1._sterilisasi.docx (1).docx

  • Uploaded by: kartika saricandra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1._sterilisasi.docx (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 897
  • Pages: 7
Laporan Praktikum I

STERILISASI

Oleh : MALEK AZIS 1408104010002

Asisten : NURJANNAH

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM – BANDA ACEH OKTOBER, 2018

BAB I DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Tabel data hasil pengamatan No 1.

Gambar Api Langsung (Direct Flame)

2.

Panas Kering (Oven udara Kering)

3.

Uap Kering (Autoklaf)

Keterangan Suhu Api

Waktu

Alat dan Bahan

Sampai

Ose, jarum, forrcep, mulut

merah

tabung reaksi

170oC

2 Jam

121oC

15 Menit

Pipet, tabung reaksi, Erlemeyer, gelas piala Berbagai jenis media

1.2. Pembahasan Pengertian sterilisasi adalah proses pembebasan alat atau bahan baik berupa padat atau cairan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dengan kata lain Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar (Sumarsih, 2003). Tujuan dari steriliasi yaitu untuk mematikan, menyingkirkan atau mengahambat pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah inflasi pada manusia, hewan dan tumbuhan. Untuk mencegah gangguan kontaminasi terhadap mikroorganisme. Untuk mencegah kontaminasi bahan-bahan yang akan dipakai dalam percobaan. a. Sterilisasi dengan api langsung (Direct Flame) yaitu dengan pembakaran yang di hasilkan oleh bunsen terhadap alat-alat yang akan digunakan seperti skalpel, jarum ose, mulut tabung biakan, kaca objek dan kaca penutup. Alat-alat tersebut dikenakan pada api

bunsen langsung sampai berpijar merah seperti jarun ose. Pemijaran dapat langsung membunuh

mikroorganisme (termasuk

endospora)

yang

disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga cara ini adalah cara paling cepat. Namun kekurangannya adalah sangat terbatasnya cakupan

alat

yang

disterilisasi

menggunakan

pemijaran

dan

ketidakpraktisan dalam mensterilisasi alat berukuran besar. Alat yang dipakai untuk sterilisasi dengan api yaitu: Bunsen burner, loop incinerator dan pembakar spirtus Bunsen burner dan pembakar spirtus digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen burner berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus (methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium karena efisien dan portable. Tersedia juga alat loop incinerator / electric bunsen burner / electric incinerator untuk membakar jarum inokulum. Ujung jarum inokulum dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik panas (815oC) selama 6 detik untuk mensterilisasinya (Buckle, 1987) b. Sterilisasi Panas Kering (Oven udara kering) Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan langung sampai merah, meayangkan di atas nyala api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium. Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan adalah pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven (Ratna,1993). Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil, setelah itu atur pengatur suhu oven menjadi 160oC dan alat disterilkan selama 2 jam (Gaman, 1992)

c. Sterilisasi Uap Panas (Autoklaf) Sterilisasi basah adalah proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan praktikum yang akan digunakan dengan menggunakan autoklaf. Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Menggunakan autoklaf dengan temperatur 121° C dan tekanan seitar 2 atm. Lamanya sterilisasi tergantung pada volum dan jenis bahan yang disterilkan. Air biasanya disterilkan selama 1 jam dan media selama 20–40 menit. Sterilisasi yang terlalu lama dapat mengakibatkan penguraian gula, degradasi vitamin dan asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang mengakibatkan depolimerisasi agar. Proses sterilisasi aquades menggunakan autoklaf listrik lebih efektif jika digunakan wadah dengan volum 200–500 ml yang diisi 80% volume, tutup dengan keras dan kencangkan dengan karet gelang. Waktu sterilisasi selama 30 menit pada tekanan 1 atm. Apabila waktu sterilisasi aquades dan media telah selesai, autoklaf tidak boleh diturunkan tekanannya secara mendadak, karena apabila diturunkan mendadak cairan didalamnya akan mendidih dan bubbled up atau meluap. Selain itu juga akan berdampak pada meluapnya cairan yang terdapat didalam tabung reaksi dan erlenmeyer (Fardiaz, 1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).

BAB II KESIMPULAN DAN SARAN 2.1. Kesimpulan Metode yang paling efektif digunakan dalam melakukan sterilisasi yaitu uap panas, akan tetapi semuanya metode tergantung benda apa yang akan dilakukan sterilisasinya, seperti sterilisasi ose maka, lebih efektif mengunakan api. Ada tiga medote yang digunakan dalam pratikum ini diantaranya yaitu, dengana api langsung mengunakan bunsen, panas kering mengunakan open, dan uap panas dengan mengunakan autoklaf.

2.2. Saran Sebaiknya semuanya praktikan melangsakannya sendiri semuanya metode guna untuk menambahkan wawasan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia.Jakarta. James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes. USA Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar: Jurusan Ilmu Tanah. Yogyakarta

Gaman, P.M., dan K.B. Sherrington. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. UGM Press. Yogyakarta

LAMPIRAN

Jarum Ose Yang disterilisasi dengan Bunsem

Related Documents


More Documents from "Kevin Bran"