333-1-610-1-10-20180621.pdf

  • Uploaded by: Julio Andro Artamulandika
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 333-1-610-1-10-20180621.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,427
  • Pages: 5
KETIDAKPATUHAN PASIEN POLI GIGI YANG MENDERITA PENDERITA PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL DALAM MENGKONSUMSI ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS KELURAHAN MANGGALA KOTA MAKASSAR Atik Kurnia 1, Mappeaty Nyorong 2, Sudirman 3 1Pascasarjana

Universitas Muslim Indonesia Universitas Muslim Indonesia 3Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia 2Pascasarjana

(Alamat Korespondensi : [email protected]/08124234785)

ABSTRAK Pemberian antibiotik merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan penyakit infeksi dan strategi untuk mengendalikan kejadian resistensi bakteri.Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyebab dari ketidakpatuhan pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi Antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota Makassar. Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif dengan Teknik analisis data yang digunakan yaitu Metode Analisis Deskriptif. Hasil penelitian Pemahaman tentang instruksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas bahwa responden hanya minum obat antibiotik saat sakit dan berhenti minum obat karena sudah merasa sembuh. Kualitas interaksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas, responden merasa kurang paham dengan penjelasan dari dokter tentang obat antibiotik sehingga pasien tidak patuh dengan anjuran yang dokter. Isolasi sosial dan keluarga terhadap pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas, responden mendapat dukungan dari keluarga tetapi tetap tidak patuh mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan instruksi dokter. Keyakinan, Sikap dan Kepribadian terhadap pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas memberikan pengaruh yang besar terhadap kepatuhan pasien minum obat antibiotik dalam memotivasi dirinya. Kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa ketidakpatuhan pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas disebabkan adanya ketidakpahaman penderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal tentang obat antibiotic dan pentingnya mengikuti aturan/instruksi yang telah ditetapkan.

Kata kunci: Obat Antibiotik, Pemahaman Instruksi, Kualitas interaksi, Isolasi social, Dukungan keluarga, Keyakinan, Sikap dan Kepribadian.

PENDAHULUAN Pemberian antibiotik merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan penyakit infeksi. Adapun manfaat penggunaan antibiotik tidak perlu diragukan lagi, akan tetapi penggunaannya yang berlebihan akan segera diikuti dengan munculnya kuman kebal antibiotik sehingga manfaatnya akan berkurang. Menurut data WHO, pada tahun 2013 terdapat 480.000 kasus baru multidrugresistent tuberculosis (MDR-TB) di dunia. Berdasarkan laporan terakhir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), dalam Antimicrobial

329

Resistance: Global Report on Surveillance menunjukan bahwa Asia Tenggara memiliki angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia, khususnya infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin, sehingga mengakibatkan menurunnya fungsi antibiotic tersebut. Selain itu penelitian Antimicrobial Resistance in Indonesia, pada tahun 20002004 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP dr. Kariadi Semarang membuktikan bahwa sudah terdapat kuman multi-resisten seperti MRSA (Methicillin Resistant

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

Staphylococcusaureus) dan bakteri penghasil ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamases). Selain itu di temukan 30% sampai dengan 80% penggunaan antibiotik tidak berdasarkan indikasi. Data ini menunjukan bahwa resistensi antimikroba memang telah menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif dengan Teknik analisis data yang digunakan yaitu Metode Analisis Deskriptif dengan maksud untuk mengetahui Ketidakpatuhan pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi Antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Antang Perumnas Kecamatan, Manggala. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2018. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu informan biasa sebanyak 9 responden, informan kunci 1 orang dan informan pendukung 9 orang. Pengolahan Data 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. 2. Reduksi data Reduksi data merupakan data yang diperoleh difokuskan pada permasalahan yang diteliti. 3. Telaah dokumen Telaah dokumen merupakan pengumpulan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. 4. Penyajian data Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan, skema, matriks maupun teks naratif dan menjamin kerahasiaan informan. 5. Penarikan kesimpulan (konsep) Dari data yang disajikan kemudian dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

Analisis Data 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya. 2. Penyajian Data Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Data disajikan dalam bentuk uraian singkat (teks naratif). 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Analisis pada alur ini adalah mencari makna benda-benda dan peristiwa, pola-pola dan alur sebab akibat untuk membangun proposisi. penelitian kualitatif diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. HASIL PENELITIAN 1. Informasi mengenai Pemahaman tentang instruksi Pemahaman tentang instruksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas bahwa responden hanya minum obat antibiotik saat sakit dan berhenti minum obat karena sudah merasa sembuh. “Obat yang digunakan untuk mengobati infeksi..”(I1, 38 tahun, tgl 3 Maret 2018). “Yang pernah saya dengar itu bu, antibiotik obat yang digunakan untuk mengobati segala macam penyakit ”(I2, 45 tahun, tgl 4 Maret 2018). “...Kami selalu memberikan informasi anjuran konsumsi antibiotik agar penderita penyakit pulpa lebih rutin konsumsi antibiotik. selain itu diberikan jg edukasi dan melakukan pemeriksaan rutin...”(IP, Petugas kesehatan 38 tahun, tanggal 8 Maret 2018). 2. Informasi mengenai Kualitas Interaksi Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan di Puskesmas Antang Perumnas mengenai kualitas interaksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

330

dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas, responden merasa kurang paham dengan penjelasan dari dokter tentang obat antibiotik sehingga pasien tidak patuh dengan anjuran yang dokter.

