikonsumsi secara rutin dan teratur. Beberapa manfaat daun sirsak bisa kita dapatkan untuk kesehatan tubuh antara lain : Menghambat mutasi gen, pertumbuhan bakteri, perkembangan virus, perkembangan parasit, dan pertumbuhan tumor, Menurunkan kadar gula, demam, dan tekanan darah tinggi, Membantu menguatkan syaraf, meningkatkan produksi asi pada ibu hamil, melebarkan pembuluh darah, menyehatkan jantung, meredakan nyeri, mengurangi stess, serta merileksasi otot, Menguatkan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan, Dapat menekan peradangan. 6. Membunuh cacing parasit dan sebagai anti kejang (Mardiana, 2011). 2.2.6 Daun nangka Artocarpus heterophyllus (Heyne. 1987 ) 2.2.6.1 Klasifikasi tanaman

13

Regnum : Plantae Sub Regnum : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Artocarpus Artocarpus Spesies : Artocarpus heterophyllus heterophyllus 2.2.6.2 Deskripsi tanaman Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman nangka berbuah sepanjang tahun jika dirawat dengan baik dan tidak ada kemarau yang terlalu panjang. Pemanfaatan nangka masih terbatas sehingga masyarakat hanya mengkonsumsi daging buah segarnya saja, yaitu dami nangka yang dibuat manisan kering dan campuran sayur gudangan. Nangka muda dibuat gudeg dan campuran sayur seperti pecel maupun lodeh, sedangkan nangka matang dibuat sirup, dodol, keripik, kolak, puding atau dimakan dalam keadaan segar. Biji nangka yang sangat melimpah belum banyak dimanfaatkan atau dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Biji nangka mempunyai harga relatif murah maupun hanya diberikan secara cuma-cuma, umumnya biji nangka hanya dimanfaatkan dalam bentuk biji nangka bakar, rebus, dan goreng (Widyastuti, 1993). 2.2.6.3 Kandungan kimia Daun tanaman ini di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda

sebagai obat antidiabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi (Chandrika, 2006). Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sedangkan biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik (Heyne. 1987). Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai antispasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, dikulit

kayunya

juga

terdapat

senyawa flavonoidyang

baru,

yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi (Ersam, 2001).

14

2.2.6.4 Manfaat tanaman Nangka membantu menyehatkan mata, mengingat kandungan vitamin A yang cukup tinggi yaitu sekitar 200 mg per 100 gr. Vitamin A berperan dalam menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mengandung vitamin C yang lebih tinggi mengandung serat pangan yang cukup tinggi untuk membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan menekan angka kolesterol dalam darah.6 Kulit batang nangka mengandung senyawa kimia artoindonesianidin yang dapat membantu mencegah tumor. Selain itu, terdapat senyawa utama heteriflavon C yang dapat menghilangkan parasit penyebab malaria hingga 100 %. 2.2.7 Daun beringin dolar Ficus benjamina ( widyastuti,1993 ) 2.2.7.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Sub regnum : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Ficus Spesies : Ficus benjamina L. Ficus benjamina 2.2.7.2 Deskripsi tanaman Pohon beringin adalah sebuah tanaman yang berkayu dan berukuran besar. Nama latin tanaman beringin adalah Ficus benjamina L. Sedangkan dalam bahasa inggris nama tanaman beringin adalah Weeping fig atau benjamin tree. Jenis tanaman beringin di dunia ada 850 spesies. Fungsi tanaman beringin biasanya digunakan sebagai tanaman peneduh di jalan dan tanaman hias bonsai yang ditaruh didepan rumah. Tanaman beringin ini mempunyai ciri-ciri dengan akar gantung. Akar gantung tanaman beringin berfungsi untukmenyerap air dan mineral serta membantu pernafasan tanaman tersebut. Tanaman beringin batangnya dapat membesar karena memiliki banyak akar gantung. Umur tanaman beringin ini bisa mencapai ratusan tahun.. Tanaman beringin ini tidak hanya berfungsi sebagai tanaman hias atau peneduh saja namun memiliki berbagai manfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit yang ada ditubuh kita. (Widyastuti, 1993 ) 2.2.7.3 Kandungan kimia Tanaman beringin pada bagian daun, akar dan kulit batangnya mengandung saponin, falvonoida, polifenol, asam amino, dan fenol (Heyne 1987, Bauer & Speck 2012). 2.2.7.4 Manfaat tanaman Akar udara mengandung asam amino, fenol, gula. Penyakit yang dapat diobati : pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik

15

sendi, luka terpukul (memar), influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis), disentri, dan kejang panas pada anak. Berdasarkan data empiris, beringin mampu mengobati atau mencegah kanker. Beringin putih mempunyai kandungan yang sama yaitu saponin, flavanoid, dan alkaloid yang mampu menghambat laju pertumbuhan sel kanker namun (agen kemopreventif). Akar dan daun adalah bagian dari tanaman yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit. Akar udara dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri pada rematik sendi, dan luka terpukul (memar). Sementara daunnya berkhasiat menyembuhkan influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan kejang panas pada anak. Untuk mengatasi kejang panas pada anak, Anda bisa menyiapkan sekitar 100 g daun beringin segar. Cuci bersih lalu rebus bersama 5 liter air selama 25 rnenit. Gunakan air rebusan ini selagi hangat untuk memandikan anak yang sakit. (Widyastuti, 1993 ) 2.2.8 Rumput teki , Cyperus rotundus (Menurut Sugati,1991) 2.2.8.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Sub regnum : Tracheobionta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Famili : Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies : Cyperus rotundus L. Cyperus rotundus 2.2.8.2 Deskripsi tanaman Rumput teki atau terkadang disebut teki, tekan, motta, karehawai, rukut teki, rukut wuta adalah rumput yang dapat hidup sepanjang tahun. Beberapa negara memberi nama tumbuhan ini: musta, mustaka, mutha, mothan, nagamothan, xiang fu, nutgrass, tirirca, tagernut, hama - suge, so ken chiu, tage - tage (Dalimartha, 2009). Teki tumbuh liar di tempat terbuka pada lapangan rumput, pinggir jalan, tanah terlantar, tegalan, atau lahan pertanian yang tumbuh sebagai gulma yang sukar diberantas. Rumput ini bisa tumbuh pada bermacam macam tanah dan terdapat dari 1 - 1000 m dpl (Dalimartha, 2009). Universitas Sumatera Utara 7 Rumput teki merupakan tumbuhan terna, batang segitiga dan bersudut tajam. Daun 4 - 10 helai berjejal pada pangkal batang membentuk roset akar, dengan pelepah daun tertutup tanah. Helaian daun bangun pita, bertulang sejajar, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau mengilap dengan panjang 10 - 60 cm dan lebar 2 - 6 cm. Perbungaan majemuk berbentuk bulir mempunyai 8 - 25 bunga yang berkumpul berbentuk paying, berwarna kuning atau cokelat kuning. Buah berbentuk batu, kecil, bentuknya memanjang sampai bulat telur sungsang. Umbi menjalar, berbentuk kerucut yang 16

besar pada pangkalnya, kadang - kadang melekuk, berwarna cokelat, berambut halus berwarna cokelat atau cokelat kehitaman, keras, wangi dan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm (Dalimartha, 2009). 2.2.8.3 Kandungan kimia Rumput teki, seperti tumbuhan lain, memiliki banyak kandungan kimia, banyak yang dapat menunjukkan aktivitas farmakologi, namun komponen aktif utama tampaknya adalah seskuiterpen. Di antara seskuiterpen utama yang diidentifikasi dalam umbi rumput teki sejauh ini adalah: α-cyperone, β-selinene, cyperene, cyperotundone, patchoulenone, sugeonol, kobusone, dan isokobusone. (Subhuti, 2005). Komposisi kimia dari minyak volatile rumput teki telah banyak dipelajari. Fourchemotypes (H-, K-, M-, O-) dari minyak esensial dari berbagai bagian Asia telah dilaporkan. H - type dari Jepang yang ditemukan mengandung α-cyperone (36,6%), β-selinene (18,5%), cyperol (7,4%) dan caryophyllene (6,2%). M-type dari Cina, Hongkong, Jepang, Taiwan dan Vietnam mengandung α-cyperone (30,7%), cyperotundone (19,4%), β-selinene (17,8%), cyperene (7,2%) dan cyperol (5,6%). O-type dari Jepang, Taiwan, Thailand, Hawai dan Filipina ditandai oleh cyperene (30,8%), cyperotundone (13,1%) dan βelemene (5,2%). K-type yang juga berasal dari Hawai, didominasi oleh cyperene (28,7%), cyperotundone (8,8%), patchoulenyl acetatet (8,0%) dan sugeonyl acetate (6,9%) (Lawal dan Adebola, 2009). 2.2.8.4 Manfaat tanaman Umbi rumput teki merupakan tumbuhan serbaguna, banyak digunakan dalam pengobatan tradisional di seluruh dunia untuk mengobati kejang perut, luka, bisul dan lecet. Sejumlah aktivitas farmakologi dan biologi termasuk antiCandida, antiinflamasi, antidiabetes, antidiare, sitoprotektif, antimutagenik, antibakteri, antioksidan, sitotoksik dan apoptosis, aktivitas analgesik dan antipiretik telah dilaporkan untuk tumbuhan ini (Lawal dan Adebola, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Puspitasari, dkk., (2003), ekstrak etanol umbi teki dapat mengurangi jumlah geliat pada mencit yang diinduksi nyeri secara kimiawi. Ekstrak umbi teki dapat memperpanjang waktu reaksi mencit setelah induksi nyeri secara termik. Ekstrak umbi teki dosis 7 mg/20g BB dapat berpengaruh nyata dalam mengurangi jumlah geliat mencit setelah induksi nyeri secara kimiawi dan memperpanjang waktu reaksi mencit setelah induksi nyeri Universitas Sumatera Utara 8 secara termik. Ekstrak umbi teki dosis 7 mg/20g BB mempunyai efek analgesik yang paling efektif yaitu tidak berbeda dengan asetosal 200 mg/kg BB..

