INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
KINERJA RUAS JALAN SLAMET RIYADI SAMARINDA M. Salmani Staff Pengajar Politeknik Negeri Samarinda Jurusan teknik Sipil email:
[email protected]
Abstrak: Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di perkotaan. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kinerja suatu ruas jalan perlu dilakukan survei terhadap geometrik maupun lalu lintas kendaraan yang melintasinya agar dapat mendeteksi tingkat pelayanan dan keperluan penanganan solusi bagi jalan yang diamati, untuk itu telah dilakukan pada ruas jalan Slamet Riyadi Samarinda. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang ada, pada ruas jalan tersebut arah pergerakan (dari luar kota- menuju dalam kota) didapat Derajat Kejenuhan (DS) = 1,26 dengan volume lalu-lintas 2067,10 smp/jam untuk pagi hari, sedangkan siang hari Derajat Kejenuhan = 1,62 dengan volume lalulintas 2664,80 smp/jam, sedangkan untuk arah pergerakan sebaliknya (dari dalam kota - menuju luar kota) didapat Derajat Kejenuhan = 1,62 dengan volume lalu-lintas 2662,50 smp/jam untuk pagi hari, sedangkan siang hari Derajat Kejenuhan = 1,18 dengan volume lalu-lintas 1938,85 smp/jam. Berdasarkan hasil tersebut dengan Drajat kejenuhan (DS) > 1,00. Jadi tingkat pelayanan adalah F dimana pada ruas jalan tersebut: Arus dipaksakan atau macet; Kecepatan rendah; Volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. Kata Kunci: Drajat kejenuhan, Kinerja jalan, Kapasitas jalan.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui jalan Slamet Riyadi Samarinda volume lalu-lintas kendaraan yang melintasinya saat ini cukup padat, hal ini tentu erat hubungannya dengan musibah runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (Tenggarong) pada tanggal 26 Nopember 2011 yang lalu, dimana kendaraan sebelumnya dari Tenggarong yang menuju Samarinda dan sebaliknya mencari jarak yang lebih dekat dengan melintasi ruas jalan Perjiwa Tenggarong Seberang. Sekarang perubahan rute terjadi dimana masyarakat yang bepergian menuju Samarinda dari Tenggarong melewati jalan yang lama yaitu jalan Loa Janan dan
ISSN: 1829-6025
memasuki kota Samarinda melewati Jembatan Mahakam I atau Jembatan Mahakam Hulu (Mahulu) yang pada akhirnya memasuki kota melintasi jalan Slamet Riyadi, sehingga hal itu merupakan salah satu menjadikan volume lalu-lintas kendaraan bertambah pada ruas jalan tersebut. Hal lain meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian lalu lintas yang ada, merupakan persoalan perkotaan. Untuk dapat mengetahui tingkat kinerja suatu ruas jalan maka perlu dilakukan suatu survei lalu-lintas agar dapat mendeteksi tingkat pelayanan dari jalan tersebut dan
9
INERSIA keperluan penanganan yang diamati.
Vol. V No. 1, Maret 2013 solusi bagi jalan
II. PERUMUSAN MASALAH 2.1. Permasalahan Karaktristik volume lalu-lintas pada suatu jalan bervariasi tergantung pada volume total dua arah, arah lalu-lintas, volume harian, bulanan dan tahunan pada komposisi kendaraan. Di daerah perkotaan volume lalu-lintas puncak perjam digunakan untuk keperluan desain, karena volume ini jauh lebih besar dari pada volume pada waktu lainnya dalam waktu sehari, kemudian terjadi variasi arah yang besar. 2.2. Batasan Masalah Rekayasa lalu-lintas bertujuan untuk membantu penggambil kebijakan dalam memilih penyelesaian yang tepat dalam masalah umum perancangan, perencanaan dan operasi dengan menyediakan saransaran tentang arus lalu-lintas yang layak untuk tipe dan denah standar jalan perkotaan. Sesuai dengan tujuan utama dari analisa perencanaan adalah untuk menentukan lebar jalan yang diperlukan agar tingkat kinerja arus lalu-lintas pada tahun rencana tertentu dapat dipertahankan. 2.3. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan adalah melakukan pengambilan data lalu-lintas kendaraan pagi dan sore pada jalan Slamet Riyadi Samarinda (pukul 06.00 sampai 09.00 dan sore pukul 15.00 sampai 18.00) pengambilan data berdasarkan arah lajur jalan tersebut. Selanjutnya berdasarkan data yang didapat melakukan analisa perhitungan terhadap Derajat kejenuhan, kecepatan dan evaluasi tingkat kinerja. III: TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Arus dan komposisi lalu lintas Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu-lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu-lintas diubah menjadi satuan mobil penumpang dengan
ISSN: 1829-6025
menggunakan ekivalen mobil penumpang (smp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut : - Sepeda Motor (MC) - Kendaraan ringan (LV) termasuk mobil penumpang, minibus, truck, pick up dan jeep. - Kendaraan berat (HV) termasuk Truck dan Bus. Adapun kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping. Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu-lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan/jam. 3.2. Kecepatan arus bebas Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arsu nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan lain di jalan. FV = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs Dimana : FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk kondisi sesungguhnya (km/jam) Fvo = Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan pada jalan yang diamati, untuk kondisi ideal (ditetapkan) FVw = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam) FFVsf = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu FFVcs = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota 3.3. Kapasitas Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik dijalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur. Nilai kapasitas telah diamati melalui pengumpulan
10
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
data lapangan selama memungkinkan. Kapasitas (C) dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). C = Co x FCw x FCsp x FC sf x FCcs Dimana : C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam) FCw = Penyesuaian lebar jalan FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerb FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) 3.5. Kecepatan Kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja jalan, karena mudah dimengerti dan mudah diukur. Yang dimaksud kecepatan disini adalah sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan. V = L / TT Dimana : V = Kecepatan rata-rata kendaraan ringan (LV) (km/jam) L = Panjang segmen (km) TT = Waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen (jam)
3.4. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai (DS) menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan dalam smp/jam. DS = Q / C Dimana : DS = Derajat kejenuhan (smp/jam) Q = Nilai Total arus lalu lintas (smp/jam)
3.6. Tingkat Kinerja Tingkat kinerja jalan ditunjukkan oleh tingkat pelayanan (level of service = LOS) yaitu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang kualitas mengendarai kendaraan. Tingkat pelayanan (LOS) jalan adalah indikator untuk mengevaluasi unjuk kerja jaringan jalan yang diukur dengan membandingkan antara volume lalu lintas dengan kapasitas, dimana semakin besar nilainya tingkat pelayanannya semakin rendah seperti perbandingan antara volume dan kapasitas sebagai berikut:
Tabel 1: Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat Pelayanan A B C D
E
F
Karakteristik
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume rendah, Pengemudi memiliki kebebasan yang diinginkan tanpa hambatan Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas, Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk menjalankan kendaraan Arus stabil, tetapi kecepatan dengan gerak kendaraan dikendalikan Arus mendekati stabil, Kecepatan dikendalikan, V/C rasio masih ditolerir Volume lalu lintas mendekati/berada pada kapasitas, Arus stabil, Kecepatan terkadang terhenti Arus dipaksakan atau macet Kecepatan rendah Volume di atas kapasitas, Antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar.
Batas V / C 0,00 – 0,20 0,21 – 0,44 0,45 – 0,74 0,75 – 0,84
0,85 – 1,00
≥ 1,00
IV: TUJUAN DAN MANFAAT PENELIIAN
ISSN: 1829-6025
11
INERSIA 4.1. Tujuan Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang bagaimana kinerja Ruas Jalan Slamet Riyadi tersebut dalam melakukan Tingkat Pelayanan (level of service = LOS) bagi lalu lintas kendaraan yang melintas pada jalan tersebut disamping itu juga dapat mengetahui kecepatan serta kapasitas arus dan volume kendaraan pada ruas jalan tersebut. 4.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah dengan mengetahui kinerja ruas jalan tersebut agar dapat dicarikan solusi untuk pemecahan masalah pada ruas jalan tersebut bila terjadi seperti kemacetan, kepadatan volume kendaraan, antrian dan lain-lain. Sedangkan manfaat lainnya adalah untuk dapat memberikan masukan kepada pihak yang berkompeten terhadap kinerja Ruas Jalan Slamet Riyadi sehingga dalam penataan serta perencanaan kedepan dapat disesuaikan dengan perkembangan sistem transportasi serta pengembangan wilayah. BAB V: METODE PENELITIAN 5.1. Lokasi Penelitian Lokasi / Kota : Samarinda Nama jalan : Jalan Slamet Riyadi Type jalan : Empat lajur terbagi (4/2D) Jumlah Penduduk : 750.000 jiwa penduduk Tipe daerah : Komersial 5.2. Tahapan Penelitian Guna mengetahui kinerja ruas jalan tentu saja diperlukan data-data yang harus didukung dengan dasar teori sehingga dapat menjadi rujukan dalam menganalisa atau menyelesaikan permasalan yang ada. Adapun data tersebut adalah berupa data primer (survey lapangan) terhadap lalu lintas kendaraan yang melintasi ruas/segmen jalan
ISSN: 1829-6025
Vol. V No. 1, Maret 2013 dan data geometrik jalan, sedangkan data skunder berupa data jumlah penduduk (ukuran kota) pada wilayah penelitian. Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam menganalisa dan menggunakan beberapa metode yaitu: Pendekatan analisa sesuai dengan Manual Kapasitas jalan Indonesia (MKJI) 1996. Metode pengumpulan data sekunder, metode ini bertujuan mengumpulkan data-data sekunder yang berkaitan dengan lalu lintas dan angkutan jalan. Metode pengumpulan data primer. Metode ini bertujuan mengumpulkan data-data langsung di lapangan dengan mengacu pada keadaan yang sebenarnya dengan melakukan survey di lapangan. Metode perpustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang didapat dari buku-buku referensi yang berkaitan dengan topik yang dikemukakan, sebagai landasan teori maupun pedoman pelaksanaan dilapangan. Prosedur perhitungan untuk tife jalan perkotaan baik kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan pada kondisi arus sesungguhnya. Tingkatan analisa didasarkan pada penentuan kinerja segmen jalan akibat arus lalu lintas yang ada atau yang diproyeksikan dengan periode analisa memakai periode satu jam puncak, arus dan kecepatan rata-rata ditentukan berdasarkan prosedur tersebut. 5.3. Data Geometrik Seperti diketahui jalan Slamet Riyadi adalah salah satu ruas jalan merupakan akses utama baik memasuki kota maupun menuju keluar kota Samarinda, dimana kondisi geometrik jalan tersebut adalah sebagai berikut: Labar badan jalan : 8,00 meter Lebar Median : 1,00 meter Lebar Bahu jalan : 2,00 meter
12
INERSIA Bahu Jalan
Vol. V No. 1, Maret 2013
Badan Jalan
200
Median
800
Bahu Jalan
Badan Jalan
100
800
200
Gambar 1. Pot melintang jalan pada masing-masing arah yaitu arah (dari luar kota - menuju dalam kota) dan dari (dalam kota - menuju luar kota) seperti tabel:
5.4. Data Lalu lintas Data lalu-lintas diambil dari hasil survey lalu-lintas kendaraan harian rata-rata pada lokasi (ruas jalan) Slamet Riyadi Samarinda
Tabel 2. Data lalu-lintas kendaraan (dari luar kota – menuju dalam kota) dalam Satuan Mobil Penumpang MC
LV
PERIODE
HV
SPM 1
MP 2
Pagi
0,25
1,00
06.00-06.15
13,25
15
12
8
0
06.15-06.30
36,75
45
25
14
0
06.30-06.45
89
57
11
11
06.45-07.00
223,75
153
29
12
07.00-07.15
155,25
168
31
07.15-07.30
209,25
179
35
07.30-07.45
281,5
159
07.45-08.00
344,5
08.00-08.15
167,25
08.15-08.30 08.30-08.45 08.45-09.00
AUP 3
PU,TK 4
BUSS 5
BUSSB 6
UM
Total
D/SPD 9
(SMP) 10
T2AS 7
T3AS 8
0
1,2
0
49,45
0
0
0
120,75
0
0
1,2
0
169,20
0
1,2
1,2
0
420,15
46
6
0
3,6
0
409,85
31
5
0
12
1,2
472,45
41
46
0
1,2
9,6
2,4
540,70
189
47
53
1
0
8,4
1,2
644,10
209
31
47
2
2,4
0
0
458,65
180,25
197
27
68
5
2,4
9,6
1,2
490,45
172,5
95
41
93
1
2,4
10,8
2,4
418,10
168
95
51
105
0
1,2
0
0
420,20
15.00-15.15
143
285
12
21
2
6
4,8
0
473,80
15.15-15.30
264,25
165
15
24
3
8
2,4
0
481,65
15.30-15.45
103,75
1127
13
41
1
9
9,6
1,2
1305,55
15.45-16.00
170
158
26
41
0
4
4,8
0
403,80
16.00-16.15
211,25
193
14
57
0
0
6
0
481,25
16.15-16.30
150,25
97
13
44
0
0
1,2
0
305,45
16.30-16.45
122,5
143
19
50
0
0
7,2
0
341,70
1,20
Siang
ISSN: 1829-6025
13
INERSIA
Vol. V No. 1, Maret 2013
16.45-17.00
161,25
109
27
32
0
2
4,8
1,2
337,25
17.00-17.15
149,5
162
39
61
2
2
1,2
1,2
417,90
17.15-17.30
151
84
87
73
1
1
1,2
1,2
399,40
17.30-17.45
120
109
24
57
0
2
1,2
1,2
314,40
17.45-18.00
39,25
132
17
41
0
1
1,2
1,2
232,65
Tabel 3. Data lalu-lintas kendaraan (dari dalam kota - menuju keluar kota) dalam Satuan Mobil Penumpang
MC LV HV UM
= Sepeda motor, kendaraan roda tiga = Mobil Penumpang Sedan, Oplet, pick Up, Mikrobus = Bus besar, Truck > 2 As atau lebih = Kendaraan tidak bermotor, Becak, Sepeda
ISSN: 1829-6025
14
INERSIA VI : HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Tingkat Pelayanan (dari luar kota - ke dalam kota) Dengan melakukan perhitungan terdapat data yang ada serta menggunakan tabel-tabel pada lampiran (tipe jalan, lebar lajur, kapasitas dasar, pemisah arah, lebar bahu, ukuran kota, dan lain-lain), maka kinerja (tingkat pelayanan) ruas jalan Slamet Riyadi kota Samarinda dalam 2 arah untuk kondisi waktu pagi dan sore didapat hasil berikut: Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk jalan perkotaan (smp/jam) = 1650 smp/jam {empat lajur terbagi, kapasitas dasar perjalur} FCw
= Penyesuaian lebar jalan = 1,08 {empat lajur terbagi, lebar jalur lalu lintas efektif 4,00 m}
FCsp arah
= Faktor penyesuaian pemisahan
= 1,0 {empat lajur 4/2, pemisah arah 50-50} FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan = 0,98 {tipe 4/2D lebar bahu 1,00 m} FCcs kota
= Faktor penyesuaian ukuran = 0,94 {ukuran kota 0,5-1,0
juta} C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) = Co x FCw x FCsp x FC sf x FCcs =1641,58 smp/jam FVo = Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan pada jalan yang diamati, untuk kondisi ideal (ditetapkan) = 55 {empat lajur terbagi (4/2D), semua kendaraan}.
ISSN: 1829-6025
Vol. V No. 1, Maret 2013 FVw = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam) = 4 km/jam {empat lajur terbagi}. FFVsf = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu = 0,93 {empat lajur terbagi, lebar bahu 1,00 m} FFVcs = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota = 0,95 {ukuran kota 0,5-1,0 juta} FV = Kecepatan arus bebas sesungguhnya (LV) (km/jam) = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs = 52,13 km/jam Pagi waktu jam 07.00 – 08.00 Wita. Volume lalu-lintas Q = 2067,10 smp/jam Kecepatan arus bebas sesungguhnya (FV) = 52,13 km/jam Derajat kejenuhan DS = Q/C ratio = 1,26 (≥ 1,00) Jadi tingkat pelayanan adalah F (≥ 1,00) , dimana pada raus jalan Slamet Riyadi adalah: Arus dipaksakan atau macet; Kecepatan rendah; Volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. Sore waktu jam 16.30 – 17.30 Wita. Volume lalu-lintas Q = 2664,80 smp/jam Kecepatan arus bebas sesungguhnya (FV) = 52,13 km/jam Derajat kejenuhan DS= Q/C ratio = 1,62 (≥ 1,00) Jadi tingkat pelayanan adalah F (≥ 1,00), dimana pada raus jalan Slamet Riyadi adalah : Arus dipaksakan atau macet; Kecepatan rendah; Volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. 6.2. Tingkat Pelayanan (dari dalam kota – ke luar kota) Pagi waktu jam 07.00 – 08.00 Wita.
15
INERSIA Volume lalu-lintas Q = 2662,50 smp/jam Kapasitas Jalan arah tersebut (FV) = 52,13 km/jam Derajat kejenuhan DS = Q/C ratio = 1,62 (≥ 1,00) Jadi tingkat pelayanan adalah F (≥ 1,00) dimana: Arus dipaksakan atau macet; Kecepatan rendah; Volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. Sore waktu jam 16.30 – 17.30 Wita. Volume lalu-lintas Q = 1938,85 smp/jam Kapasitas Jalan arah tersebut (FV) = 52,13 km/jam Derajat kejenuhan DS = Q/C ratio = 1,18 (≥ 1,00) Jadi tingkat pelayanan adalah F (≥ 1,00), dimana : Arus dipaksakan atau macet; Kecepatan rendah; Volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. VII : KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah melakukan perhitungan terhadap tingkat pelayanan pada ruas jalan Slamet Riyadi Samarinda didapat kesimpulan sebagai berikut: Derajat kejenuhan pagi hari (dari luar kota – ke dalam kota) Samarinda adalah 1,26 dengan volume lalu-lintas 2067,10
Vol. V No. 1, Maret 2013 smp/jam, sedangkan sore derajat kejenuhan 1,62 dan volume lalu-lintas 2664,80 smp/jam Derajat kejenuhan pagi hari (dari dalam kota – ke luar kota) adalah 1,62 dengan volume lalu-lintas 2662,50 smp/jam, dan pada sore derajat kejenuhan 1,18. dan volume lalu-lintas 1938,85 smp/jam Berdasarkan derajat kejenuhan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan ruas jalan Slamet Riyadi Kota Samarinda untuk arah menuju kedalam kota maupun keluar kota adalah tingkat pelayanan F (≥ 1,00), dimana tingkat pelayanan F tersebut menyatakan bahwa arus dipaksakan atau macet; Kecepatan rendah; volume diatas kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar. 7.2. Saran Pada ruas jalan tersebut supaya dibuat rambu-rambu pengatur lalu-lintas larangan parkir pada beberapa tempat, hal ini untuk mempertahan lebar jalan yang sudah ada. Mengurangi/ menutup beberapa tempat belokan / arah memutar kendaraan yang ada pada ruas jalan tersebut, supaya kendaraan tidak mengalami kemacetan dan tidak ada hambatan terhadap kendaraan yang memutar didepannya.
PUSTAKA
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1996, Sweroad In Association With P.T Bina Karya (Persero). Morlok, Edward K., (1995), Pengantar Teknik Perencanaan Transportasi, Terjemahan oleh : Johan K. Hainim, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tamin. O.Z., (2000), Perencanaan dan pemodelan Transportasi, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung.
ISSN: 1829-6025
16