SKENARIO 3 Trauma IbuRukmi…………….? Ibu Rukmi, 4 minggu lalu menyaksikan kecelakaan mobil yang mengenaskan, saat itu ia sedang menyetir mobil sendirian. Sejak itu, Ibu Rukmi sering terbangun tengah malam dengan nafas sesak dan jantung berdebar. Ibu Rukmi juga sering bermimpi tentang kecelakaan itu dan berteriak ketakutan. Ia tidak berani lagi menyetir mobil meskipun hanya ke swalayan yang jaraknya beberapa kilometer dari rumahnya termasuk mengantar dan menjemput 2 anak mereka kesekolah. Akibatnya suami Ibu Rukmi menjadi kesulitan akibat keterbatasan gerak Ibu Rukmi tersebut, suaminya membawa ibu Rukmi berkonsultasi kepada seorang psikiater, dan dari hasil pemeriksaan diketahui Ibu Rukmi telah masuk kedalam tingkat kecemasan berat. Psikiater tersebut menyarankan ibu Rukmi untuk mengikuti sesi terapi yang akan diberikannya bersama dengan intervensi keperawatan yang akan dilakukan oleh seorang perawat jiwa.
1
Step 1 1. Anxietas 2. Psikiater 3. Trauma 4. Kecemasan Berat 5. Perawat Jiwa
1) Anxietas
kondisi yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran berlebihan atas peristiwa kehidupan sehari-hari tanpa alasan yang jelas untuk mencemaskan aau mengkhawatirkannya.
suatu ketegangan yang tidak teratur, rasa gelisah, rasa takut yang mungkin timbul daripenyebab yang tidak diketahui.
Gejolak emosi seseoerang yang berhubungan dengan sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan.
Suatu gejala yang tidak menyenangkan sensasi cemas, takut dan kadang panik akan suatu bencana yang mengancam dan tidak terelakkan yang daat atau tidak berhubungan dengan rangsangan eksternal.
2) Psikiater
profesi dokter spesialis yang memiliki spesialisasi dalam diagnosis dan penangan gangguan emosional, perilaku dan mental.
profesi dokter spesialis yang memiliki spesialisasi dalam diagnosis dan penangan gangguan emosional baik berat ataupun ringan.
3) Trauma
Cedera fisik atau cedera emosional
Pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan efek mental dan fisik yang berkelanjutan.
4) Kecemasan Berat
sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. 2
Ketegangan, rasa tidak nyaman dan kekhawatiran yang timbul karena terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian tidak diketahui.
Berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam membahayakan.
Kecemasan yang tidak bisa diatasi kecemasan yang terjadi terus menrus, penyakit yang muncul seperti tekanan darah tinggi, takikardi dan perasaan exited (heboh).
5) Parawat Jiwa
seseorang yang melakukan suatu proses interpersonal yang berupaya untuk naik dab memperlihatkan perilaku.
Step 2 1. Apa penyebab bu Rukmi mengalami nafas sesak dan jantung berdebar ? 2. Mengapa bu Rukmi mengalami trauma ? padahal yang kecelakaan bukan salah satu dari keluarganya 3. Apa sebabnya bu Rukmi bermimpi dan setelah bangun berteriak serta keakutan ? 4. Mengapa hasil dari Psikiater bisa mendapat kecemasan Berat? Kenapa bisa demikian? 5. Sebagai perawat apa upaya preventif yang bisa dilakukan terhadap bu Rukmi 6. Apa dampak yang terjadi pada bu Rukmi pada kehidupannya? 7. Apa saja terapi dan intervensi keperawatan yang dilakukan ? 8. Apakah hal yang dialami bu Rukmi ini bisa disembuhkan?
Step 3 1. -karena dia merasa cemas akibat trauma dan mental ibu Rukmi ini sudah di pengaruhi oleh hal yang takperlu dicemaskannya sehingga nafasnya sesak dan jantung berdebar -karena aktifitas dari neurontransmitternya menyebabkan kardiovaskuler ibu Rukmi meningkat seperti Serotonin yang meningkat 2. -Akibat melihat kecelakaan yang mengenaskan secara langsung dan melihat bagaiman si korban dari kecelakaan tersebut sehingga ibu Rukmi menncemaskan halhal yang belum terjadi padanya. -Apabila yang kecelakaan keluarga dari ibu Rukmi sendiri maka respon nya akan lebih berbeda. Ibu Rukmi akan merasa kehilangan akibat kecelakaan yang demikian. karena bu Rukmi berpikir berpikir bahwa dia akan mengalami kecelakaan demikian dan merasa posisi nya pada kecelakaan tersebut 3
3. karena kecemasan berat, lapang persepsi nya sudah sempit, serta ketakutan akan hal yang sama, beikiran hal yang belum tentu akan terjadi pada dirinya, serta mengingatingat kecelakaan tersebut. 4. karena hasil yang dilihat pada skenario seperti naafas sesak dan ajantung berdebar menguatkan hasil dari kecemasan berat bu Rukmi. Dan sudah terlihat pada tingkah laku sehari-hari yang berbeda dari Bu Rukmi dan persepsi bu rukmi juga sudah brbeda. 5. Mendekatkan diri kepada Allah SWT, berikan ketenangan atau menyarankan agar tenang, ajarkan tekniktarik nafas dalam, perhatikan asupan gizi pada orang yang mengalami kecemasan berat. Setelah semua dilakukan tapi hasilnya tidak terlalu terlihat berikan obat yang mendukung penyembuhan dari bu Rukmi 6. dampak yang bisa terjadi seperti keterbatasan gerak atau fisi, sering mengurung diri dan berhubungan sosialpun tak mau, dampak psikososial saja tidak cukup bu Rukmi juga mengalami dampak pada fungsi kognitifnya, jika dibiarkan lama akan mengalami gangguan mental yang sampai pada kecemasan panik. 7. Terapi Psikologis Terapi Religi Terapi Farmakologi Terapi Relaksasi Meditasi, edukasi, monitortingkat kecemasan, dan mencari ha yang bisa membuat ibu rukmi lupa dengan hal yang membuat cemas. 8. Belum sembuh total karena setiap yang terluka mempunyai bekas, tapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa setiap pe yakit pasti ada caea untuk mengobatinya, terapi yang dianjurkan oleh psikiater harus rutin dijalani bu Rukmi, harusadanya motivasi diri sendiridan orang terdekat.
