335074499-laporan-3.docx

  • Uploaded by: Krisnu Inu Nunu
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 335074499-laporan-3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,412
  • Pages: 32
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLID DAN LIQUID “PEMBUATAN PASTA GIGI DAN EVALUASINYA”

Kelompok B3 : R. Ayu Rifqa Zainatul H

132210101089

Kirana Rifrianasari

132210101091

Fitri Wulan A

132210101093

Friska Wira S

132210101095

Via Lachtheany

132210101097

Nadia Iga Hasan

132210101099

Lutfia Wildatul C

132210101101

Dosen Pembimbing : Dwi Nurahmanto, S. Farm., M.Sc., Apt Hari / Tanggal Praktikum

: 11 November 2015

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2015

I. 1. 2. 3. 4. 5. II.

TUJUAN Untuk mengetahui karakteristik bahan yang digunkan dalam sediaan pasta gigi Untuk mengetahui formulasi sediaan pasta gigi Untuk memahami evaluasi sediaan pasta gigi Untuk memahami pembuatan sediaan pasta gigi Untuk merancang pengemasan sediaan pasta gigi DASAR TEORI Gigi adalah bagian keras yang terdapat didalam mulut dari banyak vertebrta.

Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan merka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untu merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan terutama karnivora sebagai senjata, akar gigi dan gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki pelindung yang disebut email gigi yang membantu mencegah lubang gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit ditempatnya. Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan slah satu yang menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fodil dan seringkali berhubungan diantaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut misalnya herbivora memiliki banyak memiliki gigi gerham untuk mengunyah karena rumput sulit dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu. Gigi adalah salah satu aksesoris dalam mulut yang mempunyai lima peranan yang sangat penting yaitu : sebagai fungsi mengunyah, fungsi fonasi,fungsi estetika,fungsi kejiwaan dan fungsi identifikasi(forensik). Setiap gigi terdiri dari 3 bagian yaitu : mahkota gigi ( coroonadentis), leher gigi (cervix), akar gigi (radix). Setiap gigi mempunyai jaringan yang terdiri dari 1. Email Gigi a. Jaringan keras yang mengalami kalsifikasi yang menutupi dentin dari mahkota gigi b. Berasal dari jarigan ektodermal c. Berfungsi sebagai menahan daya kunyah/abrasi d. Terdiri zat anorganik lebih kurang 90% sebagai prismata dan zat organik lebih kurang 1% sebagai substantia pelekat 2. Dentin a. Jaringan yang berasal dari merenchyim b. Merupakan jaringan ikat yang mengalami kalsifikasi dan jaringan yang terbesar dari gigi.

c. Terdiri dari zat organik lebih kurang 70% dan zat organik lebih kurang 30% pada canaliculi dentin yang didalamnya terdapat tomesfiber 3. Pulpa a. Jaringan yang berasal dari merenchym b. Pada rongga pulpa biasa ditemui saraf, pembuluh drah, pemlymphe dan jaringan ikat (jarang) c. Fungsi formatif ( memberi bentuk),nutrisi, sensoris, dan defensif. Merupakan jalan masuk persyarafan dan pembuluh drah pada gigi. Sedangkan bagian jaringan pendukung gigi adalah sebagai berikut: 1. Ligamentum periodental Mempunyai 2 fungsi yaitu : a. Memberi nutrisi ( membekalkan nutrisi kepada cementum, tulang dan ginglual) dan sensori (dipersyarafi oleh serabut saraf sensori yang berfungsi untuk menghantarkan stimuluus sentuhan, tekanan dan nyeri) b. Fungsi fisikal - Sarung untuk melindungi pembuluh darah, serabut saraf dari luka yang disebabkan oleh tekanan mekanikal. - Sebagai perlekatan gigi pada tulang - Memperthankan tisu gingival - Sebagai penyerap tekanan 2. Alveolar Processus a. Adalah bagian dari mandibular dan maxila b. Berfungsi sebagai pembentukan penyokong “teooth sockets” 3. Cementum a. Jaringan tulang dimana jaringan intercellulernya alami kalsifikasi meliputi bagian kar gigi. b. Fungsi : melekatkan gigi pada periodontal c. Merupakan seluler atau aceluler

PASTA Pasta gigi adalah sediaan dasar berupa masa lembek umumnya tidak begitu berlemak bagian terbesar dari padatan, digunakan sebagai atau untuk pembuatan sediaan kosmetik untuk berbagai maksud umumnya untuk sediaan pembersih seperti pasta gigi dan sampo pasta, sediaan masker kecantikan, depilator pasta dan sediaan pelindung seperti sediaan rumba surya dan tabir surya. Pasta seperti suspensi tetapi bagian padatan lebih besar dari bagian cairan. Pasta terdiri dari cairan umumnya berupa air/larutan dalam air sedangkan padatan bervariasi dalamjenisnyya umumnya tergolong dalam padatan non lemak yang tidak larut dalam bagian

cairan. Sesuai dengan maksud dan penggunaannyya pasta mengandung berbagai macam zat seperti detergen,humektan,depilator,pigmen,abrasivum dan zat tabirsurya. Pasta gigi tidak bemutu mudah berkeringat, konsistensinya tidak seragam dan terdapat gumpalan kasar lagi pula struktur masanya tidak lembut. Sifat-sifat pasta 1. Ketika digunkan untuk sikat gigi dapat menghilangkan partikel-partikel yang substansia makanan plak dan membersihkan gigi 2. Haruslah tidak bersifat toksik memiliki rasa yang menyenangkan dan meninggalkan mulut dalam keadaan segar setelah penggunaannya. PASTA GIGI Definisi Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Biasanya dengan sikat gigi. Di Indonesia pasta gigi sering juga disebut odol yaitu salah satu merekpasta gigi. Walaupun merek ini sudah tidak dijual di indonesia nama odol telah menjadi nama generik. Macam-macam pasta gigi : a. Pasta gigi dengan flouride Bahan yang perlu diperhatikan saat memilih pasta gigi adalah flouride. Berfungsi untuk melindungi email gigi dari kerusakan akibat asam dan pencegah gigi berlubang. Flouride bisa mencegah pembusukan gigi dewasa dan perkuat gigi yang masih tumbuh pada masa pertumbuhan gigi floride dan kalasium membantu membentuk struktur gigi dan membuat email gigi lebih kuat. Floride aman digunakan dalam kadar sebesar 0,12%. b. Pasta gigi untuk gigi sensitif Dari gigi sensitif tak tahn makanan/minuman panas/dingin, membuat rasa nyilu saat makan makanan tertentu. Jika anda mempunyai ciri gigi yang seperti ini seharusnya anda menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif. Pasta gigi untuk gigi sensitif biasanya mengandung potasium nitrat atau strontium klorida. Bahan tersebut dapat mengurangi sensitivator gigi dengan memberi perlindungan pada bagian yang berhubungan saraf gigi. c. Pasta gigi pemutih Pasta gigi pemutih biasanya tidak mengandung bahan pemutih terapi mengandung bahan abrasif yang bisa mengikir konstan dan noda gigi sehingga gigi terlihat lebih cerah. Bahan abrasif ini cukup aman dan sudah mengalami penelitian. *Penyakit pada mulut* Penyakit mulut biasanya karies gigi dan periodental

