“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN ”
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Diajukan Untuk Pengusulan Kenaikan Pangkat
Disusun Oleh :
Drs. CECEP RACHMAT NIP. 196210201986031011
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 1 PAMANUKAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
i|PTK Ekonomi 2013/2014
Pernyataan Keaslian Naskah
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Drs. CECEP RACHMAT
Program Studi
: GURU MATA PELAJARAN EKONOMI
Unit Kerja
: SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
Menyatakan bahwa naskah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul : “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN ” Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Pamanukan, 2 Oktober 2013 Pembuat Pernyataan,
materai tempel Rp. 6.000,00
Drs. CECEP RACHMAT NIP. 196210201986031011
ii | P T K E k o n o m i 2 0 1 3 / 2 0 1 4
GAMBAR KOP SEKOLAH
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PEMUDA DAN OLAHRAGA PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGERI 1 PAMANUKAN LEMBAR PENGESAHAN
1.
2. 3. 4. 5.
Identitas Penulis Nama NIP NUPTK Gol/Ruang Jabatan Unit Kerja Lokasi Penelitian Lama Penelitian Biaya Penelitian Pengamat
6. 7.
Kelas Penelitian Jumlah Siswa Kelas Penitian
Kepala Perpustakaan
YATI MULYATI, S.Pd NIP. 19640919 198903 2005
: Drs. CECEP RACHMAT : 196210201986031011 : 8352-7406-2200-033 : IV a : GURU MATA PELAJARAN : SMA NEGERI 1 PAMANUKAN : SMA NEGERI 1 PAMANUKAN : 2 Siklus : PRIBADI : .......................................... 1. Drs. DEDY GUNAWAN : XII IPS 4 : 39 Siswa
SUBANG, 12 Oktober 2013 Penulis
Drs. CECEP RACHMAT NIP. 196210201986031011
Mengetahui, Mengesahkan Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
AHMAD SOLEHUDIN, M.Pd NIP. 19639312 198803 1015
iii | P T K E k o n o m i 2 0 1 3 / 2 0 1 4
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Mengetahui / Mengesahkan Pamanukan, Tgl 12 Oktober 2013 1. Identitas Penulis Nama
: Drs. CECEP RACHMAT
NIP
: 196210201986031011
NUPTK
: 8352-7406-2200-033
Gol/Ruang
: IV.a
Jabatan
: GURU MATA PELAJARAN EKONOMI
Unit Kerja
: SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
2. Pengamat : 1. Drs. DEDY GUNAWAN
Kepala Perpustakaan
Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 PAMANUKAN
YATI MULYATI, S.Pd NIP. 19640919 198903 2005
AHMAD SOLEHUDIN, M.Pd NIP. 19639312 198803 1015
iv | P T K E k o n o m i 2 0 1 3 / 2 0 1 4
ABSTRAK
DADANG, ““UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN ” ”. Kata Kunci : Cooperative learning, Metode Resitasi (Pemberian Tugas), Belajar Ekonomi. Metode konvensional di era pendidikan sekarang sangatlah kurang efektif. Kemajuan teknologi yang pesat seharusnya bisa dimanfaatkan dalam media pengajaran di kelas pada umumnya. Pengembangan metode belajar sudah banyak dilakukan oleh pengajar pengajar profesional di kelasnya. Seharusnya dampak pertumbuhan teknologi memicu kita sebagai pengajar lebih pesat dalam menciptakan ide dan mengembangkan teknik mengajar yang lebih efisien dan cepat. Penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan Resitasi Pemberian Tugas, yakni dengan melibatkan siswa secara penuh dalam menemukan ide, penyusunan konsep, dan tentunya experiment yang berbasis education / edukasi. Siswa terlibat secara penuh. Sehingga mendidik peserta didik untuk berkarakter, komunikatif, tekun, teliti, dan terbuka. Penelitian pada tahap awal observasi pada kelas XII IPS 4, siswa cenderung kurang berminat dalam pembelajaran akuntansi, dan akuntansi dianggap pelajaran yang sukar dan sulit dimengerti, menurut siswa pembelajarannya monoton, siswa kurang memahami dan berminat ketika mendengarkan guru. hal ini menjadi tolak ukur guru untuk menciptakan sumber belajar, dan meningkatkan komunikasi guru dalam mengajar ekonomi akuntansi, kemudian dari latar belakang tersebut peneliti mengambil kelas penelitian yaitu XII IPS 4 sebagai sampel kelas penelitian. Pemberian materi Jurnal dan Buku Besar adalah materi yang diajarkan di awal semester 1. Peneliti mengambil 2 siklus penelitian, pada proses penelitiannya sendiri peneliti mengambil 2 sampel nilai yang dijadikan acuan utama keberhasilan penelitian ini yaitu nilai pretest dan post test. Adapun hasilnya akhir dari penelitian siklus 2 adalah 89,74% siswa berhasil lulus. Sehingga peneliti sangat mengharapkan adanya pengembangan lagi oleh guru lain untuk dijadikan pengembangan cara mengajar yang efisien dan cepat. Adapun langkah penting yang peneliti lakukan diawal penelitian ini adalah menghidentifikasi masalah, memeriksa lapangan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
v|PTK Ekonomi 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya serta kemudahan dan kelapangan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan
PTK dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN ”. Penulisan penelitian ini kami susun untuk dikaji dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat d-kai sebagai perbandingan dalam pembuatan Penelitian Tindakan Kelas ataupun karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan Penelitian Tindakan Kelas remaja ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Pamanukan, Tgl 2 Oktober 2013 Penulis
Drs. CECEP RACHMAT
vi
DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 9 A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah ................................................................................................................ 9 Perumusan Masalah ..................................................................................................................... 13 Batasan Masalah .......................................................................................................................... 13 Manfaat Penelitian ....................................................................................................................... 14 Tujuan Penelitian ......................................................................................................................... 15 Definisi Istilah.............................................................................................................................. 15
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ...................................... 16 A. B. C.