4
Step 4 Ibu R
Melihat Kecelakaan yang mengerikan
Dampak Fisik
Dampak Sosial
-Jantung Berdebar
-tidak berani keluar rumah
- Napas Pendek
Dampak
-Keringat Malam
Psikis
-Keterbatasan gerak
-Ketakutan -Teriak malam -Mimpi Buruk
Suami Ibu R membawanya ke Psikiater
Ansietas Berat
Step 5 Learning Object : Ansietas (Kecemasan) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Definisi Etiologi Patofis Klasifikasi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan Askep
5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. (stuart, 1995). Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut (David A. Thomb, 1993) Perawat dapat mengidentifikasi cemas atau ansietas lewat perubahan tingkah laku pasien. Stuart (1996) mendefinisikan cemas sebagai emosi tanpa obyek yang spesifik, penyebabnya tidak diketahui, dan didahului oleh pengalaman baru. Cemas merupakan suatu perasaan yang tidak tenang dari ringan sampai parah. Kecemasan merupakan hal yang normal bagi individu. Reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai munculnya kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti. 1.2 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah : a. Mahasiswa khususnya perawat mampu memahami apa itu ansietas. b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya tanda dan gejala ansietas. c. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tindakan yangs sesuai dengan tingkatan ansietas pasien berdasarkan asuhan keperawatan yang benar.
1.3 Metode Penulisan Makalah ini ditulis setelah melalui proses tutorial dari step 1-step 7, penelusuran literature, buku-buku pedoman keperawtaan jiwa.
6
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi 1. Ansietas atau kecemasan adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihanyang disertai respon prilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas. (Videbeck Shela L,2008:307) 2. Ansietas merupakan emosi dan pengalaman individu yang objektif, seperti sebuah energy yang tidak dapat diamati secara langsung dan tidak diketahui jelas penyebabnya. Termasuk di dalamnya adalah pengalaman baru, accident, dan suatu hal lain baik itu menyenangkan ataupun menyedihkan. Kecemasan terjadi sebagi akibat dari ancaman terhadap diri seseorang. (Stuart and Sundeen, Phyciatric Mental Heart Nursing) 3. Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat di benarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis. Ansietas diperantai oleh suatu sistem imun kompleks yang melibatkan sistem limbic (amigdala,hipokampus), thalamus, korteks frontal dan norepinefrin (lokus seruleus), Serotonin, dan GABA. (david A. tomb.2003.Buku saku pediatric.jakarta: EGC.) 4.Ansietas adalah pengalaman individu yang bersifat subjektif yang sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan, kesulitan, dan kesusahan terhadap kejadian yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007) 2.2 Etiologi Faktor pencetus ansietas, diantaranya : 1. Lingkungan Disebabkan adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu, dengan keluarga, sahabat atau rekan kerja sehingga individu tersebut merasa tidak aman dilingkungannya.
7
2. Emosi yang ditekan Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal, terutama jika dirinya menekan rasa marah/frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama. 3. Sebab-sebab fisik Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, masa remaja, dan saat pulih dari suatu penyakit. Selama kondisi tersebut timbul perubahan-perubuhan perasaan lazim menyebabkan kecemasan. (Savitri Ramalan,2003:11) 4. Ancaman terhadap intergritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya. 5. Ancaman terhadap sistem diri yaitu sesuatu yang dapat mengancam identitas diri, harga diri, kehilangan status atau peran diri. 6. Faktor presipitasi (< 6 bln ). Dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk koping. 1. Biologi (fisik ) : kesehatan umum individu 2. Psikologi : menurunnya aktivitas sehari-hari. 3. Ancaman eksternal seperti perceraian, perubahan dalam status kerja, kematian 4. Ancaman Internal : Menerima peran baru. 5. Sosial budaya : status ekonomi dan pekerjaan. 7. Faktor Predisposisi (> 6 bln) . Faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan untukmengatasi stress. 1. Biologi : adanya neurotransmitter (Serotonin, Norepinefrin, GABA). 2. Psikologi : Melibatkan 2 elemen. Id dan super ego. 3. Sosial budaya : sosial budaya, potensi stress serta lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.
