qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx RINGKASAN MATERI 12 MACAM PENYAKIT YANG DISEBABKAN cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq OLEH PARASIT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj klzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw MOCHAMAD ARIFIN ( 0901300020 )
12 MACAM PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT 1. Askariasis Oleh : Ascaris lumbricoides
Morfologi Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia
Siklus hidup Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya
2. Sistiserkosis
Oleh : Taenia solium Morfologi Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240300 cm. Terdiri dari bagian kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid (bagian yang mengandung telur). Penularan
Seseorang bisa terkena infeksi cacing pita (taeniasis) melalui makanan yaitu memakan daging yang mengadung larva, baik larva yang terdapat pada daging sapi (cysticercus bovis) maupun larva Taenia Solium (Cysticerosis cellulosa) atau larva Taenia asiatica yang terdapat pada daging babi.
Sedangkan penularan sistiserkosis/neurosistiserkosis pada manusia adalah melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh telur telur cacing Taenia Solium atau Taenia asiatica.
Penularan dapat juga terjadi karena autoinfeksi, yaitu langsung melalui ano-oral akibat kebersihan tangan yang kurang dari penderita Taniasis solium, atau autoinfeksi internal akibat adanya gerakan antiperistatik dari usus maupun pemakaian obat teniacidal (gambar).
Telur Taenia saginata tidak menimbulkan sistiserkosis pada manusia.
Siklus hidup
3.
Schistosomiasis
Oleh : Schistosoma Japonicum Morfologi Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut. Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping. Cacing jantan panjangnya 9-22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14-26 mm. Daur hidup dan penularannya Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing. Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam hati orang yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur.
4. Toksokariasis Oleh : Toxocara Canis Toxocara Cati Morfologi Toxocara canis berjenis kelamin jantan mempunyai ukuran panjang yang bervariasi antara 3,6 - 8,5 cm, sedangkan Toxocara canis betina mempunyai ukuran antara 5,6 -10 cm. Toxocara cati berjenis kelamin jantan berukuran antara 2,5 – 7,8 cm sedangkan Toxocara cati betina berukuran 2,5 – 14 cm. Bentuk hewan ini menyerupai Ascaris lumbricoides muda. Pada Toxocara canis terdapat sayap servikal yang berbentuk seperti lanset, sedangkan pada Toxocara cati berbentuk sayap yang lebih lebar, sehingga kepalanya menyerupai kepala ular kobra. Bentuk ekor Toxocara canis dan Toxocara cati hampir sama, untuk yang berjenis kelamin jantan ekornya berbentuk seperti tangan dan dengan jari yang sedang menunjuk (digitiform), sedangkan untuk yang berjenis kelamin betina bentuk ekornya bulat meruncing.
Siklus Hidup
Sebagian besar cacing gelang mempunyai siklus hidup yang mirip. Kebanyakan telur cacing menetas dalam waktu dua minggu. Obat cacing membasmi cacing dengan cara merusak sistem syaraf cacing. Obat cacing tidak bisa membasmi telur cacing karena telur tidak mempunyai sistem syaraf. Oleh karena itu pemberian obat cacing harus diulang 2 minggu kemudian agar cacing yang berasal dari telur yang baru menetas dapat segera dibasmi dengan tuntas. Cacing Toxocara canis, hidup di tanah, lumpur, pasir dan tempat-tempat kotor. Varian lain diantaranya: Toxocara cati, Toxocara vitulorum, Toxocara pteropodis, Toxocara malayasiensis dll. Cacing ini daur hidupnya terutama melalui anjing, kucing dan dilaporkan bisa melalui herbivora Cara-cara Penularan Kebanyakan infeksi yang terjadi pada anak-anak adalah secara langsung atau tidak langsung karena menelan telur Toxocara yang infektif. Secara tidak langsung melalui makanan seperti sayur sayuran yang tercemar atau secara langsung melalui tanah yang tercemar dengan perantaraan tangan yang kotor