“…ada, badan lebih sehat ...”(I3, 35 tahun, tgl 5 Maret 2018).

“…iya, karena biasanya sdh terjadi peradangan/ sdh infeksi”…(I5, 38 tahun, tgl 8 Maret 2018).

“….ya menghilangkn rasa nyeri...”(I7, 43 tahun, tgl 7 maret 2018).

“…ya sudah, untuk menghilangkn rasa nyeri ”…(I2, 45 tahun, tgl 4 Maret 2018).

“…tidak tau, saya minum-minum saja obat yg dkasih sm dokter...” “…(I9, 35 tahun, tgl 8 Maret 2018).

“…ya. Harus di habiskan”…( I7, 43 tahun, tgl 7 maret 2018).

PEMBAHASAN 1. Pemahaman Tentang Instruksi Pasien Poli Gigi Yang Menderita Penyakit Pulpa Dan Jaringan Periapikal Dalam Mengkonsumsi Antibiotik Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Antang Perumnas pada Pasien Poli Gigi Yang Menderita Penyakit Pulpa Dan Jaringan Periapikal Dalam Mengkonsumsi Antibiotik, peneliti menemukan bahwa peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi bagi penderita, perlu dimaksimalkan lagi agar peserta paham dan lebih aktif dalam konsumsi antibiotik. Selain itu peneliti juga menemukan bahwa, responden yang mengkonsumsi obat antibiotik hanya pada saat sakit dan berhenti minum obat karena merasa sudah sembuh, berarti responden tidak mengerti informasi yang telah diberikan bahwa obat antibiotik harus diminum secara teratur dan harus dihabiskan. Menurut Notoatmodjo (2007), peningkatan pemahaman penderita dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang cara mencapai hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya dengan pengetahuan akan menumbuhkan kesadaran dan pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Menurut Tombokan, et al (2015), faktor yang dominan terhadap ketidakpatuhan pengobatan adalah pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pendidikan menurut Wawan dan Dewi (2010), berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

“…Sudah paham, katanya ada infeksi ”…(I5, 38 tahun, tgl 8 Maret 2018). “…Kalau tidak Minum obat tidak sembuh “…(I9, 35 tahun, tgl 8 Maret 2018). 3. Dukungan Keluarga dan Pengawas Minum Obat (PMO) Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan didapatkan bahwa, Isolasi sosial dan keluarga terhadap pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas, responden mendapat dukungan dari keluarga, tetapi tetap tidak patuh mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan instruksi petugas kesehatan. “...Keluarga mendukung mengantar ke puskesmas, mengambilkan obat...” ”…(I1, 38 tahun, tgl 3 Maret 2018). “….Sehari selalu diingatkan oleh suami,,, ”…(I2, 45 tahun, tgl 4 Maret 2018). “…tangapan keluarga saya sangat bagus. Agar cepat sembuh”…...(I3, 35 tahun, tgl 5 Maret 2018). 4. Keyakinan, Sikap dan Kepribadian Keyakinan, Sikap dan Kepribadian terhadap pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas memberikan pengaruh yang besar terhadap kepatuhan pasien minum obat antibiotik dalam memotivasi dirinya.

331

“…iya ada perubahan. Jika demam, kemudian berkurang. Begitu jg dengan bengkak, pasti mereda...”(I1, 38 tahun, tgl 3 Maret 2018).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. 2. Kualitas interaksi Pasien Poli Gigi Yang Menderita Penyakit Pulpa Dan Jaringan Periapikal Dalam Mengkonsumsi Antibiotik Hasil penelitian di Puskesmas Antang Perumnas terhadap kualitas interaksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik, responden merasa kurang paham dengan penjelasan dari dokter tentang obat antibiotik sehingga pasien tidak patuh dengan anjuran yang dokter sudah diberikan. Alasan yang lain yaitu terjadi efek samping obat berarti informasi obat yang disampaikan kurang lengkap. Meningkatkan interaksi petugas kesehatan dengan pasien adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi tentang diagnosis. Pasien membutuhkan penjelasan tentang kondisinya saat ini, apa penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi seperti itu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat (Brannon dan Feist, 2004) dalam Setiadi (2014), yaitu karakter individu (usia, gender, dukungan sosial, dukungan emosional kepribadian individu, keyakinan individu tentang penyakit yang diderita), norma budaya dan karakter hubungan antara pasien dengan petugas kesehatan. pemberian informasi mengkonsumsi obat masuk kedalam faktor karakter hubungan antara pasien dengan petugas kesehatan. 3. Isolasi Social dan Keluarga Terhadap Pasien Poli Gigi Yang Menderita Penyakit Pulpa Dan Jaringan Periapikal Dalam Mengkonsumsi Antibiotik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden mendapat dukungan dari keluarga. Tetapi, tetap tidak patuh mengkonsumsi antibiotik. Hal ini disebabkan karena adanya faktor lain seperti tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya pengetahuan, koresponden tidak paham terhadap instruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan, faktor kesibukan pekerjaan, faktor usia, penyakit yang diderita, serta sikap, keyakinan dan kepribadian penderita itu sendiri.

