20842-24872-1-pb.docx

  • Uploaded by: Mahmud Rahmattullah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 20842-24872-1-pb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,867
  • Pages: 13
Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Pen Pelatuk Dengan Bahan Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam ANALISA PERBEDAAN KEKERASAN PADA PEN PELATUK DENGAN BAHAN BAJA ST 60 YANG DIDINGINKAN SECARA LANGSUNG DAN BERTINGKAT DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR GARAM M. HANIF ABYANTO S1 Teknik Mesin Manufaktur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected]

Arya Mahendra Sakti. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] ABSTRAK Dalam aplikasinya semua struktur logam akan terkena pengaruh gaya luar berupa tegangan-tegangan geser dan gaya gesek sehingga menimbulkan deformasi atau perubahan bentuk, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat baja tersebut dengan cara meningkatkan kekerasan menggunakan metode pengerasan quenching yang sudah cukup lama dikenal dalam teknologi material. Berkaitan dengan upaya tersebut maka perlu kiranya diadakan penelitian tentang perbedaan kekerasan pen pelatuk mesin Punch (baja St 60) yang didinginkan secara langsung dan bertingkat dengan media pendingin air garam dengan variasi kadar garam 25% dan 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) nilai kekerasan pen pelatuk mesin Punch (baja St 60) yang diquenching secara langsung dengan media pendingin air garam dengan variasi kadar garam 25% dan 50%. (2) nilai kekerasan pen pelatuk mesin Punch (baja St 60) yang diquenching secara bertingkat dengan media pendingin air garam dengan variasi kadar garam 25% dan 50%. (3) perbedaan pendinginan secara langsung dan bertingkat terhadap kekerasan hasil quenching media pendingin air garam dengan variasi kadar garam 25% dan 50% pada pen pelatuk mesin Punch (baja St 60).Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Penelitian ini dimulai dari mempersiapkan spesimen pen pelatukan mesin Punch yang berupa baja St 60. Setelah itu diberikan perlakuan panas pada temperatur 830 OC, selanjutnya dilakukan proses quenching secara langsung pada oli dengan suhu ruang, untuk proses quenching bertingkat menggunakan oli yang dipanaskan dengan suhu 200OC, 100OC dan suhu ruang kemudian dilakukan uji kekerasan dengan menggunakan Rockwell. Hasil pengujian spesimen pada penelitian ini Nilai kekerasan rata-rata pen pelatukan raw material baja ST 60 tanpa perlakuan panas dan quenching adalah 34,2 HRC, pen pelatukan dengan menggunakan media pendingin air garam kadar 25 % diperoleh rata-rata nilai kekerasan dari perlakuan pendinginan secara langsung sebesar 68,36 secara bertingkat sebesar 63,5 HRC.Sedangkan spesimen pen pelatukan dengan menggunakan media pendingin air garam kadar 50 % diperoleh rata-rata nilai kekerasan dari perlakuan pendinginan secara langsung sebesar 68,76 HRC dan pendinginan secara bertingkat sebesar 63,4 HRC. Kata kunci : Kekerasan permukaan, media pendingin, air garam, pen pelatuk. ABSTRACT In its application all metal structures will be exposed to external forces in the form of shear stresses and friction forces resulting in deformation or deformation, one attempt that can be made to improve the properties of the steel by increasing hardness using the long-standing quenching hardening method known in Material technology. In relation to these efforts it is necessary to conduct research on the differences in the hardness of the Punch machine trigger (St 60 steel) which is cooled directly and stratified by salt water cooling medium with 25% and 50% salt content variations. The aim of this research is to know: (1) hardness value of Punch machine trigger (St 60 steel) which quenching directly with salt water cooling medium with 25% and 50% salt concentration. (2) the value of Punch machine trigger hardness (St 60 steel) which is in quenching in stages with salt water cooling medium with 25% and 50% salt content variations. (3) direct and stratified cooling differences to hardness of quenching result of brine coolant medium with variation of 25% and 50% salt on Punch machine trigger (St 60 steel). The design of this study is an experimental study conducted in the laboratory. This research was started from preparing the Punch stamping machine specimen in the form of St60 steel.After that was given the heat treatment at 830oC temperature, then quenching process directly on oil with room

2

JTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 147-155

quenching multilevel using oil which heated with temperature 200oC,100oC And the room temperature was Rockwell.The results of the specimen test in this study The average hardness value of the ST 60 steel material reinforcing welding without heat treatment and quenching is 34.2 HRC, the spraying pens using the brine cooling medium 25% obtained the average hardness value of the cooling treatment in Directly at 68.36 in stages at 63.5 HRC. While specimen pen plates by using brine cooling media 50% content obtained average hardness value of the cooling treatment directly equal to 68.76 HRC and cooling in stages of 63.4 HRC. Keywords: Plate Pen, ST 60 Steel, Hardness, direct cooling, indirect cooling

PENDAHULUAN Dalam industri kitchen ware dan cook ware penggunaan mesin punch sangat erat dengan kaitannya dalam memenuhi aktifitas proses produksi karena hampir semua aksesoris produk menggunnakan mesin punch dalam produksinya. Sedangkan dalam fungsinya mesin punch menggunakan komponon pen pelatukan untuk mengerjakan cam shaft, sehingga pen pelatukan harus mempunyai sifat keras dan tahan aus. Pen pelatukan biasanya dibuat dari baja ST60 dengan berbagai variasi proses treatment agar didapat sifat fisik seperti yang diharapkan dengan tujuan untuk memperoleh masa kekuatan komponen yang lebih lama. Baja merupakan bahan garapan yang mudah dirubah wujudnya dan harga yang relatif terjangkau, oleh karena itu baja paling banyak pemakaiannya.Berbagai jenis baja berbeda menurut: kekuatan, kekerasan, kekenyalan, mampu keras, mampu las, mampu bentuk dingin dan panas. Aplikasi pemakaiannya, semua struktur logam akan terkena pengaruh gaya luar berupa tegangan-tegangan gesek sehingga menimbulkan deformasi atau perubahan bentuk. Usaha menjaga agar logam lebih tahan gesekan atau tekanan adalah dengan cara perlakuan panas pada baja, hal ini memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kekerasan baja sesuai kebutuhan. Proses ini meliputi pemanasan baja pada suhu tertentu,dipertahankan pada waktu tertentu dan didinginkan pada media tertentu pula (Amanto, 1999:63). Pengkajian lebih lanjut dampak dari faktor perbedaan antara quenching langsung dan quenching bertingkat dapat dilakukan melalui beberapa uji bahan. Dalam pengujian material baja ST 60 ini yang digunakan setelah proses quenching adalah uji kekerasan. Penggunaan pelumas sebagai media pendingin akan menyebabkan timbulnya selaput karbon pada spesimen tergantung dari besarnya viskositas pelumas. Atas dasar tujuan untuk memperbaiki sifat baja tersebut, maka peneliti

memilih perlakuan panas dengan quenching media air garam. Menurut Daryanto (2006:80) untuk mendapatkan pendinginan yang cepat digunakan larutan garam atau soda api yang dimasukkan kedalam air, dan pendinginan yang sangat lambat digunakan hembusan udara. Pada penelitian ini digunakan larutan garam dapur. Atas dasar tujuan untuk memperbaiki sifat baja tersebut penulis akan melakukan penelitian terhadap perbedaan kekerasan baja ST 60 yang diperoleh dengan memberikan variasi perlakuan yang berbeda pada proses quenching yaitu dengan media pendingin air Garam dengan sistem pendinginan langsung (direct cooling) dan sistem pendinginan bertingkat (Indirect cooling). METODE Rancangan Penelitian

Gambar 1.1: Diagram Alur Penelitian Variabel Penelitian Untuk memperjelas definisi operasional dalam hubungannya dengan variabel yang akan diteliti, maka butuh diuraikan ruang lingkup sebagai berikut :

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam

Tabel 1.1 Variable Penelitian Tabel 1.2 Alat yang digunakan dalam penelitian



Bahan Yang Digunakan : Bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pen pelatuk yang berasal dari baja karbon menengah yaitu baja ST 60 dengan spesifikasi perlakuan panas dan mechanical properties: Table 1.3 Mechanical properties Baja ST 60

Penelitian ini berupa eksperimental, dimaksudkan untuk memperoleh deskripsi tentang kecenderungan perbedaan kekerasan baja pen pelatuk yang didinginkan secara langsung dan bertingkat dengan menggunakan media pendingin larutan garam dengan variasi prosentase. Data kekerasan diukur 5 kali pada tiap spesimen pada tempat yang berbeda. Instrumen, Alat Dan Bahan  Instrumen Penelitian : Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang berisi data angka kekerasan permukaan pada Pen Pelatuk yang telah mengalami proses perlakuan panas pada temperatur 830ºC dengan variasi pendinginan langsung pada suhu ruang dan pendinginan bertingkat mulai dari 100°C dan ke suhu ruang menggunakan media pendingin Air Garam.  Alat Yang Digunakan: Alat yang digunakan untuk menunjang keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(Sumber: http://www.tatasteelnz.com/)  

149

Kekerasan permukaan bisa mencapai 58 HRC Spesifikasi heat treatment:  Proses hardening pada suhu 830ºC – 860ºC  Temperatur austenite pada suhu 840ºC  Air atau oil quenched pada suhu 830°C – 850°C

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam 

Keterangan:

Dimensi Spesimen Pengujian

X1

= Variasi Temperatur Tahapan Pendinginan

X11 = Temperatur pendinginan tahap I 100oC X12 = Temperatur pendinginan tahap II ke suhu ruang. X2

= Variasi media pendingin larutan garam

X21 = Larutan garam dengan prosentase 25% X22 = Larutan garam dengan prosentase 50% o

Pengaruh pendinginan bertingkat terhadap nilai kekerasan

o

Pengaruh prosentase larutan garam sebagai media pendingin terhadap nilai kekerasan.

o

Pengaruh Interaksi pendinginan bertingkat dan prosentase larutan garam sebagai media pendingin terhadap nilai kekerasan.

Gambar 1.1. Benda Uji Pen Pelatukan Spesimen uji kekerasan (gambar 1.1) dibentuk sesuai standar specimen yang ditentukan dan memenuhi persyaratan, specimen sejumlah 5 buah pen pelatuk mesin Punch dengan kelompok perlakuan sebagai berikut :  1 buah pen pelatuk digunakan sebagai pembanding.  2 buah pen pelatuk digunakan pada proses pendinginan langsung (control direct quenching).  2 buah pen pelatuk digunakan pada proses pendinginan bertingkat (control Indirect quenching). Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan pada proses pendinginan langsung menggunakan temperatur ruang pada media pendingin air garam, sedangkan pada proses pendinginan bertingkat menggunakan 3 variasi temperatur yang dilakukan secara bertahap yakni dari temperatur 100 °C dan ke suhu ruang menggunakan media pendingin air garam dengan variasi prosentase garam. Adapun rancangan pada penelitian penelitian ini : X1

X11 X12 (1) (3) Y (2)

X2

X21 X22

Gambar 1.2 Rancangan Penelitian

Y

= Nilai Kekerasan

Adapun tahapan rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:  Pembentukan spesimen  Pembentukan bahan  Pembentukan bahan yang berupa baja ST 60 yang dijadikan pen pelatuk dengan ukuran silinder dengan diameter 32 mm dan panjang 100 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan mesin bubut.  Meratakan permukaan benda kerja pada mesin bubut  Pemanasan media pendingin Pada langkah ini air garam sebagai media pendingin dibagi menjadi 4 wadah, masing-masing dengan volume 2,5 liter, kemudian yang 2 wadah dipanaskan terlebih dahulu menggunakan kompor listrik dengan temperatur 100°C untuk variasi prosentase garam 25% dan 50%, sedangkan yang 2 wadah lagi dibiarkan pada temperatur ruangan untuk variasi prosentase garam 25% dan 50%,. Pengukuran suhu menggunakan thermo couple dan digital thermo meter  Perlakuan panas (Heat Treatment) Spesimen selain raw material dikenai proses ini, suhu pemanasan dilakukan bertahap mulai suhu kamar, suhu 400oC/jam selama 98 menit kemudian ditahan sekitar 30 menit (holding time), diharapkan suhu telah mencapai 650oC pada pemanasan awal (pree heating). Setelah mengalami pemanasan awal dilanjutkan proses pemanasan lagi dengan

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam kecepatan 400oC/jam sampai suhu yang dituju yaitu 830oC.

149

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam Pada suhu terakhir ini dipertahankan selama 30 menit (holding time) dengan maksud agar pemanasan benar-benar merata pada seluruh lapisan spesimen.  Pendinginan (Quenching) Proses pendinginan ini menggunakan media air garam setara dengan media quenching baja ST 60 yang disarankan dalam material properties. Pada proses ini spesimen dicelup dalam air garam agar spesimen benar-benar mengalami pendinginan langsung dan bertahap. Proses quenching dilakukan dalam 2 model perlakuan seperti digambarkan dalam diagram siklus di bawah ini.  Pendinginan Bertingkat Gambar 1.4 Siklus Pendinginan Langsung



Gambar 1.3 Siklus Pendinginan Bertingkat Pada proses pendinginan ini meliputi beberapa tahapan pendinginan yaitu:  Tahap pertama, spesimen setelah mengalami proses perlakuan panas pada temperatur 830°C dicelupkan ke dalam air garam yang sudah dipanaskan dengan heater pada temperature 100ºC dan ditahan selama 20 detik.  Tahap dua, specimen yang sudah melewati tahap pertama pada proses pendinginan yang terakhir ini langsung dicelupkan pada air garam yang memiliki suhu ruang dan dibiarkan sampai memiliki suhu ruang pula.  Pendinginan Langsung. Pada proses pendinginan ini, setelah proses hardening spesimen langsung dicelupkan ke dalam air garam yang memiliki suhu ruang dan dibiarkan hingga temperatur kamar (ambient).

151

Pengujian kekerasan Spesifikasi mesin uji kekerasan Rockwell sebagai berikut: Merk : Buatan : Test Forves : Adapun langkah-langkah dalam pengujian kekerasan dengan Rockwell adalah sebagai berikut:  Setelah dipotong benda uji di amplas dengan grid 200, 500 dan 1000 hingga permukaan benda halus dan rata. Pengujian dilakukan pada daerah permukaan masing-masing spesimen.  Untuk menghindari kesalahan saat pengukuran kekerasan, sebaiknya alat uji rockwell diposisikan pada keadaan standar terlebih dahulu sebelum pelaksanaan pengukuran. Setting ini dapat dilakukan dua kali agar hasilnya akurat kemudian bisa dilakukan pengukuran pada benda uji.  Posisi pengukuran sebaiknya pada bagian tengah benda uji. Penekanan indentor pertama dan yang berikutnya tidak boleh terlalu jauh yakni jarak tersebut tidak boleh kurang dari 4 kali diameter bekas indentasi sebelumnya dan posisi penekanan pun tidak boleh terlalu pinggir pada benda uji.  Permukaan benda uji harus ditempatkan pada posisi yang tepat sehingga berada pada satu garis sumbu vertikal dengan indentornya.  Benda dinaikkan secara perlahan dan berkelanjutan disertai impact dalam waktu

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam 15 detik hingga mencapai beban standar, kemudian benda diturunkan dari indentor.  Pada monitor diarahkan ke bekas penekanan, kemudian ukur diagonal penekanan.  Kemudian baca skala atau angka kekerasan yang tertera pada monitor mesin. Hasil pengujian dari masing-masing perlakuan dicatat dengan lengkap, kemudian masing-masing kelompok perlakuan dibandingkan untuk mengetahui perbedaannya HASIL DAN PEMBAHASAN

 Tanpa Perlakuan Quenching (Raw Material) Dengan dilakukannya pengujian kekerasan, maka akan dihasilkan data nilai kekerasan pada baja ST 60. Adapun hasil dari pengujian kekerasan, dari spesimen tanpa perlakuan quenching (raw material) adalah sebagai berikut, Tabel 4.1 Nilai Kekerasan Spesimen Tanpa Perlakuan Quenching

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa nilai kekerasan rata-rata dari spesimen tanpa perlakuan panas dan quenching adalah 34,2 HRC.

 Spesimen dengan Perlakuan Quenching Langsung Spesimen berikut mengalami proses perlakuan panas dengan suhu dapur 830°C dengan holding time selama 30 menit kemudian didinginkan secara bertahap ke media pendingin air garam yang mempunyai perbedaan suhu mulai dari 100°C dan suhu ruang. Hasil yang terjadi adalah nilai kekerasan meningkat dari raw material tetapi mengalami penurunan dari perlakuan quenching langsung menggunakan media pendingin air garam kadar larutan 25 %. Tabel 4.2 Nilai Kekerasan Spesimen dengan Perlakuan Quenching Langsung

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa nilai kekerasan ratarata dari spesimen dengan perlakuan quenching

langsung adalah 68,76 HRC. Kekerasan pada spesimen ini mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 34,56 HRC dibandingkan dengan raw material setelah mengalami perlakuan panas dan quenching langsung menggunakan media pendingin air garam kadar larutan 25 %.