Dimana karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Periodental adalah penyakit oleh bakteri yang terakumulasi didalam calculus yang biasanya terdapat dipada leher gigi. Faktor penyebab kerusakan gigi 1.makanan asam 2.email gigi,lapian luar gigi yang keras 3.terlalu banyak flouride dapat berakibat buruk 4.kawat gigi dapat menyebabkan kavitas/lubang gigi Fungsi Pasta Gigi Dari segi fungsi pasta gigi ada 3 bagian yaitu : 1. Fungsi kosmetik Menyingkirkan materi alba, plak, sisa-sisa makanan dan strai pada permukaan gigi serta untuk menyegarkan nafas. 2. Fungsi kosmetik teraupetik Menghilangkan kalkulus dan gingivitis 3. Fungsi terapeutik Mengurangi pembentukan plak, kalkulus, gingivitis dan sensitivitas gigi. III.

PERSYARATAN MUTU

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat dari Depkes RI. Persyaratan tersebut antara lain: a. Aman Aman artinya sediaan yang kita buat harus aman secara fisiologis maupun psikologis. Dengan dosis tertentu dapat menimalisir efek samping sehingga tidak lebih toksik dari bahan aktif yang belum diformulasi. Bahan sediaan farmasi merupakan suatu senyawa kimia yang mempunyai karakteristik fisika, kimia yang berhubungan dengan efek frmakologis, perubahan sedikit saja pada karakteristik tersebut dapat menyebabkan perubahan farmakodinamika suatu senyawa (USP XIII,p.34). Sediaan dalam taraf aman bila kadar bahan aktif dalam batas yang telah ditetapkan. b. Efektif Efktif dapat diartikan sebagai dalam jumlah kecil mempunyai efektif yang optimal. Jumlah atau dosis pemakaian sekali pakai, sehari dan selama pengobatan (1 kurun waktu) harus mampu untuk mencapai reseptor dan memiliki efek yang dikehendaki. Sediaan krim

dikatakan memiliki efikasi yang baik jika dalam jumlah kecil dapat mereduksi bakteri p.acnes yang dapat menyebabkan jerawat dikulit, sehingga jerawat dapat berkurang. c. Stabil  Stabil Fisika: Sifat fisika seperti organoleptis,keseragaman, kelarutan dan viskositas tidak berubah (USP XXII : p.1703)  Stabil kimia Secara kimia innert sehingga tidak menimbulkan perubahan warna, pH, dan Bentuk sediaan (USP XXII:1703)  Stabil Mikrobiologi Tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme selama waktu edar. Selain itu sediaan tidak terkontaminasi oleh bakteri Straphylococcus aureus dan P.aruginosa. Jika mengandung preservatif harus tetap efektif selama waktu edar.  Stabil Toksikologi Pada penyimpanan maupun pemakaian tidak boleh ada kenaikan toksisitas (USP XXII, p.1703).  Stabil Farmakologi Selama penyimpanan dan pemakaian efek terapeutiknya harus tetap sama ( USP XII, p.1703). Persyaratan mutu pasta pasta gigi yang memenuhi standart dapat dilihat pada tabel berikut: No Jenis Uji 1 Sukrosa atau karbohidrat yang dapat

5 6

difermentasi pH Cemaran logam a. Pb b. Hg c. As Cemaran mikroba a. Anylia lenyung total b. E. Coli Zat pengawet Formaldehida maksimum

7 8 9

formaldehida bebas Flour bebas Zat warna Organoleptis

2 3

4

a. Keadaan

sebagai

Satuan -

Syarat Negatif

-

Negatif

Ppm Ppm Ppm

Minimal 5.0 Minimal 0.02 Minimal 2.0

%

< 10 5 Negatif Sesuai yang diizinkan 0.1

Ppm -

800-1500 Sesuai yang diizinkan Harus lembut, serba sama (hoogen)makin terlihat adanya gelembung udara.

Gumpalan dan b. Benda asing (SNI 12-3524-1995 : Syarat Mutu Pasta Gigi) IV.

-

partikel yang terpisah Tidak tampak

EVALUASI PRODUK REFEREN 1. Formula Action protection Pasta gigi dengan 3 perlindungan, aktif membantu melindungi gigi dari lubanglubang mikro penyebab gigi berlubang Kandungan utama: - fluoride : untuk mencegah dan mengendalikan karies gigi - triklosan : untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri - kalsium karbonat : untuk menghilangkan noda dari gigi 2. Odol (merk ternama tahun 1970-an) Komposisi : -

Sabun obat : dapat menimbulkan busa sehingga dapat mengangkat kotoran Kliserin : sebagai pelembab CaCo3 : untuk menguatkan gigi Minyak papermint : sebagai pemberi aroma segar dan menghilangkan rasa

eneg - Gula : memberi rasa manis - Air : untuk melarutkan bahan 3. Siwak –F Herbal Merupakan pasta gigi herbal yang mengandung bahan – bahan herbal yaitu : ekstrak sirih, serbuh kayu siwak, ekstrak gambir, pinang, cengkeh, dan mengandung agen abrasif yaitu : kalsium karbonat mampu menghilangkan noda di gigi 4. Onesmile Formula bahan : - Kalsium karbonat 97,5 g - Gliserin 52,5 ml - Sodium lauril sulfat 52,5 g - Pulvis gummi arabica 1,5 g - Natrium sakarin 1,5 g - Oleum mentha pip 7,5 ml - Natrium bikarbonat 30 g - Menthol 150 mg - Sodium benzoat 270 mg - Aquabidest 28.5 ml 5. Antienzym Tooth Pasta R/ kalsium karbonat

2,1 %

Dikalsium fosfat dehidrat

6,2 %

Sodium N lauryl sarkosinat

1,0 %

Glyserol

0,6 %

Water

5,3 %

Trismos

1.0 %

Bahan pengawet, pemanis

2,8 %

6. Close Up Milk Calcium 160 gr Komposisi : Sorbitol,water, Hydrated Silica, PEG-32, Sodium Lautyl Sulfate, Flavour, Cellulose Gum, Sodium Flouride, Sodium Saccharine, Hydrolized Casein Bahan Aktif : 0,32% sodium fluoride 7. Pepsodent Center Fresh 160 gr Komposisi : Sorbitol, Hydrated Silicone Dioxide, Precipitated, Abrasive Precipitated Silica,Polyethylene Glycol, Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Flouride, Flavor, Sodium Carboxy Methyl Cellulose, Saccharine, CI 74160, CI 42090, Phenoxyethanol, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Water. Bahan Aktif : 0.32% Sodium Fluoride V.JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA Kalsium Karbonat (CaCO3) Kalsium karbonat jika dikeringkan pada suhu 200O C selama 4 jam mengandung kalsium setara tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 100,5 % CaCO3. BM=100,09. Pemerian : Serbuk, hablur mikro, putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil di udara. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam ammonium atau karbondioksida, adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan, tidak larut dalam etanol, larut dalam asam asetat 1N, dalam asam klorida 3N dan dalam asam nitrat 2N dengan membentuk gelembung gas. Dalam formula ini, kalsium karbonat berfungsi sebagai polishing (penggosok) (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 159) Karboksimetilselulosa natrium (CMC-Na) Karboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium dari polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5 %, Natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. pH= antara 6,5 – 8,5.

Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik. Kelarutan : mudah terdispersi dalam air membentuk laruran koloidal tidak larut dalam etanol, dalam eter & pelarut organik lain. Pada formula ini CMC-Na berfungsi sebagai gelling agent yang akan mempertahankan bentuk sediaan semisolid sehingga stabilitasnya terjaga. (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 175) CMC-Na stabil meskipun higroskopik. Larutan CMC-Na stabil pada pH 2-10. Pada Ph < 2 dapat terjadi presipitasi dan pada pH 10 viskositas larutan akan berkurang secara cepat. Pada umumnya larutan menunjukkan viskositas maksimum dan stabil pada pH 7-9. Pemanasan yang terlalu lama dapat mengurangi viskositas. (Pharmaceutical Excipient, p.118-120)

Natrium Lauril Sulfat Natirum laurel sulfat adalah campuran dari natrium alkil sulfat, sebagian besar mengandung natrium laurel sulfat, CH3(CH2)10CH2OSO3Na.

Kandungan campuran

natrium klorida dan natrium sulfat tidak lebih dari 8,0%. Pemerian : Hablur, kecil, berwarna putih atau kuning muda, agak berbau khas. Kelarutan : Mudah larut dalam air, membentuk opalesen. Pada formula ini, Na-Lauril sulfat digunakan sebagai surfaktan. (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 595) Natrium sakarin (C7H4NNaO3S.2H2O) Sakarin natrium mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C7H4NNaO3S dihitung terhadap zat anhidrat. BM=241,19, Anhidrat BM=205,16. Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau agak aromatic, rasa sangat manis walau dalam larutan encer.

Larutan encernya lebih kurang 300 kali semanis

sukrosa. Bentuk serbuk biasanya mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat perekahan. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol. Pada formula ini, sakarin natrium berfungsi sebagai pemanis. (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 750) Methyl Paraben (Excipient, 310)

Sinonim

: Methyl Paraben, metil hidroksi benzoat, metil parahidroksi benzoat, asam 4-hidroksi benzoat metil ester, metil p-hidroksi, benzoat, nipagin, Uniphen P-23

Nama kimia

: Methyl-4-hydroxybenzoat

Rumus Struktur : O

O H3C

OH

Rumus Empiris : C8H8O3 BM

: 152.15 Fungsi

Pemerian

: antimikrobial preservative : metil paraben, kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih. Tidak berbau atau hampir tidak berbau dan mempunyai sedikit rasa terbakar (panas).

Digunakan sebagai pengawet sediaan topikal (0,02%-0,3%) Aplikasi 

:

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik, makanan, dan formulasi farmasetika. Dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau pengawet lain.



Metil Paraben efektif dalam range PH yang lebar dan mempunyai spectrum antibakteri yang luas.



Aktivitas antibakterinya naik jika rantai alkil meningkat, tetapi kelarutan dalam air menurun, tetapi campuran paraben digunakan untuk mendapatkan efek pengawet yang efektif.



Kemanjuran sebagai pengawet naik dengan penambahan propilen glikol (2-5%), atau mengkombinasikannya dengan antimikroba lain seperti imidurea.



Metil paraben (0,18%) dengan propil paraben (0,02%) biasa digunakan dalam formulasi parenteral.

Sifat : 

Aktivitas antimikrobanya pada PH 4-8. Kemanjuran pengawet turun dengan meningkatnya PH (membentuk anion fenolat). Lebih aktif pada yeasts dan jamur daripada bakteri dan lebih aktif pada bakteri gram (+) daripada gram (–).



Aktivitas antimikrobanya naik dengan naiknya rantai alkil. Aktivitas meningkat jika mengkombinasikannya. Yang biasa digunakan bersama adalah metil, etil, propil, dan butyl paraben. Aktivitas juga meningkat dengan penambahan bahan lain, seperti propilen glikol (2-5%), feniletil alcohol, dan asam edetic. Aktivitas juga meningkata dengan penambahan pengawet lain seperti imidurea.

pKa

: 8,4 pada 22oC

Titik lebur

: 125-128oC

Kelarutan

: Larut etanol (1:2), etanol 95% (1:3), etanol 50% (1:6), eter (1:10), gliserin (1:60), mineral oil (tidak larut), peanut oil (1:200), propilen glikol (1:5), air (1:400, 25oC; 1:50, 50oC; 1:30, 80oC)

Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan Larutan encer metil paraben pada Ph 3-6 disterilkan dengan diautoclave (120oC, 20 mnt), tanpa dekomposisi. Larutan encer pada PH 3-6adalah stabil (4 thn) pada temperatur ruang, jika pada Ph >8 lebih cepat terhidrolisis. Metil paraben disimpan dalam botol tertutup, tempat dingin dan kering. Inkompatibilitas 

Akan menurun kualitas antimokrobialnya dengan penambahan surfaktan nonionik, seperti polysorbate 80. Namun, propylenglycol akan meningkatkan aktivitas anti mikrobial apabila ditambahkan dallam surfaktan nonionik karena mencegah interaksi antara metyl paraben dengan polysorbate 80.



Inkompatibel dengan magnesium trisilikat, talc, tragacant, sodium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropine. Juga bereaksi dengan macam-macam gula dan gula alkohol.



Dapat mengabsorbsi pada wadah plastik namun tergantung plastik dan bahan pembawa. Metylparaben akan berubah warna apabila bereaksi dengan besi dan mengalami hidrolisis dengan basa lemah dan asam kuat.