Dukungan sosial dari keluarga, teman dan tenaga kesehatan memberikan pengaruh penting terhadap kepatuhan pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang mendapatkan dukungan dari orang-orang disekitarnya akan termotivasi untuk patuh terhadap pengobatan yang dijalani. Dukungan sosial membuat penderita merasa tidak sendiri dan masih diperdulikan (Shofiyah, 2010). 4. Keyakinan, Sikap dan Kepribadian Pasien Poli Gigi Yang Menderita Penyakit Pulpa Dan Jaringan Periapikal Dalam Mengkonsumsi Antibiotik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan lupa minum obat merupakan bagian dari sikap responden/pasien dalam menghadapi pengobatan yang sedang dijalani. Sehingga informasi obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan tidak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kepatuhan pasien minum obat jika bukan dari diri pasien itu sendiri yang mau memotivasi dirinya untuk minum obat secara patuh. Menurut Kelman, perubahan sikap dan perilaku individu dimulai dengan tahap kepatuhan, identifikasi kemudian baru menjadi internalisasi. Mula-mula individu mematuhi anjuran atau instruksi petugas kesehatan tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin menghindari hukuman/sanksi jika tidak patuh atau untuk memperoleh imbalan yang dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut tahap ini disebut tahap kesediaan, biasanya perubahan yang terjadi dalam tahap ini bersifat sementara, artinya bahwa tindakan itu dilakukan selama masih ada pengawasan petugas. Tetapi begitu pengawasan itu mengendur atau hilang, perilaku itupun ditinggalkan (Suparyanto, 2010). KESIMPULAN 1. Pemahaman tentang instruksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas dapat disimpulkan bahwa responden hanya minum obat antibiotik saat sakit dan berhenti minum obat karena sudah merasa sembuh berarti pasien tidak mematuhi anjuran yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan dalam mengkonsumsi antibiotic karena kurangnya pengetahuan pasien mengenai manfaat dari obat antibiotik yang baik bagi mereka.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

332

2. Kualitas interaksi pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas dapat disimpulkan bahwa responden merasa kurang paham dengan pemberian informasi tentang obat antibiotic yang disampaikan oleh dokter dan apoteker sehingga pasien tidak patuh dengan anjuran yang dokter sudah diberikan. 3. Isolasi sosial dan keluarga terhadap pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotic di Puskesmas Antang Perumnas bahwa responden mendapat dukungan dari keluarga tetapi tetap tidak patuh mengkonsumsi antibiotik itu disebakan karena adanya faktor lain seperti tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya pengetahuan, koresponden tidak paham terhadap instruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan, faktor kesibukan pekerjaan, sikap, keyakinan dan kepribadian penderita itu sendiri. 4. Keyakinan, Sikap dan Kepribadian terhadap pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik di Puskesmas Antang Perumnas dapat disimpulkan bahwa informan lupa minum obat merupakan bagian dari sikap responden/pasien dalam menghadapi pengobatan yang sedang dijalani.

Sehingga informasi obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan tidak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kepatuhan pasien minum obat jika bukan dari diri pasien itu sendiri yang mau memotivasi dirinya untuk minum obat secara patuh. SARAN 1. Bagi puskesmas Pihak puskesmas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memperbaiki sikap petugas kesehatan dengan cara mengikutsertakan atau mengadakan pelatihan khusus kepribadian, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan ramah sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. 2. Bagi petugas kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas dalam proses komunikasi antara dokter dan pasien serta memberikan pemahaman yang lebih baik lagi dalam memberikan instruksi konsumsi antibiotic 3. Bagi penelitian selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan melakukan penelitian pada variabel lain yang berpengaruh pada ketidakpatuhan pasien poli gigi yang menderita penyakit pulpa dan jaringan periapikal dalam mengkonsumsi antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA Brahma, Marak, 2012. Rational Use of Drugand Irrational Drug Combination. The Internet Journal of Pharmacologi. Vol 10:1. Notoatmodjo, S, 2007. Pendidikan dan Perilaku kesehatan.Cetakan 2 Jakarta:PT. Rineka Cipta. Setiadi, 2014. Dukungan sosial. Kencana : Jakarta. Shofiyah S, Kusuma H, 2010. Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan penderita Diabetes Mellitus Dalam Pelaksanaannya Di Wilayah Kerja Puskemas Srondol Kecamatan Banyumanik. Jurnal Keperawatan. Suparyanto, 2010. Konsep Pengetahuan. Diunduh pada tanggal suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-kepatuhan.html.

3

maret

2018

dari

http://dr-

Tombokan V, AJM Rattu, dan Ch. R tilaar, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Mellitus Pada Praktek Dokter Keluarga Di Kota Tomohon. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Unsrat. Volume 5(1). Wawan, A dan Dewi, M, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

333

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

More Documents from "Julio Andro Artamulandika"