BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sampah merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menjumpai sampah di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun di rumah. Saat kita mendengar kata sampah, yang pertama kali terlitas di pikiran kita adalah sesuatu yang kotor dan tidak berguna. Padahal masih banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari sampah jika kita mau mengolahnya. Saat ini sebagian besar dari masyarakat sudah mengetahui tentang cara pengolahan dan pemilahan sampah, akan tetapi di sisi lain masyarakat kurang peduli pada lingkungan mereka. Hal tersebut menyebabkan sampah semakin menumpuk dan sulit dipisahkan. Jika saja masyarakat yang punya pengetahuan mau peduli tentang pemilahan sampah dan menerapkannya dalam kehidupan mereka, itu akan mempermudah orang lain yang mempunyai kemampuan mengolah sampah menjadi hal-hal yang lebih berguna bagi manusia. Oleh karena itu, karya tulis ini dibuat agar masyarakat memiliki kesadaran untuk membantu pengolahan sampah dengan cara memilah sampah terlebih dahulu sebelum membuangnya ke tempat sampah. Selain itu, karya tulis ini juga bertujuan untuk membantu para pelaku industri kreatif dalam mendapatkan bahan baku kreasi mereka dari barang bekas, sehingga barangbarang bekas tersebut dapat diolah menjadi barang yang lebih berguna.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana cara memilah sampah dengan baik dan benar?
2.
Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat lebih peduli dengan lingkungan?
1
C. Tujuan 1.
Mengetahui cara memilah sampah dengan baik dan benar.
2.
Memahami cara meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat lebih peduli dengan lingkungan.
D. Manfaat 1. Bagi Siswa a.
Mendapatkan informasi baru mengenai cara pemilahan sampah yang baik.
b.
Meningkatkan kesadaran siswa agar lebih peduli pada lingkungan sekolah sejak dini.
2. Bagi sekolah a. Membantu meningkatkan kualitas warga sekolah agar lebih peduli pada lingkungan sekolah. b. Membantu pemilihan sampah di lingkungan sekolah. 3. Bagi Masyarakat a.
Memanfaatkan dan memilah sampah di lingkungan sekitar dengan baik.
b.
Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan mereka.
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Sampah adalah material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi, baik itu industri maupun rumah tangga. Definisi lain dari sampah adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah proses atau penggunaannya berakhir. Adapun material sisa yang dimaksud adalah sesuatu yang berasal dari manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang sudah tidak terpakai. Wujud dari sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair, ataupun gas (Maxmanroe, 2018). Sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sampah organik (degradable), sampah anorganik (undegradable), dan sampah B3. Pengertian sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain. Di lain sisi sampah B3 adalah sampah berbahaya dan beracun seperti misalnya limbah rumah sakit, limbah pabrik, dan lain-lain (Maxmanroe, 2018). Setelah dipisahkan, sampah organik dapat dibuat kompos. Pembuatan kompos bisa dilakukan secara mandiri atau sendiri. Jika tidak mempunyai cukup waktu dan tempat dalam mengolah kompos sendiri, sampah organik ini dapat diserahkan pada sentra-sentra pengrajin kompos yang ada. Hasil kompos ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk di kebun, taman rumah, atau tanaman-tanaman dalam pot (Alamendah, 2015). Sampah nonorganik yang telah dipisahkan tidak kalah manfaatnya. Jika memiliki kreatifitas dan kesempatan, sampah-sampah ini dapat didaur ulang menjadi aneka barang bernilai guna. Namun jika tidak, sampah nonorganik yang telah terkumpul bisa dijual atau disumbangkan ke pemulung, tukang rongsokan, penjual barang bekas, hingga tempat daur
3
ulang. Sehingga barang-barang bekas tersebut bisa menghasilkan pendapatan tambahan (Alamendah, 2015). Yang tidak kalah pentingnya selain memilah sampah, alangkah bijaknya jika kita mulai mengurangi sumber sampah. Cara-cara sederhana dan mudah pun dapat dilakukan untuk mengurangi sumber sampah. Cara-cara tersebut seperti menghabiskan makanan, menghindari barang-barang dengan umur pakai yang pendek, memilih produk kemasan yang besar, memilih produk-produk reffil (isi ulang), membawa kantong belanjaan sendiri (Alamendah, 2015).