17

2.2.9 Alang – alang Imperata cylindrical (Heyne, 1987) 2.2.9.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Sub regnum : viridiplantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Imperata Spesies : Imperata cylindrical

Imperata cylindrical

2.2.9.2 Deskripsi tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai gulma, tumbuh merumput dengan tunas yang merayap di dalam tanah. Tingginya bisa mencapai 30 – 180 cm, mudah berkembang biak, mempunyai rimpang kaku yang tumbuh menjalar (Hembing, 2008). Alang-alang ditempatkan dalam anak suku Panicoideae. Klasifikasi alang-alang yaitu sebagai berikut (Heyne, 1987) Alang-alang sering ditemukan pada tempat-tempat yang menerima curah hujan lebih dari 1000 mm, atau pada kisaran sebesar 500-5000 mm. Di beberapa negara, spesies ini tumbuh pada ketinggian dari batas permukaan air laut hingga 2000 m, dan tercatat tumbuh pada ketinggian hingga 2700 m dpl di Indonesia. Rumput ini dijumpai pada kisaran habitat yang luas mencakup perbukitan pasir kering di lepas pantai dan gurun, juga rawa dan tepi sungai di lembah. Tumbuhan ini tumbuh di padang-padang rumput, daerah-daerah pertanian, dan perkebunan. Selain itu juga pada kawasan-kawasan hutan gundul (Forage, 2012). 2.2.9.3 Kandungan kimia Metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang terdiri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, phidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin (Damayanti, 2008). Damayanti (2008), menambahkan bahwa pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon. Jayalakshmi, et al (2011), menyebutkan bahwa akar alang-alang mengandung senyawa yang dapat berfungsi sebagai

18

antimikroba yaitu golongan triterpenoid diantaranya cylindrin, arundoin, ferneon, isoarborinol dan simiarenol. 2.2.9.4 Manfaat tanaman Menurut Hembing (2008), khasiat akar alang-alang sangat banyak sebagai obat untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti: batu ginjal, infeksi ginjal, kencing batu, batu empedu, buang air kecil tidak lancar atau terus-menerus, air kemih mengandung darah, prostat, keputihan, batuk rejan, batuk darah, mimisan, pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi, urat saraf melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan pencernaan, diare, dan lain-lain. Manfaat senyawa yang terkandung pada akar alang-alang (Adina, 2012): a. Dalam akar alang-alang terkandung imperanene yang ternyata mempunyai efek menghambat agregasi trombosit (sel pembeku darah) sesuai hasil penelitian para ahli dari Universitas di Jepang. Efek menghambat agregasi ini sama dengan efek yang ditimbulkan oleh asetosal (asam asetil salisilat) yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah pada penderita infrak jantung. b. Cylindol A yang terkandung di dalam akar alang-alang mempunyai efek menghambat enzim 5- lipoksigenase. Dengan terhambatnya 5lipoksigenase maka pembentukan prostaglandin yang menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada otot dapat terhalangi. Bahan lain yang terkandung, yaitu Cylendrene mempunyai aktivitas menghambat kontraksi pembuluh darah pada otot polos sehingga sirkulasi darah tetap lancar. c. Graminone B menghambat penyempitan pembuluh darah aorta (pembuluh darah terbesar). d. Dari hasil pengujian ternyata tumbuhan yang juga disebut ilalang ini mempunyai efek farmakologis atau dengan kata lain tumbuhan ini mempunyai sifat: antipiretik (menurunkan panas), hemostatik (untuk menghentikan pendarahan), menghilangkan haus, dan diuretik (peluruh kemih).

19

2.2.10 Daun afrika Vernonia amygdalina Del ( Ibrahim, et al., 2004 ) 2.2.10.1 Klasifikasi tanaman Regnum : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Vernonieae Vernonia amygdalina Spesies :Vernonia amygdalina Del Del 2.2.10.2 Deskripsi tanaman Vernonia amygdalina Del. atau Daun Afrika adalah tumbuhan semak yang berasal dari benua Afrika dan bagian lain dari Afrika, khususnya Nigeria, Kamerun dan Zimbabwe. Tumbuhan ini dapat ditemukan di halaman rumah, sepanjang sungai dan danau, ditepi hutan, dan di padang rumput (Yeap, dkk., 2010) Daun Afrika adalah tumbuhan semak yang mempunyai batang tegak, tinggi 1-3 m, bulat, berkayu, berwarna coklat; daun majemuk, anak daun berhadapan, panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm, berbentuk seperti ujung tombak, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, berwarna hijau tua; akar tunggang, berwarna coklat kotor (Ibrahim, et al., 2004; Ijeh, 2010). 2.2.10.3 Kandungan kimia Hasil penelitian (Ijeh, 2010) menunjukkan bahwa tanaman daun Afrika banyak mengandung saponin, seskuiterpen lakton, flavonoid. Hasil penelitian (Setiawan, 2012) menunjukkan bahwa daun Afrika mengandung flavonoid, glikosida, saponin, tannin, dan triterpenoid/steroid. 2.2.10.4 Manfaat tanaman Daun Afrika banyak digunakan untuk obat-obatan dan banyak penelitian yang telah dilakukan seperti obat antibakteri dan antifungi (Erasto, et al., 2006), antimalaria (Nijan, et al., 2008), antikanker (Oyugi, 2009), antioksidan (Igile, et al., 1994; Nwanjo, 2005), antidiabetes (Nwawnjo dan Nwokoro, 2004; Atangwho, et al., 2007) dan analgetik (Nijan, et al., 2008). 2.3 Uraian Bahan 1.

Alkohol(Depkes RI,1979) Nama resmi : AETHANOLUM Nama lain : Etanol / Alokhol Rumus molekul :C2H5OH Rumus strutur :

20

Berat molekul Pemerian

: 46,07 gr/mol :Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang berasap. Kegunaan : Sebagai pengawet. Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk jauh dari nyala api. 2.Aquades (Depkes RI, 1979) Nama resmi Nama lain Rumus molekul Rumus struktur

Berat molekul Pemerian Kegunaan Penyimpanan

: AQUADESTILLATA : Air suling, Aquades : H2O : :

: 18,02 gr/mol :cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. : sebagai pencuci : dalam wadah tertutupbaik.

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1.Cutter 2.Ember 3.Gunting 4.Loyang 5.Mistar 6.Parang 7. Pensil 8.Spidol 3.1.2Bahan 1. Akohol 70% 2. Aquades 3. Bambu 4. Kapas 5. Kardus 6. Koran 7. Lakban 8. Selotip 9. Tali rapiah 10. Triplex 11. Tumbuhan/tanaman 3.2Cara kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Pencucian spesimen dengan menggunakan air yang mengalir untuk membersihan kotoran yang menempel pada specimen. Pada saat pencucian tanaman, juga dilakukan sortasi basah untuk menyeleksi bagian tanaman yangtidak layak digunakan.

22

3. Pengeringan spesimen dengan cara diangin-anginkan. 4. Pengolesan spesimen dengan alcohol, sekaligus dilakukan sortasi kering. Seperti halnya sortasi basah, saat sortasi kering juga dilakukan penyeleksian kembali pada tanaman yang tidak layak digunakan. 5. Pengaturan alas. Alas dari spesimen terbuat dari kardus. Diambil kardus yang besarnya sama dengan sasak, dan dibuat dua buah. Setelah itu, kardus dilapisi dengan Koran. 6. Pengaturan spesimen pada alas. Tumbuhan diatur secara berpasangan dengan menampakkan bagian depan dan belakang tumbuhan. Pada lapisan pertama adalah daun. Lapisan kedua batang dan akar. Selanjutnya lapisan terakhir adalah tumbuhan herba. 7. Pengepakan. Setelah semua spesimen tertata rapi di alas. pres lapisan paling atas dengan kardus selanjutnya sasak. Ikat setiap ujung dari sasak dengan kuat. Untuk memperkuat pengepakan, lilit sasak menggunakan solasi ban pada stiap sisinya. 8. Penyimpanan herbarium. tempat yang baik bagi penyimpanan herbarium adalah pada suhu kamar dan di tempat yang kering. Contohnya, disimpan di bawah tempat tidur (15 - 250C ) selama kurang lebih 3-4 bulan

23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil 4.1.1Sasak Bambu

Gambar 1.sasak bamboo 4.1.2 Sasak Triplex

Gambar 2.sasak triplex 4.2Pembahasan Herbarium berasal dari kata “Hortus dan Botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan

24

yang telah dimatikan dan diawetkan mellui metode tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan naman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidak boleh diabaikan yaitu melalui pengumpulan, pengeringan,

pengaweta,

dan

dilakukan

pembuatan

herbarium.

