NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERAPAN SUPERVISI KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
WINARTI I1031131047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017
Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penerapan Supervisi Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Provinsi Kalimantan Barat (Analysis Of Factors That Affect Nursing Supervision Implementation In Sungai Bangkong Mental Hospital Area Of West Kalimantan Provinces) Winarti *, Maria Fudji Hastuti **, Suhaimi Fauzan ** *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Universitas Tanjungpura **Dosen Program Studi Pendidikan Ners Universitas Tanjungpura e-mail :
[email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Supervisi merupakan bagian dari manajemen keperawatan khususnya pengarahan dan pengawasan. Namun, pelaksanaannya di RSJD Sungai Bangkong masih belum optimal, ini disebabkan belum adanya pengawasan serta kebijakan resmi tentang supervisi sehingga hal ini dapat menurunkan mutu layanan asuhan keperawatan yang di berikan. Tujuan : Penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerapan supervisi keperawatan di rumah sakit jiwa daerah sungai bangkong provinsi kalimantan barat. Metodologi : Penelitian ini dengan desain kualitatif deskriptif pendekatan fenomenologi, diambil dengan purposive sampling pada lima responden perawat yang dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil wawancara dianalisis menggunakan metode Miles dan Huberman. Hasil : Penelitian ini teridentifikasi empat tema yang memengaruhi penerapan supervisi keperawatan yaitu pemahaman tentang unsur pokok supervisi, pengalaman supervisi, pengembangan staff dan hambatan pelaksanaan supervisi. Kesimpulan : Faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan supervisi yang pertama faktor pemahaman tentang unsur pokok supervisi, faktor pengalaman supervisi yang dapat menjadi acuan dalam melaksanakan supervisi selanjutnya, faktor pengembangan staff yang di dapat melalui pelatihan serta pemberian reward, dan faktor hambatan dalam pelaksanaan supervisi dikarenakan belum ada peraturan resmi supervisi yang mengikat dari manajemen, oleh sebab itu diperlukan terbentuknya regulasi dari pimpinan rumah sakit untuk pelaksanaan supervisi karena dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kata kunci
: faktor-faktor penerapan, hambatan, supervisi keperawatan ABSTRACT
Background: Supervision is part of the nursing management in particular directing and controlling. However, their implementation in Sungai Bangkong Mental Hospital Area of West Kalimantan Province is still not optimal, this is due to the absence of supervision as well as supervision of formal the regulations so that it can be lower the quality of services provided in nursing care. Aim: This research is to analyze the factors that affect the nursing supervision implementation in Sungai Bangkong Mental Hospital Area of West Kalimantan Province. Method: This research is descriptive qualitative design, phenomenology approach taken with purposive sampling in five respondents nurses done with in-depth interview. The result of the interviews were analyzed using Milles and Huberman methods. Result: This research identified four themes that affect nursing supervision implementation are the understanding of the principal elements of supervision, supervision experience, staff development and supervision of the implementation inhibitions Conclusion: Factors that may affect the implementation of the nursing supervision are factor of the understanding of the principal elements of the supervision, the supervision experience factor can be reference in carrying out supervision of next, a development factor that can be through training and the awarding of reward, as well as the final faktor is inhibition in the implementation of supervision because there has been no is no binding regulation of management, therefore required the formation of regulation from hospital leadership for supervision implementation because it can improve the quality of nursing services. Keyword
: factors affect, obstacle, nursing supervision
1
tersebut dapat berupa hambatan internal dan
PENDAHULUAN Pengelolaan pelayanan keperawatan
eksternal. Hambatan internal dapat berupa
membutuhkan sistem manajerial keperawat-
motivasi yang kurang bahkan cenderung
an yang tepat untuk mengarahkan seluruh
menurun, sedangkan hambatan ekternal
sumber daya keperawatan dalam menghasil-
berupa beban kerja lain yang diemban di
kan pelayanan keperawatan yang prima dan
rumah sakit selain sebagai supervisor (ada
berkualitas. Pelayanan keperawatan yang
beban kerja ganda) serta apresiasi berupa
berkualitas hanya dapat diwujudkan dengan
honorium yang dirasa masih kurang[4].
pemberian pelayanan yang professional[1].
