25.pw-ak-2014.pdf

  • Uploaded by: muhamad faizal
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 25.pw-ak-2014.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 28,802
  • Pages: 126
PROSEDUR WASKITA BIDANG AKUNTANSI

EDISI

12 JUNI 2014

PENGENDALI

KEPALA DEPARTEMEN KEUANGAN & RISIKO

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk 



RESUME PERUBAHAN & PENAMBAHAN PW AKUNTANSI No

Sebelum

Perubahan/Penambahan

1 Impairment Piutang Mengacu pada PSAK 50 & 55

Impairment Piutang mengacu PSAK 55 Paragrap 66

2 Batas Pembelian Non Investasi Rp 5.000.000

Batas Pembelian Non Investasi menjadi Rp 10.000.000

3 Tidak Ada

Pedoman Akuntansi Cabang Luar Negeri

4 Tidak Ada

Skema Pembuatan Laporan Cabang Timor Leste

5 PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan

PSAK 50 (Revisi 2010) Instrumen Keuangan : Penyajian

6 PSAK 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

7 Tidak Ada

PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan

8 Pengembangan Aplikasi SIM-AK

Pengembangan Aplikasi ERP

9 Departemen Akuntansi

Departemen Keuangan dan Risiko

10 Rekonsiliasi Hutang Piutang Intern Proyek/Divisi/Wilayah

Rekonsiliasi Hutang Piutang Intern Proyek/Divisi

11 PSAK 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing, sampai dengan tahun buku 2011; PSAK No. 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, mulai 1 Januari 2012.

PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

ISI PERUBAHAN JURNAL AKUNTANSI PW AKUNTANSI

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 1. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK - BAHAN & HUTANG SUPPLIER SEMULA : a) Pembayaran uang muka kepada supplier 111.001 Uang Muka Supplier xxx 110.801 PPN Masukan xxx 110.103 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Garansi Bank Uang Muka dan Kwitansi, SPK/Kontrak, Faktur Pajak b) Pembelian barang secara kredit termasuk PPN Pencatatan penerimaan tagihan Supplier tanpa Uang Muka : 610.101 Beban Kontrak – Bahan 110.801 PPN Masukan 310.502 Hutang PPN Masukan 310.101 Hutang Supplier Dokumen Sumber : BAPM, SPM, Faktur Pajak, dan Kwitansi c) Pencatatatan penerimaan tagihan supplier dipotong uang muka : 610.101 Beban Kontrak – Bahan 110.801 PPN Masukan 111.001 Uang Muka Supplier 310.502 Hutang PPN Masukan 310.101 Hutang Supplier Dokumen Sumber : BAPM, SPM,Faktur Pajak, dan Kwitansi

xxx xxx xxx xxx

xxx xxx xxx xxx xxx

d) Pembayaran hutang supplier 310.101 Hutang Supplier xxx 310.502 Hutang PPN Masukan xxx 110.103 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Pembukuan Dokumen Hutang Asli dan Foto Copy SPT MENJADI : a) Pembayaran uang muka kepada supplier 111.231 Uang Muka Supplier 111.411 PPN Masukan 311.021 Utang PPN Wapu 110.311 Bank Giro

xxx xxx xxx xxx 2

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Garansi Bank Uang Muka dan Kwitansi, SPK/Kontrak, Foto Copy SPT Note : Faktur Pajak diterima saat penerimaan pembayaran sehingga tanggal faktur pajak dibuat saat tanggal penerimaan. b) Pembelian barang secara kredit termasuk PPN Pencatatan penerimaan tagihan Supplier tanpa Uang Muka : 111.511 Persediaan 111.411 PPN Masukan 311.021 Utang PPN Wapu 310.111 Utang Supplier Dokumen Sumber : BAPM, SPM, Faktur Pajak, dan Kwitansi c) Pencatatatan penerimaan tagihan supplier dipotong uang muka : 111.511 Persediaan 111.411 PPN Masukan 111.231 Uang Muka Supplier 311.021 Utang PPN Wapu 310.111 Utang Supplier Dokumen Sumber : BAPM, SPM,Faktur Pajak, dan Kwitansi

xxx xxx xxx xxx

xxx xxx xxx xxx xxx

d) Pembayaran Utang supplier 310.111 Utang Supplier xxx 110.311 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Pembukuan Dokumen Utang Asli dan Foto Copy SPT 2. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK – UPAH SEMULA : Pembayaran Hutang Mandor Borongan/Harian 310.103 Hutang Upah Kerja (borongan/Harian) xxx 310.507 Hutang PPh Final/Jasa Konstruksi xxx 110.103 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Hutang, BAPP, SPK, dan Kwitansi Note : Hutang PPh Final/Jasa Konstruksi dicatat 100 % pada angsuran I meskipun dilakukan beberapa kali angsuran

3

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN MENJADI : Pembayaran Utang Mandor Borongan/Harian 310.121 Utang Upah Kerja (borongan/Harian) xxx 311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) xxx 110.311 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang, BAPP, SPK, Kwitansi, Progress Pekerjaan, Rincian Pemotongan PPh dan Akumulatif Pemotongan PPh. Note : Utang PPh Pasal 4 (2) atas mandor dicatat 100 % pada angsuran I meskipun dilakukan beberapa kali angsuran. 3. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK – SEWA ALAT SEMULA : a) Pada saat mengakui Hutang Sewa Alat 610.104 Beban Kontrak Peralatan 110.801 PPN Masukan 310.502 Hutang PPN Masukan 310.106 Hutang Sewa Alat Dokumen Sumber : BASA, SPK/Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak

xxx xxx xxx xxx

b) Pembayaran Hutang Sewa Alat 310.106 Hutang Sewa Alat xxx 310.502 Hutang PPN Masukan xxx 310.505 Hutang PPh Pasal 23 xxx 110.103 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Hutang, BAPP, SPK, dan Kwitansi Note : Hutang PPh dicatat 100 % pada angsuran I meskipun dilakukan beberapa kali angsuran MENJADI :

1) SEWA ALAT (WAPU) a) Pada saat mengakui Utang Sewa Alat 610.114 Beban Kontrak Peralatan 111.411 PPN Masukan 311.021 Utang PPN Wapu 311.024 Utang PPh Pasal 23 310.141 Utang Sewa Alat

xxx xxx xxx xxx xxx 4

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : BASA, SPK/Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak Note : Utang PPh pasal 23 dicatat 100 % pada saat pencatatan utang/beban. b) Pembayaran Utang Sewa Alat 310.141 Utang Sewa Alat 110.311 Bank Giro Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang, BAPP, SPK, dan Kwitansi

xxx xxx

2) SEWA ALAT (Non-WAPU) a) Pada saat mengakui Utang Sewa Alat 610.114 Beban Kontrak Peralatan xxx 111.411 PPN Masukan xxx 311.012 Utang PPN Masukan xxx 311.024 Utang PPh Pasal 23 xxx 310.141 Utang Sewa Alat xxx Dokumen Sumber : BASA, SPK/Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak Note : Utang PPh pasal 23 dicatat 100 % pada saat pencatatan utang/beban. b) Pembayaran Utang Sewa Alat 310.141 Utang Sewa Alat 311.012 Utang PPN Masukan 110.311 Bank Giro Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang, BAPP, SPK, dan Kwitansi

xxx xxx xxx

4. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK - SUBKONTRAKTOR SEMULA : a) Mencatat Prestasi Pekerjaan Sunkontraktor (Sudah memperhitungkan potongan uang muka) 610.103 Beban Kontrak Subkontraktor xxx 110.801 PPN Masukan xxx 111.002 Uang Muka Subkontraktor xxx 310.502 Hutang PPN Masukan xxx 310.105 Hutang Retensi Subkontraktor xxx 310.104 Hutang Subkontraktor xxx Dokumen Sumber : BAPP, SPK/Kontrak, Faktur Pajak dan Kwitansi

5

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN b) Pembayaran Hutang Subkontraktor 310.104 Hutang Subkontraktor xxx 310.502 Hutang PPN Masukan xxx 310.506 Hutang PPh Pasal 4 (2) xxx 110.103 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Hutang BAPP, SPK, Kwitansi, Foto Copy SPT Note : Hutang PPh Final/Jasa Konstruksi dicatat 100 % pada angsuran I meskipun dilakukan beberapa kali angsuran c) Pembayaran Uang Muka kepada Subkon 111.002 Uang Muka Subkontraktor xxx 110.801 PPN Masukan xxx 310.506 Hutang PPh Pasal 4 (2) xxx 110.103 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : BAPP, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak, dan Kwitansi. MENJADI : a) Mencatat Prestasi Pekerjaan Sunkontraktor (Sudah memperhitungkan potongan uang muka) 610.113 Beban Kontrak Subkontraktor xxx 111.233 Uang Muka Subkontraktor xxx 310.132 Utang Retensi Subkontraktor xxx 310.131 Utang Subkontraktor xxx Dokumen Sumber : BAPP, SPK/Kontrak dan Kwitansi b) Pembayaran Utang Subkontraktor 310.131 Utang Subkontraktor xxx 111.411 PPN Masukan xxx 311.021 Utang PPN Wapu xxx 311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx 110.311 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang BAPP, SPK, Kwitansi, Foto Copy SPT, Faktur Pajak Note : Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) dicatat 100 % pada angsuran I meskipun dilakukan beberapa kali angsuran dan tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pembayaran. 6

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN c) Pembayaran Utang Subkontraktor melalui SCF/KMK/OAF  Saat mengajukan atau mengirimkan berkas SCF/KMK/OAF ke UB / Kantor Pusat: Jurnal di Proyek : 310.131 Utang Subkontraktor xxx (sebesar 2%, 3% atau 4% dari DPP atau setelah dikurangi PPh) 111.411 PPN Masukan xxx 311.021 Utang PPN Wapu xxx 311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx Dokumen Sumber : BAPP, SPK/Kontrak, Kwitansi, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak. Note : Tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pengajuan SCF/KMK/OAF.  Saat SCF/KMK/OAF Jatuh Tempo (Pada saat rek. WK Pusat di Debet oleh Bank) Jurnal di Pusat : 210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx 110.311 Bank Giro xxx Jurnal di Divisi : 270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx 210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx Jurnal di Proyek : 310.131 Utang Subkontraktor xxx (sebesar 98%, 97% atau 96% dari DPP atau setelah dikurangi PPh) 270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx d) Pembayaran Uang Muka kepada Subkontraktor 111.233 Uang Muka Subkontraktor xxx 111.411 PPN Masukan xxx 311.021 Utang PPN Wapu xxx 311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx 110.311 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : BAPP, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak, dan Kwitansi Note : Tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pembayaran.

7

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN e) Pembayaran Uang Muka Pihak ke-III melalui SCF/KMK/OAF  Saat mengajukan atau mengirimkan berkas SCF/KMK/OAF ke UB / Kantor Pusat : Jurnal di Proyek : 111.233 Uang Muka Subkontraktor xxx 111.411 PPN Masukan xxx 311.021 Utang PPN Wapu xxx 311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx 310.192 Utang Uang Muka Pihak ke-III xxx Dokumen Sumber : BAPP, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak, dan Kwitansi Note : Tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pengajuan SCF/KMK/OAF.  Saat SCF/KMK Jatuh Tempo (Pada saat rek. WK Pusat di Debet oleh Bank) Jurnal di Pusat : 210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx 110.311 Bank Giro xxx Jurnal di Divisi : 270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx 210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx Jurnal di Proyek : 310.192 Utang Uang Muka Pihak ke-III xxx 270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx 5. PEMBUKUAN PERSEDIAAN SEMULA : a) Setiap akhir bulan, barang/material yang masih tersisa dicatat dan dibukukan (Jurnal persediaan berdasarkan hasil opname fisik setiap bulannya/periodic yang masih tersisa dilokasi atau yang belum diprestasikan di proyek). 110.601 Persediaan Material xxx 610.101 Beban Kontrak Bahan xxx Dokumen Sumber : Laporan Evaluasi Pemakaian Bahan b) Pada awal bulan menjurnal balik (reverse) 610.101 Beban Kontrak Bahan 110.601 Persediaan Material Dokumen Sumber : laporan Evaluasi Pemakaian Bahan Bulan Lalu

xxx xxx

8

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN MENJADI : Pada saat pemakaian barang/material dicatat sebagai berikut : 610.111 Beban Kontrak Bahan xxx 110.511 Persediaan Material xxx Dokumen Sumber : Surat Permintaan Pemakaian barang/material dari bag. Loglat, Laporan Evaluasi Pemakaian Bahan. 6. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN SEMULA : a) Tagihan Brutto Pencatatan di proyek atas Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa. Merupakan bagian dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan ditentukan berdasarkan prosentase volume fisik yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak tapi belum ditagihkan. Dicatat pada setiap akhir bulan dengan perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk PPN. 1) Mencatat Tagihan Bruto dan Pendapatan Usaha 110.701 Tagihan Brutto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx 510.102 Pendapatan Usaha Diproyek xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Laporan Progres Pekerjaan, untuk akhir tahun buku tagihan bruto harus ditambah Surat Konfirmasi Tagihan Bruto yang ditandatangani oleh pengguna jasa. 2) Mencatat jurnal balik atas nilai prestasi pekerjaan atas Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa pada sebelumnya. Dicatat pada setiap awal bulan dengan perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk PPN. 510.102 Pendapatan Usaha Di Proyek xxx 110.701 Tagihan Bruto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx Dokumen Sumber : Laporan Progres Pekerjaan Bulan Lalu, Bukti Memorial Pelengkap Bulan Lalu.

9

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN b) Penerimaan/Pembayaran Jasa Konstruksi 1) Pencatatan Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek (Pd)/Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang (Pj)  Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana APBN/APBD-GOI 110.101/110.103 Kas/Bank xxx 940.101 Pajak Kini xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak, Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka. Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat Bendaharawan 

Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G 110.101/110.103 Kas/Bank xxx 940.101 Pajak Kini xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 940.101 Pajak Kini xxx 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak, Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat Bendaharawan



Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Pengguna Jasa Pembayaran dilakukan bukan melalui Bendaharawan : 110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx 940.101 Pajak Kini xxx 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak, Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka.

10

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 2) Pecatatan Tagihan Termin :  Sumber Dana APBN/APBD – Pembayaran melalui Bendaharawan 110.302 Piutang Termin xxx 110.402 Piutang Retensi xxx 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur Pajak, Kwitansi. 

Sumber Dana LOAN, G to G – Pembayaran melalui Bendaharawan 110.302 Piutang Termin 110.402 Piutang Retensi 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran 510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi 310.501 Hutang PPN Keluaran Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan

xxx xxx xxx xxx xxx BAP,



Proyek Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.302 Piutang Termin xxx 110.402 Piutang Retensi xxx 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur Pajak, Kwitansi.



Proyek Proyek Swasta : 110.302 Piutang Termin 110.402 Piutang Retensi 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj 110.803 PPN keluaran yang belum diterima 510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi 310.501 Hutang PPN Keluaran

xxx xxx xxx xxx xxx xxx 11

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur Pajak, Kwitansi. 3) Pencatatan Tagihan PPN Keluaran Retensi :  Proyek Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 100% 

Proyek Proyek Swasta : 110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 100%

4) Penerimaan/Pencairan Tagihan Piutang  Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana APBN-GOI 110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 



Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut dipungut PPN dan Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G 110.101.110.103 Kas/Bank Giro 940.101 Pajak Kini 940.101 Pajak Kini 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian Penerimaan Tagihan Piutang Usaha - Proyek Proyek Swasta dan dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.101.110.103 Kas/Bank Giro 940.101 Pajak Kini 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

PPH xxx xxx xxx xxx BAP, yang xxx xxx xxx BAP, 12

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 

Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana APBN-GOI 110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.402 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian



Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G 110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx 940.101 Pajak Kini xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.402 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian



Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - yang dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian



Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - Proyek Proyek Swasta, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

13

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN c) Pendapatan Eskalasi Harga 1) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek APBN, LOAN dan dibebaskan (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh pengguna jasa/pemberi kerja). 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 510.104 Pendapatan Eskalasi xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi. 2) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek Non APBN & LOAN (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh pengguna jasa/pemberi kerja). 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx 110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx 510.104 Pendapatan Eskalasi xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi. 3) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek APBN dan dibebaskan sesuai dengan ketentuan Perpajakan (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi) : 110.103 Bank xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak. 4) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek LOAN, G to G (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi) 110.103 Bank xxx 940.101 Pajak Kini xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx

14

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak. 5) Penerimaan Pendapatan dari Eskalasi Proyek Swasta (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi) 110.103 Bank xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak. d) Pencatatan Piutang dengan menggunakan nilai kontrak Mata Uang Asing 1) Pada Saat Mencatat Piutang 110.302 Piutang Termin xxx (Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan) 110.402 Piutang Retensi xxx 320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx (Nilai DPP x Kurs Pajak Pada saat itu) 510.100 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan 2) Pada saat menerima pembayaran Piutang 110.103 Bank (Nilai tagihan x kurs pembayaran) xxx 940.101 Pajak Kini xxx 510.105 Pendapatan Usaha Beda Kurs (kurs pada saat penagihan < Kurs pembayaran) xxx 940.101 Pajak Kini xxx 110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi (Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan) xxx 510.105 Pendapatan Usaha Beda Kurs (kurs pada saat penagihan > Kurs pembayaran) xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Prgress Penyelesaian

15

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 3) Jurnal Pengakuan Pendapatan/Beban beda/selisih kurs (Kantor Pusat) (Jurnal untuk mencatat penyesuaian saldo mata uang asing sesuai neraca pendapatan/beban beda/selisih kurs yang timbul antara tanggal pengakuan piutang dengan saat penerimaan pembayaran piutang sebagai Pendapatan/Beban Bukan Usaha) Pencatatan Pendapatan 110.103 Bank xxx 810.105 Keuntungan Beda Kurs Valuta Asing xxx Pencatatan Beban 910.104 Kerugian Beda Kurs Valuta Asing xxx 110.103 Bank xxx Dokumen Sumber : Rekening Koran dan Laporan kurs yang berlaku pada saat itu. MENJADI : a) Tagihan Bruto Pencatatan di proyek atas Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa. Merupakan bagian dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan ditentukan berdasarkan prosentase volume fisik yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak tapi belum ditagihkan. Dicatat pada setiap akhir bulan dengan perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk PPN. 1) Mencatat Tagihan Bruto dan Pendapatan Usaha 111.611 Tagihan Bruto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx 510.111/510.112 Pendapatan Usaha Diproyek Loan/Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Laporan Progres Pekerjaan, untuk akhir tahun buku tagihan bruto harus ditambah Surat Konfirmasi Tagihan Bruto yang ditandatangani oleh pengguna jasa. 2) Mencatat jurnal balik atas nilai prestasi pekerjaan atas Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa pada sebelumnya. Dicatat pada setiap awal bulan dengan perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk PPN. 510.111/510.112 Pendapatan Usaha Di Proyek Loan/Non Loan xxx 111.611 Tagihan Bruto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx Dokumen Sumber : Laporan Progres Pekerjaan Bulan Lalu, Bukti Memorial Pelengkap Bulan Lalu. 16

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN b) Penerimaan/Pembayaran Jasa Konstruksi 1) Pencatatan Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek (Pd)/Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang (Pj)  Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana APBN/APBD-GOI 110.111/110.311 Kas/Bank xxx 930.111 Pajak Kini xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak, Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka. Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat Bendaharawan 

Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G 110.111/110.311 Kas/Bank xxx 930.111 Pajak Kini xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 930.111 Pajak Kini xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 310.712/320.112 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak, Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat Bendaharawan



Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Pengguna Jasa Pembayaran dilakukan bukan melalui Bendaharawan : 110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak, Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka.