(Onrizal, 2005) Fungsi dari herbarium adalah sebagai bahan peraga tentang pelajaran atau menjadi bahan penelitian agar dapat membantu mengidentifikasi tanaman sebagai bukti keanekaragaman

spesimen.

Sebagai

pusat

referensi

yang

merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konversi alam.Sebagai lembaga dokumentasi yang merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.Sebagai pusat penyimpanan data yaitu ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Ramdhanil, 2003) Kelebihan herbarium kering adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun , namun tetap memiliki kekurangan yaitu spesimen mudah mengalami kerusakkan akibat perawatan yang kurang memadai karena banyak digunakan untuk identifikasi dan pengecekkan data secara menual.(Wibobo dan Abdullah, 2007) \

25

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan 1. Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) herbarium kemarin menggunakan 2 jenis herbarium kering yakni sasak dari tripleks dan sasak dari bambu. Ukuran sasak bambu dan sasak tripleks 60x60cm dengan sasak tripleks yang mempunyai lubang ditengah dengan ukuran 30x30 cm. Pada sasak tripleks terdap satu tanaman utuh dan disasak bambu terdapat satu tanaman utuh, 5 bentuk daun (menjari, lanset, bulat, memanjang, jonjong), 3 bentuk batang (pipih, bulat, bersegi), serta 2 bentuk akar (tunggang dan serabut). Sebelum melakukan kegiatan PKL ini tentunya yang harus disiapkan adalah alat dan bahan serta sampel tanaman yang akan diawetkan. Alat dan bahan yang diperlukan berupa bambu yang dipotong dengan ukuran panjang 60cm dan lebar 2cm sebanyak 32 buah sebagai sasak bambu, tripleks dengan ketebalan 0,2cm dipotong dengan ukuran 60x60 sebagai alas dan punutup tetapi pada bagian penutup terdapat lubang ditengah dengan ukuran 30x30cm, gunting yang berfungsi sebagai pemotong tanaman maupun benda lain, cutter yang berfungsi sebagai memotong kardus, selotip untuk merekatkan tumbuhan pada penampang koran, lakban hitam berfungsi untuk merekatkan kedua bidang sasak, kardus berfungsi sebagai alas dari sasak, koran berfungsi sebagai pembungkus herbarium agar menjadi kering, tali rapiah berfungsi sebagai pengikat kedua bidang sasak bambu, alkohol 70% berfungsi sebagai pembersih

26

tanaman secara lebih steril, kapas berfungsi sebagai pengoles alkohol pada tumbuhan. Setelah semua alat dan bahan siap, hal pertama yang dilakukan adalah merangkai sasak bambu dengan menggunakan tali rapiah. Disamping itu praktikkan lain mulai sortasi basah dengan cara memisahkan kotoran atau benda asing lainnya dari tanaman.Misalnya pada bagian akar masih terdapat komponen tanah selanjtunya menyortir daun yang rusak dan sebagainya, setelah penyortian selesai maka dilanjutkan pada tahap pencucian sampel dengan menggunakan air mengalir kemudian dianginangin. Sampel yang sudah kering akan di oles dengan alkohol 70% menggunakan kapas pada setiap bagian sampel. Di dsisi lain praktikkan mengalas kardus dan koran pada sasak bambu maupun tripleks, kemudian disusun secara teratur bagian-bagian tumbuhan dengan selotip tapi di bungkus dengan kertas agar tidak ada bagian sampel yang ikut terkontaminasi dengan selotip, ulangi begitu sampai berapa lapis koran setelahnya. Setelah penempelan selesai, sasak akan di pres dengan menggunakan penutup sasaknya dengan cara diikat tali rapiah dan bantuan lakban hitam agar lebih rapat. Sasak yang sudah selesai dan rapih disendirikan ditempat yang aman dan disimpan di bawah tempat tidur praktikkan selama 3 bulan. 2. Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-

tumbuhan. 3.Terdapat dua cara pengawetan tumbuhan dalam herbarium yaitu, herbarium kering dan herbarium basah. 4.Salah satu fungsi herbarium adalah sebagai bahan penelitian dalam bidang botani. 5.Pembuatan herbarium memiliki beberapa tahapan seperti: pengambilan sampel, proses pengeringan/ pengawetan, dan proses identifikasi/labeling.

5.2Saran 5.2.1 Saran Untuk Jurusan 27

Sebaiknya dalam kegiatan praktek kerja lapangan diharapkan agar jurusan lebih menyiapkannya dengan baik agar asisten dan praktikan dapat bekerja sama untuk kesuksesan kegiatan. 5.2.2 Saran Untuk Asisten Sebaiknya pembekalan materi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan lebih diperbanyak dan diperluas sehingga praktikan dapat lebih mantap dan siap untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.

5.2.3 Saran Untuk Praktikan Sebaiknya dalam mengerjakan pembuatan herbarium dan laporan, praktikan dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga pekerjaan dapat lebih ringan dan cepat selesai serta mendapat nilai yang baik

28

DAFTAR PUSTAKA Aththorick, T.A, dan Siregar E.S. 2006. Taksonomi Tumbuhan. Departe m En Biologi FMIPA USU. Medan Balai Diklat Kehutanan Sebagai Acuan Penanaman

Makassar.

2011.

Herbarium

Pohon. Balai TamanNasionalBaluran,2004.Pembuatan Herbarium Moenandir, J. 1996. Ilmu Gulma dalam Sistem Pertanian. PT.Raja Grafindo Persada Jakarta. Nasution,U.1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. PT. Gramedia : Jakarta. Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang PenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. Setyamidjaja, D. 1993. Karet, Budidaya dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta. 29

Setyawan, A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K dan Susilowati, A. 2005.Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta Stacey, Robyn and Ashley Hay. 2004. Herbarium. Cambridge University Press: New York Subrahmanyam, N.S. 2002. Laboratory Manual of Plant Taxonomy. University of Delhi. New Delhi Suyitno, A.L.2004. Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY. Yokyakarta. Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press Yogyakarta. ___________. 2005. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press Yokyakarta. Van Steenis, C.G.G.J. 2003. Flora. PT.Pradnya Paramita : Jakarta Wibobo, A Abdulah, W. 2007. Desain Xml Sebagai Mekanisme Petukaran Data Dalam Herbarium Virtual.

30

LAMPIRAN 1. Alat dan bahan Alat

Cuter

Gunting

Loyang

Mistar

Parang

Pensil/spidol

31

Bahan

Alcohol 70%

Aquades

Bambu

Kapas

Kardus

Koran

Lakban/selotip

Tali

Triplex

Paku sejati

Bayam merah

++++++

32

2. Skema kerja 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.Melakukan pengambilan sampel

Melakukan penyiapan alat dan bahan

Melakukan pencucian sampel

Melakukan sortasi basah

33

Melakukan pengeringan sampel

Melakukan sortasi kering

13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Melakukan pengawetan sampel menggunakan alcohol 70%

Melakukan pengeringan kembali pada sampel

21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Melakukan pengepresan sampel

Hasil akhir sasak bambu

Melakukan pengepakan sampel

Hasil akhir sasak tripleks

3. Diagram alir 34

3.1 Herbarium Sasak Bambu Herba paku sejati (polypodiopsida)

Disiapkan alat dan bahan Dilakukan pencucian sampel sekaligus sortir basah Dikeringkannya sampel ditempat teduh dengan cara diangin- anginkan Dilakukan

sortir

kering

dan

pengawetan

menggunakan Alkohol 70% Ditempelkan

sampel

pada

koran

dilanjutkan

dengan pengepresan menggunakan sasak bambu Disimpan dibawah kasur atau belakang lemari dengan suhu ruangan (15-25℃) selama ± 3-4 bulan. Herbarium Sasak Bambu

35

3.2 Herbarium Sasak Tripleks Herba bayam merah (Amaranthus gangeticus)

Disiapkan alat dan bahan Dilakukan

pencucian

sampel

sekaligus

sortir

basah Dikeringkannya sampel ditempat teduh dengan cara diangin-anginkan Dilakukan

sortir

kering

dan

pengawetan

menggunakan Alkohol 70% Ditempelkan dengan

sampel

pengepresan

pada

koran

dilanjutkan

menggunakan

sasak

tripleks Disimpan dibawah kasur atau belakang lemari dengan suhu ruangan (15-25℃) selama ± 3-4 bulan. Herbarium Sasak Tripleks