masuk kedalam mulut. Sebagian infeksi terjadi karena menelan larva yang ada pada hati ayam mentah, atau hati sapi dan biri biri mentah. Telur dikeluarkan melalui kotoran anjing dan kucing. Telur memerlukan waktu selama 1 – 3 minggu untuk menjadi infektif dan tetap hidup serta infektif selama beberapa bulan; dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang kering. Telur setelah tertelan, embrio akan keluar dari telur didalam intestinum; larva kemudian akan menembus dinding usus dan migrasi kedalam hati dan jaringn lain melalui saluran limfe dan sistem sirkulasi lainnya. Dari hati larva akan menyebar ke jaringan lain terutama ke paruparu dan organ-organ didalam abdomen (visceral larva migrans), atau bola mata (Ocular larva migrans), dan migrasi larva ini dapat merusak jaringan dan membentuk lesi granulomatosa. Parasit tidak dapat melakukan replikasi pada manusia dan pada hospes paratenic/endstage lain; namun larva dapat tetap hidup dan bertahan dalam jaringan selama bertahun-tahun, terutama pada keadaan penyakit yang asymptomatic. Jika jaringan hospes paratenic dimakan maka larva yang ada pada jaringan tersebut akan menjadi infektif terhadap hospes yang baru
5. Amebiasis Oleh : Entamoebahistolytica
Morfologi Bentuk histolitika adalah bentuk trofozoit, berukuran 20-40 mikron ( sel darah merah 7 mikron ). Mempunyai inti entameba yang terdapat di endoplasma.
Daur hidup Bentuk minuta
Bentuk kista
bentuk histolitika
ditelan oleh orang lain
keluar bersama tinja
6. Balantidosis Oleh : balantidium coli Morfologi Merupakan protozoa yang terbesar pada manusia. Paarasit ini mempunyai dua bentuk yaitu bentuk vegetative dan kista. Bentuk vegetative adalah lonjong, besarnya 60-70 mikron. Bentuk kista berukuran kira-kira 60 mikron, lonjong dan berdinding tebal. Kista dalam tinja dapat hidup 1-2 hari pada suhu kamar. Penularan Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut atau melalui makanan yang terkontaminasi, misalnya pada orang yang memelihara babi dan yang membersihkan kandang babi, bila tangan orang ini terkontaminasi dengan tinja babi yang mengandung bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah infeksi. Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya penularan. Daur hidup
7.
Giardiasis
Oleh : Giardia lamblia Morfologi dan Daur hidup
Parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista. Bentuk trofozoit bilateral simetris seperti buah jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan dorsal cembung dan pipih sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ukuran parasit ini 12-15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang tempatnya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah atau butir-butir kromatin yang tersebar di plasma inti. Trofozoit mempunyai 4 pasang flagel yang berasal dari e4 pasang blefaroplas. Sepasang flagel anterior keluar dari 2 blefaroplas anterior. Sepasang flagel anterior keluar dari 2 blefaroplas lateral di antara 2 inti dan kedua aksonema bejalan ke anterior, lalu saling menyilang di garis tengah dan memalalui garis lengkung di pinggir batil isap, kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri. Sepasang aksonema yang agak tebal ( aksostil ) berasal dari 2 blefaroplas median,berjalan ke posterior dan keduanya keluar dari ujung posterior. Dari sepasang blefaroplas yang letaknya dekat tengah-tengah dua batil isap, keluar sepasanag aksonema pendek sebagai flagel sentral. Dua batang yang agak melengkung dianggap sebagai parabasal, letaknya melintang di posterior dari batil isap. G.lamblia hidup di ronggga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kaddang di saluran dan kandung empedu. Dengan pergerakan flagel yang sepat trofozoit dari satu tempat ke tempat yang lain dan dengan batil isap meletakkan diri pada epitel usus.
Penularan Transmisi G.lamblia terjadi dengan tertelannya kista matang. Makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja, juga lalat atau penjaja makanan merupakan sumber infeksi.