4
BAB III GAGASAN ATAU IDE PENGEMBANGAN
Berdasarkan pengamatan kami terhadap lingkungan terutama di sekolah, didapatkan hasil bahwa masih banyak warga sekolah yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Hal itu terbukti dari kebersihan kelas yang kurang terjaga, terutama kebersihan laci meja siswa. Sampai saat ini masih banyak siswa yang tidak mau membuang bungkus bekas makanan mereka pada tempat sampah dan tidak hanya itu saja, tetapi hampir semua barang-barang yang tidak mereka butuhkan juga disimpan di dalam laci hingga berbau busuk. Warga sekolah sudah sering mendapat wawasan tentang cara pemilahan sampah yang baik dan benar, tetapi belum semua warga sekolah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun ada sebagian warga sekolah yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, hal itu bisa dibilang percuma karena pada akhirnya petugas kebersihan tetap harus memilah sampah itu kembali. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kesadaran warga sekolah masih sangat minim. Kurangnya kesadaran warga sekolah tersebut akan menimbulkan lingkungan sekolah menjadi tidak nyaman bagi warga sekolah itu sendiri. Hal itulah yang pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri sebagai warga sekolah. Padahal seharusnya sebagai warga sekolah yang baik kita harus peduli pada lingkungan kita, terutama pada kebersihan lingkungan kita. Oleh karena itu, kami memiliki ide untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dimulai dari lingkungan sekolah. Kami akan memulai tindakan tersebut mulai dari sekolah karena sekolah adalah tempat yang paling mudah dijangkau bagi kami setelah rumah. Mungkin jika kita berada di rumah, kita akan lebih peduli pada kebersihan rumah kita karena kita tinggal di sana, tetapi bukan berarti kita boleh tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat kita beraktivitas. Bagi para siswa, sekolah sudah seperti tempat tinggal mereka yang kedua. Dalam satu hari, para siswa menghabiskan lebih dari enam jam berada di lingkungan sekolah, terlebih lagi bagi siswa yang menjalankan fullday school. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah dibandingkan di rumah.
5
Cara pertama yang dapat dilakukan adalah membuat peraturan tentang kebersihan lingkungan, terutama pemilahan sampah. Pemilahan sampah yang dimaksud adalah membuang sampah sesuai pembagian tempat sampah yang telah disediakan. Di SMAK Kolese Santo Yusup ini, pembagian tempat sampah yang sudah tersedia adalah tempat sampah kertas, sisa makanan atau organik, dan plastik. Jika kita ingin membuang sampah, kita harus melihat jenis sampah tersebut dan membuangnya pada tempatnya agar kita dapat membantu petugas kebersihan sekolah dalam memilah sampah. Peraturan tentang pemilahan sampah tersebut dapat direalisasikan dalam Buku Pedoman Siswa atau yang kita kenal dengan BPS. Hal itu dibuat agar siswa lebih peduli dan menaati tentang peraturan yang ada, mengingat peringatan secara lisan kurang dapat memberikan efek jera pada siswa-siswi. Oleh karena itu, perlu dibuat peraturan secara tertulis dalam Buku Pedoman Siswa. Seandainya hal itu sudah terealisasikan, tetapi warga sekolah yang lain seperti petugas kantin, karyawan, maupun guru tidak ikut merealisasikan hal tersebut, setidaknya kami para siswa sudah berusaha untuk membantu pemilahan sampah yang ada. Selain itu, jumlah para siswa juga sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah yang lain. Apabila warga sekolah yang lain tersebut tidak menerapkannya, tentu mereka lama-kelamaan akan memiliki kesadaran sendiri karena melihat orang lain terutama orang yang lebih muda dari mereka melakukan hal tersebut. Cara kedua yang menurut kami dapat dilakukan adalah dengan membentuk tim kebersihan dari para siswa itu sendiri. Saat ini tim tersebut dapat dikatakan sudah ada dan disebut dengan Tim Adiwiyata. Namun kinerja Tim Adiwiyata yang ada saat ini masih kurang maksimal. Jika Tim Adiwiyata diberikan kewenangan lebih untuk mengawasi para siswa dan menegakkan peraturan yang akan dibuat seperti cara pertama yang kami usulkan, kinerja Tim Adiwiyata akan lebih maksimal. Dengan bantuan tim Adiwiyata yang berisi beberapa siswa diharapkan bisa membuat warga lain yang melihat tim Adiwiyata tersebut menegakkan peraturan tentang pemilahan sampah menjadi sadar akan kebersihan dan keteraturan lingkungan sekitar mereka terutama lingkungan sekolah kita ini.
6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari karya tulis ini adalah cara memilah sampah yang baik dan benar adalah membuangnya sesuai jenis tempat sampah yang tersedia. Macam tempat sampah yang tersedia di SMAK Kolese Santo Yusup ini tersedia dalam tiga jenis, yaitu tempat sampah kertas, sisa makanan atau organik, dan plastik. Selain itu, cara menjaga lingkungan tidak hanya dengan mengetahui cara memilah sampah dengan baik dan benar, tetapi juga dengan meningkatkan kesadaran warga sekolah pada keteraturan dan kebersihan lingkungan sekolah. Hal itu dapat diwujudkan dengan pembuatan peraturan tentang pemilahan sampah serta pembentukan tim Adiwiyata yang berasal dari siswa-siswi sendiri.
7