Selain hambatan diatas, hambatan lain
Profesionalisme layanan dapat dikembang-
dalam pelaksanaan supervisi berupa sumber
kan melalui adanya pelaksanaan Manajemen
daya manusianya (SDM) yang dibutuhkan
Praktik
rumah sakit masih kurang memadai[5].
Keperawatan
Professional
atau
MPKP di Rumah Sakit. Faktor yang paling
Kegiatan supervisi yang dilakukan
berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam
dapat
penerapan MPKP dirumah sakit ialah
keperawatan dirumah sakit, terutama pada
[2]
supervisi .
meningkatkan
mutu
pelayanan
bagian keselamatan pasien serta kegiatan
Supervisi merupakan suatu proses
tersebut dapat memperkuat kerjasama antar
pemberian sumber-sumber berupa bantuan,
perawat[6]. Salah satu hal yang dapat
bimbingan dan dukungan yang dibutuhkan
menambah dan memperkuat kerjasama antar
perawat untuk menyelesaikan tugas dalam
perawat
rangka
keperawatan.
pencapaian
tujuan
yang
telah
ditetapkan. Supervisi yang baik dapat
adalah
Kegiatan
pelaksanaan
supervisi
supervisi
yang
tidak
meningkatkan motivasi dan kinerja perawat
dilakukan dengan baik akan berdampak bagi
diberikan[3].
kinerja perawat pelaksana, juga dapat
Fenomena penerapan supervisi diberbagai
menyebabkan kualitas pemberian layanan
rumah sakit ialah masih belum optimalnya
kesehatan yang menurun atau tidak optimal
pelaksanaan supervisi, ini disebabkan tidak
sehingga dapat muncul kecenderungan akan
adanya pengawasan dan dukungan dari
adanya kejadian yang tidak diharapkan[2].
bidang manajemen, yang berdampak pada
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang
kinerja perawat sehingga menyebabkan
dilakukan di RSUD Panembahan Senopati
penurunan kualitas dalam pemberian asuhan
Bantul yang menyatakan bahwa 74,6 %
keperawatan.
pelaksanaan supervisi keperawatan masih
terhadap
pelayanan
yang
dinyatakan buruk[4].
Pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit pasti terdapat hambatan, hambatan 2
Hasil
wawancara
didapatkan
keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
informasi bahwa penerapan supervisi di
Sungai Bangkong Provinsi Kalimantn Barat.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
Partisipan pada penelitian ini adalah kasi
masih belum optimal serta masih terdapat
keperawatan, kepala ruangan dan ketua tim
hambatan, hambatan tersebut berupa sumber
yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah
daya manusia yaitu jumlah perawat yang
Sungai
belum
Barat,
seimbang
perawat,
selain
dengan itu
beban
pemilihan
sampel
Kalimantan menggunakan
dikarenakan
purposive sampling dengan kriteria: bekerja
kurangnya sarana, dana dan lain sebagainya.
sebagai kasi keperawatan, kepala ruangan,
Selain itu, menurut narasumber kegiatan
ketua
supervisi yang dilaksanakan di rumah sakit
Keperawatan
ini belum berjalan secara optimal, karena
partisipan. Partisipan penelitian ini terdiri
masih kurangnya dukungan dari bagian
lima orang perawat yang dilakukan in-depth
manajemen rumah sakit mengenai kegiatan
interview,
supervisi disetiap ruangan dan supervisi
perekam
yang dilakukan hanya supervisi berjenjang
catatan
yang
wawancara dianalisis menggunakan metode
dilaksanakan
juga
kerja
Bangkong Provinsi
secara
informal.
Narasumber juga mengatakan keberadaan
tim,
pendidikan dan
bersedia
dengan suara, lapangan
minimal
menjadi
menggunakan pedoman dan
DIII
alat
wawancara,
peneliti.