8. Primary amebic meningoencephalitis Oleh : Naegleria fowleri
Morfologi dan daur hidup
Ameba ini terdiri dari ektoplasma dan endoplasma dan ditemukan 3 stadium yaitu sbb : 1.
Stadium ameboid = bentuk tidak teratur, lonjong atau membulat dengan ukuran rata-rata 29 mikron.
2.
Stadium flagelata = bentuk lonjong seperti buah peer, mempunyai satu inti vesicular, satu vakuol kontraktil yang terletak pada bagian posterior dan 2 flagel yang sama panjang.
3.
Stadium kista = bebrbentuk lonjong atau bulat dan mempunyai satu inti. Stadium ini berukuran 10-14 mikron.
Penularan Ameba ini hidup di air tawar, tanah dan tinja. Cara infeksi pada manusia diperkirakan melalui hidung pada waktu penderita berenang atau ketika mengambil air wudhu.
9. Kandidosis Oleh : Candida albicans Morfologi
Koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama koloni yang telah tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni
dan pada putih
kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C. albicans tumbuh di dasar tabung. Penularan infeksi ini secara normal berasal dari pasangan seksual wanita, dan masa inkubasinya 2-3 hari. Penularan Candida albicans pada pria diperkirakan sekitar 10%. Di samping infeksi langsung, manifestasi lain C. Albicans adalah dermatitis tingkat rendah pada penis pria yang berhubungan seksual dengan wanita yang menderita candidosis vagina. Dermatitis ini tampak melalui iritasi dan hiperaemia yang terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah hubungan seksual. Pertimbangan tentang natural history candidosis vagina menyatakan bahwa bila wanita dapat menularkan penyakit ini pada pria, bukan tidak mungkin terjadi proses sebaliknya. Namun demikian, perawatan bagi pria yang pasangannya menderita candidosis vagina tidak begitu penting. Infeksi jamur pada organ genitalia maternal merupakan salah sa tu sumber infeksi bagi neonates. Infeksi dapat pula terjadi melalui hubungan seksual, namun angka kejadiannya sangat jarang, umumnya terjadi pada pria. Pada wanita, infeksi lebih sering terjadi karena melemahnya sistem imun.
10.
Pitriasis versikolor ( panu )
Oleh : Malassezia furfur Morfologi Jamur ini sukar dibiak. Pada kulit penderita jamur tampak sebagai spora bulat dan hifa pendek. Penularan Penularannya memalui kontak langsung dengan penderita, memakai pakaian-pakaian yang digunakan penderita.
11.Otomikosis Oleh : Aspergilus, Penicillium, Mucor, Rhizopus dan Candida Morfologi dan daur hidup Jamur ini membentuk spora aseksual yang tersusun seperti rantai yang disebubt konidia dan membentuk koloni filament pada biakan. Konidia ini dibentuk pada suatu ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Spora pada Mucor dan Rhizopus ialah sporangiospora yang letaknya di dalam suatu gelembung sporangium. Rhizopus mempunyai akar semu sedangkan Mucor tidak. Jamur kandida terdiri atas sel-sel ragi yang kadang-kadang bertunas, dan hifa-hifa semu yang memanjang dan menyempit pada sekatnya. Jamjur ini membentuk koloni “seperti ragi“ pada biakan. Penularan Penularan penyakit ini terjadi melalui jamur-jamur yang berada pada udara bebas masuk ke dalam telinga manusia.
12.
Koksidioidomikosis
Oleh : Coccidioides immitis
Morfologi Di tanah dan dalam biakan pada suhu kamar jamur ini membentuk koloni filament. Artrospora yang dibenetuk oleh hifanya ringan dan mudah dibawa angin. Pada suhu 370 C, jamur ini membenetuk koloni yang terdiri dari sferul yang berisi endospora. Daur hidup
Penularan Melalui jamur langsung yang terhirup penderita kemudian masuk ke paru-paru.