BAB II SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR Skema Hubungan Variabel Sikap Ilmiah
Hasil Belajar
Dimensi Sikap Ilmiah: Ingin tahu Jujur Terbuka Kerjasama Tanggung jawab
Indikator Materi: Menyebutkan alat-alat ukur. Menjelaskan cara pengukuran yang benar dengan menggunakan alat ukur. Menjelaskan aspek-aspek pengukuran. Mencatat hasil pengukuran menggunakan angka penting. Menghitungoperasi-operasi dalam angka penting. Menjelaskan besaran, satuan dan dimensi. Mengidentifikasi ukuran berbagai objek. Mengemukakan hasil pengukuran tunggal dan berulang pada berbagai alat ukur. Menyajikan hasil pengolahan dan penyajian data hasil percobaan menggunakan alat ukur.
Materi Pengukuran
Nilai Ulangan harian meteri pengukuran yang diperoleh dari guru.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
12
13
A. Sikap Ilmiah Sikap ilmiah dalam pembelajaran sains sering dikaitkan dengan sikap terhadap sains. Keduanya saling berhubungan dan keduanya mempengaruhi perbuatan (Kartiasa dalam Anwar, 2009). Sikap ilmiah dibedakan dari sekedar sikap terhadap sains, karena sikap terhadap sains hanya terfokus pada apakah siswa suka atau tidak suka terhadap pembelajaran sains, tentu saja sikap positif terhadap pembelajaran sains akan memberikan kontribusi tinggi dalam pembentukan sikap ilmiah siswa tetapi masih ada faktor lain yang memberikan konstribusi yang cukup berarti (Anwar, 2009). Sikap ilmiah penting bagi siswa karena dapat meningkatkan daya kritis siswa terhadap fenomena alam yang dihadapi, sehingga dalam menyingkapi permasalahan tidak hanya mengandalkan pengetahuan teoritis saja tetapi harus disertai dengan sikap ilmiah yang menjadi tolak ukur tingkat pemahaman yang dimiliki siswa (wahyudiati dalam Hilmi, 2015) Menurut Hilmi (2015) sikap ilmiah meliputi : rasa ingin tahu, jujur, terbuka, kerja sama, dan tanggunga jawab. Indikator sikap ilmiah yang diambil dari lima kategori tersebut adalah: 1.
Sikap ingin tahu, yang meliputi: sikap berani siswa dalam bertanya, sikap antusiasme siswa untuk mencari buku sebagai acuan belajar, dan siswa melakukan kerja saat kegiatan eksperimen dan diskusi.
2.
Jujur, yang meliputi: menjawab pertanyaan dengan pemikiran sendiri, dan menggunakan data sebenarnya sesuai hasil diskusi kelompok.
14
3.
Terbuka, yang meliputi: menyampaikan jawaban pertanyaan dengan keinginan sendiri, dan menghargai jawaban teman.
4.
Kerjasama, yang meliputi: partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru dan sikap siswa dalam bekerjasama dengan kelompok.
5.
Tanggung jawab, yang meliputi: mengumpulkan LKS tepat waktu dan ketertiban siswa dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Pada sebuah kegiatan pembelajaran, sikap positif siswa sangat
diperlukan untuk mendorong kemampuan siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran. Adanya sikap positif siswa dalam kegiatan pembelajaran tentang sesuatu yang belum diketahui dapat mendorong siswa untuk belajar mencari tahu. Siswa mengambil sikap seiring dengan minatnya terhadap suatu objek. Siswa mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukannya. Kemampuan dalam berfikir ilmiah sangat penting untuk mengambangkan ilmu dan pengetahuan dan menjadikan mahasiswa sebagai manusia yang unggul, yaitu manusia yang cerdas, kritis dan kreatif. Kemampuan berfikir yang logis dan sistematis ini akan berdampak pada kemampuan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan segala masalah yang ada, terkait dengan ilmu pengtahuan maupun kehidupan sehari-hari (Wijayanti dalam Hilmi,2015). Sikap dalam pembelajaran sains sering dikaitkan dengan sikap terhadap sains (sikap ilmiah). Keduanya saling berhubungan dan keduanya mempengaruhi perbuatan. Sikap ilmiah difokuskan pada ketekunan, keterbukaan,
kesediaan
mempertimbangkan
bukti,
dan
kesediaan
15
membedakan fakta dengan pendapat. Sikap ilmiah merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (guru-murid, orang tua-anak). Karena sikap itu dapat dipelajari, sikap juga dapat dimodivikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun sebaliknya. Untuk mengukur sikap ilmiah siswa, dapat didasarkan pada pengelompokkan sikap sebagai dimensi, sikap selanjutnya dikembangkan indikator-indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan menyusun butir instrumen sikap ilmiah (Hilmi, 2015). B. Hasil Belajar 1.
Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh siswa (Hilmi, 2015). Menurut Hamalik dalam Hilmi (2015) menyatakan bahwa hasil belajar kognitif terlihat dari perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Menurut Sari (2008)
belajar
merupakan
proses
seseorang
memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Belajar adalah proses pembentukan atau perubahan tingkah laku yang dapat berwujud pengetahuan, pengertian, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap. Jadi,
16
pada dasarnya “belajar” adalah adanya perubahan dalam arti diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu (Afifudin dalam Sari, 2008). Menurut Sari (2008) berdasarkan pengertian tersebut, ada pengertian lain lagi tentang belajar. Belajar adalah permainan terbesar dan terasyik dalam hidup. Semua anak terlahir dengan keyakinan semacam ini akan terus demikian hingga kita meyakinkan dengan keyakinan semacam ini akan terus demikian hingga kita meyakinkan bahwa belajar merupakan pekerjaan berat dan tak menyenangkan. Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak ada perubahan dalam diri manusia, maka tidak dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. Tentu saja perubahan yang dimaksud adalah perubahan kearah yang lebih baik, peruabahan itu terjadi pada perubahan intelektual maupun perubahan pada pribadi siswa. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sari, 2008). Menurut Gagne dalam Sari (2008) hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar yang dikategorikan dalam lima macam, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik. Menurut Sukmadinata (dalam Sari, 2008) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
17
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilaku baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar juga merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel dan perilaku. Hasil belajar juga dapat digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap setelah mengikuti program pengajaran (Sari, 2008). 2.
Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Hasil Belajar Menurut suwardi (2012) Kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong upaya semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik secara intelektual, psikologis maupun aspek sosial. Pendidikan dapat terselenggara jika ada interaksi belajar mengajar. Lingkup yang sempit dalam pendidikan adalah pengajaran di kelas. Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang memiliki sistem yang baik. Pengajaran sebagai suatu sistem, merupakan totalitas fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Pengajaran ditandai oleh adanya interaksi antara komponen, seperti komponen peserta didik berinteraksi dengan komponen-komponen guru, metode/ media, perlengkapan/ peralatan, dan lingkungan kelas yang terarah pada pencapaian tujuan
18
pengajaran. Guna meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar yang mampu membawa pada situasi yang aktif dimana siswa dapat mengembangkan segala kemampuan belajarnya (Hamalik dalam suwardi, 2012) Menurut Slameto (Suwardi, 2012) ada dua faktor mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar, yaitu: a.
Faktor intern (dari dalam diri siswa) 1)
Faktor jasmaniah (seperti: kesehatan dan cacat tubuh),
2)
Faktor psikologis (seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan),
3) b.
Keaktifan siswa dalam bermasyarakat.
Faktor ekstern 1)
Faktor keluarga (seperti: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian
orang
tua,
dan
latar
belakang
kebudayaan), 2)
Faktor
sekolah
(seperti:
metode
mengajar,
kurikulum,
hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), 3)
Faktor masyarakat (seperti: kegiatan dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
19
C. Hubungan Antara Sikap Ilmiah dengan Hasil Belajar Fisika Dalam proses belajar siswa harus memiliki sikap ilmiah yang tinggi dalam
proses
pembelajaran,
sehingga
siswa
tersebut
aktif
dalam
pembelajaran di kelas, yang akan berdampak siswa akan mengerti dan menguasai dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Sikap ilmiah penting dimiliki oleh siswa, karena apabila siswa memiliki sikap ilmiah yang tinggi seperti sikap ingin tahu merupakan suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu terhadap pembelajaran tersebut. Rasa ingin tahu meliputi: sikap bernai siswa dalam bertanya, sikap antusiasme siswa siswa untuk mencari buku acuan sebagai acuan belajar, dan siswa melakukan kerja saat melakukan eksperimen dan diskusi. Sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa yang selanjutnya adalah rasa jujur. Sikap jujur merupakan sikap yang apaadanya dan tidak melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Sikap jujur dalam penelitian ini meliputi: menjawab pertanyaan dengan pemikiran sendiri dan menggunakan data sebenarnya sesuai hasil diskusi kelompok. Sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa salanjutnya adalah terbuka. Sikap terbuka merupakan sikap mau mendengarkan dan menerima masukanmasukan dari orang lain. Sikap terbuka dalam penelitian ini meliputi: menyampaikan
jawaban
menghargai jawaban teman.
pertanyaan
dengan
keinginan
sendiri
dan
20
Sikap ilmiah selanjutnya yang harus dimiliki siswa adalah sikap kerjasama. Sikap kerjasama merupakan suatu bentuk interaksi dalam suatu kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Sikap kerjasama dalam penelitian ini meliputi: partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru dan sikap siswa dalam bekerjasama dengan kelompok. Sikap ilmiah selanjutnya yang harus dimiliki siswa adalah sikap tanggung jawab. Sikap tanggung jawab merupakan sikap yang senantiasa menyelesaikan tugas dengan penuh kesadaran. Sikap tanggung jawab dalam penelitian ini meliputi: mengumpulkan LKS tepat waktu dan ketertiban siswa dalam mengikuti jalannya pembelajaran. Dalam pembelajaran fisika, siswa harus memiliki sikap ilmiah yang tinggi, karena dalam pembelajaran fisika apabila siswa menunjukkan sikap ilmiah yang positif, maka mereka akan merasa senang dan tertarik dalam pembelajaran fisika. Sehingga akan berdampak yang baik juga pada hasil belajar siswa tersebut. Maka dari itu, perlu diketahui apakah ada hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar fisika siswa. Dalam penelitian ini, akan dilihat hubungan sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar fisika pada materi pengukuran di kelas X SMA Negeri 1 Rasau Jaya.