308321768-1-anatomi-kepala-dan-leher-secara-umum.docx

  • Uploaded by: Krisna Muhammad
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 308321768-1-anatomi-kepala-dan-leher-secara-umum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,472
  • Pages: 44
A. ANATOMI KEPALA DAN LEHER SECARA UMUM

1. Tulang Tengkorak Tengkork manusia tersusun dari 22 buah tulang yang erupakan gabungan tulang – tulang tempurung kepala (kranium) dan tulang muka. Tulang tempurung kepala berfungsi untuk melindungi otak. Tulang tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (frontal), tulang kepala belakang (osipital), tulang ubun – ubun (parietal), tulang baji (sphenoid), tulang tapis (etmoid), dan tulang pelipis (temporal). Di bagian bawah tempurung kepala terdapat rongga khusus yang disebut foramen magnum yang menjadi tempat keluar masuknya pembuuh darah saraf serta darah yang kemudian menuju ke sumsum tulang belakang. Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang – tulag muka membentuk rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung serta langit –langit, dan memberi bentuk wajah. Tulang muka terdiri dari tulang rahang atas (maksila), tulang rahang bawah (mandibula), tulang pipih (zygomaticum), tulang air mata (lakrimal), tulang hidung (nasal), dan tulang langit – langit (palatum). Tabel 1.1 Tulang tengkorak Bagian kepala

Bagian Muka/Wajah

Tulang dahi(os.frontale)

1 tulang

Tulang

rahang

atas 2 tulang

(os.maxilla) Tulang

ubun



ubun 2 tulang

Tulang

rahang

bawah 2 tulang

(os.parietal)

(os.mandibula)

Tulang kepala belakang 1 tulang

Tulang pipi (os.zygomaticum) 2 tulang

(os.occipetal) Tulang

baji 2 tulang

(os.sphenoidale) Tulang

Tulang

langit

–langit 2 tulang

(os.pallatum) pelipis 2 tulang

Tulang hidung (os. Nasale)

2 tulang

(os.temporale) Tulang

tapis 2 tulang

Tulang air mata (os.lacrimale) 2 tulang

(os.etmoidale) Tulang lidah (os.hyoideum)

1 tulang

Gambar 1.1 Tulang Tengkorak (Sabotta)

2. Otak besar (Serebrum) Otak besar terdiri dari dua belahan yang disebut hemisferium serebri. Kedua hemisferum (kanan dan kiri) saling dipisahkan oleh fisura longitudnalis serebri. Falks serebri, suatu perluasan duramater (lapisan pembungkus otak besar) nampak menonjol ke dalam fisura longitudinal serebri. Terdiri dari dua belahan otak, dihubungkan oleh corpus collosum. Ujung anterior corpus collosum disbut genu dan ujung posterior corpus collosum disebut splenium. Lobus serebrum terdiri dari : 1. Lobus frontalis 2. Lobus parietalis 3. Lobus oksipitalis 4. Lobus temporalis 5. Insura anatara fissura temporalis

Gambar 1.2 Cerebrum (Otak Besar) 3. Otak Kecil (Cerebellum) Cerebellum adalah organ sentral yang terletak di fossa posterior intrakranial. Bagian atas cerebellum ditutupi oleh durameter yang disebut sebagai tentorium cerebelli. Tentorium cerebelli ini sekaligus memisahkan cerebellum dengan cerebri. Cerebellum dihubugnkan dengan batang otak melalui pedunkulus yang terdiri atas 3 macam, yaitu pedunkulus cerebella superior, pedukulus cerebella media, serta pedunkulus cerebelli inferior. Ketiga pedunkulus tadi terdiri masing-masing sepasang di bagian lateral cerebellum yang menghubungkan cerebellum dengan batang otak.

Ventrikel empat merupakan ruangan yang terdapat diantara pedunkulus cerebelli. Ventrikel keempat dihubungkan dengan ruang subarachnoid dengan foramen lucshka dibagain anterolateral serta foramen Magendi di bagian posterior. Dibagian caudal dari pedunkulus media dan inferior terspat struktur yang terletak di sisi kanan kiri yang disebut sebagai floculus. Kedua struktur ini dihubungkan oleh suatu bangungan yang mengalami penyempitan yang disebut sebagai nodulus. Kedua bangunan ini disebut sebagai floculonodulus.

Fungsi cerebellum secara umum adalah untuk fine motor tuning. Cerebellum terintegrasi dengan bagian otak lain untuk koordinasi gerakan. Cerebellum secara fungsional dan filogenetika mempuyai 3 fungsi yaitu : 

Archicerebellum (vestibulocerebellum), bagian ini merupakan bagian yang paling tua, berfungsi utuk keseimbangan. Bagian ini terdiri atas Floculo Nodularis. Menerima impuls sebagian besar dari vestibular.



Paleocerebellum (spinocerebellum), bagian ini berfungsi untuk posisi berdiri dan berjalan. Menerima impuls sebagian besar dari spinal sehingga disebut sebagai spinocerebellum. Bagian ini terdiri atas culmen dan lobulus centralis yag terletak di anterior vermis, kemudia juga uvula, pyramid dan parafloculus. Bagian ini dapat disederhanakan sebagai vermis dan paravermis.



Neocerebellum (cerecerebellum), merupakan bagian yang paling muda, terletak di lobus posterior cerebellum. Cerecerebellum mempunyai fungsi untuk koordinasi gerakan halus dan komplek dari tubuh.

Secara anatomis Cerebellum terdiri atas 2 hemisfer, yaitu kanan dan kiri, dan vermis yang terletak diantaranya.