Kajian Teori ................................................................................................................................. 16 Kerangka Berpikir ........................................................................................................................ 29 Hipotesis Tindakan ...................................................................................................................... 31
BAB III. METODE PENELITIAN ................................ Error! Bookmark not defined. A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Design Penelitian .......................................................................... Error! Bookmark not defined. Tempat, Waktu Penelitian ............................................................. Error! Bookmark not defined. Subject Dan Object Penelitian ...................................................... Error! Bookmark not defined. Definisi Operasional ..................................................................... Error! Bookmark not defined. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ Error! Bookmark not defined. Instrumen Penelitian ..................................................................... Error! Bookmark not defined. Prosedur Penelitian ....................................................................... Error! Bookmark not defined. Teknik Analisis Data Deskriptif Kuantitatif ................................. Error! Bookmark not defined. Indikator Keberhasilan Tindakan .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB V................................................................................. Error! Bookmark not defined. PENUTUP .......................................................................... Error! Bookmark not defined. A. B.
Simpulan ....................................................................................... Error! Bookmark not defined. Saran ............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL Tabel 1)
Penyusunan Pelaksanaan Penelitian ........... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2) Keaktifan Siswa selama Apersepsi Siklus 1 Pertemuan Pertama .. Error! Bookmark not defined. Tabel 3)
Hasil Pretest Siswa Pertemuan 1 Siklus 1 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4)
Nilai Keaktifan siswa dalam Kelompok. ..... Error! Bookmark not defined.
Tabel 5)
Pembagian Kelompok ................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 6)
Penilaian Kelompok Siklus 1 ....................... Error! Bookmark not defined.
vii | P T K E k o n o m i 2 0 1 3 / 2 0 1 4
Tabel 7) defined.
Keaktifan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan Ke 3 . Error! Bookmark not
Tabel 8) defined.
Penilaian Tugas Kelompok Pertemuan Ke 3 ............ Error! Bookmark not
Tabel 9) defined.
Nilai Post Test Siswa Pertemuan Ke 4 Siklus 2 ........ Error! Bookmark not
DAFTAR GAMBAR Gambar 1)
Alur Kerangka Berfikir ........................................................................ 30
Gambar 2)
Skema Pembelajaran ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3) defined.
Grafik Nilai Keaktifan Siswa Selama Apersepsi .. Error! Bookmark not
Gambar 4)
Grafik Keaktifan siswa selama Proses Pertemuan Kedua Siklus 1 Error! Bookmark not defined.
Gambar 5) Grafik Penilaian Keaktifan Pembelajaran Pertemuan Ke 3 ...... Error! Bookmark not defined. Gambar 6) defined.
Grafik Ketercapaian Penilaian Keaktifan ............ Error! Bookmark not
DAFTAR LAMPIRAN
RPP ......................................................... Error! Bookmark not defined. Soal dan Kunci Jawaban ...................... Error! Bookmark not defined. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa ..... Error! Bookmark not defined. Grafik Penilaian Keaktifan Siswa ....... Error! Bookmark not defined. Lembar Penilaian Kelompok ............... Error! Bookmark not defined. Penilaian Test Pretest dan Post Test ... Error! Bookmark not defined. Jadwal Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined. Ijin Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined. Dokumentasi Foto ................................. Error! Bookmark not defined.