36

Tugas Pendahuluan 1 BOTANI FARMASI 1. Jelaskan pengertian dari botani dan morfologi tumbuhan !masing – masing 3 literatur (Indonesia) 1 (Inggris) dan menurut pendapat sendiri ! Jawab : a. Pengertian Botani 1) Botani merupakan bidang kajian dalam biologis yang seksual dari dalam aktif seluruh aspek biologis tumbuhan (Fak. Adab, 2008) 2) Botani adalah ccabang ilmu biologis, tentang biologi tumbuhan (Elimer L. Cooperannd, 2004) 3) Botani terkait dengan klafisikasi (taksonomi), struktur (anatomi dan morfologi) dan fungsi (fisiologi). (Weyne, 2009) 4) Botany is a scientific study of plants and plantlike and plant-organisems (Introduction to Botany, 2018) ( 5) Botani adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan, termasuk struktur, sifat, dan proses biokimia. b. Pengertian Morfologi Tumbuhan 1) Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan baik dari segi bentuk maupun fungsi-fungsinya, namun tidak sempat membahas jaringan-jaringan dalam tumbuhan. (Kemala 2006) 2) Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari organ dan bentuk luar tubuh tumbuhan. Ilmu ini tidak sampai membahas jaringan dalam anatomi tumbuhan. (Fikriyah, 2014) 3) Menurut definisinya, morfoloi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh

37

tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian tumbuhan tersebut. (Tjitrosoepomo, 2007) 4) Plant morphology is the study of the external structure of farm plants. (Goethe, 1800) (Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mmpelajari stuktur eksternal atau bentuk tumbuhan) 5) Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur luar tumbuhan seperti bentuk dan fungsi dari tumbuhan tertentu.

2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi/membuat batang kelapa tumbuh bengkok! Jawab : Berdasarkan peelitia, perbedaan kenampakan tegak pada batang kelapa yaitu tegak (90˚), agak miring (60˚≤ sudut ≤ 90˚), sangat miring (45˚≤ sudut ≤ 60˚) dan roboh (0˚).Tingkat dekomposisi dan kedalaman maka air gambut merupakan salah satu faktor penyebab tanaman kelapa tumbuh menjadi miring, khususnya dilahan gambut.Selain itu, beberapa sifat fisik gambut, yaitu Bulk Densitas (BD) yang rendah, porositas besar dan tingginya kandungan air tanah jua menjadi faktor lain yang membuat batang kelapa tumbuh miring. (Othman, 2007) 3. Jelaskan apa saja manfaat dari mempelajari botani khususnya bagi dunia farmasi (3 literatur) dan 3 menurut pndapat sendiri Jawab : a) Menurut literatur 1) Memajukan perkembangan obat-obatan dan cara pengobatannya. (Jun, 1971)

38

2) Memproduksi obat-obatan dan bahan mengobati penyakit. (Heyne, 1987) 3) Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan manusia dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana sifat dan susunan tubuh yang terbentuk. (Tjitrosoepomo, 2009) b) Mennurut pendapat sendiri 1) Menhasilkan obat-obatan yang berasal dari tanaman 2) Lebih menambah wawasan tentang tumbuhan yang langka dalam manfaatnya sebagai bahan obat. 3) \memajukan mutu kesehatan mengenai obatobatan herbal. 4. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian tanaman beserta nama latin dan jelaskan fungsi dari masing-masing bagian! (5 literatur) Jawab : a) Literatur 1 1) Daun (Felium) Daun memiliki bentuk yang biasanya tipis, melebar, berwarna hijau, terdapat pada bagian buku-buku batang.Daun selalu menghadap ke atas agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak-banyaknya. Daun memiliki fungsi antara lain : (a) Asimilasi : pengolahan zat-zat makanan

39

(b)Resorbsi : pengambilan zat-zat makanan (c) Respirasi : Pernapasan (d)Transpirasi : penguapan air 2) Biji (semen) Fungsi dari biji antara lain : (a) Alat perkembangbiakan utama bagi tumbuhan berbiji (b)Mempertahankan dan menjelaskan jenisnya. (Utami, 2008) 3) Batang (caulis) Batang memiliki fungsi sebagai organ pelintasan air dan makanan serta sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. (Tjitrosoepomo, 2002) 4) Akar (radix) Akar tumbuhan berfungsi untuk memperkuat berdirinya tubuh tumbuhan dari dalam tanah mengangkut air dan unsure hara ke bagian tumbuhan yang memerlukan. (Nugroho dkk, 2006) 5) Buah (Fructus) Buah memiliki fungsi membantu menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan struktur khusus sehingga disebarkan oleh angin, ada juga yang melekat pada pakaian atau bulu hewan, sehingga dapat terbawa ke tempat lain (Tjitrosoepomo 2002) 6) Buah (Flos)

40

Bunga memiliki fungsi yaitu sebagai alat perkembangbiakan (orgaum reproductive/organ reproduktif) khususnya pada tumbuhan angiosperma. (utami, 2008) b) Literatur 2 1) Buah (Fructus) Buah memiliki manfaat bagi tubuh antara lain sebagai sumber vitamin dan serat dan yang paling penting adalah menopang kehidupan manusia untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. (Hamidah, 2015) 2) Biji (Semen) Biji merupakan bagian yang penting dari tumbuhan berbiji untuk memperbanyak secara generatif 3) Akar (Radix) Akar berfugsi sebagai penghantar makanan 4) Batang (Caulis) Batang merupakan tempat melekat organ lain seperti daun. 5) Daun (Folium) Daun berfungsi sebagai tanda pengenal bagi tumbuha itu sendiri. 6) Bunga (Flos) Adalah pembeeda utama pada saat pengelpmpokkan tumbuhan. (Radford, 1974) c) Literatur 3

41

1) Akar (Radix) merupakan organ vegetative utama 2) Batang (Caulis) merupakan system aktivitas meristem apikal 3) Daun (Folium) adalah tempat terjadiya fotositesis 4) Bunga (Flos) merupakan alat perkembangbiakan geeratif. (Gardner, 1991) 5) Buah (Froctus) pada buah terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. (Eka, 2010) 6) Biji (Semen) Tumbuhan dapat mempertahankan atau melestarikan jenisnya serta dapat terpancar ke tempat lain disebabkan kareena adanya biji. (Nugroho dkk, 2006) d) Literatur 4 1) Bunga (Flos) Bunga berfungsi sebagai alat pekembangbiakan pada tumbuhan angiospermae (Alfiano 2016) 2) Akar (Radix) Akar mengangkut air dan unsur hara ke bagian tumbuhan yang lain dan kadangkala sebagai tempat pertumbuhan zat makanan cadangan. (Nugroho dkk, 2006) 3) Buah (Fructus)

42

Buah merupaka bahan pangggan yang sangat memberi manfaat bagi tubuh terutama untuk mendukung kebutuhan aka vitamin (Krisno, 2014) 4) Biji (Semen) Kebutuhan tubuh akan biji-bijian semaki meingkat disebabkan kandungan nutrisi yang tinggi seperti pati, protein, serta lemak nabati. (Teknik Pertania IPB, 2008) 5) Batang (Caulis) Batang merupakan bagian tumbuhan yang amat paling dan megingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan, batang disamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. (Tjitrosoepomo, 20016) 6) Daun (Folium) Daun adalah organ yag berfungsi meyintesis bahan organik dengan sumber energi melalui fotosintesis. (Mulyani, 2010) e) Literatur 5 1) Bunga (Flos) Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yag setelah terjadi persarian(penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan buah yang di dalamnya mengandung biji. Sehingga dapat dikatakan bahwa bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat sangat peting. (Utami, 2008) 2) Biji (Semen) Biji merupakan bagian yang penting dari tumbuhan berbiji (spermatophyta) untuk

43

perbanyak secara generatif. (Universitas Andalas, 2015) 3) Akar (Radix) Akar merupakan bagian tumbuhan pokok yag amat penting bagi tumbuhan. Betuknya seringkali meruncing agar lebih mudah untuk menembus tanah. (Tjitrosoepomo, 2016) 4) Batang (Caulis) Batang berfungsi untuk jalur transportasi air dan zat makanan hasil fotositesis. (Mulyani, 2006) 5) Buah (Fructus) Buah bermanfaat bagi kesehatan. Contohnya buah manhkota deewa yang dapat mengobati penyakit kanker dan diabetes (Harmanto, 2001) 6) Daun (folium) Adalah bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tetap tumbuh pada tiap tumbuhan yang mempunyai daun besar (Tjitrosoepomo, 2001) 5. Sebutkan dan jelaskan bagia-bagian daun! (4 literatur Indonesia 1 Inggris) Jawab a) Literatur 1 : menurut Hadisunarso (2009) 1) Pelapah daun adalah bagian pangkal daun yang melebar. Pelapah daun disebut juga lipih daun, dan biasanya membungkus bagian batang. Pelepah daun umumnya dijumpai pada tumbuha monokotil. 2) Tangkai daun merupakan bagia daun yang mendukung helai daun pada daun lengkap, 44

tangkai daun menghubugkan pelepah daun dan helai daun. Sedangkan pada daun bertangkai, tingkat daun menempel langsung pada bagian buku-buku batang. 3) Helai daun berfugsi sebagai tempat berlangsungnya fotositesis. Pada paku-pakuan, helai daun dapat berfungsi sebagai pembawa spora. b) Literatur 2 1) Pelepah daun atau lipih daun selain merupakan bagian daun yang melekat dan memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi yaitu sebagai pelindung kuncup yag masih muda dan memberi kekuatan pada batang tanaman. 2) Tangkai daun (Petiolus) merupakan bagian daun yang mendukung helainya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. (Tjitrosoepomo, 2001) 3) Helaian daun (Lamina) merupakan bagian daun yang berbentuk pipih ventral berwarna hijau berupa daging daun dan urat daun bertanggung jawab dalam fotosintesis (charisma, 2014) c) Literatur 3 : menurut Eames (1977) 1) Tangkai daun (Petiolus) berfungsi untuk menghubungkan pelapah atau batang dengan helai daun. 2) Pelepah daun berfungsi mendudukan daun pada batang. 3) Helaian daun memiliki funsi utama yaitu sebagai organ fotositesis yang paling dinamis bekerja.