Propil Paraben (Excipient 411)

Sinonim : Nipasol, propagin BM = 180.20 Karakteristik :

a. Warna putih kristal, tidak berbau, tidak berasa b. Stabil pada pH 4-6. Aktivitas antimikroba berada pada pH 4-8, aktivitas akan menurun dengan adanya kenaikan pH c. pKa 8.4 pada suhu 22oC Kelarutan pada suhu 20oC : 

Mudah larut pada aseton dan eter



Etanol (1:1.1), etanol 50% (1:5.6), gliserin (1:20), mineral oil (1:3330), minyak kacang (1:70), propilen glikol (1:3.9), propilen glikol 50% (1:110), air (1:2500)

Aplikasi: Propyl paraben memiliki aktifitas antimikroba yang luas dalam sediaan kosmetik makanan, minuman dan obat obatan. Propil paraben sendiri dapat digunakan sendiri atau juga dapat dikombinasi dengan beberapa jenis paraben ester dan bahan antiikroba lain. Namun penggunaannya banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Paraben memiliki aktifitas anti bakteri yang luas dalam rentang pH yang cukup besar. Paraben juga dapat efektif terhadap jamur dan mold. Kelarutan paraben jelek. Kadar atau konsentrasi yang digunakan jika dikombinasi dengan methyl paraben

0,02%

propyl paraben dan 0.18% methyl paraben. Kadar untuk penggunaan topical 0,01%-0,6% Inkompatibilitas : Aktivitas menurun dengan adanya surfaktan nonionik, magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, yellow iron oxid, ultramarina blue Penyimpanan : Tempat tertutup, sejuk dan kering. Oleum Menthae / Minyak Permen Minyak permen adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian diatas tanah tanaman Mentha piperita Linn (Labiate) yang segar, dimurnikan dengan cara destilasi dan tidak didementolisasi sebagian ataupun keseluruhan.

Mengandung tidak

kurang dari 5,0% ester dihitung sebagai metil asetat (C12H22O2), dan tidak kurang dari 50,0% mentol total (C10H20O) sebagai mentol bebas dan sebagai ester. Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas menusuk, rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut. Kelarutan : dalam etanol 70% satu bagian volume dilarutkan dalam 3 bagian volume etanol 70% tidak terjadi opalesensi. Purified Water

Sinonim

: Aqua, hydrogen oxide

Rumus struktur

:

O H

H

Rumus Empirik

: H2O

BM

: 18.02

Titik didih

: 100o C

Titik lebur

: 0 OC

Fungsi

: Pembawa, pelarut

Kelarutan

: Dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut polar

Viskositas

: 0.89 mPa s (0.89 cP) pada 25o C

Temperatur kritis

: 374,2oC

Tekanan kritis

: 218,3 atm

Konduktivitas panas

: 14,6 x 10-4 cal/sec/cm pada 25oC

Panas pembentukan

: -55 Kcalories/mole pada 25oC

Stabilitas dan kondisi penyimpanan: Air stabil dalam semua kondisi fisika (es, cairan, dan uap). Purified water secara spesifik disimpan dalam kemasan terutup dan terlindungi dari cemaran mikroorganisme dan kontaminan lain. Penggunaan air untuk sediaan lain memerlukan kondisi penyimpanan yang berbeda pula. Inkompatibilitas : Air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien yang lain yang dapat digunakan untuk hidrolisis pada temperatur yang tepat.bereaksi dengan besi alkali dan benda – benda beroksida seperti calsium oksida dan magnesium oksida,dapat bereaksi dengan garam anhidrat yang terbentuk dari macam-macam komposisi dan dengan senyawa organik dan calsium carbide. ALASAN PEMILIHAN BAHAN 1. Kalsium karbonat merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolonisasi pada gigi, pada umumnya hampir separuh dari total pasta gigi adalah kalsium karbonat 2. Gliserin

mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi. 3. Na lauril sulfat Dapat membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi, serta dapt mengemulsikan mukus (lendir) 4. Na sakarin Merupakan bahan pemanis, dimana rasa manisnya dapat mengurangi rasa pedas yang ditimbulkan oleh mentol, sehingga pengganungannya kedua bahan bahan ini dapt diterima oleh mulut 5. Oleum menthae pip Memberikan aroma dan rasa pada pasta dan menghindari terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga menambah kesegaran pasta 6. Metil paraben Mencegah timbulnya kapang dan khamir , dank arena kelarutannya lebih baik disbanding nipasol 7. Propil paraben Media sediaan terdapat air sehingga membutuhkan bahan pengawetmembutuhkan bahan pengawet nipasol untuk menghindari pertumbuhanmikroba dan dalam pemakainya bersamaan dengan metal paraben untuk hasil optimal VI.

SUSUNAN

FORMULASI

DAN

KOMPOSISI

BAHAN

DIRENCANAKAN 1. Formula : CaCO3

40 %

Na-CMC

0,75 %

Gliserin

25 %

Na-Lauril Sulfat

4%

Na-Sakarin

0,2 %

Metil Paraben

0,18 %

Propil Paraben

0,02 %

Oleum Menthae

0,3 %

Aquadest

29,55 %

2. Rancangan formula per satuan kemasan (25 g) No

Bahan

Fungsi

Jumlah Kecil

YANG

. 1.

CaCO3

Polishing, abrasif

2.

Na-CMC

Gelling agent, emulgator

0,188 g

3.

Gliserin

Humektan, kosolven

6,25 g

4.

Na-Lauril Sulfat

Detergen, surfaktan

1g

5.

Na-Sakarin

Pemanis

0,05 g

6.

Metil Paraben

Preservatif

0,045 g

7.

Propil Paraben

Preservatif

0,05 g

8.

Oleum Menthae

Perasa

9.

Aquadest Pelarut 7,388 ml *Jumlah bahan dilebihkan 10% dari penimbangan awal untuk mencegah hilangnya

10 g

0,075 ml

bahan selama proses pembuatan.

3. Rancangan formula satu batch (100 g) No

Bahan

Fungsi

Jumlah*

. 1.

CaCO3

Polishing, abrasif

2.

Na-CMC

Gelling agent, emulgator

3.

Propilenglikol

Humektan, kosolven

25 g

4.

Na-Lauril Sulfat

Detergen, surfaktan

4g

5.

Na-Sakarin

Pemanis

0,2 g

6.

Metil Paraben

Preservatif

0,18 g

7.

Propil Paraben

Preservatif

0,02 g

8.

Oleum Menthae

Perasa

0,3 ml

9.

Aquadest Pelarut 29,55 ml *Jumlah bahan dilebihkan 10% dari penimbangan awal untuk mencegah hilangnya bahan selama proses pembuatan.