Disebut

sebagai

vermis karena bentuknya yang mirip

cacing

dilakukan

(vermis).

potongan

terhadapcerebellum,

Jika

melintang maka

akan

terdapat dua lapisan, yaitu lapisan korteks cerebellum dan Gambar 1.3 Cerebellum (www.Google.com)

lapisan substansia alba dengan deep nuclei yang ada didalamnya. Hemisfer cerebellum merupakan pusat integrasi dan pengolahan impuls aferen yang kemudian diproyeksikan ke deep nuclei. Dari deep nuclei impuls akan disebarkan ke bagian otak yang lain ataupun ke medula spinalis.

4. Batang otak (Brainstem) Batang otak terdiri atas diensefalon, mid brain, pons dan medulla oblongata. Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pernapasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung, pusat muntah, bersin dan batuk.

Gambar 1.4 Brainstream (www.Google.com) Fungsi utama dari batang otak adalah memastikan fungsi dasar penting kehidupan seperti detak jantung, tekanan darah dan pernapasan. Batang otak juga memainkan peran dalam gairah dan kesadaran. Setiap informasi yang masuk atau meninggalkan otak harus melewati struktur ini. Batang otak terdiri dari otak tengah, pons, dan medula oblongata, masing-masing memainkan peran yang berbeda dalam mempertahankan kehidupan manusia. Otak tengah berfungsi dalam penglihatan, pendengaran, gerakan mata, dan gerakan tubuh. Ini berisi bundel besar akson, atau panjang, benang sel-sel saraf bertanggung jawab untuk melakukan impuls dalam sel tubuh.

Akson ini penting untuk fungsi motorik sadar, atau gerakan-gerakan yang dilakukan dengan sengaja, seperti berjalan, memungut benda, atau melempar bola. Hal ini juga berisi saraf yang mengontrol mata. Degenerasi neuron di bagian otak akan berhubungan dengan penyakit Parkinson.

Pons membantu mengatur kontrol motorik dan analisis sensorik, karena semua informasi yang masuk melalui indera melewati pons dalam berjalan ke bagian otak yang terlibat dalam proses lebih lanjut. Fungsi Pons lainnya dari batang otak adalah untuk membantu menentukan tingkat tidur atau kesadaran seseorang. Bagian dari struktur melekat pada otak kecil, yang terlibat dalam mengendalikan gerakan dan postur. Kerusakan pada pons sering mengakibatkan kurangnya koordinasi dan kesulitan memproses data indrawi yang baru.

Medula oblongata terletak antara pons dan sumsum tulang belakang. Ia memelihara semua fungsi tubuh yang vital, termasuk pernapasan, pencernaan, dan tekanan darah dan memicu beberapa refleks yang berbeda, termasuk yang menyebabkan muntah, batuk dan bersin. Medula oblongata juga bertindak sebagai pembawa pesan, meneruskan pesan dari otak ke sumsum tulang belakang.

Lokasi struktur membuatnya rentan terhadap cedera yang mempengaruhi fungsi batang otak, karena dikelilingi oleh tonjolan tubuh. Trauma berat, seperti akibat kecelakaan mobil atau jatuh, bisa menyebabkan gangguan dalam fungsi batang otak. Tergantung pada bagian yang terkena, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi mulai dari kehilangan memori jangka pendek sampai kelumpuhan atau kematian. Fungsi otak juga dapat terganggu oleh stroke yang mempengaruhi wilayah itu. Tergantung pada daerah yang terkena, pasien mungkin lumpuh dan tidak mampu berbicara, tapi masih mungkin dapat berkomunikasi dengan berkedip. Kondisi ini disebut sebagai sindrom ” locked-in”.

Semua informasi sensorik melewati pons batang otak. Jika stroke mempengaruhi daerah yang bertanggung jawab untuk fungsi tubuh tidak secara sadar, seperti pernapasan, tanpa intervensi medis yang tepat kematian dapat terjadi dengan cepat.

5. Lapisan pelindung otak

Gambar 1.5 Lapisan Pelindung Otak (www.Google.com)

Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari piamater, lapisan arakhnoid dan duramater. 1. Piamater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis serta melekat erat pada otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf. 2. Lapisan arakhnoid (tengah) terletak di bagian eksternal piamater dan mengandung sedikit pembuluh darah . a. Ruang subarakhnoid memisahkan lapisan arakhnoid dari piamater dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi arakhnoid terhadap piamater di bawahnya. b. Berkas kecil jaringan arakhnoid, villi arakhnoid menonjol ke dalam sinus vena duramater. 3. Duramater, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan, tetapi terputus pada sisi spesifik. a. Lapisan periosteal luar pada duramater melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. b. Lapisan meningeal dalam pada duramater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk bagian-bagian berikut :

i. Falk serebrum terletak dalam fisura longitudinal antar hemisfer serebral. Bagian ini melekat pada krista galli tulang etmoid ii. Falk cerebellum membentuk bagian pertengahan antar hemisfer serebral. iii. Tentorium cerebelum memisahkan cerebrum dari cerebelum iv. Sela diagfragma memanjang di atas sela tursika, tulang yang membungkus hipofisa. c. Pada beberapa regia kedua lapisan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak d. Ruang subdural memisahkan duramater dari araknoid pada regia kranial dan medulla spinalis e. Ruang epidural adalah ruangan potensial antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada duramater di regia medulla spinalis f. Cairan cerebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak

6. Anatomi sinus paranasal Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasalis, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.

Gambar 1.6 Sinus paranasal (Kelly, 1997)

7. Anatomi Leher Leher ( cervical ) merupakan tempatlewatnya saluran nafas, saluran

pencernaan,d a n

juga

tulang

belakang

yang

m e r u p a k a n saluran serabut saraf. Oleh karena itu, padasetiap kejadian trauma, sebelum traumacervical dapat disingkirkan, harus dianggapada trauma

cervical.