Hasil
Milles dan Huberman.
supervisi dirumah sakit sangat penting gunanya
untuk
mengevaluasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
kinerja
Peneliti mengidentifikasi empat tema
perawat dan peningkatan mutu pelayanan
sebagai hasil penelitian. Proses pemunculan
disuatu rumah sakit.
tema tersebut di uraikan berdasarkan tujuan
Berdasarkan uraian diatas peneliti
penelitian serta dari hasil wawancara. Tema
bermaksud untuk melakukan penelitian
yang terbentuk yaitu pemahaman unsur
mengenai analisis faktor-faktor yang me-
pokok supervisi, pengalaman pelaksanaan
mengaruhi penerapan supervisi keperawatan
supervisi, penghambat pelaksanaan super-
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai
visi serta pengembangan staff.
Bangkong Provinsi Kalimantan Barat.
Faktor Pemahaman Unsur Pokok Supervisi
METODE
Hasil
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif
deskriptif
dengan
analisis
data
pemahaman
partisipan terhadap supervisi keperawatan di
pendekatan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
fenomenologi, tujuanya untuk menganalisis
terbagi
faktor-faktor yang memengaruhi supervisi 3
menjadi
lima
yaitu
mengenai
struktur pelaksanaan supervisi, area super-
rahan dan bantuan untuk mengatasi masalah
visi, dampak supervisi, teknik supervisi dan
tersebut[7]. Pelaksanaan supervisi memiliki
supervisi sebagai evaluasi.
pengaruh terhadap kinerja perawat di suatu
Pemahaman
mengenai
rumah sakit, selain itu pelaksanaan supervisi
pelaksanaan supervisi yaitu supervisi me-
kepala ruangan juga memiliki fungsi untuk
rupakan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan
memonitor, mengevaluasi, serta membantu
perawat[8],[9]. Artinya adanya supervisi di
dalam memecahkan masalah. Supervisi
suatu
merupakan bagian manajemen khususnya
gunanya
pengarahan serta pengawasan yang dilaku-
perawat serta dapat meningkatkan mutu
kan oleh atasan kepada bawahan. Area
asuhan keperawaan yang diberikan.
kegiatan
supervisi
partisipan
keperawatan
rumah
produktivitas
sakit
untuk
sangat
kinerja
bermanfaat
meningkatkan
kinerja
yang
Supervisi dan evaluasi merupakan
dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
bagian yang penting dalam manajemen serta
Sungai Bangkong mencangkup kegiatan
keseluruhan tanggung jawab pemimpin
dalam memberikan asuhan keperawatan,
yang memerlukan pemahaman yang baik.
dalam pengembangan staf maupun sarana
Perawat yang professional harus mem-
dan prasarana. Kegiatan supervisi ber-
punyai kemampuan dalam supervisi dan
dampak pada peningkatan mutu pelayanan
evaluasi. Supervisi yang dilakukan oleh
asuhan keperawatan yang di berikan. Jika
perawat dengan pemahaman yang baik akan
supervisi dilaksanakan secara terus menerus
memungkinkan untuk menemukan berbagai
akan berdampak baik bagi kualitas pem-
hambatan
berian asuhan keperawatan salah satunya
keperawatan di ruangan dengan mencoba
dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
memandang secara
diberikan kepada pasien, selain itu juga
faktor yang mempengaruhi dan bersama
untuk mengontrol pemberian asuhan kepe-
dengan staf keperawatan untuk mencari
rawatan dan mengontrol kemampuan dari
jalan pemecahannya[10].
perawat itu sendiri.
Faktor Pengalaman Supervisi
Hal ini sesuai dengan pengertian
Hasil
dalam
pelaksanaan
analisis
menyeluruh
data
asuhan
faktor-
menunjukan
bahwa supervisi merupakan tindakan penga-
bahwa rumah sakit ini kisaran tahun 2000-
matan yang dilakukan secara langsung dan
2004 pernah memiliki supervisi kepera-
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
watan yang dilaksanakan oleh bidang
dilaksanakan oleh bawahan untuk melihat
keperawatan. Hal ini didukung dengan
kesalahan - kesalahan yang dilakukan,
adanya peraturan internal berupa kebijakan
kemudian bawahan akan di berikan penga-
atau SK Direktur RSJD Sungai Bangkong 4
tentang
pelaksanaan
supervisi.