8
Menurut Stuart and Sundeen in Psychiatric Nursing, ada beberapa factor predisposisi ansietas yakni : 1. Psikoanalitik Dari segi psikoanalitik didapatkan 2 jenis kecemasan yang didukung oleh berbeda factor yakni : a. Anxiety Primer Yaitu adalah kecemasan yang dimulai dari adanya “trauma” lahir pada infant atau adanya pencetus lain yang dapat menyebabkan trauma lahir. b. Subsequent Anxiety Yakni kecemasan yang timbul sebagai konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yakni id dan superego. Dimana kepribadian id ini menekankan atau menghadirkan insting dan impulsive primitive. Sedangkan dalam kepribadian seuperego yakni mencerminkan hati nurani.
2. Interpersonal View Yakni kecemasan yang muncul akibat pikiran seseorang atau interpersonal seseorang, ketika seseorang merasakan ia akan dilihat baik ataupun tidak baik atau juga bahkan ketika seseorang merasa ia akan kehilangan cinta dari orang yang ia anggap penting. Selain itu, ada dua aspek lain dari kecemasan yang penting dalam hubungan perawatpasien. Yang pertama, bahwa tingkat kecemasan ringan atau sedang sering dinyatakan sebagai kemarahan. Yang kedua,, bahwa daerah dalam kepribadian yang ditandai dengan kecemasan sering menjadi daerah pertumbahan yang significant. Hal ini dapat terjadi ketika individu belajar untuk menangani kecemasan
secara
konstruktif, seperti dalam hubungan terapetik.
3. Behaviour View Beberapa teori perilaku mengusulkan kecemasan dapat dipicu oleh adanya keadaan frustasi dari individu itu sendiri yang dapat disebabkan oleh apapun. Contohnya pada remaja muda seperti kehilangan perkerjaan, putus sekolah, dll.
9
2.3 Patofis Ansietas Sindrom Anxietas disebabkan oleh hiperaktivitas dari sistem limbik susunan saraf pusat, yang terdiri dari neuron-neuron dopaminergik, noaradrrenergik dan seratonergik, yang dikendalikan oleh neuron-neuron GABA-ergik (Gamma Amino Butiric Acid). Pada kecemasan terjadi sebagaimana terjadi pada stress. Terjadi pengaktifan sel saraf simpatis dan aktivasi hipotalamus-hipofisis, adrenal. Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan, maka dengan berbagai cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar, diantaranya dengan cara: 1. Peningkatan tekanan arteri 2. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh 3. Peningkatan kosentrasi glukosa darah 4. Peningkatan glikolisis dihati dan otot 5. Peningkatan aktivitas mental 6. Peningkatan koagulasi darah
2.4 Klasifikasi Menurut Phyciatric Mental Heart Nursing by Mary C. Townsend ada 4 jenis ansietas atau kecemasan yaitu : 1. Ansietas Ringan Yaitu terkait dengan masalah kehidupan sehari-hari. Orang yang mengalami ansietas ringan dalam tahap ini akan waspada dan lapang persepsinya meningkat Jadi, orang tersebut akan lebih melihat, mendengar, dan memperhatikan segala sesuatunya lebih focus dari sebelumnya. Jenis ansietas ringan ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Contohnya seseorang yang akan menghadapi ujian tengah semester, seseorang yang diputus cinta nya, dan seorang anak yang tiba-tiba saja dikejar oleh anjing atau hewan lainnya yang membuat anak tersebut takut dan cemas.
10
Respon Kognitif : mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif dan terangsang untuk melakukan tindakan. Respon perilaku dan emosi : -
Tidak dapat duduk tenang
-
Tremor halus pada tangan
-
Suara meninggi
2. Ansietas Sedang Dalam hal ini orang hanya berfokus pada masalah yang mendesak saja. Sehingga, pada tahap ini akan menimbulkan penyempitan lapang persepsi. Masalah yang dianggap mendesak dan penting akan selalu dipikirkan sehingga menimbulkan suatu kecemasan atau takut jika masalah ini tidak segera diselesaikan. Contohnya keluarga yang sedang konflik , dan individu yang juga mengalami masalah dengan bos di tempat kerjanya serta pasangan yang akan menghadapi kelahiran anak pertamanya. Respon fisiologis : -
Sering napas pendek
-
Nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat.
-
Mulut kering
-
Anoreksia
-
Diare/ kontipasi
-
Sering berkemih.
Respon kognitif : memusatkan perhatiannya pada hal yang penting, lapang persepsi menyempit, rangsangan dari luar tidak mampu menerima. Respon emosi dan perilaku : -
Gerakan tersentak-sental 11
-
Terlihat lebih tegang.
-
Bicara banyak dan lebih cepat
-
Susah tidur
-
Perasaan tidak aman.
3. Ansietas Berat Kecemasan yang sudah ditahap ini ditandai dengan penurunan yang significan pada lapang persepsinya. Orang ini tidak akan memikirkan hal lain dan akan focus sekali pada masalah yang menganggunya serta semua perilakunya ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan yang dialami nya. Contohnya Individu yang kehilangan harta benda dan sanak saudaranya karena bencana alam. Respon fisiologis : -
Napas pendek
-
Nadi dan tekanan darah meningkat
-
Berkeringat
-
Sakit kepala
-
Penglihatan berkabut
-
Tampak tegang.