Pada

merupakanpercabangan

bagian

leher terdapat

dari

aorta.

arteri Arteri

karotis

yang karotis

dapatm e r u p a k a n s a l a h s a t u a r t e r i y a n g d i p a k a i untuk menilai denyut jantung. Leher juga merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thoraks dan caput. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus, linea nuchae suprema sampai ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni, klavicula, acromion dan suatu garis lurus yang menghubungkan kedua acromia. Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis membungkus musculus Sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan fascia sisi lain. Fascia koli media membungkus otot-otot pratrakeal dan bertemu pula dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fascia coli superficial. Ke dorsal fascia koli media membungkus arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus jadi satu. Fascia koli profunda membungkus musculus prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fascia koli media. Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior dan trigonum posterior atau lateral. 1. Trigonum anterior : di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea mediana leher dan mandibulae, terdiri dari : 

Trigonum muscular : dibentuk oleh linea mediana, musculus omohyoid venter superior, dan musculus sternokleidomastoideus.



Trigonum caroticum : dibentuk oleh musculus omohyoid venter superior, musculus sternokleidomastoideus, musculus digastricus venter posterior.



Trigonum submentale : dibentuk oleh venter anterior musculus digastricus, os. hyoid dan linea mediana.



Trigonum submandibulare : dibentuk oleh mandibula, venter superior musulus digastricus, dan venter anterior musculus digastricus

2. Trigonum posterior : dibatasi superior oleh musculus sternokleidomastoideus, musculus trapezius dan clavicula, terdiri dari : 

Trigonum supraclavicular : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid, clavicula dan musculus sternokleidomastoideus.



Trigonum occipitalis : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid, musculus trapezius dan musculus sternokleidomastoideus.

Gambar 1.7 Anatomi Leher (Sabotta)

8. Muskuloskeletal System (Otot Kepala Dan Leher)

Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk, Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi). A. Otot kepala Otot bagian ini dibagi menjadi 5 : 1) Otot pundak kepala: fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 : a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang. 2) Otot wajah berbagi atas : a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah b. Muskulus oblikus okuli /otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata c. Muskulus orbikularis okuli/ otot lingkar mata terdapat disekeliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata

Gambar 1.8.1A Otot Wajah

3) Otot mulut/bibir dan pipi, terbagi atas : a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah d. Muskolus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum. 4) Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah , terbagi atas: a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus , fungsinya menarik rahang ke bawah ke depan 5) Otot lidah sangat berguna dalam dalam membantu pancaindra untuk mengunyah Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.

Gambar 1.8.2A Otot kepala dan leher, pandangan lateral (The Human Body 1994)

B. Otot leher Bagian otot ini terbagi 3, yaitu : a. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. berfungsi menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir. b. Muskulus sternokleidomastoid disamping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduannya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernafasan c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

Gambar 1.8.3B Otot Leher, pandangan coronal posterior (The Human Body 1994)

9. SISTEM SARAF PADA KEPALA DAN LEHER

Gambar 1.9.1 Sistem Syaraf (www.Google.com) Syaraf yang ada pada kepala dan leher 1. Syaraf opticus bersifat sensoris berguna untuk penglihatan 2. Syaraf oculmotorius bersifat motoris berguna untuk menggerakan mata 3. Syaraf trigeminus bersifat motoris, berguna untuk mengurus otot-otot pengunyah, otot kulit muka, gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah, mokusa mulut, kelenjar ludah dan hidung 4. Syaraf facialis bersifat majemuk, menerima rangsangan pengecap dari lidah, mengurus otot-otot muka dan kelenjar ludah 5. Syaraf ocusticus mengurus rangsangan dari telinga ke pusat pendengaran 6. Syaraf glasso bagian glasspharyngius bersifat majemuk, terdiri dari bagian lidah, pharyng dan telinga. Bagian sensoris khusus untuk pengecapan 1/3 bagian kelenjar lidah, bagian parasympatis untuk sekresi kelenjar parotis 7. Syaraf hipoglosus bersifat untuk mengurus otot-otot lidah

Gambar 1.9.2 Sistem Persyarafan pada kepala dan leher (Encyclopedia,Inc 2004) Syaraf trigeminus sangat erat hubungannya dengan pencabutan gigi dan anaesthesi. Syaraf trigeminus mempunyai 3 cabang yaitu : 1. Syaraf opthalmicus : Syaraf ini masuk kedalam orbita melalui fissura obbitalis superior sesudah terbagi dalam cabang-cabang utamanya, yaitu : a. Syaraf nasociliaris b. Syaraf frontalis c. Syaraf lacrimalis yang melayani daerah konjungtiva, kelopak mata, kulit bagian atas dari muka dan bagian frontal calvorsum, mucusa hidung lacrimalis secara sensoris 2. Syaraf maxillaris : Syaraf maxillaris masuk kedalam fossa pterygopa latina membuat cabang-cabang yaitu: 1. Syaraf uvula,tonsil, palatum molle (palatum lunak) dan palatum durum (palatum keras) 2. Syaraf palatini, memasuki daerah palatum melalui foramen palatina poeterior Syaraf nasopalatinus memasuki daerah palatinus bagian depan melalui cenalis incisivus a. Syaraf alveolaris superior posterior yang memberi persyarafan pada molar

dan gusi, menuju tujuan mereka dengan menebus maxilla dibagian tuber, syaraf maxillaris melanjutkan perjalanannya sebagai syaraf infra orbitalis masuk kedalam orbita(rongga mata) melalui canalis infra orbitalis dan mencapai foramen infra orbitalis disebelah maxilla. b. Syaraf infra orbitalis memberi cabang-cabang: Syaraf alveolaris turun kegigi-gigi yang ditujunya melalui dinding sinus dan membentuk anyaman serat-serat syaraf yang disebut plexus dentalis superior didekat gigi-gigi. 3. Syaraf mandibularis : Syaraf ini dibagi menjadi 2 bagian utama , yaitu : a. Bagian anterior yang bersifat motoris, dan satu serat sensoris yaitu syaraf buccinatorius yang menuju ke pipi dan selaput lendir bagian dalam mulut. b. Bagian posterior yang sifatnya terutama sensoris dengan satu cabang kecil motoris yaitu syaraf mylohyodieus, untuk mylohyodieus dan bagian anterior otot digstricus. Cabang motoris ini turut dengan syaraf alveolaris superior sampai tempat masuknya syaraf ini kedalam rahang bawah melalui foramen mandibuare.