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang banyak kalangan berpendapat bahwa persoalanpersoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah, baik secara akademis maupun non akademis, menyebabkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan potensinya baik potensi fisik maupun non fisik dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing. Untuk itu, partisipasi masyarakat sangat penting dan diperlukan. Sebab, keberhasilan pembangunan hanya dapat tercapai jika masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan. Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaikan dengan baik. Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Mereka menganggap kebodohan adalah musuh kemajuan dan kejayaan bangsa, oleh karena itu harus diperangi dengan mengadakan revolusi pendidikan. Pengalaman beberapa negara dapat dijadikan pelajaran. Jepang ketika bangsanya hancur akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 menerapkan pendekatan pembangunan menuju kejayaan Jepang kembali dengan memprioritaskan pembangunan pendidikan. Pernyataan Kaisar Jepang menggambarkan bahwa betapa para pendidik yakni guru sangat diakui dan dijunjung tinggi dalam konteks kemajuan dan kejayaan bangsa jepang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, pada tempatnyalah kualitas SDM ditincogmkamtkitanto museelralui berbagai pendidikan melalui berbagai program pendidikan yang dilakasanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (Imtak) Kualitas pembelajaran ekonomi (akuntansi) sangat bergantung pada guru dan siswa. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada dititik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Namun 9
dalam kenyataannya, mutu guru amat beragam. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa tingkat penguasaan materi ajar dan keterampilan dalam menggunakan metodemetode pembelajaran yang inovatif masih kurang. Mutu pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pemgembangan model pembelajaran dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang berperan penting dalam pengembangan model pembelajaran adalah guru. Guru harus memilih model pembelajaran mana yang sesuai dengan materi pelajaran saat ia mengajar. Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang telah disampaikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada pelajaran ekonomi (akuntansi) di SMA dan agar pengajaran ekonomi lebih bermakna maka perlu diterapkan model mengajar yang memberikan tekanan pada keterlibatan langsung siswa dalam proses belajar. Sehingga dalam proses belajar mengajar akan terbentuk sikap demokratis dan kedisiplinan pada diri siswa. Sudah saatnya pendidikan kita memfokuskan profesionalisme di semua aspek dunia kependidikan, agar terjadi peningkatan kualitas yang berkelanjutan dan dapat terus dipertahankan. Perkembangan IPTEK saat ini berjalan begitu cepat dan tidak sebanding dengan percepatan ketersediaan sumber daya manusia. Dunia pendidikan tentunya harus lebih aktif dalam merespons berbagai bentuk perkembangan tersebut. Bila hal ini tidak segera dipikirkan, maka tentunya negara ini akan terus tertinggal atau ditinggalkan oleh dunia global. Perkembangan dunia pendidikan banyak dihambat oleh berbagai masalah. Salah satu masalah yang paling dekat dengan pengamatan kita adalah kualitas pembelajaran. Indikator ckoumamlitiatstopeumsebrelajaran diantaranya adalah hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa adalah proses pembelajaran yang ada di sekolah. Pembelajaran di sekolah tidak lepas dari aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran dan metode yang digunakan seorang guru dalam membelajarkan siswanya. Hambatan dalam pembelajaran akuntansi adalah kurang dikemasnya pembelajaran dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan. Pada umumnya guru hanya menyampaikan materi secara ceramah, sehingga pembelajaran menjadi monoton, membosankan dan kurang menarik minat para siswa yang pada gilirannya prestasi belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi masih rendah. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula terhadap cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa yang satu dengaan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru sebaiknya model yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar khususnya pelajaran 10
ekonomi. Oleh sebab itu pelajaran ekonomi hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Untuk menarik perhatian siswa dalam model pembelajaran melalui metode resitasi, metode kerja kelompok dan digunakan alat peraga yang sangat membantu siswa pada pemahaman materi ajar ekonomi. Dengan penggunaan alat peraga, siswa akan lebih mudah mengingat materi yang lebih disampaikan guru. Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran akan menghambat proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar. Belum tentu sumber kesalahan terletak pada diri siswa. Kemampuan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat menyebabkan situasi kelas menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan siswa. Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian. Selain itu cara guru berhubungan dengan siswa juga sangat menentukan. Guru yang suka marah, mengejek, jarcaonmg msietntyouums,eratau kurang adil dapat membuat siswa menjadi takut dan tidak senang yang dapat bermuara pada menurunnya perhatian. Kegiatan pembelajaran dalam sistem pendidikan sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak dilaksanakan, karena dengan proses pembelajaran manusia dapat mengembangkan semua potensi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu tercapainya tingkat kedewasaan peserta didik. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas, 2003:3) Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa menjadi lebih baik dan terarah. Pendidikan tidak boleh dilepaskan dengan proses pembelajaran. Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Penguasaan dari mata pelajaran Ekonomi (akuntansi) bagi siswa SMA dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor guru yaitu yang berkaitan dengan metode mengajar. Betapa pun kesiapan peserta didik dan lengkapnya sarana pembelajaran, jika metode pembelajaran yang diterapkan tidak tepat, diduga prestasi belajar peserta didik kurang memuaskan. Siswa yang aktif dalam belajar menunjukkan cara-cara aktif dan kreatif tidak hanya terpaku pada keterangan dan 11