Namun
yang tidak berkualitas. Supervisi dapat
dalam pelaksanaannya terdapat hambatan
dilaksanakan oleh kepala seksi keperawatan
yang mengakibatkan supervisi tersebut tidak
serta dalam pelaksanaannya harus memiliki
terlaksana sebagai mana mestinya. Penye-
peraturan
babnya ialah ketenagaan, kurang motivasi
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang
dari perawat supervisor untuk melakukan
ada[4][13].
sebagai
pendukung
dan
supervisi serta kurang dukungan dari pihak Faktor Penghambat Pelaksanaan Supervisi
manajemen mengenai pelaksanaannya. Pe-
Hambatan
ngalaman mengenai pelaksanaan supervisi
Sungai Bangkong ini disebabkan karena
serta masukan untuk pelaksanaan supervisi
rumah
selanjutnya. Pendapat peneliti jika pihak
Kurangnya tenaga untuk dijadikan
Hasil analisis dalam penelitian ini
sebagai perawat supervisor menjadi penyeb
didukung oleh penelitian Murni bahwa
utama tidak terlaksananya supervisi di
supervisi yang dilaksanakan oleh kepala
Ketidakoptimalan
rumah sakit ini. Pihak bidang keperawatan
RSUD
RSJD Sungai Bangkong menilai dengan
secara
jumlah tenaga yang ada di rumah sakit ini di
supervisi
anggap masih belum cukup untuk dijadikan
termasuk dalam hal ketidakhadiran super-
sebagai
visor dan ketidakefektifitasan supervisi,
serius
dari
bidang
supervisor,
karena
supervisi
keperawatan memiliki tugas dan tanggung
dimana supervisi harus mendapat perhatian yang
sebagai
yang belum ada.
akan patuh dalam menjalankan tugasnya.
optimal[11].
dijadikan
serta pendokumentasian kegiatan supervisi
baik dan mereka yang sebagai supervisor
terlaksana
untuk
kurangnya dukungan manajemen, anggaran
kegiatan supervisi dapat dilaksanakan lebih
belum
tenaga
yang mengikat (SK pembentukan supervisi),
seperti yang telah disebutkan di atas, maka
Pariaman
kekurangan
adanya kebijakan dalam bentuk peraturan
memengaruhi tidak terlaksananya supervisi
inap
ini
supervisi, selain kurang tenaga juga belum
perhatikan dan dapat mengatasi faktor yang
ruang rawat
sakit
keperawatan
manajemen rumah sakit mampu mem-
di
pelaksanaan
supervisi di Rumah Sakit Jiwa Daerah
terdahulu dapat dijadikan sebagai evaluasi
ruangan
dalam
jawab tersendiri, sehingga jika mengguna-
keperawatan,
kan tenaga yang ada di rumah sakit, ini
mengingat resiko dan dampak yang dapat
menyebabkan supervisi atau supervisor akan
timbul berkaitan dengan supervisi kepala
memiliki tugas tambahan atau beban kerja
ruangan yang tidak maksimal[12]. Supervisi
ganda.
keperawatan yang tidak maksimal akan berakibat terhadap pelayanan keperawatan 5
Penghambat
yang
ialah
supervisi, kurang motivasi, belum adanya
kebijakan, SK untuk supervisor keperawatan
pemberian reward/penghargaan, kurangnya
sangat dibutuhkan, yang berfungsi untuk
fasilitas atau sarana dan prasarana untuk
mempertajam aturan tentang pelaksanaan
terlaksananya kegiatan di ruang MPKP[5].
supervisi dan untuk mengetahui uraian
Hambatan lain dalam pelaksanaan supervisi
tugasnya
supervisor.