17

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 2) Pecatatan Tagihan Termin :  Sumber Dana APBN/APBD – Pembayaran melalui Bendaharawan 110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx 110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx 310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Non Loan xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 510.112 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur Pajak, Kwitansi. 

Sumber Dana LOAN, G to G – Pembayaran melalui Bendaharawan 110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi 110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi 310.712/320.112 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan 311.011 Utang PPN Keluaran 311.011 Utang PPN Keluaran 510.111 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Loan Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan

xxx xxx xxx xxx xxx xxx BAP,



Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx 110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx 310.71x/320.11x UM Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan/Non Loan xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 510.111/510.112 PU Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur Pajak, Kwitansi.



Proyek Proyek Swasta : 110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi 110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi 310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/PjNon Loan xxx 112.061 PPN Keluaran yang belum diterima 311.011 Utang PPN Keluaran 510.112 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Non Loan

xxx xxx xxx xxx xxx 18

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur Pajak, Kwitansi. 3) Pencatatan Tagihan PPN Keluaran Retensi :  Proyek Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 100% 

Proyek Proyek Swasta : 112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 100%

4) Penerimaan/Pencairan Tagihan Piutang  Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana APBN-GOI 110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 



Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut dipungut PPN dan Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G 110.111/110.311 Kas/Bank Giro 930.111 Pajak Kini 930.111 Pajak Kini 110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian Penerimaan Tagihan Piutang Usaha - Proyek Proyek Swasta dan dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.111/110.311 Kas/Bank Giro 930.111 Pajak Kini 110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan

PPH xxx xxx xxx xxx BAP,

yang xxx xxx xxx 19

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian 

Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana APBN-GOI 110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 110.522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian



Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G 110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 930.111 Pajak Kini xxx 110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian



Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - yang dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 110.521/110.522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian



Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - Proyek Proyek Swasta, sesuai dengan ketentuan Perpajakan : 110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx 110.522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

20

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN c) Pendapatan Eskalasi Harga 1) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek APBN, LOAN dan dibebaskan (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh pengguna jasa/pemberi kerja). 110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 510.113/510.114 Pendapatan Eskalasi Loan/Non Loan xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi. 2) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek Swasta (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh pengguna jasa/pemberi kerja). 110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx 112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 510.114 Pendapatan Eskalasi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi. 3) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek APBN dan dibebaskan sesuai dengan ketentuan Perpajakan (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi) : 110.311 Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak.

4) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek LOAN, G to G (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi) 110.311 Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 930.111 Pajak Kini xxx 110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan xxx

21

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak. 5) Penerimaan Pendapatan dari Eskalasi Proyek Swasta (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi) 110.311 Bank Giro xxx 930.111 Pajak Kini xxx 112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx 110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak. d) Pencatatan Piutang dengan menggunakan nilai kontrak Mata Uang Asing 1) Pada Saat Mencatat Piutang 110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx (Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan) 110.521/110.512 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx 310.71x/320.11x UM Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan/Non Loan xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx (Nilai DPP x Kurs Pajak Pada saat itu) 510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek (Kurs Kontrak > Kurs Penagihan) xxx 510.111/510.112 PU Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek (Kurs Kontrak < Kurs Penagihan) xxx Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan 2) Pada saat menerima pembayaran Piutang 110.311 Bank (Nilai tagihan x kurs pembayaran) 930.111 Pajak Kini 510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek (Kurs Penagihan > Kurs Pembayaran) 930.111 Pajak Kini 110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan (Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan) 510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek (Kurs Penagihan < Kurs Pembayaran)

xxx xxx xxx xxx xxx xxx 22

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Prgress Penyelesaian 3) Jurnal Pengakuan Pendapatan/Beban beda/selisih kurs (Kantor Pusat) (Jurnal untuk mencatat penyesuaian saldo mata uang asing sesuai neraca pendapatan/beban beda/selisih kurs yang timbul antara tanggal pengakuan piutang dengan saat penerimaan pembayaran piutang sebagai Pendapatan/Beban Bukan Usaha) Pencatatan Pendapatan 110.311 Bank xxx 810.111 Keuntungan Beda Kurs Valuta Asing xxx Pencatatan Beban 910.211 Kerugian Beda Kurs Valuta Asing xxx 110.311 Bank xxx Dokumen Sumber : Rekening Koran dan Laporan kurs yang berlaku pada saat itu. 7. PENDAPATAN BUKAN USAHA SEMULA : a) Pendapatan Investasi (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari investasi pada surat berharga) 110.103/110.500 Bank/Piutang Lain-Lain xxx 810.102/820.101 Pendapatan Bunga/ Hasil Penyertaan Modal xxx Dokumen Sumber : Dokumen Surat Berharga, Bukti Memorial. b) Pendapatan Bunga (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga dan deposito) 110.103 Bank xxx 910.101 PPh atas Jasa Giro & Deposito xxx 810.101 Pendapatan Jasa Giro xxx Dokumen sumber : Rekening Koran, Buku Memorial c) Keuntungan/Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap dan pengakuan keuntungan/kerugian penjualan aktiva tetap yang disebabkan harga jual di atas/di bawah nilai buku aktiva tetap). 23

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN Pencatatan Keuntungan 110.101/110.103 Kas/Bank xxx 130.200 Akumulasi Penyusutan xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 810.104 Keuntungan Penjualan Aktiva tetap xxx 130.100 Aktiva Tetap xxx Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan Penjualan Aktiva. Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima Pencatatan Kerugian 110.101/110.103 Kas/Bank xxx 130.200 Akumulasi Penyusutan xxx 910.103 Kerugian Penjualan Aktiva tetap xxx 310.501 Hutang PPN Keluaran xxx 130.100 Aktiva Tetap xxx Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan Penjualan Aktiva. Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima MENJADI : a) Pendapatan Bunga (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari Promissory Notes PT.PPA) 110.311/111.011 Bank/Piutang Lain-Lain xxx 910.741 Pajak Final atas Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman xxx 810.611/810.911 Pendapatan Bunga/Hasil Penyertaan Modal xxx Dokumen Sumber : Dokumen Surat Berharga, Bukti Memorial. b) Pendapatan Bunga (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga dan deposito) 110.311 Bank xxx 910.721 PPh atas Jasa Giro & Deposito xxx 810.311 Jasa Giro xxx Dokumen sumber : Rekening Koran, Buku Memorial c) Keuntungan/Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap dan pengakuan keuntungan/kerugian penjualan aktiva tetap yang disebabkan harga jual di atas/di bawah nilai buku aktiva tetap). 24

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN Pencatatan Pada saat Aktiva Tetap Setuju di Jual oleh Pemegang Saham 130.8xx Aktiva Tetap untuk di Jual xxx 130.6xx Akumulasi Penyusutan xxx 130.1xx Aktiva Tetap xxx Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Persetujuan penjualan Aktiva Tetap oleh Pemegang Saham. Pencatatan Keuntungan 110.111/110.311 Kas/Bank xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 810.111 Keuntungan Penjualan Aktiva tetap xxx 130.1xx Aktiva Tetap xxx Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan Penjualan Aktiva, Persetujuan penjualan Aktiva Tetap oleh Pemegang Saham. Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima Pencatatan Kerugian 110.111/110.311 Kas/Bank xxx 910.111 Kerugian Penjualan Aktiva tetap xxx 311.011 Utang PPN Keluaran xxx 130.1xx Aktiva Tetap xxx Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan Penjualan Aktiva. Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima

10. AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI SEMULA : Proyek dengan bentuk Kerjasama Operasi dalam hal konsolidasi Laporan Keuangan hanya dicatat Laba/Rugi bersih. a) Job Allocation (Hanya membukukan laba (rugi) KSO) 

Pengiriman Dana Kerja Untuk KSO (Gaji, Pembelian Material dan Operasional Lainnya). 110.306

Piutang KSO

xxx

110.103

Bank

xxx

Dokumen Sumber : Permintaan Dana Kerja, Kwitansi dari KSO 25

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 

Mencatat Penerimaan Uang Muka dan Termin Dari KSO (Bila disetor oleh KSO ke Member) 110.103

Bank

xxx

110.306

Piutang KSO

xxx

Dokumen Sumber : Copy Rekening Koran KSO dan BA.Pembayaran dari Owner ke KSO 

Mencatat Laba KSO 110.306

Piutang KSO

xxx

520.101

Laba KSO

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. Note : Pencatatan Rugi Laba Bulanan KSO akhir bulan dicatat sebagai laba dan awal bulan berikutnya dilakukan Reverse kecuali untuk pencatatan akhir tahun 

Mencatat Rugi KSO 620.101

R

310.108

ugi KSO

xxx

Hutang KSO

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan

Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. Setiap bulan Rugi KSO di reverse. 

Penutupan KSO Jika Rugi 310.108

Hutang KSO

xxx

110.306

Piutang KSO

xxx

Dokumen Sumber : BA. Penutupan KSO. Jika Laba Maka Piutang KSO ”nihil”

26

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN b) Integrated (Hanya membukukan laba (rugi) KSO) 

Pada Saat Melakukan Setoran Modal yang telah ditetapkan dalam perjanjian dengan KSO. 120.201

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

110.103

Bank Giro

xxx

Dokumen Sumber : Surat Persetujuan Setoran Modal, Surat Permohonan Setoran Modal dari KSO, Kwitansi. 

Mencatat Laba KSO 120.201

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

520.101

Laba KSO

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. 

Mencatat Rugi KSO 620.101

Rugi KSO

xxx

120.201

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. Note : Pencatatan Rugi Laba Bulanan KSO akhir bulan dicatat sebagai laba dan awal bulan berikutnya dilakukan Reverse kecuali untuk pencatatan akhir tahun 

Penutupan KSO Jika Laba 110.103

Bank

xxx

130.000

Aktiva Tetap

xxx

120.201

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

Dokumen Sumber : BA. Pembagian Laba KSO, BA. Penyerahan Aktiva Tetap,

Laporan Keuangan Bulanan/Tahunan KSO yang telah diaudit KAP, Audit Likuidasi oleh KAP.

27

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN Jika Rugi 120.201

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

110.103

Bank

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. MENJADI : Proyek dengan bentuk Kerjasama Operasi dalam hal konsolidasi Laporan Keuangan hanya dicatat Laba/Rugi bersih. Pencatatan Laba/Rugi KSO (Integrated & Job Allocation) 

Mencatat Laba KSO 120.211

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

510.122

Laba KSO

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. 

Mencatat Rugi KSO 610.122

Rugi KSO

xxx

120.211

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. Note : Pencatatan Rugi Laba Bulanan KSO akhir bulan dicatat sebagai laba dan awal bulan berikutnya dilakukan Reverse kecuali untuk pencatatan akhir tahun Khusus KSO Job Allocation 

Pengiriman Dana Kerja Untuk KSO (Gaji, Pembelian Material dan Operasional Lainnya). 110.532

Piutang Waskita pada KSO

xxx

110.311

Bank

xxx

Dokumen Sumber : Permintaan Dana Kerja, Kwitansi dari KSO, BA Utang-piutang dengan KSO. 28

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 

Mencatat Penerimaan Uang Muka dan Termin Dari KSO (Bila disetor oleh KSO ke Member) 110.311

Bank

xxx

310.171

Utang KSO

xxx

Dokumen Sumber : Copy Rekening Koran KSO dan BA.Pembayaran dari Owner ke KSO 

Penutupan KSO

Jika Rugi 310.171

Utang KSO

xxx

110.532

Piutang Waskita pada KSO

xxx

Dokumen Sumber : BA. Penutupan KSO. Jika Laba Maka Piutang Waskita pada KSO ”nihil” Khusus KSO Integrated 

Pada Saat Melakukan Setoran Modal yang telah ditetapkan dalam perjanjian dengan KSO. 120.211

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

110.311

Bank Giro

xxx

Dokumen Sumber : Surat Persetujuan Setoran Modal, Surat Permohonan Setoran Modal dari KSO, Kwitansi. 

Penutupan KSO Jika Laba

Penyetoran Laba dalam bentuk Tunai 110.311

Bank

xxx

120.211

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

Dokumen

Sumber

:

BA.

Pembagian

Laba

KSO,

Laporan

Keuangan

Bulanan/Tahunan KSO yang telah diaudit KAP, Audit Likuidasi oleh KAP.

29

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

Penyetoran Laba dalam bentuk Penyerahan Aktiva Tetap 130.xxx

Aktiva Tetap

xxx

120.211

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

Dokumen Sumber : BA. Pembagian Laba KSO, BA. Penyerahan Aktiva Tetap, Laporan Keuangan Bulanan/Tahunan KSO yang telah diaudit KAP, Audit Likuidasi oleh KAP. Jika Rugi 120.211

Bagian Partisipasi Pada KSO

xxx

110.311

Bank

xxx

Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP. 11. TRANSAKSI DENGAN AKTIVA TETAP SEMULA : a) Pembelian Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap) 130.100

Aktiva Tetap

xxx

110.801

PPN Masukan

xxx

110.103/320.204

Bank/Beban Yg Blm Dibayar

xxx

Dokumen Sumber : Bukti Pengeluaran Bank, Laporan Penerimaan Barang, Surat Persetujuan Investasi Aktiva Tetap. b) Pencatatan Beban Penyusutan 780.100

Beban Penyusutan

xxx

131.200

Akumulasi Penyusutan

xxx

Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Memorial, Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap.

30

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN MENJADI : a) Pembelian Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap) 130.xxx

Aktiva Tetap

xxx

111.411

PPN Masukan

xxx

311.021 Utang PPN Wapu xxx 110.311/311.1xx Bank/Beban Yg Blm Dibayar xxx Dokumen Sumber : Bukti Pengeluaran Bank, Laporan Penerimaan Barang, Surat

Persetujuan Investasi Aktiva Tetap. b) Pencatatan Beban Penyusutan 770.xxx

Beban Penyusutan

xxx

130.xxx

Akumulasi Penyusutan

xxx

Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Memorial, Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap. c)

Pencatatan Revaluasi Aktiva Tetap (surplus revaluasi) 130.xxx

Aktiva Tetap

xxx

440.111

Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap

xxx

Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, BA Penilaian kembali Aktiva Tetap. d)

Pencatatan Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan 130.xxx

Aktiva Tetap

xxx

150.111

Investasi Bangunan dalam Pelaksanaan

xxx

Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, BA Progress Phisik. 12. TRANSAKSI TERKAIT DENGAN MODAL SEMULA : a) Revaluasi Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat revaluasi aktiva tetap dan selisih lebih revaluasi) 130.100

Aktiva Tetap

xxx

410.201

Keuntungan (kerugian) Revaluasi Aset Tetap

xxx

Dokumen Sumber : Laporan Aktuaria, Bukti Memorial. Catatan : Akun Selisih Revaluasi Aktiva Tetap merupakan unsur Ekuitas. 31

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN MENJADI : a) Revaluasi Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat revaluasi aktiva tetap dan selisih lebih revaluasi) 130.xxx

Aktiva Tetap

xxx

311.041

Utang Pajak Revaluasi

xxx

440.111

Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap

xxx

Dokumen Sumber : Laporan Aktuaria, Bukti Memorial. Catatan : Akun Selisih Revaluasi Aktiva Tetap merupakan unsur Ekuitas. b)

c)

d)

e)

Penerbitan Obligasi (Jurnal untuk mencatat penerimaan atas penerbitan Obligasi) 110.311

Bank Giro

xxx

340.401

Utang Obligasi

xxx

Pembayaran Bunga Obligasi (Jurnal untuk mencatat Utang Bunga Obligasi) 761.212

Beban Bunga Obligasi

xxx

311.025 110.311

Utang PPh Pasal 4 (2) Bank Giro/Utang Bunga Obligasi

xxx xxx

Pembayaran biaya penerbitan Obligasi 112.051

Biaya Dibayar Dimuka

xxx

110.311

Bank Giro

xxx

Mencatat Amortisasi Biaya Penerbitan Obligasi 761.213

Beban Penerbitan Obligasi

xxx

112.051

Biaya Dibayar Dimuka

xxx

f) Amortisasi Propisi Pinjaman Kredit (Jurnal untuk mencatat amortisasi propisi pinjaman atas pencairan Pinjaman Bank) 920.111

Beban Pinjaman

xxx

112.051

Biaya Dibayar Dimuka

xxx 32

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

KODE PERKIRAAN (CHART OF ACCOUNT)

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero)

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN DAFTAR ISI Halaman 1. 2. 3. 4. 5.

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)........................................................................ 3 DAFTAR AKUN GL - NERACA......................................................................................... 4 LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF ........................................................................ 11 DAFTAR AKUN GL – LABA RUGI .................................................................................. 11

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN

1. PENDAHULUAN Akun General Ledger (GL) atau natural account adalah satu set akun yang menjadi basis untuk menyimpan, mengakses, dan melaporkan semua informasi keuangan suatu entitas, yaitu bagian dari keseluruhan akun suatu entitas yang menunjukkan aktivitas keuangan dipandang secara murni dari sudut akuntansi. Akun general ledger disusun berdasarkan financial statement approach. Dengan pendekatan ini, klasifikasi akun yang dicantumkan dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi (komprehensif) dipakai sebagai basis pengklasifikasian akun general ledger.