45

d) Literatur 4 : Menurut Tjitrosoepomo (1990) 1)

Helai daun pada berbagai macam tumbuhan dapat berbeda-beda. Ada yang berbentuk tipis dan ada yang berbentuk tebal.

2) Tangkai daun merupaka bagian yang menempel pada bagian batang dan sebagai penompang helaian daun. 3) Pelepah daun memiliki fungsi untuk mendudukan daun pada batang-batang atau memiliki tambahan organ dibagian ini atau memiliki tambahan organ di bagian itu terletak kuncuk yang akan berkembang menjadi tuas cabang. e) Literatur 5 1) In botany, the potiole is the stalk that attaches the leaf blade to the steam. The petiole is the transition between the steam and the leaf blad (Manseth James D, 2003) (dalam bitani, tangkai daun adalah tangkai yang menempel pada helaian daun kebatang, daun adalah transisi antara batang dan daun). 2) A leaf midrib is an organ of the vascular plant and is the participal leteral appendage of the stem. The leaves and the stem together from the shoat. (Haupt, 1953) (pelepah daun adalah organ dari tanaman vascular dan merupakan pelengkap leteral utama dari batang, daun dan batang membentuk tunas. 3) The lamina is the broat that part of the leaf. Photosynthesis accurs is the place which has many green food making cells. (World Book, 1979) (lamina adalah bagia daun yang luas. Fotosintesis terjadi pada tempat yang memiliki banyak sel pembuat makanan)

46

6. Sebutkan, jelaskan, dan gambarkan perbedaan dari ujung daun, pangkal daun tulang daun dan tepi daun beserta nama latin! (2 literatur) a. Jawab : Menurut (Tjitrosoepomo, 2006) 1. Ujung Daun a. Runcing (Acutus) Ujung daun dikatakan runcing apabila kedua tepi daun bertemu diujung sudut lancip ≤ (90⁰) ujung dapat kita jumpai pada daun yang berbentuk bulat memanjang, segitiga dan lain-lain. b. Meruncing (Acuminatus) Ujung daunnya meruncing dan tepi daunnya membentukSudut ≥ (90⁰) meruncing tetapi memanjang. c. Tumpul (Obtotus) Apabila kedua tepi membentu sudut tumpul 90⁰ makaujung daunnya dikatakan tumpul. d. Membulat (Protun datus) Daun yang membentuk bulat jorong dan ginjal mempunyaiujung daun yang membulat tidak membentuk sudutmelainkan permukaan ujung daun seperti busur. e. Rompang (Truncatus) Ujung daun dikatakan rompang atau rata apabila ujungdaun rata seperti garis.

.\

f. Duri (Macronatus) Pada tumbuhan agave ujung daun bulat meruncing membentuk duri 2. Pangkal Daun (Basic folii) a. Runcing (Acutus) Terdapat pada daun bangun memanjang lanset, belat Ketupat dan lain-lain. Misalnya daun sirsak (Annona muricata L.) b. Meruncing (Acuminatus) Biasanya pada daun bangun bulat telur Sungsangatau daya bunga sudip. Contohnya sawo kecik(Manikara kauki Dub) c. Tumpul (Obtusus)

47

Pada daun bangun bulat telur jorong. Misalnya daunlombok rawit (Capsicum frutescens L.). d. Membulat (Ratundatus) Pada daun-daun bangun bulat, jorong dan bulat telur.Misalnya daun teratai besar (Melumbium nelumbo Orace). e. Rompang (Truncatus) Pada daun-daun bangun segitiga, delta, tombak. Mislanyadaun pukul empat (Mirabilis jalapa L.)

3. Tepi Daun a. Bergerigi (Serratus) Yaitu jika sinus dirgulasinya lancip, misalnya daunlantana (Lantana camara). b. Bergerigi ganda (Biserratus) Yaitu tepi daun seperti diatas tetapi ukurannya cukupbesar, memiliki angulus yang cukup besar dan tepinyabergerigi. c. Bergigi (Deltatus) Jika sinus tumpul sedangkan angulusnya lancip. Misalnyadaun bermuntari dan daun beluntas (Luchea indica Less.) d. Beringgit (Crenatus) Kebalikan dari bergigi jadi sinusnya tajam dan angulusnyayang tumpul.

e. Berombak (Repondus) Jika sinus dan angulus sama-sama tumpul. Misalnya daunair mata. 4. Tulang Daun a. Menurut Tjitrosoepomo (1953)

48

Tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk memberi kekuatan pada daun. 1. Menyirip (Peniervis) Adalah ibu tulang bercabang-cabang ke samping. 2. Menjari (Palminervis) Aadalah tulang juga berada di tengah-tengah paling besar.

3. Melengkung(Curuvenus) Adalah jika daun mempunyai beberapa tulang dan yang di tengah paling besar.

4. Sejajar (Rectriervis) Adalah jika tulangnya sejajar dengan tulang yang di tengah.

a) Literatur 2 : menurut Debora Utami (2008)

49

Tepi daun dengan toreh merdeka (a) Bergerigi (Serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya. Misalnya daun lontona. (b)Bergerigi ganda (Biserratus), yaitu tepi daun seperti bergerigi tetapi angulusnya cukup besar (c) Bergigi (Dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnya lancip (d)Beringgit (Renatus) (e) Berombak (Repandus) jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul. 7. Sebutkan, jelaskan dan gambarkan bentuk batang beserta nama latin! (2 literatur) Jawab a) Literatur 1: menurutTjitrosoepomo (1990) 1) Bulat (Teres) Betuk batang bulat jika penampangnya melintang, menunjukkan bagian lingkaran. Contohnya bamboo (Bambusa sp) 2) Bersegi (Angularis) (a) Bangun segitiga (Triangularis), batang teki (Cyprus totundus)

misalnya

(b)Segiempat (Quadrangularis), markisa (Celeus scutellasicides)

misalnya

3) Pipih

50

(a) Filokladia (Phyllecidium), jika amat pipih dan memiliki pertumbuhan yang terbatas. Misalnya pada jakang. (b)Kludodia ( Eladodium), jika masih tumbuh terus dan megadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus. b) Literatur 2 : menurut Debora (2008) 1) Bulat (Teres), penampangnya lingkaran.

bentuk batang bulat jika melintang terlihat bangun

2) Bersegi (Angularis), terddiri dari: (a) Bangun segitiga (Triangularis) (b)Bangun segiempat (Quadrangularis) 3) Pipih, melebar menyerupai daundan juga mengambil alih tugas daun, yaitu asimilasi, reserpsi dan transplantasi. 8. Sebutkan, jelaskan dan gambarkan bentuk akar beserta nama latinya! (3 literatur) Jawab a) Literatur 1 : menurut Tjitroseopomo 1) Akar tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang dan jika bercabang biasanya terdiri atas akar-akar halus berbentuk serabut. (a) Tombak (Fasiformis), pangkal besar meruncing, ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan. (b)Gasing (Napitoemis), pangkal akar bulat besar, akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempat meruncing.