Respon kognitif : tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan atau tuntutan, lapang persepsi menyempit. Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat, komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat). 4. Panik Pada tahap ini seseorang akan dikaitkan dengan rasa kagum yang berlebihan, rasa takut yang berlebihan serta juga terror. Sehingga orang tersebut kehilangan control dan tidak dapat berkomunikasi dan melakukan segala sesuatunya dengan efektif. 12
Respon fisiologis : napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, menurunnya kondisi motorik . Respon kognitif : gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, ketidakmampuan memahami situasi. Respon perilaku dan emosi : Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriakteriak, kehilangan kontrol diri, perasaan terancam, dapat membuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. Jenis Ansietas menurut Asmadi (2008) NO
Tingkat
Karakteristik
Mekanisme Relaksasi
Meningkatkan
Menggunakan strateg kongnitif,
kewaspadaan,
penyuluhan manajemen strees dan
meningkatnya
pendekat pemecahan masalah
Ansietas 1
Ringan
pembelajaran dan kreatifitas 2
Sedang
Kemampuan
Menggunakan
teknik
relaksas
berfokus pada
imembantu
dalam
masalah utama;
pendekatan
pemecahan
kesulitan untuk
mengajarkan tentang strategi koping;
tetap perhatian
mendorong verbalisasi perasaan.
menggunakan masalah
dan mampubelajar 3
Berat
Ketidakmampuan
Mendorong
aktivitas
fisik
untuk
berfokus atau
menstimulasi kelompok otot besar dan
pada masalah
untuk melepaskan energy dari respon
utama; kesulitan
“fight or flight”, membuat tugas atau
untuk tetap
latihan yang terstruktur.
perhatian dan 13
mampu belajar
4
Panik
Ketidakmamapua n
total
Mengurangi stimulus ilingkungan tetap
untuk bersama klien, menggunakan suara
focus; disintegrasi tenang , membantu klien melakukan kemampuan koping
pernapasan relaksasi.
gejala
fisologik
dari
respons “fight or flight”
2.5 Manifestasi Klinis Menurut national health committee (1998) dalam wangmuba (2009). 1. Respon fisik seperti dada berdebar-debar,tubuh berkeringat meskipun tidak gerah,tubuh panas/dingin,sakit kepala,otot tegang/kaku,sakit perut/sembelit,terengahengah/sesak nafas. Mulut kering, anoreksia dan keringat berlebihan. 2. Respon perasaan seperti merasa diri berada dalam khayalan derealization,merasa tidak berdaya dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi. 3. Respon pikiran seperti mengira hal yang paling buruk akan terjadi dan sering memikirkan bahaya. 4. Respon
tingkah
laku
seperti
menjauhi
situasi
yang
menakutkan
mudah
terkejut,hyperventilation,mengurangi rutinitas, bicara berlebihan dan cepat. 5. Respon Kognitif seperti lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsangan dari luar, dan berfokus pada yang menjadi perhatiannya saja. 6. Respon emosi seperti kesedihan yang mendalam, rasa kagum yang berlebihan, takut yang berlebihan.
14
2.6 Mekanisme Koping Dalam Asmadi,2008 , ada beberapa mekanisme koping, yaitu : 1. Mekanisme koping A. Strategi pemecahan masalah (problem solving strategic) Tujuan untuk menanggulangi masalah atau ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis. Contoh : -
Meminta bantuan dengan orang lain
-
Mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada.
-
Mencari lebih banyak informasi terkait dengan masalah yang dihadapi sehingga masalah tersebut dapat diatasi
-
Menyusun beberapa rencana untuk pemecahan masalah
-
Meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan pribadi. Pikiran tersebut mengenai diri sendiri maupun bayangan pikiran mengenai apa yang dilakukan. Segala sesuatu dilakuka seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya.
Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan metode STOP (source, trial dan error, others, pay and patient.) a.
Source : Mencari dan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah
b.
Trial and Error : mencoba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah disusun.
c.
Other : minta bantuan orang lain, bila diri sendiri tidak mampu
d.
Pray & patient : berdoa kepada tuhan, sabar dan berlapang dada. Penerimaan terhadap apa yang ada pada diri akan membuat seseorang menjadi lebih menikmati hidup dan ringan beban psikologinya.
B. Mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) Mekanisme penyesuaian ego yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak adekuat.
15
Ciri-ciri mekanisme : -
Bersifat hanya sementara karena fungsinya untuk melindungi atau bertahan dari hal-hal yang tidak menyenangkan dan secara tidak langsung mengatasi masalah.
-
Sering kali tidak berorientasi pada kenyataan.
(Asmadi.2008.teknik procedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.jakarta: salemba medika). 2.7 Penatalaksanaan Secara Farmakologi : Dosis Klasifikasi
Nama Generik/Dagang Dewasa*
Rasional penggunaan
(mg/hari) Benzodiazepin Alprazolam (xanax)
0,25-1,5
Meningkatkan kadar GABA,
Klonazepam(klonopin) 0,5-6
yang akan menurunkan stimulasi
Lorazepam (ativan)
0,5-2
sistem limbik sehingga
Klordiazepoksid
5-25
mengurangi ansietas. Digunakan
(librium)
untuk pengobatan jangka pendek gangguan ansietas umum, gangguan panik, dan fobia sosial.