contoh-contoh soal yang diberikan guru saja melainkan rajin datang ke perpustakan untuk mencari sumber-sumber lain, tidak malu bertanya, pantang menyerah dan tidak takut gagal. Siswa yang demikian dimungkinkan memiliki prestasi yang tinggi dan mencerminkan aktivitas belajar yang tinggi pula. Diketahui bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa tentu mempunyai tujuan. Lebih-lebih guru dalam melaksanakan tugasnya mengajar atau melakukan kegiatan pembelajaran selalu berorientasi pada tujuan yang sudah direncanakan. Untuk itu perlu dipikirkan cara atau teknik agar dalam waktu relatif singkat dan terbatas dapat tercapai tujuan yang diinginkan yaitu membelajarkan siswa dengan efektif dan efisien. Konsep pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar menuntut peran siswa yang sangat besar dalam berbagai aktifitas pembelajaran. Pertama, siswa dituntut untuk mampu memberdayakan diri dalam arti mampu untuk memahami, menemukan, dan menghayati cara belajar yang paling tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kedua, siswa juga dituntut untuk menjadi dirinya sendiri dengan segala potensi yang dimiliki diharapkan kedewasaannya. Ketiga, siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar yang berarti bahwa menuntut keberdayaan siswa.Kenyataan secara umum yang terjadi di kelas XII IPS 4 SMA Negeri 1 Pamanukan berdasarkan pengamatan penulis maupun masukan dari beberapa guru, bahwa sebagian siswa di kelas belum memiliki keberdayaan seperti yang diharapkan. Hal ini tampak dari gejala kurang mandiri dalam mengerjakan, ketuntasan hasil belajar yang belum maksimal serta terjadinya kemacetan komunikasi ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berkomentar, berdiskusi, mengajukan usul, berdialog, mengkomunikasikan gagasan, dan sebagainya. Keadaan atau situasi kelas yang demikian inilah banyak guru yang ingin segera dapat memecahkannya, sehingga dalam pembelajaran berubah menjadi pembelajaran yang aktif. Dengan demikian, pembelajaran dapat menempatkan siswa sebagai pusat perhatian (orientasi). Berpijak dari penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan guru adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Selain itu guru harus segera menyesuaikan dengan kurikulum baru yang menuntut keaktifan siswa. Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran resitasi. Metode Tugas Belajar dan Resitasi yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk memahami suatu konsep dengan mencari atau menggali informasi dari tugas-tugas yang diberikan. Menurut Cole dan Chan, pemberian tugas pada setiap pertemuan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Dengan adanya tugas setiap pertemuan menyebabkan siswa lebih termotivasi mulai dari awal pembelajaran dan mandiri, disamping itu siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan membuat siswa 12
aktif dalam kegiatan pembelajaran maka hasil pembelajaran akan dapat dicapai secara optimal. Tugas Belajar/ Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat dilakukan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnya. Dengan metode ini akan merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis. Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di laboratorium, dan lain-lain. Agar pelaksanaan metode ini berjalan sesuai yang diharapkan, maka keterlibatan guru dalam membimbing dan mengarahkan sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai direncanakan. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul ““UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL DAN BUKU BESAR DENGAN PENERAPAN MODEL RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) PADA SISWA XII IPS 3 DI SMA N 1 PAMANUKAN ”“ B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi? 2. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap mata pelajaran akuntansi karena mereka menganggap mata pelajaran akuntansi selama ini dirasa kurang menarik, sehingga mereka mudah bosan dan sering berbicara sendiri ketika guru sedang mengajar? 3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi, siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi? 4. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran akuntansi rendah? C. Batasan Masalah Agar masalah yang teridentifikasi dapat terarah dan dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada peningkatan kualitas pembelajaran dengan penerapan metode Resitasi pada
13
mata pelajaran akuntansi. Beberapa hal yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah : 1. Kualitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang meliputi beberapa indikator, antara lain: (1) keaktifan siswa selama apersepsi, (2) keaktifan siswa dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran, (3) kemandirian dalam mengerjakan soal, (4) ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 75). 2. Mata pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian dikhususkan pada pokok bahasan ” Jurnal dan Buku Besar. 3. Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini adalah sekurang – kurangnya 80% siswa memenuhi standart Kriteria Ketuntasan Minimal 75 di SMA N 1 Pamanukan. D. Manfaat Penelitian Dalam suatu penelitian diharapkan mampu untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan manfaat secara praktis dan secara teoritis, yaitu : 1.
Manfaat teoritis a. Memberikan kontribusi positif yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai penerapan metode pembelajaran Resitasi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengembangan bagi penelitian-penelitian di masa yang akan datang pada bidang permasalahan yang sejenis.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Mendapat kemudahan dalam belajar dan memahami materi akuntansi dengan metode pembelajaran Resitasi, sehingga berdampak pada capaian prestasi belajar siswa. b. Bagi Guru Sebagai masukan bagi guru di bidang studi Akuntansi sebagai suatu pendekatan metode pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswanya. 14
E. Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Metode Pembelajaran Resitasi dan Active Knowledge Sharing dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi kelas XII IPS 4 SMA Negeri 1 Pamanukan Tahun Ajaran 2013/2014. F. Definisi Istilah
1) Resitasi Pengertian Metode Tugas dan Resitasi (Penugasan) Pada Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika. Pengertian Metode Tugas dan Resitasi (Penugasan) Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.
