21. Panduan Keselamatan Pasien Iibs.docx

  • Uploaded by: IGD
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 21. Panduan Keselamatan Pasien Iibs.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,274
  • Pages: 17
PANDUAN KESELAMATAN PASIEN INSTALASI BEDAH SENTRAL

Edisi 2018 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MEJASEM TEGAL Jl. Pala Raya No. 11 A Mejaem Tegal Telp. (0283) 356009, Fax (0283) 356009

KATA PENGANTAR Dalam UU Kesehatan 39 tahun 2009 pasal 5 bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Instalasi Bedah Sentral sebagai unit sasaran keselamatan pasien harus menerapkan sistim keselamatan pasien yang akan menjalani pembedahan di IBS. Oleh karenanya Rumah Sakit Pala Raya Tegal menyusun Buku Panduan Keselamatan Pasien IBS. Buku Panduan Keselamatan Pasien IBS ini adalah standar baku yang ditentukan oleh rumah sakit. Buku ini berisi prosedur yang harus dipatuhi oleh semua staf IBS dan operator bedah. Buku Panduan Keselamatan Pasien IBS ini disusun bersama oleh bidang pelayanan dan pokja PAB (Pelayanan Anestesi Bedah) yang merupakan bagian dari tim akreditasi RSIA Pala Raya, dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien. Akhir kata semoga buku ini berguna sebagaimana mestinya, sehingga bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam memberikan pelayanan aman, nyaman, dan bermutu menuju kepuasan pasien. Kritik dan saran untuk memperbaiki buku Panduan ini akan menambah kesempuranaan penyusunan buku panduan dimasa mendatang.

Tegal, Maret 2018

Tim Editor

KATA SAMBUTAN DIREKTUR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

RSIA Pala Raya merupakan rumah sakit rujukan tipe C Khusus non pendidikan yang akan sealalu meningkatkan mutu pelayanan. Buku Panduan Keselamatan Pasien IBS tahun 2018 yang telah disusun oleh bidang pelayanan dan pokja PAB (Pelayananan Anestesi dan Bedah) tim akreditasi RSIA Pala Raya adalah salah satu upaya dalam mencapai tujuan yang memuaskan pengguna jasa dirumah sakit. Buku Panduan Keselamatan Pasien IBS disusun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Proses penyempurnaan buku Panduan Keselamatan Pasien IBS ini tentunya akan terus menerus dilakukan, sehingga dapat mengurangi KTD di IBS dan pencegahan KTD di IBS. Semoga buku panduan bermanfaat dan dapat digunakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien yang pada akhirnya pasien puas untuk dirawat di RSIA Pala Raya yang kita cintai bersama ini. Penghargaan kami berikan kepada editor yang telah menyelesaikan buku ini dengan sebaik-baiknya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Direktur, RSIA Pala Raya

dr. Arief Pinudjo

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PALA RAYA MEJASEM TEGAL Jl. Pala Raya No.11 A Mejasem Tegal Phone (0283) 356009, Fax (0283) 356009 KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA PALA RAYA MEJASEM TEGAL NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN BEDAH RSIA PALA RAYA Menimbang

: a. Bahwa pelayanan Bedah merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan terpadu RSIA Pala Raya yang saat ini peranannya berkembang dengan cepat diperlukan buku panduan Bedah b. Bahwa sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pokok fungsi agar dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai bahan evaluasi kinerja Tahunan maka perlu Penyusunan Buku Panduan Bedah ; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang Buku Panduan Bedah ;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Panduan Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 5. Komisi Akreditasi Rumah Sakit 2012 tentang Panduan Penyusunan Dokemen Akreditasi;

6. SK Direktur RSIA PALA RAYA TEGAL tentang Panduan Pelayanan Bedah dan intensive Care.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

:

PERTAMA

: KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA PALA RAYA TEGAL TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN BEDAH

Pasal 1 Pengaturan Buku Panduan Bedah di RSIA Pala Raya bertujuan untuk memberi acuan bagi pelaksanaandan pengembangan serta meningkatkan mutu pelayanan Pelayanan Bedah di rumah sakit. Pasal 2 (1) Pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan Peraturan ini dilaksanakan oleh Direktur, Komite Medis, dan Ka. SMF Bedah sesuai tugas dan fungsi masing-masing. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk: a. meningkatkan mutu dan keselamatan pasien; b. meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan; c. meningkatnya sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan standar; dan d. meningkatnya kinerja pemanfaatan pelayanan, efisiensi penggunaan sumber daya. Pasal 3 (1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Wadir Pelayanan, dan Ka. SMF Bedah dapat memberikan tindakan administratif kepada staff. (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. teguran lisan; b. teguran tertulis;

KEDUA

: Memberlakukan Buku Panduan Bedah RSIA Pala Raya Tegal sebagai Panduan melaksanakan tindakan Bedah di RSIA Pala Raya Tegal, dimana Buku tersebut meliputi : 1. Buku Panduan Informasi dan Edukasi Bedah 2. Buku Panduan Keselamatan Pasien IBS.