Azapirones
Buspiron (buspar)
5-15
Bekerja pada reseptor serotonin, menyebabkan neuron prasinapsis melepaskan serotonin lebih sedikit. Penurunan serotonin dianggap dapat mengurangi ansietas. . Digunakan untuk gangguan ansietas umum, gangguan panik, dan fobia sosial.
16
Antidepresan
Imipramin (tofranil)
73-300
Menghambat ambilan
trisiklik
Klomipramin
neurotransmiter (serotonin dan
(anafranil)
norepineprin) sehingga memungkinkan peningkatan kadarnya pada sinaps. Kekurangan serotonin di amandel dianggap signifikan dalam terjadinya gangguan ansietas. Digunakan untuk mengobati gangguan ansietas umum, gangguan panik, fobia sosial, dan OCD.
Selective
Paroksetin (paxil)
20-50
Secara selektif menghambat
serotonin
Fluoksetin (prozac)
20-80
ambilan serotonin di sinaps
reuptake
Fluvoksamin (luvox)
100-300
sehingga terjadi peningkatan
inhibitors
Sertralin(zoloft)
50-150
kadar serotonin. Digunakan
(SSRI)
untuk gangguan panik (paxil) dan OCD.
Inhibitor
Fenelzin (nardil)
45-90
Sifat menghambat dari enzim
monoamina
(monoamina oksidasi) yang
oksidase
memecah serotonin, dapat meningkatkan kadar serotonin. Digunakan untuk gangguan panik, dan agorafobia.
Bloker beta
Atenolol (tenormin)
50-100
Mendorong blokade adrenergik-
Propranolol (inderal)
80-240
beta perifer, karenanya mengurangi efek fisiologik dari ansietas. Digunakan untuk fobia sosial, PTSD.
*Dosis ini adalah dosis dewasa biasa untuk dosis tunggal setiap obat. Dosis ini bukan dosis harian biasa. GABA=gamma-aminobutyric acid (asam gamma aminobutirat); 17
OCD=obsessive-compulsive disorder (gangguan obsesif kompulsif), PTSD=posttraumatic stress disorder (gangguan stres pascatrauma Secara Non Farmakologi : Strategi koping untuk mengurangi ansietas : 1. Mencari orang yang dapat membantu 2. Berusaha mendisplin diri dan tekun 3. Memikirkan pilihan dan menggunakan teknik memecahkan masalah. 4. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga untuk melepaskan energi 5. Menggunakan teknik relaksasi, seperti : 6. Mendengarkan musik 7. Mandi dengan air hangat 8. Bermeditasi 9. Melakukan latihan imajinasi atau visualisai 10. Menggunakan teknik-teknik relaksasi otot progresif. Secara Psikoterapi : a. Psikotrapi suportif,untuk memberikan motivasi,semangat dan dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri b. Psikotrapi kognitif,untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional konsentrasi dan daya ingat. Penatalaksaan kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita gangguan ansietas : 1. Gangguan terkait ansietas memiliki dua penyebab, yaitu fisik ( kimia otak) dan psikologik (kejadian yang menimbulkan stres). 2. Individu dengan gangguan ansietas tidak dapat mengendalikan gejala yang dialaminya. Bagian dari pengobatan ansietas adalah mempelajari bagaimana mengendalikan ansietas tersebut.
18
3. Bersikap tenang ketika individu dengan ansietas merasa marah, takut, dan panik akan sangat bermanfaat. Anda tidak dapat mengendalikan respons orang lain melainkan respons anda sendiri. 4. Pengobatan terhadap ansietas dapat memakan waktu dan memberi dorongan untuk melakukan perubahan kecil ke arah yang positif dapat sangat membantu. 5. Menganjurkan penderita gangguan ansietas untuk membatasi asupan kopi, rokok, dan alkohol dapat mengurangi perasaan ansietas yang ia alami. 6. Pertahankan gaya hidup dan fungsi anda normal ; mengentikan hal-hal yang biasa anda lakukan untuk mengurangi ansietas akan menimbulkan penolakan 7. Pelajari bersama anggota keluarga anda tentang obat yang di gunakan dalam perawartan. 2.8 Teori Psikososial tentang Ansietas Teori psikososial tentang stres dan ansietas di antaranya : 1. Teori psikodinamika. Konflik tak sadar yang terjadi keinginan dan hasrat yang di tekan dapat menimbulkan rasa bersalah dan malu sehingga menyebabkan ansietas. Ansietas mengancam ego, dan mekanisme desensif protektif digunakan untuk berespon terhadap ancaman ini. 2. Teori interpersonal. Hubungan interpersonal dini secara langsung mempengaruhi perkembangan konsep diri dan harga diri. Individu dengan konsep diri yang buruk dan harga diri yang rendah lebih rentan terhadap ansietas dan gangguan yang terkait dengan ansietas. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai.Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain maupun masyarakat akan menyebabkan individu bersangkutan menjadi cemas. Namun bila keberadaannnya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian ,ansietas berkaitan dengan hubungan antar manusia. 3. Teori perilaku. Ansietas adalah respon terkondisi terhadap stresor internal dan eksternal. Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang di
19
inginkan akan menimbulkan frustasi atau keputusan inilah yang menyebabkan ansietas. 4. Teori kognitif. Perasaan subjektif terhadapp ansietas secara langsung berkaitan dengan pikiran individu tersebut tentang dirinya sendiri, masa depannya, dan dunia. Pola kognitif yang salah dapat menyebabkan kesalahan presepsi tentang makna berbagai hal yang terjadi ( dan karenanya menimbulkan ansietas) 5. Teori humanistik. Ansietas berkaitan dengan hilangnya arti dalam kehidupan seseorang.