 Spesimen dengan Perlakuan Quenching Bertingkat Spesimen berikut mengalami proses perlakuan panas secara bertahap dengan suhu dapur untuk pemanasan awal 400°C selama 1 jam jam kemudian di holding selama 30 menit selanjutnya dipanaskan kembali hingga mencapai suhu 830°C dan di holding time selama 30 menit. Setelah itu didinginkan secara langsung ke media pendingin air garam kadar larutan 25 % dengan volume larutan sebanyak 600 cc. Hasil yang terjadi adalah nilai kekerasan meningkat dari raw material. Tabel 4.3 Nilai Kekerasan Spesimen dengan Perlakuan Quenching Bertingkat

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa nilai kekerasan ratarata dari specimen dengan perlakuan quenching bertingkat adalah 63,5 HRC. Kekerasan pada spesimen ini mengalami kenaikan sebesar 29,3 HRC dibandingkan dengan raw material tetapi mengalami penurunan sebesar 5,26 HRC dibandingkan dengan material quenching langsung setelah melalui proses perlakuan panas dan quenching bertingkat. Hasil Pengujian Kekerasan Dengan Media Pendingin Air Garam Kadar Larutan 50%

 Spesimen dengan Perlakuan Quenching Langsung Spesimen berikut mengalami proses perlakuan panas dengan suhu dapur 830°C dengan holding time selama 30 menit kemudian didinginkan secara langsung ke media pendingin air garam kadar larutan garam 50 % dengan volume larutan sebanyak 600 cc. Hasil yang terjadi adalah nilai kekerasan meningkat dari raw material. Tabel 4.4 Nilai Kekerasan Spesimen dengan Perlakuan Quenching Langsung

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam Dari tabel 4.4 diketahui bahwa nilai kekerasan ratarata dari spesimen dengan perlakuan quenching

151

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam langsung adalah 68,36 HRC. Kekerasan pada spesimen ini mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 34,16 HRC dibandingkan dengan raw material setelah mengalami perlakuan panas dan quenching langsung menggunakan media pendingin air garam kadar larutan 50 %.

setelah mengalami perlakuan pendinginan secara langsung dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

100

HASIL PENGUJIAN KEKERASAN RAW MATERIAL DAN QUENCHING LANGSUNG 75.7

KEKERASAN (HRC)

 Spesimen dengan Perlakuan Quenching Bertingkat Spesimen berikut mengalami proses perlakuan panas secara bertahap dengan suhu dapur untuk pemanasan awal 400°C selama 1 jam jam kemudian di holding selama 30 menit selanjutnya dipanaskan kembali hingga mencapai suhu 830°C dan di holding time selama 30 menit. Setelah itu didinginkan secara langsung ke media pendingin air garam kadar larutan 50 % dengan volume larutan sebanyak 600 cc. Hasil yang terjadi adalah nilai kekerasan meningkat dari raw material. Tabel 4.5 Nilai Kekerasan Spesimen dengan Perlakuan Quenching Bertingkat

50

34.3

34.8

35.2

76.6

69

61.3

61.2

32.1

34.6

2 3 4 PENGUJIAN KE-

5

Raw Material

0 1

Gambar 4.1 Perbedaan Nilai Kekerasan Raw Material dan Pendinginan (Quenching) Langsung. Dari hasil pengujian nilai kekerasan terdapat data real dan data eror. Hal ini disebabkan karena proses pengujian kekerasan tidak ditentukan titik tertentu , melainkan menggunakan cara minimal 2 kali diameter titik pengujian kekerasan menggunakan mesin Rockwell. .  Kekerasan Pen Pelatukan Baja ST 60 yang Didinginkan Secara Bertingkat Dengan Media Air Garam Kadar Larutan 25 % Nilai kekerasan rata-rata baja ST 60 sebelum mengalami perlakuan (raw material) dan setelah mengalami perlakuan pendinginan secara bertingkat pada temperatur media pendingin air garam kadar larutan 25 % 100°C dan suhu ruang dapat dilihat pada gambar 5.2 di bawah ini:

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai kekerasan ratarata dari specimen dengan perlakuan quenching bertingkat adalah 63,4 HRC. Kekerasan pada spesimen ini mengalami kenaikan sebesar 29,2 HRC dibandingkan dengan raw material tetapi mengalami penurunan sebesar 4,96 HRC dibandingkan dengan material quenching langsung setelah melalui proses perlakuan panas dan quenching bertingkat.

