SATUAN ACARA PENYULUHAN “PERAWATAN LUKA KAKI DIABETES MELLITUS” KLINIK KITAMURA PONTIANAK
OLEH: SUCIPTO (I 4051181006)
STASE KEPERAWATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2018
RANCANGAN PENYULUHAN
Topik
: Perawatan Luka
Sub Topik
: Perawatan Luka Diabetes Mellitus
1. LATAR BELAKANG 2. RENCANA KEPERAWATAN A. Diagnosa Keperawatan -
Defisit Pengetahuan mengenai penyakit
B. Tujuan Penyuluhan a. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 15 menit, 80% responden dapat memahami tentang penyakit b. Tujuan Khusus Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x15 menit peserta penyuluhan mampu a) Pengertian; Diabetes Mellitus, luka dan luka diabeters b) Tujuan perawatan luka c) Faktor memepengaruhi luka d) Cara merawat luka
3. STRATEGI PELAKSANAAN A. Sasaran
: Ny. H
B. Pelaksanaan Hari/Tgl
: Jumat, 25 Januari 2019
Waktu
: 13.00 WIB - Selesai WIB
Tempat
: Klinik KITAMURA Pontianak
C. Media/Alat a. Alat presentasi tentang Perawatan Luka b. Leaflet tentang Perawatan Luka Diabetes Mellitus
D. Pengorganisasian Pelaksanaan TAHAP KEGIATAN 1. 2.
3. Pendahuluan 4.
5. 1. 2. 3. Penyajian
KEGIATAN MAHASISWA Memberi salam 1. Menjawab salam Menyampaikan tujuan yang 2. Memperhatikan harus dicapai peserta pada akhir pembelajaran Menjelaskan pokok materi yang 3. Memperhatikan akan dibahas dan metoda yang akan digunakan untuk mencapai tujuan Menekankan pada peserta 4. Memperhatikan tentang pentingnya topik yang akan dibahas Menjelaskan tujuan diadakannya 5. Memperhatikan penyuluhan Menjelaskan materi secara jelas 1. Mendengarkan dan benar dan menjawab Memberikan contoh yang mudah 2. Mendengarkan dipahami Memberikan kontak dan 3. Memperhatikan feedback kepada peserta dan menjawab Memberikan demonstrasi 4. memperhatikan Memberikan simulasi mencucui 5. memperhatikan tangan 6. memperhatikan Memberikan leaflat 7. aktif bertanya Memberikan kesempatan untuk bertanya 8. Mendengarkan Menjawab pertanyaan 9. Memperhatikan Mengevaluasi Peserta dan menjawab Meminta peserta untuk 1. Menyimpulkan menyimpulkan materi hari ini Mengucapkan salam 2. Menjawab salam KEGIATAN PENGAJAR
4. 5. 6. 7. 8. 9. 1.
Penutup 2.