4. Perhitungan Bahan  CMC-Na Untuk 25 gram

: 0,75/100 x 25 gr = 0,188 gram

Untuk 100 gram

: 0,75/100 x 100 gr = 0,75 gram

 CaCO3 Untuk 25 gram

: 40/100 x 25 gr = 10 gram

Untuk 100 gram

: 40/100 x 100 gr = 40 gram

 Gliserin

40 g 0,75 g

Untuk 25 gram

: 25/100 x 25 gr = 6,25 gram

Untuk 100 gram

: 25/100 x 100 gr = 25 gram

 Na-lauril sulfat Untuk 25 gram

: 4/100 x 25 gr = 1 gram

Untuk 100 gram

: 4/100 x 100 gr = 4 gram

 Na-sakarin Untuk 25 gram

: 0,2/100 x 25 gr = 0,05 gram

Untuk 100 gram

: 0,2/100 x 100 gr = 0,2 gram

 Oleum menthae Untuk 25 gram

: 0,3/100 x 25 gr = 0,075 ml

Untuk 100 gram

: 0,3/100 x 100 gr = 0,3 ml

 Metil paraben Untuk 25 gram

: 0,18/100 x 25 gr = 0,045 gram

Untuk 100 gram

: 0,18/100 x 100 gr = 0,18 gram

 Propil paraben Untuk 25 gram

: 0,02/100 x 25 gr = 0,005 gram

Untuk 100 gram

: 0,02/100 x 100 gr = 0,02 gram

 Aquadest Untuk 25 gram

: 29,55/100 x 25 gr = 7,388 gram

Untuk 100 gram

: 29,55/100 x 100 gr = 29,55 gram

2.6 SPESIFIKASI SEDIAAN No 1

Keterangan Organoleptis

Spesifik

-warna

Putih

-bau

Mint

-rasa

Manis

-bentuk

Pasta

2 3 4

-tekstur Ph Viskositas Homogenitas

Kental,lembut 4.5-10,5 >100 dPas Homogen

VII.

METODE

7.1 ALAT DAN BAHAN

a.Alat 1. Mortir dan Stamper 2. Batang pengaduk 3. Beaker Glass 4. Gelas Ukur 5. Neraca + anak timbangan 6. Sudip 7. Kertas perkamen 8. Viskometer Brookfield 9. Kertas indicator b. Bahan 1. Kalsium karbonat 2. Gliserin 3. Sodium Lauryl Sulfat 4. CMC - Na 5. Natrium Sakarin 6. Oleum Ment pip 7. Metil paraben 8. Propil paraben 9. Aquabidest 7.2 CARA KERJA Menyiapkan alat dan bahan, dan menimbang bahan

Mengembangkan CMC-Na dg air panas 20x nya dlm mortir

Melarutkan metil paraben dan propil paraben dg gliserin

Mencampurkan campuran metl paraben (0,045 gram), propil paraben (0,005 gram) dan gliserin (6,25 gram) pada mortir berisi CMC-Na

Setelah homogen, ditambahkan air sebagian, aduk

CaCO3 ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen, kecepatan Mencampurkan larutan Na-lauril sulfatkonstan dalam mortir dan diaduk dengan kecepatan Sediaan Menambahkan dimasukkan oleum tube, mentha beri etiket pip ke dan dlm label campuran, dan masukkan homogen kemasan Melarutkan Na-lauril sulfat dengan sisaaduk air addalam rendah

7.3. PROSEDUR EVALUASI Evaluasi sediaan pasta gigi dapat dilakukan dengan parameter – parameter sebagai berikut : a. Organoleptis Diamati bentuk atau konsistensi, warna, baud an rasa b. Uji Keasaman Diuji larutan dengan pH indicator universal, diharapkan pada rentang 4,8 – 10,5

D ami upi an

i ca mea n t du in k n nH d i - vi k dy a

lt u a c au e ar

pt i t lo ts o a

k w a na r n a y g dr a p n H d i a m a t i rl w a r n a p H y a n g

c. Uji Homogenitas

D iam pr as bpk aky

i

oa b

n ea ea

rs cn

eu a

lp c

l p i mt u a

e l a a

n

t

a

Tambahkan hasil 2 gerus ad homogen HASIL AKHIR Campuranhomogen dimasukkan dalam tube; ad beriterbentuk etiket, label; lalukrim masukkan kemasan Tambahkan hasil 1 gerus massa yang baik

s

k

d u

a k

d. Uji Viskositas

D kbv py st up

ai a

i

mac

ma

a t

as o s

ls n k or t ag a dsn e e r dc t u ie a kr a a pa a a sd n t a y a

tu ti

k a r

ot

n l

a

t

s

e. Uji Daya Sebar

D dgk lpg bk

ira e er eo

i at ua m m t u b b p i la l h p e ma b s e p t ab e l a c e m a t a , k d k ai b an e n d r id i a bi m e m a n m y p e , b n d a g i dr ak i na a m c h a ki r n s s k t a ln a

a n1 n g g 5 r a m b a at in 5 n a gn g a

f. Uji Penimbulan Busa

SD apd pdt npb

e i adb m ie a r d ai g as o t n a s y a ei n l n e g i t ma a ae b dr ub a s u

g. Uji Stabilitas

a i tn s i oa k nk b k h u at s a a n

e d p a a il na g a

i k i t d a g g a n

a i r ,

PD e i las m i ak e pu r k ika sn a pa nae sn t ge a ar , hm D a isa d t ima p n p b s a ae n ul a p md a a da n a 6 w s m u a hr inn u ga g ti u d a k dtk e ailar m h n a j dru , at s k p u a hon ur bg 4 ail 0na o ºs leCe d pd iatia nas , n s u u m k h u e u r n a 5 g n 0a pl ºa a C m r ti i k e l d a n p H k e ti d a k h o m o g e n a n

7.4. KEMASAN DAN LABEL

Kemasan Pasta Gigi "Sardent"

Label Pasta Gigi "Sardent"

VIII.

HASIL DAN PEMBAHASAN VIII.1.

HASIL PENGAMATAN

NAMA BAHAN CMC Na CaCO3 Na Lauril Sulfat Gliserin Na Sakarin Ol. Menta pip Metil paraben Propil paraben Aquadest

Pengikat Abrasive

JUMLAH KECIL 25 gr (gram) 0,1875 10

JUMLAH BATCH 100 gr (gram) 0,75 40

Surfaktan

1

4

4%

Humektan Sweeting agent Corigen Pengawet Pengawet Pelarut

6,25

25

25 %

0,05

0,2

0,2 %

0,075 0,045 0,05 7,5875

0,3 0,18 0,02 29,55

0,3 % 0,18 % 0,02 % 29,55 %

FUNGSI

a. Uji Organoleptis Bentuk

: Pasta

Warna

: Putih

Bau

: Mint

Rasa

: Manis mint

Konsistensi

: Padat pasta

b. Uji Keasaman pH

:7

c. Uji Homogenitas Hasilnya

: Homogen

d. Uji Viskositas Hasil

: 300 dPa.s

e. Uji Daya Sebar (Dengan beban 50 gram) Horizontal

: 7 cm

Vertikal

: 8 cm

Diagonal

: 7 cm

f. Uji Busa Hasil

: Timbul busa

KONSENTRAS I 0,75 % 40 %

8.1.1. GAMBAR No 1

Gambar

Keterangan

Uji evaluasi daya sebar

2

Uji evaluasi pH sediaan

3

Uji evaluasi viskositas sediaan

4

Uji pembentukan busa

VIII.2.