HASIL PENGUJIAN KEKERASAN RAW MATERIAL VS QUENCHING LANGSUNG & QUENCHING BERTINGKAT 90

Hasil Penelitian Pembahasan mengenai hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya meliputi nilai kekerasan spesimen yang melalui proses perlakuan panas pada temperatur 830°C dengan sistem pendinginan langsung pada suhu ruang dan pendinginan bertingkat pada suhu 100°C dan ke suhu ruang menggunakan media pendingin air garam dengan kadar larutan garam 25 % dan 50 %.  Kekerasan Pen Pelatukan Baja ST 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dengan Media Air Garam Kadar Larutan 25 % Nilai kekerasan pen pelatuk baja ST 60 sebelum mengalami perlakuan (raw material) dan

KEKERASAN (HRC)

70

76.6

75.7 74.6

80

69 63.2

64.7 61.3

62.5 61.2

52.5

60 50

40

35.2

34.8

34.3

Quenching langsung

34.6

32.1

Raw Material

30

Quenching bertingkat

20 10 0 1

2

3

4

5

PENGUJIAN KE-

Gambar 4.2 Perbedaan Nilai Kekerasan Raw Material dan Pendinginan Bertingkat

153

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam Dari hasil pengujian nilai kekerasan terdapat data real dan data eror. Hal ini disebabkan karena proses pengujian kekerasan tidak ditentukan titik tertentu , melainkan menggunakan cara minimal 2 kali diameter titik pengujian kekerasan menggunakan mesin Rockwell.

HASIL PENGUJIAN KEKERASAN RAW MATERIAL DAN QUENCHING LANGSUNG 80 67.4

KEKERASAN (HRC)

70

69.2

73.6

68.9

62.7

60 50 40

34.3

Raw Material

35.2

34.8

34.6

32.1

Quenching langsung

30 20

10 0 1

2

3

4

5

PENGUJIAN KE-

Gambar 4.4 Perbedaan Nilai Kekerasan Raw Material dan Pendinginan Langsung Dari hasil pengujian nilai kekerasan terdapat data real dan data eror. Hal ini disebabkan karena proses pengujian kekerasan tidak ditentukan titik tertentu , melainkan menggunakan cara minimal 2 kali diameter titik pengujian kekerasan menggunakan mesin Rockwell.  Kekerasan Pen Pelatukan Baja ST 60 Yang Didinginkan Secara Langsung dan Bertingkat Dengan Media Air Garam Kadar Larutan 50 % Perbedaan nilai kekerasan rata-rata hasil dari pengujian pen pelatukan material baja ST60 yang menggunakan dua variasi perlakuan pada proses pendinginan (quenching) dengan media pendingin air garam kadar larutan 50 % dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini: HASIL PENGUJIAN KEKERASAN QUENCHING LANGSUNG VS QUENCHING BERTINGKAT 90 80

KEKERASAN (HRC)

70

79.4

81.8 69.2

67.4

73.6

68.9 62.7 62.4

51.8

60 50

Quenching langsung

41.6

40

Quenching bertingkat

30 20 10 0 1

2

3

4

5

PENGUJIAN KE-

Gambar 4.6. Perbedaan Nilai Kekerasan Pendinginan Langsung dan Bertingkat

Dari hasil pengujian nilai kekerasan terdapat data real dan data eror. Hal ini disebabkan karena proses pengujian kekerasan tidak ditentukan titik tertentu , melainkan menggunakan cara minimal 2 kali diameter titik pengujian kekerasan menggunakan mesin Rockwell.