51

(c) Benang (Filiformis), jikar akar tunggang, kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit cabang. 2) Akar tuggang berabang (Ramosus) (a) Akar serabut yang meyusun akar serabut kecil seperti bencing (b)Akar serabut kaku, cukup besar (c) Akar serabut besar-besar b) Literatur 2 : menurut Utami (2008) 1) Macam-macam akar tunggang (a) Berbentuk tombak (Fusiformis), pangkalnnya besar meruncing ke ujung (b)Berbentuk gasing besar membulat

(Nepiformis),

pangkalnya

(c) Berbentuk benang (Filiformis), jika akar tuggang kecil panjang (d)Akar tunggang bercabag (Remosus) 2) Macam-macam akar serabut (a) Akar meyusun akar serabut kecil berbetuk benang (b)Akar serabut kecil, keras dan cukup besar (c) Akar serabut yang bentuknya besar-besar c) Literatur 3 : menurut Mauseth (1998) 1) Akar tunggang (a) Tombak, pagkal besar merucing ke ujug dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan

52

(b)Gasing, pangkal akar besar membulat akar sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit merucing. (c) Benang, jika akar tunggangkecil panjang (d)Akar tuggag yang bercabang berbentuk kencut panjang 2) Akar serabut (a) Yang yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbetuk beang, misalnya padi (b)Akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang, contohnya pada poho kelapa. (c) Akar serabut besar, hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak memperlihatkan percabangan. Contohnya pondan 9. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan dan pertumbuhan pada tanaman? (2 literatur) Jawab 1) Literatur 1 Pertumbuha dan perkembangan tumbuhan dipegaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksteral antara lain tanah, kelembapan, udara, suhu, cahaya dan air. Sedagka faktor interal yaitu gen, hormo, kandugan klorofil, serta struktur morfologi dan anatomi organ tumbuhan. (Widya 2015) 2) Literatur 2 Para ahli menjelaskan bahwa tumbuha dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti cahaya, matahari, suhu, kelembapa udara,utrisi tanah,bentuk tumbuhan dan competitor. Berdasarkan faktor lingkungan tersebut, udara merupakan salah satu

53

faktor yang dapat mempengaruhi struktur anatomi daun, karena dau adalah bagian utama yang berinteraksi langsung degan udara sekitar. Sehingga udara sekitar akan langsung mempegaruhi aktivitas dalam daun. (Melory 1976)

Tugas pendahuluan 2

Herbarium 1. a). Tuliskan dan jelaskan

bagian-bagian dari klasifikasi tumbuhan (2

literatur)! Jawaban: 1.Menurut Soepomo (1987) a. Regnum Regnum merupakan tingkat takson tertinggi makhluk hidup. b. Filum atau Diviso Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan diviso digunkan pada tumbuhan.Filum atau divisio terdiri atas organismeorganisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri.Tapi filum tidak memiliki akhiran khas, sedangkan divisio umumnya memilki akhiran phyta dan mycota. c. Kelas Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio. d. Ordo Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales. e. Family Family merupakan tingkat takson di bawah ordo.Nama family tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae. 54

f. Genus Genus adalah takson yang lebih rendah daripada family.Nama genus terdiri atas 1 kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf kecil, dengan huruf miring atau digaris bawah.

g. Species Species

adalah suatu

kelompok

organisme yang dapat

melakukan perkawinan antara sesamanya untuk menghasilkan keturunan fertile. 2. Menurut Diah Aryulana (2007) a. Regnum Plantae(tumbuhan) dibagi kdalam beberapa divisio, yakni lumut(bryophta),paku-pakuan(pteridophyta),tumbuhan berbiji(sphermatophyta), serta ganggang(tuballophyta). b. Filum(philum) atau divisio Merupakan tingkat takson yang menghimpun beberapa kelas yang memiliki persamaan.Divisio digunakan untuk menunjukan takson tumbuhan. c. Kelas(class) Kelas adalah beberpa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan dalam satu kelas.Misalnya dicotyledonaeatau tumbuhan yang mempunyai lembaga dua. d. Ordo Adalah beberapa takson yang menghimpun beberapa family. e. Family Family adalah tingkat takson yang anggotanya terdiri dari beberapa marga atau genus. f. Genus 55

Adalah tingkatan takson yang memiliki beberapa species yang memiliki kesamaan ciri., misalnya bawang merah (allium cepa) dan bawang putih (allium sativum), merupakan dua species berbeda namun masih dalam satu genus allium g. Species Merupakan unit dasar dari klasifikasi dua organisme atau lebih dimasuka dalam satu species yang sama jika organisme tersebut bisa melakukan perkawinan alami. b) Jelaskan tujuan klasifikasi pada tumbuhan! (2literatur dan pendapat sendiri) a. Menurut I Made Ridang (1989) Semua klasifikasi bertujuan agar kita mengingat sedikit mungkin, tetapi dalam ingatan tersebut mengandung informasi sebanyakbanyaknya.Dengan mengelompokan jenis-jenis tumbuhan dalam suatu tulisan maka ciri-ciri masing-masing individu deskripsi takson tersebut. b. Menurut John Pay dan Cart Van Lime (1707-1778) Klasifikasi bertujuan untuk mengelompokan tumbuhan atau hewan yang memiliki persamaan struktur, kemudian setiap kelompok tumbuhan atau hewan yang memiliki persamaan dalam kategori yang lain. c. Menurut pendapat sendiri Tujuan untuk mengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciricirinya, untuk mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. c).

Bagaimana sistematika cara penulisan pada klasifikasi tumbuhan? (1 literatur) jawaban: Pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup disebut tata cara nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu

56

menggunakan dua kata yaitu nama genus dan species. (Marthus dan Hartono, 2008) 1. Nama species terdiri atas dua kata, kata yang pertama menunjukan nama genus dan kata kedua merupakan petunjuk jenis. Contoh: tanaman jahe dengan genus zingiber dan species officinale, maka ditulis zingiber officinale. 2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama petunjuk jenis digunakan huruf kecil. Contoh : genus jahe Zingiber dan petunjuk jenis jahe officinale , maka di tulis Zingiberofficinale. 3. Nama

species

harus

ditulis

berbeda

dengan

huruf-huruf

lainnya(bisa miring atau garis bawah), contoh: Zingiber officinale. 4. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan

berikutnya

harus

digabung atau diberi

tanda

penghubung. Contoh: Hibiscus rosasi nesis atau Hibiscus rosasinensis 5.

Jika nama species hewan terdiri atas 3 kata, nama tersebut bukan nama species melainkan nama subspesi(anak jenis) yaitu nama takson dibawah species.

6. Nama species juga mencantumkan pemberi nama. Contoh: jagung (Zae mays L.) Huruf L merupakan inisial pemberi nama. 2. a). Jelaskan perbedaan nama latin tumbuhan yang berakhiran sp dan spp! (3 literatur) jawaban a. Sp (species) yaitu nama ilmiah yang disingkat sp. Contoh phalaenopsis. Sp bearti species phalaenopsis. Sedangkan spp yaitu subspesi , bias any ditulis dinama latin hewan.(shaney s. baton. 2008) b. Singkatan ‘sp’(ehcogi) atau ‘spoc’ digunakan jika nama species tidak dapat atau tidak perlu di jelaskan.(Linnaeus, 1758)

57

c. Singkatan sp atau spp nama tidak ditulis miring. Sp singkatan dalam bentuk tunggal sedangkan spp dalam bentuk lunak. (fadhillah, 2017) b). Jelaskan faktor yang menyebabkan lahirnya nama latin atau nama ilmiah dari makhluk hidup (2 literatur) jawaban: 1. Menurut Tjitrosoepomo (2009) a. Beraneka ragam nama biasa yang tidak mungkin berlaku dalam dunia internasioanal. b. Beraneka ragamnya nama latin dalam artian ada yang pendek ada yang Panjang sekali. 2. Menurut Tjitrosoepomo (1985) a. Banyaknya sinonim, dua nama atau lebih untuk satu macam tumbuhan saja. b. Sukarnya untuk di terima oleh dunia internasional. c). buatlah klasifikasi tanaman minimal 10 tanaman! Jawaban: 1. Kelapa Regnum

: Plantae

Divisio

: Spermatophyte

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Monocotiale

Ordo

: Aracales

Family

: Palmae

Genus

: Cocos

Species

: Cocos nicifera

2. Sawit Regnum

: Plantae

Divisio

: Spermatophyte

Subdivision

: Angiospermae 58

Kelas

: Monocotiale

Ordo

: Aracales

Family

: Palmae

Genus

: Elacis

Species

: Elacis gvneensis

3. Salak Regnum

: Plantae

Divisio

: Spermatophyte

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Monocotiale

Ordo

: Aracales

Family

: Palmae

Genus

: Zalacca

Species

: Salaka zalacca

4. Sagu Regnum

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Monocotiale

Ordo

: Aracales

Family

: Palmae

Genus

: Metroxilon

Species

: Metrixilon sago

5. Kurma Regnum Divisio

: Plantae : magnoliophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Monocotiale

Ordo

: Araeles

Family

: Palmae 59

Genus

: Phoemix

Species

: Phoemix daccity ufera

6. Aren Regnum Divisio

: Plantae : tracheophyta

Subdivision

: Angiospermae

Kelas

: Monocotiale

Ordo

: Araeles

Family

: Palmae

Genus

: Arenga

Species

: Arenga pinnata

7. Pandan wangi Regnum

: plantae

Divisio

:magnoliophyta

Subdivision

:angiospermae

Kelas

:monocotiale

Ordo

:pandannales

Family

: pandaneceas

Genus

: pandannus

Species

: pandannus amaryllifilafis

8. Kunyit Regnum

: pantae

Divisio

: spermatophyte

Sundivisio

:angiospermae

Kelas

: monocotiale

Ordo

: zingiberalis

Genus

: zingiberceae

Family

: curcuma

Species

: curcuma domestiq

9. Lengkuas Regnum

: plantae 60

Divisio

: spermatophyte

Sundivisio

:angiospermae

Kelas

: monocotiale

Ordo

: zingiberalis

Family

: alpinia

Species

: alpinia galangal

10. Bawang merah

3.