Natural accounts merupakan wadah yang digunakan untuk menyimpan data keuangan yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 2. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Laporan posisi keuangan (neraca) terdiri dari aset, kewajiban (liabilitas), dan ekuitas. PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan (neraca), kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas. Perusahaan mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika : AL-1. Perusahaan mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal (termasuk aset yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan); AL-2. Perushaan memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan (termasuk aset keuangan kategori dimiliki untuk diperdagangkan sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006); AL-3. Perusahaan mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan (termasuk bagian lancar dari aset keuangan tidak lancar sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006); atau AL-4. Kas atau setara kas, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 (Revisi 2009), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Jika terdapat asset yang tidak sesuai klasifikasi tersebut diatas, maka Perusahaan mengklasifikasikan sebagai aset tidak lancar (ATL). 3

PT. WASKITA KARYA (Persero) Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

PROSEDUR AKUNTANSI

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika: LL-1. Perusahaan mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya; LL-2. Perusahaan memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan; LL-3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau LL-4. Perusahaan tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Jika terdapat liabilitas yang tidak sesuai klasifikasi tersebut diatas, maka perusahaan mengklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang (LTL). 3. DAFTAR AKUN GL - NERACA WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria

Deskripsi/ Ref. PSAK

ASET ASET LANCAR 110111 110211 110311 110411

KAS DAN SETARA KAS Kas Uang Dalam Perjalanan Bank Giro Deposito Berjangka

AL-1, AL-1, AL-1, AL-1,

110412 110413

INVESTASI JANGKA PENDEK Wesel Tagih Investasi Jangka Pendek

AL-1, AL-3 AL-1, AL-3

2, 50, 55, 60 2, 50, 55, 60

110511 110512 110611 110612 110621 110532 110711

PIUTANG USAHA Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan Piutang Usaha Jasa Konstruksi non Loan Piutang Usaha Rumah Siap Huni Piutang Usaha Tanah Kavling Siap Bangun Piutang Sewa Gedung Piutang Waskita pada KSO Cadangan Penurunan Nilai Piutang

AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1,

50, 50, 50, 50, 50, 50, 50,

110521 110522 110523

PIUTANG RETENSI Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan Piutang Retensi Jasa Konstruksi non Loan Cadangan Penurunan Nilai Piutang Retensi

AL-1, AL-3 AL-1, AL-3 AL-1, AL-3

AL-4 AL-4 AL-4 AL-4

AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3

2, 2, 2, 2,

50, 50, 50, 50,

55, 55, 55, 55,

55, 55, 55, 55, 55, 55, 55,

60 60 60 60

60 60 60 60 60 60 60

50, 55, 60 50, 55, 60 50, 55, 60

4

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria

Deskripsi/ Ref. PSAK

111021 111022 111023 111011 110524

PIUTANG LAIN-LAIN Piutang Kepada Pegawai Piutang Kepada Koperasi Pegawai Piutang Kepada BUMN Piutang Lain-Lain Cadangan Penurunan Nilai Piutang Lain-lain

AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1,

AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3

50, 50, 50, 50, 50,

55, 55, 55, 55, 55,

111511 111531 111521 111522 111541

PERSEDIAAN Persediaan Material Persediaan Tanah Sarana Papan Persediaan Rumah Siap Huni Sarana Papan Persediaan Tanah Kavling Siap Bangun Sarana Papan Persediaan Barang Dagangan

AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1,

AL-2 AL-2 AL-2 AL-2 AL-2

14, 13, 13, 13, 14,

48 44, 48 44, 48 44, 48 48

111611

TAGIHAN BRUTO KEPADA PENGGUNA JASA Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa ( WIP )

AL-1, AL-3

111411 112041 112061 111421 111422 111423

PAJAK DIBAYAR DIMUKA PPN Masukan Saldo PPN Masukan Lebih Bayar PPN Keluaran Yang Belum Diterima Uang Muka PPh Pasal 22 Uang Muka PPh Pasal 23 (Pendapatan Bunga) Uang Muka PPh Pasal 25

60 60 60 60 60

34, 50, 55, 60

AL-1 AL-1

46 46

AL-1 AL-1 AL-1

46 46 46

111211 111221

UANG MUKA OPERASIONAL Uang Muka Beban Kontrak Uang Muka Beban Umum & Administrasi

AL-1 AL-1

50, 55, 60 50, 55, 60

111231 111233 111234

UANG MUKA MITRA KERJA Uang Muka Supplier Uang Muka Subkontraktor Uang Muka Sewa Alat

AL-1 AL-1 AL-1

50, 55, 60 50, 55, 60 50, 55, 60

112011 112021 112031 112051

BIAYA DIBAYAR DIMUKA Kontrak/Sewa Rumah Jangka Pendek Premi Asuransi Pendapatan Yang Masih Harus Diterima Biaya Dibayar Dimuka

AL-1 AL-1 AL-1 AL-1

1 1 1, 23 1

5

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

111810 111811 111821 111831 111841 111851 111861 111871 111881 111891

BIAYA DIBAYAR DIMUKA SARANA PAPAN PSPDP Sarana Papan PSPDP Tanah Sarana Papan PSPDP Bangunan/Konstruksi Sarana Papan PSPDP Desain Sarana Papan PSPDP Prasarana Sarana Papan PSPDP Persiapan dan Penyelesaian Sarana Papan PSPDP Administrasi Proyek Sarana Papan PSPDP Pemasaran Sarana Papan PSPDP Perijinan/rupa-rupa Sarana Papan PSPDP Bank Sarana Papan

110911 110921 110931 110941 110942 110943 110944

JAMINAN LANCAR Jaminan Konstruksi Jaminan Sertifikat Jaminan IMB Jaminan Tender Jaminan Pelaksanaan Jaminan Investasi Jaminan Uang Muka

110811 110821 110831 111711 111311

PERKIRAAN INTERN ASET Piutang Usaha Jasa Konstruksi Internal Piutang Sewa Alat Internal Piutang Sewa Gedung Internal Tagihan Bruto Internal Kepada Pengguna Jasa (WIP) Uang Muka Internal

Klasifikasi/ Kriteria AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1

AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1, AL-1,

AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3 AL-3

Deskripsi/ Ref. PSAK 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13, 13,

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

34 34 34 34 34 34 34

44 44 44 44 44 44 44 44 44 44

AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1

1 1 1 1 1

ATL

1, 4, 15, 22, 38, 40, 48

ASET TIDAK LANCAR INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI 120111

Penyertaan

120211

INVESTASI PADA KERJA SAMA OPERASIONAL Bagian Partisipasi pada KSO

ATL

1, 12, 39, 48

130111 130211 130311 130321

ASET TETAP Tanah Gedung (gol. IV/5%) Perlengkapan Kantor gol. I Perlengkapan Kantor gol. II

ATL ATL ATL ATL

1, 1, 1, 1,

16, 16, 16, 16,

30, 30, 30, 30,

47, 48 48 48 48

6

PT. WASKITA KARYA (Persero) Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

PROSEDUR AKUNTANSI

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria ATL ATL ATL ATL ATL

1, 1, 1, 1, 1,

Deskripsi/ Ref. PSAK 16, 30, 48 16, 30, 48 16, 30, 48 16, 30, 48 16, 30, 48

16, 16, 16, 16, 16, 16, 16,

130411 130421 130431 130511 130811

Peralatan Proyek gol. I Peralatan Proyek gol. II Peralatan Proyek gol. III Kendaraan Aktiva Tetap untuk di Jual

130611 130621 130622 130631 130632 130633 130641

AKUMULASI PENYUSUTAN Akumulasi Penyusutan Gedung Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Kantor gol. I Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Kantor gol. II Akumulasi Penyusutan Peralatan Proyek gol. I Akumulasi Penyusutan Peralatan Proyek gol. II Akumulasi Penyusutan Peralatan Proyek gol. III Akumulasi Penyusutan Kendaraan

ATL ATL ATL ATL ATL ATL ATL

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

130711 130712 130714

ASET TIDAK BERWUJUD Hak Patent Goodwill Amortisasi Aset Tidak Berwujud

ATL ATL ATL

1, 19 1, 19, 22 1, 19, 22

150211 150311 150331 150332 150711 150712 150713

ASET LAIN-LAIN Kontrak Sewa Jangka Panjang Beban Kontrak Yang Ditangguhkan Persediaan Beku Penurunan Nilai Persediaan Beku Jaminan Jangka Panjang Kas & Bank yang dibatasi penggunaannya Jaminan Provisi Garansi Bank

210111 210211 210311 220111 260111 270111 270112 270113

PERKIRAAN PERANTARA H/P Internal Pusat-Unit Usaha (Dana Kerja/BF) Hutang/piutang Internal Antar Unit Usaha Hutang/piutang Internal dlm Unit Usaha Penampungan Laba/rugi Divisi Ayat-ayat silang H/K Divisi dengan Proyek H/K Wilayah/Divisi dengan Cabang H/K Cabang dengan Cabang

ATL ATL ATL AL-1, AL-3 ATL ATL ATL

AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1 AL-1

30, 30, 30, 30, 30, 30, 30,

48 48 48 48 48 48 48

1 1 1, 48 50, 55 1, 50, 55 1, 2, 50, 55 1, 50, 55

1 1 1 1 1 1 1 1

KEWAJIBAN (LIABILITAS) DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM

7

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria

310111 310112 310121 310131 310132 310141 310151 310171 310191 310192

KEWAJIBAN (LIABILITAS) LANCAR HUTANG USAHA Hutang Supplier Hutang Retensi Supplier Hutang Upah Kerja (Borongan/Harian) Hutang Subkontraktor Hutang Retensi Subkontraktor Hutang Sewa Alat Hutang BUA Proyek Hutang (Kerugian) KSO Hutang KMK Hutang Uang Muka Pihak ke-III

LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1,

310181

WESEL BAYAR Wesel Bayar

LL-1, LL-3

310611 311211

PINJAMAN JANGKA PENDEK Pinjaman Bank Jangka Pendek Pinjaman Non Bank Jangka Pendek

LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50,

55 55 55 55 55 55 55 55 55 55

1, 50, 55

LL-1, LL-3, LL-4 1, 50, 55 LL-1, LL-3, LL-4 1, 50, 55

310311

HUTANG BRUTO PADA PIHAK III Hutang Bruto Kepada Subkontraktor ( WIP) Hutang Bruto Subkontraktor Sarana Papan (Cadangan Beban )

311011 311012 311021 311022 311023 311024 311025 311027 311041 311051

HUTANG PAJAK Hutang PPN Keluaran Hutang PPN Masukan Hutang PPN Wapu Hutang PPh Pasal 21/26 Hutang PPh Pasal 22 Hutang PPh Pasal 23 Hutang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) Hutang PPh Final /Jasa Konstruksi Hutang Pajak Revaluasi Hutang Bea Pengalihan Hak Atas Tanah & Bangunan

LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1,

310711 310712 310713

UANG MUKA KONTRAK JANGKA PENDEK Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Loan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Non Loan

LL-1, LL-3 LL-1, LL-3 LL-1, LL-3

310211

Deskripsi/ Ref. PSAK

LL-1, LL-3 LL-1, LL-3

1, 34, 50, 55, 57 1, 34, 50, 55, 57

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3

46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

1, 23, 34, 50, 55 1, 23, 34, 50, 55 1, 23, 34, 50, 55

8

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria LL-1, LL-3

Deskripsi/ Ref. PSAK 1, 13, 23, 34, 44, 50, 55 1, 13, 23, 34, 44, 50, 55

310811

Uang Muka Pembelian Rumah Siap Huni

310812

Uang Muka Pembelian Tanah Kapling

311111 311131 311141 311151 311161 311171

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Hutang Beban Pegawai Yang Belum Dibayar Hutang Beban Kantor Yang Belum Dibayar Hutang Beban Perjalanan/Kendaraan Yg Belum Dibayar Hutang Beban Gedung Yang Belum Dibayar Hutang Beban Umum Yang Belum Dibayar Hutang Bunga Belum Dibayar

LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1,

311181

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Pendapatan diterima dimuka

LL-1, LL-3

1, 23, 50, 55

LL-1, LL-3

1, 50, 55

311191

BAG. KEWAJIBAN (LIABILITAS) JANGKA PANJANG YG AKAN JATUH TEMPO Bagian Kewajiban (Liabilitas) Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo

311311 311321 311322 311331 311341 311351 311361

KEWAJIBAN (LIABILITAS) LANCAR LAIN-LAIN Hutang Jasa Produksi Hutang Deviden Hutang Tantiem Hutang Iuran Jamsostek Hutang Iuran DPLK Hutang Dana PUKK/PKBL Hutang Jaminan Sewa Gedung

LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1, LL-1,

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

310411 310421 310431 310511 310911

HUTANG INTERNAL Hutang Subkontraktor Internal Hutang Sewa Alat Internal Hutang Sewa Gedung Internal Prestasi Kerja Subkon. Internal yg belum di-BA-kan Uang Muka Pendapatan Usaha Internal

LL-1 LL-1 LL-1 LL-1 LL-1

1 1 1 1 1

320111 320112 320113

KEWAJIBAN (LIABILITAS) TIDAK LANCAR UM KONTRAK JANGKA PANJANG Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Loan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Non Loan

LTL LTL LTL

1, 50, 55 1, 50, 55 1, 50, 55

LL-1, LL-3

LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3

LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3 LL-3

1, 1, 1, 1, 1, 1,

50, 50, 50, 50, 50, 26,

50, 50, 50, 50, 50, 50, 50,

55, 55, 55, 55, 55, 50,

57 57 57 57 57 55, 57

55 55 55 55 55 55 55

9

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria

Deskripsi/ Ref. PSAK

320211 320212

PINJAMAN JANGKA PANJANG Pinjaman Bank Jangka Panjang Pinjaman Non Bank Jangka Panjang

LTL LTL

1, 50, 55 1, 50, 55

320411

HUTANG SEWA GUNA USAHA Hutang Sewa Guna Usaha

LTL

1, 30

320511

HUTANG OBLIGASI Hutang Obligasi

LTL

1, 50, 55

311371

KEWAJIBAN (LIABILITAS) TIDAK LANCAR LAINNYA Hutang Cadangan Pesangon

LTL

1, 24

320611

HUTANG SUBORDINASI Hutang Subordinasi

LTL

1, 50, 55

320711

HUTANG OBLIGASI KONVERSI Obligasi Konversi

LTL

1, 50, 55

410111 420111

EKUITAS EKUITAS PEMEGANG SAHAM MODAL Modal Saham Disetor Tambahan Modal Disetor

E E

1 1

440111 440112

SELISIH PENILAIAN Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan

E E

1, 46 1, 10

E

1, 25

E

1, 25

E

1, 25

430111 450111 460111

SALDO LABA Saldo Laba Sudah Ditentukan Penggunaannya ( Cadangan Umum ) Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya Laba (Rugi) Tahun Lalu Laba (Rugi) Tahun Berjalan (Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya)

10

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN 4. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa mulai 1 Januari 2011 entitas menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode: (a) Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif; atau (b) Dalam bentuk dua laporan: (i) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan (ii) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif). 5. DAFTAR AKUN GL – LABA RUGI Daftar akun untuk laporan laba rugi (LR) dan laba rugi komprehensif (LRK) sebagai berikut: NAMA AKUN

WKAK

Klasifikasi/ Kriteria

Deskripsi/ Ref. PSAK

PENDAPATAN

510111 510112 510113 510114 510115

PENDAPATAN USAHA PENDAPATAN JASA KONSTRUKSI Pendapatan Usaha Di Proyek Porsi Loan Pendapatan Usaha Di Proyek Porsi non Loan Pendapatan Eskalasi Loan Pendapatan Eskalasi non Loan Pendapatan (Kerugian) Beda Kurs

LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1,

510231

PENDAPATAN SEWA GEDUNG Pendapatan Sewa Gedung External

LR

1, 5, 13, 23

510211

PENDAPATAN RUMAH SIAP HUNI Pendapatan Sarana Papan Rumah Siap Huni

LR

1, 5, 13, 23, 44

510221

PENDAPATAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN Pendapatan Sarana Papan Tanah Kavling Siap Bangun

LR

1, 5, 13, 23, 44

520111 520211

PENDAPATAN INTERNAL Pendapatan Usaha Di Proyek Internal Pendapatan Sewa Gedung Internal

LR LR

1, 5 1, 5

5, 5, 5, 5, 5,

23, 23, 23, 23, 23,

34 34 34 34 34

BEBAN KONTRAK BEBAN JASA KONSTRUKSI BEBAN JASA KONSTRUKSI EKTERNAL

11

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria LR LR LR LR LR LR LR LR

Deskripsi/ Ref. PSAK 1, 5, 34 1, 5, 34 1, 5, 34 1, 5, 34 1, 5, 34 1, 5, 34 1, 5, 34 1, 5, 26, 34, 50, 55

WKAK 610111 610112 610113 610114 610115 610116 610117

Beban Beban Beban Beban Beban Beban Beban

610118

Beban Kontrak External – Bank

610231 610232 610233

BEBAN SEWA GEDUNG Beban Gedung Eksternal - Listrik Beban Gedung Eksternal - Kebersihan Beban Gedung Eksternal - Pemeliharaan

LR LR LR

1, 5 1, 5 1, 5

610211 610212 610213 610214 610215 610216 610217 610218 610219

BEBAN RUMAH SIAP HUNI HPP Rumah Sarpan - Tanah HPP Rumah Sarpan - Bangunan/Konstruksi HPP Rumah Sarpan - Design HPP Rumah Sarpan - Prasarana HPP Rumah Sarpan - Persiapan dan Penyelesaian HPP Rumah Sarpan - Administrasi Proyek HPP Rumah Sarpan - Pemasaran HPP Rumah Sarpan - Perijinan/rupa-rupa HPP Rumah Sarpan - Bank

LR LR LR LR LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5,

44, 47 44 44 44 44 44 44 44 26, 50, 55

610221 610223 610224 610225 610226 610227 610228 610229

BEBAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN HPP Kavling - Tanah HPP Kavling - Design HPP Kavling - Prasarana HPP Kavling - Persiapan dan Penyelesaian HPP Kavling - Administrasi Proyek HPP Kavling - Pemasaran HPP Kavling - Perizinan/rupa-rupa HPP Kavling - Bank

LR LR LR LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5,

44, 47 44 44 44 44 44 44 26, 50, 55

620111 620112 620113 620114 620115

BEBAN INTERNAL Beban Internal - Bahan Beban Internal - Upah Beban Internal - Subkontraktor Beban Internal - Peralatan Beban Internal - Persiapan dan Penyelesaian

LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1,

5 5 5 5 5

Kontrak Kontrak Kontrak Kontrak Kontrak Kontrak Kontrak

External External External External External External External

– Bahan – Upah - Subkontraktor - Peralatan - Persiapan dan Penyelesaian - Administrasi Proyek - Pemasaran

12

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN NAMA AKUN

WKAK 620116 620117 620118

Beban Internal - Administrasi Proyek Beban Internal - Pemasaran Beban Internal - Bank

620211 620212 620213

BEBAN SEWA GEDUNG INTERNAL Beban Gedung Internal - Listrik Beban Gedung Internal - Kebersihan Beban Gedung Internal - Pemeharaan

Klasifikasi/ Kriteria LR LR LR

Deskripsi/ Ref. PSAK 1, 5 1, 5 1, 5

LR LR LR

1, 5 1, 5 1, 5

LR LR

1, 5, 39 1, 5, 39

760411 760511 760611

BEBAN USAHA BEBAN PENJUALAN BEBAN PENJUALAN Beban Tender Beban Iklan Beban Pemasaran

LR LR LR

1, 5, 46 1, 5, 46 1, 5, 46

710111 710115 710116 710117 710124 710122 710123 710125 710126 720131 720141

BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI BEBAN PEGAWAI Beban Gaji Pokok (paket gaji) Beban Tunjangan Tetap (PPh) Beban Tunjangan Tidak Tetap Beban Lembur Beban Pendidikan dan Pelatihan Beban Jamsostek Beban Pesangon Beban Perawatan Kesehatan Beban Kesejahteraan Karyawan Beban Cuti Tahunan Beban Cuti Besar

