BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme didalam tubuh karena ketidak mampuan tubuh membuat atau menyuplai hormon insulin sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula darah melebihi normal (Desriani, 2003). Jumlah penderita diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data yang dipublikasikan oleh Word Health Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan terkena penyakit diabetes mellitus (Depkes RI, 2000). Menurut Diabtes Care (2004) dalam Kemenkes RI (2011) Indonesia menduduki ranking ke 4 (Empat) dunia setelah Amerika,Cina, dan India dalam prevalensi diabtes. Berdasarkan data Riskesdas Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013, prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi berada di Kota Mataram 1,7%, Kota Bima 1,4%, Lombok Timur 1,1%, Lombok Barat dan Dompu masing-masing 1,0% dan terendah Lombok Tengah 0,5%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Lombok Barat tahun 2016, Puskesmas dengan pasien diabetes tertinggi berada di Puskesmas Kediri dengan jumlah pasien diabetes sebanyak 2119 orang, diikuti di Puskesmas Gunungsari dengan jumlah pasien 1458 orang, kemudian di Puskesmas Narmada dengan jumlah pasien diabetes
1
2
sebanyak 1126 orang dan terendah di Puskesmas Pelangan dengan jumlah pasien diabetes sebanyak 59 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap penderita DM di Puskesmas Gunungsari didapatkan bahwa, sebagian besar penderita mengetahui bahwa DM dapat menimbulkan komplikasi pada kaki, tetapi belum pernah ada yang melakukan senam kaki untuk penderita DM. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa penderita DM di Puskesmas Gungsari belum pernah melakukan latihan jasmani seperti senam kaki diabetes pada penderita DM dalam upaya pencegahan komplikasi diabetes pada kaki (Diabetes Foot) dan penurunan kadar gula dalam darah pada penderita DM. Dalam keadaan normal setelah makan, kadar glukosa darah meningkat yang akan diikuti kenaikan insulin secara cepat dan menurun setelah nutien yang masuk disimpan. Insulin, hormon yang dihasilkan oleh pankreas dibutuhkan untuk memasukkan glukosa dari darah kedalam sel. Pada diabetes tipe 2 jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang, sehingga glukosa yang masuk sel sedikit dan glukosa dalam pembuluh darah meningkat. Diabetes tipe 2 terjadi keterbatasan respon sel beta terhadap kenaikan kadar glukosa darah (Robbins, 2007). Kadar glukosa darah yang tinggi dan terus menerus dapat berakibat rusaknya pembuluh darah. Zat komplek yang terdiri dari glukosa di dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Sirkulasi darah yang buruk dapat mengakibatkan komplikasi pada mata, jantung, ginjal, saraf dan kulit (Fitria, 2009). Perubahan gaya hidup seperti diet dan kebiasaan olah raga yang salah merupakan predisposisi terjadinya resistensi insulin. Supaya kadar gula darah dapat selalu terkendali, diabetisi perlu mengupayakan gaya hidup sehat yakni dengan mengatur cara makan supaya makan tidak berlebihan serta
3
meningkatkan aktivitas fisik sehingga tubuh tetap sehat dan terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi (Slamet Suyono, 2002; Erawati, 2002). Komplikasi yang sering terjadi apabila dibetes tidak terkendali dan tidak ditangani dengan baik adalah timbulnya berbagai penyakit penyerta pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki dan sistem syaraf. Penderita Diabetes Mellitus sebaiknya melaksanakan 4 pilar pengelolaan Diabetes Mellitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan intervensi farmakologis (Sidartawan Soegondo, 1995). Sehingga diperlukan latihan jasmani dalam pengelolaan Diabetes Mellitus. Latihan fisik pada penderita DM memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Contoh latihan jasmani atau olahraga yang dianjurkan salah satunya adalah senam kaki diabetes. Senam direkomendasikan di lakukan dengan durasi 30-60 menit, dengan frekuensi 3-5 kali per minggu dan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut tidak melakukan senam (American Diabetes Assiciation, 2003). Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Gunung Sari tahun 2019.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini “Apakah ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap penurun kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Gunung Sari tahun 2019”
4
C. Tujuan Penelitian Berikut adalah tujuan umum dan tujuan khusus dilakukannya penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Umum Mengetahui tentang pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Gunung Sari tahun 2019. 2. Tujuan Khusus a.
Mengidentifikasi data tentang karakteristik meliputi umur, jenis kelamin, dan pendidikan pasien Diabetes Melitus tahun 2018.
b. Mengidentifikasi kadar gula darah sebelum melakukan senam kaki. c. Mengidentifikasi kadar gula darah setelah melakukan senam kaki. d. Menganalisis pengaruh senam kaki pada penderita diabetes mellitus terhadap gula darah.
D. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Hipotesa Nol (H0) Tidak ada pengaruh senam kaki pada penderita diabetes mellitus terhadap penurunan kadar gula darah di Puskesmas Gunung Sari tahun 2019. b. Hipotesa Alternatif (Ha) Ada pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Gunung Sari tahun 2019.
5
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi instansi pendidikan Dapat menambah informasi refrensi dan sebagai masukan yang berguna atau bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin mengetahui pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah. b. Bagi peneliti lain Sebagai data tambahan dalam penelitian mengenai pengaruh pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah. 2. Manfaat praktis a. Bagi perawat pelaksana Sebagai pedoman untuk melakukan senam kaki pada pasien diabetes mellitus. b. Bagi institusi pelayanan Sebagai acuan untuk membentuk prosedur senam kaki tetap pada pasien diabetes mellitus.