yaitu faktor internal berupa penurunan
Ketiga, dukungan yang diperlukan dalam
motivasi sedangkan faktor eksternal yakni
pelaksanaan supervisi keperawatan adalah
beban pekerjaan ganda dan penghargaan
dukungan dari manajemen atau atasan
rumah sakit kepada supervisor dirasa masih
secara langsung. Dukungan yang diperlukan
kurang, khususnya dalam hal upah yang
berupa
diberikan serta belum ada kebijakan yang
sebagai
kedua
perawat
pemberian
motivasi,
kebijakan
mengaturnya[4].
pelaksanaan supervisi serta system imbalan yang
diberikan.
Pentingnya
dukungan
Berdasarkan
penelitian
manajemen dalam merealisasikan pelak-
menyatakan
sanaan supervisi di rumah sakit. Pelaksana-
keperawatan dapat menetapkan kebijakan
an supervisi bisa lebih baik bila didukung
dalam
oleh seluruh komponen dalam organisasi.
kepala ruangan dapat meningkatkan fungsi
Hambatan
pelaksanaan
bahwa
pelaksanaan
agar
Sihotang
supervisi,
bidang
sehingga
supervisi
supervisi dan melakukan penilaian terhadap
lainnya ialah pendokumentasian. Supervisi
produktivitas kerja perawat pelaksana[9]. SK
yang dilaksanakan oleh kepala ruangan
untuk supervisor sangat diperlukan, karena
belum ada didokumentasikan secara resmi.
dengan adanya SK, keberadaan tenaga
Pendokumentasian merupakan hal yang
supervisor sudah resmi untuk menjalankan
penting, karena merupakan bukti pencatatan
tugasnya dan diakui oleh seluruh rumah
dan pelaporan yang dimiliki perawat untuk
sakit[14].
dijadikan sebagai bahan evaluasi. Pada hal
Faktor Pengembangan Staff
ini faktor-faktor yang seharusnya menjadi
Pengembangan staf dapat dilakukan
pendukung dalam pelaksanaan supervisi
melalui pemberian pelatihan - pelatihan
namun sebaliknya menjadi penghambat,
khusus untuk supervisi keperawatan sangat
yang menghambat supervisi tidak dapat
di perlukan, dan pemberian reward untuk
terlaksana.
meningkatkan mutu pelayanan. Pelatihan
Faktor-faktor yang menjadi peng-
juga diharapkan dapat untuk menyeragam-
hambat dalam pelaksanaan supervisi yaitu
kan kualitas pelaksanaan supervisi, sehingga
kurangnya
perawat,
antara ruangan satu dan yang lainya sama
dukungan menejemen yang kurang, kurang
tidak ada perbedaan. Artinya semakin sering
jumlah
tenaga
6
diadakan pelatihan dan pemberian peng-
memotivasi mereka dalam menjalankan
hargaan yang dilakukan oleh pengelola
tugasnya.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong
pemberian penghargaan yang diberikan
maka
akan berdampak pada peningkatan realisasi
kinerja
meningkat, motivasi
perawat
selain
akan
itu
diberikan
semakin
semakin
berupa
besar
Peningkatan
motivasi
berupa
kinerja perawat
pemberian
Harapan partisipan agar rumah sakit
reward yang di berikan juga dapat membuat
ini dapat membentuk supervisi secara legal
kinerja perawat semakin meningkat dan
dalam
melalui pelatihan akan lebih meningkatkan
kebijakan dari manajemen rumah sakit yang
pengetahuan, meningkatkan keterampilan
berkaitan
serta dapat memperbaiki sikap atau perilaku
kemudian yang menjadi supervisi adalah
perawat ke arah yang lebih produktif.
orang-orang yang berkompeten.