Gambar 1.9.3 Sistem Syaraf pada leher (Sabotta)

10. Anatomi dan fisiologi pembuluh darah di otak

Gambar 1.10.1 Pembuluh darah kepala dan leher (www.Google.com)

1. Sirkulasi darah dalam otak a. Aliran darah arteri

Gambar 1.10.2 Pembuluh darah arteri (Sabotta)

Dua arteri vertebralis berjalan keatas sepanjang media, dan dua arteri karotis interna yang memasuki otak dari permukaan ventral. Cabangcabang penghubung antaran keempat arteri utama itu mencegah terjadinya kerusakan otak bila satu atau dua diantara pembuluh-pembuluh itu tersumbat. Namun arteri-arteri yang kecil tersebar dipermukaan otak tidak mempunyai banyak penghubung antar yang satu dengan yang lain. Karena itu sumbatan pada salah satu pembuluh tersebut biasanya menyebabkan kerusakan jaringan otak yang bersangkutan (Guyton, 1993). b. Aliran darah vena Fungsi vena dalam sirkulasi otak berbeda dengan vena-vena lain, karena vena-vena otak tidak dapat kempes. Vena-vena itu berbentuk venus yang berdinding durameter yaitu jaringan ikat yang melingkupi otak. Sisisisi sinus melekat erat pada tengkorak dan jaringan lain sehingga tidak dapat kempes total. Selain itu karena kepala berada pada posisi tegak hampir sepanjang waktu berat dari darah vena akan dengan sendirinya menurunkan darah itu ke jantung (Guyton, 1993)

Gambar 1.10.3 Pembuluh darah Vena (Sabotta)

A. RONGGA MULUT (Cavita Oris)

Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibulum yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi. Dan bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan faring. Palatum terdiri atas 2 yaitu: Palatum durum (palatum keras) yang merupakan perantara antara rongga hidung dan rongga mulut dan palatum mole (palatum lunak), terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak. Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Atap mulut tersusun atas palatum keras (durum) dan lunak (molle), keduanya diliputi oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupakan tonjolan konis yang menuju ke bawah dari batas tengah palatum lunak. Hard Palate, dilapisi oleh masticatory mucosa dan Jaringan ikat melekat langsung pada jaringan tulang, sedangkan Soft Palate, dilapisi oleh lining mucosa,

Palatum Keras

Palatum Lunak

Jaringan ikat kaya dengan kelenjar ludah minor, bagian dalam berupa otot skelet, Soft palate berlanjut keposterior menjadi Uvula. Dilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan dalam bibir. a) Gigi (Dens) Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik. Terdapat 4 jenis gigi yaitu gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk merobek/mencabik makanan. Gigi seri (dens inscisivus) berfungsi untuk memotong makanan. Gigi geraham depan (dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang keduanya berf ungsi untuk menghaluskan makanan. Geligi ada dua macam: a. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak 6-7 bulan dan jumlahnya 20 buah. Terdiri dari: 8 buah gigi seri, (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kanisus), dan 8 buah gigi geraham (morale) b. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun), jumlahnya 32 buah.

Berikut ini adalah bagian bagian dari gigi, 1) Corona dentis (mahkota) 2) Radix dentis (akar gigi) 3) Cervix dentis (leher gigi)

Leher

b) Lidah (Lingua)

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot ini dapat digerakan disegala arah. Lidah terbagi atas 3 bagian yaitu:

1) Apex lingua (ujung lidah), 2) Dorsum lingua (punggung lidah), 3) Dan radix lingua (akar lidah) Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membrane mukosa. Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia (mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang sebagian bertanduk. bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh darah dan saraf. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda.

Akar lidah

T erdapat 4 jenis papilae lingualis yaitu : 1) Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung puting kecap (reseptor). 2) Papilae fungiformis: menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya. 3) Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting kecap. 4) Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumvalate tersebar pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit inimemungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan memproses rangsangan pengencapan yang baru. Selain kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papila ini, terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding rongga mulut lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk memberi respon terhadap rangsangan kecap.

c) Kelejar Ludah (Saliva)

Kelenjar Ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri atas gabungan kelompok alveoli bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil. Saluran- saluran dari setiap alveolus bersatu untuk membentuk saluran yang lebih besar dan mengantar sekretnya ke saluran utama dan melalui ini secret di tuangkan ke dalam mulut. Fungsi kelenjar ludah ini ialah mengeluarkan saliva, yang merupakan cairan pertama yang mencernakan makanan. Deras aliran saliva dirangsang oleh adanya makanan dalam mulut, melihat, membaui dan memikirkan makanan.

Ada 3 kelenjar ludah (saliva) utama yaitu :

1) Kelenjar parotis, Kelenjar terbesar, satu di sebelah kiri dan satu sebelah kanan dan terletak dekat di depan agak ke bawah telinga. Sekretnya di tuangkan ke dalam mulut melalui saluran parotis atau saluran Stensen, yang bermuara di pipi sebelah dalam, berhadapan dengan geraham (molar) kedua arus. Ada dua struktur penting yang melintasi kelenjar parotis, yaitu arteri karotis externa dan saraf kranial ketujuh (saraf fasialis) 2) Kelenjar sub mandibularis Kelenjar terbesar nomor dua besarnya sesudah kelenjar parotis. Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar buah kenari. Sekretnya di tuangkan ke dalam mulut melalui saluran submandibularis atau saluran Wharton, yang bermuara di dasar mulut, dekat frenulum lingue 3) Kelenjar sub lingualis Kelenjar yang terkecil. Letaknya di bawah lidah di kanan dan kiri frenulum linguae dan menuangkan sekretnya ke dalam dasar mulut melalui beberapa muara kecil. B. FARING (Pharynx)

Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan system pernapasan dan pencernaan. Terletak di belakang hidung, mulut dan larynx (tenggorokan). Pharynx berupa saluran berbentuk krucut dari bahan membrane berotot (muskula membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak samapi di ketinggian vertebrata servikal keenam yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat farinx bersambung dengan usofagus. Pada ketinggian ini pharynx bersambung dengan trachea (batang tenggorok). Panjang pharynx berkisar tujuh sentimeter. Pharynx membentuk hubungan antara daerah hidung dan larynx. Secara anatomik dibedakan atas nasofaring dan orofaring. 1) Nasofaring

Terletak di belakang hidung. Selaput lendirnya adalah selaput lendir berkelenjar, dengan epitel silindris banyak baris bersilia, dan diantaranya terdapat sel mangkok. Pada propria

mukosa terebar kelenjar seromukous dan jaringan limfoid. Ujung kelenjar seromukous lebih banyak memiliki sel yang bersifat sereus. 2) Orofaring/ Faring oralis Terletak di belakang mulut. Selaput lendirnya adalah selaput lendir kutan dengan banyak papil mikroskopik. Pada tunika propria terdapat kelenjar mukous dan jaringan limfoid yang membentuk tonsil (amandel). Fascia bagian dalam merupakan batas dengan selaput lendir yang terdiri dari serabut elastis. Dibawahnya terdapat lapis otot kerangka yang tersusun secara memanjang dan melintang. Fascia bagian luar terdiri dari serabut kolagen dengan sedikit serabut elastis, dan langsung berbatasan dengan adventisia yang banyak mengandung pembuluh darah, limfe, saraf, dan folikel getah bening.

3) Laryngopharynx/ Faring laringeal

Bagian terendah yang terletak di belakang larynx, dua bagian posterior lubang hidung

(naresa) yang berada di belakang rngga hidung, mulut, larynx, dan oesefagus. Esofagus adalah suatu organ berbentuk silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm, terbentang dari hipofaring pada daerah pertemuan faring dan esofagus (vertebra servikal 5-6) di bawah kartilago krikoid, kemudian melewati diafragma melalui hiatus diafragma (vertebra torakal 10) hingga ke daerah pertemuan esofagus dan lambung dan berakhir di orifisum kardia lambung (vertebra torakal 11). Esofagus dibagi menjadi 3 bagian yaitu, servikal, torakal dan abdominal.Esofagus servikal merupakan segmen yang pendek, dimulai dari pertemuan faring dan esofagus menuju ke suprasternal notch sekitar 4-5 cm, di bagian depannya dibatasi oleh trakea, belakang oleh vertebra dan di lateral dibatasi oleh carotid sheaths dan kelenjar tiroid. Kemudian dilanjutkan esofagus torakal yang memanjang dari suprasternal notch ke dalam hiatus diafragma. Pada bagian torakal dapat dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu: esofagus torakal bagian atas yang memanjang pada level margin superior dari manubrium sterni ke level margin inferior dari percabangan trakea, esofagus torakal bagian tengah yang memanjang dari level margin inferior percabangan trakea sampai dengan daerah pertengahan antara percabangan trakea dan daerah pertemuan esofagus-lambung, terakhir esofagus torakal bagian bawah yang memanjang dari daerah pertengahan tersebut sampai level diafragma.Esofagus abdominal memanjang dari hiatus diafragma hingga ke orifisium dari kardia lambung

Pada esofagus terdapat 2 daerah bertekanan tinggi yang berfungsi untuk mencegah terjadinya aliran balik dari makanan yaitu: sfingter esofagus atas dan bawah.Sfingter esofagus atas terletak diantara faring dan esofagus servikal dan sfingter esofagus bawah terletak pada perbatasan antara esofagus dan lambung.

Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, yang fungsi utamanya adalah menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme). Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang dinamakan rugae. Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat

mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster. Bagian lambung terdiri dari : 1) Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan 2) 3) 4) 5) 6)

biasanya penuh berisi gas. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus. Kurvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus. Kurvatura mayor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Osteum kardiak, merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik. a. Usus halus (Usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri atas : lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ) Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). 1. Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus ini memiliki panjang sekitar 25 cm,berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang membukit di sebut papila vateri,pada papila vateri bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pakreas (duktus wirsungi/ duktus pankreatikus).

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. 2. Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat vili yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. 3. Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum. b.

Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir masuk. Usus besar terdiri dari : o

Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu dan adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.Apendiks berfungsi dalam sistem limfatik. o

Kolon asendens (kanan)

Panjangnya sekitar 13 cm terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur keatas dari dari ileum ke bawah hati. o

Kolon transversum

Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis. o

Kolon desendens (kiri)

Panjangnya sekitar 25 cm ,terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon sigmoid o

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon desendens, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum Rektum-Anus Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis depan os sacrum dan os koksigis. Anus

merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagiannya lagi dari usus.Anus terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter : 1. Sfingter ani internus (sebelah atas), involunter. 2. Sfingter levator ani, bersifat involunter. 3. Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bersifat volunter

Anatomi Fisiologi Rangka Manusia

Sistem rangka manusia adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup khususnya manusia. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari 8 buah tulang kepala, 25 buah tulang kerangka dada, 14 buah tulang wajah, 26 buah tulang belakang dan pinggul, 6 buah tulang telinga dalam, 64 buah tulang lengan, 1 buah tulang lidah dan 62 tulang kaki. Fungsi kerangka bagi tubuh kita antara lain menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh, melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru, tempat melekatnya otot-otot, untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot, tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah, memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah. Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu: A. Skeleton aksial Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan.

