MASALAH PENELITIAN
KELOMPOK 7 Nama Anggota: A.A Gede Rama Sayudha
5(P)
Giovaninho Ferreira Da Costa
7(P)
Program Reguler 2019
DAFTAR ISI Cover ....................................................................................................................................... 1 Daftar Isi ................................................................................................................................. 2 Peta Konsep ............................................................................................................................ 3 Pembahasan............................................................................................................................. 5 Sumber – sumber masalah penelitian ............................................................................... 5 Kriteria pemilihan masalah penelitian .............................................................................. 8 Pedoman merumuskan masalah ........................................................................................ 8 Pertanyaan (Penelitian, Manajemen, Investigasi,dan Pengukuran) .................................. 9 Kesimpulan ............................................................................................................................. 11 Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 12
PETA KONSEP MASALAH PENELITIAN 1. Sumber-Sumber
2. Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian
Masalah Penelitian Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi.
Mukayat (1992) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihatapakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti sebagai berikut: 1. (orisnalitas penelitian) 2. (aktualitas penelitian) 3. 5W yaitu what (apa), where (dimana), why (mengapa), when (bilamana), dan how (bagaimana)
Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumbersumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi: Bacaan terutama hasil penelitian Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan) Pengamatan sepintas Pengalaman pribadi Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan, dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Surnadi (1989) senada dengan Tuckman (dalam Sugiyono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut: Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya? Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian
4. (memiliki kemanfaatan praktis) 5. Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban masalah yang ditentukan itu sehingga dapat menghasilkan suatu pengetahuan yang bulat
3. Pedoman Merumuskan Masalah
Penelitian Fraenkel dan Wallen (1990 dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal berikut:
Masalah harus feasible Masalah harus jelas Masalah harus signifikan Masalah bersifat etis
4 Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigasi Dan Pertanyaan Pengukuran
Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran
1. Pertanyaan Penelitian. Begitu seorang peneliti mempunyai pernyataan yang jelas mengenai suatu permasalahan, dia harus menerjemahkannya dalam masalah penelitian, yakni permasalahan pengumpulan informasi.
2. Pertanyaan Manajemen. Pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan.
3. Pertanyaan Penyelidikan. Pertanyaan dimana peneliti harus menjawab untuk menjawab secara memuaskan pertanyaan penelitian secara umum.
4. Pertanyaan Pengukuran. pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar – benar kita tanyakan kepada responden. Pertanyaan tersebut muncul pada kuesioner. Dalam studi observasi,pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh para peneliti mengenai setiap subyek yang diteliti.
4.1 SUMBER - SUMBER MASALAH PENELITIAN Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Observasi: Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan
teori
baru,
rekomendasi
pemecahan
masalah
praktis
dan
mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur. 2. Dedukasi dari teori: Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsirprinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori. 3. Kepustakaan: Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti. 4. Masalah sosial: Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat. 5. Situasi praktis: Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
6. Pengalaman pribadi: Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, M) Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi: 1) Bacaan terutama hasil penelitian: Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawabnya, karena dengan demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan. 2) Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah: Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah. 3) Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan): Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMU. 4) Pengamatan sepintas: Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum. 5) Pengalaman pribadi: Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan
dengan
sejarah
perkembangan
dan
kehidupan
dengan
sejatah
perkembangan dan kehidupan pribadi atau profesional. (Purwanto, M.) Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. 1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan. Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang biasanya menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi
desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya sehingga perlu ada perubahan. Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan?
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal lantas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan menjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidak sehingga timbul masalah. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi ternyata belum terlihat. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
3. Adanya pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap suatu sekolah atau perguruan tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pendaduan.
4. Ada kompetisi. Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahan Pos dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand phone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mail. Perusahan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone). Dalam pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia. 4.2 KRITERIA PEMILIHAN MASALAH PENELITIAN Masalah yang sedemikian banyak, untuk itu perlu dipilih masalah yang paling banyak dan penting untuk diteliti. Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan proses penglingkupan atau scoping. Mukayat (1992) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihatapakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti sebagai berikut: 1. Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari jawabannya (orisnalitas penelitian) 2. Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)? 3. Apakah maslah yang ditentukan itu memenuhi 5W yaitu what (apa), where (dimana), why (mengapa), when (bilamana), dan how (bagaimana). 4. Apakah masalah yang dipilih itu memiliki relevasi dengan gerak pembangunan (memiliki kemanfaatan praktis) 5. Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban masalah yang ditentukan itu sehingga dapat menghasilkan suatu pengetahuan yang bulat.