PEMBAHASAN

Pasta merupakan sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun (FI III). Sedangkan menurut DOM , Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan. Pasta gigi adalah salah satu bentuk sediaan kosmetik yang diperuntukan sebagai pembersih gigi. Penggunaaanya pada gigi diharuskan menggunakan bahan-bahan tidak akan menimbulkan reaksi negatif pada gigi seperti pengeroposan gigi, timbulnya plak atau gigi berlubang akibat bakteri. Pemilihan bahan yang tepat harus memperhatikan juga sifat karakteristik bahan dalam formulasi agar menghasilkan sediaan pasta gigi yang sesuai standar, terutama dilihat dari pH dan viskositas sediaan tersebut. Formula sediaan :



R/ CaCO3

40 %

Na-CMC

0,75 %

Gliserin

25 %

Na-Lauril Sulfat

4%

Na-Sakarin

0,2 %

Metil Paraben

0,18 %

Propil Paraben

0,02 %

Ol. Menthae

0,3 %

Aquadest

29,55 %

Kalsium Karbonat (CaCO3) Fungsi : sebagai bahan abrasive yaitu salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi, membantu menghilangkan diskolonisasi pada gigi, membersihkan gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi stain. Pada umumnya hampir separuh dari total pasta gigi adalah kalsium karbonat



karena menyusun 30-40% dari pasta gigi. CMC-Na

Fungsi : sebagai bahan pengikat/binder/perekat yaitu dengan mengikat semua bahan 

dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Menyusun 1-2% kandungan pasta gigi. Gliserin Fungsi : sebagai humektan yaitu membantu menstabilkan sediaan, mengontrol kelembapan sehingga mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi.



Na-Lauril Sulfat Fungsi : sebagai surfaktan yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi, membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan gigi dengan membentuk misel, dapat juga membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi, serta dapt mengemulsikan mukus (lendir). Partikel surfaktan yang berbentuk lipid bilayer



menyusun 1-3% kandungan pasta gigi. Na-Sakarin Fungsi : sebagai bahan pemanis, untuk menutupi rasa dan bahan kurang enak dimana rasa manisnya dapat mengurangi rasa pedas yang ditimbulkan oleh mentol, sehingga penggunaan kedua bahan ini dapt diterima oleh mulut.



Menthol Fungsi : sebagai corrigen odoris dan saporis karena memberikan aroma dan rasa pada pasta sehingga menghindari terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga menambah kesegaran pasta gigi dan membuat bau mulut menjadi segar.



Metil paraben (Nipagin) Fungsi : sebagai pengawet yaitu mencegah timbulnya kapang dan khamir dan karena kelarutannya lebih baik dibanding nipasol. Oleh karena itu penggunaan bersama antara



nipagin dan nipasol dapat meningkatkan efektifitas sifat pengawetnya. Propil paraben (Nipasol) Fungsi : sebagai pengawet karena media sediaan terdapat air , digunakan nipasol untuk menghindari pertumbuhan mikroba dan dalam pemakainya bersamaan dengan metal paraben untuk hasil optimal.



Aquadest Fungsi : sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi pasta gigi. Berdasarkan definisi pasta, maka kelompok kami lebih memilih Calcium Carbonat

sebagai polishing dan abrasive agent dibandingkan dengan Natrium bicarbonate. Hal ini

dikarenakan , menurut FI IV hal.159, kalsium karbonat praktis tidak larut dalam air , sehingga sediaan pasta yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yaitu lebih kaku dan kental dibandingkan salep, sebab terdapat hampir 50% kalsium karbonat yang sukar larut dalam air. Sedangkan jika digunakan natrium bikarbonat dalam pembuatan pasta, maka konsistensi pasta tidak memenuhi spesifikasi ,dimana pasta tidak kaku dikarenakan natrium bikarbonat larut dalam air, sebagaimana kelarutannya adalah sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Ditjen POM, 1995). Pada praktikum kali ini, digunakan Na-sakarin sebagai pemanis . Na sakarin merupakan pemanis buatan dengan intensitas kemanisan sakarin 200-700 kali gula. Karena pemanis buatan, maka Na sakarin memiliki ADI. ADI (Acceptable Daily Intake) adalah batasan berapa banyak konsumsi bahan tambahan yang dapat diterima dan dicerna setiap hari sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan. Karena pada praktikum kali ini digunakan na sakarin dalam sediaan pasta gigi, maka ADI tidak terlalu diperhitungkan karena cukup kecil kemungkinan pasta gigi tertelan. Sediaan pasta gigi yang dibuat menggunakan bahan Kalsium Karbonat yang berfungsi sebagai

penghilangkan

partikel

makanan

yang

menempel

pada

gigi,

membantu

menghilangkan diskolorisasi pada gigi dan juga memperkuat gigi agar tidak mudah keropos. Sediaan pasta gigi ini menggunakan glycerin yang digunakan agar mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi. Dengan menggunakan bahan tersebut kelembapan pasta gigi akan sangat terjaga karena bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi pasta gigi ada yang dapat bereaksi dengan udara dan dapat menggurangi kadar air. Sebagai kosmetika kesehatan mulut, pasta gigi haruslah mampu menimbulkan busa dan mudah dibersihkan, hal-hal tersebut dapat dibuktikan dengan pencucian menggunakan air, setelah diberi air ternyata menghasilkan busa dan mudah sekali dibersihkan dengan air tanpa perlu waktu yang lama. Hal tersebut dikarenakan pembuatanya yang menggunakan bahan pembusa yang sesuai takaran dan sedikitnya kadar minyaknya yaitu gliserin yang sesuai sehingga cukup dibersihkan dengan air. Sediaan pasta gigi haruslah memiliki derajat keasaman yang sesuai dengan bahan bahan yang digunakan dimana bahan yang digunakan terdiri dari bahan yang memiliki pH basa dan netral sedangkan pH mulut adalah netral. Mulut yang bersifat asam atau dalam keadaan asam dapat membuat bakteri banya bersarang didalamnya sehingga keamanan kesehatan mulut dan gigi kurang terjaga. pH pasta gigi yang sudah ada juga memiliki Ph,