Macam-macam skeleton aksial yaitu: 1. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari: 

a.Bagian parietal, terdapat pada tulang dahi



b.Bagian temporal, terdapat pada tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga



c.Bagian occipitas, terdapat pada daerah belakang dari tengkorak



d.Bagian spenoid, terdapat berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji



e.Bagian ethmoid, terdapat pada tulang yang menyusun rongga hidung

Tulang Tengkorak Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura. 2, Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari: 

a.Rahang bawah: menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas dan menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit



b.Palatinum (tulang langit-langit): menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut



c.Zigomatik terdapat pada tulang pipi



d.Tulang hidung



e.Tulang lakrimal merupakan sekat tulang hidung.

3. Tulang dada Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan. Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu: 

a.Tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua



b.Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.



c.Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.

4. Tulang rusuk Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu: 

a.Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan



b.Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada



c.Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:

a). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan. b). melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan c). membantu pernapasan.

5. Ruas-ruas tulang belakang Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. ke 33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu: 

a.Tujuh ruas pertama disebut tulang leher. ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.



b.Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.



c.Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.



d.Lima ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.



e.Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), tersusun atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu. Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga

keseimbangan. menyokong kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.

B.

Skeleton

apendikular

Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton aksial. Skeleton aksial terdiri dari : 

a.Anggota gerak atas



b.Anggota gerak bawah



c.Gelang bahu



d.Gelang panggung



e.Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx

1. Tulang anggota gerak atas (extremitas superior) Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas: 1. Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna 2. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna. 3. Karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen 4. Metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)

5. Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang. 2. Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior) Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang: 1. Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut. 2. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot 3. Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut 4. Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit. 5. Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar. 6. Palanges / tulang jari-jari tangan. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang. 3. Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka) Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat. Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi. 4. Gelang panggul

Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organorgan vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen.

DINDING THORAX

Pendahuluan A. Thorax 1. Batas a. Pintu atas rongga dada (pintu masuk thorax) membatasi tepi atasnya dan berhubungan dengan leher dan ekstremitas bagian atas. b. Pintu bawah rongga dada (pintu keluar thorax) ditutup oleh diafragma 2. Isi : jantung, paru-paru, dan neurovaskular B. Daerah pektoral. Bagian anterior dinding dada menjadi tempat lekat untuk otot yang berinsersi pada gelang pektoral dan kedua lengan atas.

Tanda permukaan a. Vertebra torakal. Masing-masing prosesus spinosus 12 vertebra torakal b. Sternum 1. Insisura yugularis manubrium : batas anterior leher dan thorax 2. Sendi sternoklavikularis 3. Angulus sternum (dari Louis): sudut ini terletak pada persendian kosta ke 2 dan setinggi vertebra torakal ke 4 4. Korpus sternum 5. Prosesus sifoideus dengan arkus kostarum membatasi angulus infrasternalis C. Iga 1. Dinding rangka kosta terdiri dari 12 pasang kosta a. Tujuh pasang kosta sejati (1-7) bersendi dengan vertebra torakal dan sternum b. Lima pasang kosta palsu (8-12) bersendi dengan vertebra torakal dan kartilago kosta di atasnya,  membentuk bagian aterior arkus kostarum. c. Dua pasang terakhir kosta plasu (11 dan 12) hanya bersendi dengan vertebra torakal  kosta melayang 2. 12 pasang kosta tergabung dengan sela kosta  lokasi thoraxsebelah anterior D. Gelang pektoral Kedua klavikula dan kedua skapula membentuk gelang pektoral. 1. Klavikula. Bersendi dengan manubrium pada sendi sternoklavikularis (lebih terlihat saat sirkumduksi lengan atas).

Garis midklavikular (garis tegak lurus yang melalui

pertengahan klavikula). 2. Skapula. a. Taju akromion  permukaan superior bahu b. Prosesus korakoideus  tulang ketiga yang bergabung dengan skapula

c. Spina skapula  dinding dorsal thorax d. Apex  setinggi kosta ke 7 atau sela kosta ke 7 E. Glandula mammae Puting susu pada pria  ICS 4 Puting susu wanita (lokasi beragam) Organ thoraxbagian dalam  tidak teraba secara langsung

Dinding thorax 1. Vertebra torakal. 12 vertebra torakal : korpus dan arkus neural a. Korpus. Berturut-turut korpus vertebra menjadi lebih massif. Bersendi pada vertebra  diskus intervertebral, merupakan amfiartrosis. Lingkar anulus fibrosus memberikan kekuatan, gelatin nukleus pulposus yang terbungkus menyebarkan tekanan menyebrangi permukaan sendi. b. Masing –masing korpus memiliki faset dekat pertemuannya dengan pedikel untuk persendian diartrosis dengan kaput kosta yang letak tepat disebelah superior dan inferiornya. 2. Arkus neural membentuk kanalis neuralis yg berisi medula spinalis. Arkus neural tersusun dari pedikel dan lamina. a. Sepasang pedikel dan memiliki faset untuk sendi diartrosis antar vertebra (1) Umumnya faset pada prosesus artikularis superior torakal menghadap ke arah posterior (2) Umumnya faset pada prosesus artikularis inferior torakal menghadap ke arah anterior. b. Sepasang lamina bersinambung dari pedikel dan ke arah posterior bergabung di garis tengah c. Sebuah prosesus spinosus berpangkal ditempat lamina tersebut bertemu d. Sepasang pros. tranversus berpangkal pada batas atas pedikel dan lamina dan memiliki fasies artikularis untuk tuberkulum kosta kosta 1 – 10. 3. Foramen intervertebral meneruskan saraf spinalis.

Sternum 1. Manubrium. a. Mirip perisai. Ditarik ke arah atas oleh m. sternokleidomastoideus dan otot skalenus saat inspirasi paksa. b. Persendian: (1) sendi sternoklavikularis.

