2. Sejarah.docx

  • Uploaded by: Far I
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2. Sejarah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,637
  • Pages: 16
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEJARAH Dosen pengampu Dr. Drs. Anwar Senen, M.Pd.

Disusun oleh 1. Sucia Deli Arini 2. Ani Susilowati

16712251048 16712251090

PRODI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

DAFTAR ISI

Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang .................................................................................. 2 b. Rumusan masalah ............................................................................. 2 c. Tujuan ................................................................................................ 3

BAB II TEORI a. Deskripsi sejarah ............................................................................... 4 b. Ruang lingkup sejarah ...................................................................... 5 c. Konsep sejarah .................................................................................. 7 d. Fungsi sejarah ................................................................................... 10 e. Manfaat sejarah ................................................................................ 10 f. Nilai-nilai moral sejarah ................................................................... 13

BAB III PENUTUP Kesimpulan ........................................................................................ 14 Daftar Pustaka ................................................................................................ 15

1|Sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mengapa harus belajar sejarah ? bukankah sejarah adalah masa lalu dan bukankah kita harus menuju masa depan. Pemikiran ini sering mengemuka dan membuat sejarah dipandang sebelah mata. Padahal mereka lupa bahwa realitas kehidupan hari ini adalah buah perjuangan atau aktivitas masa lalu, dan cermin masa depan terletak pada tindakan kita sekarang. Oleh karena itu ilmu sejarah itu tidak hanya mempelajari yang berkaitan dengan masa lalu, tetapi juga masa sekarang dan masa yang akan datang. Teringat pada pernyataan Bung karno yakni Jas Merah (Jangan sesekali melupakan Sejarah). Pernyataan ini memberi makna bahwa pentingnya untuk mempelajari sejarah. Terkait dengan hal itu, seorang kritikus berkebangsaan Jerman bernama Goothold mengatakan bahwa tanpa belajar sejarah setiap jam kita akan diancam bahaya diberdayakan oleh pembual-pembual bodoh. Dengan belajar sejarah, peserta didik memperoleh pelajaran penting darinya sehingga tidak mudah terjebak dalam opini publik. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai deskrpsi sejarah dan ruang lingkup sejarah, nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah, dan tujuan serta manfaat sejarah.

B. Rumusan masalah 1. Apa itu sejarah? 2. Bagaiman ruang lingkup sejarah? 3. Bagaimana konsep sejarah? 4. Mengapa harus belajar sejarah? 5. Apa saja nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah?

C. Tujuan :

2|Sejarah

1. Mendeskripsikan pengertian serjarah 2. Mendeskripsikan ruang lingkup sejarah 3. Menjelaskan konsep sejarah 4. Mengetahui fungsi dan manfaat sejarah 5. Mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam sejarah

BAB II

3|Sejarah

TEORI

A. Deskripsi Sejarah Istilah “Sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun yang memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu adalah adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontiunitas). Oleh karena itu, sejarah sering disebut ilmu yang mempelajari masa lalu. Eduard Hallett Carr menyatakan, “History is a continous process of interaction between the historian and his facts, and unending dialogue between the present and the past”, berarti Sejarah adalah suatu proses interaksi terus menerus antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya, dan suatu dialog yang tidak ada hentinya antara masa sekarang dan masa silam (Dadang Supardan, 2011: 287). Norman E Cantor menyatakan, Sejarah adalah studi tentang apa yang telah diperbuat, dikatakan, dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau (Supardi, 2011: 43). R Muhammad Ali mengatakan, Sejarah merupakan keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi (Supardi, 2011: 43). Depdiknas menyatakan bahwa, Sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini. (Dadang Supardan, 2011: 287-288). Dari beberapa pengertian sejarah diatas, dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian di masa lampau dan saat ini berdasarkan fakta-fakta yang ada.

B. Ruang Lingkup Sejarah

4|Sejarah

Ruang lingkup sejarah meliputi sejarah sebagai peristiwa sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cerita dan sejarah sebagai seni. 1. Sejarah sebagai Peristiwa (History as Event) Sejarah sebagai peristiwa berarti suatu kejadian di masa lampau, atau sesuatu yang sudah terjadi, dan hanya sekali terjadi (einmalig), tidak bisa di ulang. Peristiwa yang bersifat absolute dan objektif. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sejak masa lampau menjadi materi yang sangat penting dalam pembahasan ilmu sejarah. Melalui peristiwa-peristiwa itu, ilmu sejarah mendapat gambaran tentang kehidupan manusia dimasa lampau dan sebab akibatnya. Misalnya peristiwa bom atom yang meledak di Horisima, Belanda yang membombardir Maguwo Yogyakarta. 2. Sejarah sebagai Ilmu (History as Science) Sejarah sebagai

ilmu

mempelajari sejarah

kenyataan

dan

mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita/kisah sejarah. Sebagai ilmu, sejarah merupakan susunan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sisteatis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode (langah-langkah) secara teknik ilmiah yang diakui oleh pakar sejarah. Sejarah dapat digolongkan sebagai ilmu apabila ia memiliki syaratsyarat dari suatu ilmu pengetahuan atau syarat-syarat ilmiah. Syarat-syarat keilmuan yang dimaksud adalah: a. Empiris Pengalaman-pengalaman direkam dalam dokumen yang kemudian para sejarawan meneliti dokumen-dokumen tersebut untuk kemudian menentukan fakta (kenyataan). b. Sejarah mempunyai Objek Objek sejarah merupakan seluruh aktivitas manusia pada masal lalu, biasanya berhubungan dengan tempat. c. Sejarah mempunyai Teori Teori berisi satu kesimpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu.

5|Sejarah

d. Sejarah mempuyai Generalisasi Dalam mengkaji berbagai permasalahan kemudian dapat ditarik beberapa kesimpulan yang bersifat umum disebut generalisasi. Ketika mengkaji tentang gerakan kemerdekaan di berbagai Negara, maka akan menemukan akar penyebabnya, yakni penjajahan. Maka sudah bisa menyimpulkan bahwa penjajahan akan menimbulkan perlawanan untuk menuju kemerdekaan. e. Sejarah mempunyai Metode Untuk mengungkap masa lampau menjadi sejarah, diperlukan langkah-lagkah atau syarat-syarat penulisan sejarah. Hal inilah yang membedakan sejarah dengan novel, roman, dongeng, dan sebagainya. Metode sejarah yang umum digunakan adalah penentuan tema, heuristik (pencarian dan pengumpulan sumber), dan historiografi (penulisan sejarah). 3. Sejarah sebagai Cerita (History as Narrative) Sejarah sebagai cerita adalah rangkaian cerita berupa narasi yang disusun dari memori (ingatan), kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau. Karena ingatan manusia terbatas, dan tafsia tiap manusia tidak selalu sama maka dalam mengisahkan kejadian masa lalu terdapat banyak perbedaan. Tanpa adanya rangkaian cerita, sejarah seperti manusia sendirian berdiri di padang yang tandus yang sepi tanpa penghuni. 4. Sejarah sebagai Seni (History as Art) Sejarah juga digolongkan sebagai seni berdasarkan beberapa alasan. Pertama, bahwa sejarah memerlukan intuisi. Sejarawan menggunakan intuisi untuk memahami keadaan masa lampau. Walaupun sejarawan tidak ada di Jepang waktu bom atom meledak di Hirosima, melalui puing-puing yang tercecer sejarawan dapat menceritakan keadaan penduduk saat bom atom diledakan. Kedua, sejarah dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan imajinasi. Imajinasi merupakan kemampuan dalam membayangkan dan

6|Sejarah

menggabungkan apa yang sebelumnya terjadi. Ketiga, sejarah perlu emosi. Sejarawan harus menyatakan perasaan dengan kehidupan masa lampau. Ia harus merasa seolah-olah mengalami peristiwa tersebut sehingga ia turut merasakan pengalaman masa lampau atau disebut empati. Keempat, sejarah memerlukan gaya bahasa dalam menyampaikan kisah masa lampau.

C. Konsep-konsep Sejarah Beberapa konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah, seperti perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, kemerdekaan, kolonialisme, revolusi, fasisme, komunisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme. 1. Perubahan Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang menjadi “tampil beda”. Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan pembelajaran sejarah, mengingat sejarah pada hakekatnya adalah perubahan. Setiap peristiwa yang disusun menjadi fakta dan dirangkai menjadi tulisan sejarah akan selalu berkaitan dengan perubahan. Dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka merupakan salah satu contoh perubahan. Dari masyarakat nomaden menjadi sendenter adalah perubahan kehidupan manusia. 2. Peristiwa Sejarah dalam arti objektif adalah peristiwa itu sendiri. Peristiwa adalah kejadian yang benar-benar terjadi. Peristiwa tidak dapat diulang, sehingga sejarawan memahami peristiwa berdasarkan bukti sejarah. Dari peristiwa itulah sejarawan menyusun fakta. Konsep peristiwa memiliki arti sebagai suatu kejadian yang menarik maupun luar biasa karena memiliki keunikan. Ketika sejarawan menyatakan bahwa pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri, pasti didukung oleh berbagai peristiwa seperti pembacaan surat pengunduran, serah terima kekuasaan, dan seterusnya. 3. Sebab dan Akibat

7|Sejarah

Sejarah pasti akan membangunkan berbagai fakta menjadi kesimpulan baru. Berbagai fakta yang terhubung tersebut bukan secara kebetulan, tetapi memiliki kausalitas atau sebab akibat. Peristiwa satu dapat menyebabkan peristiwa lainnya. Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun peristiwa beriktnya, sekaligus sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa. Sedangkan akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan/hasil suatu perbuatan maupun dampak dan peristiwa. 4. Nasionalisme Konsep nasionalisme memiliki arti rasa kebangsaan, dimana kepentingan negara dan bangsa mendapat pehatian besar dalam kehidupan bernegara. 5. Kemerdekaan Konsep kemerdekaan atau kebebasan adalah nilai utama dalam kehidupan politik bagi setiap Negara dan bangsa maupun umat manusia. 6. Kolonialisme Konsep koloalisme merujuk pada bagian imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke wilayah lainnya di dunia sejak abad XV dan XVI. Kolonialisme bermula dari serangkaian petualangan mencari kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama. 7. Revolusi Konsep revolusi merujuk pada suatu pengertian tentang perubahan sosial politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran.

8. Fasisme Konsep fasisme adalah nama pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat memiliki raa nasionalis yang sempit, rasialis, militeristis, dan imperialis. 9. Komunisme

8|Sejarah

Konsep dari istilah komunisme merujuk kepada setiap pengaturan sosial yang didasarkan kepada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swapemerintahan yang diatur secara komuna atau bersama-sama. 10. Peradaban Konsep peradaban merupakan konsep yang merujuk pada suatu entitas kultural seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, norma, institusi, dan pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke generasi. 11. Perbudakan Pada hakikatnya, konsep perbudakan dalah suatu istilah yang menggambarkan suatu kondisi dimana seseorang maupun kelompok memiliki kedudukan dan peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak. 12. Waktu Konsep waktu dalam hal ini merupakan konsep esensial dalam sejarah. Bahkan bagi masyarakat, waktu merupaka parameter dimana kehidupan dibangun, diatur, dan diselaraskan. 13. Feminisme Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. 14. Liberalisme Konsep liberalisme mengacu kepada sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat diungkapkan melalui penggunaan kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus.

15. Konservatisme Istilah konservatisme merujuk kepada doktrin yang meyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan sejarahnya.

9|Sejarah

D. Fungsi Sejarah Cicero mengemukakan bahwa sejarah berfungsi sejarah didaktik (didactic history), ia membuat beberapa adagium bahwa sejarah adalah cahaya kebenaran, saksi waktu, guru kehidupan atau historia magistra vitae (sejarah adalah guru kehidupan) maupun prima esse historiae legem ne quid falsi dicere audent, ne quid veri non audeant (hukum pertama dalam sejarah ialah takut mengatakan kebohongan, hukum berikutnya tidak takut mengatakan kebenaran) (Dadang Supardan, 2011: 309). Tacitus mengemukakan bahwa, fungsi tertinggi sejarah adalah untuk menjamin bahwa perbuatan-perbuatan jahat (evil) harus diperlihatkan untuk dikutuk oleh generasi kemudian (Dadang Supardan, 2011: 309). Sjamsuddin mengemukakan bahwa fungsi sejarah sebagai suatu pengajaran bagi masa sekarang dan suatu peringatan bagi masa yang akan datang (Dadang Supardan, 2011: 309). Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi sejarah yaitu memberi pelajaran bagi masyarakat sekarang agar dapat mengambil pelajaran pada masa lalu agar di masa depan menjadi lebih baik.

E. Manfaat Sejarah 1. Sejarah sebagai Ilmu Sejarah adalah suatu ilmu yang terbuka untuk mengetahui kehidupan manusia di masa lampau. 2. Sejarah sebagai Pendidikan Moral Sejarah menyajikan berbagai fakta masa lampau, mengenai aktivitas manusia yang patut dijadikan contoh. Melalui kajian sejarah, manusia mampu menentukan mana yang baik dan buruk, benar dan salah, berani dan takut, maupun pendidikan moral lainnya. 3. Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran Mitos bahwa pendahulu kita banyak yang kebal pelru, mampu mendatangkan jin atau makhuk halus untuk menyerang lawan, akan patah dengan kajian sejarah penjajahan. Bagaimana mungkin jika nenek moyang

10 | S e j a r a h

kita kebal senjata, banyak mengalami peperangan dengan Belanda yang jumlah pasukannya lebih sedikit. 4. Sejarah sebagai Pendidikan Politik Berbagai pergantian kekuasaan pada masa lalu, merupakan pelajaran menarik bagi pendidikan politik manusi masa sekarang. 5. Sejarah sebagai pendidikan Kebijakan History make men wise, sejarah membuat orang bijaksana. Pengalaman kegagalan dan keberhasilan manusia pada masa lalu memberikan referensi bagi manusia masa sekarang untuk membuat kebijakan yang bijak. 6. Sejarah sebagai Pendidikan Keindahan Melalui candi, masjid, istana, tarian, nyanyian, keraton, dan sebagainya. Anda bisa membayangkan kehidupan tempo dulu. Selain kita menikmati keindahan megahnya candi Borobudur, Prambanan, keraton Surakarta, dsb, tetapi kita akan memahami nilai-nilai estetika dibalik hal-hal tersebut. 7. Sejarah sebagai Ilmu bantu Bagi ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, politik, hukum, bahkan juga kebutanan, arsitektur, kedokteran, dll. 8. Sejarah sebagai Bukti Sejarah membuktikan bahwa anenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia pemalas. Mereka terus berusaha tiada henti untuk menghadapi tantangan perubahan. Dengan perahu yang sangat sederhana, nenek moyang angsa Indonesia mengarungi lautan luas, bahkan sebagian berhasil mencapai benua lain. Nugroho Notosusanto (Supardi, 2011: 51) menjelaskan empat fungsi atau guna sejarah yaitu: a. Fungsi Rekreatif Manfaat keindahan merujuk pada nilai estetis dari sejarah. Keindahan itu tampak terutama dalam cerita tentang tokoh-tokoh dan peistiwa sejarah. b. Fungsi Inspiratif

11 | S e j a r a h

Studi sejarah dapat menemukan ide-ide dan konsep-konsep yang berguna bagi pemecahan berbagai permasalahan pada masa sekarang. Kebanggaan kita degan kegigihan para pejuang, akan memberikan inspirasi kepada kita untuk menemukan model-model perjuangan yang tanpa kenal menyerah. c. Fungsi Instruktif Karya teknologi dan kebudayaan masa lalu tidak berhenti, tetapi memiliki sifat kontiunitas atau berkelanjutan. Proses pembuatan kapal terbang tidak begitu saja muncul dalam wujud seperti saat ini. Semua memulai dari proses teknologi yang sederhana sampai berkembang menjadi

teknologi

canggih.

Sejarah

merupakan

alat

bantu

pembelajaran yang menyampaikan pesan-pesan atau wasiat-wasiat nenek moyang. d. Fungsi Edukatif Sejarah memberikan makna kearifan dan kebijaksanaan. Sejarah memberikan pelajaran kepada kita bagaimana cara mencapai keberhasilan, bagaimana menghadapi kesulitan, dan bagaimana usaha untuk bangun dari kegagalan dan keterpurukan.

F. Nilai-nilai Moral yang Terkandung dalam Sejarah Dari SD, SLTP, SMU, dan mungkin tahun-tahun pertama di perguruan tinggi, sejarah merupakan mata ajaran ynag harus diambil. Pelajaran yang mengandung pesan-pesan moral kadang-kadang disatukan dengan mata ajaran kewarganegaraan, meskipun sebenarnya semua itu dapat dicakup dalam pelajaran “Sejarah Nasional”.

12 | S e j a r a h

Menurut Kuntowijoyo (2013) dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah membedakan bahwa nilai moral yang harus tersampaikan kepada peserta didik, dibagi berdasarkan jenjang pendidikan mulai dari SD, SLTP, SMU, bahkan Perguruan Tinggi. Untuk SD, sejarah dapat dibicarakan dengan pendekatan estetis. Artinya, sejarah diberikan semata-mata untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa. Untuk SLTP, sejarah hendaknya diberikan dengan pendekatan etis. Jadi, penyampaian kepada siswa SLTP ditanamkan pengertian bahwa mereka hidup bersama orang, masyarakat, dan kebudayaan lain, baik yang dulu maupun sekarang. Sehingga ketika mereka lulus SLTP, selain mencintai perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa, mereka juga tidak canggung dalam pergaulan masyarakat. Sedangkan untuk anak SMU, dimana kemampuan kognitifnya sudah mampu bernalar maka dari itu sejarah harus diberikan secara kritis. Mereka sudah harus bisa berpikir mengapa sesuatu terjadi, apa sebenarnya yang telah terjadi, dan kemana arah kejadian-kejadian itu. Di tingkat universitas, sejarah diberikan secara akademis. Biasanya akan diajarkan sejarah perubahan masyarakat agar mahasiswa (1) mempunyai gambaran tentang latar belakang masyarakat yang sedang dibicarakan; (2) mempunyai gambaran tentang kesinambungan dan perubahan; dan (3) dapat mengantisipasi perubahan yang akan terjadi agar dengan ilmunya mereka dapat melihat perkembangan.

BAB III PENUTUP Kesimpulan : Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian di masa lampau dan saat ini berdasarkan fakta-fakta yang ada.

13 | S e j a r a h

2. Ruang lingkup sejarah meliputi sejaarah sebagai perisitiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cerita, dan sejarah sebagai seni. 3. Konsep sejarah meliputi perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, kemerdekaan, kolonialisme, revolusi, fasisme, komunisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme. 4. Sejarah memiliki fungsi sebagai pemberi pelajaran bagi masyarakat sekarang agar dapat mengambil pelajaran pada masa lalu agar dimasa depan menjadi baik. 5. Manfaat sejarah meliputi manfaat sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai pendidikan moral, sejarah sebagai pendidikan penalaran, sejarah sebagai pendidikan politik, sejarah sebagai pendidikan kebijakan, sejarah sebagai pendidikan keindahan, sejarah sebagai ilmu bantu, dan sejarah sebagai bukti. 6. Nilai moral pada sejarah tergantung pada jenjang pendidikan, dimana pada jenjang SD penanaman nilai moral sejarah hanya sebatas estetika. Pada jenjang SLTP, nilai moral sejarah yang terkandung berdasarkan etika dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pada jenjang SMU, nilai moral pada sejarah sudah mengedepankan kemampuan bernalar dan jenjang Perguruan Tinggi, nilai moral yang seharusnya tersampaikan melalui sejarah haruslah berdasarkan perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Kuntowijoyo. 1995. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Supardan, Dadang. 2011. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta : PT Bumi Aksara. 14 | S e j a r a h

Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

15 | S e j a r a h

Related Documents

Seniorstudio 2(2)(2)
June 2020 80
Seniorstudio 2(2)(2)
June 2020 86
Seniorstudio 2(2)(2)
June 2020 77
2-2
November 2019 81
2-2
May 2020 54
2(2)
April 2020 46

More Documents from ""