apabila pasta gigi dipakai akan mengurangi derajat keasaman mulut sehingga bakteri tidak dapat merusak gigi. Sediaan pasta gigi haruslah memiliki kekentalan yang tinggi, Hal tersebut dikarenakan persyaratan persediaan pasta yang sedikit mengandung air didalamnya. Kekentalan yang besar sesuai dengan persyaratan pasta yang mengharuskan memiliki kekentalan yang tinggi. Oleh karena itu pasta gigi harus kental dan tidak boleh terlalu cair seperti air. Wadah yang digunakan adalah tube plastik yang tertutup baik. Pemilihan wadahnya bersifat khusus ini karena bahan-bahan yang terkandung dalam sediaan mudah bereaksi dengan cahaya yaitu mudah teroksidasi. Selain itu, wadah tube plastik lebih ekonomis dan praktis dari pada tube dari besi sebagai bentuk kemasan pasta gigi. Antara pasta dan gel gigi, sebenarnya memiliki konsistensi yang hampir mirip. Menurut para ahli kesehatan, kedua jenis bahan ini tetap membersihkan gigi dengan baik, Selain cita rasa, tekstur, atau bagaimana pasta gigi itu berpengaruh pada perasaan pemakainya, tidak ada perbedaan besar dari bentuk-bentuk bahannya. Memilih pasta gigi atau gel gigi, ini tergantung pilihan masing-masing konsumen. Pada praktikum kali ini , dipilih sediaan pasta selain karena bentuk sediaan tersebut lebih umum untuk gigi , bahan abrasive dan polishing yang digunakan (CaCO 3) sukar larut dalam air . Sehingga akan timbul masalah jika dibuat sediaan gel (hidrofilik gel), dimana kandungan terbesar adalah air. Jika abrasive polishing agent yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah natrium bikarbonat , maka cocok sekali jika sediaan dibuat dalam bentuk gel gigi. Sodium bikarbonat adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, bahan ini banyak digunakan dalam industri pembuatan gel gigi dan pembersih gigi. Sodium bikarbonat merupak agen effervescent yang menghasilkan pembersihan kimia pada gigi.(Anonim, 2012) Flouride adalah bahan kimia alami yang memperkuat email, lapisan luar yang keras pada gigi. Flouride membantu mencegah kerusakan gigi dan membantu memperbaiki kerusakan dini pada gigi. Fluoride adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat pasta gigi. Senyawa ini dipercaya mampu memperkuat gigi, namun ternyata berbahaya jika dikonsumsi. Jika tertelan, senyawa fluoride bisa terakumulasi dalam tubuh, terutama pada tulang dan kelenjar. Kadar fluoride yang terlalu tinggi jelas mampu mengacaukan fungsi organ penting dalam tubuh. Itulah sebabnya kenapa kita harus meludahkan pasta gigi setelah menggosok gigi, agar jangan ada larutan fluorida yang ikut tertelan. Fluoride adalah racun yang bisa menyebabkan berkurangnya aktifitas kelenjar thyroid, menyebabkan dpresi, kelelahan, bertambah berat badan, sakit otot, meningkatnya tingkat kolesterol dan sakit jantung. 1 PPM Fluoride saja bisa merusak otak sehingga menyebabkan

Alzheimer dan jenis lain dari kegilaan. Selain itu terdapat juga berbagai macam penyakit akibat penggunaan fluoride seperti osteoporosis (keropos tulang) , arthritis (asam urat) , keretakan pada tulang pinggung, kanker, kemandulan,kerusakan otak , penyakit Alzheimer dan tidak berfungsinya thyroid. (Jerry Duane Gray,2005) Flouride sebenarnya penting atau dibutuhkan tetapi tidak boleh berlebihan. Secara sistemik fluoride sangat dibutuhkan dalam perkembangan gigi pada masa mineralisasi gigi agar email menjadi lebih tahan terhadap karies. Benih gigi dibentuk pada waktu janin masih dalam kandungan dan masa kanak-kanak. Mineralisasi gigi sulung dimulai pada waktu janin berusia 5 bulan dalam kandungan. Pada gigi permanen, mineralisasi pertama adalah pada gigi geraham pertama bawah, dimulai beberapa minggu pertama setelah bayi lahir. Gigi yang terakhir dibentuk adalah gigi geraham ke tiga, mineralisasinya dimulai pada usia 9 tahun. Secara fisiologis, flour terdapat dalam tulang dan gigi. Fluor dapat dikonsumsi melalui air minum, makanan seperti ikan, sayur-sayuran, dan susu, atau diberikan dalam bentuk suplemen seperti tablet atau gel. Pemberian suplemen ini biasanya diberikan sejak anak berusia setahun atau dua tahun, dan diulang setahun kemudian. Di usia 2 tahun, biasanya gigi anak masih bagus, sehingga proses fluorisasi bisa maksimal. Setelah ditemukannya pasta gigi, fluor mulai terkandung dalam pasta gigi. Termasuk dalam pasta gigi anak-anak. Fluor dalam bentuk pasta gigi dapat meningkatkan daya tahan gigi terhadap karies. Menurut penelitian, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor dapat menurunkan angka kejadian karies sebesar 24% termasuk pada gigi yang baru erupsi (muncul di rongga mulut). Gigi yang baru erupsi rentan terhadap karies karena mineralisasinya belum selesai, terutama pada gigi geraham pertama permanen bawah yang mahkotanya memiliki parit-parit dalam. Pada anak.rata-rata gigi erupsi di usia enam tahun, dan mineralisasinya selesai kirakira empat tahun setelah gigi erupsi. Pada saat ini kebutuhan akan fluoride harus terpenuhi agar gigi anak terbentuk dengan baik. Fluoride memang sangat penting bagi gigi, tapi pemberiannya pun tidak boleh berlebihan. Terutama kandungan fluoride yang terdapat dalam pasta gigi anak yang kadarnya kadang-kadangan sangat tinggi. Anak-anak seringkali menelan pasta gigi karena rasanya yang mirip buah-buahan atau permen. Bila ini terjadi terus menerus dalam waktu yang lama, dikhawatirkan terjadi kelebihan fluoride yang dapat menimbulkan fluorosis atau osteoporosis, dan kerusakan sistem syaraf. Pada dasarnya, pasta gigi mengandung berbagai jenis fluoride. Fluoride yang banyak digunakan adalah jenis sodium monofluoro fosfat (MFP). Kandungan ini dapat tertelan atau

sengaja ditelan oleh anak saat mereka menyikat giginya atau melalui air ludah. Inilah yang dapat menyebabkan overdosis fluoride. Anak-anak yang mengalami kelebihan fluoride dapat dilihat dari tanda-tanda fisik seperti: banyak mengeluarkan ludah, indera perasa jadi tumpul, badan gemetar, pernafasan berat dan anak jadi cepat lelah.Untuk menghindari hal ini ,maka pada praktikum ini dipilih sediaan pasta gigi yang tidak mengandung fluoride agar aman digunakan oleh anak-anak. Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991;Wolinsky, 1994). Selain itu fluoride juga bekerja dengan cara menghambat sistem enzim mikrobiologi yang merubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001) Evaluasi Tahap akhir dari praktikum ini adalah berbagai uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan pasta gigi yang kami buat memenuhi spesifikasi yang diinginkan, maka kami melakukan beberapa uji diantaranya adala uji organoleptis, uji tingkat keasaman (pH), uji daya sebar, dan uji kemampuan berbusa, uji konsistensi. Yang pertama adalah uji organoleptis terdiri dari bentuk sediaan, warna, bau dan rasa. Bentuk sediaan berupa pasta, uji bau dan rasa dilakukan dengan cara mencium sediaan pasta gigi dan mencicipi rasa dari pasta gigi. Dihasilkan bau dan rasa yang sesuai dengan spesifikasi yaitu bau Mint dan rasa manis yang cukup. Selanjutnya uji warna, uji warna dilakukan dengan melihat warna sediaan pasta gigi dan dihasilkan warna putih bersih sesuai spesifikasi yang diinginkan. Yang kedua adalah uji tingkat keasaman (pH). Uji pH disini dilakukan dengan cara melarutkan 1 g pasta dalam 25 ml air lalu digunakan kertas pH indikator yang dicelupkan ke dalam larutan. Akan terjadi perubahan warna dan dicocokkan dengan standart warna pH