Pengembangan (development) dapat dikelompokan sebagai
artian
memiliki
dengan
SK
atau
kegiatan
ada
supervisi,
Berdasarkan hasil penelitian Kandou
kebutuhan masa
bahwa produktivitas kerja karyawan akan
depan karyawan dan organisasi rumah sakit.
bertambah atau meningkat secara berarti
Pelatihan
membutuhkan
apabila diberikan pelatihan dan pengem-
meningkatkan
bangan karyawan, maka dapat dipastikan
kinerja perawat. Rumah Sakit Jiwa Daerah
produktivitas karyawan akan lebih baik atau
Sungai Bangkong memiliki satu pengharga-
meningkat secara signifikan[15]. Pelatihan
an yang diberikan secara resmi, pengharga-
dan pengembangan mempunyai pengaruh
an yang diberikan tidak dalam bentuk materi
positif terhadap kinerja perawat, selain itu
(nonmaterial intensive) berupa pemilihan
pelatihan dan pengembangan merupakan
perawat
cara untuk memotivasi dan meningkatkan
khusus
juga
pemberian reward untuk
yang
penghargaan.
terbaik Pemberian
yang
di
reward
beri
keterampilan kerja[16].
dalam
bentuk ucapan terima kasih, support sering
Kepala
ruagan
perlu
diberikan
dilakukan dan itu sangat membantu atau
pelatihan mengenai supervisi keperawatan
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
agar dapat melakukan supervisi dengan baik
serta kualitas pelayanan yang di berikan.
dan terdapat perbedaan bermakna sebelum
Menjadi kepala ruangan, ketua tim,
dan sesudah dilakukan pelatihan supervisi,
kasi keperawatan dan perawat pelaksana
dimana supervisi yang dilakukan oleh
sekalipun merupakan jabatan yang berat
kepala ruangan menjadi lebih baik setelah
bagi beberapa informan. Dengan memberi-
mengikuti pelatihan[17]. Salah satu aspek
kan
memanfaatkan
motivasi
atau
penghargaan
yang
dilakukan berkelanjutan, diharapkan dapat
pegawai
adalah
dengan
memberikan motivasi/penghargaan (daya 7
perangsang) kepada mereka. Reward atau
merupakan
penghargaan yang diberikan oleh pimpinan
bawahan ke atasan, sehingga diharapkan tim
tidak hanya dalam bentuk uang. Pemberian
supervisi merupakan orang berkompeten
reward
dapat
yang dapat membantu dalam pemecahan
memberikan perasaan senang bagi perawat
masalah, serta melakukan pengawasan ter-
yang diberikan. Dalam hal ini diberikan
hadap kinerja perawat. Selain itu pelatihan-
kepada perawat yang juga memiliki tingkat
pelatihan khusus serta pemberian reward/
pekerjaan yang tinggi agar bisa termotivasi
penghargaan juga diperlukan untuk mening-
dengan diberikan reward atau tanda ucapan
katkan motivasi pekerja/perawat.
ucapan
terima
kasih
terima kasih oleh atasan kepada bawahan [18]
perpanjangan
tangan
dari
Untuk penelitian selanjutnya yang
.
ingin melakukan penelitian tentang pelaksanaan atau penerapan supervisi keperawat-
KESIMPULAN DAN SARAN
an di rumah sakit, dapat menggunakan
Simpulan
desain penelitian kuantitatif atau mengguna-
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
kan desain yang menggabungkan antara
melalui studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Faktor
Yang
tentang
Analisis
Memengaruhi
penelitian kuantitatif dan kualitatif (mix
Faktor-
method), agar mendapatkan hasil penelitian
Penerapan
yang lebih komprehensif dalam meneliti
Supervisi Keperawatan Di Rumah Sakit
masalah penelitian.
Jiwa Daerah Sungai Bangkong Provinsi Kalimantan Barat yang dianalisis meng-
Daftar Pustaka
gunakan metode Milles dan Huberman, data 1. Cruz, Sandra., Antonio Luis Carvalho., Pedro Barbosa., Barbara Lamas. (2015). Morse fall scale user’s manual: Quality in supervision and in nursing practice. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 171(2015) 334 – 339. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01. 130
digali melalui in-depth interview terhadap lima orang teridentifikasi empat tema yaitu faktor pemahaman unsur pokok supervisi, faktor pengalaman supervisi dan faktor hambatan pelaksanaan supervisi serta faktor pengembangan staff.