2) Karakter Karakter adalah atribut atau ciri khusus yang membentuk dan membedakan individu dengan kombinasi rumit antara mental serta nilai-nilai etika yang membentuk seseorang, kelompok atau bangsa (Ikhwanuddin, 2014). Nilai karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Komunikatif diartikan sebagai tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
15
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori 1. Penelitian Yang Relevan Ririn Kustanti (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Metode Resitasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Nguter Tahun Ajaran 2007/2008” yang menyimpulkan bahwa penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran melalui langkah langkah yang telah ditetapkan. Ika Wiwin SW (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ” Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Antara metode Resitasi Dengan Metode Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009” yang menyimpulkan bahwa pembelajaran metode resitasi lebih efektif dalam pembelajaran ekonomi dibandingkan metode kerja kelompok. Hal itu ditunjukkan dengan adanya perbedaan prestasi belajar yang signifikan secara statistik ( uji t sebesar 3,990 yang signifikan pada = 0,05). 2. Pengertian Pendidikan Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan. Sedangkan di dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi kedua pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Marimba mengatakan bahwa : ”Pendidikan dapat juga diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik (guru) terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik (murid) menuju terbentuknya kepribadian yang utama ” Sedangkan menurut Poerbakawatja dan Harahap menyatakan bahwa : 16
”Pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya”. Sedangkan didalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 BAB I tentang ketentuan umum dikatakan bahwa : ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegiatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Selain untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, baik itu melalui pendidikan formal, informal atau nonformal yang tujuannya adalah untuk mencapai kedewasaan serta mendapatkan pengetahuan dan juga sebagai bekal hidup dimasyarakat nanti. Di dalam pendidikan sendiri ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 dikatakan bahwa : ” pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 3. Hakikat Belajar
17
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses ini merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar interaksi yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.7 Arti belajar ialah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Ini berarti tujuan suatu kegiatan belajar ialah mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek sikap. Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand belajar adalah ”learning as a relatively permanent change in behaviour traceable to experience and practice” (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan).9 Sedangkan menurut Morgan dalam buku yang berjudul Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.10 . Menurut Stronck dan Yussen (1994) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman.11 . Menurut Hilgard dan Brower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan diatas dapat diungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Selain itu belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari beberapa definisi di atas maka kita akan dapatkan hal-hal pokok terkait dengan masalah belajar, yaitu : a. Belajar itu membawa perubahan b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru c. Perubahan itu terjadi karena usaha. Selain itu dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu sebagai berikut: a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, 18
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk b. Belajar merupakan suatu perubahan yang tejadi melalui latihan atau pengalaman. c. Untuk dapat dikatakan sebagai belajar maka perubahan itu harus mantap. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap Telah disebutkan di atas bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Dengan kata lain belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Berhasil atau tidaknya belajar tersebut tergantung kepada bermacam-macam faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ini dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniyah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniyah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, perhatian, bakat, motif, kematangan dan kelelahan, dan faktor eksternal yang terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi bagaimana cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang orangtua. Sedangkan faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah dan metode belajar. Sementara faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa. 4. Metode Resitasi 1) Pengertian Metode Penugasan / Resitasi Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode resitasi terstruktur. Imansjah Alipandie (1984:91) dalam bukunya yang berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa :”Metode resitasi terstruktur adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.” 19
Menurud Sudirman. N, (1991:141). Pengertian metode penugasan/ resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan :Metode resitasi terstruktur adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi terstruktur adalah pemberian tugas kepada siswa di luar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan. Metode resitasi terstruktur merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan atau akhir pertemuan di kelas. Pemberian tugas ini merupakan salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu belajar sangat terbatas di dalam kelas. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah dalam usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa utnuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Rostiyah (1991:32) menyatakan bahwa untuk mengatasi keadaan seperti diatas, guru perlu memberikan tugas-tugas diluar jam pelajaran. Sumiati Side (1984:46) menyatakan bahwa pemberian tugastugas berupa PR mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia. Salah satu strategi belajar Bahasa Indonesia yang baik adalah memperbesar frekuensi pengulangan materi/ dengan memperbanyak latihan soal-soal sehingga menjadi suatu keterampilan yang dapat melatih diri mendayagunakan pikiran. Tampaknya pemberian tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah, di laboratorium maupun diperpustakaan cocok dalam hal ini, karena dengan tugas ini akan merangsang siswa untuk melakukan latihan-latihan atau mengulangi materi pelajaran yang baru didapat disekolah atau sekaligus mencoba ilmu pengetahuan 20
yang telah dimilikinya, serta membiasakan diri siswa mengisi waktu luangnya di luar jam pelajaran. Dengan sendirinya telah berusaha memperdalam pemahaman serta pengertian tentang materi pelajaran. Teori Stimulus-Respon (S – R) mendukung dalam hal ini yaitu : Prinsip utama belajar adalah pengulangan. Bila S diberikan kepada obyek maka terjadilah R. Dengan latihan, asosiasi antara S dan R menjadi otomatis. Lebih sering asossosiasi antara S dan R digunakan makin kuatlah hubungan yang terjadi, makin jarang hubungan S dan R dipergunakan makin lemahlah hubungan itu (Herman Hudoyo, 1990 : 5). Di dalam suatu kelas, tingkat kemampuan siswa cukup heterogen, sebagian dapat langsung mengeri pelajaran hanya satu kali penjelasan oleh guru, sebagian dapat mengerti bila diulangi dua atau tiga kali materinya dan sebagian lagi baru dapat mengerti setelah diulangi di rumah atau bahkan tidak dapat mengerti sama sekali. Umumnya seorang guru mengatur kecepatan mengajarnya sesuai dengan keadaan rata-rata siswa dengan beberapa penyesuaian terhadap yang kurang mampu ataupun yang dianggap pandai. Walaupun demikian kemungkinan sebagian besar siswa cara belajarnya belum sesuai benar, bagi mereka masa belajar di kelas merupakan ajang untuk memulai materi. Pemberian tugas-tugas untuk diselesaikan di rumah, diperpustakaan maupun di laboratorium akan memberikan kesempatan untuk belajar aktif yang sesuai dengan irama kecepatan belajarnya. Hal ini merupakan pengalaman belajar yang sejati bagi individu yang bersangkutan. Memberikan tugas-tugas kepada siswa berarti memberi kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan yang baru saja mereka dapatkan dari guru disekolah, serta menghafal dan lebih memperdalam materi pelajaran. Peranan penugasan kepada siswa sangat penting dalam pengajaran, hal ini dijelaskan oleh I. L. Pasaribu :Metode tugas merupakan suatu aspek dari metode-metode mengajar. Karena tugas-tugas meninjau pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran yang sudah diajarkan, untuk latihan-latihan, dengan tugas untuk mengumpulkkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah dan seterusnya (I. L. Pasaribu, 1986:108) Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru diharuskan memeriksa dan memberi nilai. Rostiyah (1991:113) mengemukakan bahwa dengan mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa, akan memberi motivasi belajar siswa.