2.9 Gangguan terkait Ansietas Gangguan ansietas merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak terjadi. Gangguan ini menyebabkan seseorang merasa takut, distres dan khawatir tanpa sebab yang jelas (mis., stresor tertentu dapatberasal dari luar kesadaran klien dan karena klien menganggap perasaan khawatir tersebut sebagai “bad mood”). 1. Setiap tahunnya lebih dari 23 juta orang di Amerika Serikat terkena gangguan ansietas (kira-kira 1 dari setiap 4 orang). Individu dengan gangguan ansietas mengalami gejala-gejala fisiologik, kognitif, dan perilaku ansietas. 2. DSM-IV menspesifikasi jenis-jenis gangguan ansietas sebagai berikut: a. Gangguan ansietas umum b. Gangguan panik c. Gangguan obsesif-kompulsif d. Gangguan fobia e. Gangguan stres pascatrauma 3. Gangguan ansietas umum. Ciri utamanya adalah ansietas dan kekhawatiran berlebihan yang sering terjadi berhari-hari selama sedikitnya 6 bulan. Ciri lainnya meliputi gelisah, tegang, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, iritabilitas dan ketegangan otot, serta gangguan tidur ( DSM-IV,1994).
20
4. Gangguan panik Dicirikan dengan serangan panik yang terjadinya pada waktun yang tidak terduga,disertai ansietas, ketakutan dan teror yang kuat. 5. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive compulsive disorde [OCD]). Ciri utama dari gangguan ini adalah obsesi (ide persisten) atau kompulsi (dorongan yang tidak terkendali untuk melakukan suatu tindakan secara berulang) yang cukup parah hingga menghabiskan waktu, menyebabkan distres berat, atau kerusakan fungsi yang signifikan(DSM-IV,1994). Gangguan ini sering kali mulai terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja. 6. Gangguan fobia. Ciri utama dari gangguan ini adalah ketakutan yang tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu. Individu tersebut dapat mengalami serangan panik atau ansietas berat bila di hadapkan pada situasi atau objek tersebut. Fobia spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sedangkan Fobia sosialadalah suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain, individu
menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik yang
membuatnya merasa terhina atau dipermalukan 7. Gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disoder[PTSD]. Ciri penting dari gangguan ini adalah pikiran dan perasaan yang terjadi berulangulang berkaitan dengan trauma buruk (mis., pengalaman berperang, perkosaan, kecelakan yang serius, deprivasi atau penyiksaan yang buruk). 8. Gangguan disosiatif. Ciri-ciri pentingnya adalah perubahan kewaspadaan sadar, yang meliputi periode lupa, kelihangan ingatan tentang kejadian-kejadian yang menimbulkan stres, merasa terputus dari kejadian sehari-hari, atau munculnya kepribadian yang berbeda..
21
9. Gangguan cemas menyeluruh. Adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat pervasive disertai dengan simtom somatic, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan kepada penderita atau menimbulkan stress yang nyata. 10. Gangguan panic Memiliki karakteristik terjadinya serangan panic yang spontan dan tidak terduga (Fitri Fauziah Julianty Widuri,2007:77) Sedangkan menurut Sutardjo Wiramihardja: a) Panic disorder Ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panic yang tidak diharapkan, tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain bukan merupakan masalah luar biasa. b) Agrophobia Suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun patologis untuk melepaskan diri. Orang yang memiliki agrophobia takut pada kerumuhan dan tempat-tempat ramai.
2.10
Dampak Kecemasan/Ansietas 1) Simtom suasana hati Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. 2) Simtom kognitif Dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada inidividu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. 3) Simtom motor Orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti atau tanpa tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk , dan
22
sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba.(Yustinus Semiun, 2006:321).
2.11
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Data yang perlu dikaji: a. Perilaku Produktivitas menurun, mengamati dan waspasda, kontak mata jelek, gelisah, melihat sekilas sesuatu, pergerakan berlebihan (seperti: food shuffling, pergerakan lengan/tangan), ungkapan perhatian berkaitan dengan merubah peristiwa dalam hidup, insomnia, perasaan gelisah. b. Afektif Menyesal, irritable, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, nyeri dan ketidakberdayaan
meningkat
secara
menetap,
gemeretak,
ketidakpastian,
kekhawatiran meningkat, focus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan. c. Fisiologis Suara bergetar, gemetar/tremor tangan, bergoyang-goyang, respirasi meningakat (simpatis), kesegeraan berkemih (parasimpatis), nadi meningkat (simpatis), dilesi pupil (simpatis), reflek-reflek meningakat (simpatis), nyeri abdomen (parasimpatis), gangguan tidur (parasimpatis), perasaan geli pada ekstremitas (parasimpatis), eksitasi kardiovaskuler (simpatis), peluh meningkat, wajah tegang, anoreksia (simpatis), jantung berdebar-debar (simpatis), diare (parasimpatis), keragu-raguan berkemih (parasimpatis), kelelahan (parasimpatis), mulut kering (simpatis), kelemahan (simpatis). d. Kognitif Hambatan berpikir, bingung, pelupa, perenungan, perhatian lemah, lapang persepsi menurun, takut akibat yang tidak khas, cendrung menyalahkan orang lain, sukar berkonsentrasi, kemampuan berkurang terhadap memecahkan masalah dan belajar, kewaspadaan terhadap gejala fisiologis.