ESTIMASI WAKTU 13.00-13.05
13.05-13.30
13.30-13.35
E. Metode a. Ceramah b. Diskusi/Tanya jawab c. Evaluasi terhadap materi penyuluhan untuk mengetahui seberapa paham peserta memahami materi penyuluhan
4. MATERI PENYULUHAN 5. Pengertian; Diabetes Mellitus, luka dan luka diabeters 6. Tujuan perawatan luka 7. Faktor memepengaruhi luka 8. Cara merawat luka
9. RENCANA EVALUASI a. Evaluasi struktur a) Rancangan Penyuluhan telah dikonsultasikan selama 1 hari sebelumnya b) Peralatan dan media telah dipersiapkan selama 1 hari sebelumnya c) Pembagian tugas telah dilaksanakan d) Kontrak tempat dan waktu penyuluhan selama 4 hari sebelumnya b. Evaluasi Proses a) Minimal peserta penyuluhan yang hadir pada pertemuan pendidikan kesehatan adalah 10 orang b) Minimal 50% dari 10 orang peserta aktif pada penyuluhan dan tanya jawab kegiatan c) Masing-masing anggota kelompok pelaksana penyuluhan menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab c. Evaluasi Akhir a) Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan rencana yang telah dirancang b) Minimal 30% dari 10 orang peserta yang hadir pada penyuluhan dapat menjawab pertanyaan evaluasi tentang penyuluhan yang disampaikan
Daftar pertanyaan : 1. Sebutkan Pengertian DM, Luka dan luka diabetes mellitus Pengertian; Diabetes Mellitus, luka dan luka diabetes 2. Sebutkan tujuan perawatan luka 3. Faktor memepengaruhi luka
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN Luka kaki diabetes adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit yang dapat meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit kaki diabetes mellitus (Nurhanifah, 2017). Menurut Masyunani (2013), luka diabetik adalah luka yang terjadi pada kaki penderita diabetes, dimana terdapat kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan adanya infeksi. perawatan luka yaitu Perawatan luka adalah suatu tindakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah supaya tidak terjadi infeksi pada luka
B. FAKTOR PENYEBAB LUKA KAKI Menurut Hastuti (2008), Purwanti (2013), dan Ferawati (2014), menyebutkan bahwa pasien diabetes melitus dapat mengalami ulkus diabetik apabila memiliki faktor resiko antara lain : 1. Umur ≥ 60 tahun Umur ≥ 60 tahun berkaitan dengan terjadinya ulkus diabetika karena pada usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena proses aging terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal. 2.
Lama DM ≥ 10 tahun Semakin lama seseorang mengalami DM, maka makin berisiko mengalami komplikasi. Ulkus diabetik terutama terjadi pada penderita diabetes mellitus yang telah menderita selama 10 tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak terkendali, karena akan muncul komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler sehingga mengalami makroangiopati-mikroangiopati yang akan terjadi vaskulopati dan neuropati yang mengakibatkan menurunnya sirkulasi
darah dan adanya robekan/luka pada kaki penderita diabetik yang sering tidak dirasakan. Penelitian Hastuti (2008) pada 72 pasien diabetes melitus menunjukkan hasil, pasien yang menderita DM ≥ 10 tahun beresiko mengalami ulkus diabetik. 3. Obesitas Pada pasien obesitas dengan indeks masa tubuh atau IMT ≥ 23 kg/m2 (wanita) dan IMT ≥ 25 kg/m2 (pria) atau berat badan relatif (BBR) lebih dari 120 % akan lebih sering terjadi resistensi insulin. Apabila kadar insulin melebihi 10 µU/ml, keadaan ini menunjukkan hiperinsulinmia yang dapat menyebabkan aterosklerosis yang berdampak pada vaskulopati, sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah sedang/besar pada tungkai yang menyebabkan tungkai akan mudah terjadi ulkus diabetik. 4. Neuropati Kadar glukosa darah yang tinggi semakin lama akan terjadi gangguan mikrosirkulasi, berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang mengakibatkan degenerasi pada serabut syaraf yang lebih lanjut akan terjadi neuropati. Syaraf yang rusak tidak dapat mengirimkan sinyal ke otak dengan baik, sehingga penderita dapat kehilangan indra perasa selain itu juga kelenjar keringat menjadi berkurang, kulit kering dan mudah robek. 5. Hipertensi Hipertensi (tekanan darah (TD) > 130/80 mmHg) pada penderita diabetes mellitus karena adanya viskositas darah yang tinggi akan berakibat menurunnya aliran darah sehingga terjadi defesiensi vaskuler, selain itu hipertensi yang tekanan darah lebih dari 130/80 mmHg dapat merusak atau mengakibatkan lesi pada endotel. Kerusakan pada endotel akan berpengaruh terhadap makroangiopati melalui proses adhesi dan agregasi trombosit yang berakibat vaskuler defisiensi sehingga dapat terjadi hipoksia pada jaringan yang akan mengakibatkan terjadinya ulkus diabetik. 6. Glikosilasi Hemoglobin (HbA1C) dan kadar glukosa darah tidak terkendali.