21
Adapun prosedur metode resitasi terstruktur yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengajaran antara lain : memperdalam pengertian siswa terhadao pelajaran yang telah diterima, melatih siswa ke arah belajar mandiri, dapat membagi waktu secara teratur, memanfaatkan waktu luang, melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas dan memperkaya pengalaman di sekolah melalai kegiatan di luar kelas (Sri Anitah Wiryawan, 1990:39). Selanjutnya, metode resitasi terstruktur ini dianggap efektif Imansyah Alipandie bila hal-hal berikut ini dapat dilaksanakan yaitu : merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai, tugas yang diberikan harus jelas, waktu yang disediakan untuk menyelasaikan tugas harus cukup (Imansyah Alipandie, 1984:93). Sudirman (1992:145) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan” langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan pelaksanaan metode resitasi terstruktur yaitu : 1. Tugas yang diberikan harus jelas 2. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas. 3. Tugas yang diberikan terlebih dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar siswa yang belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk menyelesaikannya. 4. Guru harus memberikan bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau salah arah dalam mengerjakan tugas. 5. Memberi dorongan terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah mengerjakan tugas (Sudirman, 1992 : 145) 2) Kelebihan Metode Penugasan / Resitasi: a. Tugas lebih merangsang siswa untuk untuk belajar lebih banyak , baik pada waktu di kelas maupun di luar kelas. b. Metode ini dapat mengembangkan kemandiria siswa yang diperlukan kehidupan kelak. c. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam , memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari. d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri imformasi dan komunikasi e. Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan. (Sudirman Dkk, 1991 : 142 ).
22
Metode resitasi terstruktur mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam proses belajar mengajar. Adapun kelebihan metode resitasi terstruktur adalah anak menjadi terbiasa mengisi waktu luangnya, memupuk rasa tanggung jawab, melatih anak berfikir kritis, tekun, giat dan rajin. Sedangkan kelemahan metode resitasi terstruktur antara lain : tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan jalan meniru, karena perbedaan individual anak tugas diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedang yang lain merasa mudah menyelesaikan tugas itu dan apabila tugas sering diberikan maka ketenangan mental pada siswa terpengaruh (Imanjah Alipandie, 1984:92) 3) Kekurangan dari Metode Resitasi Kekuarangan dari metode penugasan/resitasi: 1) Siswa sulit dikontrol, apa benar mengerjakan tugas ataukan orang lain 2) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. 3) Sering memberikan tugas yang monoton, sehingga membosankan Dalam memberikan tugas yang baik, guru hendaklah memperhatikan dan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Materi tugas yang diberikan atau pekerjaan yang perlu diselesaikan oleh siswa harus jelas. b. Tujuan tugas yang diberikan akan lebih baik apabila dijeaskan kepada siswa c. Apabila tugas kelompok , seyogyanya ada ketua dan anggota kelompok sesuai dengan kebuituhan agar ada yang bertanggung jawab d. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas hendaknya jelas.