LR LR LR LR LR LR LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

LABA KOTOR = PENDAPATAN USAHA - BEBAN USAHA

510122 610122

BAGIAN LABA(RUGI) KERJA SAMA OPERASI = Laba (Rugi) KSO Laba KSO Rugi KSO LABA SETELAH BAGIAN LABA(RUGI) KERJASAMA OPERASI = >> Laba Kotor + Bagian Laba (Rugi) KSO

5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5,

24, 24, 24, 24, 24, 24, 24, 24, 24, 24, 24,

46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

13

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria

Deskripsi/ Ref. PSAK

720111 720121 720122

BEBAN JASA PRODUKSI, TANTIEM, dan THR Beban Bonus/THR Beban Jasa Produksi Beban Tantiem

LR LR LR

1, 5, 24, 46 1, 5, 24, 46 1, 5, 24, 46

730111 730211 730311 730411 730511 730611 730711 730811

BEBAN KANTOR Beban Perlengkapan Kantor Beban Postel Beban Buku Ilmu Pengetahuan Beban Surat Kabar dan Majalah Beban Rumah Tangga Beban Keamanan Beban Pemeliharaan Alat Kantor Beban Sewa Peralatan Kantor

LR LR LR LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5,

46 46 46 46 46 46 46 46

740111 740211 740311 740411 740511 740611

BEBAN PERJALANAN Beban Perjalanan Dinas Beban Eksploitasi Kendaraan Beban Pemeliharaan Kendaraan Beban Ijin dan Pajak Kendaraan Bermotor Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota Asuransi Kendaraan

LR LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1, 1,

5, 5, 5, 5, 5, 5,

46 46 46 46 46 46

750111 750211 750311 750411 750511

BEBAN GEDUNG Beban Air/Listrik/Gas Beban Sewa Gedung Beban Pajak Bumi dan Bangunan Beban Asuransi Gedung Beban Perawatan Gedung

LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1,

5, 5, 5, 5, 5,

46 46 46 46 46

760111 760211 760311 760512 760612 760711 760811 760911 761011 761111

BEBAN UMUM Beban Tenaga Ahli Beban Rapat Kerja Beban Bank Beban Sumbangan/ Karangan bunga Beban Representasi tamu Beban Penagihan Piutang Beban Pindah Pegawai/Mutasi Beban Premi Purna Jabatan Direksi Beban Penelitian dan Pengembangan Teknologi Beban Program kerja Dewan komisaris

LR LR LR LR LR LR LR LR LR LR

1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1,

5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5,

46 46 46, 50, 55 46 46 46 24, 46 24, 46 46 46

14

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK

NAMA AKUN

Klasifikasi/ Kriteria LR

Deskripsi/ Ref. PSAK 1, 5, 19, 22, 46, 48, 50, 55

761211 761212 761213

Beban Persiapan Privatisasi Beban Bunga Obligasi Beban Penerbitan Obligasi

LR LR

770111 770211

BEBAN PENYUSUTAN ASET TETAP Beban Penyust. Aset Tetap Selain Peralt. Proy Beban Penyusutan Peralatan Proyek

LR LR

1, 16, 48 1, 16, 48

LR LR LR LR

1, 1, 1, 1,

LR LR

1, 50, 55 1, 50, 55

LR

1, 50, 55

780111 780112 780211 790211

BEBAN PENURUNAN NILAI PIUTANG Beban Penurunan Nilai Piutang Usaha Beban Penurunan Nilai Piutang Retensi Beban Penurunan Nilai Piutang Lain-lain Beban Penurunan Nilai Aktiva Lain-lain >> Jumlah Beban Usaha = >> Beban Penjualan + B. Umum & Adm.

50, 50, 50, 50,

55 55 55 55

LABA USAHA = >> Laba Stlh. Bag. Laba(Rugi) KSO - Beban Usaha

810311 810611 910721 810712 910741

PENDAPATAN (BEBAN) BUKAN USAHA PENDAPATAN KEUANGAN Pendapatan Bunga aras Jasa Giro Pendapatan Bunga atas Deposito PPh Final Atas Jasa Giro dan Deposito Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman BUMN PPh Final Atas Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman

920111 920112

BEBAN BANK Beban Bunga Pinjaman Beban Administrasi & Provisi Pinjaman

LR LR

1, 26, 50, 55 1, 26, 50, 55

810111 910111

LABA (RUGI) PENJUALAN ASET TETAP Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap Kerugian Penjualan Aktiva Tetap

LR LR

1, 16 1, 16

810211 910211

LABA (RUGI) KURS - BERSIH Keuntungan Beda Kurs Valuta Asing Kerugian Beda Kurs Valuta Asing

LR LR

1, 10 1, 10

811011

PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN BERSIH Penghapusan Hutang

LR

1, 25, 57

15

PT. WASKITA KARYA (Persero) PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 2 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

KODE PERKIRAAN WKAK 811111 811411 910311 910411

NAMA AKUN Pendapatan Klaim Asuransi Pendapatan Piutang Yang Sudah Disisihkan UM Pajak Yg Tdk Dpt Di Kompensasi & Restitusi Beban Pajak Kurang Bayar

Klasifikasi/ Kriteria LR LR LR LR

Deskripsi/ Ref. PSAK 1, 25, 57 1, 25, 57 1, 25, 46, 57 1, 25, 46, 57

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN = >> Laba Usaha + Pendapatan (Beban) Bukan Usaha

811611 911012

BAGIAN LABA(RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI Keuntungan Anak Perusahaan Kerugian Anak Perusahaan

LR LR

1, 4, 15, 22 1, 4, 15, 22

LR LR

1, 46 1, 46

LR

1

LRK

1

LABA SETELAH BAGIAN LABA(RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI = >> Laba Sebelum Pajak Penghasilan + Bagian Laba(Rugi) Perush. Asosiasi

930111 930112

TAKSIRAN(BEBAN)/MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan LABA BERSIH PERIODE BERJALAN >> Laba Stlh. Bag. Laba(Rugi) Perush. Asosiasi Taksiran(Beban)/Manfaat PPH

480211

ATRIBUSI LABA RUGI Jumlah Laba (Rugi) yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

490111

LABA PER SAHAM Dasar dan dilusian

480111

LR

1, 56

16

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PENAMBAHAN KODE PERKIRAAN (CHART OF ACCOUNT) PW AKUNTANSI

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PENAMBAHAN KODE AKUN : WKAK 112061 111231 111233 111234 130811 310192 311011 311012 311021 311025 311027 310712 310713 320112 320113 761211 761212 761213 810311 810611 910721 810712 910741

NAMA AKUN PPN Keluaran Yang Belum Diterima Uang Muka Supplier Uang Muka Subkontraktor Uang Muka Sewa Alat Aktiva Tetap untuk di Jual Hutang Uang Muka Pihak ke-III Hutang PPN Keluaran Hutang PPN Masukan Hutang PPN Wapu Hutang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) Hutang PPh Final /Jasa Konstruksi Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Loan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Non Loan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Loan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Non Loan Beban Persiapan Privatisasi Beban Bunga Obligasi Beban Penerbitan Obligasi Pendapatan Bunga aras Jasa Giro Pendapatan Bunga atas Deposito PPh Final Atas Jasa Giro dan Deposito Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman BUMN PPh Final Atas Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PEDOMAN AKUNTANSI

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan........................................................................................................... Proses Akuntansi..................................................................................................... Kebijakan Akuntansi ................................................................................................ Periode Akuntansi ................................................................................................... Mata Uang.............................................................................................................. Kurs Pajak .............................................................................................................. Entitas Luar Negeri ................................................................................................. Pihak Hubungan Berelasi ......................................................................................... Aset dan Kewajiban Keuangan ................................................................................. Kas dan Setara Kas ................................................................................................. Investasi Jangka Pendek ......................................................................................... Piutang Usaha ........................................................................................................ Piutang Retensi....................................................................................................... Piutang Lain-Lain .................................................................................................... Persediaan.............................................................................................................. Tagihan Brutto Kepada Pengguna Jasa (WIP) ........................................................... Pajak Dibayar Dimuka ............................................................................................. Uang Muka Operasional........................................................................................... Uang Muka Mitra Kerja ............................................................................................ Biaya Dibayar Dimuka ............................................................................................. Biaya Dibayar Dimuka Sarana Papan ........................................................................ Jaminan Lancar....................................................................................................... Perkiraan Intern Aset .............................................................................................. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi ......................................................................... Kerja Sama Operasi (KSO)....................................................................................... Aset Tetap.............................................................................................................. Aset Tidak Berwujud ............................................................................................... Aset Lainnya........................................................................................................... Perkiraan Perantara ................................................................................................ Utang Usaha........................................................................................................... Wesel Bayar ........................................................................................................... Pinjaman Jangka Pendek ......................................................................................... Utang Brutto Ke Pihak Ke 3 ..................................................................................... Utang Pajak............................................................................................................ Uang Muka Kontrak Jangka Pendek.......................................................................... Beban Yang Masih Harus Dibayar............................................................................. Pendapatan Diterima Dimuka................................................................................... Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo............................................... Kewajiban Lancar Lain-Lain ....................................................................................

4 4 4 6 6 6 7 7 8 11 11 11 11 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 13 14 14 14 14 15 15 15 15 15 17 17 17 17 17 2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Utang Internal ........................................................................................................ Uang muka Kontrak Jangka Panjang ........................................................................ Utang Sewa Guna Usaha ......................................................................................... Utang Obligasi ........................................................................................................ Modal..................................................................................................................... Selisih Penilaian ...................................................................................................... Pendapatan Jasa Konstruksi .................................................................................... Pendapatan sewa Gedung ....................................................................................... Pendapatan Rumah Siap Huni.................................................................................. Pendapatan Tanah Kavling Siap Bangun ................................................................... Pendapatan Internal................................................................................................ Beban Jasa Konstruksi Eksternal .............................................................................. Beban Sewa Gedung ............................................................................................... Beban Rumah Siap Huni .......................................................................................... Beban Tanh Kavling Siap Bangun............................................................................. Beban Internal........................................................................................................ Beban Sewa Gedung ............................................................................................... Beban Pegawai ....................................................................................................... Beban Jasa Produksi, Tantiem, dan THR................................................................... Beban Kantor.......................................................................................................... Beban Perjalanan .................................................................................................... Beban Gedung ........................................................................................................ Beban Umum.......................................................................................................... Beban Penyusutan Aset Tetap ................................................................................. Beban Penurunan Nilai Piutang ................................................................................ Pendapatan Keuangan ........................................................................................... Beban Bank ............................................................................................................ Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap ............................................................................ Laba (Rugi) Kurs Bersih........................................................................................... Laba Per Saham...................................................................................................... Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi................................................................... Kewajiban Jangka Panjang Lain ............................................................................... Segmen Operasi .....................................................................................................

17 17 17 18 18 18 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21

3

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI PENDAHULUAN Penyusunan laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, selanjutnya disebut “Perseroan”, berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Laporan keuangan terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK). PROSES AKUNTANSI Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan dihasilkan dari proses akuntansi secara manual maupun terkomputerisasi. KEBIJAKAN AKUNTANSI DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sejak 1 Januari 2011, sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5)

Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode; Laporan laba rugi komprehensif selama periode; Laporan perubahan ekuitas selama periode; Laporan arus kas selama periode; Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan 6) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan jika perusahaan menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika perusahaan mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Selain komponen-komponen laporan keuangan tersebut di atas terdapat laporan tambahan untuk keperluan internal dan atau tujuan khusus. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

4

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Dalam akuntansi akrual untuk aset, kewajiban (liabilitas), ekuitas, penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi sejenis. Perusahaan membuat laporan perubahan ekuitas untuk menunjukkan:  Laba (rugi) bersih periode yang bersangkutan;  Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;  Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait;  Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;  Saldo akumulasi laba (rugi) pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan  Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Laporan perubahan ekuitas untuk menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perseroan membuat laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung (direct method), dan mengklasifikasikan kas dan setara kas dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Kas dan Bank serta deposito berjangka waktu kurang atau sama dengan 3 (tiga) bulan diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas. Perusahaan membuat dan menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:  informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting;  informasi yang diwajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan di neraca, laporan labarugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas;  informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Laporan keuangan unit-unit usaha digabung menjadi laporan keuangan gabungan (laporan keuangan Induk) setelah melalui proses eliminasi. Selanjutnya, laporan keuangan Induk dikonsolidasi dengan laporan keuangan anak-anak perusahaan menjadi laporan keuangan konsolidasian. 5

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Perseroan menyusun laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statements) sesuai kriteria pelaporan untuk laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan seluruh anak Perseroan yang dikendalikan oleh induk Perseroan. Pengendalian dianggap ada apabila induk Perseroan memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui anak Perseroan), lebih dari 50% hak suara pada suatu Perseroan. Walaupun suatu Perseroan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian dianggap tetap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah satu kondisi berikut:  Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan investor lain.  Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional Perseroan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.  Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus Perseroan.  Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan induk Perseroan dan anak Perseroan digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan unsurunsur yang sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Dilakukan proses eliminasi untuk pos-pos tertentu sesuai kriteria penyusunan laporan keuangan konsolidasian. PERIODE AKUNTANSI Periode akuntansi meliputi satu tahun mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Untuk kebutuhan internal disusun laporan keuangan bulanan (monthly), dan kemudian diakumulasi untuk periode triwulanan, semesteran, dan tahunan (year to date). MATA UANG Transaksi keuangan unit-unit usaha di dalam negeri dicatat dalam mata uang Rupiah. Apabila transaksi dilakukan dengan mata uang asing, maka transaksi tersebut dikonversikan menjadi Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadi transaksi. Transaksi perolehan dicatat berdasarkan kurs jual dan transaksi pelepasan dicatat menggunakan kurs beli. Pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), aset moneter dan kewajiban (liabilitas) moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia sesuai dengan ketetapan manajemen. Aset non-moneter dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs transaksi sesuai dengan ketetapan manajemen. Selisih yang terjadi sebagai akibat penjabaran valuta asing tersebut diperlakukan sebagai laba atau rugi selisih kurs (gain or loss foreign exchange) periode berjalan. KURS PAJAK Untuk keperluan perhitungan kewajiban perpajakan yang berkaitan dengan transaksi mata uang asing, digunakan kurs dalam bidang perpajakan yang ditetapkan oleh pemerintah. 6

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI ENTITAS DI LUAR NEGERI Akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Kantor Cabang dan Projek di luar negeri menggunakan mata uang setempat, misalnya UAE Dirham (Dh) atau AED sebagai mata uang lokal (local currency) dan sakaligus sebagai mata uang fungsional (functional currency) dan pelaporan(presentation currency atau reporting currency), sedangkan mata uang Rupiah menjadi mata uang asing (foreign currency) bagi Kantor Cabang dan Projek di luar negeri. Setiap periode dilakukan penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri dengan laporan keuangan unit kerja/induk di Indonesia. Penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang dan Projek di Luar Negeri dengan laporan keuangan entitas di Indonesia mengacu pada:  PSAK 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PIHAK HUBUNGAN BERELASI Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). (a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) Personel manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). (vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personel manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

7

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Transaksi dengan badan usaha milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) serta instansi pemerintah tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan dengan BUMN/BUMD serta instansi pemerintah satu sama lain tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau mempunyai pengaruh signifikan dalam mengambil keputusan keuangan atau operasi, sehingga sesuai PSAK No. 7 tidak diungkapkan sebagai transaksi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. ASSET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK 60 (2010) Instrumen Keuangan : Pengungkapan yang berlaku prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan mengklasifikasikan instrument keuangan sebagai berikut: Aset Keuangan Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta, (iv) asset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan asset keuangan tersebut. Manajemen klasifikasi asset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i)

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah asset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat butkti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai asset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(ii)

Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan piutang adalah asset keuangan non derivative dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan mempunyai kas dan setara kas, piutang usaha, piutang retensi, piutang karyawan, dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

8

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI (iii)

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh tempnya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan mempunyai asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

(iv)

Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah asset keuangan nonderivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, vatula asing yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awal, asset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga asset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika asset keuangan tersedia untuk dijual, mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan pendapatan Bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari asset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Perusahaan mempunyai asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi saham diukur dengan metode biaya.

Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. (i)

Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban 9

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai. Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. (ii)

Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Penyisihan kerugian penurunan nilai asset keuangan Perusahaan menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas asset keuangan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual, maka perhitungan penurunan nilai dengan menggunakan metode discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan. Untuk asset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai, maka perusahaan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif. Perhitungan secara koletif dilakukan dengan prosentase tertentu. Setiap tahun Perusahaan akan mengkaji basis prosentase tersebut sampai dengan diperoleh data historis yang memadai. Dampak atas penurunan nilai yang terjadi sebelum penerapan dibebankan pada tahun berjalan karena pemisahan atas dampak tersebut tidak dapat dilakukan oleh perusahaan dan tidak praktis.

Estimasi nilai wajar Nilai wajar untuk instrument keuangan yang diperdagangkan dipasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada neraca. Investasi saham diukur dengan metode biaya. Investasi saham dengan kepemilikkan kurang dari 20% yang nilai wajarnyaa tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan dipasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. 10

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Asset keuangan dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, disajikan sebesar nilai tercatat yang nilainya mendekati nilai wajar. KAS DAN SETARA KAS Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan Perseroan. Termasuk dalam pengertian kas adalah saldo uang tunai (cash on hand) dan saldo rekening giro Perseroan di bank (cash on bank). Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai. Instrumen yang dapat diklasifikasikan sebagai setara kas meliputi: 1. Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya serta tidak dijaminkan. 2. Instrumen pasar uang yang diperoleh dan akan dicairkan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan. Kas dan setara kas yang telah ditentukan penggunaanya atau yang tidak dapat digunakan secara bebas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan tidak diklasifikasi dalam kas dan setara kas kelompok aset lancar INVESTASI JANGKA PENDEK Investasi jangka pendek antara lain adalah deposito berjangka dengan waktu lebih dari tiga bulan tetapi kurang dari dua belas bulan, dan efek yang jatuh tempo atau pemilikannya tidak akan lebih dari 12 (dua belas) bulan atau satu siklus normal perusahaan. Investasi jangka pendek dalam bentuk efek yang nilai wajarnya tersedia di pasar modal dapat berupa efek Utang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities). PIUTANG USAHA Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan, merupakan tagihan kepada pemberi kerja dan/atau pelanggan, yang berasal dari:  usaha jasa konstruksi, yaitu berdasarkan tiap tahap penyelesaian kontrak kontruksi yang telah disepakati;  usaha penjualan produk beton  usaha realty  usaha bersama;  usaha sarana papan; Piutang usaha disajikan terpisah antara pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan berelasi/istimewa (related party). Piutang ini disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan, setelah memperhitungkan penyisihan penurunan nilai piutang.