Regnum

: plantae

Divisio

: spermatophyte

Sundivisio

:angiospermae

Kelas

: monocotiale

Ordo

: liliales

Family

: Liliaceae

Genus

: allium

Species

; allium c

a). jelaskan perbedaan herba ,herbal dan herbarium! (5 literatue) jawaban: a. herba adalah tumbuhan yang batangnya lunak karena memiliki kandungan air yang tinggi serta tidak membentuk kayu. (berhtal,2006) b. herba adalah tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan. (hayney, 1987) c. herba diindenvikasikan sebagai tanaman yang tidak berkayu dengan sedikit sekali jaringan sekunder.(ratnanjar, 2008) d. herba tanaman yang tidak berkayu.(setro, 2009) e. herba merupakan slah satu tumbuhan yang berarti kelompok penyusun yang utamanya lebih kecil(jitrosoepomo,2009) f. herbal adalah tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional.(suparni dan wulandari, 2015) g. herbal adalah bahan-bahan alam yang diawetkan dari beberap tanaman untuk dijadikan obat. (mirna, 2011) 61

h. herbal dalam Bahasa inggris berarti tanaman yang mempunyai kegunaan dalam pengobatan.( bagas,2014) i. herbal adalah tanaman yang bagian-bagiannya diproses untuk menghasilkan khasiat dari tanaman itu.(oti anderita.2014) j. herbal adalah tanaman yang digunakan sebagai perasa untuk pengobatan.(kahyaharita, 2014) k. herbarium adalah tempat penyimpanan koleksi bahan studi yang diawetkan.(mirna,2011) l. herbarium adalah bagian-bagian daun yang dilakukan proses pengawetan.(ratnanjar, 2008) m. herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan. (marthus dan hartono,2015) n. herbarium adalah koleksi tumbuhan kering yang diawetkan. (jitrosoepomo, 2009) o. herbarium adalah spesimen tumbuhan yang masih segar lalu dilakukan pengawetan.( bagas,2014) b). Jelaskan pengertian herbarium! (4 literatur dan 1 inggris) jawaban: a. herbarium adalah seperti daun,batang dan akar yang dilakukan pengawetan.(stenis, 1996) b. herbarium adalah tempat penyimpanan koleksi bahan studi yang sudah diawetkan dengan cara atau bentuk bagaimanapun.( meranti, 1996) c. herbarium biasanya disebut spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi.(drinark,2006) d. herbarium

adalah

pengoleksian

tanaman

yang

diawetkan.

(triharjo,2006) e. herbarium adalah spesimen yang dikeringkan dan biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasinya.(orrizal,2005) c). Jelaskan tujuan pembuatan herbarium! (2 literatur) jawaban: 62

1. menurut Retnowaty dan Hidayat (2004) untuk identivikasi dan dokumentasi. Herbarium yang lengkap mengandung ranting,daun,kuncup daun muda,bunga muda, dan buah. 2. Menurut Matnawy H. (1989) Untuk mendalami cara pengawetan spesimen tumbuhan dan untuk mengumpulkan atau mengenal tumbuhan dari lapangan. 4. a). jelaskan perbedaan tanaman dan tumbuhan! (3 literatur) Jawaban: 1. Menurut Diales (2014) Tumbuha adalah sesuatu yang muncul dari permukaan bumi secara alami(liar) tidak memerlukan pengelolaan budidaya khusus dari manusia. Sedangkan tanaman adalah beberapa organisme yang mengalami atau dipengaruhi oleh budidaya pada suatu ruang. 2. Menurut Oswald (1995) Tumbuhan adalah flora yang tumbuh dan berkembang secara alami di alam tanpa adanya campur tangan manusia. Sedangkan tanaman akibat adanya campur tangan manusia . 3. Munurut Riyon (2016) Tumbuhan jenis flora yang tumbuh dalam habitat tanpa adanya perawatanyang khusus.Sedangkan tanaman adalah flora yang sengaja dibudidayakan. b) Jelaskandan uraikan penggolongan herbarium dan beri contoh dari masing – masinggolongan herbarium ( 2 literatur ). Jawaban : 1. Menurut ( Ans thomas, 1989 ) Penggolongan herbarium sendiri adalah bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan dengan menggunakan metode – metode tertentu lainnya. Penggolongan herbarium mencangkup pada cara pengawetannya yaitu pada herbarium basah dan herbarium kering. 2. Menurut ( Sudarsono dkk, 2005 ). 63

Golongan herbarium : 1. herbarium basah : pengawetan yang menggunakan formalin 2. herbarium kering : pengawetan yang menggunakan sinar matahari. 5. a). Jika di tinjau dari pengertian herbarium,herbarium adalah kebun botani yang di keringkan.

Mengapa masih ada herbarium basah ( berdasarkan

literatur ) Jawaban : Pada dasarnya,pada herbarium basah terdapat komposisi yang berbeda beda,sedangkan herbarium basah itu sendiri merupakan awetan dari suatu hal eksposisi yang sudah di indentifikasi dan ditanam bukan lagi habitat aslinya,spesimen tumbuhan yang telah di awetkan disimpan dalam satu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda beda ( tijitrosoepomo,2005 ). b. jelaskan perbedaan cara pembuatan herbarium basah dan herbarium kering (3 literatur) jawaban : a) Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil ekplorasi yang sudah di indentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesimen tumbuhan yang telah di awetkan di simpan dalam satu larutan yang dibuat dari komponen makanan zat dari komposisi yang berbeda beda ( tjitrosoepomo, 2005 ) b) Herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan,namun tetap terlihat ciri ciri morfologinya sehingga masih bisa di amati dengan dijadikan perbandingan pada saat diterminasi selanjutnya ( adiawan, 1990 ). c) Kelebihan dari herbarium kering dibandingkan dari herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun ( subrahmangan, 2002). 6 a). Jelaskan perbedaan sortasi basah dan sortasi kering ( 5 literatur ) Jawaban:

64

1. Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar sedangkan sortasi kering adalah pemeliharaan bahan setelah mengalami proses pengeringan.pemilihan dilakukan terhadap bahan bahan yang terlalu gosong atau rusak ( gunawan, 2010 ) 2. Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan

asing

lainnya

setelah

dilakukan

pencucian

dan

perajangan.sedangkan sortasi kering dilakukan untuk memisahkan bagian-bagian tanaman yang tidak dikeringkan yang masih tertinggal pada simlisia kering ( Dapkes, 1985 ). 3. Sortasi basah bertujuan untuk memisahkan bagian tanaman yang tidak dapat digunakan dari bahan simplisia. Sedangkan sortasi kering sama dengan sortasi besah .namun dilakukan terhadap simplisia sebelum di kemas ( indah yulia, 2016 ). 4. Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya dari simplisia sedangkan sortasi kering untuk memisahkan benda asing yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering ( shafiatul fajriyah, 2011 ). 5. Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran dari simplisia, sedangkan

sortasi

dikemas,memisahkan

kering benda

dilakukan asing

yang

pada

saat

masih

sebelum

tertingga

l

(subrahmanyam , 2002). b). jelaskan alasan pencucian simpel menggunakan air mengalir ( 2 literatur ) jawaban : 1. Tahap pencucian sayuran / sampel tumbuhan dengan menggunakan air mengalir merupakan salah satu cara untuk meminimalisir kontaminasi (maakira j.health reer, 2014). 2. Pencucian dengan air mengalir untuk mengurangi resiko intektisida (irmawidyantari, 2016) c. Alasan penggunaan alcohol 75% bukan 95%! (3 literatur)

65

Jawaban: 1. Karena spesimen tumbuhan yang masih mudah rusak seperti bunga atau buah hanya dapat di awetkan alkohol 70% agar tidak mudah rusak (Upik yulianti ,afreni hamida , muswita , dan tedjo Sukmono, 2016 ). 2. Penanganan sampel dilakukan dengan memberi alkohol 70% agar tidak berjamur dan kering (Riana Anggraini dan Monolifa, 2017 ). 3. Pada umunya jika menggunakn alkohol 90% mengalamibanyak kesulitan, oleh karna itu di gunakan dengan alkohol 75% untuk mempermudah penanganan (Lee, R . E 1980 ). 7. a). jelaskan pengertian sasak! (4 literatur) Jawaban: 1. Sasak atau pengepresan berupa anyaman bambu ataw papan serta kertas atau koran dan potongan seukuran A3 ( Lipi, 2010 ). 2. Sasak merupakn alat untuk pengepresan yang terdiri dari kertas koran maupun karton ( zulfahmi dan Rormaniah, 2012 ). 3. Sasak adalah seatu alat ukur untuk pengepresan dalam pembuatan herbarium ( P. Akhriadi, 2016 ). 4. Sasak di gunakan untuk pengepresan sampelyang telah di peroleh dari lapangan ( Khalifa N, 2011 ). b). tujuan pengguaan sasak! (3 literatur) jawaban: 1. Tujuan dari susunan agar nanti tumbuhan yang akan dijadikan koleksi herbarium dapat menghasilkan informasi yang baik. Dan juga agar tumbuhan menjadi kurang. Secara merata tanpa merusak morfologi tumbuhan. ( abdi masyarakat, 2017 ) 2. Proses pengempresan menggunakan sasak dan dan menggunakan papan kayu yang di antaranya diberi kardus dan seng bergelombang agar panas mereka dan spesimen tidak menjadi rusak dan retak. ( nurul ulti alfata, 2012 ) 66