5. Pendidikan Berkarakter Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai- nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai karakter dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat (Asmani,2014: 35). Menurut Marzuki (2014) pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada siswa. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif), mampu merasakan (domain afektif), dan biasa melakukan (domain perilaku). Jadi pendidikan karakter erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan atau dilakukan. 23
Hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa sendiri dan bertujuan untuk membina kepribadian generasi muda. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak pada nilai-nilai karakter dasar manusia. Selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih tinggi sesuai kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri. Tujuan pendidikan karakter berdasarkan Kerangka Acuan Pendidikan Karakter tahun 2010 adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjang pendidikan karakter adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya sehingga pada akhirnya akan mempertajam visi hidup melalui proses pembentukan diri secara terus-menerus. Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, serta seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Sudarmadi (2011) menekankan agar guru berusaha menerapkan model-model pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter siswa termasuk dalam pembelajaran EKONOMI. Sementara itu, Ikhwanuddin (2014) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran mampu memberikan sumbangan positif dalam pembentukan karakter dan berdampak pada peningkatan prestasi akademik secara lebih merata. Melalui pendidikan karakter, diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 6. Materi Akuntansi Jurnal dan Buku Besar 1) Pengertian Buku Besar Transaksi-transaksi perusahaan yang dicatat dalam buku jurnal, setelah dibuatkan rekapitulasi hasilnya dipindahbukukan (posting) ke akun masing-masing dalam buku-besar. Dalam buku besar terdapat akun-akun yang tidak membutuhkan perincian dan akun yang membutuhkan perincian. Misalnya perusahaan mempunyai tagihan kepada 50 orang pelanggan, maka akun piutang dagang pada bukubesar utama memerlukan perincian lebih lanjut yang menjelaskan nama debitur dan jumlah tagihannya sebagai buku besar pembantu. Jadi buku besar utama terdiri atas akunakun tertentu yang masih memerlukan perincian dan perincian itu terdapat dalam buku besar pembantu atau dapat dikatakan akun-akun yang ada dalam buku besar utama merupakan ringkasan dari jumlah saldo buku besar pembantu, sedangkan perinciannya terdapat dalam buku besar pembantu itu sendiri.
24
Dengan demikian pengertian buku besar Utama adalah kumpulan perkiraanperkiraan untuk mencatat perubahan-perubahan transaksi pada akun-akun utama. Sedangkan buku besar pembantu merupakan rincian dari akun-akun tertentu pada buku besar utama 2) Fungsi Buku Besar Buku besar utama berfungsi untuk mengendalikan buku besar pembantu, maksudnya jumlah saldo dari akun tertentu dalam buku besar harus sama dengan jumlah saldo dari akun-akun yang terdapat dalam buku pembantu. Selain itu buku besar berfungsi sebagai : a. untuk mengikhtisarkan akibat-akibat transaksi dan kejadian secara lengkap atas perubahan harga utang dan modal perusahaan, b. dasar penyusunan laporan keuangan, c. tempat pencatatan kedua setelah jurnal dan tempat pencatatan terakhir setelah ditutup pada akhir periode. 3) Bentuk buku besar Bentuk buku besar yang biasa dipergunakan oleh perusahaan bisa dibedakan ke dalam: a. Bentuk Scontro Bentuk Scontro adalah bentuk buku besar sebelah-menyebelah atau disebut 2 kolom, contohnya seperti berikut:
b. Bentuk Staffel Bentuk Staffel adalah buku besar berbentuk halaman atau disebut juga buku besar 4 kolom dikenalnya bentuk saldo rangkap, karena terdiri dari saldo debet dan kredit. 25
c. Bentuk T Bentuk T adalah buku besar berbentuk seperti huruf T dengan sisi kiri untuk pemindahbukuan sebelah Debet sedangkan sisi kanan untuk Kredit.
d. Bentuk Saldo Tunggal Bentuk saldo tunggal adalah buku besar berbentuk staffel dengan saldo tunggal. Bentuknya sebagai berikut :
26
4) Pengertian Posting Setelah pencatatan ke dalam jurnal selesai, maka tahap selanjutnya memindahkan catatan yang terdapat dalam jurnal ke Buku Besar atau disebut Posting. Dengan digunakannya jurnal umum dan jurnal khusus maka kegiatan posting dilaksanakan sebagai berikut : 1. Data transaksi yang dicatat dalam jurnal umum diposting secara individu pada waktu transaksi terjadi. 2. Data transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus dibedakan pada data lajur atau kolom khusus dan data lajur atau kolom serba-serbi. Data lajur atau kolom serba-serbi diposting secara individual sesuai akun yang dicatat dalam kolom serba-serbi. Sedangkan data lajur khusus, diposting berdasarkan jumlah dari masing-masing akun yang memiliki kolom tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada langkah-langkah posting dari jurnal ke buku besar. 3. Posting dari jurnak khusus dilakukan tiap akhir periode biasanya akhir bulan yang bersangkutan. 