11

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI PIUTANG RETENSI Piutang retensi merupakan piutang Perseroan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi oleh pemberi kerja setelah pemenuhan kondisi yang ditentukan kontrak. Piutang retensi dicatat pada saat penerimaan atas tagihan yang ditahan oleh pemberi kerja sejumlah prosentase yang telah ditetapkan dalam kontrak sampai dengan dengan berakhirnya masa pemeliharaan (Final Hand Over). Piutang ini disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan setelah diperhitungkan dengan penyisihan penurunan nilai piutang. PIUTANG LAIN-LAIN Pos ini merupakan tagihan Perseroan kepada pihak ketiga yang menurut sifat dan jenisnya tidak dapat dikelompokkan dalam pos-pos piutang usaha dan piutang retensi. Piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang. PERSEDIAAN Persediaan (inventory) diukur berdasarkan biaya yang meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Untuk bahan dan suku cadang, pencatatan pada saat pembelian adalah dengan menggunakan akun beban. Pada tanggal neraca dilakukan opname fisik terhadap persediaan yang belum digunakan dan dicatat dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO). Nilai tersebut dicatat sebagai akun persediaan dengan penyesuaian pada akun beban. Persediaan tanah kavling untuk usaha sarana papan dinilai dengan menggunakan harga beli ditambah dengan biaya lain-lain yang dikeluarkan sampai dengan tanah tersebut siap dijual (bersertifikat). Persediaan dinyatakan sebesar nilai lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). TAGIHAN BRUTO KE PENGGUNA JASA (WIP) Tagihan bruto ke pengguna jasa adalah tagihan Perseroan yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan kepada pelanggan atau pengguna jasa atau pihak pemberi kerja, tetapi pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan, dan belum diterbitkan faktur (invoice). Nilai dari tagihan bruto ini merupakan selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba diakui; dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin.

12

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian, yang dinyatakan dalam berita acara penyelesaian pekerjaan yang belum diterbitkan faktur per tanggal neraca karena perbedaan antara tanggal berita acara kemajuan (progress) fisik dengan pengajuan penagihan (invoice) sesuai persyaratan pembayaran termin. PAJAK DIBAYAR DIMUKA a) PPN Masukan Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat transaksi PPN masukan yang besarannya sesuai UU PPN atas pembelian barang/jasa kena pajak. b) Saldo PPN Masukan Lebih Bayar Selisih lebih Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan terhadap PPN Keluaran yang dihasilkan oleh SPT Masa Tahunan PPN yang akan direstitusi atau dikompensasikan terhadap kewajiban pajak Masa tahun berikutnya . c) PPN Keluaran Yang Belum Diterima Merupakan PPN keluaran yang ditagihkan pada Owner Swasta/(BUMN/BUMD) yang tidak wapu d) Uang Muka PPh Pasal 22 Berasal dari kegiatan Import barang dan Pembelian Besi beton dan Semen dipungut oleh Pihak yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

yang

e) Uang Muka PPh Pasal 23 (Pendapatan Bunga) PPh yang diterima dari penghasilan pinjaman bunga f) Uang Muka PPh Pasal 25 Sehubungan dengan jasa konstruksi PPh-nya bersifat final, maka PPh Pasal 25 menjadi nihil, perkiraan ini untuk kegiatan PT Waskita Karya diluar konstruksi. UANG MUKA OPERASIONAL Uang muka operasional adalah uang muka yang diberikan untuk pembayaran operasional kantor unit usaha ataupun kantor pusat. UANG MUKA MITRA KERJA Uang muka mitra kerja adalah pembayaran uang muka kepada pihak pemasok, subkontraktor, dan mandor borong yang bekerja pada projek. Penyelesaian uang muka diperhitungkan dengan tagihan yang akan dibayarkan kepada mitra kerja. Sebelum uang muka dibayarkan, mitra kerja wajib menyerahkan jaminan berupa Garansi Bank.

13

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI BIAYA DIBAYAR DIMUKA Merupakan biaya yang telah dibayar tetapi pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang pada saat manfaat diterima, seperti; kontrak sewa jangka pendek, premi asuransi dibayar di muka, dan pendapatan yang harus diterima di muka. Biaya dibayar dimuka disajikan sebesar nilai yang belum diterima manfaatnya sesuai matching concept. BIAYA DIBAYAR DIMUKA SARANA PAPAN Biaya yang telah dibayar tetapi pembebanannya baru akan dilakukan pada saat rumah telah siap untuk dijual. JAMINAN LANCAR Jaminan yang diberikan dalam rangka memperoleh pekerjaan kontrak konstruksi dan/atau usaha lain Perseroan, yang jatuh temponya atau masa berlakunya tidak lebih dari 12 bulan. PERKIRAAN INTERN ASET Merupakan perkiraan intern yang dikarenakan adanya transaksi intern antara kantor pusat dengan unit bisnis atau antara unit bisnis INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Sesuai PSAK 15 (Revisi 2009) investasi pada perusahaan asosiasi yang dimaksudkan untuk dimiliki oleh Perseroan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi pada perusahaan asosiasi (Perseroan memiliki 20% sampai dengan 50% bagian ekuitas perusahaan investee disajikan menggunakan metode ekuitas (equity method), yaitu sebesar biaya perolehan (cost) pada awalnya dan selanjutnya disesuaikan untuk bagian pemilikan Perseroan atas perubahan nilai buku perusahaan asosiasi. Metode biaya perolehan diterapkan untuk penyertaan yang bersifat sementara atau kepemilikan yang kurang dari 20% dari modal saham yang ditempatkan. Biaya perolehan mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penyertaan, termasuk jasa profesional. Penyisihan akan dilakukan jika telah terjadi penurunan signifikan atau permanen atas masing masing penyertaan. KERJASAMA OPERASI (KSO) Bentuk kerja sama operasi (KSO) atau joint operation (JO) yang dilakukan Perseroan sesuai PSAK 12 (Revisi 2009) dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu:  Proyek KSO Integrated di mana masing-masing partisan memiliki kendali yang signifikan atas aset dan operasi KSO.  Proyek KSO Job Allocation di mana masing-masing partisan memiliki pembagian yang tegas atas aset dan operasi KSO. Dalam hal kerjasama operasi tersebut Perseroan hanya mencatat laba atau rugi KSO.

14

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Pada KSO Job Allocation, setiap aset atau kewajiban yang timbul selama operasi dicatat oleh Perseroan dalam pos tersendiri yaitu "Utang atau Piutang KSO". Pada KSO Integrated, setiap aset yang timbul selama operasi dicatat oleh Perseroan dalam pos tersendiri yaitu "Bagian Partisipasi KSO". ASET TETAP Sesuai PSAK 16 (Revisi 2011) tentang Aset Tetap, Perseroan harus memilih antara model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) untuk seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Perseroan telah memilih model biaya. Aset tetap diakui sebesar harga perolehan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda dan garis lurus (untuk aset golongan IV) dengan persentase sebagai berikut:

   

Golongan I : 50% dari nilai buku, meliputi inventaris kantor dan peralatan proyek. Golongan II : 25% dari nilai buku, meliputi inventaris kantor, peralatan proyek dan kendaraan. Golongan III: 12,5% dari nilai buku peralatan proyek. Golongan IV: 5% dari harga perolehan bangunan.

Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap akan ditambah (kapitalisasi) pada jumlah tercatat aset yang bersangkutan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:  Pengeluaran tersebut memperpanjang masa manfaat aset yang bersangkutan, dan  Memenuhi batas materialitas yang ditetapkan oleh Direksi, yaitu: i) Di atas Rp10.000.000 untuk perlengkapan kantor, bengkel dan gudang. ii) Di atas Rp8.000.000 untuk peralatan proyek. iii) Renovasi/perbaikan gedung lama untuk kantor, rumah tinggal, bengkel dan gudang berikut biaya perizinan dan perencanaannya dengan biaya pekerjaan lebih besar dari Rp25.000.000 tiap kalinya. iv) Rekondisi atas reparasi alat konstruksi dengan biaya lebih besar dari 10% x harga pasar alat yang sama pada masa kini dan atau lebih besar dari Rp25.000.000 untuk tiap kalinya. ASET TIDAK BERWUJUD Merupakan penampungan aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memiliki wujud fisik yang dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa untuk disewakan atau untuk tujuan akuntatif dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Kemungkinan besar manfaat ekonomis di masa mendatang dari aktiva tersebut akan diperoleh perusahaan. 2. Nilai perolehannya dapat diukur secara aktual. 15

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI ASET LAIN-LAINNYA Merupakan aset tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam pos-pos aset tidak lancar di atas. Aset tidak lancar lainnya disajikan sebesar nilai tercatat atau nilai lain sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang bersangkutan. PERKIRAAN PERANTARA Perkiraan yang digunakan untuk mencatat transaksi Utang/piutang antara kantor pusat dengan unit bisnis, antara unit bisnis, ataupun antara unit bisnis dengan proyek. UTANG USAHA Pos ini merupakan kewajiban yang timbul dalam rangka kegiatan normal operasi Perseroan. WESEL BAYAR Merupakan Utang usaha pada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan dari tanggal neraca atau satu siklus operasi normal perusahaan. PINJAMAN JANGKA PENDEK Kewajiban yang timbul karena adanya pinjaman perusahaan pada lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank yang berumur kurang dari 12 bulan. UTANG BRUTO KE PIHAK III Utang bruto kepada pihak ketiga merupakan Utang prestasi kerja subkontraktor yang belum diberitaacarakan. UTANG PAJAK a) Utang PPN Keluaran Merupakan perkiraan yang dipergunakan untuk membukukan Pajak Pertambahan Nilai atas jasa yang diberikan oleh PT Waskita Karya, kepada pemberi kerja yang harus dilaporkan dalam Laporan SPT Masa PPN. b) Utang PPN Masukan Kewajiban sehubungan dengan tagihan pajak yang dilakukan oleh pihak ke tiga. c) Utang PPh Pasal 21/26 Merupakan perkiraan yang digunakan untuk membukukan pajak yang dipotong dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dengan nama dan bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi yang belum disetor ke kas Negara. d) Utang PPh Pasal 22 Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat Utang akibat adanya kewajiban pajak import yang belum dibayar atau kurang bayar akibat import barang atau objek PPh 22 lainnya.

16

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI e) Utang PPh Pasal 23 Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat Utang pajak berkenaan dengan pungutan pajak yang dilakukan oleh PT Waskita Karya atas pembayaran imbalan untuk jasa management, jasa tehnik, sewa, bunga dan lain-lain yang dilakukan di perusahaan dan belum disetor ke Kas Negara, sesuai peraturan perpajakan. f) Utang PPh Pasal 4 (2) Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat PPh jasa konstruksi yang dipungut dari subkontraktor melalui pembayaran termin dan objek PPh 4 (2) lainnya dipungut dari pihak ke-3. g) Utang PPh Final/Jasa Konstruksi Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat PPh jasa konstruksi yang tidak/kurang dipungut atas pembayaran tagihan termin maupun pencatatan PPh jasa konstruksi atas Pendapatan Usaha yang belum ditagih/belum dibayar. h) Utang Pajak Revaluasi Kewajiban yang timbul karena adanya penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi). i) Utang Bea Pengalihan Hak Atas Tanah & Bangunan Kewajiban yang timbul akibat penjualan tanah atau bangunan. UANG MUKA KONTRAK JANGKA PENDEK a) Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Merupakan uang muka yang diterima dari pemberi kerja sehubungan pelaksanaan proyek yang jangka waktunya kurang dari 12 bulan atau maksimum 12 bulan yang pengembaliannya diperhitungkan dengan progress yang dicantumkan dalam pembayaran termin. b) Uang Muka Pembelian Rumah Siap Huni Merupakan uang muka yang diterima dari penjualan rumah. c) Uang Muka Pembelian Tanah Kavling Merupakan uang muka yang diterima dari penjualan Kavling. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Merupakan perkiraan atas Utang beban yang dipergunakan untuk mencatat beban pada periode tahun buku tetapi baru akan dibayar pada periode tahun berikutnya. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Merupakan pendapatan periode akuntansi yang akan datang tetapi telah diterima pada periode akuntansi berjalan. BAGIAN KEWAJIBAN (LIABILITAS) JANGKA PANJANG YANG JATUH TEMPO Merupakan kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan dari tanggal neraca.

17

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI KEWAJIBAN (LIABILITAS) LANCAR LAIN-LAIN Pos ini mencakup liabilitas jangka pendek yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam pos-pos liabilitas jangka pendek di atas. Liabilitas jangka pendek lainnya disajikan sebesar nilai tercatat. UTANG INTERNAL Pos ini digunakan untuk mencatat kewajiban yang timbul sehubungan dengan adanya transaksi internal. UANG MUKA KONTRAK JANGKA PANJANG Merupakan uang muka yang diterima dari pemberi kerja sehubungan pelaksanaan proyek yang jangka waktunya lebih dari 12 bulan. UTANG SEWA GUNA USAHA Merupakan kewajiban perseroan sehubungan dengan adanya pembelian aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha. UTANG OBLIGASI Pos ini merupakan kewajiban Perseroan kepada pemegang obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi Perseroan. Utang Obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah memperhitungkan amortisasi premium atau diskonto. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum obligasi Perseroan dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto yang akan diamortisasi selama jangka waktu obligasi. MODAL Ekuitas adalah bagian hak pemilik (pemegang saham) dalam Perseroan, yang merupakan nilai sisa dari aset Perseroan setelah dikurangi dengan kewajibannya. SELISIH PENILAIAN a) Keuntungan (Kerugian) Revaluasi Aktiva Tetap Pos ini digunakan untuk mencatat selisih keuntungan/kerugian revaluasi aktiva tetap. b) Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Pos ini digunakan untuk mencatat selisih kurs penjabaran laporan keuangan cabang luar negeri. PENDAPATAN & BEBAN Pendapatan Pendapatan dari pekerjaan konstruksi diakui berdasarkan metode persentase penyelesaian yang diterapkan menurut persentase kemajuan fisik yang diakui oleh pemilik pekerjaan berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan atau Surat Konfirmasi Fisik.

18

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Pendapatan dari usaha perdagangan diakui berdasarkan metode tahap penyerahan barang kepada pembeli. Pendapatan dari jasa penyewaan gedung diakui berdasarkan jumlah waktu pemakaian yang telah direalisasikan. Pendapatan dari usaha sarana papan (properti) diakui pada saat penyerahan/perpindahan hak atau pada saat penandatanganan akta jual-beli. Pendapatan dari penjualan unit Beton Precast diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi: a. telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli; b. tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; c. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; d. kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke unit beton precast. e. biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.

Pendapatan dari penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, dan bangunan sejenis lainnya diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:  Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;  Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan  Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal a. Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:  Proses penjualan telah selesai (setelah pengikatan jual beli)  Harga jual akan tertagih  Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan  Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. b. Pendapatan penjualan kapling tanah tanpa bangunan, diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:  Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; 19

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI   

Harga jual akan tertagih Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang; dan Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kapling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan

Beban Beban diakui atas dasar saat timbulnya kewajiban yang secara keseluruhan dibandingkan secara layak dengan pendapatannya. Beban diakui dalam laporan laba-rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh, Proses ini disebut pengkaitan biaya dengan pendapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Penggunaan matching concept tidak memperkenankan pengakuan pos dalam laporan posisi keuangan (neraca) yang tidak memenuhi kriteria pengakuan aset dan kewajiban (liabilitas). Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi jika pengeluaran tidak menghasilan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebagai aset. PENDAPATAN JASA KONSTRUKSI Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha jasa konstruksi. PENDAPATAN SEWA GEDUNG Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha pendapatan sewa gedung. PENDAPATAN RUMAH SIAP HUNI Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha rumah siap huni. PENDAPATAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha tanah kavling. PENDAPATAN INTERNAL Digunakan utuk mencatat pendapatan dari kegiatan usaha internal. PENJUALAN PRECAST Digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan produk beton PENJUALAN REALTY Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha realty 20

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI BEBAN JASA KONSTRUKSI EKSTERNAL Digunakan untuk mencatat beban dari usaha jasa konstruksi eksternal BEBAN SEWA GEDUNG Digunakan untuk mencatat beban dari usaha sewa gedung BEBAN RUMAH SIAP HUNI Digunakan untuk mencatat beban dari usaha rumah siap huni BEBAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN Digunakan untuk mencatat beban dari usaha tanah kavling BEBAN INTERNAL Digunakan untuk mencatat beban dari usaha jasa konstruksi internal BEBAN SEWA GEDUNG INTERNAL Digunakan untuk mencatat beban dari sewa gedung internal BEBAN PEGAWAI Digunakan untuk mencatat beban yang dikeluarkan atas penghasilan yang diterima pegawai BEBAN JASA PRODUKSI, TANTIEM, & THR Digunakan untuk mencatat beban yang dikeluarkan atas Jasa Produksi, Tantiem dan THR BEBAN KANTOR Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan kantor. BEBAN PERJALANAN Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan perjalanan dinas dan eksploitasi kendaraan BEBAN GEDUNG Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan pemakaian air, listrik, gas, PBB, Asuransi dan perawatan gedung BEBAN UMUM Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan tenaga ahli, sumbangan, dan lain-lainnya BEBAN PENYUSUTAN ASET TETAP Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan penyusutan aktiva tetap BEBAN PENURUNAN NILAI PIUTANG Digunakan untuk mencatat penurunan nilai piutang dan aktiva lainnya 21

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI PENDAPATAN KEUANGAN Digunakan untuk mencatat penerimaan atas bunga, jasa giro, deposito. BEBAN BANK Digunakan untuk mencatat bunga pinjaman dari Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank LABA (RUGI) PENJUALAN ASET TETAP Digunakan untuk mencatat keuntungan/kerugian sehubungan dengan penjualan aktiva tetap LABA (RUGI) KURS – BERSIH Digunakan untuk mencatat keuntungan (kerugian) beda kurs BAGIAN LABA (RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI Digunakan untuk mencatat keuntungan (kerugian) sehubungan dengan penyertaan perseroan pada perusahaan asosiasi LABA PER SAHAM Laba usaha dan laba bersih per saham masing-masing dihitung dengan membagi laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAIN Pos ini mencakup kewajiban jangka panjang yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam pospos kewajiban jangka panjang di atas. Kewajiban jangka panjang lainnya disajikan sebesar nilai tercatat. SEGMEN OPERASI PSAK No. 5 (Revisi 2009) tentang Segmen Operasi diterapkan atas laporan keuangan entitas dan laporan keuangan konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk: (a) yang instrumen utang atau instrumen ekuitasnya diperdagangkan di pasar publik (pasar modal domestik atau luar negeri atau over-the-counter, termasuk pasar modal lokal dan regional), atau (b) yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan penerbitan semua kelas instrumen di pasar publik.

22

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PELAPORAN

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI DAFTAR ISI Halaman Laporan Keuangan Tahunan ............................................................................3 Laporan Keuangan Interim ..............................................................................3 Desentralisasi .................................................................................................5 Jenis Laporan .................................................................................................6 Laporan Keuangan Proyek ...............................................................................7 Laporan Keuangan Divisi / Kantor Pusat .........................................................11 Gabungan / Konsolidasi .................................................................................15

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 1. LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK 1 (Revisi 2009) ini menarik/menggantikan PSAK 1 (Revisi 1998) dan PSAK 6 (Reformat 2007). Perusahaan menerapkan PSAK 1 (Revisi 2009) ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang terdiri komponen berikut ini: (a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode; (b) laporan laba rugi komprehensif selama periode; (c) laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) laporan arus kas selama periode; (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan (f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Dalam PSAK 1 (Revisi 2009) dinyatakan bahwa entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang disyaratkan dalam SAK. PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah dan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK), maka perusahaan semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan mengungkapkan: (a) nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keungan yang diatur dalam KDPPLK; dan (b) untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar. PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau catatan atas laporan keuangan.

3

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa entitas menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode: (a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau (b) dalam bentuk dua laporan: (i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan (ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif). PSAK 1 (Revisi 2009) mewajibkan pengungkapan yang bersifat kualitatif, misalnya informasi permodalan. perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut: (a) informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola permodalannya, termasuk: (i) uraian tentang apa yang dikelola sebagai modal; (ii) ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal, sifat persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan dalam pengelolaan permodalan; dan (iii) bagaiamana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalan. (b) ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelolanya sebagai modal. Beberapa entitas menganggap liabilitas keuangan (misalnya beberapa bentuk utang subordinasi) sebagai bagian dari modal. Entitas lain menganggap modal tidak termasuk beberapa komponen yang timbul dari lindung nilai arus kas). (c) setiap perubahan di (a) dan (b) dari periode sebelumnya. (d) apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal. (e) ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan ekternal tersebut, konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut. PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan: (a) domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor); (b) keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama; (c) nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha; dan (d) bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama unsur entitas. 2. LAPORAN KEUANGAN INTERIM PSAK No. 3 (Revisi 2010) tentang Laporan Keuangan Interim berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. PSAK 3 (Revisi 2010) ini menggantikan PSAK 3 (Revisi 2000). PSAK 3 (Revisi 2010) menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam (a) laporan keuangan lengkap atau (b) ringkas untuk periode interim.

4

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi (a) laporan lengkap sebagaimana diatur dalam PSAK 1 (Revisi 2009) atau (b) laporan keuangan ringkas sebagaimana diatur dalam PSAK 3 (Revisi 2010) untuk suatu periode interim. Periode interim adalah suatu periode pelaporan keuangan yang lebih pendek daripada satu tahun buku penuh. PSAK 3 (Revisi 2010) menyatakan bahwa terkait dengan masalah ketepatan waktu dan pertimbangan biaya serta untuk menghindari pengulangan informasi yang telah dilaporkan sebelumnya, entitas disyaratkan atau memilih untuk menyediakan informasi yang lebih sedikit pada tanggal interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. PSAK 3 (Revisi 2010) menetapkan isi minimum laporan keuangan interim yang meliputi laporan keuangan ringkas dan catatan penjelasan tertentu. Laporan keuangan interim dimaksudkan untuk menyediakan pemutakhiran laporan keuangan tahunan lengkap yang terakhir. Oleh karena itu, laporan keuangan interim berfokus pada aktivitas, peristiwa, dan kondisi baru serta tidak mengulang informasi yang telah dilaporkan sebelumnya. Laporan keuangan interim mencakup laporan keuangan (lengkap atau ringkas) untuk periode-periode sebagai berikut: (a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi keuangan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya; (b) laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya; (c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya; (d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim, dengan laporan arus kas komparatif untuk periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya. 3. DESENTRALISASI Sistem informasi keuangan yang berlaku di PT Waskita Karya (Persero), di samping bertujuan menghasilkan Laporan Keuangan berkala yang merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada Pemegang Saham, juga bertujuan untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada manajemen dalam melaksanakan kegiatan usaha secara periodik.

5

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Untuk mencapai sasaran tersebut digunakan beberapa konsep dasar: • Desentralisasi Penyusunan Laporan. Agar umpan balik dapat berjalan cepat dan tepat, baik di Divisi maupun Kantor Pusat, maka sistem penyusunan laporan keuangan dibuat desentralisasi di tiap-tiap Unit Usaha maupun Kantor Pusat. • Standardisasi Laporan Dalam menyusun Laporan Keuangan di Divisi dan Kantor Pusat, dibuat standardisasi tentang:  Nama Akun/Perkiraan  Formulir Laporan  Waktu Laporan  Nama dan Kode Laporan  Distribusi Laporan 4. JENIS LAPORAN Jenis Laporan dapat dibedakan berdasarkan: 1) Cara pembuatan: secara komputerisasi (c) atau manual (m). 2) Asal atau tempat pembuatan/penyusunan: a. dari Proyek (Pr) b. dari Divisi (d) c. dari Kantor Pusat (KP) 3) Fungsi: a. Dipergunakan khusus untuk pengambilan keputusan di tempat asal penyusun laporan. b. Disampaikan kepada pengguna laporan berikutnya.

6

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 5. LAPORAN KEUANGAN PROYEK Laporan keuangan proyek sebagai berikut: No

Nama Laporan

Kode

c

Asal Pembuatan Pr d KP

v v v v v

v v

v v v v v

v

v

v

Cara m

1 2 3 4 5

Berita Acara Pemeriksaan Kas Rekonsiliasi Bank Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (WIP) Rekonsiliasi Utang Piutang Intern Daftar Piutang Termin Berdasarkan Umur

6

Daftar Piutang Retensi Berdasarkan Umur

7 8

Daftar Utang Supplier Berdasarkan Umur Daftar Utang Upah Kerja Berdasarkan Umur Daftar Utang Subkontraktor & Retensi LKT-03A-3 Subkontraktor Berdasarkan Umur

v v

v v

v v

v

v

v

10

Daftar Utang Sewa Alat Berdasarkan Umur

LKT-03A-4

v

v

v

11

Daftar Utang BUA Berdasarkan Umur

LKT-03A-5

v

v

v

12

Daftar Utang Lain-lain Berdasarkan Umur

LKT-03A-6

v

v

v

13

Perhitungan L/R Bruto Proyek Tahun Berjalan

LKT-05

v

v

v

14

Daftar Persediaan Bahan

LKT-07

v

v

v

15

Daftar Utang Bruto Berdasarkan Umur

LKT-08

v

v

v

16

Daftar Uang Muka Kepada Pihak Ketiga

LKT-13

v

v

v

17 18

Daftar Uang Muka Kontrak Jangka Panjang Daftar Saldo Bank Daftar Beban Kontrak yg mempunyai Hubungan Istimewa (berelasi) dg PT. WK DRM Buku Tambahan Buku Harian

LKT-14 LKT-15

v v

v v

v v

LKT-16

v

v

v

v v v

v v v

9

19 20 21 22

Catatan : m = c = pr = d = KP =

Subkontraktor

(WIP)

LKT-01 RBT-01 LKT-02 RHP-01 LKT-03-1 LKT-03-2A LKT-03-2B LKT-03A-1 LKT-03A-2

DRM BT BH

Manual Computer Proyek Divisi Kantor Pusat

7

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI No Nama 1 Berita Acara Pemeriksaan Kas

Kode LKT-01

Disusun oleh Kepala Proyek / Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Frekwensi Waktu Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

Kepala Proyek / Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

Kepala Proyek / Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

Daftar Rincian Utang Piutang Internal dibandingkan dengan Daftar Rincian Utang Piutang Divisi/Wilayah/ Kantor Pusat LKT-03-1 Rekapitulasi / Rincian Piutang Berdasarkan Umur

Kasi/Kabag Keuangan Proyek / Divisi /

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya .

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya .

LKT-03-2A Rekapitulasi / Rincian LKT-03-2B Piutang Retensi Berdasarkan Tanggal Invoice & berdasarkan tanggal FHO LKT-03A-1 Rekapitulasi / Rincian Utang Supplier Berdasarkan Umur

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya.

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

2

Rekonsiliasi Bank

RBT-01

3

Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (Prestasi Fisik Yang Belum diBA-kan) Rekonsiliasi Utang Piutang Intern

LKT-02

4

Isi Daftar pemeriksaan uang kas menurut catatan buku kas dengan jumlah uang yang benar- benar ada di kasir Posisi uang yang ada di bank menurut catatan pembukuan dibandingkan dengan saldo rekening koran. Rekapitulasi prestasi kerja yang Belum diberitacarakan dari proyek (sumber data dari formulir LEP-02)

RHP-01

5

Daftar Piutang Termin Berdasarkan Umur

6

Daftar Piutang Retensi Berdasarkan Umur

7

Daftar Utang Supplier Berdasarkan Umur

8

Daftar Utang Upah Kerja Berdasarkan Umur

LKT-03A-2 Rekapitulasi / Rincian Utang Upah Kerja Berdasarkan Umur

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

9

Daftar Utang Subkontraktor & Retensi Subkontrakor Berdasarkan Umur

LKT-03A-3 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Subkontraktor & Retensi Divisi/Kasi/Kabag Subkontraktor Berdasarkan Keuangan Proyek Umur

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

8

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 10 Daftar Utang Sewa Alat Berdasarkan Umur

LKT-03A-4 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Sewa Alat Berdasarkan Divisi/Kasi/Kabag Umur Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

11 Daftar Utang BUA Berdasarkan Umur

LKT-03A-5 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu BUA Berdasarkan Umur Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

12 Daftar Utang Lain-lain Berdasarkan Umur

LKT-03A-6 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Lain-lain Berdasarkan Divisi/Kasi/Kabag Umur Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

13 Perhitungan L/R Bruto Proyek Tahun Berjalan

LKT-05

Perhitungan Pendapatan Usaha dan Beban Kontrak Tahun Berjalan sampai dengan tanggal Laporan

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

14 Rekapitulasi Persediaan Bahan

LKT-07

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

15 Daftar Utang Bruto Subkontraktor (WIP) Berdasarkan Umur 16 Daftar Uang Muka kepada Pihak Ketiga

LKT-08

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

17 Daftar Uang Muka Kontrak Jangka Panjang

LKT-14

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

18 Daftar Saldo Bank

LKT-15

Rekapitulasi Persediaan bahan di proyek proyek yang Belum dipakai dan Belum diprestasikan ( sumber data dari formulir PPL-06 ) Rekapitulasi perhitungan nilai prestasi phisik subkontraktor yang belum di Berita-Acarakan (sumber data dari formulir F-03) Rekapitulasi Nilai Uang Muka yang dibayarkan, sisa yang telah dipotong dan Informasi mengenai Jaminan UM yang diterima Rekapitulasi Nilai Uang Muka yang diterima dan Sisa UM yang belum dikembalikan / dipotong oleh pemberi kerja Rekapitulasi Saldo Bank

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

19 Daftar Beban Kontrak yg mempunyai Hubungan Istimewa dg PT. Waskita

LKT-16

Daftar Rekanan yang Kabag Keu memiliki transaksi Divisi/Kasi/Kabag sekurang-kurangnya 10% x Keuangan Proyek PU yang tercatat s.d periode Laporan

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

LKT-13

9

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 20 Daftar Rincian Mutasi

DRM

21 Buku Tambahan

BT

22 Buku Harian

BH

Daftar rincian mutasi buku besar yang mempunyai sub buku besar dan buku pembantu yang dijabarkan ke dalam saldo awal tahun, mutasi s/d bulan lalu, mutasi bulan ini, mutasi s/d bulan ini dan saldo akhir. Informasi saldo awal, jumlah mutasi s/d bulan lalu, transaksi bulan ini ( secara detail ) jumlah mutasi bulan ini, jumlah mutasi s/d bulan ini dan saldo berjalan. Jurnal per jenis buku harian

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya .

Kabag Keu Divisi/Kasi/Kabag Keuangan Proyek

Bulanan Tanggal 10 bulan berikutnya

10

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 6. LAPORAN KEUANGAN DIVISI/KANTOR PUSAT Laporan Keuangan Divisi/Kantor Pusat sebagai berikut: Cara

No

Nama Laporan

Kode

1

Neraca

LKI-01

2

Neraca Komparatif

LKI-02

3

Perhitungan Laba (Rugi)

LKI-03

4

Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif

LKI-04

v

5

Laporan Arus Kas

LKI-05

v

6

Neraca Lajur

LKI-11

7

Neraca Mutasi Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa (WIP)

9

d

Kp

v v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

LKI-12

v

v

v

v

LKT-02

v

v

v

Daftar Utang-Piutang Berdasarkan Umur

LKT-03

v

v

v

10

L/R Bruto per Proyek Tahun Berjalan

LKT-04

v

v

v

11 12

LKT-05

v v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

15

Perhitungan L/R Dari Awal Proyek  Daftar Aset Tetap & Penyusutan  Rincian Harga Perolehan Aset Tetap Rekapitulasi Persediaan Bahan Rekapitulasi Prestasi Subkontraktor Yang Belum di-BA-kan Rincian Biaya Administrasi & Umum

LKT-09

v

v

v

v

16

Rincian Pendapatan Lain-lain

LKT-10

v

v

v

v

17

Rincian Beban Lain-lain

LKT-11

v

v

v

v

18

DRM

DRM

v

v

v

19

Buku Tambahan

BT

v

v

v

20

Buku Harian

BH

v

v

v

8

13 14

LKT-06 LKT-07 LKT-08

m

Asal Pembuatan c v

v v

pr

v

v

11

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

No 1

Nama Neraca

Kode LKI-01

Frekwen Isi Disusun oleh si Waktu Posisi keuangan tiap akhir Kabag Bulanan Tanggal 10 bulan Keuangan bulan Divisi berikutnya untuk Divisi

2

Neraca Komparatif (Perbandingan dua neraca)

LKI-02

Posisi keuangan pada tiap Kabag akhir bulan; dibandingkan Keuangan dengan posisi keuangan Divisi tahun lalu, serta selisihnya.

Bulanan

Tanggal15 bulan berikutnya untuk Divisi

3

Perhitungan Laba (Rugi)

LKI-03

Perhitungan hasil usaha pada periode tertentu

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi.

4

Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif

LKI-04

Perhitungan hasil usaha Kabag pada periode tertentu, Keuangan dibandingkan dengan Divisi hasil usaha tahun lalu dan selisihnya .

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi.

5

Laporan Arus Kas

LKI-05

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi.

6

Neraca Lajur.

LKI-11

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi.

7

Neraca Mutasi

LKI-12

Perhitungan arus keluar masuknya kas atau setara kas jangka pendek selama satu periode pelaporan, dengan membanding kan antara neraca per tanggal laporan dengan saldo awalnya. Daftar Neraca Saldo pada tanggal laporan dari tiap pos perkiraan, Jurnal Koreksi, Neraca Saldo setelah koreksi serta pemisahan pos perkiraan kedalam perkiraan neraca dan pos perkiraan Laba (Rugi). Menggambarkan saldo awal tahun, mutasi s/d bulan lalu, mutasi bulan ini, mutasi s/d bulan ini dan saldo pada bulan laporan.

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

12

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

No 8

Nama Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (WIP)

Kode LKT-02

9

Utang Piutang berdasarkan umur.

LKT-03

10

Laba – Rugi Bruto tahun berjalan.

LKT-04

11

Frekwen Isi Disusun oleh si Waktu Rekapitulasi perhitungan Kabag Bulanan Tanggal 10 nilai prestasi phisik Keuangan bulan subkontraktor yang belum Divisi berikutnya di Berita-Acarakan atau untuk Divisi tagihan bruto kepada pengguna jasa (sumber data dari formulir F-03) Rekapitulasi / Rincian Kabag Bulanan Tanggal 10 saldo Utang piutang per Keuangan bulan proyek beserta umur dari Divisi berikutnya masing-masing Utanguntuk Divisi. piutang tsb. Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

Perhitungan L/R dari LKT-05 Awal Proyek

Perhitungan Pendapatan Kabag Usaha dan Beban Kontrak Keuangan serta kewajiban ke Kantor Divisi Pusat dari awal proyek sampai dengan tanggal laporan

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

12

Daftar Aset Tetap LKT-06 dan Penyusutannya.

Daftar rincian Aset Tetap Kabag dan penyusutannya, yang Keuangan dikelompokkan per Divisi golongan dan per jenis Asetnya

Triwulana Tanggal 10 n bulan berikutnya untuk Divisi

13

Rekapitulasi Persediaan Bahan

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

14

Prestasi Phisik LKT-08 Subkontraktor Yang Belum di-BA-kan.

Rekapitulasi Persediaan bahan di proyek proyek yang Belum dipakai dan Belum diprestasikan ( sumber data dari formulir PPL-06 ) Rekapitulasi perhitungan nilai prestasi phisik subkontraktor yang belum di Berita-Acarakan (sumber data dari formulir F-03)

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

LKT-07

Jumlah Pendapatan Usaha, Beban Kontrak, Laba-Rugi Bruto yang dirinci per-nama proyek pada periode waktu tertentu.

13

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

Kode LKT-09

Frekwen Isi Disusun oleh si Waktu Daftar rincian mutasi sub Kabag Bulanan Tanggal 10 perkiraan buku besar Keuangan bulan Beban Umum dan Divisi berikutnya admitrasi untuk Divisi

No 15

Nama Rincian Beban Umum dan Admitrasi

16

Rincian Pendapatan LKT-10 Bukan Usaha

Rincian mutasi sub Kabag perkiraan buku besar Keuangan Pendapatan Bukan Usaha Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

17

Rincian Beban Bukan Usaha

LKT-11

Rincian mutasi sub perkiraan buku besar Beban Bukan Usaha

Kabag Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

18

Daftar Rincian Mutasi

DRM

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

19

Buku Tambahan

BT

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi.

20

Buku Harian

BH

Daftar rincian mutasi buku Kabag besar yang mempunyai Keuangan sub buku besar dan buku Divisi pembantu yang dijabarkan ke dalam saldo awal tahun, mutasi s/d bulan lalu, mutasi bulan ini, mutasi s/d bulan ini dan saldo akhir. Informasi saldo awal, Kabag jumlah mutasi s/d bulan Keuangan lalu, transaksi bulan ini Divisi ( secara detail ) jumlah mutasi bulan ini, jumlah mutasi s/d bulan ini dan saldo berjalan. Jurnal jurnal per jenis Kabag buku harian Keuangan Divisi

Bulanan

Tanggal 10 bulan berikutnya untuk Divisi

14

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 7. GABUNGAN/KONSOLIDASI Laporan keuangan gabungan/konsolidasian sebagai berikut: No

Nama Laporan

Kode

Cara m

Asal Pembuatan c

pr

d

kp

v

v

v

v

v

v

v

v

v

1

Neraca

LKI-01

2

Neraca Komparatif

LKI-02

3

Perhitungan Laba (Rugi)

LKI-03

4

Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif

LKI-04

v

v

v

v

5

Laporan Arus Kas

LKI-05

v

v

v

v

6

Laporan Perubahan Ekuitas

LKI-06

v

v

v

v

7

Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (WIP)

LKT-02

v

v

v

8

Rekapitulasi Utang - Piutang Berdasarkan Umur

LKT-03

v

v

v

v

9

Perhitungan L/R dari Awal Proyek

LKT-05

v

v

v

10

Daftar Aset Tetap & Penyusutan

LKT-06

v

v

v

11

Rekapitulasi Prestasi Phisik Subkontraktor

LKT-08

v

v

12

Rincian Biaya Administrasi & Umum

LKT-09

v

v

v

13

Rincian Pendapatan Lain-lain

LKT-10

v

v

v

14

Rincian Beban Lain-lain

LKT-11

v

v

v

15

Catatan Atas Laporan Keuangan

CTT

v

v

v

v

15

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

No 1

Nama Neraca

Kode LKI-01

2

Neraca Komparatif LKI-02 (Perbandingan dua neraca)

3

Perhitungan Laba (Rugi)

LKI-03

4

Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif

5

Laporan Arus Kas

Isi Disusun oleh Frekwensi Waktu Posisi keuangan tiap akhir Departemen Triwulanan Tanggal 15 triwulan Keuangan & bulan Risiko berikutnya setiap triwulanan Posisi keuangan pada tiap akhir triwulanan; dibandingkan dengan posisi keuangan triwulanan tahun lalu, serta selisihnya. Perhitungan hasil usaha pada periode tertentu

Departemen Keuangan & Risiko

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

Departemen Keuangan & Risiko

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

LKI-04

Perhitungan hasil usaha Departemen pada periode tertentu, Keuangan & dibandingkan dengan hasil Risiko usaha tahun lalu dan selisihnya (penekanan dengan model EBIT)

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

LKI-05

Perhitungan arus keluar Departemen masuknya kas atau setara Keuangan & kas jangka pendek selama Risiko satu periode pelaporan, dengan membanding kan antara neraca per tanggal laporan dengan saldo awalnya.

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

6

Laporan Perubahan LKI-06 Ekuitas

Perhitungan Perubahan Departemen Ekuitas pemegang saham Keuangan & selama periode pelaporan. Risiko

Triwulanan

7

Rekapitulasi LKT-02 Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (Prestasi Phisik Yang Belum Diberita Acarakan).

Rekapitulasi prestasi kerja Departemen yang belum di berita Keuangan & acarakan dari proyekRisiko proyek (sumber data dari formulir LEP-02)

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

8

Utang Piutang LKT-03 berdasarkan umur.

Rekapitulasi / Rincian Departemen saldo Utang piutang per Keuangan & proyek beserta umur dari Risiko masing-masing Utangpiutang tsb.

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

16

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI No 9

Nama Perhitungan L/R dari Awal Proyek

Kode LKT-05

Isi Perhitungan PDP dan BDP serta kewajiban ke Kantor Pusat dari awal proyek sampai dengan tanggal laporan

10

Daftar Aset Tetap dan Penyusutannya.

LKT-06

Daftar rincian Aset Tetap Departemen dan penyusutannya, yang Keuangan & dikelompokkan per Risiko golongan dan per jenis Asetnya

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

11

Utang Bruto LKT-08 Kepada Subkontraktor (Prestasi Phisik Subkontraktor Yang Belum di-BA-kan.)

Rekapitulasi perhitungan Departemen nilai prestasi phisik Keuangan & subkontraktor yang belum Risiko di Berita-Acarakan (sumber data dari formulir F-03)

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

12

Rincian Beban Umum dan Adminitrasi.

Departemen Keuangan & Risiko

13

Rincian Pendapatan LKT-10 Bukan Usaha

Daftar rincian mutasi sub perkiraan buku besar Beban Umum & Administrasi (71000 s/d 78000) Rincian mutasi sub perkiraan buku besar Pendapatan Bukan Usaha.

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

14

Rincian Beban Bukan Usaha.

Rincian mutasi sub perkiraan buku besar Beban Bukan Usaha.

Departemen Keuangan & Risiko

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

15

Catatan Atas CTT Laporan Keuangan

Back up dari Neraca, Laba Departemen (Rugi) Perubahan Ekuitas Keuangan & dan Arus Kas Risiko

Triwulanan Tanggal 15 bulan berikutnya setiap triwulanan

LKT-09

LKT-11

Disusun oleh Frekwensi Waktu Departemen Triwulanan Tanggal 15 Keuangan & bulan Risiko berikutnya setiap triwulanan

Departemen Keuangan & Risiko

17

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Laporan keuangan gabungan/konsolidasi disusun secara periodik di Kantor Pusat oleh Departemen Keuangan dan Risiko. Laporan keuangan gabungan merupakan penggabungan laporan keuangan dari Divisi dan Kantor Pusat dengan menghilangkan (eliminasi) transaksi-transaksi internal yang terjadi serta koreksi-koreksi terhadap kesalahan pembukuan. Laporan keuangan konsolidasian merupakan konsolidasi antara laporan keuangan gabungan di Induk Perseroan dan laporan keuangan anak-anak perusahaan/asosiasi yang wajib dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Induk Perseroan. Laporan keuangan gabungan/konsolidasian juga menyajikan rincian pos-pos tertentu yang dibutuhkan Manajemen untuk evaluasi dan pengambilan keputusan.

18

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PENURUNAN NILAI DAN TIDAK TERTAGIHNYA ASET KEUANGAN

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PENURUNAN NILAI DAN TIDAK TERTAGIHNYA ASET KEUANGAN Pada setiap tanggal neraca perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka perusahaan akan melakukan penurunan nilai aset keuangan. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Penurunan nilai pada dasarnya disebabkan oleh dampak kombinasi dan beberapa peristiwa. Kerugian yang diperkirakan timbul akibat peristiwa di masa datang tidak dapat diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin terjadi. Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi data yang dapat diobservasi menjadi perhatian dari pemegang aset tersebut mengenai peristiwa-peristiwa yang merugikan berikut ini : a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami oleh pemberi jasa; b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran. c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak pemberi jasa dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; Prosedur penurunan nilai dan tidak tertagihnya asset keuangan dilakukan sebagai berikut :

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

1. TUJUAN

:

Untuk Mengatur Perumusan Penurunan Nilai Piutang

2. RUANG LINGKUP

:

Kepala Unit Bisnis/Unit Kerja, Direksi, Komisaris

Bagan Alir

Pen Jwb

Kegiatan

Ket

1. Teliti semua piutang/tagihan bruto secara individu

2. Adakah terdapat bukti obyektif antara lain (PSAK 55 paragraf 66): a. b.

c.

Owner mengalami kesulitan keuangan signifikan,atau Pelanggaran kontrak, seperti terjadi wanprestasi atau tunggakan pembayaran’atau Terdapat kemungkinan bahwa owner/peminjam dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya

3. Jika “Ya”, maka dilakukan penurunan nilai aset keuangan dengan cara sebagai berikut:

Nilai piutang Nilai kini estimasi Arus Kas (DCF) Penurunan Nilai

= xxxx = xxxx = xxxx

-

4. Penurunan nilai sesuai butir 3, dicatat pada laporan laba rugi sebagai rugi dan di neraca pada cadangan penurunan nilai.

3

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 5. Jika “Tidak” terdapat bukti obyektif sesuai butir 2, maka piutang/tagihan bruto dikelompokkan sbb: a. Kelompok owner pemerintah/BUMN b. Kelompok owner swasta

6. Untuk kelompok owner pemerintah/BUMN dilakukan penurunan nilai piutang untuk yang telah berumur lebih dari 1 tahun sbb: Cadangan Penurunan Nilai 5%

Akumulasi Cadangan Penurunan Nilai 5%

> 15 - 18

5%

10%

> 18 - 21

10%

20%

4

> 21 - 24

10%

30%

5

> 24 - 27

10%

40%

6

> 27 - 30

20%

60%

7

> 30 - 33

20%

80%

8

> 33 - 36

20%

100%

No

Umur Piutang (bulan)

1

> 12 - 15

2 3

7. Rugi penurunan nilai piutang dicatat pada laba/rugi sedang cadangan penurunan nilai dicatat pada neraca 8. Untuk owner swasta setelah dikelompokan, selanjutnya dinilai secara individu kembali dengan cara sbb: a. Pada jatuh tempo tahun pertama

Nilai piutang Nilai kini estimasi Arus Kas Penurunan Nilai

= xxxx = xxxx = xxxx

-

b. Pada jatuh tempo tahun ke dua dst.

Nilai Piutang Nilai kini estimasi Arus Kas Penurunan Nilai PenurunanNilai Tahun Ke 2 Sesuai Tabel JumlahPenurunanNilai

= = = =

xxxx xxxx xxxx xxxx

+

= xxxx

4

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

9. Rumus Discounted Cash Flow adalah sbb: DCF = ___x____ (1+i)n X = nilai piutang i = suku bunga Bank Indonesia (saat ini6,75%) n = jangkawaktu

5

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI TAGIHAN BRUTTO (IMPAIRMENT PIUTANG) 1. Jika Terdapat Bukti Obyektif A. Contoh 1 PT A dinyatakan pailit dan masih terdapat piutang sebesar Rp 65.000.000,-PT A menyatakan tidak sanggup membayar atas sisa hutang tersebut. Perhitungan : Nilai Piutang = 65.000.000,Nilai Kini Piutang (DCF) = 0,Penurunan Nilai = 65.000.000,Jurnal : Dr Beban Penurunan Nilai Rp. 65.000.000,Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp. 65.000.000,B. Contoh 2 Tercatat Piutang di tahun 2011 pada PT B sebesar Rp. 70.000.000,-. PT. B mengalami kesulitan keuangan, sehingga hanya mampu membayar di tahun 2011 sebesar Rp. 10.000.000,- dan sisanya akan dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp. 60.000.000,Perhitungan: Nilai Piutang = 70.000.000,Dibayar Thn 2011 = 10.000.000,Sisa Piutang Thn 2011 = 60.000.000,Nilai Kini Piutang (DCF) = 56.094.272,Penurunan Nilai = 3.905.728,Jurnal : Dr Beban Penurunan Nilai Rp. 3.905.728,Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp. 3.905.728,2. Jika Tidak Terdapat Bukti Obyektif A. Kelompok Owner Pemerintah/BUMN Tercatat piutang a/n Pemda Papua sebesar Rp. 50.000.000,- yang berumur 13 bulan. Perhitungan : Nilai Piutang = 50.000.000,Cadangan Penurunan Nilai= 50.000.000,- x 5 % = 2.500.000,Jurnal : Dr Beban penurunan nilai Rp. 2.500.000,Cr Cadangan penurunan Nilai Rp. 2.500.000,-

6

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI B. Tercatat piutang di Tanggal 31 Juli 2011 pada PT B sebesar Rp. 65.000.000,- PT B hanya mampu membayar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 50.000.000,Perhitungan : Nilai Piutang = 65.000.000,Dibayar Thn 2013 = 50.000.000,Sisa Piutang Thn 2013 = 15.000.000,Nilai Kini Piutang (DCF) Tahun 1 : x = 50.000.000,(1+i)n (1+(0,0675/12))17 Nilai Piutang Nilai Kini Piutang (DCF) Penurunan Nilai Thn 1

= 45.452.415,-

50.000.000,45.452.415,4.547.585,-

Nilai Kini Piutang (DCF) Tahun 2 : x = 50.000.000,- = 42.493.669,(1+i)n (1+(0,0675/12))29 Nilai Piutang Nilai Kini Piutang (DCF) Penurunan Nilai Thn 2 Penurunan Nilai Thn 1 Jumlah Penurunan Nilai Jurnal : 31/12’11

50.000.000,42.493.669,7.506.331,4.547.585,12.053.916,-

Dr Beban Penurunan Nilai Rp 15.000.000,Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp 15.000.000,-

31/12’12

Dr Beban Penurunan Nilai Rp 4.547.585,Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp 4.547.585,-

31/12’13

Dr Beban Penurunan Nilai Rp 7.506.331,Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp 7.506.331,-

7

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

8

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PROSES AKUNTANSI

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2 1. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3 2. PROSES BISNIS ........................................................................................................... 3 4. AKUN .......................................................................................................................... 6 5. OTORISASI AKUN ........................................................................................................ 6 6. PELAPORAN................................................................................................................. 7

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 1. PENDAHULUAN Sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan merupakan asersi manajemen (Direksi) Perseroan yang dihasilkan dari penangkapan data pada berbagai tahapan proses bisnis Waskita dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi laporan keuangan yang kewajarannya diuji oleh auditor independen. Asersi adalah pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau standar akuntansi keuangan Indonesia, yaitu terdiri dari: 1. Keterjadian/keberadaan (occurence/existence); 2. Kelengkapan (completeness); 3. Hak dan kewajiban (right and obligation); 4. Penilaian (valuation) atau alokasi; 5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Proses akuntansi mulai dari proses bisnis sampai dengan laporan keuangan harus dapat ditelusuri dua arah, yaitu:  dilakukan vouching (meyakini asersi occurence), telusur balik (trace-back) mulai dari laporan keuangan sampai dengan dokumen sumber pada setiap tahapan proses bisnis; dan  dilakukan tracing (meyakini asersi completeness), mulai dari dokumen sumber dalam setiap tahapan proses bisnis sampai dengan angka-angka pada laporan keuangan. 2. PROSES BISNIS Proses akuntansi berkaitan erat dengan proses bisnis Waskita sebagaimana diuraikan dalam Sistem Manajemen Waskita (SMW), yaitu proses utama (key value creation process) dan proses pendukung (key support process). Proses utama terdiri dari sistem kepemimpinan, perencanaan strategik, pengukuran kinerja Perusahaan, dan proses operasional perusahaan, yaitu pemasaran, penganggaran, dan produksi. Proses pendukung meliputi proses keuangan, akuntansi, dan sumber daya manusia (SDM), proses administrasi, dan proses pengawasan/ pengendalian sistem internal. Setiap proses bisnis Waskita akan berisi aktivitas dan setiap aktivitas akan mengonsumsi sumber daya (resources) untuk cost object tertentu, dan dalam rantai nilai (value chain) tersebut terdapat data keuangan dasar (bahan olah akuntansi), sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini.

3

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

Keterangan gambar:  Dokumen sumber adalah dokumen yang datanya dipakai sebagai sumber pencatatan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku pembantu).  Dokumen pendukung adalah dokumen yang menguatkan data yang dicantumkan di dalam dokumen sumber.  Dokumen sumber dan dokumen pendukung berasal dari berbagai sistem, yaitu sistem akuntansi kas & bank, pembelian dan hutang, penggajian, persediaan, aset tetap, biaya, penjualan jasa/produk, dan perpajakan. Dalam melaksanakan transaksi (proses bisnis), manajemen harus mengimplementasikan pengendalian intern, dan keluaran (output) dari proses akuntansi keuangan adalah laporan keuangan sebagai asersi manajemen yang kemudian diaudit oleh auditor independen.

4

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 3. PENANGKAPAN DATA Data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang berasal dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan-kegiatan dalam proses bisnis Waskita ditangkap (data captured) untuk diolah baik secara manual maupun menggunakan bantuan teknologi informasi (aplikasi komputer) guna menghasilkan keluaran berupa informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Proses akuntansi menggunakan bantuan teknologi informasi (aplikasi akuntansi) dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Aplikasi akuntansi (accounting software) yang digunakan oleh Perseroan adalah aplikasi WK-AK. Perseroan telah mengembangkan aplikasi akuntansi yang baru, yaitu ERP, dan aplikasi ini akan digunakan setelah dilakukan penyesuaian dengan perubahan struktur organisasi, proses bisnis, dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Tampilan aplikasi WK-AK dapat dilihat pada gambar berikut ini.

5

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

4. AKUN Sistem informasi akuntansi menghendaki penggunaan kode akun sebagai identitas (key) untuk bahan olah akuntansi mulai dari masukan (input) awal sampai dengan pengolahan menjadi keluaran (output) akhir berupa informasi. Pengolahan data dan pelaporan yang dimaksud di sini mencakup pengolahan data dan pelaporan dalam lingkup akuntansi keuangan maupun akuntansi biaya atau akuntansi manajemen. Pengolahan data menjadi informasi dalam sistem informasi biaya dilaksanakan melalui proses tertentu yang terdiri dari empat tahap utama, yaitu:  Penangkapan dan penggolongan data  Penggolongan kembali data  Penyajian informasi  Penafsiran informasi. 5. OTORISASI AKUN Akun disusun secara sistematis dan konsisten untuk menjamin penangkapan data dapat dilaksanakan berdasarkan struktur data yang baik, terintegrasi, dan memudahkan pengolahan data dan pelaporan keuangan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. 6

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Pembentukan, perubahan, dan penghapusan akun dilakukan secara sentralisasi, yaitu berdasarkan persetujuan Departemen Keuangan dan Risiko. Selain itu, menimbang bahwa keluaran (output) dari pelaporan keuangan merupakan peringkat tertinggi dalam pengukuran kinerja manajemen (Direksi Perseroan), maka sistem informasi akuntansi harus menjadi acuan bagi sistem informasi operasi dan lainnya agar pendesainan struktur data dapat mewujudkan dan menjamin suatu hubungan/relasi timbalbalik antar-sistem. 6. PELAPORAN Proses akuntansi menghasilkan informasi berupa laporan-laporan, baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. Untuk kebutuhan eksternal, proses akuntansi menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) atau standar akuntansi keuangan di Indonesia. Untuk kebutuhan internal, proses akuntansi menghasilkan laporan manajemen, baik berupa pelaporan akuntansi biaya/manajemen maupun pelaporan akuntansi keuangan lainnya.

7

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

PEDOMAN AKUNTANSI

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI DAFTAR ISI Halaman Kebijakan Akuntansi ................................................................................................ Prosedur Akuntansi ................................................................................................. Perpajakan .............................................................................................................

3 4 5

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 1. KEBIJAKAN AKUNTANSI 1.1

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Mata uang fungsional (functional currency) dan mata uang pelaporan (presentation currency atau reporting currency) PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Rupiah. Sedangkan, mata uang di Luar Negeri adalah mata uang asing (foreign currency) bagi Kantor Pusat, Wilayah/Cabang, dan Divisi/Proyek di Indonesia. Mengingat Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri dibuka untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrak yang didapat, dengan nilai kontrak menggunakan mata uang negera setempat (missal Dubai dengan mata uang UEA Dirham (Dh)), dan pembiayaan operasi pendapatan dalam mata uang kantor cabang dan proyek Luar Negeri menggunakan dana yang diperoleh mata uang yang berlaku di negera tersebut, dan mempunyai karakteristik sebagai berikut: (a) PT Waskita Karya (perusahaan pelapor) mengendalikan kegiatan usaha luar negeri (cabang dan proyek di luar negeri), tetapi masih memberikan otonomi yang memadai; (b) Transaksi-transaksi dengan perusahaan pelapor bukan suatu proporsi besar bagi kegiatan usaha luar negeri; (c) Aktivitas operasi luar negeri dibiayai terutama dari operasinya sendiri atau pinjaman local, bukan dari perusahaan pelapor; (d) Biaya tenaga kerja, bahan baku dan komponen lainnya dari produk atau jasa kegiatan usaha luar negeri terutama dibayar atau diselesaikan dalam mata uang lokal daripada dalam mata uang pelaporan; (e) Penjualan kegiatan usaha luar negeri terutama dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang pelaporan; dan (f) Pengelolaan arus kas mandiri. Dengan kondisi seperti tersebut pada point a sampai dengan f, maka : 1. Akutansi dan penyusunan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri menggunakan mata uang setempat (missal mata uang dubai UAE Dirham (Dh) atau AED) sebagai mata uang local (local currency) dan sekaligus sebagai mata uang fungsional (functional currency) dan pelaporan (presentation currency atau reporting currency), sedangkan mata uang Rupiah menjadi mata uang asing (foreign currency) bagi Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri. 2. Setiap periode dilakukan peggabungan laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri dengan laporan keuangan Wilayah, dan laporan keuangan Proyek Luar Negeri dengan laporan keuangan Divisi, dan selanjutnya dilakukan penggabungan laporan keuangan Wilayah, Divisi, dan Kantor Pusat PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri dengan laporan keuangan entitas di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar

3

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. 3. Kepala Cabang dan Kepala Proyek di Luar Negeri masing-masing menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. 1.2

Kebijakan Akuntansi Lainnya

Kebijakan akuntansi lainnya, misalnya kas dan setara kas, piutang dan penyisihan piutang, persediaan, aktiva tetap, pengakuan pendapatan dan beban, tetap mengacu pada Peraturan Perusahaan di Bidang Akuntansi (Keputusan Direksi No. 02/SK/WK/2013 tanggal 28 Maret 2013) dan batasan materialitas untuk aktiva tetap mengacu pada Keputusan Direksi No. 07.1/SK/WK/2009 tanggal 4 Juni 2009 dengan penyesuaian dari mata uang Rupiah ke mata uang Luar Negeri (misal Dubai UAE Dirham (Dh) atau AED). 2. Prosedur Akuntansi (Accounting Procedurs) 2.1

Prosedur Akuntansi

Prosedur akuntansi disesuaikan dengan proses bisnis yang dilaksanakan oleh Kantor Cabang Luar Negeri dan Proyek Luar Negeri, terdiri dari: (a) Prosedur akuntansi Kantor Cabang Luar Negeri (b) Prosedur akuntansi Proyek Luar Negeri Transaksi-transaksi yang terjadi di Luar Negeri dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: (1) Transaksi biaya, adalah transaksi yang mempengaruhi akun biaya, seperti pembelian barang/jasa, pembayaran gaji/upah, penyusutan, amortisasi, akrual, dan pembayaran biaya-biaya lainnya. (2) Transaksi non biaya, adalah transaksi yang tidak mempengaruhi akun biaya, seperti: penerimaan pelunasan piutang, pembayaran Utang. Rincian prosedur akuntansi Kantor Cabang Luar Negeri dan Proyek Luar Negeri adalah terlampir. 2.2

Prosedur Penyusunan dan Penjabaran Laporan Keuangan

Setelah transaksi-transaksi dicatat dan atau dientri (misalnya Cabang Dubai menggunakan mata uang UAE Dirham atau AED) ke dalam aplikasi WK-AK, maka dilakukan penyusunan laporan keuangan Cabang Luar Negeri dan laporan keuangan Proyek Luar Negeri. Ketika laporan keuangan Cabang Luar Negeri digabung dengan laporan keuangan Wilayah dan laporan keuangan Proyek Luar Negeri digabung dengan laporan keuangan Divisi, maka laporan keuangan dalam mata uang setempat 4

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI (missal Dubai menggunakan UAE Dirham (Dh) atau AED) harus dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah (IDR) menggunakan prosedur sebagai berikut: (a) Aktiva dan kewajiban, baik moneter maupun non-moneter dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup (closing rate) pada tanggal neraca. (b) Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi atau kurs rata-rata selama suatu periode. (c) Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai “selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai penutupan usaha PT Waskita Karya di Luar Negeri. Penjabaran laporan keuangan tersebut mengakibatkan pengakuan beda nilai tukar yang timbul dari: (a) Penjabaran pendapatan dan beban dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi dan aktiva serta kewajiban dengan menggunakan kurs penutup; (b) Penjabaran saldo awal investasi neto dalam entitas asing dengan kurs yang berbeda dari yang dilaporan sebelumnya; dan (c) Perubahan lain atas ekuitas dalam entitas asing. Beda nilai tukar ini tidak diakui sebagai pendapatan atau beban untuk periode yang bersangkutan, karena perubahan dalam nilai tukar hanya sedikit atau bahkan tidak berdampak atas arus kas dari operasi baik sekarang maupun yang akan datang untuk entitas di luar negeri maupun PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai “selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan/penutupan investasi neto yang bersangkutan PSAK 10 (Revisi 2010). Pada saat penutupan/pelepasan (disposal) entitas di luar negeri, jumlah kumulatif beda nilai tukar yang telah ditangguhkan dan berkaitan dengan entitas di luar negeri tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban dalam periode yang sama pada 3. Perpajakan Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri harus mematuhi peraturan perpajakan di Negara yang bersangkutan serta Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Negara yang ditempati tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Penggelapan Pajak yang Berkenaan dengan Pajak atas Penghasilan (missal perjanjian Indonesia dengan United Arab Emirates : Agreement between the government of Republic of Indonesia and the Government of the United Arab Emirates for the Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with Respect to Taxes on Income) Untuk diperhatikan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan 5

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, pada penjelasan Pasal 4 Ayat (1) dinyatakan bahwa semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, apabila dalam satu tahun pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan lainnya (kompensasi horizontal), kecuali kerugian yang diderita di luar negeri. 1. Transfer dana dari Kantor Pusat (rek. di Indonesia) ke Cabang Luar Negeri (rek. Pusat di Bank Luar Negeri) Jurnal di Kantor Pusat : 210111 H/P Pusat – Unit Usaha xxx 110311 Bank Giro xxx Dokumen Sumber : Nota Debet dari bank Jurnal di Cabang Luar Negeri : 110311 Bank Giro 210111 H/P Pusat – Unit Usaha Dokumen Sumber : Nota Kredit dari Bank Luar Negeri 2. Transfer Negeri Jurnal di 260111 110311 110311 260111

xxx

xxx

dana dari rekening Pusat di Bank Luar Negeri ke rekening Cabang di Bank Luar Cabang Luar Negeri: Ayat Silang Bank Giro – Pusat Bank Giro – Pusat Ayat Silang

xxx xxx

xxx xxx

3. Transfer dana dari rekening Cabang di Bank Luar Negeri ke rekening Projek di Bank Luar Negeri Jurnal di Cabang Luar Negeri: 210211 H/P Antar Unit Usaha xxx 110311 Bank Giro – Cabang xxx Jurnal di Projek Luar Negeri: 110311 Bank Giro – Cabang xxx 210211 H/P Antar Unit Usaha xxx 4. Transfer dana dari Cabang Luar Negeri (rek. Pusat di Bank Luar Negeri) ke Kantor Pusat (rek. di Indonesia) sebagai pengembalian modal kerja. Jurnal di Cabang Luar Negeri: 210111 H/P Pusat – Unit Usaha xxx 110311 Bank Giro – Pusat xxx Dokumen Sumber: Nota Debet dari bank

6

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 110311 Bank Giro – Pusat 210111 H/P Pusat – Unit Usaha Dokumen Sumber: Nota Kredit dari Bank Luar Negeri 5. Penagihan dan penerimaan uang muka: Jurnal di Cabang Luar Negeri: 110311 Bank Giro – Pusat 210211 H/P Antar Unit Usaha Dokumen Sumber: Nota Kredit dari Bank Luar Negeri

xxx

xxx

xxx xxx

Jurnal di Projek Luar Negeri: 210211 H/P Antar Unit Usaha xxx 310711 Uang Muka Pend. Usaha Jk Pdk xxx 320111 Uang Muka Pend. Usaha Jk Pjg xxx Dokumen Sumber: Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka Kontrak, Bukti Transfer Bank 6. Penagihan dan pengakuan piutang termin Jurnal di Projek Luar Negeri: 110512 Piutang Usaha Jasa Konstr. Non-loan xxx 110522 Piutang Retensi Jasa Konstr. Non-loan xxx 310711 Uang Muka Pend. Usaha Jk. Pdk xxx 510112 Pendapatan Usaha Proj. Non-loan xxx Dokumen Sumber: Kontrak, BAP Penagihan atau progress, laporan kemajuan pekerjaan 7. Penerimaan pembayaran tagihan termin/retensi berupa transfer dana dari pelanggan (owner) ke rekening di Bank Luar Negeri: Jurnal di Cabang Luar Negeri: 110311 Bank Giro – Pusat xxx 210211 H/P Antar Unit Usaha xxx Dokumen Sumber: Nota Kredit dari Bank Luar Negeri Jurnal di 210211 110512 110522

Projek Luar Negeri: H/P Antar Unit Usaha Piutang Usaha Jasa Konstr. Non-loan Piutang Retensi Jasa Konstr. Non-loan

xxx xxx xxx

8. Pencatatan kemajuan pekerjaan (berdasarkan persentase volume fisik yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak) pada akhir bulan/periode, tetapi belum dilakukan penagihan kepada pelanggan: Jurnal di Projek Luar Negeri: 111611 Tagiha Bruto kepada Pengg. Jasa (WIP) xxx 510112 Pendapatan usaha Proj. Non-loan xxx Dokumen Sumber: Kontrak, laporan kemajuan pekerjaan dan surat konfirmasi fisik dari owner 7

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 9. Jurnal balik (reversing entry) atas jurnal pada butir 4 tersebut di atas pada awal bulan berikutnya: Jurnal di Projek Luar Negeri: 510112 Pendapatan usaha Proj. Non-loan xxx 111611 Tagiha Bruto kepada Pengg. Jasa (WIP) xxx Dokumen Sumber: Bukti memorial pelengkap bulan sebelumnya dan surat konfirmasi fisik dari owner 10.Pembelian barang/jasa merupakan biaya langsung kontrak: Jurnal di Projek Luar Negeri: 610111 Beban Kontrak (BK) Ekstern Bahan xxx 610112 BK Ekstern – Upah xxx 610113 BK Ekstern – Subkontraktor xxx 610114 BK Ekstern – Peralatan xxx 610115 BK Ekstern – Persiapan & Penyeles xxx 610116 BK Ekstern – Adm Projek xxx 610117 BK Ekstern – Pemasaran xxx 610118 BK Ekstern – Bank xxx 310111 Utang Supplier xxx 310112 Utang Retensi Supplier xxx 310121 Utang Upah Kerja xxx 310131 Utang Subkontraktor xxx 310132 Utang Retensi Subkontraktor xxx 310141 Utang Sewa Alat xxx 310151 Utang BAU Projek xxx 310161 Utang Beban Lain di Projek xxx 110311 Bank Giro – Projek xxx 110111 Kas xxx Dokumen Sumber: SPPM, BAPM, SPPPSPK, BAPP, Kuitansi, Bukti Pengeluaran Kas/Bank 11.Pencatatan kemajuan pekerjaan subkontraktor (berdasarkan persentase volume fisik yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak) pada akhir bulan/periode, tetapi belum dilakukan penagihan oleh subkontraktor. Jurnal di Projek Luar Negeri: 610113 BK Ekstern – Subkontraktor xxx 310211 Utang Bruto kepd Subkon (WIP) xxx Dokumen Sumber: Kontrak, laporan kemajuan pekerjaan dan surat konfirmasi fisik dari subkontraktor

8

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 12.Jurnal balik (reversing entry) atas jurnal pada butir 2 tersebut di atas pada awal bulan berikutnya: Jurnal di Projek Luar Negeri: 310211 Utang Bruto kepd Subkon (WIP) xxx 610113 BK Ekstern – Subkontraktor xxx Dokumen sumber: Bukti memorial pelengkap bulan sebelumnya dan surat konfirmasi fisik dari subkontraktor. 13.Pencatatan transaksi lainnya mengacu pada Keputusan Direksi No. 02/SK/WK/2013

9

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

10

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

NERACA PROYEK DUBAI PER 31 DESEMBER 20X1 Dirhams Aktiva: Kas dan setara kas Piutang (neto) Aktiva tetap (neto) Jumlah aktiva Hutang H/P Antar Unit Usaha Saldo laba (rugi) Selisih kurs penjabaran LK

LAPORAN LABA-RUGI TAHUN 20X1 Pendapatan Beban Laba (rugi)

Kurs

Rp

50,000 20,000 590,000 660,000

2,360 2,360 2,360

118,000,000 47,200,000 1,392,400,000 1,557,600,000

440,000 200,000 20,000 660,000

2,360 2,100

1,038,400,000 420,000,000 43,600,000 55,600,000 1,557,600,000

Dirhams 200,000 180,000 20,000

Keterangan : Kurs 2.360 = kurs per tanggal neraca Kurs 2.100 = kurs historis Kurs 2.180 = kurs rata-rata Perhitungan selisih kurs penjabaran laporan keuangan: H/P Antar Unit Usaha = Dh 200.000 x (2.360-2.100) = Laba tahun berjalan = Dh 20.000 x (2.360 - 2.180) =

Kurs 2,180 2,180

Rp 436,000,000 392,400,000 43,600,000

52,000,000 3,600,000 55,600,000

10

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

NERACA CABANG DUBAI PER 31 DESEMBER 20X1 Dirhams Aktiva: Kas dan setara kas 250,000 H/P Antar Unit Usaha 200,000 Aktiva tetap (neto) 150,000 Jumlah aktiva 600,000 Hutang H/P Pusat - Unit Usaha Saldo laba (rugi) Selisih kurs penjabaran LK

LAPORAN LABA-RUGI TAHUN 20X1 Pendapatan Beban Laba (rugi)

220,000 330,000 50,000 600,000 Dirhams 100,000 50,000 50,000

Keterangan : Kurs 2.360 = kurs per tanggal neraca Kurs 2.100 = kurs historis Kurs 2.180 = kurs rata-rata Perhitungan selisih kurs penjabaran laporan keuangan: H/P Pusat - Unit Usaha = Dh 330.000 x (2.360 - 2.100) = H/P Antar Unit Usaha = Dh 200.000 x (2.360-2.100) = Laba tahun berjalan = Dh 50.000 x (2.360 - 2.180) =

Kurs

Rp

2,360 2,100 2,360

590,000,000 420,000,000 354,000,000 1,364,000,000

2,360 2,100

519,200,000 693,000,000 109,000,000 42,800,000 1,364,000,000

Kurs 2,180 2,180

Rp 218,000,000 109,000,000 109,000,000

85,800,000 (52,000,000) 9,000,000 42,800,000

11

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

NERACA GABUNGAN DUBAI PER 31 DESEMBER 20X1 Cabang Rp Aktiva: Kas dan setara kas 590,000,000 Piutang (neto) H/P Antar Unit Usaha 420,000,000 H/P Pusat - Unit Usaha Aktiva tetap (neto) 354,000,000 Jumlah aktiva 1,364,000,000 Hutang H/P Antar Unit Usaha H/P Pusat - Unit Usaha Saldo laba (rugi) Selisih kurs penjabaran LK

LAPORAN LABA-RUGI TAHUN 20X1 Pendapatan Beban Laba (rugi)

Projek Rp

Kantor Pusat Rp

118,000,000 47,200,000 1,392,400,000 1,557,600,000

600,000,000 100,000,000 693,000,000 2,000,000,000 3,393,000,000

519,200,000 693,000,000 109,000,000 42,800,000 1,364,000,000

1,038,400,000 420,000,000 43,600,000 55,600,000 1,557,600,000

3,243,000,000 150,000,000 3,393,000,000

Rp

Rp

Rp

218,000,000 109,000,000 109,000,000

436,000,000 392,400,000 43,600,000

500,000,000 350,000,000 150,000,000

Eliminasi Rp

Gabungan Rp

(420,000,000) (693,000,000)

1,308,000,000 147,200,000 3,746,400,000 5,201,600,000

(420,000,000) (693,000,000)

4,800,600,000 302,600,000 98,400,000 5,201,600,000 Rp 1,154,000,000 851,400,000 302,600,000

12

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

13

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI I.

LATAR BELAKANG 1. Perjanjian “Contract for Upgrading of Existing SUAI, Timor-Leste” No. ICB/035/TGAP-2013 tanggal 10 Januari 2014 antara Ministry of Transport and Communication of the Democratic Republic of Timor-Leste dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar USD 67,691,189.95. 2. Internal Memo No 08.1/IM/WK/2014 tanggal 30 Januari 2014 tentang Pengelolaan Proyek Upgrading of Existing SUAI, Timor-Leste. 3. PSAK No 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.

II. PEMBAHASAN 1. Perolehan proyek luar negeri memerlukan mekanisme pencatatan akuntansi tersendiri sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 2. Setiap Divisi menyiapkan laporan keuangan bulanan proyek sesuai dengan porsinya, dalam dua mata uang pelaporan yaitu USD dan Rupiah. 3. Berdasarkan PSAK 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, disebutkan sebagai berikut: a. Paragraf 8: Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi; Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. b. Paragragraf 38: Penjabaran dalam mata uang penyajian, pada umumnya mata uang penyajian di Indonesia adalah rupiah. Entitas dapat menyajikan laporan keuangan dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsionalnya, maka entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya kedalam mata uang penyajian. c. Paragragf 39: Hasil dan posisi keuangan yang mata uang fungsionalnya dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang berbeda, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Aset dan liabilitas dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan keuangan tersebut; 2. Penghasilan dan beban dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; 3. Semua hasil dari selisih kurs diakui dalam pendapatan komprehensif. d. Paragraf 40: Untuk alasan kepraktisan, kurs yang mendekati kurs pada tanggal transaksi, misalnya kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk menjabarkan pos-pos pendapatan dan beban. 4. Mekanisme pembuatan laporan keuangan proyek porsi dalam Rupiah dilakukan sesuai uraian butir 3, yaitu laporan keuangan proyek porsi dalam USD dikonversi menjadi laporan keuangan proyek porsi dalam Rupiah, dengan menggunakan kurs sebagai berikut: a. Untuk pelaporan atas Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menggunakan kurs tengah BI pada akhir bulan pelaporan, kecuali untuk akun persediaan, dan aset tetap menggunakan kurs pada saat transaksi. b. Sedangkan pelaporan atas Laporan Laba Rugi Komprehensif menggunakan kurs rata-rata BI dalam satu bulan pelaporan.

1

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI 5. Sesuai dengan butir 2, Divisi Gedung dan Divisi Regional III menyampaikan laporan keuangan proyek porsi dalam Rupiah, untuk dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan Divisi terkait, setiap tanggal 5 setiap bulannya. 6. Untuk tujuan pelaporan eksternal, Divisi Regional III bertanggung jawab membuat laporan keuangan konsolidasi proyek Suai Airport Timor - Leste. 7. Skema pembuatan laporan sesuai terlampir.

2

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk PROSEDUR AKUNTANSI

Kode Dokumen Tgl. Edisi 3 Review berikutnya

: : :

PW-AKT-01 01 Agustus 2012 01 Juni 2016

Nomor Edisi Tgl. Edisi Halaman

: : :

4 01 Juni 2014

PEDOMAN AKUNTANSI

SKEMA PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

Luar Negeri

Dalam Negeri

3

More Documents from "muhamad faizal"