tersebut Diperoleh hasil pengukuran pH dengan kertas indikator pH universal menunjukkan pH sediaan pasta gigi adalah 7. pH ini sudah sesuai dengan rentang pH yang diinginkan dalam spesifikasi pasta yang kami rencanakan. Praktikum pasta gigi yang kami buat tidak menggunakan bahan aktif disebabkan biaya yang harus diminimalkan. Sehingga pasta gigi kami hanya membersihkan gigi dengan daya abrasifnya. Selanjutnya, dilakukan pengujian kemampuan berbusa pasta gigi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menghasilkan busa. Uji dilakukan dengan cara dilarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air. Tuangkan 5 ml larutan kedalam tabung reaksi. Tutup atas tabung reaksi dengan jari tangan lalu kocok sebanyak 25 kali dan diamati ketinggian selama 30 menit. Didapatkan ketinggian busa pengocokkan 25 kali yaitu 8 cm, dimana menandakan bahwa adanya Na Lauril Sulfat yang membuat pasta gigi kami berbusa. Setelah 30 menit, ketinggian menjadi 6 cm. Namun, busa masih stabil sehingga menguntungkan tidak cepat hilang saat dilakukan proses pembersihan gigi. Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk menyebar di dalam mulut. Uji dilakukan menggunakan sepasang lempeng kaca dimana bagian dasar lempeng telah dilengkapi dengan skala yang nantinya dapat digunakan untuk menunjukkan diameter penyebaran dari sediaan pasta gigi. Mula-mula 1 gram krim diletakkan tepat ditengah lingkaran lempeng dan kemudian ditutup dengan lempeng kaca, mengamati diameter penyebaran setelah 2 menit tambah beban 5 gram, menambah beban tiap 2 menit, terjadinya pengingkatan diameter dan mengulangi hingga diameter tidak dapat bertambah lagi. Diameter itulah penyebarannya dimana didapatkan diameter penyebaran pasta gigi kami sebesar 7 cm. Uji viskositas dilakukan agar memenuhi penerimaan konsumen dimana didapatkan hasil pasta gigi mudah keluar dari tube dan mudah mempertahankan bentuk pasta gigi. Serta mudah menempel ke bulu sikat. Sehingga dari sini dapat disimpulkan sediaan pasta yang dipersyaratkan harus memenuhi tingkat viskositas yang cukup agar menjadi sediaan yang baik. Pada uji viskositas, didapatkan hasil viskositas pasta kami adalah 300 dPa.S Titik kritis yang mungkin dapat diambil dalam percobaan pasta gigi yakni: 

Bahan harus diaduk hingga benar-benar larut, karena kelarutan akan mempengaruhi



tingkat kekerasan pasta gigi Komposisi dari CaCO3 harus diperhatikan sebab mempengaruhi pasta gigi yang dihasilkan terlalu basa. Pengaturan tingkat busa, daya sebar pasta gigi agar sesuai dengan pasta gigi komersial

IX. KESIMPULAN

1. Pasta gigi “SARDENT” yang menggunakan bahan aktif kalsium krbonat ini berfungsi sebagai penjaga kesehatan gigi anak dari plak-plak yang menempel dan memperkuat gigi anak agar tidak mudah keropos. 2. Pasta gigi “SARDENT” ini merupakan sediaan pembersih mulut dan gigi yang cukup baik, dilihat dari segi kesesuaian pH-nya dengan pH mulut, berwujud pasta yang kental, serta aroma yang menyegarkan, menimbulkan busa yang cukup banyak juga mudah sekali dibersihkan dengan air. 3. Adapun spesifikasi sediaan yang telah dibuat antara lain : N O 1

2 3 4 5

PARAMETER

SPESIFIKASI

HASIL

 Warna

 Putih

 Putih

 Bau

 Mint

 Mint

 Bentuk

 Pasta

 Pasta

 Konsistensi

 Padat pasta

 Padat pasta

 Rasa Indikator pH VT 04 Daya sebar

 Manis mint 4.5-10,5 >100 dPas Maksimal 3-4

Daya berbusa

beban 20 gram Berbusa

Organoleptis

cm

 Manis mint 7 300 dPas dengan 7 cm dengan beban 50 gram Berbusa

X. SARAN 1. Memperhatikan konsentrasi bahan- bahan yang digunakan pada sediaan pasta gigi dengan lebih cermat, terutama bahan- bahan yang dapat menimbulkan efek negative pada gigi dan mulut. 2. Gunakanlah pasta gigi yang memang mempunyai fungsi khusus dalam menjaga kesehatan gigi agar tidak terjadi kerusakan gigi 3. Disarankan untuk menyikat gigi setiap hari, minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, tentunya dengan cara menyikat gigi yang benar 4. Periksakan gigi anak anda minimal satu kali dalam 6 bulan agar kesehatan dan kebersihan mulut dan gigi tetap terjaga DAFTAR PUSTAKA Anief, Moh.1996. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Anonim. 2002. Britis Pharmacopeia Volume II Book 2. London : The Stationery Office. Anonim. 2002. United States Pharmacopeia Book 2. United Stated Pharmacopeia Convention Inc.. Rockville. Anonim.

2012

.

Wikipedia.

Sodium

bicarbonate..

Available

at:

http://www.wikipedia.com/sodiumbicarbonate. Diunduh 16 April 2014 Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,Edisi ke 4. Jakarta: Universitas Indonesia Press Kibbe. 2000. Handboox Of Pharmaceutical Excipient third edition. USA : American Pharmaceutical Association Kidd, E. A. M; dan S. J. Bechal. 1991. Dasar-Dasar Karies. Alih Bahasa Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. Jakarta : EGC. 30-31. Lubis. S.L.A. 2001. Fluor dalam Pencegahan Karies Gigi. USU e-Repository Reynolds, James E.F. 1982. Martindale the Extra Pharmacopoeia 28 th Edition. London: The Pharmaceutical Press Sirait, Midian, dkk. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Soeosilo, Slamet, dkk. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departmen Kesehatan Republik Indonesia Wollinsky, L. E. 1994. Caries and Cariology. Dalam Nisengard, R. J. and M. G. Newman. Oral Microbiology and Immunology. 2nd Ed. Philadelphia : W. B. Saunders Company. 341-344.

More Documents from "Krisnu Inu Nunu"