4. Posting dari jurnal umum dilakukan setiap tanggal transaksi dari angka jumlah untuk masing-masing akun. 5) Pemindahbukuan / posting dari jurnal umum ke buku besar. Proses pemindahbukuan dari jurnal umum ke dalam buku besar utama sangat tergantung formulir atau form buku besar yang digunakan, namun secara umum perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Siapkan akun-akun buku besar yang diperlukan; 2. Catatkan atau pindahkan angka-angka yang ada pada jurnal umum ke akunakun yang bersangkutan pada buku besar; 3. Kolom Ref pada jurnal khusus di isi dengan tanda cek ( ), sedangkan kolom Ref pada kolom serba-serbi di beri nomor kode perkiraan, berarti jumlah tersebut sudah dicatat dalam buku pembantu; 4. Kolom Ref pada perkiraan buku besar diisi dari halaman jurnal umum. Jelasnya perhatikanlah contoh posting dari jurnal umum dengan beberapa bentuk buku besarnya. Berikut ini contoh posting dari jurnal umum ke buku besar bentuk T. Proses pemindahbukuan dari jurnal khusus ke dalam buku besar utama sangat tergantung formulir atau form buku besar yang digunakan, namun secara umum perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Siapkan akun-akun buku besar yang diperlukan; 2. Jurnal khusus yang telah selesai dijumlahkan untuk tiap kolom akun-akun masing-masing
27
3. Buat rekapitulasi jurnal khusus dengan mengumpulkan akun yang di debet dan akun yang di kredit; 4. Catatkan atau pindahkan angka-angka yang ada pada akun rekapitulasi ke akun-akun yang bersangkutan pada buku besar, tanggal posting biasanya dibuat akhir periode atau akhir bulan yang bersangkutan. 5. Setelah di posting/dipindahkan di bawah kolom jurnal khusus di beri nomor kode perkiraan buku besar, sedangkan di bawah kolom serba-serbi di beri tanda cek ( ) yang berarti jumlah tersebut telah dibukukan; 6. Kolom Ref pada jurnal khusus di isi dengan tanda cek ( ), sedangkan kolom Ref pada kolom serba-serbi di beri nomor kode perkiraan, berarti jumlah tersebut sudah dicatat dalam buku pembantu; 7. Kolom Ref pada perkiraan buku besar diisi dari halaman jurnal khusus. 8. Daftar Saldo ( Neraca Saldo ) 6) Pengertian Daftar Saldo Pada tahap pencatatan, telah dibahas macam-macam sumber dan bukti pencatatan yang kemudian dicatat dalam buku jurnal baik dalam jurnal umum maupun jurnal khusus serta dilakukan posting (pemindahbukuan) ke buku besar. Tahap berikutnya adalah tahap pengikhtisaran yang diawali dengan penyusunan neraca saldo. Bagian akhir dari tahap pencatatan adalah diperoleh hasil berupa saldo-saldo perkiraan (akun) pada buku besar. Saldo-saldo buku besar dikumpulkan dan disusun dalam suatu daftar yang disebut Daftar Saldo atau Neraca Saldo. Jadi Daftar Saldo atau Neraca Saldo adalah suatu daftar yang berisikan sisa atau saldo-saldo akun buku besar yang dicatat secara sistematis menurut nomor kode akun buku besarnya, disertai jumlah debet dan kredit akun yang bersangkutan. Daftar Saldo berfungsi sebagai alat pemeriksa terhadap kebenaran pencatatan dalam buku besar. Penyusunan Daftar saldo bertujuan untuk memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dengan jumlah saldo kredit untuk masing-masing akun, dan dapat mengetahui terjadinya kesalahan serta sebagai awal pengikhtisaran dalam menyusun perhitungan laba rugi dan neraca. 7) Bentuk Daftar Saldo Adapun bentuk daftar saldo atau neraca saldo dapat disajikan sebagai berikut :
28
8) Langkah-Langkah Penyusunan Daftar Saldo Akun Buku Besar Daftar saldo diatas disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tuliskan Nama perusahaan, Daftar Saldo dan Periode pembukuan 2. Kolom Nomor Akun disi dengan nomor kode akun masing-masing yang ada di buku besar. 3. Kolom Nama Akun diisi dengan nama akun yang bersangkutan sesuai dengan kode akunnya yang ada di buku besar. 4. Kolom Debet dan Kredit disi dengan saldo dari akun buku besar yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi cara penyusunan Daftar Saldo atau Neraca Saldo Kesalahan dalam pembuatan Daftar Saldo atau Neraca Saldo 1. Kesalahan yang tidak mengganggu keseimbangan neraca saldo, misalnya transaksi tidak dicatat atau lupa dicatat dalam jurnal maupun buku besar, transaksi salah catat debet atau kredit atau ke akun lain. 2. Kesalahan yang mengakibatkan neraca saldo tidak seimbang, misalnya kesalahan dalam penjumlahan saldo dari masing-masing akun dan kesalahan memindahkan saldo akun ke neraca saldo. B. Kerangka Berpikir
29
Gambar 1) Alur Kerangka Berfikir Keberhasilan pembelajaran Ekonomi Akuntansi dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai prestasi belajar di atas diperlukan pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diajarkan. Prestasi belajar siswa dikatakan baik apabila nilai kognitif yang dicapai siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk itu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik diperlukan berbagai faktor yang mendukung seperti, kurikulum, model pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas, serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Dari beberapa faktor di atas, model pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas merupakan faktor yang banyak mendukung keberhasilan belajar sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Karena dengan penerapan model yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, serta sesuai dengan karakteristik siswa dapat membantu siswa dalam memahami tentang materi yang diajarkan oleh guru, sehingga prestasi belajarnya meningkat. pembelajaran yang memerlukan tingkat pemahaman dan pemecahan masalah seperti itu perlu digunakan model pembelajaran yang tepat agar materi pembelajaran dapat menarik bagi siswa. Oleh karena itu apabila XII IPA diterapkan 30
dalam pembelajaran akan membantu tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa dapat menyimpulkan serta menganalisis soal-soal secara berkelompok. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Resitasi atau Pemberian Tugas efektif diterapkan pada pembelajaran Ekonomi pada materi Jurnal dan Buku Besar.
31
32