Glikosilasi Hemoglobin adalah terikatnya glukosa yang masuk dalam sirkulasi sistemik dengan protein plasma termasuk hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila Glikosilasi Hemoglobin (HbA1c) ≥ 6,5 % akan menurunkan kemampuan pengikatan oksigen oleh sel darah merah yang mengakibatkan hipoksia jaringan yang selanjutnya terjadi proliferasi pada dinding sel otot polos subendotel. Kadar glukosa darah tidak terkontrol ( gula darah puasa (GDP) > 100 mg/dl dan GD2JPP > 144 mg/dl) akan mengakibatkan komplikasi
kronik
jangka
panjang,
baik
makrovaskuler
maupun
mikrovaskuler salah satunya yaitu ulkus diabetika. 7. Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok akibat dari nikotin yang terkandung di dalam rokok akan dapat menyebabkan kerusakan endotel kemudian terjadi penempelan dan agregasi trombosit yang selanjutnya terjadi kebocoran sehingga lipoprotein lipase akan memperlambat clearance lemak darah dan mempermudah timbulnya aterosklerosis. 8. Kolesterol Total, High Density Lipoprotein (HDL), Trigliserida tidak terkendali. Pada penderita Diabetes mellitus sering dijumpai adanya peningkatan kadar trigliserida
dan
kolesterol
plasma,
sedangkan
konsentrasi
HDL
(highdensitylipoprotein) sebagai pembersih plak biasanya rendah (≤ 45 mg/dl). Kadar trigliserida ≥ 150 mg/dl , kolesterol total ≥ 200 mg/dl dan HDL ≤ 45 mg/dl akan mengakibatkan buruknya sirkulasi ke sebagian besar jaringan dan menyebabkan hipoksia serta cedera jaringan, merangsang reaksi peradangan dan terjadinya aterosklerosis. Konsekuensi adanya aterosklerosis adalah penyempitan lumen pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan sirkulasi jaringan sehingga suplai darah ke pembuluh darah menurun ditandai dengan hilang atau berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal. Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai
9.
Diet Kepatuhan diet DM mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu mempertahankan berat badan normal, menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar glukosa darah, memperbaiki profil lipid, meningkatkan sensitivitas reseptor insulin dan memperbaiki sistem koagulasi darah.
10. Kurangnya aktivitas Fisik. Aktivitas fisik (olah raga) sangat bermanfaat untuk meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang terkendali dapat mencegah komplikasi kronik Diabetes mellitus. 11. Perawatan kaki tidak teratur Perawatan kaki diabetes yang teratur dapat mencegah atau mengurangi terjadinya komplikasi kronik pada kaki. 12. Penggunaan alas kaki tidak tepat. Pasien diabetes tidak boleh berjalan tanpa alas kaki karena tanpa menggunakan alas kaki yang tepat memudahkan terjadi trauma yang mengakibatkan ulkus diabetik, terutama pada pasien DM yang mengalami neuropati.
C. LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN LUKA 1) Atur posisi senyaman mungkin 2) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien 3) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan sebelumnya mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun 4) Buka plester/ perban (dengan menggunakan kayu putih) 5) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong plastic 6) Bersihkan luka : Cuci luka terlebih dahulu dengan kapas yang dibasahi NaCl 0,9% atau kapas lembab yang telah dibasahi air matang yang telah dingin
Keringkan luka dengan kassa kering steril Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah dibasahi betadin / antiseptik Tutup luka yang telah dikompres kassa betadin / antiseptik dengan kassa kering Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas atau perban menggunakan perban gulung 7) Bereskan peralatan 8) Cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani. (2013). Diabetic foot ulcers. The Lancet. 361: 1545– 1551. Nurhanifah, D. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ulkus Kaki Diabetik Di Poliklinik Kaki Diabetik. Healthy-Mu Journal, 1(1), 32-41. Ferawati, Ira. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien DM Tipe 2 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, skripsi, Ilmu Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto