konsep sentral : 1. 2. 3. 4.
Manusia Lingkungan/masyarakat Kesehatan Keperawatan
Fenomena Keperawatan secara Umum dan Analisa Fenomena. Manusia
Fenomena adalah Sesuatu kejadian yang dapat disaksikan atau dilihat dengan panca indera, kenyataan yang ada tanda-tanda, gejala, sesuatu yang luar biasa, keajaiban, fakta (Kamus besar bahasa Indonesia, 2016) Fenomena adalah kejadian atau fakta, hal yang lebih dirasakan oleh pancaindera melebihi rasional atau intuisi pemikiran.
Penerima ASKEP yg meliputi individu,keluarga,kelompok dan masyarakat. Mahluk bio,psiko,sosiokultural,spiritual yg unik,Mandiri,dinamis,rasional & berkemampuan beradaptasi utk memenuhi KDM Berinteraksi dg lingkungan sbg sistem terbuka sepanjang siklus hidupnya & menggunakan persepsi dalam interaksinya. Dg pengalamannya dapat membuat kep,bertindak mandiri,menggali & mengerakkan semua sumber,membentuk pola tumbuh kembang yg unik,pola pikir,keyakinan,prilaku berupa nilai & budaya
Lingkungan PARADIGMA
Meliputi benda hidup & mati.
Cara melihat fenomena dalam disipllin yang mengarahkan metodologi & proses perkembangan.
Mempengaruhi perubahan internal dan eksternal manusia secara konstan
Kesehatan Disiplin
Sehat = suatu keadaan sehat yang sempurna secara fisik, mental & sosial spiritualyg merupakan , fungsi manusia yg utuh,terintegrasi & bersifat dinamis shg mampu hidup produktif scr ekonomis dan sosial. Sehat dipandang sebagai suatu keadaan yg seimbang bio-psiko sosiospiritual yg dinamis dg berbagai faktor yg mempengaruhinya.
kebersihan dan tidak ada keributan, jadi penekanannya pada factor fisik saja.
Kesehatan : menjadi sehat dengan menggunakan kekuatan orang lain Kesehatan dipertahankan melalui pencegahan penyakit melalui factor kesehatan lingkungan
Keperawatan : syarat kondisi optimal untuk meningkatkan proses perbaikan seseorang dan mencegah proses perbaikan dan gangguan
Intervensi keperawatan
Adalah sebagai bentuk pely profesional yg merupakan bagian integral dari pelayanan kesh didasarkan pada ilmu & kiat keperawatan, berbtk pely bio-psikososiokultural-spiritual yg komprehensif,ditujukan pada individu,kelg,kelompok, & komunitas baik sakit maupun sehat serta mencangkup seluruh siklus hidup manusia
Contoh Analisa Fenomena yang terjadi dalam keperawatan:
Anak L ditentukan untuk dirawat di bangsal anak. Saat anak masuk mendapatkan perawatan di rumah sakit anak cenderung memberontak, menangis dan tidak kooperatif dalam menjalani program terapi di rumah sakit.
Solusi fenomena kasus Anak L dipandang dari model konseptual keperawatan ada 4 aspek: Person:
Florence nightingale (teori lingkungan, 1860)
Manusia/klien : Individu dengan proses reparasif vital dalam mengatasi penyakit dan keinginan sehat tetapi pasif dalam mempengaruhi lingkungan/ perawat.
Lingkungan kesehatan kehangatan,
: konsep utama dari adalah ventilasi, penerangan, diet,
Menurut Roy manusia adala sistem adaptif yang holistik. Human system meliputi manusia sebagai individual atau group dalam sebuah keluarga, organisasi, komunitas, kelembagaan dan sebagainya.
Anak adalah bagian dari sebuah keluarga, dan sebuah komunitas anakanak dimana merka bermain dan mengekspresikan dirinya. Ketika mereka dipisahkan dari keluarga dan komunitasnya maka kebutuhan dasar manusia menurut Masslow tentanga rasa nyaman aman akan terganggu sehingga timbulah koping diri seperti rewel dan tidak kooperatif. Dengan demikian sebaiknya ketika seorang anak di rawat di Rumah sakit kita
tidak bisa memisahkan anak dari keluarganya. Sebaliknya kita harus menghadirkan bentuk keluarga di rumah sakit. Menurut teori keperawatan Orlando, sikap tidak kooperatif anak yang ditunjukan dengan menangis, memberontak, dan ketakutan merupakan suatu respons dan perilaku klien terhadap suatu keadaan yang menimpanya.
Kesehatan adalah suatu tahapan atau proses kehidupan yang menjadi bagian yang tridak terpisahkan dari manusia. Menurut Roy manusia memerlukan adaptasi dalam menghadapi proses sehat-sakitnya sehingga peran perawat disini adalah memfasilitasi terbentunya mekanisme koping yang baik dari individu.
Seorang anak yang tadinya sehat bisa berlari-lari kesana kemari, sekarang terbaring lemah di rumah sakit dengan infus yang terpasang tentu keadaaan tersebut akan sulit diterima oleh anak. Perawat mensupport mekanisme koping anak sehingga anak bisa beradaptasi dengan kondisi sakitnya sekarang.
Nursing:
Menurut Roy perawat adalah Pemberi pelayanan kesehatan profesional yang berfokus pada proses kehidupan manusia, pola kehidupan dan promosi kesehatan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Perawat harus melakukan intervensi untuk mengembangakan kemampuan adaptasi tentang perubahan kondisi klien dan transformasi lingkungan yang sedang dialaminya. Disini tugas perawat terhadap anak tersebut adalah melakukan pengkajian tentang perilaku dan kebiasaan anak dan menstimulasi perilaku yang mendukung adaptasi si anak. Jika dipandang dari sudut pandang teori kepeawatan Jean Orlando, proses adaptif sang anak akan terjadi ketika perawat memberikan pendekatan hubungan terapeutik kepada anak. Perawat mengerti respons dan kebutuhan anak untuk mengurangi ketakutan dan kecemasannya, sehingga perawat diharapkan mampu memberikan intervensi yang aplikatif kepada anak seperti komunikasi terapeutik, empati, sikap kehangatan, dan memberikan kesempatan pendampingan keluarga. Hubungan ini merupakan hubungan dinamis dan terapeutik antara perawat, klien, dan keluarga.
Health
Environment
Menurut Roy lingkungan adalah seluruh kondisi, circumstances, and influences sorrounding and affecting the development and behavior of persons or groups, with particular consideration of the mutuality of person and earth resources that include focal, contextual, and residual stimuli. Perubahan lingkungan menstimulasi seseorang untuk melakukan respon adaptive. Perubahan lingkungan yang dialami oleh anak akan menstimulasi si anak melakukan adaptasi respon. Perawat mefasilitasi perilaku anak sehingga adapatasi respon yang dilakukan si anak bersifat positif. Salah satu cara yang bisa dilakukan perawat adalah memodifikasi lingkungan tempat anak di rawat menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak seusianya.
mengapa manusia dapat melalui ilmu keperawatan.
ditolong
3. Teori Nursing systems; menggambarkan dan menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan dipertahankan oleh seorang perawat agar dapat berupaya secara produktif.
Keperawatan menurut Orem adalah :
“Suatu tidakan yang diseleksi secara sengaja dan dilakukan oleh perawat untuk membantu individu atau kelompok didalam perawatan mereka untuk mempertahankan atau merubah kondisi mereka sendiri atau lingkungannya”. (Orem, 1985 dikutip dari Meleis, 2007).
Teori Self Care (Perawatan diri) terdiri dari:
Self care; adalah tindakan yang diprakarsai oleh individu dan diselenggarakan berdasarkan adanya kepentingan untuk mempertahankan hidup, fungsi tubuh yang sehat, perkembangan dan kesejahteraan.
Self care agency; adalah kemampuan yang komplek dari pendewasaan dan orang-orang yang dewasa (matur) untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhannya yang ditujukan untuk mengatur fungsi dan perkembangan manusia. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman hidup, orientasi social cultural tentang kesehatan dan sumber-sumber lain yang ada pada dirinya.
Therapeutik self care demand; adalah tindakan self care secara total yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan self care individu melalui cara-cara tertentu seperti pengalaman nilai-nilai yang terkait dengan keadekuatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, cairan, dan sebagainya, serta pemenuhan elemen-elemen aktifitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sedangkan Keperawatan mandiri (self care) adalah:
“Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit”. (Orem, 1980).
Diyakini bahwa setiap individu memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan perawatan diri (self care) kecuali bila mereka tidak mampu.
Teori keperawatan self care deficit disusun berdasarkan tiga teori yang saling berhubungan. Diantaranya adalah: 1. Teori self-care ; menggambarkan dan menjelasakan mengapa dan bagaimana orang-orang melakukan perawatan dirinya. 2. Teori self-care deficit; menggambarkan dan menjelaskan
Model Orem’s, menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebutkan sebagai self care requisite, yaitu :
Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Development self care requisites(Kebutuhan perawatan diri pengembangan): kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup. Health deviation self care requisites: (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan) : kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care. Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu: 1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan
pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional. 2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup. 3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
Teori Self Care Defisit
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self care agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.
Teori Sistem Keperawatan (Theory of Nursing System)
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri atau kedua-duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk melatih / meningkatkan self agency seseorang yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care.
Terdapat 3 (tiga) tingkatan / kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien, adalah sbb: 1. Wholly Compensatory
Peran umum dan khusus perawat, klien dan bagian lain
Alasan-alasan dengan klien
Jenis-jenis tindakan yang dilaksanakan dan pola penampilan dan tindakan perawat dan klien dalam mengatur self-care agency klien serta dalam memenuhi kebutuhan self-care yang terapeutik.
System : Dibutuhkan tindakan perawat secara total untuk pemenuhan self care, menyediakan kebutuhan self care akibat ketidakmampuan pasien, mensupport dan melindungi pasien. Pada umumnya dibutuhkan untuk pasien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak berespon terhadap rangsangan.
hubungan
perawat
2. Partially Compensatory System :
Sebagian tindakan pemenuhan dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri. Tindakan yang dilakukan perawat berupa pengkajian penentuan kebutuhan self care pasien, menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang, dibutuhkan. Sedangkan tindakan pasien uan kebutuhan self care nya, meregulasi self care agency menerima perawatan dan membantu perawat. Biasanya dilakukan pada pasienpasien dengan keterbatasan gerak, dll.
3. Supportive Educative System :
Tindakan pearwat hanya meregulasi pelatihan dan mensupport perkembangan self agency, sedangkan kebutuhan self care mampu dikerjakan oleh pasien.
Rancangan dan elemen-elemen sistem keperawatan menggambarkan :
Cakupan tanggung jawab keperawatan dalam situasi pelayanan kesehatan
Konsep Model Adaptasi Roy (Tomey & Alligood, 2006) terdapat beberapa konsep utama dalam teori adaptasi Roy, yaitu: A. Sistem Sistem merupakan satu set bagian yang terhubung ke fungsinya sebagai keseluruhan untuk tujuan yang sama dan dalam pelaksanannya saling ketergantungan antar bagiannya. Selain memiliki bagian yang utuh dan terkait, sistem juga memiliki input, output dan proses kontrol dan umpan balik. Level adaptasi (adaptation level)
Level adaptasi menggambarkan kondisi dari proses hidup yang dijabarkan dalam tiga tingkatan yaitu integrasi, kompensasi dan kompromi.
Tingkat adaptasi seseorang dapat berubah-ubah tergantung dari stimulus fokal, kontekstual dan residual.
Masalah adaptasi (adaptation problems)
Fokal stimulus adalah stimulus internal maupun eksternal yang secara langsung menyebabkan gangguan pada sistem tubuh.
Regulator adalah proses koping secara keseluruhan yang melibatkan sistem syaraf, kimia, dan endokrin.
Kognator subsistem
Merupakan proses koping secara keseluruhan yang melibatkan empat bagian dari kognitif emosi yaitu persepsi dan proses informasi, belajar, pertimbangan dan emosi.
Kontekstual stimulus
Yaitu stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi)/ keadaan tidak sehat. Keaadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini. Misalnya daya tahan tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat.
Residual stimuli
Yaitu sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan faktor predisposisi sehingga terjadi kondisi fokal. Misalnya persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup, fungsi, peran.
Respon adaptif
Inefektif respon
Cara berinteraksi dengan perubahan lingkungan yang didapat secara bawaan maupun dipelajari.
Merupakan proses autonom yang diperoleh secara genetik yang tidak memerlukan proses berpikir atau secara tanpa disadari.
Mekanisme koping yang dipelajari
Merupakan strategi beradaptasi yang didapatkan dengan dipelajari. Pengalaman hidup berkontribusi terhadap cara individu menghadapi stimulus.
Regulator subsistem
Merupakan tingkat adaptasi yang melibatkan struktur dan fungsi dari proses kehidupan bekerja secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan.
Mode fisiologi dan fisik
Mekanisme koping bawaan
Merupakan segala sesuatu yang tidak mendukung integritas yang merupakan tujuan dari sistem tubuh
Proses integrasi hidup
Proses koping
Merupakan segala sesuatu yang mendukung integritas yang merupakan tujuan dari sistem tubuh.
Berkaitan dengan proses fisik dan kimia yang terlibat dalam fungsi dan aktivitas hidup seseorang. Kebutuhan fisiologis diidentifikasi atas lima hal yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, istirahat tidur, dan keamanan.
Mode identitas diri, konsep dan grup
Merupakan salah satu dari tiga mode psikososial yang berfokus pada aspek psikologis dan spritual.
Konsep diri didefinisikan sebagai gabungan antara keyakinan dan perasaan seseorang terhadap dirinya yang dibentuk dari persepsi sendiri maupun orang lain.
Komponenya meliputi: gambaran diri dan harga diri.
Mode perubahan fungsi.
Merupakan salah satu dari dua mode sosial yang berfokus pada peran seseorang di lingkungan sosial.
Peran tersebut ditampilkan dalam 3 tingkatan yaitu peran primer, sekunder dan tersier.
Peran primer didefinisikan sebagai perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari seperti peran yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin dan tahap perkembangan.
Peran sekunder merupakan peran yang diartikan oleh individu untuk memenuhi tugas pada tahap perkembangan dan peran primer.
Peran tersier berkaitan dengan peran primer dan sekunder dan cara yang ditampilkan oleh individu untuk memenuhi kewajibannya. Contohnya; peran primer: peran sebagai perempuan dewasa, peran sekunder: peran sebagai istri dan peran tersier: peran sebagai ibu dan sebagai wanita bekerja.
Mode interdependen
Berfokus pada hubungan dengan orang lain (individu maupun kelompok), berkaitan dengan kemampuan untuk memberi cinta, penghargaan, nilai-nilai, bimbingan, pengetahuan, skills, komitmen, harta, waktu dan bakat.
Persepsi
Merupakan interpretasi terhadap stimulus dan bagaimana cara menghadapinya. Persepsi
berhubungan dengan mode kognator dan mode adaptif. Konsep model adaptasi Roy memiliki 4 konsep sentral, yaitu manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan. Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia adalah sebuah sistem yang dapat menyesuaikan diri. manusia dapat digambarkan secara holistik (bio, psiko, sosial, spiritual) sebagai satu kesatuan yang memiliki input (masukan), kontrol dan feedback proses dan output (keluaran/ hasil).
Proses kontrol adalah Mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara – cara penyesuaian diri. Manusia didefinisikan sebagai suatu sistem yang dapat menyesuaikan diri dengan aktivitas, kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara – cara penyesuaian yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan menurut Roy, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka, dapat menyesuaiakn diri dari perubahan suatu unsur, zat, materi yang ada dilingkungan. Sebagai suatu sistem yang dapat menyesuaikan diri, manusia dapat digambarkan dalam istilah input, kontrol dan proses feedback dan output. Input pada manusia adalah suatu sistem yang dapat menyesuaiakan diri, yaitu dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan dalam diri individu itu sendiri, feedback terhadap stimulus yang masuk dapat berlawanan atau responnya berubah – ubah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai tingkat adaptasi yang berbeda – beda dan mewakili dari besarnya stimulus yang dapat ditoleransi oleh manusia.
Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem yang dapat menyesuaikan diri disebut mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasikan yaitu subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atau cara penyesuaian diri yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Output dari manusia sebagai sistem adaptif adalah respon adaptif dan respon inefektif. Respon–respon yang adaptif itu mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang inefektif atau maladaptif dapat mengganggu integritas. Melalui fase feedback, respon – respon tersebut selanjutnya akan menjadi input kembali pada manusia sebgai suatu system. Dalam keperawatan model adaptasi, Roy banyak memfokuskan perhatiannya kepada konsep-konsep subsistem regulator dan subsistem kognator dan empat cara penyesuaian diri. Konsep-konsep itu akan diamati/ dikaji secara lebih jelas dan mendalam. Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme penyesuaian atau koping yang berhubungan dengan perubahan lingkungan, diperlihatkan melalui perubaham biologis, psikologis, dan sosial.Subsistem regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf, kimia tubuh, dan organ endokrin. Sub sistem regulator merupakan mekanisme kerja utama yang berespon dan beradaptasi terhadap stimulus lingkungan. Subsistem kognator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi; termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, membuat alasan dan emosional. Dapat dijelaskan bahwa semua input stimulus yang masuk diproses oleh subsistem regulator dan cognator. Responrespon subsistem tersebut semua diperlihatkan pada empat perubahan yang ada pada manusia sebagai sistem adaptif yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Berikut ini perubahan
pengertian
empat
Perubahan fisiologis : adanya perubahan fisik akan menimbulkan adaptasi fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan misalnya keseimbangan cairan dan elektrolit, fungsi endokrin, (kelenjar adrenal bagian korteks mensekresikan kortisol atau glukokortikoid, bagian medulla mengeluarkan epinefrin dan non epinefrin. Sirkulasi dan oksigen (pada klien hipertensi jantung kiri hipertropi). Perubahan konsep diri adalah keyakinan perasaan akan diri sendiri yang mencakup, persepsi, perilaku dan respon. Adanya perubahan fisik akan mempengaruhi pandangan dan persepsi terhadap dirinya. Misalnya gangguan citra diri, harga diri rendah. Perubahan fungsi peran; ketidakseimbangan akan mempengaruhi fungsi dan peran seseorang, misalnya peran yang berbeda, konflik peran. Kegagalan peran.
Perubahan interdependensi ; ketidakmampuan seseorang untuk mengintegrasikan masing-masing komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Cara penyesuaian diri di atas ditentukan dengan menganalisa dan mengkatagorikan perilaku manusia, dimana perilaku tersebut merupakan hasil dari aktivitas kognator dan regulator yang diobservasi. Sebenarnya masing-masing dari empat cara penyesuaiaan adalah kebutuhan dasar untuk integrasi: Integritas fisik, psikhologis dan sosial. Proses persepsi ditemukan baik dalam subsistem regulator maupun dalam sub sistem kognator, dan digambarkan sebagai proses
yang menghubungkan dua sistem tersebut. Input-input untuk regulator diubah menjadi persepsi. Persepsi adalah proses dari kognator dan respon-respon yang mengikuti sebuah persepsi adalah feedback baik untuk kognator maupun regulator.
Misalnya daya tahan tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat. Sistem residual
Secara keseluruhan konsep manusia sebagai sistem adaptif dapat digambarkan dengan skema berikut
Yaitu sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan faktor predisposisi sehingga terjadi kondisi fokal. Misalnya ; persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup, fungsi, peran.
Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar, dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok. Manusia sebagai sitem yang dipandang dari empat model menurut adaptasi Roy yang dipengaruhi lingkungan/stimulus dapat dilihat juga pada skema berikut : Lingkungan Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus internal dan eksternal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu ; fokal, kontektual, residual. Stimulus fokal
Yaitu stimulus yang langsung menyebabkan keadaan sakit dan ketidakseimbangan yang dialami saat ini. Contoh ; karena penyebab terjadinya infeksi.