KETIGA

: Keputusan ini segera disosialikan kepada unit kerja yang terkait untuk diketahui dan dilaksanankan

KEEMPAT

: Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di

: Tegal

Pada tanggal

:

Maret 2018

DIREKTUR RSIA PALA RAYA

Dr. Arief Pinudjo

TIM PENYUSUN TIM PENYUSUN

EDITOR KEPALA

: dr. Ria Veni, Sp. An

Editor

: Tobiin, Amk. An

Kontributor

: dr. Pardjito, Sp. OG dr. Octaviana Yoseffin, Sp. OG dr. Zufrial Arief Kusno, Sp. Og dr. Abdul Muchid, Sp. OG dr. Darmono, Sp. B dr. Hidayati, Sp. B

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................

i

KATA SAMBUTAN DIREKTUR .........................................................................

ii

KEBIJAKAN .........................................................................................................

iii

TIM PENYUSUN ...................................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

v

A. Definisi .............................................................................................................

1

1. Latar Belakang ............................................................................................

1

2. Definsi .........................................................................................................

1

B. Ruang Lingkup .................................................................................................

1

C. Tatalaksana.......................................................................................................

1

D. Dokumentasi ....................................................................................................

1

RUJUKAN ..............................................................................................................

2

LAMPIRAN ............................................................................................................

3

A. Definisi 1. Latar Belakang Dalam UU Kesehatan 39 tahun 2009 pasal 5 bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Di IBS dan UU RI no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 4 Hak Konsumen : Hak dan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ jasa. Sejalan dengan itu RSIA Pala Raya berkomitmen untuk menjalankan program keselamatan paien. . 2. Definsi Pencegahan bahaya yang disebabkan karena kesalahan akibat dari tindakan yang tidak dilakukan atau tidak melakukan tindakan. B. Ruang Lingkup 1. Ketepatan identifikasi pasien secara benar 2. Peningkatan komunikasi efektif 3. Peningkatan keamanaan penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai. 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi. 5. Pengurangan resiko infeksi luka operasi 6. Pengurangan resiko jatuh C. Tatalaksana 1. Ketepatan identifikasi pasien secara benar a.

Lihat gelang identitas pasien ( nama pasien, No.RM, Tanggal lahir ).

b.

Tanyakan nama pasien, diagnosa.

2. Peningkatan komunikasi efektif a.

Gunakan komunikasi dalam bentuk elektronik, lisan dan tertulis’

b.

Sasaran komunikasi di IBS adalah: Staf IBS, pasien/keluarga, operator, petugas unit lain.

3. Peningkatan keamanaan penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai. a.

Benar obat

b.

Benar dosis

c.

Benar pasien

d.

Benar waktu

e.

Benar rute

f.

Benar pendokumentasian

g.

Benar penyimpanaan

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi. a.

Verifikasi lokal, prosedur dan pasien yang benar.

b.

Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi lebel dan dipampang dengan baik.

c.

Verifikasi ketersedian peralatan khusus dan atau impalant yang dibutuhkan

d.

Ceklis sign in, time out, sign out.

5. Pengurangan resiko infeksi luka operasi a.

Lakukan program hand hygiene yang efektif

b.

Restricted area kamar operasi

c.

Laksanakan sterilitas ruang dan peralatan

d.

Evaluasi infeksi luka operasi.

6. Pengurangan resiko jatuh a.

Evaluasi pasien yang mempunyai resiko jatuh : ( Morse Fall Scale ) 1) Pasien post operasi. 2) Riwayat jatuh. 3) Obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol. 4) Gaya jalan dan keseimbangan. 5) Alat bantu berjalan yang gunakan pasien.

b.

Lakukan langkah-langkah pencegahan terhadap pasien resiko jatuh : 1) Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan 2) Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip 3) Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien 4) Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang 5) Pastikan lorong bebas hambatan 6) Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien 7) Pasang Bedside rel 8) Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur. 9) Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait 10) Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan 11) Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi 12) Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur , posisi bedside rel dalam keadaan terpasang 13) Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh 14) Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan. 15) Langakah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.