4.3 PEDOMAN MERUMUSKAN MASALAH Penelitian Fraenkel dan Wallen (1990 dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal berikut.
1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikanjawaban melalui sumber yang jelas tidak banyak menghabiskan dana,tenaga dan waktu. 2. Masalah harus jelas, dalam arti semua orang memberikan persepsi yangsama terhadap masalah tersebut. 3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harusmemberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahanmasalah dalam kehidupan praktis. 4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak bertentangan dengan hal-hal yang bersifatetis, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama. Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Surnadi (1989) senada dengan Tuckman (dalam Sugiyono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya?
Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas.
Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
Rumusan
masalah
hendaknya
memberikan
petunjuk
tentang
kemungkinan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian
Perlu juga diperhatikan bahwa dalam memilih masalah, hindarilah memilih masalah serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal atau pun terlalu argumentatif. Disamping itu, masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Sebabhal-hal tersebut berkaitan dengan nilai dan value judgment yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Contohnya, “Perlukah kepemimpinan organisasi secara demokrasi?” atau “Apakah metode mengajar secara otorita menuju kecara belajar yang buruk?” Penggunaan kata “perlukah” dan “belajar yang buruk” menunjukkan preferensi dan mengandung value judgment sehingga kalimat atau kata seperti ini sebaiknya tidak digunakan. Ada dua cara untuk merumuskan masalah, yakni dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada atau observasi langsung dilapangan. Jika masalah tersebut diperoleh dari hasil observasi di lapangan, maka perlu juga dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada, agar dapat memberikan dalil dan membentuk sebuah teori.
4.4 PERTANYAAN PENELITIAN, PERTANYAAN MANAJEMEN, PERTANYAAN INVESTIGASI DAN PERTANYAAN PENGUKURAN
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai daripertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan
yang sifatnya lebih khusus.
Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran 1. Pertanyaan Penelitian. Begitu seorang peneliti mempunyai pernyataan yang jelas mengenai suatu permasalahan, dia harus menerjemahkannya dalam masalah penelitian, yakni permasalahan pengumpulan informasi. Suatu permasalahan penelitian merupakan pertanyaan tunggal atau hipotesis yang secara terbaik menyatakan tujuan dar studi riset. Kadang – kadang, mungkin juga lebih dari satu pertanyaan, namun sering kali hanya satu. 2. Pertanyaan
Manajemen.
Pertanyaan
manajemen
adalah
pertanyaan
yang
mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan.
Suatu
pertanyaan
yang
menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya bagaimana meningkatkan keuntungan? Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian
yang
akan
dilakukan.
Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah manajerial. 3. Pertanyaan Penyelidikan. Begitu pertanyaan umum telah dipilih, pikiran bergerak ke tingkat yang lebih khusus,yakni pertanyaan investigative. Pertanyaan investigative adalah pertanyaan dimana peneliti harus menjawab untuk menjawab secara memuaskan pertanyaan penelitian secara umum. Tujuan kita adalah untuk menangani pertanyaan yang lebih umum dan memecahnya menjadi pertanyaan yang lebih khusus mengenai hal mana kita perlu mengumpulkan data. Proses pemecahan ini bisa berlangsung melalui berbagai tingkatan pertanyaan yang lebih spesifik secara progresif. Semuanya ini adalah pertanyaan yang harus ditanyakan dan dijawab seorang peniliti untuk dirinya sendiri. 4. Pertanyaan Pengukuran. Pertanyaan pengukuran merupakan tingkat pembagian yang terakhir. Dalam survey,pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang benar – benar kita tanyakan kepada responden. Pertanyaan tersebut muncul pada kuesioner. Dalam
studi
observasi,pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus
dijawab oleh para peneliti mengenai setiap subyek yang diteliti.
KESIMPULAN
Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Masalah yang sedemikian banyak, untuk itu perlu dipilih masalah yang paling banyak dan penting untuk diteliti. Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan proses penglingkupan atau scoping. dalam memilih masalah, hindarilah memilih masalah serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal atau pun terlalu argumentatif. Disamping itu, masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Sebab hal-hal tersebut berkaitan dengan nilai dan value judgment yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai daripertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Syamsuddin & Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/sumber-masalah-penelitian/ (diakses pada tanggal 9 maret 2019) https://www.coursehero.com/file/pe1d6f/C-Kriteria-Pemilihan-Masalah-Penelitian-Masalahyang-sedemikian-banyak-untuk/ (diakses pada tanggal 9 maret 2019)