Stimulus kontektual
Yaitu stimulus yang dapat menunjang terjadniya sakit (faktor presipitasi) keadaan tidak sehat. Keaadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini.
Sehat Kesehatan dipandang sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan integrasi secara keseluruhan. Jadi integrasi adalah sehat sebaliknya kondisi tidak ada integrasi adalah kurang sehat. Definsi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi baik.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model adaptasi kaperawatan didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem yang dapat menyesuaikan diri. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Keperawatan Roy menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktik. Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasi dan menghubung kan proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan. Roy mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu dan praktik dari peningkatan adaptasi untuk tujuan mempengaruhi kesehatan secara positif. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan. Keperawatan mendorong adaptasi melalui penggunaan proses keperawatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan. Hubungan antar konsep dasar dan model adaptasi keperawatan digambarkan sebagai berikut :
Kerangka konseptual King mencakup tiga system interaksi, dan beberapa konsep yang relevan untuk masing-masing sistem. Asumsi dasar King menyatakan bahwa keperawatan adalah proses yang melibatkan kepedulian bagi manusia dengan kesehatan menjadi tujuan utama (Torres, 1986). Tiga sistem interaksi yaitu personal sistem, interpersonal sistem dan sosial sistem yang memiliki konsep dan karakteristik masingmasing. Tiga sistem yang merupakan kerangka kerja konseptual King memberikan dasar bagi pengembangan Teori Pencapaian Tujuan. Inti dari falsafah keperawatan menurut King, keperawatan merupakan proses yang melibatkan manusia dengan kesehatan sebagai tujuan utama. King mengemukakan ada tiga sistem interaksi yang dapat mempengaruhi kesehatan yaitu sistem personal, interpersonal dan sosial.
Sistem Personal 1. Persepsi: adalah gambaran seseorang tentang objek. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain, hal ini tergantung dari pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetahuan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, subjektif atau personal. 2. Diri: adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu, karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi pada tujuan.
Imogene King, Theory of Goal Attainement King, memandang manusia sebagai insan dinamis yang memiliki persepsi terhadap obyek, orang dan pengalaman yang mempengaruhi perilaku, interaksi sosial dan kesehatan (King, 1971).
3. Pertumbuhan dan perkembangan: Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahan ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksi walaupun individu bervariasi, dan
sumbangan fungsi genetic, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri. 4. Citra tubuh: adalah bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilannya. 5. Ruang: adalah universal, sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubungannya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. 6. Waktu adalah sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain. Sistem interpersonal King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interaksi antara manusia. Interaksi antara dua orang disebut Dyad, tiga orang disebut Triad, dan empat orang disebut group. Konsep yang relevan dengan system interpersonal adalah: interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. 1. Interaksi: adalah tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik. 2. Komunikasi adalah sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang yang lain baik langsung maupun tidak lansung, misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan kata. Ciri-ciri komunikasi adalah: verbal, nonverbal, situasional, perseptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secra lisan maupun tulisan dalam menyampaikan ideide satu orang keorang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penamilan fisik dan gerakan tubuh 3. Transaksi: adalah unik, karena setiap individu mempunyai relitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu 4. Peran adalah: melibatkan sesuatu yang timbal balik, dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu: peran berisi set perilaku yang diharapkan pada orang lain yang menduduki posisi di social sistem, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara dua orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus 5. Stress: adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informasi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkungan, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal dan subjektif. Sistem Sosial Sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosial, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanis pengaturan antara praktik-praktik dan aturan. Konsep yang relevan dengan sistem soaila adalah:
organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. 1. Organisasi: bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi 2. Otoritas atau wewenang. Bahwa wewenang, itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi didalam organisasi berhubungan dengan wewenang 3. Kekuasaan: adalah universal, situasional atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan 4. Pembuat keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan 5. Status bercirikan situasional, posisi ketergantuangan, dapat diubah. Status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain didalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas dan kewajiban.