SIMPULAN DAN SARAN  Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan didepan, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:  Nilai kekerasan pen pelatuk yang di quenching secara langsung kadar garam 25% ialah 61,2 HRC , 75,7 HRC, 61,3 HRC, 69 HRC, 76,6 HRC. Kadar garam 50% ialah 67,4 HRC, 69,2 HRC, 73,6 HRC, 68,9 HRC, 62,7 HRC .  Nilai kekerasan pen pelatuk yang di quenching secara bertingkat kadar garam 25% ialah 62,5 HRC, 74,6 HRC, 64,7 HRC, 63,2 HRC, 52,5 HRC. Kadar garam 50% ialah 79,4 HRC, 81,8 HRC, 51,8 HRC, 41,3 HRC, 62,4 HRC.  Perbedaan quenching langsung dan bertingkat kadar garam 25% dan 50% adalah ±13 HRC. Dikarenakan pada Quenching langsung proses pencelupan tidak ada penahanan , sedangkan dalam bertingkat terdapat penahanan spesimen saat proses pendinginan. .  Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti antara lain:  Untuk menghasilkan penelitian yang baik, perlu diadakannya penelitian lanjutan dengan menambahkan variasi temperatur media pendingin dan jenis media pendingin yang berbeda sehingga dapat melengkapi hasil yang didapat pada penelitian ini.  Perlu diadakan pengujian lain untuk mengetahui sifat mekanik dan sifat fisik bahan misalnya uji ketangguhan (impact) .  Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis hendaknya dilakukan uji komposisi agar bahan yang digunakan mempunyai spesifikasi seperti yang diharapkan.  Perlu diperhatikan variabel kontrolnya seperti waktu penahanan pada saat pencelupan dan volume media pendinginnya. Karena apabila tidak sesuai dapat mempengaruhi laju pendinginan.

Analisa Perbedaan Kekerasan Pada Baja St 60 Yang Didinginkan Secara Langsung Dan Bertingkat Dengan Media Pendingin Air Garam

DAFTAR PUSTAKA Djafri,

European Wave Conference. Uppsala.

Sriati, 1983, Terjemahan dari Manufacturing Processes, Jakarta,Erlangga : Teknologi Mekanik Jilid I

Tidal

Energy

Witjaksono, Sigit. 2015. Turbin Angin, (Online), (http://id. wikipedia. org/wiki /Turbin_angin), diakses 18 Februari 2016).

Djafri, Sriati. 1987.. Terjemahan dari Mechanical Metallurgy. Jakarta, Erlangga : Metalurgi Mekanik. Amanto, Hari, I999, Jakarta, Bumi Aksara : Ilmu Bahan. Amstead, BH, 1997, Teknologi Mekanik jilid 1, Jakarta, Erlangga :Koswara, Engkos, 1999, Pengujian Bahan Logam Bandung, Humaniora Utama Press. ASM Handbook, vol. 1, ASM International, Materials Park, Ohio, USA, 1993. Daryanto, , 2006, Proses Pengolahan Besi dan Baja, Penerbit Satu Nusa, Bandung. (http://www.tatasteelnz.com) Kutz, Myer. 2006. Handbook of Material Selection. New York: John Wiley & Sons, Inc. (http://pelumas.pertamina.com) Soejdono. 1978. Pengetahuan Logam I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (http://pt-megatama-mandiri.com) Vlack, Van. 1992. Ilmu dan Teknologi Bahan. Jakarta: Erlangga. George Krauss, 1990, Steel Heat Treatment and Processing Principles, ABM International. Surdia, T.; Chijiwa, K., 1976, Teknik Pengecoran Logam, Edisi ke-2, Cetakan ke-7, PT. Pradnya. Pararnita, Jakarta. Suherman Wahid,” Diktat ILMU Jurusan teknik Mesin Surabaya.1987.

and

LOGAM” FTI-ITS,

Supardi, Edih, 1999, Pengujian Logam, Angkasa Bandung. Winchester,J.D and S.D. Quayle. 2009. Torque Ripple And Variable Blade Force: A Comparison Of Darrieus And Gorlov-Type Turbines For Tidal Stream Energy Conversion. Swedia: Proceedings of the 8th 155

More Documents from "Mahmud Rahmattullah"

Cnc Tugas 02.docx
November 2019 11
20842-24872-1-pb.docx
November 2019 9
2. Lembar Pengesahan.docx
November 2019 11
Daftar Lampiran.docx
April 2020 23
Soal Udah Di Edit.docx
June 2020 16