23
e. Factor yang berhubungan Terpapar toksin, konflik tidak disadari tentang pentingnya nilai-nilai/ tujuan hidup, hubungan kekeluargaan/ keturunan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, interpersonaltransmisi/penularan, krisis situasional/maturasi, ancaman kematian, ancaman terhadap konsep diri, stress, penyahgunaan zat, ancaman terhadap perubahan status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, lingkungan, status ekonomi. (NANDA 2005-2006: 9-11)
2. Masalah keperawatan 1.
Ansietas
2.
Harga diri rendah
3.
Gangguan citra tubuh
4.
Koping individu inefektif
5.
Kurangnya pengetahuan
3. Diagnose keperawatan Pembentukan diagnose keperawatan mengharuskan perawat menentukan kualitas (kesesuaian) darirespon pasien, kuantitas (tingkat) dari ansietas pasien dan sifat adaptif atau mal adaptif dari mekanisme koping yang digunakan. 4. Perencanaan Pasien harung meningatkan keterampilannya dalam mengendalikan ansietas dan menggunakan keterampilan tersebut secara sadar dan konstruktif. Dengan cara ini pasien menjadi kuat dan lebih terintegrasi. Rencana keperawatan pada pasien ansietas tingkat berat dan sedang dijelaskan dalam table.berikut : Diagnose keperawatan : ansietas berat / panic Criteria hasil : pasien akan mengurangi ansietasnya sampai tingkat sedang atau ringan.
24
a. Rencana keperawatan: respon ansietas pada tingkat sedang Tujuan
jangka Intervensi
Rasional
pendek Pasien
dapat Dukung
terlindung
dan
terima Ansietas berat dan panic dapat
dari mekanisme pertahanan diri dikurangi
bahaya
dengan
dari klien. Kenalkan klien mengizinkan
klien
untuk
pada criteria kesediahnyang mementukan besarnay stress berhubungan
dengan yang dapat ditangani. Jika
mekanisme kopingnya saat klien
tidak
mampu
ini. Berikan umpan balik menghilangkan kepada
klien
perilaku, sumber
tentang ketegangan
stressor, koping,
ansietas,
dapat
mencapai
dan tingkat panic, dan klien dapat hindari kehilangan klien.
perhatian pada pobia, ritual atau keluhan fisik, kuatkan ide bahwa kesehatan fisik berhubungan
dengan
kesehatan emosional, batasi prilaku
meladaptif
klien
dengan
cara
yang
mendukung.
Klien
akan
Bersikap
tenang
mengalami
terhadap
klien,
situasi yang
kurangi
lebih sedikit
lingkungan.
menimbulka
interaksi
n ansietas
dengan
Klien
lain,
akan
dan
klien
untuk
dapat dengan
mengubah lingkungan
Batasi
lain
klien
dimodifikasi
stimulus
klien
Prilaku
ineraksi
klien
dengan lingkungan.
Dengan
mendorong
aktivitas keluar rumah
terlibat
meminimalkan aspek
perawat
dalam
menularnya ansietas.
waktu
membatasi klien
yang
25
aktivitas
Identifikasi
dan
tersedia
yang
modifikasi
situasi
dijadwalakan
yang
sehari-hari.
menimbulkan
meningkatkan
ansietas bagi klien.
partisipasi
dan
Berikan
menikmati
aspek
dapat
tindakan
fisik
yang
mendukung
untuk
mekanisme
koping
destruktif
sambil
kehidupan lainnya.
seperti
mandi air hangat dan masase
Ikutlah
terlibat
dengan aktivitas klien untuk
memberikan
dukungan
pada
penguatan
prilaku
produktif
secara
social.
Berikan
beberapa jenis latihan fisik.
Rencanakan
jadwal
atau
daftar
aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari. Libatkan
anggota
keluarga dan system pendukung lainnya. Klien mengalami penyembuhan
akan Berikan medikasi yang dapat Efek
hubungan
terapeutik
membantu mengurangi rasa dapat ditingkatkan jika kendali dan tidak nyaman klien. Amati kimiawi
terhadap
gejala-gejala
efek samping medika dan memungkinkan
ansietas berat.
lakukan
klien
gejala untuk
penyuluhan mengarahkan perhatian pada
kesehatan yang relevan.
konflik yang mendasari. 26
b. Rencana keperawatan : respon ansietas pada tingkat berat Tujuan jangka pendek
pasien
intervensi
rasional
akan bantu klien mengidentifikasi untuk
mengidentifikasi dan dan menggambarkan perasaan
perasaan
menggambarkan koping yang
Klien
Kaitkan
perasaan prilaku
Validasikan
penyebab ansietas
perubahan
baru.
Klien
dan
mengatasi
klien penyangkalan dan resistens
akan dengan perasaan tersebut.
mengidentifikasi
yang
respon
mendasari harus pertama kali menyadari
tentang kecemasan.
ansietasnya
mengadopsi
yang
disadari
atau
tidak
semua disadari. dan
asumsi Setelah
kepada pasien .
dikenali.