2. Mulyaningsih. (2013). Peningkatan kinerja perawat dalam penerapan MPKP dengan supervisi oleh kepala ruang di RSJD Surakarta. GASTER. 10 (1)
Saran Untuk
Rumah
Sakit
diperlukan
adanya kebijakan/regulasi dari Direktur rumah sakit yang mendukung pelaksanaan
3. Nur, Qalbia Muhammad., Noor, H. Noer Bahry., Irwandy. (2013). Hubungan Motivasi Dan Supervisi Terhadap
supervisi keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong. Karena supervisi 8
Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Menerapkan Patient Safety Di Rawat Inap Rs Universitas Hasanuddin Tahun 2013. http://repository.unhas.ac.id/handle/1234 56789/5420
Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan. Idea Nursing Journal ISSN :2087-2879. Vol 7(1) 10. Cecep Tribowo. (2013). Manajemen Pelayanan keperawatan di Rumah sakit. Cetakan Pertama. Jakarta : Cv Trans Medika.
4. Harmatiwi, Dini Desi., Sumaryani, Sri., Rosa, Elsye Maria. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. 6(1): 47-54, DOI: 10.18196/jmmr.6126. http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs/a rticle/download/2346/pdf_16
11. Murni, Dewi., Bachtiar, Hafni., Sasmita, Happi. (2016). Kajian Faktor Organisasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Pariaman. Ners jurnal keperawatan,Vol 12 (1) http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ne rs/article/download/115/106
5. Rohmiyati, Ana. (2010). Studi Fenomenologi : Pengalaman Perawat Dalam Menerapkan MPKP Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang. Universitas Diponegoro.
12. Mua, Estelle Lilian. (2011). Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu.
6. Amsrud, Kristen Eika., lyberg, anne., severinsson, Elissabeth. (2015). The influence of clinical supervision and its potential for enhancing patien safety – Undergraduate nursing student view. Sciedu press. Journal of Nursing Education and Practice. 5(6) http://dx.doi.org/10.5430/jnep. v5n6p87
13. Simanjuntak, Evirina. 2010. Pengaruh kemampuan supervisi kepalaruangan terhadap kinerja perawat pelaksana. Medan: USU 14. Ahaddyah, Rachma Melati. (2012). Analisis Pelaksanaan Supervisi Keperawatan Di Rumah Sakit Kota Depok Tahun 2012. http://lib.ui.ac.id/file? file=digital/20320644-SRachma%20Melati%20Ahaddyah.pdf
7. Putra, Candra Syah. (2016). Buku Ajar Manajemen Keperawatan : Teori dan aplikasi Praktek Dilengkapi dengan kuesioner pengkajian praktek manajemen keperawatan. Jakarta : in media
15. Kandou, Erlin Emilia. (2013). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Air Manado)
8. Mulyono, M. Hadi., Hamzah, Asiah., Abdullah, A. Zulkifli. (2013). Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal AKK, Vol 2 (1)
16. Rarasati, Dinda Ayu., Apriono, Markus., Joko, Ariwan. (2016). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rawat Inap
9. Sihotang, Havija., Santosa, Heru., Salbiah. (2016). Hubungan Fungsi Supervisi Kepala Ruangan Dengan Produktivitaskerja Perawat Pelaksana 9
Melalui Motivasi Di Rumah Sakit Semen Gresik
http://download.portalgaruda.org/article. php?article=98508&val=426
17. Widiyanto, Puguh., Hariyati, Rr Tutik Sri., Handiyani, Hanny. (2013). Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala ruang dan Peningkatan Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013.
18. Nangoi,Winda J., Pondang, Linnie., Hamel, Rivelino S. (2014). Hubungan Pemberian Reward dengan Kinerja Perawat di ruang IRNA A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp /article/viewFile/5276/4789
10