Pengelolaan Jalan Nafas dan Intubasi
What should we do ?
What we done ?
Jalan Nafas Atas
Jalan Nafas Bawah (mekanisme respirasi)
Managemen Jalan Nafas Cari tanda obstruksi jalan nafas!!
Mengorok Gargling Stridor Wheezing Gaduh gelisah
CARI PENYEBAB ??????? Look - Listen – Feel !
Menilai jalan nafas
LIHAT - LOOK
DENGAR - LISTEN
Gerak dada & perut Tanda distres nafas Warna mukosa, kulit Kesadaran Suara udara nafas dengan telinga
RABA - FEEL
Airway_A_agt06
rasakan udara nafas dengan pipi 7
A-
Korban sadar atau tidak ?
Sadar ajak bicara
jika suara jelas = airway bebas
Tak sadar bebaskan jalan nafas - chin lift / head tilt - jaw thrust
Ada nafas?
- lihat, dengar, raba nafas
Ada nafas Ada suara tambahan?
- Mendengkur, berkumur dll
Tidak ada nafas - berikan nafas buatan - berikan oksigen Airway_A_agt06
8
Tak sadar Airway bebas Tak ada nafas
PRIORITAS UTAMA ADALAH JALAN NAFAS BEBAS
Jika pasien sadar, ajak bicara bicara jelas = tak ada sumbatan Berikan oksigen (jika ada) masker 6 lpm Jaga tulang leher baring datar, wajah ke depan, leher posisi netral Nilai apakah jalan nafas bebas adakah suara snoring, gargling, crowing
Airway_A_agt06
10
Tanda sumbatan / obstruksi mendengkur : pangkal lidah (snoring)
suara berkumur : cairan (gargling) stridor : kejang / edema pita suara (crowing) MAKIN PARAH
gelisah (karena hipoksia) gerak otot nafas tambahan
(tracheal tug, retraksi sela iga)
gerak dada & perut paradoksal sianosis (tanda lambat) Airway_A_agt06
11
Obstruksi Jal Nafas
Hal paling sering menyebabkan obstruksi adalah lidah yang jatuh!
Why?
Membebaskan jalan nafas
Sumbatan pangkal lidah (suara mendengkur)
Cairan di hypopharynx (suara berkumur)
chin lift jaw thrust jalan nafas oropharynx / nasopharynx jalan nafas intubasi trachea / LMA penghisap / suction
Sumbatan di plica vocalis
(!! bervariasi)
cricothyroidotomy
Airway_A_agt06
13
OPEN AIRWAY (NON-TRAUMA)
CHIN LIFT hati-hati
X
HEAD TILT jangan dilakukan Airway_A_agt06
X 14
Jaw Thrust Method
JAW THRUST Airway_A_agt06
16
X X NECK LIFT jangan dilakukan Airway_A_agt06
17
Korban tak sadar jangan diberi bantal di kepala jangan diganjal bahunya Airway_A_agt06
18
TEHNIK NON INVASIF Nafas buatan
BAG MASK VENTILATION ORO / NASO AIRWAY LARYNGEAL MASK KOMBITUBE
TEHNIK INVASIF
INTUBASI TRAKHEA
KRIKOTIROIDOTOMI TRAKHEOSTOMI
Nasopharyngeal Airway
Nasopharyngeal Airway Lumasi ! Masukkan mengikuti dasar rongga hidung Jangan dipaksa – Gunakan lubang sebelahnya
Oral Pharyngeal Airway UKURAN OPA
ANGULUS MANDIBULA
Laryngeal Mask Airway dipasang tanpa laringoskopi
Airway_A_agt06
24
KOMBITUBE
Pertimbangkan INTUBASI TRAKHEA Jika cara “airway” diatas semua gagal :
Jika sukar memberikan nafas buatan Jika risiko aspirasi ke paru besar Jika perlu mencegah pCO2 naik (pada pasien cedera kepala) Jika GCS ≤ 8 Airway_A_agt06
28
Indikasi Intubasi
Mengatasi obstruksi jalan nafas (memastikan patensi jalan nafas) Gagal nafas Menjaga jalan nafas dari aspirasi isi lambung, darah dan debris Untuk kepentingan ventilasi dan oksigenasi
Parameter Objektif Indikasi Intubasi GAGAL NAFAS
KLINIS !!