3. Tujuan pengepresan adalah pengaturan spesimen pada alat pengepresan yang terdiri dari kertas ,koran,karton dan sasak . 8.a jelaskan bagaimana waktu penyiapan herbarium basah dan herbarium kering . Jawaban : a. Bahan atau tanaman selanjutnya dibiarkan 2 minggu atau hingga bahan herbarium benar-benar kering bila disentuh . ( purwanti widny H,2012 ). b. Dibolak balik secara teratur .kertas di balut bebeberapa kali terutama hasil pertama kalau spesimen sudah kokoh lebih ditekan lagi 1-5 hari sebelum kering . ( h.sulandkarold, 2012). b. Berdasarkan tujuan penyimpanan herbarium pada suhu ruangan ( 3 literatur ) a. Penyimpanan pada suhu 20oc selama seminggu, hal ini mencegah dari gangguan sebelum dengan pendinginan untuk menghindari serangga serangga awalnya menggunakan hgcl2 namun dihentikan karna sangat berbahaya ( nurul alpasi, 2012). b. Tempat penyimpanan herbarium harus di sesuaikan dengan suhu ruangan,karnaterhadap

lingkungan

seperti

suhu

dalam

ruangpenyimpanan sangat berpengaruhi untuk hasil herbarium. ( subrehienjam, 2002 ) c. Tempat penyimpanan herbarium harus diatur sedemikian rupa sehingga keadaan ruangan tidak pengap,terang,dan sebagaimana yang bisa menyebabkan herbarium rusak. ( sutrisno, 1990 ) c .Jelaskan perbedaan pengamatan pada herbarium basah dan kering (2 literatur) a. Herbarium

kering

ada

awetan

yang

dibuat

dengan

cara

pengeringan,namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih

67

bisa di amati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. ( ardiawan, 1990 ) b. Herbarium basah merupakan awetan suatu hasil hasil eksperimen yang sudah diidentifikasidan ditanam bukan lagi dihabitat aslinya spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda beda. (tjitrosoepomo, 2005 ) 9. a. bagaimana teknik pengambilan sampel herbarium untuk masing masing bagian tumbuhan. Jawaban : Pengambilan spesimen dilapangan.spesimen yang di ambil sebaiknya dalam kondisi fertile yaitu semua organ-organ tumbuhan terwakili umbi akar,batang ,daun,buah dan bunga.apabila tidak memungkinkan cukup diawali oleh batang,buah dan bunga.adapun langka kerjanya sebagai berikut : d) Dipilih spesimen yang masih segar dan berbunga. e) Untuk jenis rumput dan tumbuhan herba, tanah di sekitar spesimen digali untuk memudahkan pengambilan serta akar akarnya tidak mudah patah. b. bagaimana jika ukuran tanaman lebih besar dari ukuran sasak yang disediakan ( 2 literatur ) Jawaban : Apabila sampel / bagian tanaman tersebut melebihi sasak maka kita harus memotong sedikit bagian tanaman secara miring .misalnya batang terlalu besar untuk ukuran sasak maka bagian tengahbatang bisa dipotong sampel tumbuhan ( batang tersebut bisa muat atau pas pada sasak yang akandigunakan. Contoh gambar :

68

Pada gambar diatas menunjukan bahwa bagian tumbuhan melewati sasak yang akan digunakanmaka cara agar batang tersebut bila muat / pas pada saat sasak yaitu memotong batang secara miring sampel tumbuhan tersebut muat / untuk sasak.

10. Syarat tanaman yang bisa dijadikan herbarium . Jawaban : 1. Harus mempunya organ yang paling unik diletakan seperti (bunga,buah,dan biji ) 2. Tumbuhan tidak rusak dari serangga atau inpektalannya. 3. Tumbuhan herbal yang tingginya lebih dari 40oc . harus diambil semua bagian organ secara lengkap. 4. Tumbuh tumbuhan yang ratum parsis atau parant untuk tumbuhan mangga juga harus diambil. ( UNPPAC, 2003 ).

69

DAFTAR PUSTAKA Alfath, Lusi. 2012. Tujuan Penggunaan Sasak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Aryoma, O. 2017.Bagia Klasifikasi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Indonesia. Anggraini, R. U. 2017. Langkah Pembuatan Herbarium. Makassar: Universitas Hasanuddin. Diah, A. 2017.Klasifikasi Tumbuhan. Jakarta: UNJ. Fadhillah. 2017. Nama-nama Latin Tumbuhan. Bogor: LBN – LIPI.

70

Foyriyah, Strokilatus. 2006. Perbedaan Sortasi Basah dan Kering.UIN: Raden Patah. Gunawan.2010. Sortasi Basah dan Sortasi Kering.Bogor: Penebar Surabaya. Ir. Bambang. 2013. Klasifikasi Tanaman. Yogyakarta: Depkes RI. James

J,

Baker

C,

Swain H. 2008.Prinsip-Prinsip Farmasi.Indonesia: Erlangga.

Sains

untuk

Les, R. E. 1980. Alkohol. Bandung: Angkasa Raya. Lipi. 2010. Pengertian Sasak. Yogyakarta: Ombak (Anggota IKADI) Marthinus, H. 2008. Sistematika Penulisan Klasifikasi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mirna. 2011. Herba. Yogyakarta: UGM Press. Montawi, H. 1989. Tujuan Pembuatan Herbarium.Jakarta: University Indonesia Press. Primcek. 2006. Herbarium. Yogyakarta: Gajah Mada University Indonesia Press. Pujirinto, A. 2001.Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Jakarta: Pusat Penerbitan Terbuma. Ramlawati, dkk. 2017. Klasifikasi Makhluk Hidup. Yogyakarta: Universitas Udayana Dikti. Rindang, I Made. 1989. Klasifikasi pada Tumbuhan. Bali: Universitas Udayana Dikti. Rion. 2016. Tumbuhan dan Tanaman. Jakarta: UI Press. Setno. 2009. Herba. Yogyakarta: FKIP – UAI. Soepomo. 1967. Klasifikasi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press. Soepomo. 1987. Klasifikasi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press. Stenes. 2006. Herbarium. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Supurni, W. 2015.HERBA.Bogor: Angkasa Raya. Sudarsono, dkk. 2005. Golongan Herbarium. Bandung: Angkasa Raya. 71

Tjitrosoepomo. 2007. Marfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Tjitrosoepomo. 2009. Marfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Tjitrosoepomo. 2005. Marfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University. Triharjo. 2006. Herbarium. Jakarta: UI Press. Wulandari, L. 2015. Langkah-langkah Herbarium.Jakarta: Poesaka Asali.

Alfino, Rizky. 2016. Morfologi Bunga pada Tanaman.Banjarbaru :Universitas Lambang Mengkurat

Budi Yato, M.A.K. 2004.Mikrobiologi.Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

Chaer, Abdul.1994. Linguistik umum. Jakarta. Rieka Cipta

Dewi, R.E.K. 2008.Evaliasi Koleksi pada Perpustakaan Pusat Peelitian Biologi-Lipi dalam Menunjang Kebutuha Informasi bagi Penelitian : Kajian Analisis Sitiran pada Karya Penelitian Bidang Botani. Jakarta : Fak. Adab dan Humaniora

Elmer L. Cooper and L. Devere Bunton. 2004.Angrisaence : Fundamental and Aplication Third edition. USA : Delmoor Thomson Learning

Hamidah, Siti. 2015. Sayuran dan Buah Serta Manfaatnya pada Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

72

Harmanto, H. 2001. Mahkota Dewa : Obat Pusaka Dewa. Jakarta : Agro Media Pustaka

Haupt, Arthur Wing. 1953. Plant Morphology. Ew York : Mc. Grow Hill

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Jilid III. Jakarta : Yayasan Surana Wana Jaya

Charisma, A.D. 2014. Laporan Praktikum 1 : Bagian-bagian Daun (Folium), Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Palembang : Universitas Islam Negeri Raden Fatah

Mauseth, James. D. 2003. Botany : An Introductio to Plant Biology. Jones and Barlett Learning

Malory, R.Z. 1976. Pegantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Jakarta. Pradnyaparamita

Mulyani, Sri.2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. Kawsius

Nugroho, Sri. 2006. Struktur dan Perkembagan Tumbuhan. Bandung. Angkasa

Othman, Muhammed H.2007. Unistan: Unidirectiual Slaating Hole PlautingZ Technique for Dil Palm on Deep Peat, MPOB TT 345 73

Padmiari, I.A.E. 2010.Manfaat Buah-buahan dan Sayursayuran.Denpasar.Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan RI

74

More Documents from "Made Wijaya"