(2) Bersendi dengan kosta pertama dan dengan faset superior kartilago kosta ke 2 pada angulus sternum. 2. Korpus a. Terdiri dari empat segmen yang menyatu b. Peka terhadap nosiseptif c. Bersendi dengan faset inferior kosta ke 2 pada angulus ternum dan dengan kartilago kosta ke 3 – 6 maupun dengan prosesus sifoideus. 3. Prosesus sifoideus a. Bisa runcing atau bifida b. Teraba di infrasternal epigastrium c. Merupakan tulang rawan dan menjadi tulang saat dewasa d. Bersendi dengan sternum : sinkondrosis sifisternal dan biasanya menyatu pada usia lanjut. 4. Kosta a. 12 pasang iga, dibagian posterior  melandai ke arah bawah; bagian anterior  menyerong ke arah atas. b. Terdiri dari : (1) kaput (bagian terbesar, bersendi dengan vertebra), (2) kolum (bagian antara kaput dan tuberkulum, ke arah posterolateral), (3) tuberkulum kostae (memiliki faset untuk persendian dengan prosesus tranversus vertebra yang sesuai) kecuali kosta 11 dan 12. (4) Korpus kosta 

Angulus kosta : daerah kosta yang berbelok ke arah anterior.



Sulkus kosta : lokasi berkas neurovaskular interkostal.

(5) Kartilago kosta (bagian anterior yang tidak menjadi tulang). Selama inspirasi, kartilago ini melengkung ke arah atas dan terpilin.

5. Persendian a. Kaput bersendi dengan korpus vertebra yang sesuai (kecuali kosta pertama) korpus vertebra yang tepat di sebelah atasnya, lewat fasies artikularis kapitulum kosta inferior dan superior. Pengecualian pada kosta ke 1, kadang-kadang kosta 10, 11 dan 12 yang bersendi dengan vertebra torakal yang sesuai dengan iganya. b. Tuberkulum kosta 1 – 10 bersendi dengan prosesus tranversus vertebra yang sesuai. c. Kartilago kosta bersendi dengan manubrium dan korpus sternum dengan cara sbb: (1) Iga pertama bersendi dengan manubrium, diseberlah bawah sendi sternoklavikularis secara sinkondrosis, yang kemungkinan gerakannya sedikit atau tidak ada. (2) Kartilago kosta ke 2 bersendi dengan angulus sternum dengan satu sendi sinovial pada manubrium dan yang lain pada korpus sternum.

(3) Kartilago kosta ke 3 sampai ke 6 atau ke 7 bersendi dengan korpus sternum sebagai sendi sinovial (4) Kartilago kosta ke 7 atau ke 8 samapai ke 10 bersendi dengan kartilago kosta yang ada di atasnya sebagai sendi sinovial (5) Iga ke 11 dan 12 sebagai kosta melayang, berakhir pada otot – otot dinding abdomen. 6. Kelainan a. Kadang ada kelainan kosta ke 13 (1) Iga servikal berasal dari prosesus tranversus vertebra Se7 biasanya bersendi dengan sepertiga bagian anterior kosta pertama. Kemungkinan dapat menekan trunkus inferior pleksus brakialis dan arteri subklavia. (2) Mungkin kosta lumbal (“gorilla”) berasal dari vertebra L1 b. Pembesaran arteri interkostalis c. Nyeri kostokondritis d. Pengapuran kartilago kosta e. Cedera atau trauma dinding thorax. Otot – otot thoraks 1. Otot ekstrinsik  memantapkan dan menggerakkan gelang pektoral, bagian atas anggota tubuh, dan leher. Dari otot ini, m. pektoralis mayor, m. pektoralis minor, m. sternokleidomastoideus, m. skalenus anterior, m. skalenus medius dan m. skalenus posterior digunakan sebagai otot pernafasan tambahan. 2. Otot instrinsik a. M. interkostalis eksternus 

Origo : margo inferior 11 kosta pertama dan ujung kolumna vertebralis hingga batas kostokondral. Otot ini bersinambung dengan sternum membentuk membrana interkostalis eksterna.



Aksi otot : menarik kosta bagian bawah ke atas.



Persyarafan : N. Interkostalis 1 – 11

b. M. interkostalis internus (1) Bagian interkostal interna -

Origo : dari margo superior kosta 2 – 12 dan melintas diagonal dan superior menuju pinggir inferior kosta sebelah atas di dekatnya. Meluas dari kostokondral sampai sejauh angulus kosta dan berakhir berlanjut

menuju

interkostalis interna.

kolumna

vertebralis

menjadi

membrana

-

Aksi otot: menurunkan kosta untuk ekspirasi paksa

-

Persyarafan : N interkostalis 1 – 11

(2) Bagian interkondral interna -

Origo : bagian tulang rawan kosta 1 – 10 mulai dari sternum menuju batas kostokondral dengan arah yang sama dengan M. interkostalis eksternus sisi kontralateral.

-

Aksi otot : mengangkat kosta untuk inspirasi

-

Persyarafan : n. Ienterkostalis 1 – 11

(3) Otot interkostalis intimus -

Perkembangannya buruk

-

A.V.N membagi lapis otot intimus dan internus

c. M. sternokostalis (tranversus torasis) -

Perkembangannya buruk

-

Lapisan otot terdalam

-

Origo : mulai dari prosesus xyphoideus dan bagian bawah korpus sternum menuju kosta 2 – 6