D. Dokumentasi RSIA Pala Raya memberikan gambaran bahwa penulisan sebagai dokumentasi yang dilakukan petugas dibukukan dalam Rekam Medis. Contoh form informasi dan edukasi Bedah dapat dilihat di lampiran dalam panduan ini.

RUJUKAN 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. UU Kesehatan 39 tahun 2009 pasal 5 bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3 KESELAMATAN PASIEN DI KAMAR OPERASI No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RSIA Pala Raya STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tgl. Terbit

Ditetapkan Oleh : Direktur

Maret 2018

dr. Arief Pinudjo Pencegahan bahaya yang disebabkan karena kesalahan akibat dari tindakan yang tidak dilakukan atau tidak melakukan tindakan. Pengertian

Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di kamar operasi 2. Meningkatnya akuntabilitas IBS terhadap pasien dan masyarakat. 3. Menurunkan KTD di IBS. 4. Terlaksananya program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD di IBS Kebijakan Direktur RSIA PALA RAYA nomor : ...................tentang pemberlakuan implementasi SPO anestesi.

Kebijakan

Prosedur

1. Identifikasi pasien a. Pastikan pasien yang masuk ke kamar operasi sudah teridentifikasi dari ruangan dengan menggunakan dua identitas (gelang identitas tertulis : nama pasien, nomer rekam medis atau tanggal lahir ) :  Biru : Laki-laki  Pink : Perempuan  Merah : Alergi  Kuning : Resiko jatuh b. Tanyakan kepada pasien tentang nama dan tanggal lahirnya, bila pasien tidak komunikatif ( anak-anak, pasien koma, jiwa ) maka dapat ditanyakan kepada keluarga / walinya. Cocokan dengan nama yang tertera pada gelang identitas yang dipakai. 2. Peningkatan komunikasi yang efektif. 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai ( high-alert ) a. Identifikasi obat dan waspadai :  Elektrolit pekat ( KCL 7,46%, Meylon 8,4%, MgSO4 20%, NaCl 3% )  Golongan opioid  Antikoagulan  NORUM / LASA

b. Hindari kesalahan yang sering terjadi : (1) Ketidaksengajaan. (2) Bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan sebelum mendapatkan tugas. (3) Pada keadaan gawat darurat c. Menetapkan lokasi obat d. Penyimpanan elektrolit dan konsentrat e. Pastikan 5 B ( benar ) dalam pemberian obat 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi a. Hindari faktor-faktor penyebab salah pasien, lokasi dan prosedur yaitu : (1) Komunikasi yang tidak efektif / tidak adekuat antar anggota tim bedah. (2) Kurang / tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi operasi ( site marking ) (3) Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi (4) Asesmen pasien yang tidak adekuat (5) Penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat (6) Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah (7) Resep yang tidak terbaca (Illegible Handwriting) (8) Pemakaian singkatan b. Pastikan penandaan (1) Pada semua kasus: sisi ( laterality) multiple struktur ( jari tangan, jari kaki, lesi ) atau multiple struktur ( tulang belakang ) (2) Perlu melibatkan pasien (3) Tak mudah luntur terkena air. (4) Mudah dikenali (5) Digunakan secara konsisten di RS (6) Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan, (7) Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat c. Verifikasi praoperatif  Verifikasi lokal, prosedur dan pasien yang benar.  Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi lebel dan dipampang dengan baik.  Verifikasi ketersedian peralatan khusus dan atau impalant yang dibutuhkan  Ceklis sign in, time out, sign out. 5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan. a. Lakukan program hand hygiene yang efektif b. Restricted area kamar operasi c. Laksanakan sterilitas ruang dan peralatan d. Evaluasi infeksi luka operasi. 6. Pengurangan resiko pasien jatuh a. Evaluasi pasien yang mempunyai resiko jatuh : ( Morse Fall Scale ) (1) Pasien post operasi. (2) Riwayat jatuh. (3) Obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol.

(4) Gaya jalan dan keseimbangan. (5) Alat bantu berjalan yang gunakan pasien. b. Lakukan langkah-langkah pencegahan terhadap pasien resiko jatuh : (1) Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan (2) Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip (3) Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien (4) Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang (5) Pastikan lorong bebas hambatan (6) Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien (7) Pasang Bedside rel (8) Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur. (9) Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait (10)Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan (11)Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi (12)Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur , posisi bedside rel dalam keadaan terpasang (13)Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh (14)Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan. (15)Langakah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan. Unit Terkait Dokumen terkait

IBS Panduan keselamatan pasien

Related Documents


More Documents from "Ariani RiZka"