LABORATORIK
PaO2 < 70 mm Hg
PaCO2 > 55 m Hg (kecuali pd PPOK)
Dengan fraksi O2 ≤ 60%
Takipnoe atau bradipnoe Takikardia Gelisah Penurunan kesadaran
Persiapan Alat Intubasi : STATICS
STATICS S Scope : laringoskop dan stetoskop
Blade
Miller
Macintosh
STATICS T
TUBE Dewasa ukuran 7,0; 7,5 atau 8,0 Anak > 2 thn : Uk. Tube = 4 + umur/4
STATICS A
AIRWAY OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY, SUNGKUP MUKA, KANTUNG TEKANAN POSITIF, RESERVOIR
STATICS AIRWAY
(OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY) Ukuran antara 0 – 6 Diukur dari sudut bibir sampai angulus mandibula
STATICS T
TAPE
STATICS I
INTRODUCER
Magill Forceps
STATICS C
CONNECTOR
STATICS S
SUCTION
STATICS LAIN-LAIN : Jelly Spuitt cuff Anestetika lokal (xylocain spray) Handscoon
Persiapan Langkah intubasi
Periksa suplai Oksigen
Periksa kelengkapan statics
Posisikan pasien “ Sniffing Position” sehingga mulut, faring dan laring menjadi satu aksis
Jika pasien suspek trauma servikal, diperlukan penolong untuk menahan kepala pasien tetap pada posisi netral
Lindungi leher dari gerakan
Previously recommended hand positions for manual in-line stabilisation of the cervical spine.
Currently recommended hand positions for manual in-line stabilisation of the cervical spine.
Airway_A_agt06
44
Bagaimana mengetahui kemungkinan sulit intubasi? Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik Jarak Thyromental ≤ 6 cm Klasifikasi Mallampati dan Mc Cormack
Riwayat Penyakit
Rheumatoid Arthritis Ankylosing Spondylitis Cervical Fixation Devices Klippel-Feil Syndrome: leher pendek, vertebra servikal kurang dari 7, vertebra servikal menyatu.
Riwayat pembedahan daerah leher Pierre Robin Syndrome: rahang kecil, tidak memiliki reflex menelan, lidah lebih mengarah ke belakang
Acromegaly: penebalan rahang, struktur jaringan lunak wajah
Pemeriksaan Fisik Semua hal yang menyebabkan terbatasnya gerakan leher
Jaringan parut akibat pembedahan didaerah leher atau luka bakar Kyphosis Trauma, terutama daerah leher dan kepala Obstruksi : tumor, benda asing, kehamilan,dll
Pierre Robin Syndrome Klippel-Fiel Syndrome
Klasifikasi Mallampati
Klasifikasi Mc Cormack
Langkah Intubasi
Preoksigenasi dgn oksigen 100% Pegang laringoskop pada tangan kiri, buka mulut pasien, lalu masukkan laringoskop melalui sudut kanan bibir, lalu pindahkan ke arah tengah sambil mendorong lidah ke arah kiri. Angkat blade, dengan arah tegak lurus, hingga terlihat faring posterior. Identifikasi epiglotis, lalu letakkan ujung blade pada valecula, dan angkat sesuai aksis gagang. Identifikasi trakea, kartilago aritenoid dan pita suara. Masukkan tube sepanjang blade ke dalam trakea hingga 2 s/d 3 cm melewati pita suara. Kembungkan cuff.
VENTILASI
Sniffing Position
Intubasi
Tekanan positif melalui Endo-Tracheal Tube
Cek kedalaman ETT
Berikan ventilasi, lihat pergerakan dinding dada, dengarkan suara nafas pada dada dan epigastrium. Bandingkan kesimetrisan suara nafas kanan dan kiri. Tandai nomor kedalaman ETT, dan fiksasi ETT
Kalau begini???
Atau begini..??
Setelah gagal insersi ETT
•Jangan
sembarangan Intubasi
•Intubasi
bukan segalanya
•Ventilasi
!!!!!
Komplikasi
Trauma langsung pd bibir, gigi, gusi Trauma pada jalan nafas serak, nyeri menelan, nyeri tenggorok. Fraktur/subluksasi vertebra servikal Infeksi Ruptur trakea Obstruksi tube Edema pita suara Paralisis pita suara
Intubasi Trachea juga membawa risiko besar
Hipoksia karena spasme pita suara Tekanan darah naik Aritmia, bradikardia sampai asistole Tekanan Intrakranial naik Gerak leher memperberat cedera servikal Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia dan obat pelumpuh otot (harus tenaga ahli) Airway_A_agt06
66
INGAT ! 1. Tulang leher mungkin cedera 2. Pasien meninggal karena kurang oksigen bukan karena tidak intubasi trakhea 3. Pasien hipoksik, trauma kepala + kejang sering rahang terkatup erat Jika dipaksa laringoskopi -TIK naik - herniasi otak fatal Airway_A_agt06
67
Pertimbangkan Cricothyroidotomy
Jika intubasi gagal padahal jalan nafas masih tersumbat
Pasien tidak dapat diberi nafas buatan dari atas (mulut hidung)
Airway_A_agt06
69
TUBE naso-pharyngeal Plica vocalis
Cricothyroidotomy
BASIS CRANII atap nasopharynx tulang tipis mudah patah
Airway_A_agt06
70
Crico-thyroido-tomy Jalur darurat untuk oksigenasi. Bertahan 10 menit karena tidak dapat membuang CO2 Airway_A_agt06
71
Airway_A_agt06
72