Gunakan pertanyaan terbuka mengerti
perasaan
ansietas
Klien
harus
perkembangannya
untuk beralih dari topik yang termasuk stressor pencetus, tidak mengancam ke isu-isu dan sumber yang tersedia. konflik. Variasikan besarnya ansietas untuk
meningkatkan
motivasi klien. Gunakan
konfrontasi
supportif dengan bijaksana. Bantu klien menggamabrkan situasi dan interaksi yang mendahului ansietas . Tinjau
penilaian
klien
terhadap stressor nilai nilai yang terancam dan cara konflik berkembang. Hubungkan
pengalaman 27
klien dengan pengaalaman yang relevan pada masa lalu.
klien
akan kaji
menguraikan koping
respon menurunkan
adaptif
malafaptif
bagaimana
klien respon koping adaptif dapat
ansietasnya dipelajari
melalui
dan dimasa lalu dan tindakan mekanisme yang
dilakukan
untuk digunakan
menurunkannya. Tunjukkan Penilaian efek
maladaptif
analisa
koping
yang
dimasa
lalu.
ulang
stressor,
dan mengguanakn sumber koping
destruktif dari tespon koping yang tersedia dan menerima saat ini.
tangguang
jawab
untuk
Dorong klien menggunakan berubah. koping adaptif yang efektif dimasa lalu Fokuskan
klien
pada
tanggung
jawab
untuk
berubah. Bantu
klien
mengevaluasi
untuk
nilai,
sifat,
dan arti stressor pada saat yang tepat. Bantu klien secara aktif mengaitkan hubungan sebab akibat. klien
akan bantu klien mengidentifikasi Individu
mengimplementasikan cara dua
respon
untul ansietas
untuk
membangun sttess
adaptif kembali
pikiran, distress
mengatasi memodifikasi
dapat
mengatasi
dengan
mengatur
emisional
yang
prilaku, menyertainya melalui teknik
menggunakan sumber dan penatalaksanaan stress. menguji
sumber
koping
yang baru. 28
Dorong
klien
aktivitas
melakukan
fisik
untuk
menyalurkan energi. Libatkan
orang
yerdekat
sebagai sumber koping dan dukungan sosial. Ajarkan
telnik
relaksasi
untuk meningkatkan percaya diri.
5. Implementasi Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang di susun. Fokus intervensi pada klien dengan respon ansietas menurut tingkatannya: 1. Intervensi dalam ansietas tingkat berat dan panik perioritas tertinggi dari tujian keperawatan harus ditujukan uktuk menurunkan ansietas tingkat berat atau panik, pasien dan intervensi keperawatan yang berhubunhan harus supporift dan protektif. 2. Intervensi dalam ansietas tingkat sedang. Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan atau sedang perawat dapat mengimplementasikan intervensi keperawatan re eduktif atau berorientasi pada pikiran.intervensi ini melibatkan pasien dalam peroses pemecahan masalah. 6. Evaluasi Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi perlu dilakukan terus menerus pada respon ansietas klien terhadap tindakan leperawatan yang dilakukan. a. Pantau Respon Klien terhadap ansietas dan tindakan keperawatan yang dilakukan. b. Klien mengalami hilangnya tanda dan gejala ansietas. c. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal secara perlahan.
29
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ansietas merupakan emosi dan pengalaman individu yang objektif, seperti sebuah energy yang tidak dapat diamati secara langsung dan tidak diketahui jelas penyebabnya. Termasuk di dalamnya adalah pengalaman baru, accident, dan suatu hal lain baik itu menyenangkan ataupun menyedihkan. Kecemasan terjadi sebagi akibat dari ancaman terhadap diri seseorang. (Stuart and Sundeen, Phyciatric Mental Heart Nursing). Sindrom Anxietas disebabkan oleh hiperaktivitas dari sistem limbik susunan saraf pusat, yang terdiri dari neuron-neuron dopaminergik, noaradrrenergik dan seratonergik, yang dikendalikan oleh neuron-neuron GABA-ergik (Gamma Amino Butiric Acid). Pada kecemasan terjadi sebagaimana terjadi pada stress. Terjadi pengaktifan sel saraf simpatis dan aktivasi hipotalamus-hipofisis, adrenal. Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan, maka dengan berbagai cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar.
3.2 Saran Setelah membaca makalah ini, diharapkan agar para pembaca mengerti dan memahami konsep tentang ansietas khsusnya kepada perawat agar mampu menerapkan asuhan keperawatan yang baik dan benar kepada klien dengan gangguan ansietas.
30
DAFTAR PUSTAKA Asmadi. 2008. Teknik procedural keperawatan: Konsep dan Aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba medika Isaacs,Ann.2004.Panduan edisi.3.Jakarta:EGC.
Belajar:Keperawatan
Kesehatan
Jiwa
dan
Psikiatrik
Mallapiang.2003. Keperawatan jiwa. Jakarta : EGC Keliat, BA, akemat, Daulima, NHC, & Nurhaeni, N. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC Stuart, GW. 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed9. Missouri: Mosby.Inc Townsand, MC. 2005. Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing. ed3. F.A Davis Company : Philadelphia
31