-

Aksi otot : menurunkan kosta pada ekspirasi paksa

-

Persyarafan : n. Interkostalis 3 – 6

Diafragma  Pemisah rongga thorax dengan abdomen.  Struktur. (1) Berdasarkan perkembangan embriologiknya dibagi menjadi : a. Bagian kostal : berpangkal dari kosta pembentuk arkus kostarum sampai ke sternum b. Bagian sternal : berpangkal dari prossesus xyphoideus dan bagian bawah sternum c. Krus bagian lumbal : berpangkal dari korpus vertebra L1 – L3 (2) Sentrum tendineum dibentuk oleh serabut otot diafragma, melengkung ke atas dan konvergen. (3) Hiatus aortikus dibentuk oleh krus kiri dan krus kanan (4) Arkus lumbokostal medial (ligamentum arkuatum medial) : lengkung diafragma mulai dari korpus vertebra menuju pros.tranversus L1. Lengkung ini menjebatani origo M.psoas mayor dan trunkus simpatikus (5) Arkus lumbokostal lateral (ligamentum arkuatum lateral) : lengkung diafragma mulai dari pros tranversus L1, menuju kosta ke 12. Lengkung ini menjebatani M.kuadratus lumborum.  Lubang pada diafragma (1) Hiatus aortikus : berisi aorta, V.azigos, dan duktus torasikus

(2) Hiatus oesofagus : berisi oesofagus dan N.vagus kanan dan kiri. Juga merupakan tempat herniasi lambung (3) Foramen vena kava: berisi vena kava inferior dan cabang n.frenikus kanan (4) N.splanknikus dan v.hemiazigos menembus kedua krus.  Aksi otot : bergerak ke inferior sehingga rongga thorax bertambah saat inspirasi  Persyarafan : n.frenikus yang berasal dari Se3 – Se5. Ada sedikit persyarafan dari bagian bawah thoraks dan bagian atas lumbal menuju ke bagian krus. Ada sebaian persyarafan bagian sensorik oleh N.interkostalis pada pinggir diafragma.  Klinis : a. Gangguan penutupan diafragma dalam masa pertumbuhan (biasanya sisi kiri) menyebabkan herniasi isi perut ke kavum torasis  hernia Bochdalek b. Gangguan penutupan segitiga sternokostal menyebabkan herniasi jenis lain (lubang Morgagni) c. Pernafasan dengan diafragma tanpa disadari berpusat pada batang otak d. Lesi n.frenikus menyebabkan kelumpuhan separuh bagian diafragma e. Spasme diafragma (hiccup) jika terapi farmakologi gagal, ada pertimbangan untuk dilakukan frenikotomi.

Vaskularisasi  Terdapat berkas neurovaskular yang tersusun dari A.V interkostalis posterior serta n.spinalis dan dibatasi oleh tiga otot interkostalis. Berkas ini berjalan di tepi inferior dan posterior dari kosta, tepatnya pada sulkus neurovaskuler interkostalis.  Pada bagian posterior, berkas neurovaskuler berjalan di tepi inferior masing-masing iga. Pada bagian lateral berkas tersebut berjalan menyeberangi kosta ke inferior dan berkolateral menuju ke arah anterior.  Suplai arteri (1) Aorta mensuplai a.interkostalis posterior ke 3 – 11 dan a.subkostalis (2) A. Torasika (mamaria) interna sebuah cabang arteri subklavia mensuplai : a. A.interkostalis anterior 1 – 6 yang beranastomosis dengan arteri interkostalis suprema dan posterior. b. A.epigastrika superior, yang beranastomosis dengan a>epigastrika inferior (sebuah cabang A.iliaka eksterna) pada dinding anterior abdomen. c. A.muskulofrenika yang beranastomosis dengan a.interkostalis posterior ke 7 – 10 (3) A. Interkostalis suprema atau superior berasal dari trunkus kostoservikalis untuk mensuplai a.interkostalis posterior 1 – 2.  Vena : umunya vena paralel dengan arterinya

Saraf dinding thoraks  Penamaan 12 pasang saraf torakal menyesuaikan vertebra, tempat keluarnya syaraf tersebut. Misalnya syaraf T4 keluar melalui bagian bawah vertebra T4  Struktur : (1) Radiks dorsalis sensorik, berada di bagian dorsal medula spinalis, merupakan berkas serabut saraf aferen (sensorik) menuju medula spinalis. Klasifikasi : 

Neuron somatik aferen umum (SAU) dari dinding tubuh



Neuron viseral aferen umum (VAU) dari visera

a. Ganglion radiks dorsalis di dalam foramen intervertebralis berisi badan sel neuron sensorik b. Dermatom : daerah kulit yang disuplai oleh radiks dorsalis masing – masing N.spinalis. (2) Radiks ventralis (motorik), keluar dari bagian ventral medula spinalis merupakan berkas serabut eferen (motorik) menuju efektor. Klasifikasi : 

Neuron somatik eferen umum (SEU) : mempersyarafi otot somatik



Neuron viseral eferen umum (VEU) : bersifat otonom, mempersarafi efektor tak sadar.

a. Bagian ventral substansia grisea medula spinalis (kornu lateralis dan ventralis) berisi neuron radiks ventralis. b. Miotom : sekelompok otot yang disuplai oleh serabut radiks ventralis. Biasanya miotom yang berdekatan bertumpang tindih. (3) Saraf spinalis dibentuk oleh penyatuan radiks dorsalis dan ventralis pada foramen intervertebralis.  Penyebaran (1) ramus dorsalis primer : melengkung ke arah dorsal untuk mempersyarafi aspek posterior dermatom dan miotom (otot panjang punggung). (2) Ke arah ventral ramus ventralis primer bersinambung sebagai N.interkostalis, yang mempersyarafi pleura paietal, otot interkostalis, dan kulit, melalui cabang berikut : a. Cabang kutaneus lateral : menembus lapis otot interkostalis interus dan eksternus pada midaksiler line bercabang menjadi anterior dan posterior n.kutaneus lateralis. Fungsi : suplai saraf lateral dermatom b. Cabang perforan anterior menembus otot interkostalis internus dan membrana interkostalis eksterna, tepat di sebelah lateral terhadap sternum. Fungsi : untuk mensuplai aspek anterior dermatom dengan sedikit tumpang tindih menyeberangi garis tengah. c. Blok n.interkostalis dilakukan disebelah inferoposterior kosta.

More Documents from "Krisna Muhammad"